Bahan Penelitian  Saline untuk penyimpanan sampel penilitian Prosedur Penelitian

4.5.2 Bahan Penelitian  Saline untuk penyimpanan sampel penilitian

 Etsa asam fosfat 37 Syntac Ivoclar Vivadent  Bahan bonding: Tetric N-Bond® Ivoclar Vivadent  Resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram® Ivoclar Vivadent  Etanol 100  Gips untuk penanaman gigi Super gips  Cat kuku aseton  Sticky wax Anchor Brand  Methylene blue 2 Gambar 14. A.Cat kuku, B. Methylene blue 2 C.Sticky wax D. Syntac Ivoclar Vivadent E. Tetric N-Bond® Ivoclar Vivadent F. Tetric N-Ceram® Ivoclar Vivadent

4.5.3 Prosedur Penelitian

a. Persiapan Sampel Sampel sebanyak 30 buah gigi premolar rahang atas yang telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti dibersihkan dengan scaler lalu direndam dalam larutan saline. Kemudian sampel dikelompokkan menjadi tiga kelompok secara acak, masing-masing kelompok berjumlah 10 sampel dan ditanam dalam balok gips untuk memudahkan preparasi dan restorasi sampel Gambar 15. Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Penanaman sampel pada balok gips b. Perlakuan Sampel 1. Preparasi Sampel Bentuk outline form desain kavitas klas II mesio-oklusal digambar pada permukaan oklusal seluruh sampel dengan bantuan jangka dan penggaris untuk mendapatkan ukuran yang akurat. Preparasi kavitas menggunakan high speed handpiece dan memakai diamond bur berbentuk bulat dan silindris. Mata bur ditandai terlebih dahulu untuk mendapatkan kedalaman preparasi. Ukuran kavitas lebar buko- palatal 4 mm, panjang mesio-distal 4 mm dan kedalaman 4 mm pada oklusal serta margin gingival kavitas berada 1 mm di atas CEJ Cemento Enamel Junction Gambar 16. Preparasi dinding bukal dan lingual hampir paralel dan dihubungkan ke lantai gingival dengan menggunakan bur bulat. Kavitas dipreparasi dengan kedalaman 4 mm dan margin tidak dibevel tetapi permukaan margin harus dihaluskan. Penggantian bur dilakukan setiap 3 kavitas. Gambar 16. Preparasi klas II Universitas Sumatera Utara 2. Restorasi sampel Kelompok I Pada kelompok I pasangkan tofflemire matrix band pada gigi yang akan direstorasi, lakukan pengetsaan dengan asam fosfat 37 Syntac Ivoclar Vivadent dengan menggunakan microbrush selama 15 detik, lalu bilas dengan air selama 15 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara ringan selama 1 detik. Selanjutnya aplikasikan bahan bonding Tetric N-Bond® Ivoclar Vivadent dan diberi semprotan angin ringan lalu dilakukan penyinaran selama 20 detik. Tumpat kavitas dengan resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram® Ivoclar Vivadent secara inkremental dan lakukan penyinaran selama 20 detik. Setelah matrix band dilepas dilakukan penyinaran pada bagian proksimal selama 20 detik. Kelompok II Pada kelompok II pasangkan tofflemire matrix band pada gigi yang akan direstorasi, lakukan pengetsaan dengan asam fosfat 37 Syntac Ivoclar Vivadent dengan menggunakan microbrush selama 15 detik, lalu bilas dengan air selama 15 detik dan dengan menggunakan kasa steril dibiarkan dalam keadaan lembab moist. Selanjutnya aplikasikan bahan bonding Tetric N-Bond® Ivoclar Vivadent dan diberi semprotan angin ringan lalu dilakukan penyinaran selama 20 detik. Tumpat kavitas dengan resin komposit nanohybrid Tetric N-Ceram® Ivoclar Vivadent secara inkremental dan lakukan penyinaran selama 20 detik. Setelah matrix band dilepas dilakukan penyinaran pada bagian proksimal selama 20 detik. Kelompok III Pada kelompok III pasangkan tofflemire matrix band pada gigi yang akan direstorasi, lakukan pengetsaan dengan asam fosfat 37 Syntac Ivoclar Vivadent dengan menggunakan microbrush selama 15 detik, lalu bilas dengan aquadest dan dibiarkan dalam keadaan lembab dengan kasa steril, aplikasi etanol 100 dengan kasa steril selama 15 detik dan dengan menggunakan kasa steril dibiarkan dalam keadaan lembab moist. Selanjutnya aplikasikan bahan bonding Tetric N-Bond® Universitas Sumatera Utara Ivoclar Vivadent dan diberi semprotan angin ringan lalu dilakukan penyinaran selama 20 detik. Tumpat kavitas dengan resin komposit nanohybrid Tetric N- Ceram® Ivoclar Vivadent secara inkremental dan lakukan penyinaran selama 20 detik. Setelah matrix band dilepas dilakukan penyinaran pada bagian proksimal selama 20 detik. Gambar 17. Proses restorasi sampel: A. Pemasangan matriks, B. Aplikasi etsa selama 15 detik, C. Pembilasan dengan aquadest selama 15 detik, D. Aplikasi etanol 100 selama 15 detik, E. Pengeringan dengan semprotan udara ringan selama 1 detik, F. Kasa steril membuat keadaan lembab moist Universitas Sumatera Utara Gambar 18. A. Aplikasi bonding, B. Penyinaran selama 20 detik, C. Aplikasi resin komposit nanohybrid secara inkremental, D. Penyinaran selama 20 detik, E. Penyinaran bagian bukal selama 20 detik, F. Penyinaran bagian palatal selama 20 detik 3. Counturing, finishing dan polishing Counturing restorasi dilakukan dengan diamond bur grip biru. Pemolisan restorasi dilakukan dengan menggunakan fine finishing bur dan superfine finishing bur untuk membuang restorasi resin komposit yang berlebihan, kemudian lakukan pemolisan dengan menggunakan polishing strip untuk mempolis daerah proksimal, setelah itu gunakan polishing rubber bur pada seluruh permukaan restorasi. Gambar 19. Proses pemolisan dengan: A. fine finishing bur dan superfine finishing bur untuk membuang restorasi berlebih, B. polishing strip untuk proksimal,C. polishing rubber bur enhance bur, D. brush bur Universitas Sumatera Utara 4. Water storage dan thermocycling Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan kedalam wadah plastik yang berisi larutan saline dan direndam selama 24 jam pada suhu 37°. Setelah itu, lakukan proses thermocycling dengan memasukan sampel ke dalam beaker glass yang berisi air es selama 30 detik dengan temperatur 5 o C lalu di pindahkan dengan waktu transfer 10 detik ke waterbath bertemperatur 55°C diamkan selama 30 detik dan lakukan berulang sebanyak 200 kali putaran. Gambar 20. A. Pengukuran suhu B. Sampel direndam dalam air es bersuhu 5 o

C, C. Waktu transfer selama 10 detik, dan D. Sampel direndam dalam

waterbath bersuhu 55 o C dan proses diulang sebanyak 200x. 5. Perendaman dalam larutan Methylene blue 2 Seluruh bagian apeks sampel ditutupi dengan sticky wax sekitar 2 mm dari bagian koronal dan seluruh permukaan gigi dilapisi dengan 2 lapis cat kuku kecuali 1 mm di sekitar tepi restorasi. Kemudian dibiarkan mengering di udara terbuka hingga tidak terasa lengket lagi. Setelah itu, lakukan perendaman methylene blue 2 selama 24 jam pada suhu kamar. Selanjutnya, seluruh gigi dibersihkan dari zat warna pada air mengalir dan dikeringkan. Gambar 21. A. Sampel ditutupi wax dan dilapisi cat kuku B. Perendaman sampel dalam larutan Methylene Blue 2 Universitas Sumatera Utara 6. Pengukuran celah mikro Sampel ditempatkan pada bais sebagai penahan, kemudian sampel dibelah secara mesiodistal melalui bagian tengah restorasi dengan menggunakan disc bur. Pengamatan celah mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat warna Methylene Blue 2 pada tepi restorasi melalui stereomikroskop dengan pembesaran 20x. Pengamatan dan penilaian skor dilakukan oleh 2 orang untuk menghindari terjadinya subjektivitas. Gambar 22. A. Sampel dibelah secara mesiodistal B. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan stereomikroskop Derajat celah mikro ditentukan dengan mengamati perluasan Methylene Blue 2 dari sisi gigi yang perluasannya paling panjang dan dinilai dengan sistem penilaian standar dengan skor 0-3 seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sahelangi et al. 2010. 2 Tabel 1. Skor Penetrasi Zat Warna. 2 SKOR DEFINISI Tidak ada penetrasi 1 Penetrasi melibatkan 12 dinding kavitas 2 Penetrasi melibatkan lebih dari 12 dinding kavitas 3 Penetrasi melibatkan dinding aksial Universitas Sumatera Utara

4.6. Pengolahan dan analisis data