PENDAHULUAN Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Pada Orang Tua Penderita Down Syndrome Di Skh Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan

penanganannya harus lebih serius dan berbeda dengan anak normal lainnya, tanpa mengesampingkan nilai-nilai ajaran Agamanya. Dengan demikian, pendekatan bimbingan Agama sangat penting dan relevan dalam pelaksanaan proses dakwah, selain itu bimbingan agama dapat dijadikan bekal hidup di dunia dan akhirat bagi anak dan Orang Tua penyandang cacat, khususnya pendirita Down Syndrome. Salah satu Yayasan yang punya kepedulian terhadap penderita down syndrome adalah Yayasan Muara Sejahtera yang memliki Sekolah Khusus yaitu SKh Muara Sejatera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan. SKh tersebut bergerak dalam bidang Pendidikan, yang bertujuan untuk menangani penderita Down Syndrome. Sehingga mau tidak mau Orang Tua punya tanggung jawab sebagai pembimbing sekaligus pengarah kehidupan anak-anaknya menuju kesejahteraan, baik dari faktor afeksinya, konasinya, juga kognisinya Dari uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang, dengan judul: ”Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua Penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang ”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Merujuk pada latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. 2. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam kajian- kajian yang berbentuk: a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya bidang Bimbingan Penyuluhan Islam tentang kegiatan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome. b. Memberikan masukan yang konstruktif bagi para da’i atau konselor, dan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan tentang penanganan Orang Tua yang anaknya Down Syndrome melalui pendekatan Agama Islam. D. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam dan Down Syndrome telah banyak dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan judul skripsi peneliti. 1. Metode Bimbingan Agama Bagi Anak Tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus Jakarta Timur, yang ditulis oleh Ida Nurfarida tahun 2009 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas tentang metode bimbingan agama pada anak tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambo Apus. 2. Pelaksanaan Bimbingan dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak yang Mengalami Down’s Syndrome di SLB Yayasan Khrisna Murti Jakarta Selatan. yang ditulis oleh Marwa Sofa Indah tahun 2006 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas proses bimbingan dalam menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang untuk mengungkapkan proses Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. E. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Penelitian Dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap masalah yang akan diteliti, serta tujuan yang akan dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakat-fakta yang tampak. 5 Dan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data yang erat hubunganya pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. 2. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah pembimbing yang juga sebagai guru yang memberikan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome yang berjumlah 1 orang pembimbing dan 2 orang tua siswa. Adapun yang menjadi Obyek penelitian adalah memberikan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.Bina Aksara, 1989, Cet. Ke-6, h. 195 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan mulai tanggal 15 februari 2014 sampai dengan 15 Mei 2014 yang bertempat di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan Banten. 4. Tahapan Penelitian a. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data sehubungan dengan permasalahan penelitian di atas, maka dilakukan tiga metode pengumpulan data: 1. Observasi, Metode observasi adalah suatu bentuk penelitian dimana manusia melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. 6 2. Dokumentasi, Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, lengger, agenda dan sebagainya. 7 3. Wawancara, Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban dari pertanyaan itu. 8 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2000, h. 125 7 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 236 8 Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135 b. Pengolahan Data Dalam prakteknya, aplikasi metode di atas dapat ditempuh dengan beberapa cara. Pertama, dilakukan kajian tertulis. Kedua, observasi pada sejumlah peristiwa dan objek yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome. Ketiga, wawancara dengan tokoh-tokoh kunci key person yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome. untuk mengungkap sejauhmana kebutuhan Orang Tua penderita terhadap pelaksanaan Bimbingan Agama serta bentuk Bimbingan Agama Islam apa saja yang diperlukan. Secara skematis, pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut: Sumber Data Metode Pengumpulan data Dokumen MoU, pedoman operasional dan laporan pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Dokumentasi Stakeholders Penyelenggaraan pelaksanaan Bimbingan Agama Islam BAI di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang Wawancara Orang Tua Penderita Down Syndrome Observasi c. Analisa Data Moleong menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisirkannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan dalam satuan kategori dan dianalisis secara kualitatif. 9 Adapun metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif-deskriptif. Analisis kualitatif-deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena. 10 Langkah-langkah yang peneliti gunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul adalah sebagai berikut: 1 Peneliti mendeskripsikan data yang telah diperoleh mengenai pelaksanaan bimbingan Agama Islam di SKh Muara Sejahtera. 2 Setelah dideskripsikan, tahap selanjutnya adalah dianalisis data deskriptif tersebut guna mengetahui hasil yang didapat dari bimbingan Agama Islam pada orang tua anak down syndrome. 5. Teknik Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi diterbitkan oleh CeQDA Center For Quality Development and 9 Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103 10 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 245 Assurance Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI Menjelaskan Pengertian tentang Bimbingan

Agama Islam, tujuan dan fungsi Bimbingan Agama, Pengertian Orang Tua dan bentuk-bentuk peran Orang Tua, Pengertian Down Syndrome, factor penyebab terjadinya serta ciri-ciri Down Syndrome.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Memuat

Gambaran Umum Objek Penelitian yaitu SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. Yang meliputi : Sejarah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Gambaran Orang tua Penderita, Gambaran Bimbingan Agama. BAB IV : HASIL PENELITIAN Merupakan bab hasil dari penelitian. Pada bab ini akan dideskripsikan tentang Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua penderita Down Syndrome di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang dan menganalisis tentang Hasil Bimbingan Agama Islam yang digunakan di SKh Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang. BAB V: PENUTUP Merupakan bab penutup yang berisikan Saran-saran dan kesimpulan. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. BIMBINGAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Bimbingan Agama Islam Penjelasan mengenai pengertian bimbingan agama Islam dapat diterangkan melalui penjelasan tiga kata yakni bimbingan, agama dan Islam. Secara etimilogis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntutan adalah bimbingan. 1 Pengertian bimbingan secara terminologi sudah banyak dikemukakan oleh para ahli, berikut pengertian bimbingan menurut para ahli: Hallen mengemukakan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana 1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002, h. 3 asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain serta lingkungannya. 2 Prayitno dan Amti mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sasaran yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 3 Sedangkan menurut Kartini Kartono, bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah dipersiapkan dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong kepada orang lain yang memerlukan pertolongan. 4 Dari beberapa pengertian bimbingan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian pertolongan pada individu yang membutuhkan supaya idividu tersebut dapat mengembangkan kemampuannya sehingga tercapainya kemandirian. Sedangakan Agama secara istilah adalah kepercayaan kepada Tuhan, sifat- sifat serta kekuasaan-Nya dengan ajaran dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu. 5 Dalam pengertian yang sederhana 2 Hallen., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002, h. 9 3 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, h. 93 4 Kartono Kartini, Bimbingan Bagi Anak dan Remaja Yang Bermasalah, Jakarta: CV Rajawali, 1985, h. 9 5 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 2002, h. 18