Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia di muka bumi ini termasuk bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi cita- cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. 1 Pendidikan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. 2 Dalam sistem pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikulum maupun tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dari ketiga ranah tersebut, ranah afektiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah, karena berkaitan dengan tingkah laku para siswa dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat. 3 1 Prof.H.M.Arifin,M.Ed. dan Dr.H.Aminuddin Rasyid,Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta:Direktorat jendral Pembinaan Depag dan UT,1998,h.1 2 Nana Sujana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung:PT Remaja Rosda Karya, Cet Ke-VII,2001,h.22 3 Ibid,h.22-23 9 Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Perndidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 4 Untuk itu diperlukan usaha yang serius dan berkesinambungan dari setiap unsur yang terlibat dalam dunia kependidikan. Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting didalam dunia pendidikan. Matematika dipandang sebagai dasar bagi pengembangan ilmu dan teknologi. Dalam belajar matematika dapat dibentuk pola berfikir ilmiah. Locke seperti yang dikutip oleh Sujono, menyebutkan bahwa matematika merupakan pengetahuan yang eksak, benar, dan langsung menuju sasaran sehingga membentuk disiplin dalam berfikir. 5 Matematika sebagai bahan pelajaran di sekolah, baik tingkat dasar maupun tingkat lanjutan terkenal sebagai pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. Jika keadaan ini dibiarkan dalam waktu yang panjang, tentu akan berpengaruh bagi prestasi belajar siswa baik pada pelajaran matematika maupun pada pelajaran lainnya. Hal ini akan memberikan dampak yang buruk bagi pertumbuhan pendidikan nasional. 4 Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2003,Tentang system Pendidfikan Nasional,Jakarta:CV.Eko Jaya,2003,Cet.Ke-I 10 Proses belajar mengajar matematika sendiri sampai saat ini masih menunjukan kekurangan-kekurangan. kenyataan dari hasil survai pengukuran dan penilaian pendidikan oleh The Third International Mathematics And Study-Repeat tahun 1999 yang menunjukan bahwa kemampuan matematika anak-anak di Indonesia sangat rendah. 6 Untuk mendapatkan hasil yang optimal tentulah perlu bimbingan dari guru dan orang tua atau orang yang telah dewasa. Bimbingan yang diberikan juga harus diiringi dengan pemberian motivasi, agar anak yang dibimbing lebih berusaha dengan baik. Dengan adanya bimbingan dari guru dan motivasi dari orang tua yang membimbing maka akan menimbulkan semangat belajar anak. Anak merasa diperhatikan, dibimbing dan dihargai. Keadaan ini mendorong anak untuk berusaha disiplin. Usaha untuk mendisiplinkan anak harus diusahakan oleh pembimbing atau orang tua. Dengan adanya bimbingan disiplin dari orang tua, maka diharapkan anak menjadi disiplin. Jika orang tua menyarankan anaknya untuk belajar pada pukul 7.00 tujuh, maka orang tua harus menepati waktu yang telah mereka tentukan. Keadaan demikian ini bila dilakukan secara terus-menerus dan teratur maka akan membentuk disiplin diri pada anak, orang tua merupakan panutan dan pembimbing anak itu akan dicontoh oleh anaknya, maka untuk membentuk disiplin anak, haruslah didahului dengan disiplin orang tua. Anak yang terbiasa disiplin di rumah tentu akan disiplin 5 Sujono,Pengajaran Matematika Untuk Tingkat Menengah,Jakarta:P2L PTK,1998,h.8 11 juga di sekolah. Peraturan yang ada di sekolah ditaatinya dengan baik. Di kelas jika guru menerangkan pelajaran, anak memperhatikan dengan penuh perhatian. Dengan disiplin memperhatikan penjelasan guru, anak akan mengenal pelajaran dengan baik. Untuk menunjang dan melengkapi materi pelajaran yang diajarkan guru di sekolah, biasanya guru memberikan tugas yang harus diselesaikan di rumah. Pelajaran matematika yang merupakan salah satu pelajaran di Sekolah Tingkat Dasar juga tidak ketinggalan diberikan tugas. Dengan adanya tugas matematika yang diberikan guru kepada siswa diharapkan anak mengulang materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Selain tugas juga dapat mengembangkan pikiran untuk menyelesaikan soal matematika dengan bervariasi. Tujuan dan harapan guru itu tercapai, bila murid mengerjakan tugasnya dengan baik. Bila setiap tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan disiplin, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar murid. Tetapi pada kenyataannya, di sekolah cukup banyak anak yang tidak mengerjakan tugas secara tidak disiplin. Pada waktu guru menerangkan pelajaran, ada anak yang tidak memperhatikan. Bila guru memberikan tugas menulis, anak mengerjakannya dengan tidak rapi dan tidak teratur. Masih banyak siswa yang kadang tugas dikerjakan, kadang-kadang tidak atau dikerjakan hanya sekedar menghindari teguran guru. Keadaan seperti ini akan mempengaruhi prestasi belajar anak. 6 Budiono,Kemampuan Matematika Dan IPA Anak Indonesia Sangat Rendah,Kompas:Pers.081200. 12 Berangkat dari permasalahan diatas, diasumsikan bahwa faktor dominan yang menentukan tercapainya prestasi belajar seorang siswa pada dasarnya adalah disiplin dalam belajar. Dari uraian diatas maka penulis akan mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi dengan judul “Profil Tingkat Kedisiplinan Siswa MI Sirajul Falah Dalam Belajar Matematika”

B. Identifikasi Masalah