mengandung asam lemak jenuh. Pengaruh beberapa jenis minyak nabati yang kadar lemak jenuhnya tinggi bersifat hiperkolesteremik. Mangku, 1992
Semakin banyak konsumsi asam lemak jenuh, akan meningkatkan kadar low dnsity lipoprotein LDL kolesterol dalam darah yang merupakan kolesterol jahat.
Lemak jenuh menyebabkan darah bersifat lengket pada dinding saluran darah sehingga darah mudah mengumpal. Disamping itu, lemak jenuh mampu merusak
dinding saluran darah arteri sehingga terjadi penyempitan. Gejala ini disebut arterisklerosis. Proses ini biasanya berlangsung lambat, yaitu memerlukan beberapa
tahun atau bahkan puluhan tahun sehingga kita tidak menyadari bahwa hal ini terjadi dalam tubuh kita. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat mempercepat proses
arterisklerosis. Winarno, 1999 Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh sebanyak 87 orang 87
responden yang tahu mengenai konsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng berulang kali
≥2 kali menyebabkan terjadinya hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.
5.3.3 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali
≥ 2 kali Di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan minyak goreng berulang kali
≥2 kali yaitu sebanyak 63 orang 63, sebagian memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan minyak goreng berulang kali
≥2 kali yaitu sebanyak 35 orang
Universitas Sumatera Utara
35, dan ada 2 orang 2 memiliki pengetahuan yang kurang tentang penggunaan minyak goreng berulang kali
≥2 kali. Menurut Bloom yang dijabarkan oleh Notoatmojo 2007 yaitu pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indera pendengaran dan penglihatan. Menurut Notoadmojo 2007 , ada 6 hal yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan informasi. Informasi memengang peranan yang cukup besar dalam mempegaruhi
pengetahuan seseorang. Selain itu pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media cetak, media elektronik, media poster, bahkan kerabat dekat
yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
Hasil penelitian diperoleh ada 23 orang 23 responden yang pernah mendapatkan informasi mengenai minyak berulang kali
≥2 kal i melalui radio,
koran, majalah, televisi, teman sesama rumah tangga dan petugas kesehatan lihat tabel 4.3.
Hal ini cukup memberikan dampak bagi responden untuk mengetahui tentang penggunaan minyak goreng berulang kali
≥2 kali. Pengetahuan responden yang
berada pada tingkat ini memungkinkan responden paham dan mengerti mengenai penggunaan minyak goreng berulang kali
≥2 kali.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soekidjo 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 yaitu : faktor iternal dan faktor eksternal. Dalam
penelitian ini faktor internal yang mempengaruhi pembentukan perilaku ibu rumah tangga adalah karakteristik ibu rumah tangga yang meliputi umur, pendidikan,
pendapatan, pengeluaran dan jumlah anggota keluarga. Faktor eksternal yang mempengaruhi pembentukan perilaku ibu rumah tangga adalah sumber informasi
yang diperoleh oleh ibu rumah tangga yang meliputi keluarga, media massa dan teman sesama ibu rumah tangga.
5.4 Sikap Responden 5.4.1 Sikap Responden Tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali