Penggunaan Obat Secara Rasional Pada Pasien Geriatri Martono Polifarmasi Pada Pasien Geriatri Supartondo dan Roosheroe, 2006;

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menonjol pada mekanisme respon homeostatik yang berlangsung secara fisiologis. Pada umumnya, obat-obat yang cara kerjanya merangsang proses biokimiawi selular intensitas pengaruhnya akan menurun, misalnya agonis beta untuk terapi asma bronkial diperlukan dosis yang lebih besar, padahal dengan dosis yang lebih besar maka efek sampingnya akan lebih besar pula. Index terapi obat menurun. Sebaliknya obat-obat yang cara kerjanya menghambat proses biokimiawi seluler, pengaruhnya akan menjadi nyata sekali terlebih dengan mekanisme regulasi homeostasis yang melemah, efek farmakologi obat dapat sangat menonjol sehingga toksik. Misalnya obat-obat antagonis beta, antikolinergik, antipsikotis, antiansietas dan lain-lain. Dengan demikian index terapi obatnya menurun, seolah terjadi peningkatan kepekaan farmakodinamik. c. Hal Khusus Lain Supartondo dan Roosheroe, 2006 Faktor lain yang berperan pada pemberian obat ialah multipatologi adanya lebih dari satu penyakit pada pasien geriatri.

2.2.5 Penggunaan Obat Secara Rasional Pada Pasien Geriatri Martono

dkk, 2009 Pengobatan pada pasien geriatri perlu mendapatkan perhatian dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mengingat beberapa hal berikut:  Penyakit pada pasien geriatri cenderung terjadi pada banyak organ dan pasien cenderung mengunjungi banyak dokter, sehingga pemberian obat cenderung bersifat polifarmasi  Polifarmasi menyangkut biaya yang besar untuk pembelian obat. Juga meningkatkan resiko lebih banyaknya kejadian interaksi obat, efek samping obat ESO dan reaksi sampingan yang merugikan.  Proses menua yang fisiologis menyebabkan perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik obat, juga menurunkan fungsi dari berbagai organ, sehingga tingkat keamanan obat dan efektifitas obat berubah dibanding usia muda. 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ada tiga faktor yang menjadi acuan dasar dalam peresepan obat: 1. Diagnosis dan patofisiologi penyakit 2. Kondisi tubuhorgan 3. Farmakologi klinik obat Menurut WHO 1995 tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis cara dan lama pemberian serta waspada ESO adalah lima kriteria pokok pemakaian obat secara rasional yang telah diterima secara mondial.

2.2.6 Polifarmasi Pada Pasien Geriatri Supartondo dan Roosheroe, 2006;

Thanacoody, 2012 Ada beberapa definisi untuk istilah polifarmasi, diantaranya meresepkan obat melebihi indikasi klinis, pengobatan yang mencakup paling tidak satu obat yang tidak perlu dan penggunaan empirik lima obat atau lebih. Polifarmasi pada pasien lanjut usia sukar dihindari dengan beberapa alasan, diantaranya: 1. Banyaknya penyakit yang diderita oleh pasien geriatri dan biasanya merupakan penyakit kronis 2. Obat yang dikonsumsi diresepkan oleh beberapa dokter 3. Gejala yang dirasakan pasien tidak jelas 4. Penambahan obat baru untuk menghilangkan efek samping obat Resiko terjadinya interaksi obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diresepkan. Pasien dengan penyakit kritis dan pasien geriatri beresiko tinggi untuk mengalami interaksi obat bukan hanya karena mengkonsumsi obat yang lebih banyak, tetapi juga karena adanya gangguan mekanisme homeostatik yang tidak memungkinnya untuk menetralkan beberapa efek yang tidak diinginkan. 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan teori yang tercantum dalam tinjauan pustaka, disusun kerangka teori sebagai berikut: Penyakit dan fungsi organ hati dan ginjal Obat Efek Interaksi Obat Interaksi obat Pasien geriatri  Makanan  Alkohol  Lingkungan  Genetik  Merokok 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

 Pasien geriatri: Pasien yang berusia ≥ 60 tahun  Penyakit: Penyakit jantung dan penyakit dalam yang diderita oleh setiap pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap B Teratai RSUP Fatmawati  Makanan: Makanan yang dikonsumsi oleh setiap pasien geriatri yang menderita penyakit jantung dan penyakit dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai RSUP Fatmawati  Obat:Obat yang diresepkan dan diberikan secara bersamaan pada setiap pasien geriatri yang menderita penyakit jantung dan penyakit dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai RSUP Fatmawati  Interaksi obat dengan obat: Interaksi obat dengan obat yang teridentifikasi dan efeknya terjadi sesuai dengan yang tertulis di literaturpada pasien geriatri yang menderita penyakit jantung dan penyakit dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai RSUP Fatmawati  Interaksi obat dengan makanan dan minuman: Interaksi obat dengan makanan dan minuman yang teridentifikasi dan efeknya terjadi sesuai Makanan dan minuman Interaksi obat dengan obat Obat Penyakit Interaksi obat dengan makanan dan minumann Interaksi obat dengan Penyakit Pasien geriatri Efek Interaksi obat dengan obat Efek Interaksi obat dengan makanan dan minumann Efek Interaksi obat dengan penyakit

Dokumen yang terkait

Studi Retrospektif Interaksi Obat pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Juni 2012

8 116 168

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2000-2004

0 32 101

Interaksi Obat pada pasien Jantung di ICCU RSUP Fatmawati Periode September –November 2012

1 8 48

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus Tahun 2012.

2 7 12

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT “A” KUDUS Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus Tahun 2012.

0 2 11

TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI INSTALASI RAWAT INAP TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008.

0 1 16

TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2006.

0 2 16

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

IDENTIFIKASI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT DALAM RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

1 1 15

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 - USD Repository

0 0 94