Pengaruh Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Skabies Pengaruh Perilaku Penghuni terhadap Kejadian Skabies

84

4.3.2 Pengaruh Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Skabies

Sanitasi lingkungan menjadi salah satu komponen yang dinilai dalam penelitian ini. Komponen sanitasi lingkungan yang dimasukkan adalah ketersediaan air bersih dan kondisi saluran pembuangan air limbah SPAL dan merupakan bagian dari sanitasi dasar. Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Tabel 4.5 PengaruhSanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Skabies pada Pengaruh Komponen Fisik Rumah, Sanitasi Lingkungan, dan Perilaku terhadap Kejadian Skabies di Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Medan Tahun 2015 No Variabel Kejadian Skabies Jumlah P OR CI 95 Kasus Kontrol n n N 1 Air TM 17 34 11 22 28 28 0,181 1,826 0,751 – 4,443 MS 33 66 39 78 72 72 Jumlah 50 100 50 100 100 100 2 SPAL TM 20 40 33 66 53 53 0,009 0,343 0,152 – 0,775 MS 30 60 17 34 47 47 Jumlah 50 100 50 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui pada kelompok kasus 66 hunian yang mengaku jumlah air mencukupi kebutuhan penghuni dan pada kelompok kontrol 78 mengaku ketersediaan air cukup. Hasil analisis bivariat menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara ketersediaan air dengan terjadinya penyakit skabies dengan nilai signifikan 0,181sedangkan nilai OR 1 yaitu 1,826 sehingga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya skabies. Universitas Sumatera Utara 85 Berdasarkan tabel 2x2 menunjukkan pada kelompok kasus 60 rumah hunian memenuhi syarat dan pada kelompok kontrol 34 memenuhi syarat. SPAL merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian skabies dengan nilai p = 0,009 tetapi bukan merupakan faktor resiko terjadinya skabies ini ditandai dengan nilai OR 1 yaitu sebesar 0.343.

4.3.3 Pengaruh Perilaku Penghuni terhadap Kejadian Skabies

Perilaku merupakan wujud dari pengetahuan dan sikap seseorang. Perilaku diasumsikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian skabies. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.6 PengaruhPerilaku terhadap Kejadian Skabies pada Pengaruh Komponen Fisik Rumah, Sanitasi Lingkungan, dan Perilaku terhadap Kejadian Skabies di Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Medan Tahun 2015 No Variabel Kejadian Skabies Jumlah p OR CI 95 Kasus Kontrol n N N 1 Kebersihan Diri Buruk 32 64 20 40 52 52 0,016 2,667 1,188 – 5,985 Baik 18 36 30 60 48 48 Jumlah 50 100 50 100 100 100 2 Kebersihan Lingkungan Buruk 10 20 21 42 31 31 0,017 0,345 0,141 – 0,842 Baik 40 80 29 58 69 69 Jumlah 50 100 50 100 100 100 Tabel 4.6 menunjukkan pada kelompok kasus yang berpengetahuan baik 36 dan pada kelompok kontrol yang 60 berpengetahuan baik tentang kebersihan diri. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan uji Chi-square diketahui adanya pengaruh antara kebersihan diri dengan kejadian skabies dengan nilai signifikan 0,016 dan merupakan faktor resiko terjadinya skabies dengan nilai OR 1 yaitu sebesar 2,667 dan nilai CI 95 1,188 sampai 5,985. Universitas Sumatera Utara 86 Berikutnya diukur perilaku kebersihan lingkungan penghuni. Tabel 2x2 menunjukkan pada kelompok kasus 80 berpengetahuan baik dan pada kelompok kontrol 58 responden berpengetahuan baik tentang kebersihan lingkungan. Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui hasil uji Chi- square diketahui ada hubungan SPAL dengan kejadian skabies dengan nilai p = 0,017 tetapi bukan merupakan faktor resiko karena nilai OR 1 yaitu 0.345. 4.4 Analisis Multivariat 4.4.1 Seleksi Bivariat