Pengaruh Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao.

Pembahasan

1. Pengaruh Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao.

Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi pupuk anorganik signifikan meningkatkan tinggi tanaman Tabel 1, pertambahan tinggi tanaman Tabel 5, diameter batang Tabel 9, bobot kering akar Tabel 17, bobot kering tanaman Tabel 21, dan serapan hara N Tabel 33. Aplikasi pupuk anorganik meningkatkan pertambahan tinggi tanaman umur dua sampai lima bulan sebesar 30,92 cm, sedangkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk anorganik pertambahan tinggi tanaman hanya sebesar 15,41 cm, sehingga aplikasi pupuk anorganik meningkatkan pertambahan tinggi tanaman sebesar ± 100,6 . Aplikasi pupuk anorganik juga meningkatkan diameter batang sebesar ± 9,6 , meningkatkan bobot kering akar sebesar ± 31,5 , meningkatkan bobot kering tanaman sebesar ± 67,8 , dan meningkatkan LTR-3 sebesar 36,9 dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk anorganik. Sedangkan terhadap serapan hara N, aplikasi pupuk anorganik meningkatkan serapan hara N sebesar ± 102 dibandingkan tanpa aplikasi pupuk anorganik. Hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa pupuk anorganik yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada dasarnya aplikasi pupuk anorganik memang harus diberikan pada stadia pembibitan. Sesuai anjuran Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 2008 bahwa bibit kakao perlu dipupuk agar pertumbuhannya kuat, pemberian pupuk dimulai satu bulan setelah kecambah ditanam. Menurut Sutedjo 2002 bahwa pupuk N, P, K dianjurkan diberikan pada tanaman di persemaian dan tanaman muda, tujuannya selain menyuburkan tanaman juga untuk mempercepat pertumbuhan tunas, daun dan cabang. Pupuk anorganik yang diaplikasikan berupa Urea, TSP, KCl, dan Kieserit mengandung unsur hara yang sangat diperlukan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lain. Menurut Marsono dan Sigit 2001, Urea merupakan pupuk dasar utama yang diberikan pada pertanaman, kandungan Nitrogen-nya cukup tinggi ±46 sehingga sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Hal ini didukung oleh Hakim 1986, bahwa nitrogen dibutuhkan sepanjang pertumbuhan tanaman dan jumlah yang diambil berhubungan langsung dengan produksi berat keringnya. Disamping itu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 2008 menyatakan bahwa TSP ± 46 P 2 O 5 , KCl ± 60 K 2 O dan Kieserit ± 27 MgO merupakan pupuk yang diberikan pada pembibitan kakao pada kondisi lingkungan baik, dengan rekomendasi pemupukan yaitu : Urea 5 gbibit, TSP 5 gbibit, KCl 4gbibit , dan Kieserit 4 gbibit. Adanya input pupuk N, P, K, dan Mg menyebabkan pertumbuhan bibit kakao meningkat, dalam hal ini fungsi masing-masing pupuk anorganik berbeda. Menurut Novizan 2002, fosfor terdapat pada seluruh sel hidup tanaman yang berfungsi membentuk asam nukleat DNA dan RNA, menyimpan serta memindahkan ATP dan ADP, merangsang pembelahan sel, dan membantu proses asimilasi dan respirasi. Pemupukan fosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Sedangkan kalium berperan antara lain dalam proses membuka dan menutupnya stomata, memperluas pertumbuhan akar dan meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit. Magnesium berperan sebagai unsur pembentuk klorofil, regulator dalam penyerapan unsur P dan K, serta merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak. Oleh sebab itu aplikasi pupuk anorganik sebagai penyumbang hara nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium yang cukup bagi tanaman akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman yang tercermin dari peningkatan tinggi tanaman, diameter batang, berat kering akar, berat kering tanaman, dan serapan hara N tanaman. Semua unsur hara yang terkandung di dalam pupuk anorganik memegang peran yang sangat penting dalam metabolisme tanaman. Pertumbuhan tanaman adalah penimbunan bahan kering tanaman. Bahan kering tanaman merupakan gambaran dari tranlokasi hasil fotosintesis fotosintat ke seluruh bagian tanaman Gardner et al., 1991. Pengaruh pupuk anorganik signifikan meningkatkan bobot kering tanaman sejalan dengan peningkatan tinggi tanaman, diameter batang, luas daun , dan bobot kering akar.

2. Pengaruh Kompos Limbah Pertanian Terhadap Pertumbuhan Bibit