30
yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang di terapkan semula.
6. Karakteristik model CTL
Menurut johonson dalam Hosnan 2014: 277, terdapat delapan utama
yang menjadi karakteristik pembelajaran CTL.
1 Melakukan hubungan yang bermakna.
2 Mengerjakan pekerjaan yang bermakna.
3 Mengatur cara belajar sendiri.
4 Bekerja sama.
5 Berpikir kritis dan kretif
6 Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
7 Mencapai standar yang tinggi.
8 Mengunakan penilaian sebenarnya.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL,menurut Priyatni dalam Hosnan 2014: 278, memiliki katrakter sebagai berikut.
1 Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran
diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah learning in real life setting. 2
Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas- tugas yang bermakna meaningful learning.
3 Pembelajaran dilksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa melalui proses mengalami learning by doing
31
4 Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdikusi, saling
mengoreksi learning in a grup 5
Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pebelajaran yang menyenangkan
learning to knot each other deeply 6
Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan meningkatkan kerja sama learning to ask, to inquiry, to York together.
7 Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan learning as an
enjoy activity.
7. Teori yang melandasi CTL
a Knowledge-Based Constructivisme, menekankan kepada pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dala proses
belajar mengajar.
b Effort-Based LearningIncremental thory of Intellgence, bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar akan memotivasi seseorang untuk terlibat dalam
kegiatan yang berkaitan dengan komitmen untuk belajar.
c Socsialization, menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang
menetukan tujuan belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu
diperhatikan selama perencanaan pengajaran.
d Situated Learning, pengetahuan dan pembeljaran harus dikondisikan dalam
fisik tertentu dan konteks sosial masayarakat, rumah, dan sebagainyadalam
mencapai tujuan belajar.