Perasa yang sering digunakan seperti, menthol atau eucalyptol. Eucalyptol merupakan antiinflamasi yang juga memberikan aroma pada obat kumur. Untuk pemanis,
biasanya digunakan sucralose, sodium sakarin. Sodium sakarin merupakan bentuk solid dari pemanis sakarin yang lebih manis dari sukrosa tetapi terasa sedikit pahit
setelah dirasakan. Selain sebagai pemanis dalam obat kumur, bahan ini juga sering digunakan sebagai pemanis permen, biskuit, obat dan pasta gigi. Bahan antiseptik
yang sering digunakan adalah chlorhexidine gluconat, thymol dan cetylpiridinium chloride. Bahan antiseptik di atas juga memiliki efek sebagai antiplak bila
ditambahkan kedalam obat kumur. Untuk bahan pengawet, biasanya digunakan sodium benzoat atau potasium
sorbate sehingga obat kumur dapat bertahan dalam waktu lama. Potasium sorbate merupakan bahan kimia yang terbentuk ketika garam potasium berikatan dengan
sorbic acid menghasilkan garam asam lemak yang mengalamai polisaturasi. Potasium sorbate dapat ditemukan pada banyak bahan makanan atau obat karena
berfungsi dalam mengawetkan makanan dengan mencegah terbentuknya jamur yang dapat menyebabkan kerusakan isi produk. Bahan ini mudah diproduksi dan cukup
murah, sehingga merupakan salah satu pilihan ideal bagi beberapa industri. Deterjen digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga bahan-
bahan yang terkandung menjadi lebih larut dan juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Selain itu, aksi busa dari deterjen
membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contohnya adalah sodium laurel sulfate.
Selain itu, beberapa bahan lain ditambahkan untuk menambah keefektivan obat kumur seperti sodium fluoride. Sodium flouoride digunakan untuk mencegah
karies, membuat gigi lebih kuat dan lebih tahan terhadap kerusakan akibat asam dan bakteri. Penambahan alkohol pada obat kumur dilakukan untuk meningkatkan efek
antibakterial dari obat kumur serta sebagai pengikat rasa.
2.4.2 Penggunaan alkohol dalam obat kumur
Universitas Sumatera Utara
Banyak obat kumur mengandung alkohol etanol dan pada beberapa obat kumur konsentrasi etanol dapat setinggi 26. Etanol disebut juga etil alkohol dengan
rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol adalah cairan jernih, tidak berwarna dengan sifatnya yaitu bau yang menyengat.
Dalam bentuk larutan cair etanol memiliki rasa manis, tetapi pada larutan dengan konsentrasi lebih tinggi etanol terasa seperti rasa terbakar. Etanol merupakan
kelompok bahan kimia yang molekulnya mengandung kelompok hidroksil, -OH, dan terikat pada atom karbon. Etanol telah dibuat sejak zaman dahulu melalui fermentasi
gula. Semua minuman yang mengandung etanol dan setengah industri etanol masih menggunakan proses ini. Gula sederhana adalah bahan mentahnya. Zymase, enzim
dari ragi, merubah gula sederhana menjadi etanol dan karbon dioksida.
20
Etanol dalam obat kumur digunakan sebagai pelarut, bahan pengawet dan antiseptik. Etanol menyebabkan denaturasi protein dan disolusi lipid. Jadi, etanol
mempunyai aktivitas antimikroba melawan banyak jenis bakteri, jamur dan virus. Studi telah menunjukkan bahwa konsentrasi tinggi alkohol di atas 20 dalam obat
kumur mungkin dapat memberikan efek terhadap rongga mulut seperti lepasnya epitel, keratosis, ulserasi mukosa, gingivitis, petechiae dan luka.
1
Berdasarkan fakta yang ada, konsumsi alkohol diidentifikasi sebagai karsinogen bagi manusia. Keduanya sangat berkaitan dengan risiko perkembangan
kanker rongga mulut. Seperti ketika mengacu pada konsumsi alkohol, etanol telah teridentifikasi sebagai karsinogenik pada manusia. Acetaldehyde yang merupakan
turunan dari metabolisme etanol dalam minuman beralkohol berkontribusi sebagai penyebab keganasan pada tumor esophageal. Kemungkinan alkohol dalam obat
kumur diubah menjadi acetaldehyde pada rongga mulut, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memicu terjadinya mutasi, tidak dapat disimpulkan tanpa adanya
studi tambahan yang dibuat spesifik mengenai isu ini dan untuk memenuhi kemungkinan karakterisitik tersebut maka sekumpulan besar dan beragam jenis
orang harus dilibatkan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bentuk acetaldehyde.
18
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan etanol sebagai bahan obat kumur berdasarkan beberapa alasan seperti, etanol merupakan pelarut untuk bahan-bahan aktif lainnya, sebagai antiseptik
dan berperan sebagai bahan pengawet. Etanol mudah diproduksi dan relatif murah. Obat kumur memiliki kemampuan dalam menurunkan plak bakteri dan gingivitis bila
digunakan bersamaan dengan metode mekanis penyingkiran plak. Studi yang dilakukan antara obat kumur mengandung alkohol dan non-alkohol menunjukkan
bahwa obat kumur yang mengandung alkohol memiliki efektivitas lebih baik.
19
Alkohol dalam obat kumur tidak diindikasikan pada pasien dengan mukositis, keadaan jaringan yang sensitif berkaitan dengan terapi radiasi kepala dan leher,
imunokompromis, sensitif terhadap alkohol dan pasien dengan restorasi komposit. Obat kumur yang mengandung alkohol dapat mengeksaserbasi kondisi-kondisi di
atas. Hal ini disebabkan alkohol dalam obat kumur kemungkinan tidak bermanfaat karena toksisitas alkohol dalam kasus apabila tertelan secara tidak sengaja oleh anak-
anak, dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker mulut dan faring, walaupun pendapat ini masih lemah, tidak konsisten dan bahkan kontradiksi dengan berbagai
literatur. Rasa tidak nyaman pada mukosa mulut meningkat dengan meningkatnya konsentrasi alkohol dimana kemungkinan seseorang sensitif terhadap alkohol.
Penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat meningkatkan kandungan alkohol dalam nafas dan dapat merubah hasil pembacaan tes nafas serta dapat melunakkan
dan merubah warna restorasi komposit dan resin hybrid.
16
2.4.3 Obat Kumur Non-Alkohol