5 Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi peserta didik. 6
Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
2.1.2 Pembelajaran Matematika SMP
Matematika sekolah dimaksudkan sebagai bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh peserta didik sekolah formal, yaitu SD, SMP, dan
SMA. Pada matematika sekolah, peserta didik mempelajari matematika yang sifat materinya masih elementer tetapi merupakan konsep esensial sebagai dasar untuk
prasyarat yang labih tinggi dan banyak aplikasinya dalam kehidupan masyarakat. Tujuan peserta didik belajar matematika di sekolah adalah agar peserta didik
mampu menggunakan atau menerapkan matematika yang dipelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, belajar matematika lebih
lanjut dan belajar pengetahuan lain. Tujuan itu dapat tercapai bila kompetensi peserta didik dibina dengan baik Tim PPPG Matematika Yogyakarta, 2005.
Dalam peraturan Menteri Nomor 22 tahun 2006 disebutkan tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah. 1
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
2 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
3 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah. 4
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2.1.3 Model
– Model Pembelajaran
Model pembelajaran
merupakan kerangka
konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman
gurudalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkanm oleh guru. Perangkat-perangkat itu meliputi buku
guru, buku peserta didik, lembar tugaskerja peserta didik, media bantu seperti komputer, transparansi, film, pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti
kurikulum dan lain-lain. Menurut Arends dalam Abbas, 2000 model pembelajaran terdiri dari
model pembelajaran langsung
direct instruction
yaitu suatu model pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik
tentang pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah; model pembelajaran kooperatif
cooperatif learning
yaitu suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran; model pembelajaran berbasis masalah
problem based learning
yaitu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah; model pembelajaran diskusi
discussion
yaitu suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau
pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama; model pembelajaran strategi learning strategy yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan suatu pendekatan atau metode pembelajaran agar
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
2.1.4 Model