Erlinda Siregar : Analisa Terhadap Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi Dan Nilai Devisa Kopi Di Indonesia Pada Tahun 1972 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan penghasil devisa , sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri dan memberikan lapangan kerja di
Indonesia.Sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia diusahakan oleh perkebunan rakyat dan hanya sebagian kecil saja yang diusahakan oleh perkebunan besar baik PTPN
maupun swasta.
Bagi Indonesia kopi merupakan salah satu komoditas penting.Pada tahun 1982 menghasilkan devisa sebesar US 343,6 juta dari ekspor kopi sebanyak 227,3 ribu
ton.Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun hingga akhir tahun 1988.Kemudian mengalami penurunan dari tahun 1989-1993,kemudian naik lagi pada tahun 1994 hingga
tahun 1998.Pada tahun 1999-2004 pendapatan devisa negara kembali turun,yang puncaknya pada tahun 2001 karena rendahnya mutu kopi Indonesia dimana harga jual
kopi berada dibawah biaya produksinya tetapi, pada tahun 2005 hingga sekarang harga kopi sudah mulai naik lagi.
Data perkebunan kopi yang diusahakan di Indonesia tahun 2006 dengan total produksi 682,2 ribu ton dan ekspor 411,5 ribu ton.Devisa ekspor pada tahun 2006 sebesar
Erlinda Siregar : Analisa Terhadap Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi Dan Nilai Devisa Kopi Di Indonesia Pada Tahun 1972 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
US 583,2 juta.Pada tahun 2007 total produksi kopi nasional sebanyak 686.8 ribu ton dengan nilai devisa ekspor kopi US 500 juta.
Ekspor komoditas kopi sepanjang 2008 tidak jauh berbeda dengan pencapaian 2007 akibat dampak krisis ekonomi global yang mengakibatkan melemahnya harga dan
semakin turunnya permintaan komoditas tersebut di pasar internasional.Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia AEKI mengatakan hingga akhir 2008
pencapaian ekspor kopi hampir sama dengan tahun sebelumnya, sekitar 325 ribu ton dengan nilai sebesar US 500 juta.
Permasalahan yang dihadapi komoditi kopi di Indonesia salah satunya adalah sebagai berikut : Sebagian besar tanaman kopi 90 adalah diusahakan oleh perkebunan
rakyat yang pengolahannya masih tetap tradisional.Produktivitas kopi rakyat masih rendah masih 50-60 dari potensi produksi yang seharusnya karena perkebunan kopi
rakyat masih menggunakan bibit dan perawatan yang kurang bagus.Perbedaan harga antara kopi bermutu tinggi dengan kopi yang bermutu rendah masih belum sebanding.
Rendahnya mutu produksi kopi di Indonesia terutama disebabkan oleh pengelolaan panen dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir
seluruhnya kopi diproduksi oleh perkebunan rakyat. Disamping itu, pemasaran kopi masih menyerap seluruh produk kopi dan belum memberikan perbedaan harga yang
memadai untuk kopi bermutu baik.
Erlinda Siregar : Analisa Terhadap Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi Dan Nilai Devisa Kopi Di Indonesia Pada Tahun 1972 – 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak zaman penjajahan, tetapi pengelolaannya masih tetap tradisional. Kesalahan yang paling fatal yang umum
dilakukan petani adalah pada fase pemetikan dan penanganan pasca panen, sehingga menghasilkan kopi yang bermutu rendah.Kebanyakan petani memetik buah kopi sebelum
usia panen petik hijau dengan berbagai alasan seperti desakan kebutuhan hidup dan rawan pencurian. Kemudian saat penanganan pasca panen, penjemuran kopi umumnya
dilakukan di tempat-tempat yang sanitasinya tidak memadai, sehingga terkontaminasi berbagai kotoran. Disamping itu, penjemuran yang dilakukan tidak dapat mencapai kadar
air maksimum yang diizinkan yaitu 12,5, sehingga biji kopi sering berjamur.Alat pengupas kopi yang digunakan umumnya tidak memenuhi standar, sehingga biji kopi
yang dihasilkan banyak yang pecah. Selain itu, cara dan tempat untuk menyimpan kopi tidak memadai sehingga menyebabkan meningkatnya kadar kotoran dan kadar air.
Penanganan pasca panen tersebut sulit diperbaiki karena tidak ada perbedaan harga, kopi bermutu baik dihargai hampir sama dengan kopi bermutu rendah. Petani
merasa lebih untung menghasilkan kopi dengan mutu seadanya tanpa harus mengorbankan waktu dan biaya untuk memperbaiki mutu kopi yang mereka hasilkan.
Selama ada pasar yang dapat menyerap produksi mutu rendah, maka sulit diharapkan petani memperbaiki mutu kopinya.
1.2 Identifikasi Masalah