Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian

26 penagihan pajak dengan surat paksa di KPP Pratama Jakarta Setabudi Satu tidak selalu berjalan dengan apa yang diharapkan, terkadang KPP dihadapkan dengan berbagai kendala baik internal ataupun eksternal. Maka, untuk mengantisipasi kendala tersebut pihak KPP memiliki beberapa solusi yang telah diterapkan agar penagihan pajak dengan surat paksa dapat berjalan dengan efektif 3 Riska Rahayu Indra 2014 Pengaruh Tindakan Penagihan Pajak Aktif Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penccairan Tunggakan Pajak Di KPP Pratama Padang. Surat Teguran, Surat Paksa, Pencairan Tunggakan Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik penerbitan surat teguran maupun surat paksa, tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Padang.

2.3 Kerangka Konseptual

Peran serta Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak tentu sangat diharapkan sesuai dengan kerangka sistem self assessment yang dianut dalam undang-undang perpajakan sejak tahun 1983 yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, Universitas Sumatera Utara 27 menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Akan tetapi dalam kenyataanya, masih banyak Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajibannya membayar utang pajak berdasarkan ketetapan pajak yang telah diterbitkan. Tidak dibayarnya utang pajak maka akan menimbulkan tunggakan pajak. Untuk menegakkan ketentuan undang-undang pajak yang ada maka dilakukan tindakan penagihan pajak. Tindakan penagihan terhadap utang pajak yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa mempunyai kekuatan hukum yang bersifat memaksa agar Wajib Pajak mau melunasi utang pajaknya. Tindakan penagihan pajak berdasarkan urutan proses dan waktu pelaksanaanya dimulai dengan menerbitkan surat teguran setelah 7 hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran. Selanjutnya diterbitkan surat paksa setelah 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran dan akan diikuti dengan penyitaan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam. Biasanya Wajib Pajak akan segera melunasi utang pajaknya setelah diterbitkan surat paksa karena jika sampai dilakukan penyitaan maka akan merusak kredibilitas Wajib Pajak tersebut, sehingga Wajib Pajak akan melunasi tunggakan pajaknya. Berdasarkan uraian penjelasan di atas dapat dituangkan dalam suatu skema kerangka konseptual sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 28 Kerangka Konseptual H1 H3 H2 Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Penagihan pajak sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 mengatur bahwa setelah lewat 7 hari jatuh tempo tunggakan pajak, tetapi Wajib Pajak belum melunasi utang pajak maka akan diterbitkan surat teguran. Ini bermaksud untuk mengingatkan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya dan hanya bersifat persuasif karena belum ada sanksi hukum. Setelah lewat 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran, Wajib Pajak belum juga melunasi utang pajaknya maka langkah selanjutnya yaitu dengan menerbitkan surat paksa. Surat paksa memiliki kekuatan eksekutorial serta memberi kedudukan hukum yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, surat paksa langsung dapat dilaksanakan tanpa bantuan putusan pengadilan. Surat Teguran X1 Surat Paksa X2 Penerimaan Tunggakan Pajak Y Universitas Sumatera Utara 29 Tujuan diterbitkannya Surat Paksa adalah untuk menagih tunggakan pajak, sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Penagihan Pajak. Setelah diterbitkannya Surat Paksa diharapkan Wajib Pajak yang menunggak pajak dapat melunasi utang pajaknya. Apabila dalam waktu 2 x 24 jam Wajib Pajak yang telah diterbitkan Surat Paksa belum juga melunasi utang pajaknya, maka akan dilakukan penyitaan. Dengan cara seperti itu biasanya Wajib Pajak akan merasa takut, dan akan melunasi utang pajaknya baik secara langsung maupun dengan angsuran, yang nantinya pasti akan mempengaruhi Penerimaan Tunggakan Pajak. Oleh karena itu peneliti menduga ada pengaruh antara surat teguran dengan surat paksa terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Surat Teguran berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Medan Timur H 2 : Surat Paksa berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Medan Timur. H3 : Surat Teguran dan Surat Paksa secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Medan Timur. Universitas Sumatera Utara 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian