Pelayanan Pajak sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak I berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal Surat Ketetapan Pajak-nya belum diterbitkan maka permohonan pengembalian hams diselesaikan berdasarkan ketentuan yang diatur dalm
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-160PJ.2001 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai danatau
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, paling lambat 12 dua belas bulan sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini ditetapkan;
b. Dalam hal Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak-nya belum diterbitkan maka permohonan pengembalian
harus diselesaikan paling lambat 1 satu bulan sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini ditetapkan.
5. Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
a. Pajak Masukan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah
dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak BKP karena perolehan Barang Kena Pajak dan atau penerimaan Jasa Kena Pajak dan atau pemnfaatan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean dan atau
Universitas Sumatera Utara
impor BKP Agung, 2011 : 87. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan tersebut oleh PKP diatur dalam:
• Undang-Undang No.42 Tahun 2009 Pasal 1 Angka 24; Pasal 9 ayat 2, 2a, 5, 6, 7, 8, 9; Pasal 16B ayat 2 dan 3 UU PPN.
• Pasal 12 Peraturan Pemerintah No. 143 Tahun 2000. • Peraturan Menteri Keuangan No.74PMK.032010 tanggal 31 Maret
2010; 78PMK.032010 tanggal 5 April 2010; 79PMK.032010 tanggal 5 April 2010, Nomor SE-63PJ2010 Tanggal 11 Mei 2010.
Pengkreditan Pajak Masukan dapat dilakukan sebagai berikut: • Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dapat dikreditkan dengan Pajak
Keluaran untuk pajak yang sama Pasal 9 ayat 2 UU PPN. • Bagi PKP yang belum berproduksi sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan danatau impor barang modal dapat dikreditkan.
• Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5
dan ayat 9.
Universitas Sumatera Utara
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang
harus disetor oleh Pengusaha Kena Pajak. • Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.
• Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud di atas, dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku. Termasuk
dalam pengertian akhir tahun buku dalam ketentuan ini adalah Masa Pajak saat Wajib Pajak melakukan pengakhiran usaha bubar.
Sedangkan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan adalah Mardiasmo, 2009 : 293:
• Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; •
Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;
• Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon,
kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;
Universitas Sumatera Utara
• Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak; •
Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 atau ayat
9 atau tidak mencatumkan nama, alamat, dan Nombr Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
• Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena
Pajak dari Luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 6;
• Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;
• Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai,
yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan • Perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak
sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat 2a.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Gambaran Umum Penerimaan PPN Restitusi PPN