80
“kalau untuk menambah biaya perawatan usaha tani kami maunya meminjam uang dari tetangga,kalau di sini dah biasanya kekgitu saling pinjam-pinjaman ketetangga. Kadang
kami maunya pinjam sekitar Rp.100.000-Rp.200.000 gitu. Jadi supaya percaya orang sama kami, makanya harus lancarlah kami bayar, supaya setelah itu kami dikasih lagi
untuk berutang.kalau gak kekgitu kami buat bisa gak terurus tanaman kami” Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan lain, yaitu Ibuk Sabar
Tumangger 50 Tahun yang menyatakan: “ untuk menutupi kekurangan modal pertanian , kayak mau membeli pupuk, kompos
sedikit-sedikit, terpaksalah kupinjam uang ketetangga dekat disini. Palinglah kalau mau minjam sekitar Rp.100.000. itupun kadang maunya gak ada kudapat. Tapi kadang karena
kasihan orang melihat keluarga kami yang susah maulah dikasih juga, kekmanalah kalau gak kayak gitu dari mana lah kucarik uang tambahan kalau gak ketetangga.karena cuma
aku yang kerja. Kalau mengharapkan gajikunya gak cukuplah”
7.3.4 Meminjam ke BANK
Dalam mempertahankan usaha tani,petani miskin menggunakan strategi jaringan pengaman dengan meminjam ke Bank. Dari seluruh informan yang ada, hanya satu informan
yang mau untuk meminjam uang ke Bank untuk modal usaha taninya. sepertiyang diungkapkan oleh informan, yaitu Pak K Berutu 65 Tahun yang menyatakan:
“ untuk mengatasi kekurangan modal untuk usaha tani, kami mau langsung meminjam uang ke Bank, itupun kami meminjamnya dengan menggadaikan sertifikat rumah kami,
karena harus itu syaratnya.Kami nekat meminjam ke Bank karena banyak kali kebutuhan mendadak untuk biaya keluarga kami, belum lagi untuk pertanian, biaya sekolah anak.
Kalau kami hanya mengharapkan hasil dari ladang, gak akan cukuplah untuk menanggulangi semua kebutuhan kami. Karena kalau bagus dirawat tanaman itu, maka
bagus juga juga hasilnya. Jadi dari situ juga lah kami bias menutupi utang-utang kami sedikit-
sedikit”
7.3.4 Meminjam ke Rentenir
Dalam mengatasi kekurangan modal untuk usaha tani, petani miskin menggunakan strategi jaringan pengaman dengan meninjam uang ke rentenir yang ada di desa tersebut. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
81
terlihat dari pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu informan, yaitu Pak Shela Banure 40 Tahun yang menyatakan:
“ untuk mencari biaya yang mendadak, maka kami terpaksalah harus meminjamuang ke rentenir . adapun besar uang kami pinjam dari rentenir palinglah sekitar Rp 200,000,
taulah kalau rentenir ini membuat bunga pinjamannya sangat besar, jadi terpaksalah kami mengembalikan sama bunganya sekitar Rp. 280.000 karena bunganya sekitar 80. Tapi
mau tidak mau karena kami sedang butuh ya terpaksalah kami ikuti. Karena kalau tidak begitu terkendalalah usaha tani kami, karena udah waktunya untuk dipupuk.Jadi kalau
kami biarkan ya maulah rusak tanaman itu kar
ena terlambat dipupuk” Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan, yaitu Buk MarisaBerutu 35
Tahun yang menyatakan: “untuk menutupi kekurangan biaya, seperti untuk biaya perawatan pertanian , sama untuk
biaya hidup yang mendadak, karena gak tau lagi kami mencari pinjaman, jadi terpaksalah kami mau meminjam kepada rentenir. Bisalah kami mau minjam sekitar Rp. 500,000
dengan bunganyalah 80, jadi kami kembalikanlah nanti sekitar Rp. 580.000, tapi kekmanalah karena dah butuh kali kami jadi terpaksalah kami pinjam. Kalau gak
kayakgitu, darimanalah kamimencari biaya untuk perawatan tanaman kami, sekalian nambah-nambahin biaya hidup sehari-hari.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan lain, yaitu Buk Arman Manik 50 Tahun yang menyatakan:
“ biasanya kalau gak adalagi pas kupegang uang, yah kuberanikan jugalah untuk meminjam kerentenir, kira-kira panjaman yang kumintak sekitar Rp. 300,000, barulah
dikasih bunganya 80, jadi harus kukembalikanlah sekitar 380.000 sudah dengan bunganyalah itu. Jadi kalau gak kayak gitu bisalah nanti tanaman kami gak terawat
karena terkendala biaya.
7.3.5 Gotong Royong