Aplikasi pencahayaan di tempat kerja

selalu memerlukan penerangan. Namun yang membedakan kebutuhan intensitas cahaya tergantung pada jenis pekerjaannya. Adapun pengertian penerangan itu sendiri adalah suatu cahaya yang mengenai suatu permukaan benda atau obyek yang menyebabkan terang permukaan benda tersebut dan obyek benda-benda yang berada di sekitarnya dan berpengaruh terhadap kesehatan Santoso, 2004. Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar atau pun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah Depkes, 2008. Menurut Deni 2010, pencahayaan merupakan salah satu bentuk dari bahaya fisik lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan menjadi salah satu indikator yang penting untuk menunjang aktivitas dalam bekerja terutama dalam terciptanya kenyamanan dan produktivitas bekerja. Berdasarkan Rostron 2005 Setiap jenis pencahayaan memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilihan pencahayaan terbaik untuk lingkungan tergantung pada beberapa karakteristik kamar-termasuk kualitas dan warna permukaan, jenis pekerjaan, jumlah tempat kerja, ukuran dan ketinggian ruangan dan orientasi jendela. Pencahayaan pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori: pencahayaan umum untuk memberikan cahaya yang cukup di ruang dan pencahayaan tugas memberikan cahaya untuk tempat kerja. Menurut Rostron 2005 Penggunaan pencahayaan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Sumber pencahayaan dibagi menjadi berikut: 1. Pencahayaan Langsung Downlighting 2. Pencahayaan Semi-Langsung Half Downlighting 3. Diffusing Umum Multi arah 4. Pencahayaan Tidak Langsung Uplighting 5. Pencahayaan Tidak Langsung Dengan Pencahayaan Tugas Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, Listiani 2007 mengkategorikanya menjadi 3: 1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah 2. Arah cahaya tegak lurus ke atas 3. Arah cahaya membentuk sudut Gambar 2.1 Macam-macam arah pencahayaan Sumber Rostron,2005 Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.2 Posisi Sumber Cahaya Sumber Rostron,2005 2.4 Efek Pencahayaan Di Bawah Standar Cahaya adalah bagian dari lingkungan alam kita, seperti udara dan air, atau komponen lingkungan buatan kita dalam bangunan. Pencahayaan adalah cahaya digunakan untuk kenyamanan dan aktivitas orang dan, seperti pemanasan dan ventilasi, dapat dikontrol dengan cara teknis. Pencahayaan ini berhubungan dengan kepuasan umum dalam ruangan lingkungan dan kenyamanan kinerja visual. Pekerjaan Eye bawah pencahayaan yang tidak pantas bisa menjadi penyebab yang sangat jelas dari gedung sakit syndrome SBS, menghasilkan ketidaknyamanan mata, ketegangan mata dan kelelahan Rostron, 2005 Tabel 2.2 Tabel gejala dan yang menyebabkan SBS Symptom Environmental cause Human factor Eye discomfort Lighting Lack of sleep Air pollutants Eye lens wearer High temperature Smoking Low humidity Eye disease Allergens Hypersensitivity ETS Allergy Asthenopia Lighting Eye defects Long visual work Eye strain Lighting Psychological profile Noise Hormonal imbalance Sumber Rostron,2005 Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan dampak yang negatif terhadap tenaga kerja. Akibat apabila penerangannya buruk adalah terjadinya kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal disekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan memungkinkan kecelakaan Tarwaka, 2004. Penerangan yang intensitasnya rendah akan menimbulkan kelelahan, ketegangan mata dan keluhan pegal sekitar mata Santoso, 2004. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu. Lebih dari itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan yang menyegarkan. Sebaliknya, jika lingkungan kerja memiliki penerangan yang buruk dapat berakibat sebagai berikut : kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal-pegal di daerah mata, dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan Suma’mur, 1993. Kelelahan mata akibat dari pencahayaan yang kurang baik akan menunjukan gejala kelelahan mata yang sering muncul antara lain: kelopak mata terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata, mata sulit dibiarkan terbuka, merasa enak kalau kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit, perasaan mata berkedip, penglihatan kabur, tidak bisa difokuskan, penglihatan terasa silau, penglihatan seperti berkabut walau mata difokuskan, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata merah, jika mata ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata bertambah, tidak dapat membedakan warna sebagaimana biasanya, ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak ganda, mata terasa panas, mata terasa kering Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja, 1995. Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan, menurut Soewarno 1992, menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah terjadinya Astenopia kelelahan mata dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata.

2.5 Metode Pengukuran Pencahayaan

Ada beberapa parameter terukur dasar buatan lighting: Pencahayaan adalah insiden fluks bercahaya per satuan luas diukur dalam lux lx. Untuk mengukur cukup tidaknya pencahayaan dalam suatu ruangan dapat digunakan Luxmeter. Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penerangan dalam satuan lux. Dalam melakukan pengukuran yang harus diperhatikan adalah penentuan titik pengukuran. Dalam SNI 16-7062-2004, penentuan titik pengukuran dibedakan atas: 1. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada. 2. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut: 1 Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1satu meter. 2 Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi seperti gambar 2.3 Gambar 2.3 Titik Potong ruangan kurang dari 10 m Sumber SNI,2004 3 Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 tiga meter. 4 Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara 10 meter sampai 100 meter persegi seperti gambar 2.4 Gambar 2.4 Gambaran titik potong luas 10m-100m Sumber SNI,2004

Dokumen yang terkait

Analisis koleksi buku perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 86

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 9 87

Upaya perpustakaan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam negeri (fkik-UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat

0 5 104

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2013

1 18 114

Indeks Jurnal Koleksi Jurnal Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Periode Tahun

0 76 64

Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

5 26 95