2.3.4 Index of Complexity, Outcome and Need ICON
Index of Complexity, Outcome and Need ICON dikembangkan oleh Charles Daniels dan Stephen Richmond dari Universitas Cardiff. Berdasarkan pada pendapat
dari 97 ahli spesialis ortodonti dari Jerman, Yunani, Hungaria, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat, indeks internasional ini telah
memberikan sebuah metode penilaian tunggal untuk mengukur kebutuhan perawatan ortodonti, kompleksitas maloklusi, dan keberhasilan perawatan ortodonti.
12,30,31
Mereka menilai tingkat kebutuhan perawatan pada 240 model studi sebelum perawatan dan mencatat tingkat keberhasilan perawatan pada 98 model studi sebelum
dan sesudah perawatan.
8,12
ICON merupakan indeks multifungsional karena ICON menilai indeks kebutuhan perawatan, kompleksitas maloklusi, dan keberhasilan perawatan. Oleh
karena itu, ICON memberikan suatu nilai yang lebih dibandingkan dengan indeks kebutuhan perawatan yang lain. Kebutuhan perawatan ortodonti tidak selalu sama
dengan kompleksitas perawatan. Penilaian terhadap kompleksitas maloklusi membantu untuk menginformasikan kemungkinan keberhasilan perawatan yang
diterima, dan untuk mengidentifikasi kasus yang lebih sulit, yang memerlukan waktu lebih lama dalam perawatan.
11,12,32
Sebuah indeks yang baik harus memiliki reliabilitas yang tinggi konsisten dari waktu ke waktu dan validitas mengukur apa yang seharusnya diukur. ICON
telah terbukti menjadi indeks yang dapat diandalkan dan valid untuk menilai kebutuhan perawatan ortodonti serta memiliki sensitivitas yang tinggi mampu
mendeteksi kebutuhan perawatan pada individu dan spesifisitas kemampuan untuk mengidentifikasi individu yang tidak memerlukan perawatan. ICON juga dinilai
valid untuk mengukur kompleksitas maloklusi dan keberhasilan perawatan ortodonti.
9,12
ICON memberikan beberapa keuntungan, yaitu: mudah digunakan, mengukur sifat-sifat yang relatif sedikit, dan dapat digunakan pada pasien atau model
studi tanpa memerlukan modifikasi.
8
Index of Complexity, Outcome and Need ICON terdiri dari lima komponen, yang masing-masing komponen memiliki bobot yang berbeda sesuai dengan
kepentingannya. Komponen pertama diadaptasi dari komponen estetik AC IOTN. Komponen lainnya adalah berjejaldiastema rahang atas, crossbite, openbiteoverbite
anterior, dan relasi anteroposterior segmen bukal. Masing-masing komponen dapat diukur dari pasien atau model studi. Skor ICON mencerminkan tingkat dari
kebutuhan, kompleksitas, dan derajat perubahan sebagai hasil dari perawatan ortodonti.
12,14,31
a. Komponen estetik Komponen estetik yang dipakai adalah komponen estetik AC dari IOTN
yang memiliki sepuluh Grade Gambar 1. Setelah skor diperoleh, kemudian dikalikan dengan bobot 7.
11,19
b. Berjejaldiastema rahang atas Komponen ini didapat dengan mengukur diskrepansi jumlah lebar mesiodistal
gigi dengan lengkung gigi. Komponen ini memiliki skor satu sampai lima Tabel 10.
14,31
Tabel 10. Skor penilaian berjejaldiastema rahang atas
11,19
Ciri oklusal
Skor Bobot
1 2
3 4
5 Berjejal
rahang atas
2 mm 2,1-5
mm 5,1-9
mm 9,1-13
mm 13,1-17
mm 17 mm
atau gigi impaksi
5
Diastema rahang
atas 2 mm
2,1-5 mm
5,1-9 mm
9 mm 5
Keterangan:
31
- Skor 5 untuk gigi yang impaksiektopik dan gigi supernumerary kecuali gigi molar 3.
- Diastema di salah satu bagian rahang akan menggantikan crowding yang ada.
- Gigi desidui yang dipertahankan tidak ada gigi permanennya dan gigi supernumerary yang erupsi dicatat sebagai diastema kecuali kalau harus
dipertahankan untuk menghindari kebutuhan protesa. - Gigi yang hilang akibat trauma atau ekstraksi dicatat sebagai diastema
kecuali ruang yang ada dipertahankan sebagai tempat protesa. c. Crossbite
Pada segmen posterior, relasi transversal menunjukkan adanya gigitan tonjol pada segmen bukal atau gigitan terbalik. Sedangkan pada segmen anterior, crossbite
didefinisikan dengan gigi insisivus atau kaninus rahang atas pada saat oklusi dalam keadaan edge to edge atau linguoversi. Skor yang diberikan apabila dijumpai adanya
crossbite adalah 1 dan 0 bila tidak.
14
d. Relasi anteroposterior segmen bukal Relasi anteroposterior segmen bukal termasuk gigi kaninus, premolar dan
molar kiri dan kanan dinilai sesuai dengan Tabel 11 dan kemudian skor kedua sisi dijumlahkan.
11,14,20
Tabel 11. Skor penilaian relasi anteroposterior segmen bukal
19
Ciri oklusal Skor
Bobot 1
2 Relasi
anteroposterior segmen bukal
Relasi cusp ke embrasur
Klas I,II dan III
Relasi cusp yang lain
kecuali cusp to cusp
Relasi cusp to cusp
3
e. Relasi vertikal anterior Sifat ini termasuk openbite kecuali masih dalam tahap perkembangan dan
overbitedeepbite. Jika kedua ciri dijumpai, hanya skor tertinggi yang dicatat.
11,20,31
Tabel 12. Skor penilaian relasi vertikal anterior
19
Relasi vertikal
anterior Skor
Bobot 1
2 3
4
Openbite Edge to
edge 1 mm
1,1-2 mm 2,1-4 mm
4 mm 4
Overbite Menutupi
13 gigi insisivus
bawah Menutupi
13 – 23 Menutupi
23 Menutupi
semua 4
Setelah semua skor untuk masing-masing komponen diperoleh dan dikalikan dengan bobot masing-masing, kemudian ditambahkan untuk menghasilkan skor
akhir.
11,14
Pada model studi sebelum perawatan, skor yang didapatkan dari penjumlahan tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui kebutuhan
perawatan Tabel 13 dan juga tingkat keparahan maloklusi Tabel 14. Pada model studi setelah perawatan, angka yang didapatkan dari penjumlahan tersebut digunakan
sebagai petunjuk untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan Tabel 15. Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan adalah dengan
mengurangi skor yang diperoleh dari perhitungan pada model studi sebelum perawatan dengan empat kali skor yang didapatkan dari perhitungan pada model studi
setelah perawatan.
14
Tabel 13. Kategori kebutuhan perawatan
7
Kategori Skor
Tidak membutuhkan perawatan 31
Membutuhkan perawatan 43
Tabel 14. Tingkat keparahan maloklusi
7
Tingkat kompleksitas Skor
Easy 29
Mild 29-50
Moderate 51-63
Difficult 64-77
Very Difficult 77
Tabel 15. Tingkat keberhasilan perawatan
7
Tingkat keberhasilan Skor
Greatly improved -1
Substantially improved -25 sampai -1
Moderately improved -53 sampai -26
Minimally improved -85 sampai -54
Not improved or worse -85
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross- sectional untuk mengevaluasi tingkat keparahan maloklusi dan keberhasilan
perawatan ortodonti cekat menggunakan Index of Complexity, Outcome, and Need ICON di klinik PPDGS Ortodonti FKG – USU.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di klinik PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Jln. Alumni No. 2 Medan dan dilaksanakan pada bulan
Juli 2012 – April 2013.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah model studi sebelum dan sesudah perawatan pasien ortodonti cekat di klinik PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah
selesai menjalani perawatan dari bulan Oktober 2005 sampai bulan Desember 2012 yang berjumlah 130 pasang model.
3.4 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.