tergenang untuk mencari makan. Menurut Jumilawaty 2012 jenis dari famili
Scolopacidae
,
Charadriidae
dan
Sternidae
datang setelah air surut dan mencari lokasi di area yang berair dangkal, setelah surut menyebar pada hamparan lumpur.
4.3. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Keberadaan Burung Air
Kehadiran burung air di suatu area juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang diduga mempengaruhi fluktuasi kehadiran
burung air adalah curah hujan, kelembaban, temperatur dan kecepatan angin. Berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi
keberadaan burung air adalah curah hujan dan kecepatan angin. Hal ini terlihat dari gambar 4.4 dimana pada saat curah hujan tinggi pada bulan April curah
hujannya 229 mm, jumlah individu yang muncul sebanyak 674. Hasil analisis korelasi menunjukkan pengaruh curah hujan terhadap keberadaan burung air
memperlihatkan pengaruh negatif sebesar 58 Tabel 4.5. Hal ini didukung penelitian Djohan 2005, pada saat curah hujan tinggi keberadaan burung air
cenderung menurun. Hanya burung air bertubuh besar yang ditemukan.
Selanjutnya faktor lingkungan yang lain juga menunjukkan pengaruh negatif dan positif. Dari tabel 4.5 terlihat bahwa faktor lingkungan yang
berkorelasi sangat kuat adalah suhu sebesar 71. Sesuai dengan pernyataan Begon
et al
. 2004, adanya perubahan suhu akan mempengaruhi perilaku burung air dalam mencari makan. Suhu berpengaruh terhadap proses fisiologi dan
distribusi hewan pada suatu area.
50 100
150 200
250
500 1000
1500 2000
2500 3000
Februari Maret
April
C urah
H ujan
m m
Juml ah
Indi vi
du
Bulan Pengamatan
Burung curah hujan
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Jumlah Burung Air
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Nilai Korelasi antara Faktor Lingkungan dan Jumlah Burung Air Faktor Lingkungan
Nilai Korelasi Curah hujan
-0,58 Kecepatan angin
0,19 Suhu
-0,71 Kelembaban
-0,66 Berdasarkan penelitian Desmawati 2011, jenis
Scolopacidae
,
Lariidae
dan
Ardeidae
lebih menyukai daerah terbuka dengan temperatur tinggi untuk mencari makan, beristirahat, dan terbang berkeliling. Hasil pengamatan
menunjukkan pada saat kecepatan angin tinggi maka jenis burung laut sedikit ditemukan. Hal ini dikarenakan cara burung laut mencari makan dengan terbang
dan memburu mangsa yang ada di air, sedangkan jenis burung migran dan burung merandai tidak terpengaruh karena kecepatan angin yang tinggi. Hal ini
disebabkan burung air migran dan burung merandai mencari makan langsung di hamparan lumpur yang terbentuk saat surut.
4.4. Pembagian Burung Air Berdasarkan Lokasi Mencari Makan