Hipertensi Diabetes Mellitus Pembahasan

peningkatan kadar LDL OR = 2,148 , 95 CI = 1,074 – 4,296 .Ppeningkatan kadar LDL juga memiliki hubungan yang bermakna secara statistik untuk terjadinya PJK dengan nilai p = 0,031. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Abidin2008 mengenai distribusi faktor resiko PJK berdasarkan dislipidemia, diperoleh hasil bahwa proporsi PJK pada penderita dengan dislipidemia yaitu 97 kasus 73,5, sedangkan penderita dengan tanpa dislipidemia sebanyak 32 kasus 24,2. Menurut dari hasil Framing Heart Study result , semakin tinggi kadar kolesterol, semakin tinggi pula resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung arteri jarang terjadi pada orang yang memiliki kadar kolesterol 150mgdl. Pada tahun 1984, Lipid Research Clinics-Coronary Primary mengungkapkan bahwa menurunkan kadar LDL kolesterol, secara signifikan menurunkan kejadian penyakit arteri koroner.

5.2.4 Hipertensi

Pada penelitian ini, hipertensi termasuk variabel bebas yang memenuhi syarat untuk masuk analisis multivariat. Hasil analisa multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi memiliki faktor risiko lebih besar untuk terjadinya PJK dibandingkan dengan perempuan OR = 2,486 , 95 CI = 1,597 – 3,869 . Hipertensi juga memiliki hubungan yang bermakna secara statistik untuk terjadinya PJK dengan nilai p = 0,001. Pada penelitian Abidin 2008 mengenai distribusi faktor risiko PJK menurut penyakit penyerta hipertensi, didapatkan bahwa proporsi pasien PJK lebih besar pada kelompok dengan penyakit penyerta hipertensi yaitu 84 kasus 63,6 yang menderita hipertensi sedangkan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 48 kasus 36,4. Kenyataan ini sesuai teori yang menyatakan bahwa pasien dengan hipertensi memiliki tingkat mortalitas akibat PJK lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa hipertensi. Meta-analisis pada 61 studi observasional protektif, yang dilakukan Lewington et al 2002, pada kelompok usia 40-69 tahun menunjukkan, setiap Universitas Sumatera Utara peningkatan 20mmHg tekanan darah sistolik dan 10mmHg tekanan darah diastolik, berhubungan dengan resiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan penyebab kematian lain dua kali lebih besar. Meta-analisis lain yang dilakukan Staessen et al 2001 menunjukkan penurunan tekanan darah akan menurunkan bencana dan mortalitas kardiovaskular. Patofisiologi dan pathogenesis terjadinya PJK pada hipertensi, akhir-akhir ini terus berkembang. Mekanisme biomolekular dan selular pada perkembangan aterosklerosis akibat hipertensi masih belum jelas. Terdapat berbagai faktor yang diduga berperan mulai dari disfungsi endotel, inflamasi sampai hipertropi ventrikel kiri.

5.2.5 Diabetes Mellitus

Pada penelitian ini, diabetes mellitus termasuk variabel bebas yang memenuhi syarat untuk masuk analisis multivariat. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus memiliki faktor risiko lebih besar untuk terjadinya PJK dibandingkan dengan perempuan OR = 2,205 , 95 CI = 1,379 – 3,526 . Diabetes mellitus juga memiliki hubungan yang bermakna secara statistik untuk terjadinya PJK dengan nilai p = 0,001. Diabetes mellitus tipe 2 meningkatkan risiko PJK, 2 sampai 4 kali pada populasi secara keseluruhan Hurst TD,2003. Haffner et al 1998 mendapatkan pasien DM tanpa riwayat PJK mempunyai risiko infark miokard yang sama seperti pasien PJK yang bukan DM. National Choresterol Education Program memasukkan DM sebagai coronary risk equivalent pada pedoman tatalaksana lipid. Risiko PJK tersebut bahkan lebih tinggi pada wanita. Pasien DM wanita mempunyai laju kematian 5-8 kali lebih tinggi daripada wanita non-diabetes Steinberg et al, 2000.

5.2.6 Obesitas

Dokumen yang terkait

Faktor Risiko yang Memengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner pada Pasien di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014

15 68 155

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik dari September Hingga November 2014

6 76 84

Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia ≤ 45 Tahun Di RSUP H. Adam Malik, Medan 2009- 2011

1 42 71

Faktor yang Dapat Dimodifikasi Dan Tidak Dapat Dimodifikasi Pada Penderita Sindroma Koroner Akut Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011

2 70 58

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2005

2 45 136

Hubungan Faktor Risiko yang dapat Dimodifikasi dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RS Dr. M. Djamil Padang

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi - Faktor Risiko Yang Dapat Diubah Dan Tidak Dapat Diubah Pada Pasien Penderita Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Ham Medan

0 0 27

HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah dengan Judul: Faktor Risiko yang Dapat Diubah dan Tidak Dapat Diubah pada Pasien Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUP HAM Yang dipersiapkan oleh: NANDA LADITA

0 0 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner - Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia ≤ 45 Tahun Di RSUP H. Adam Malik, Medan 2009- 2011

1 1 19

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT DIUBAH DAN TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CVA BERULANG PADA PASIEN CVA DI RS PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

0 0 13