47
B. Penelitian yang Relevan
Drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer telah banyak dijadikan objek dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun
penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian dengan judul “Gambaran Politik, Ideologi dan
Kekerasan Drama Mangir Karya Pramoedya Ananta Toer”. Sebuah penelitian dalam jurnal Aksara yang ditulis oleh Puji Retno Hadiningtyas pada tahun 2007
yang diterbitkan oleh pusat bahasa Denpasar. Penelitian ini mendiskripsikan gambaran politik, ideologi, dan kekerasan
dalam drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer. Disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa drama politik umumnya memainkan peranan utama dalam karya
sastra, karya sastra tanpa politik seakan terasa “mentah”. Dalam bentuk yang ideal, drama politik berisi ketegangan internal, yaitu ketegangan perilaku dan
perasaan seorang tokoh, di samping itu harus mengisyaratkan ideologi modern. Ideologi umumnya bersifat abstrak dalam pikiran tokoh. Konflik dan kekerasan
dalam drama Mangir mampu memikat pembaca, karena drama itulah politik dan ideologi ditampilkan sekaligus dipertahankan, serta gagasan tentang keterlibatan
sastra dan pengarangnya juga merupakan alegori yang ironis, yang dimaksudkan sebagai sindiran terhadap konflik antar penguasa.
Melalui penelitian tersebut, peneliti mencoba melihat sisi lain dari sebuah politik, ideologi, serta kekerasan dalam drama Mangir dari aspek tokoh
perempuan yang menerima ketidakadilan gender dari tokoh laki-laki.
48
Kedua, yaitu skripsi Iir Prihatinawati Universitas Gajah Mada tahun 2004 yang berjudul ”Drama Mangir Karya Pramoedya Ananta Toer: Analisis
Intertekstual Plot dan Tokoh”. Dalam skripsi tersebut dibahas mengenai cerita ki Ageng Mangir, namun ruang lingkupnya hanya terpaku pada buku “Drama
Ma ngir“ karya Pram. Dalam skripsi itu lebih banyak membahas mengenai unsur-
unsur dari drama dan analisa mengenai hubungan diantaranya. Hal ini memudahkan peneliti dalam memahami unsur intrinsik drama Mangir.
Ketiga, yaitu skripsi karya Febriesha Gempar tahun 2006 Universitas Gajah Mada yang berjudul ”Dinamika Kepribadian Tokoh Drama Mangir Karya
Pramoedya Ananta Toer: Tinjauan Psikoanalisis”. Dalam skripsi ini juga dibahas mengenai cerita Mangir, namun hanya terpaku pada cerita yang tertulis dan
naskah drama karya Pramoedya. Skripsi ini lebih dominan analisis psikologis yang tersirat dalam naskah drama. Penulis skripsi ingin mengungkap lebih dalam
mengenai dinamika tokoh utama yaitu Ki Ageng Wanabaya lewat dialog, sosial, dan orang-orang sekitarnya.Penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti
terkait latar belakang psikologi tokoh laki-laki yang melakukan ketidakadilan gender terhadap perempuan.
Keempat, skripsi dengan judul ”Potret Masyarakat Jawa dalam Naskah Drama Mangir
Karya Pramoedya Ananta Toer” yang disusun oleh Diyas Istiana dari Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini metitik beratkan pada struktur
sosial masyarakat Jawa yang terdapat dalam naskah drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer, kedudukan priyayi Jawa yang terdapat dalam naskah
49
drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer, serta konflik struktur sosial yang terdapat dalam naskah drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer.
Karya ilmiah ini memudahkan peneliti dalam menJawab rumusan masalah kedua, yaitu mengenai faktor pendorong budaya patriarki yang salah satunya
disebabkan oleh kelas. Adapun dalam penelitian yang dilakukan Diyas Istiana tersebut dijelaskan terkait kelas-kelas sosial dalam drama Mangir.
Kelima, skripsi karya Lyntar Ramadhan Budi Prasetyo tahun 2013 dari Universitas Jendral
Soedirman dengan judul ”Konflik Sosial dalam Naskah Drama Mangir Karya Pramoedya Ananta Toer”. Penelitian ini mendeskripsikan
konflik-konflik sosial dalam drama Mangir tersebut. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa konflik sosial yang terdapat dalam naskah drama Mangir adalah konflik
sosial yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara dua kelompok, yaitu Mataram dengan Mangir.
Penelitian Lyntar tersebut memberikan gambaran kepada peneliti terkait konflik-konflik sosial dalam drama Mangir. Adapun setelah mengetahui
gambaran tersebut, peneliti mencoba mempertajam terkait konflik ketidakadilan gender yang diterima oleh tokoh perempuan.
C. Kerangka Pikir