PENGALAMAN PROFESIONAL Penelitian Tindakan Kelas
26
ANALISIS KELAYAKAN COURSE-WARE UNTUK PERKULIAHAN FISIOLOGI HEWAN BAGI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI
Adeng Slamet
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya, Email: slameta60gmail.com
Ijang Rohman
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Email: ijangrhgmail.com
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk memperoleh kelayakan course-ware yang dikembangkan untuk perkuliahan fisiologi hewan yang difokuskan pada topik-topik sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem ekskresi
dan osmoregulasi. Metode dalam studi ini adalah metode deskriptif, di mana pemilihan lokasi maupun subjek dilakukan secara purposif. Dalam studi ini melibatkan 20 orang mahasiswa calon guru biologi
angkatan 20122013 di program S1 Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam PMIPA FKIP Universitas Sriwijaya. Untuk mengoleksi data kelayakan course-
ware dilakukan dengan meminta mahasiswa mengisi instrumen yang sebelumnya telah mendapat penimbangan oleh pakar expert judgment. Kriteria kelayakan didasarkan atas tingkat keterbacaan,
operasi teknis, dan daya tarik. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan statistik deskriptif. Hasil studi menunjukkan berdasarkan tanggapan mahasiswa tingkat keterbacaan dan operasi teknis
course-ware yang dikembangkan, tidak sulit untuk digunakan. Demikian pula sajian course-ware yang dikembangkan memiliki daya tarik yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
course-ware yang dikembangkan sudah lay`ak untuk kegiatan pembelajaran topik sistem respirasi, sirkulasi, ekskresi dan osmoregulasi dalam perkuliahan fisiologi hewan bagi mahasiswa calon guru
biologi. Kata Kunci : Course-ware, Fisiologi Hewan, Mahasiswa Calon Guru Biologi
PENDAHULUAN
Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK untuk membekali kompetensi profesional bagi mahasiswa calon guru difasilitasi melalui mata kuliah keahlian. Dalam struktur kurikulum khususnya pada program
studi pendidikan biologi, salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa calon guru biologi adalah fisiologi hewan.Tuntutan kurikulum mata kuliah tersebut menghendaki agar mahasiswa mampu memahami
konsep-konsep serta interelasi antara satu konsep dengan konsep lainnya dalam membangun fungsi organ tubuh pada berbagai kelompok hewan, terutama golongan vertebrata Tn, 2011. Kalau ditinjau dari aspek tuntutan
kurikulum sebagaimana dijelaskan di atas serta unsur muatan yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut, dapat dinyatakan bahwa kedudukan mata kuliah fisiologi hewan dalam stuktur kurikulum pada program studi pendidikan
biologi menempati posisi strategis bagi upaya membekali kompetensi profesional calon guru biologi. Mengingat substansi materi yang dikaji dalam ruang lingkup mata kuliah tersebut memiliki jalinan fungsional dengan mata
kuliah lain, beberapa materi mendasari bagi pemahaman materi pada mata kuliah lain yang lebih lanjut.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan perkuliahan fisiologi hewan pada prodi pendidikan biologi FKIP Universitas Sriwijaya terungkap bahwa para mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan fisiologi hewan tidak
jarang menemui kesulitan dalam memahami materi subjek yang disajikan dosen, alasan mereka karena materi fisiologi hewan banyak menyangkut mekanisme kerja organ Slamet, 2010. Informasi dari hasil wawancara
tersebut, tampaknya sesuai dengan data dokumentasi yang tersedia di program studi pendidikan biologi sebelumnya, dimana perolehan rata-rata hasil belajar mahasiswa dalam penguasaan materi fisiologi hewan masih
berada dalam kisaran sedang. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar yang diperoleh dari tahun akademik 20062007, 20072008, dan 20082009 secara berturut-turut adalah 6,75; 6,80; dan 6,64. Jika dibandingkan dengan
target minimal hasil belajar yang ditetapkan untuk mata kuliah tersebut 70,00 tentu rata-rata nilai yang dicapai belum sesuai dengan harapan. Timbul pertanyaan, apa penyebab hal itu bisa terjadi? Kalau ditelaah patut diduga,
salah satu faktornya adalah kemungkinan ada hubungannya dengan kurang lancarnya komunikasi dalam konteks
27 pembelajaran antara dosen dengan mahasiswa sebagai akibat adanya ketidaktepatan dosen pengasuh dalam
menerapkan strategi perkuliahan yang dilakukan selama ini. Alasan tersebut didukung dari hasil observasi yang dilakukan, di mana ada kecenderungan dalam melaksanakan praktik pembelajaran fisiologi hewan, dosen masih
menggunakan strategi teacher centered yang ditandai dengan masih dominannya kesan mengajar teaching daripada membelajarkan learning. Dalam praktik pembelajarannya tampak dosen lebih dominan membekali
mahasiswa dengan fokus pada pemahaman dan penimbunan informasi rote learning. Dengan kata lain, kegiatan perkuliahan didominasi kegiatan mengajar di mana fokus pembelajaran cenderung hanya bersifat mewariskan
pengetahuan transfer of knowledge, content transmission bukan kegiatan membelajarkan, sehingga banyak mahasiswa merasakan kesulitan dalam pembelajaran yang mereka ikuti. Tampaknya dugaan tersebut seiring dengan
apa yang dinyatakan Michael 2007 yang telah melaporkan hasil survei terhadap mahasiswa untuk menjawab
pertanyaan:”Mengapa fisiologi hewan itu sulit dipelajari oleh mahasiswa?”. Dari laporan survei Michael 2007 tersebut, teridentifikasi ada empat faktor utama yang menyebabkan fisiologi sulit dipelajari oleh mahasiswa, yaitu:
1 hakikat disiplin fisiologi sendiri yang banyak membutuhkan kemampuan berpikir atau penalaran mengenai hubungan sebab akibat; 2 faktor bagaimana cara mengajar fisiologi yang memerlukan pengemasan materi secara
pedagogis; 3 faktor bagaimana mahasiswa belajar fisiologi, hal ini terutama berkaitan dengan kesiapan dan kemampuan bernalar mahasiswa; dan 4 faktor-faktor di luar kelas.
Mengingat Fisiologi hewan banyak memuat konsep-konsep yang abstrak dan rumit, lebih-lebih untuk menjelaskan hubungan antar konsep dalam mendeskripsikan fungsi sebuah organ, maka dengan karakteristiknya
yang demikian tentu dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari dosen pengasuh kaitannya dengan upaya untuk menciptakan atmosfir perkuliahan yang kondusif sehingga diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dalam
memahami materi pembelajaran yang diberikan. Banyak upaya yang dapat dilakukan dosen untuk untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa, salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan media pembelajaran yang sesuai.
Karena seperti dinyatakan Sadiman dkk 2009 media pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam proses pendidikan yang berperan sebagai pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Lebih lanjut dijelaskan dengan pemanfaatan media yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran dapat mengatasi sikap pasif peserta didik dan mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelusuran beberapa pustaka, berbagai media telah dikenal dan dimanfaatkan bagi kebutuhan pembelajaran mulai dari media yang sederhana hingga yang canggih. Namun saat ini, seiring dengan
pesatnya kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ragam media banyak mengarah ke pengintegrasian teknologi informasi. Salah satu di antaranya adalah memanfaatkan kelebihan teknologi komputer, yang dapat
mengemas program berupa perangkat lunak software yang secara khusus untuk program pendidikan dikenal dengan istilah course-ware educational software yang dapat membantu peningkatan hasil belajar. Sebagaimana
disebutkan Munir 2005 komputer menjadi popular sebagai media pengajaran karena komputer memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media pengajaran lain sebelum adanya komputer. Komputer sebagai salah
satu produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Komputer mampu menampilkan berbagai komponen
media, seperti video, gambar, teks, animasi, dan suara sehingga dapat merangsang lebih banyak indra.
Kleinsmith Siegel Foster, 2001 menyebutkan pembelajaran dengan berbantuan komputer CAI mempuyai efek positif terhadap peningkatan skor hasil belajar anatomi dan fisiologi dalam beberapa materi subjek. Demikian
pula Griffin 2003 melaporkan berbagai program pembelajaran dengan menggunakan fasilitas komputer dapat meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran, kreativitas, keahlian dan kemampun berpikir peserta didik. Di lain
pihak, Andrews Collin 1993 menyatakan penggunaan komputer dalam pembelajaran dapat memberi manfaat terhadap motivasi belajar peserta didik yang diikuti peningkatan prestasi belajar. Demikian pula Sefton 2001
strategi pembelajaran berbasis komputer yang interaktif dapat mendorong cara belajar aktif peserta didik apabila dirancang dengan baik pada pembelajaran fisiologi. Bahkan Kulik Heinich, 1996 secara spesifik telah melaporkan
bahwa pembelajaran melalui media komputer membantu meningkatkan rata-rata prestasi peserta didik antara 10- 18 dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Melalui berbagai keunggulan yang dimiliki komputer di mana
media komputer dapat menampilkan perpaduan antara teks, gambar, animasi, gerak, dan suara secara bersamaan atau saling bergantian, sering kali para peserta didik ketika bekerja dengan komputer mereka sangat menikmatinya
dan dapat melakukan pembelajaran yang mandiri Rusman dkk, 2011.
Mengingat peran strategis dari media pembelajaran sebagai salah salah satu aspek penting dalam proses pendidikan, sedangkan di lain pihak karakteristik materi mata kuliah fisiologi hewan yang memuat konsep-konsep
abstrak dan sulit difahami, maka dikembangkannya suatu perangkat lunak pembelajaran yang diharapkan efektif mengatasi masalah tersebut merupakan satu langkah yang tepat untuk pembaharuan proses pendidikan. Oleh karena
28 itu, bertolak dari urgensi tersebut maka dilakukan studi analisis terhadap course-ware yang dikembangkan untuk
mengetahui seberapa jauh kelayakannya menurut persepsi mahasiswa calon guru biologi. Untuk itu, pada studi ini dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu ”Bagaimana kelayakan course-ware yang dikembangkan untuk
perkuliahan fisiologi hewan menurut persepsi mahasiswa pada topik sistem respirasi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresiosmoregulasi? Urgensi penelitian ini dilakukan sebagai basis data untuk penelitian lebih lanjut. Dengan
pengembangan media ini diharapkan akan membantu membangkitkan antusiasme mahasiswa dalam pembelajaran fisiologi hewan yang mereka ikuti.
METODE PENELITIAN
Metode dalam studi ini adalah metode deskriptif. Pemilihan lokasi maupun subjek dilakukan secara purposif Creswell, 2009. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa calon guru biologi program S1 Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam PMIPA FKIP Universitas Sriwijaya yang mengikuti perkuliahan fisiologi hewan. Untuk mengoleksi data mengenai seberapa jauh tingkat kelayakan course-ware yang
dikembangkan dilakukan dengan meminta mahasiswa mengisi instrumen. Baik course-ware maupun instrumen yang digunakan pada studi ini sebelumnya telah mendapat penimbangan oleh pakar expert judgment. Tingkat
kelayakan course-ware yang dikembangkan ditentukan berdasarkan kriteria aspek keterbacaan, teknis operasi, dan daya tarik. Data yang diperoleh dianalisis dan diolah dengan statistik deskriptif Susetyo, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam studi ini adalah persentase setiap indikator pernyataan pada masing-masing aspek yang diukur yakni keterbacaan, operasi teknis, dan daya tarik yang diberikan mahasiswa calon guru biologi. Untuk
penjelasan lebih rinci mengenai hasil pengolahan data dan pembahasan dijelaskan melalui Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Gambar 1.
Kelayakan Course-ware untuk topik Sistem Respirasi Berdasarkan Tabel 1 tampak pada course-ware dengan topik sistem respirasi dari 13 indikator pernyataan
yang disajikan sebagian besar mahasiswa menunjukkan respon yang positif terhadap course-ware yang dikembangkan.
Tabel 1. Persentase Tanggapan Mahasiswa terhadap Kelayakan Course-Ware pada Pokok Bahasan Sistem Respirasi No
Pernyataan Jawaban Mahasiswa
SS S
TS ST
S A. KETERBACAAN
1 Petunjuk mudah dipahami 50
50 -
- 2 Perintah-perintah mudah dipahami
45 55
- -
3 Keterbacaan teks atau tulisan dalam course-ware jelas 35
65 -
- 4 Peletakan tampilan layout gambar, skema, simbol
seimbang 50
50 -
- 5 Ukuran dan jenis huruf dalam course-ware mudah dibaca
65 35
- -
6 Visualisasi komposisi warna latar dengan huruf, bagan, dan sejenisnya kontras
50 45
5 -
7 Bagan-bagan yang digunakan jelas 45
45 10
- 8 Gambar animasi mudah dimengerti
45 45
10 -
9 Bahasa yang digunakan komunikatif 25
75 -
- B. OPERASI TEKNIS
10 Course-ware mudah dioperasikan 50
50 -
- 11 Tautan link bekerja dengan lancer
55 40
5 -
12 Tombol-tombol navigasi berfungsi dengan lancer 75
25 -
- C. DAYA TARIK
13 Tampilan course-ware menarik 70
20 10
- Rata-rata
50,77 46,15
3,08 -
Hal tersebut ditandai dengan tingginya jumlah persentase respon mahasiswa yang memberikan jawaban terhadap kategori sangat setuju dan setuju pada setiap indikator pernyataan pada ketiga aspek kriteria kelayakan.
29 Bahkan untuk aspek keterbacaan pada indikator pernyataan tentang kemudahan petunjuk, kemudhan perintah-
perintah, kejelasan teks atau tulisan, keseimbangan peletakan tampilan layout, ukuranjenis huruf, dan penggunan bahasa, serta aspek operasi teknis pada indikator pernyataan mengenai kemudahan operasi teknis dan kelancaran
fungsi tombol-tombol navigasi, persentase respon positif menunjukkan nilai 100.
Untuk indikator pernyataan tentang kekontrasan Indikator Pernyataan mengenai visualisasi komposisi warna pada aspek keterbacaan dan indikator pernyataan pada aspek operasi teknis berkaitan dengan kelancaran tautan
jumlah persentasenya mencapai 95, sedangkan indikator pernyataan mengenai kejelasan bagan-bagan, gambar animasi pada aspek keterbacaan dan indikator pernyataan mengenai daya tarik course-ware jumlah persentasenya
90. Dengan demikian, bertolak dari tingginya persentase respon positif pada setiap indikator yang diberikan mahasiswa bisa dikatakan secara keseluruhan tingkat kelayakan course-ware yang berisi materi tentang sistem
respirasi sudah mencapai kategori baik, Namun demikian, di lain pihak ditemukan juga adanya respon negatif terhadap course-ware yang dikembangkan yakni pada aspek keterbacaan pada indikator pernyataan mengenai
kekontrasan visulisasi komposisi warna dan indikator kelancaran tautan pada aspek operasi teknis dengan persentase 5, sedangkan pada indikator kejelasan bagan-bagan dan kemudahan gambar animasi pada aspek
keterbacaan dan indikator daya tarik, masing-masing menunjukkan respon negatif sebesar 10.
Kelayakan Course-ware untuk topik Sistem Sirkulasi
Pada Tabel 2 tampak untuk course-ware sistem sirkulasi dari 13 indikator pernyataan sebagian besar mahasiswa menunjukkan respon positif yang mirip dengan course-ware yang dikembangkan pada topik sistem
respirasi Tabel 1. Hal ini tampak dari persentase respon positif yang mencapai 100, di mana dari 13 indikator pernyataan pada topik sirkulasi terdapat delapan indikator yang mencapai persentase maksimal 100, yakni pada
aspek keterbacaan ditunjukkan pada indikator-indikator kemudahan petunjuk, kemudahan perintah-perintah, kejelasan teks atau tulisan, kejelasan ukuran dan jenis huruf ; pada aspek operasi teknis pada indikator-indikator
kemudahan operasi, kelancaran tautan, kelancaran tombol-tobol navigasi, serta indikator kemenarikan pada aspek daya tarik.
Tabel 2. Persentase Tanggapan Mahasiswa terhadap Kelayakan Course-Ware pada Topik Sistem Sirkulasi No
Pernyataan Jawaban Mahasiswa
SS S
TS STS