3. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwwa Guru Agama adalah
“guru yang mengajarkan mata pelajaran agama.”
25
Menurut H. M. Arifin guru agama Islam adalah: “orang yang
membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiaannya sehingga
tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam. ”
26
Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang telah
mengkhususkan dirinya untuk melakukan kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam terhadapa peserta didiknya sebagai pelaksana
dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kedua pengertian di atas menunjukkan bahwa Guru pendidikan
agama Islam, yaitu guru yang mengajar materi pendidikan agama Islam sesuai dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI di SD, SMP
dan SMA. Sedangkan guru agama Islam menunjukkan dua kemungkinan, yaitu guru yang beragama Islam dan guru yang mengajarkan agama
Islam dan belum tentu mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam PAI seperti di SD, SMP dan SMA.
B. Kompetensi dan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
Untuk menjadi pendidik yang professional tidaklah mudah, karena ia dituntut memiliki berbagai kompetensi-kompetensi keguruan. Kompetensi
professional keguruan yakni “kewenangan yang ada pada individu yang
memiliki profesi sebagai guru. Kompetensi dari bobot dasar dan kecenderungan yang dimiliki
”.
27
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompeten berarti “cakap
mengetahui; berkuasa memutuskan, menentukan; berwenang. Sedangkan
25
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 377.
26
H.M. Arifin, Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakrta: Bina Aksara, 1987, h. 100.
27
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h. 170.
kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan memutuskan sesuatu.
”
28
Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna yang
dikemukakan beberapa ahli sebagaimana yang termuat dalam buku M. Uzer usman sebagai berikut:
Menurut Broke and Stone sebagaimana dikutip Uzer Usman, kompetensi merupakan
“Descriptive of qualitative or teacher behavior appears to be entirely meaningful Gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang
tampak sangat berarti. ”
29
Sedangkan menurut Mc. Leod, kompetensi merupakan “The state of
legally competent or qualified Keadaan berwenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum.
”
30
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja
harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar pengetian ini, ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan
lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya.
31
Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab.
Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya. Mengapa kompetensi dibutuhkan dalam prose pembelajaran? Menurut
Alisuf Sabri ada dua alasan, yaitu: a. Mengajar itu berkedudukan sebagai suatu profesi yang efektifitasnya
akan diukur dari kualitas pelayanan profesional yang diberikan oleh
28
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa In donesia…, h. 584.
29
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. XIII, h. 14.
30
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 14.
31
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 14.
guru dalam
membantu membimbing
pertumbuhan dan
perkembangan murid-muridnya. b. Sekolah itu sebenarnya merupakan salah satu tempat bagi anak untuk
belajar memperoleh pengalaman-pengalaman yang berguna bagi perkembangannya.
32
Dengan demikian, lembaga pendidikan yang tidak memperhatikan kompetensi gurunya akan berdampak negatif pada siswa-siswanya atau
lembaga itu sendiri. Di dalam Dunia Pendidikan, komponen-komponen kompetensi tertera di
dalam Peraturan Pemerintah PP No. 19, Tahun 2005, Pasal 28, tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS, ayat 3, disebutkan bahwa
seorang pendidik ataupun pengajar harus memiliki 4 empat kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikiya. b. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
33
32
Alisuf Sabri, Buletin Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta 1994, h. 14-15.
33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19, Tahun 2005, tentang Standar nasional Pendidikan, www.setjendiknas.or.id
Selain kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agama Islam, profesionalisme juga tidak kalah pentingnya. Istilah profesionalisme berasal
dari profession dan mengandung arti yang sama dengan kata accupation yaitu “pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan
atau latihan khusus. Dengan kata lain profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan kerja tertentu yang
membutuhkannya. ”
34
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata profesional adalah “bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya lawan amatir.
35
Dari pengertian di atas dpat diambil kesimpulan bahwa profesionalisme guru agama adalah guru yang memiliki suatu kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang kependidikan keagamaan sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, peran dan fungsinya sebagai pendidik dengan kemampuan
yang maksimal. Menurut M. Ali Hasan, Ciri khas seorang profesional adalah,
” pertama: menguasai secara baik suatu bidang tertentu, melebihi rata-rata orang
kebanyakan, kedua: mempunyai komitmen moral yang tinggi atas kerja yang biasanya tercermin di kode etik profesinya.
”
36
Berdasarkan kompetensi profesional guru secara umum, maka seorang guru agama Islam yang professional diharapkan memiliki kompetensi-
kompetensi sebagai berikut: 1. Penguasaan materi agama Islam yang komprehensif serta wawasan
dan bahan pengayaan, terutama pada bidang-bidang yang menjadi tugasnya.
2. Penguasaan strategi mencakup pendekatan, metode dan teknik pendidikan agama Islam, termasuk kemampuan evaluasinya.
3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan. 4. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan pada umumnya guna pengembangan kependidikan.
34
HM, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, cet. Ke-3, h. 105.
35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 789.
36
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003, h. 83.
5. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya.
6. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang sedang dan sudah dilaksanakan.
37
Dengan demikian guru agama Islam yang professional dengan berbagai kompetensi yang dimilikinya, merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi untuk menghadapi tuntutan zaman yang semakin kompleks seperti sekarang ini.
C. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam