mencapai 400 mm. ukuran matanya sekitar 18 panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahang. Suyanto, 2006.
2.1.2. Klasifikasi ikan lele
Menurut Hendriana 2010, tata nama pada ikan dan jenis hewan lainnya didasarkan pada bentuk tubuh dan sifat-sufat lainnya. Bentuk tubuh lele yang bulat
dan memanjang membuatnya dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut : Kingdom : Animalia; Class : Actinopterygii; Ordo : Ostariophysi; Subordo:
Siluroidae; Family : Clariidae; Genus : Clarias; Species : Clarias gariepinus var.sangkuriang Widodo, 2009.
2.1.3. Habitat dan perilaku ikan lele
Habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar. Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau air asin. Ikan lele mempunyai organ insang
tambahan yang memungkinkan pengambilan oksigen dari udara di luar air. Oleh karena itu, ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen.
Ikan lele juga relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik sehingga ikan ini mampu hidup di selokan yang airnya kotor Suyanto, 2007.
Ikan lele bersifat nokturnal, artinya ikan ini aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat gelap. Ikan lele digolongkan ke dalam kelompok omnivore
Pemakan segala. Pakan ikan lele berupa pakan alami dan tambahan. Pakan alami ialah binatang renik seperti kutu-kutu air Daphnia, Cladosera, dan Copepoda,
cacing larva jentik-jentik serangga, dan siput kecil. Pakan tambahan bagi lele adalah pakan buatan berupa pellet. Salah satu kelebihan pakan buatan adalah kandungan
gizinya terutama protein, sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan lele Suyanto, 2007.
2.1.4. Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua F
2
dengan induk jantan generasi keenam F
6
. Induk betina merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi
yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara induk jantan merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya
Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua dengan induk jantan hasil silang balik
tahap pertama F
2 6
. Dari hasil persilangan tersebut muncul sosok unggul lele sangkuriang yang kemudian diluncurkan oleh menteri kelautan dan perikanan pada
tahun 2004 dengan nomor Kepmen KP 26Men2004 Hendriana, 2010.
Gambar 1. Lele Sangkuriang Sumber: Nasrudin,2010