Analisis Bivariat HASIL DAN PEMBAHASAN

pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 7 38,9 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 11 61,1.

C. Analisis Bivariat

Berikut adalah hasil analisis hubungan kematian maternal dengan asuhan antenatal terintegrasi, asuhan intranatal dan postnatal di Puskesmas Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2014. 1 Hubungan Asuhan Antenatal Terintegrasi dengan Kematian Maternal Di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014. Tabel 4.5 Hubungan asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Kategori Standar Kasus ∑ n=61 Kontrol ∑ n=61 OR CI 95 p Ketersediaan Alat Sesuai 36 59,0 33 54,1 1,22 0,59-2,50 0,584 Tidak sesuai 25 41,0 28 45,9 Anamnesis Sesuai 4 6,6 57 93,4 0,01 0,00-0,02 0,001 Tidak sesuai 57 93,4 4 6,6 Pemeriksaan Fisik Sesuai 25 41,0 37 60,7 0,45 0,21-0,92 0,030 Tidak sesuai 36 59,0 24 39,3 Pemeriksaan Penunjang Sesuai 31 50,8 33 54,1 0,87 0,43-1,78 0,717 Tidak sesuai 30 49,2 28 45,9 Penentuan Diagnosa Sesuai 39 63,9 38 62,3 1,07 0,51-2,23 0,851 Tidak sesuai 22 36,1 23 37,7 Konseling dan Pemberian Obat Sesuai 25 41,0 44 72,1 0,25 0,12-0,57 0,001 Tidak sesuai 36 59,0 17 27,9 signifikan secara statistik Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa ketersediaan alat pada asuhan Antenatal terintegrasi kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 36 59,0 dan tidak sesuai standar sebanyak 25 41,0, pada kelompok kontrol yang sesuai standar 33 54,1 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 45,9. Tidak terdapat hubungan antara ketersediaan alat yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan antenatal terintegrasi dengan kematian maternal dengan p : 0,584 α 0,05. Prosedur anamnesis pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 4 6,6 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 57 93,4, sedangkan commit to user pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 57 93,4 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 4 6,6. Anamnesis sesuai standar pada pemberian asuhan Antenatal terintegrasi mempunyai risiko menurunkan kematian maternal sebesar 0,01 kali dibandingkan dengan anamnesis yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,01; CI 95=0,00-0,02; p: 0,001. Pemeriksaan fisik pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 41,0 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 59,0, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 37 60,7 dan yang tidak sesuai standar 24 39,3. Pemeriksaan fisik sesuai standar pada pemberian asuhan Antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,45 kali lebih besar dibandingkan dengan pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,45; CI 95 =0,21-0,92; p: 0,030. Pemeriksaan penunjang pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 31 50,8 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 30 49,2, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 33 54,1 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 28 45,9. Pemeriksaan penunjang sesuai standar pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,87 kali lebih besar dibandingkan pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik OR=0,87; CI 95=0,43-1,78; p: 0,717. Penentuan diagnosa pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 39 63,9 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 22 36,1, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 38 62,3 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 23 37,7. Tidak ada hubungan antara penentuan diagnosa yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan Antenatal terintegrasi dengan kematian maternal dengan p : 0,851 α 0,05. commit to user Konseling dan pemberian obat pada asuhan Antenatal terintegrasi pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 25 41,0 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 36 59,0, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 44 72,1 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 17 27,9. Pemberian konseling dan obat sesuai standar pada pemberian asuhan antenatal terintegrasi dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,25 kali lebih besar dibandingkan dengan konseling dan pemberian obat yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,25; CI 95=0,12-0,57; p: 0,001. 2 Hubungan Asuhan Intranatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Tabel 4.6 Hubungan asuhan intranatal dengan kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Kategori Standar Kasus ∑ n=61 Kontrol ∑ n=61 OR CI 95 p Pengambilan keputusan klinik Sesuai 22 36,1 55 90,2 0,06 0,02-0,16 0,001 Tidak sesuai 39 63,9 6 9,8 Pencegahan infeksi Sesuai 36 59,0 46 75,4 0,47 0,21-1,01 0,054 Tidak sesuai 25 41,0 15 24,6 Pencatatan asuhan persalinan Sesuai 18 29,5 51 83,6 0,08 0,03-0,19 0,001 Tidak sesuai 43 70,5 1016,4 Rujukan Sesuai 50 84,7 5 10,2 48 15-156 0,001 Tidak sesuai 9 15,3 44 89,8 Pertolongan persalinan dengan 58 langkah Sesuai 30 49,2 49 80,3 0,23 0,10-0,53 0,001 Tidak sesuai 31 50,8 12 19,7 signifikan secara statistik Rujukan n kasus 59, n kontrol 4 9, ∑=108 Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa pengambilan keputusan klinik pada asuhan intranatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 22 36,1 dan tidak sesuai standar sebanyak 39 63,9, pada kelompok kontrol yang sesuai standar 55 90,2 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 6 9,8. Pengambilan keputusan klinik sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,06 kali lebih besar dari pada pengambilan keputusan klinik yang perpustakaan.uns.ac.id commit to user dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,06; CI 95 =0,02-0,16; p: 0,001. Pencegahan infeksi pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 36 59,0 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 25 41,0, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 46 75,4 dan yang tidak sesuai standar 15 24,6. Pencegahan infeksi sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,47 kali lebih besar dari pada pencegahan infeksi yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik OR=0,47; CI 95=0,21-1,01; p: 0,054. Pencatatan asuhan persalinan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 18 29,5 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 43 70,5, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 51 83,6 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 16,4. Pencatatan asuhan persalinan sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,08 kali lebih besar dibandingkan dengan pencatatan asuhan persalinan yang tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,08; CI 95=0,03- 0,19; p: 0,001. Prosedur rujukan pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 50 84,7 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 9 15,3, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 5 10,2 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 44 89,8. Prosedur rujukan sesuai standar pada pemberian asuhan intranatal dapat meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 48 kali lebih besar dibandingkan dengan prosedur rujukan yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=48; CI 95=15-156; p: 0,001. Pertolongan persalinan dengan 58 langkah pada asuhan intranatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 30 49,2 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 31 50,8, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 49 80,3 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 12 19,7. Asuhan persalinan normal 58 langkah sesuai standar perpustakaan.uns.ac.id commit to user pada pemberian asuhan intranatal dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,23 kali lebih besar dibandingkan dengan asuhan persalinan normal 58 langkah yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=0,23; CI 95=0,10-0,53; p: 0,001. 3 Hubungan Asuhan Postnatal dengan Kematian Ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Tabel 4.7 Hubungan asuhan postnatal dengan kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2013-2014 Variabel Kategori Standar Kasus ∑ n=61 Kontrol ∑ n=61 OR CI 95 p Kunjungan nifas I Sesuai 33 54,1 43 70,5 0,49 0,23-1,04 0,062 Tidak sesuai 28 45,9 18 29,5 Kunjungan nifas II Sesuai 42 68,9 43 70,5 0,92 0,42-2,00 0,844 Tidak sesuai 19 31,1 18 29,5 Kunjungan nifas III Sesuai 40 65,6 24 39,3 2,93 1,40-6,13 0,004 Tidak sesuai 21 34,4 37 60,7 Kunjungan nifas IV Sesuai 9 47,4 7 38,9 1,41 0,38-5,13 0,603 Tidak sesuai 10 52,6 1161,1 signifikan secara statistik Kunjungan nifas IV n kasus= 18, n kontrol= 19, ∑=37 Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa kunjungan nifas I pada asuhan postnatal kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 33 54,1 dan tidak sesuai standar sebanyak 28 45,9, pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 70,5 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 18 29,5. Kunjungan nifas I sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,49 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas I yang dilakukan tidak sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik OR: 0,49; CI 95: 0,23-1,04; p : 0,062 α 0,05. Kunjungan nifas II pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 42 68,9 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 19 31,1, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar 43 70,5 dan yang tidak sesuai standar 18 29,5. Kunjungan nifas II yang perpustakaan.uns.ac.id commit to user dilakukan sesuai standar dapat menurunkan risiko kematian maternal sebesar 0,92 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas II yang tidak dilakukan sesuai standar, meskipun tidak signifikan secara statistik OR: 0,92; CI 95: 0,42- 2,00; p: 0,844 α 0,05. Kunjungan nifas III pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 40 65,6 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 21 34,4, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 24 39,3 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 37 60,7. Kunjungan nifas III sesuai standar pada pemberian asuhan postnatal dapat meningkatkan risiko kematian maternal sebesar 2,93 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan nifas III yang dilakukan tidak sesuai standar, dan signifikan secara statistik OR=2,93; 95 CI=1,40-6,13; p: 0,004. Kunjungan nifas IV pada asuhan postnatal pada kelompok kasus yang sesuai standar sebanyak 9 47,4 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 10 52,6, sedangkan pada kelompok kontrol yang sesuai standar sebanyak 7 38,9 dan yang tidak sesuai standar sebanyak 11 61,1. Tidak terdapat hubungan antara kunjungan nifas IV yang sesuai standar dan yang tidak sesuai standar pada asuhan postnatal dengan kematian maternal dengan p: 0,603 α 0,05.

C. Analisis Multivariat