28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak kulit buah Garcinia mangostana bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang
terdapat dalam ekstrak pada masing-masing pelarut. Menurut Pasaribu et al, 2012, dilaporkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, dan steroidtriterpenoid. Hasil identifikasi yang telah dilakukan memperlihatkan perbedaaan pada
setiap pelarut yang digunakan. Hal ini diduga dikarenakan pelarut yang digunakan berbeda tingkat kepolarannya, sehingga berbeda pula senyawa yang
terekstrak. Sesuai pernyataan Ismet 2007 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi ekstraksi adalah jenis pelarut yang digunakan. Hasil
penapisan fitokimia pada masing-masing ekstrak dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Manggis Ekstrak
n-heksan Etil asetat
Metanol Alkaloid
+ +
+
Flavonoid +
+ +
Steroid +
+ -
Tanin
- -
+
Saponin -
- +
Kumarin -
+ +
Identifikasi senyawa alkaloid memberikan hasil positif pada ketiga ekstrak. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada masing-
masing ekstrak dengan penambahan pereaksi Dragendorff, dan juga menghasilkan endapan putih ketika bereaksi dengan Mayer. Alkaloid merupakan
golongan zat tumbuhan sekunder terbesar. Alkaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid sering
beracun bagi manusia dan banyak memiliki aktivitas fisiologi sehingga secara
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
luas digunakan dalam bidang pengobatan sebagai anti mikroba, anti diare, dan antelmintik obat cacing Harborne, 1987, Tiwari, 2011.
Pada identifikasi senyawa flavonoid diperoleh hasil yang positif pada ketiga ekstrak. Uji flavonoid positif ditandai dengan terbentuknya warna pada
lapisan amil alkohol. Pada ekstrak n-heksan dan etil asetat terbentuk warna kekuningan, sedangkan pada ekstrak metanol terbentuk warna jingga pada
lapisan amil alkohol. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol Harborne, 1987. Flavonoid memiliki aktivitas anti mikroba dan anti diare,
golongan senyawa ini dapat larut dalam etanol, metanol, dan aseton Tiwari, 2011.
Steroid merupakan tripterpen yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidropenantrena Harborne, 1987. Secara farmakologi steroid
memiliki aktivitas sebagai anti diare Tiwari, 2011. Hasil identifikasi steroid terdapat pada ekstrak n-heksan dan etil asetat, ditandai dengan terbentuknya
cincin coklat kemerahan pada sampel dalam kloroform yang ditambahkan asam sulfat. Sedangkan pada ekstrak metanol menunjukkan hasil yang negatif karena
tidak terbentuk cincin merah. Menurut Tiwari, 2011, senyawa golongan steroidtriterpenoid dapat larut dalam air, etanol, metanol, kloroform, dan eter.
Namun hasil identifikasi menunjukkan ekstrak metanol tidak terdapat steroid, hal ini dapat dikarenakan steroidtriterpenoid terkandung dalam jumlah yang sedikit,
sehingga hanya terekstrak oleh n-heksan dan etil asetat. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi dengan proteina membentuk kopolimer yang tak larut dalam air Harborne,
1987. Hasil identifikasi tanin menunjukkan hasil positif pada ekstrak metanol, dengan terbentuknya warna biru kehitaman pada ekstrak yang diberi FeCl
3
. Sedangkan pada n-heksan dan etil asetat menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Tiwari, 2011 yang menyebutkan bahwa tanin
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan golongan senyawa yang dapat larut dalam air dan metanol, sehingga pada penelitian ini tanin hanya terdapat pada ekstrak metanol.
Saponin merupakan senyawa yang bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel
darah Harborne, 1987. Identifikasi senyawa saponin positif pada ekstrak metanol. Ekstrak metanol yang ditambahkan akuades kemudian dikocok selama
1 menit, memperlihatkan hasil yang positif yang ditandai dengan terbentuknya busa yang stabil. Tiwari, 2011 yang menyebutkan bahwa saponin merupakan
golongan senyawa yang dapat larut dalam air dan metanol, sehingga pada penelitian ini tanin hanya terdapat pada ekstrak metanol. Saponin memiliki efek
farmakologi sebagai anti diare, anti kanker, dan antelmintik obat cacing. Kumarin merupakan senyawa fenol, yang memiliki aktivitas farmakologi
sebagai antivirus dengan berinteraksi dengan DNA eukariot Tiwari, 2011. Identifikasi kumarin menujukkan hasil positif pada ekstrak kulit buah manggis
pada fase etil asetat dan metanol. Sampel yang berpendar berwarna kebiruan yang diamati pada sinar UV menunjukkan ekstrak etil asetat dan metanol
mengandung kumarin.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Parameter Standar Ekstrak