Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

64 Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.2 Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 1.332 .687 1.940 .058 SQRX1 -.016 .024 -.094 -.650 .519 -.007 -.092 -.084 .803 1.246 SQRX2 .244 .092 .375 2.641 .011 .289 .353 .341 .826 1.211 SQRX3 -.333 .152 -.291 -2.185 .034 -.251 -.298 -.282 .940 1.063 a. Dependent Variable: SQRY Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005:105. 65 Ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan grafik plot antara nilai prediksi variable dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005:105. Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut. Gambar 4.2 Scatterplot 66 Terlihat pada gambar 4.2, titik-titik tersebar tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta berada di atas maupun di bawah angka nol sumbu vertikal yang berarti model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah Uji Park. Hasil analisis data menggunakan SPSS, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Park Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.016 3.296 -.612 .543 SQRX1 -.133 .115 -.178 -1.151 .255 SQRX2 .595 .442 .205 1.346 .185 SQRX3 -.607 .732 -.119 -.830 .411 a. Dependent Variable: LnU2isqrt Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi 67 yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson DW test dapat digunakan untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak dalam model regresi Ghozali, 2005:95- 96. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Trihendradi, 2004:190 adalah sebagai berikut: 4 1.65 DW 2.35 tidak terjadi autokorelasi. 5 1.21 DW 1.65 atau 2.35 DW 2.79 tidak dapat disimpulkan. 6 DW 1.21 atau DW 2.79 terjadi autokorelasi.

2.14. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Pertumbuhan Laba, Return on Asset, Return on Equity, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Loan to Deposit Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia

1 76 125

Pengaruh Kebijakan Deviden dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur

4 44 99

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Leverage terhadap Return On Equity Pada Industri Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

1 37 78

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Financial Leverage, Return on Equity (ROE), Ukuran Dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 30 95

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97

(ABSTRAK) PENGARUH FIRM SIZE, RETURN ON EQUITY (ROE), DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP REAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA.

0 0 2