ANALISA PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, CUSTOMIZATION, DAN INTERDEPENDENSI TERHADAP DESAIN KARAKTERISTIK INFORMASI BROAD SCOPE DAN AGGREGATION SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN ipi90150

(1)

ANALISA PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, CUSTOM IZATION, DAN INTERDEPENDENSI TERHADAP DESAIN KARAKTERISTIK INFORM ASI BROAD SCOPE

DAN AGGREGATION SISTEM AKUNTANSI M ANAJEM EN Indriyana W idyastuti

STIE “ AUB” Sur akart a

Abst raksi

St udi ini dilakukan unt uk menguji lebih lanjut pengaruh ket idakpast ian lingkungan, cust omizat ion, dan int erdependensi t erhadap desain karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Sist em akunt ansi manajemen merupakan bagian dari sist em pengendalian organisasi yang berfungsi sebagai sumber informasi pent ing yang dapat mengurangi ket idakpast ian lingkungan. Pelaksanaan cust omizat ion juga mengubah sifat hubungan ant ara sub unit -sub unit fungsional dalam perusahaan, karena aliran kerja (w ork flow s) ant ar sub unit akan menjadi sangat independen. Independensi ini menciptakan kebut uhan informasi t ambahan unt uk memast ikan bahw a kerja yang mengalir ini dapat dikoordinasikan. Informasi mengenai fakt or-fakt or int ernal maupun ekst ernal perusahaan merupakan informasi yang bersifat broad scope. Informasi aggregat ion merupakan informasi yang memperhat ikan penerapan bent uk kebijakan formal at au model analit ikal informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional at au didasarkan pada w akt u.

Dat a penelit ian dikumpulkan dengan menggunakan met ode survey dengan 102 responden yang berasal dari perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dat a penelit ian dianalisis dengan menggunakan program SPSS for Window s versi 11.5 dan program Amos 4.01.

Ada beberapa t emuan dalam penelit ian ini. Pert ama, t erdapat pengaruh ket idak-past ian linkungan t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Kedua, karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen sangat pent ing ket ika customizat ion meningkat . Ket iga, st udi ini menunjukkan t erdapat pengaruh int erdependensi t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Terakhir, t erdapat pengaruh cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi. Cust omizat ionyang t inggi akan mendorong manajer saling int erdependensi ant ar depart emen unt uk dijadikan dasar dalam pengambilan keput usan.

Kat a kunci : ket idakpast ian lingkungan, cust omizat ion, int erdependensi, karakt erist ik sist em informasi akunt ansi.

1. PENDAHULUAN

ersaingan yang meningkat di era globalisasi mew ajibkan perusahaan unt uk memanfaat kan kemam-puannya semaksimal mungkin agar dapat memenangkan persaingan. Kunci peru-sahaan memenangkan persaingan adalah dimulai dari kemampuannya memperoleh informasi yang t epat dan t erkini. Informasi yang memiliki nilai pot ensial dapat mem-berikan kont ribusi langsung dalam menen-t ukan berbagai almenen-t ernamenen-t if menen-t indakan yang

dapat dipert imbangkan pada level peren-canaan, pengaw asan, dan pengambilan keput usan, dapat meningkat kan pema-haman manajer t erhadap dunia nyat a, sert a mengident ifikasi akt ivit as yang relevan (Feat her, 1968; M ock, 1971; Baron dkk, 1974; dalam Nazaruddin, 1998). Adapun informasi yang dapat dikem-bangkan perusahaan, diant aranya adalah informasi sist em akunt ansi manajemen.

Sist em akunt ansi manajemen meru pakan prosedur dan sist em formal yang menggunakan informasi unt uk

mem-P


(2)

pert ahankan at au menyediakan alt ernat if berbagai kegiat an perusahaan (Simon, 1987). Sist em akunt ansi manajemen meru-pakan bagian dari sist em pengendalian organisasi, salah sat unya berfungsi sebagai sumber informasi pent ing yang membant u manajemen mengendalikan akt ivit asnya sert a mengurangi ket idakpast ian lingku-ngan dalam rangka mencapai t ujuan peru-sahaan (Gordon dan M iller, 1976; Wat erhouse dan Tiessen, 1978; Kaplan, 1984; Ant hony et al., 1989; At kinson et al., 1995) dalam Chia ,1995 dan Nazaruddin, 1998). Adapun karakt erist ik dari informasi sist em akun-t ansi manajemen t ersebut t erbagi at as empat bagian yait u broad scope, t imeliness, aggregat ion, dan informasi yang t erint egrasi (Chenhall dan M orris, 1986).

Sesuai dengan pendekat an kont ijensi (Ot ley, 1980), masing-masing karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen it u t idak selalu sama unt uk segala sit uasi, t et api ada fakt or t ert ent u lainnya yang akan mempengaruhi t ingkat kebut uhan t erhadap informasi sist em akunt ansi manajemen. Kebut uhan infor-masi sist em akunt ansi manajemen sangat dipengaruhi oleh ket idakpast ian ling-kungan dan fakt or personalit as (Dill, 1958; Thompson, 1967; Law rence dan Lorch, 1967; dalam Rust iana, 2000).

Penelit ian Chenhall dan M orris (1986) menguji hubungan langsung ant ara ket idakpast ian lingkungan dan int er-dependensi organisasi, dengan masing-masing karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen. Disamping itu, mereka juga menguji int eraksi ant ara ket i-dakpast ian lingkungan, int erdepen-densi organisasi, dan desent ralisasi dengan masing-masing karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen. Hasil menunjukkan bahw a ket idakpast ian ling-kungan berpengaruh langsung t erhadap broad scope dan t imeliness, sert a int er-dependensi berpengaruh t erhadap broad scope, aggregat ion, dan int egrasi.

Proses global juga meningkat kan cust omer menjadi pengendali bisnis,

sehingga keberadaan perusahaan dit en-t ukan oleh cusen-t omer oleh karena it u perusahaan harus mampu mengendalikan value t erbaik yang disediakan bagi cust omer unt uk dapat bert ahan dan berkembang dalam lingkungan t ersebut (M ulyadi dan Set yaw an, 2000). Dalam membedakan produk dan jasa dari pesaing, sejumlah perusahaan baik besar maupun kecil, haruslah merespon kebut uhan cust omer dengan melaksanakan st rat egi cust omizat ionyang merupakan fleksibilit as perusahaan manufaktur. Cust omizat ion adalah st rat egi merespon permint aan cust omer unt uk meningkat kan variasi produk lebih ist imew a dan kualit as produk yang t erbaik (Gilmore dan Pine, 1997; Kot ha, 1995).

Desain st rukt ur sist em pengen-dalian manajemen yang dilandasi oleh cust omerakan menghasilkan st rukt ur orga-nisasi yang memiliki kecepat an meres-pon perubahan cust omer, fleksibel, t erpadu dalam menyediakan layanan bagi cust omer, serta inovat if (Kaplan dan Nort on, 2000). M enurut Bouw ens dan Abernet hy (2000) cust omizat ion mem-but uhkan perkembangan budaya suat u organisasi yang mendorong individu unt uk inovat if dan responsif t erhadap kebut uhan cust omer. Pelaksanaan cust omizat ion juga mengubah sifat hubungan ant ara sub unit -sub unit fungsional dalam perusahaan, karena aliran kerja (w ork flow s) ant ar sub unit akan menjadi sangat independen. Independensi ini mencipt akan kebut uhan informasi t ambahan unt uk memast ikan bahw a kerja yang mengalir ini dapat dikoordinasikan. Tant angan bagi mana-jemen adalah memuaskan kebut uhan informasi depart emen dan juga koordinasi arus kerja diant ara sub unit fungsional yang t elah menjadi sangat int erdependen.

Hasil penelit ian Bouwens dan Abernet hy (2000) menyat akan cust omi-zat ion mempengaruhi secara t idak lang-sung t erhadap karakt eristik sist em akun-t ansi manajemen melalui inakun-t erdependensi. Dari hasil analisis dat a menunjukkan t idak ada dukungan hubungan cust omizat ion


(3)

t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan informasi aggregat ion sist em akunt ansi manajemen, t et api dukungan yang kuat just ru pada informasi int egrat ion dan t imeliness.

Sist em akunt ansi manajemen dapat memainkan peran yang pent ing dalam sit uasi sepert i ini. Sist em akunt ansi manajemen dapat didesain unt uk mem-berikan informasi yang lebih canggih dan t idak hanya membant u membuat kepu-t usan dalam deparkepu-t emen namun juga membant u koordinasi ant ar depart emen-depart emen fungsional (Bouw ens dan Abernet hy, 2000).

Hasil penelit ian Bouwens dan Abernet hy (2000) berlaw anan dengan hasil penelit ian Chenhall dan M orris (1986) dan penemuan riset sebelumnya (Abernet hy dan Gut hrie, 1994; Chong, 1996) yang mendukung hubungan ant ara karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen dengan ket idakpast ian lingkungan.

Penelit ian ini berusaha unt uk menggabungkan penelit ian yang t elah dilakukan oleh Chenhall dan M orris (1986) dan Bouw ens dan Abernet hy (2000). Penelit ian Chenhall dan M orris (1986) menekankan pada ket idakpast ian ling-kungan, int erdependensi, desent ralisasi, dan karakt erist ik informasi sist em infor-masi akunt ansi, sedangkan penelit ian Bouw ens dan Abernet hy (2000) mene-kankan pada cust omizat ion, int erde-pendensi, dan karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen.

2. TELAAH LITERATUR 2.1. Teori Kontijensi

Riset mengenai t ask environment di Inggris dipelopori oleh Burn dan stalker (1961) sebagai t eori kont ijensi (Gudono, 1999). Penelit ian t ersebut mencoba mengident ifikasi t ipe st rukt ur dan prakt ek manajemen yang t epat unt uk berbagai kondisi lingkungan yang berbeda (Bedeian dan Zammut o, 1990). Penelit ian ini mene-mukan bahw a organisasi yang mekanist is

dengan ciri-ciri pembagian t ugas dilakukan secara spesifik dan t egas adalah t epat unt uk lingkungan yang stabil, sedangkan organisasi yang organis dengan st rukt ur yang fleksibel lebih t epat unt uk lingkungan yang t idak st abil.

M enurut Ot ley (1980) para penelit i juga t elah banyak menerapkan t eori kont ijensi unt uk menganalisa dan meran-cang sist em pengendalian, khususnya dibidang sist em akuntansi manajemen. Teori kont ijensi pada sist em akunt ansi manajemen didasarkan pada premis umum bahw a t idak ada informasi sist em akun-t ansi manajemen yang secara universal selalu t epat dit erapkan pada seluruh organisasi dalam set iap keadaan. Hal ini berart i desain t erhadap masing-masing karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen t ergant ung pada kondisi kont ijensi khusus.

Banyak penelit ian yang dilakukan t erhadap t eori kont ijensi dan kait annya dengan sist em akunt ansi manajemen disebabkan karena para penelit i t ert arik unt uk menget ahui apakah t ingkat kean-dalan sist em akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama set iap kondisi at au t idak. Apabila merujuk pada premis yang ada, t ent unya sudah dapat diduga bahw a dalam kondisi t ert entu kemung-kinan t erdapat fakt or sit uasional yang baik secara individu maupun int eraksi akan berpengaruh t erhadap sist em akunt ansi manajemen. M engacu pada premis t eori kont ijensi t ersebut , maka t erdapat kemungkinan bahw a adanya perbedaan t ingkat ket idakpast ian lingkungan, cust omi-zat ion, dan int erdependensi juga akan menyebabkan t imbulnya perbedaan kebu-t uhan kebu-t erhadap informasi siskebu-t em akunkebu-t ansi manajemen.

Berdasarkan uraian t ersebut dapat diart ikan bahw a dalam lingkungan yang t idak past i dimana cust omizat ion dan int erdependensi t inggi, maka para manajer membut uhkan informasi yang cukup. Informasi yang dimaksud meliput i infor-masi broad scope, t imeliness, aggregat ion, dan informasi yang t erint egrasi.


(4)

2.2. Ketidakpastian Lingkungan

Ket idakpast ian lingkungan yait u kondisi ekst ernal yang dapat mempe-ngaruhi operasional perusahaan (Ot ley, 1980). Persepsi t erhadap ket idakpast ian didefinisikan sebagai persepsi individual at as ket idakpast ian yang berasal dari lingkungan organisasi (Gregson et al., 1994).

Terdapat t iga dimensi unt uk menjelaskan kondisi lingkungan organisasi, yait u kapasit as (capacit y), volat ilit as (volat ilit as), dan kompleksit as (complexit y) (Dess dan Bearn, 1984). Kapasit as lingku-ngan merujuk kepada seberapa besar t ingkat sumber daya yang t esedia dalam lingkungan t ersebut dapat mendukung pert umbuhan organisasi. Dimensi vola-t ilivola-t as merujuk kepada vola-t ingkavola-t kevola-t idak-st abilan lingkungan. Lingkungan dengan t ingkat perubahan yang t idak dapat dipre-diksi dikelompokkan dalam lingkungan yang dinamis, sedangkan pada lingkungan dengan t ingkat perubahan yang dapat diprediksi dikelompokkan dalam lingku-ngan yang st abil. Dimensi komplek-sit as merujuk kepada t ingkat het erogenit as dan konsent rasi diant ara lingkungan.

Lingkungan dengan het erogenit as t inggi adalah kompleks, sedangkan lingkungan yang sederhana adalah homogen dan t erkonsent rasi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pesaing.

Ket idakpast ian lingkungan dira-sakan sebagai variabel independen yang pent ing karena menyebabkan perusahaan menjadi sulit unt uk melakukan prediksi (Govindarajan, 1984; Chenhall dan M orris, 1986; Gul dan Chia, 1994) dan membuat perencanaan sert a pengendalian mana-jerial menjadi lebih sulit (Burns dan St alker, 1961 dalam Gudono, 1999; Law rence dan Lorsch, 1967; Weick, 1969; Duncan, 1972; Chenhall dan M orris, 1986).

Secara det ail Duncan (1972) dalam Rust iana (2000) mendefinisikan ket idak-past ian lingkungan sebagai (a) kesenjangan informasi yang menyangkut fakt or-fakt or lingkungan yang dihubungkan dengan

sit uasi pengambilan keput usan, (b) t idak menget ahui out come dari keput usan yang spesifik t ent ang seberapa banyak organi-sasi akan merugi jika keput usan t idak benar, dan (c) ket idakpast ian unt uk menak-sir probabilit as dalam berbagai t ingkat kepercayaan yang menunjukkan bagai-mana fakt or-fakt or lingkungan mem-pengaruhi kesuksesan at au kegagalan unit dalam melakukan fungsinya.

Gregson et al (1994) menyat akan bahw a ket idakpast ian sebagai rasa ket idak-mampuan individu dalam mem-prediksi sesuat u secara t epat . Ket idakpast ian akan berdampak pada akurasi perencanaan yang disusun, karena pada kondisi ket idak-past ian yang t inggi, informasi merupakan komodit i yang sangat berguna dalam proses kegiat an perencanaan dan kont rol suat u organisasi.

2.3. Customization

Cust omizat ion yait u st rat egi merespon permintaan cust omer unt uk meningkatkan variasi produk lebih ist i-mew a dan kualit as produk yang t erbaik (Gilmore dan Pine, 1997; Kot ha, 1995). Pelaksanaan st rat egi ini memberikan t ant angan yang cukup besar bagi mana-jemen khususnya dalam hal desain st rukt ur sert a sist em informasi yang t epat (Abernethy dan Lillis, 1995; Brickley, Smit h dan Zimmerman, 1997).

Cust omizat ion dikonsept ualisasi kedalam studi sebagai rangkaian kesatuan. Akhir dari rangkaian kesat uan hadir kembali secara relat if pada level-level cust omizat ion yang rendah yait u cust omer mampu unt uk memint a pilihan kedalam model-model dasar. Unt uk akhir yang lain rangkaian kesat uan hadir kembali pada level-level cust omizat ion yang t inggi yait u produk/ servis yang secara lengkap cust omized sesuai unt uk keperluan cust omer.

M enurut Bouwens (1998) bent uk cust omizat ion ada dua yait u mass cust omizat ion dan t ailored cust omizat ion. M ass cust omizat ion memungkinkan


(5)

organisasi memproduksi produk yang bervariasi t anpa merubah program produksi yang t elah ada. Tailored cust omizat ion cenderung mengharuskan organisasi merubah program produksinya agar bisa menambahkan hal-hal baru sesuai dengan permint aan cust omer. 2.4. Interdependensi

Int erdependensi menunjuk pada pert ukaran out put ant ar grup dalam sebuah organisasi. Baumler (1971); Wat son (1975) dalam Chenhall dan M orris (1986) menyat akan bahw a int erdependensi orga-nisasi merupakan elemen yang pent ing dalam mendesain sist em akunt ansi mana-jemen karena meningkat nya masalah koordinasi int erdependensi, yait u keadaan saling t ergant ung di ant ara grup yang ada dalam organisasi.

M enurut Gordon, et al., (1990) oleh karena organisasi merupakan sebuah sist em, maka t idak ada dua grup dalam organisasi yang akan benar-benar eksis secara independen. Art inya, sebuah grup dalam organisasi kemungkinan akan t er-gant ung pada grup lain dalam memenuhi kebut uhan bahan baku, sumber daya, informasi, at au bant uan dalam menye-lesaikan pekerjaan. Sedangkan Gibson, et al., (2000) menyat akan t erdapat t iga jenis int erdependensi yang mungkin t erjadi di ant ara grup dalam sebuah organisasi, yait u:

1. Pooled int erdependence, t idak ada int eraksi di ant ara grup dalam organi-sasi karena masing-masing grup ber-operasi secara t erpisah dan mem-peroleh reput asi, sumber daya, keuangan, at au jasa yang lain langsung dari kant or pusat . Namun demikian, kinerja dari seluruh grup yang ada akan menent ukan kesuksesan organi-sasi secara keseluruhan.

2. Sequent ial int erdependence, sebuah grup akan menyelesaikan pekerjaanya sebelum grup lain dapat melengkapi pekerjaannya. Jadi, pekerjaan dilaksa-nakan dengan cara yang berurutan

at au serial. Tent unya grup kedua dalam urut an akan mengalami kesu-lit an pada saat menyelesaikan peker-jaanya, jika grup t ersebut t idak berint eraksi secara efekt if dengan grup sebelumnya at au jika grup pert ama dalam urut an t idak dapat menyelesaikan pekerjaanya secara t epat w akt u, sehingga kinerja grup kedua t ert unda.

3. Reciprocal int erdependence, yait u out put dari masing-masing grup akan menjadi input bagi grup lain dalam organisasi. Dengan demikian, diper-lukan koordinasi yang efekt if agar masing-masing grup dalam organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Int erdependensi yang t inggi ant ar depart emen membut uhkan koordinasi akt ivitas yang lebih besar karena kepu-t usan yang dibuakepu-t sakepu-t u deparkepu-t emen dapakepu-t mempengaruhi hubungan akt ivitas dengan depart emen lain (Bouw ens dan Abernet hy, 2000). Ada dua alasan yait u pert ama, depart emen menjadi int erdependen jika out put depart emen sat u menjadi input depart emen lainnya. Kedua, produk int er-mediat e (out put ) t ersebut mungkin disat u sisi dapat memuaskan t ujuan sat u depar-t emen yang akan berdepar-t endepar-t angan dengan t ujuan depart emen lain.

2.5. Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi M anajemen

Informasi sist em akunt ansi mana-jemen yang bersifat broad scope mengacu pada dimensi fokus, kuant ifikasi dan t ime horizon (Gordon dan Narayanan, 1984). Broad scope mencakup informasi mengenai permasalahan baik ekonomi maupun non ekonomi, est imasi kejadian yang mungkin t erjadi di masa yang akan dat ang, sert a aspek-aspek lingkungan, yait u informasi broad scope memberikan informasi t ent ang fakt or-fakt or int ernal maupun ekst ernal perusahaan.

Adanya hubungan posit if ant ara informasi broad scope dan ket idakpast ian


(6)

lingkungan didukung banyak bukt i empiris diant aranya (Abernet hy dan Gut hrie, 1994) membukt ikan bahw a sumber ket idak-past ian juga berasal dari penggunaan informasi sist em akunt ansi manajemen broad scope. Chong (1996) menunjukkan bahw a dalam ket idakpast ian yang t inggi, maka peningkat an informasi broad scope akan meningkat kan efekt ifit as manajer dalam pengambilan keput usan. Chenhall dan M orris (1986), Gordon dan Narayanan (1984), menemukan hubungan posit if ant ara informasi broad scope dan t ingginya ket idakpast ian lingkungan. Chia (1995), Fisher (1996), Gul dan Chia (1994), M ia dan Chenhall (1994) menemukan hubungan posit if ant ara informasi sist em akunt ansi manajemen broad scope dan kinerja manajer disaat manajer menghadapi ket idakpast ian lingkungan. Larcker (1981) menghipot esiskan dan menemukan dukungan bahw a informasi broad scope sangat pent ing dalam t ahapan int elegen dan desain t ahap keput usan penganggaran modal dan t idak begit u pent ing dalam t ahap pemilihan program.

2.6. Informasi Aggregation Sistem Akuntansi M anajemen

Informasi t eragregasi (aggre-gat ion) merupakan informasi yang mem-perhat ikan penerapan bent uk kebijakan formal (discount ed cash flow , analisis cost -volume-provit) at au model analit ikal informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional (pemasaran, produksi) at au didasarkan pada w akt u (bulanan, t ahunan). Informasi aggregat ion meliput i ber-macam-macam bent uk, mulai dari dat a ment ah yang belum diproses sampai dengan informasi yang mencakup periode w akt u at au lingkup kepent ingan t ert ent u sepert i pusat pert anggungjaw aban, dan area fungsional (Chenhall dan M oris, 1986).

Penelit ian yang dilakukan Chenhall dan M orris (1986), M ia dan Goyal (1991) memberikan pembukt ian bahw a informasi aggregat ion mengurangi ket idakpast ian.

Informasi ini juga dapat digunakan dalam dua sit uasi keput usan yait u dalam t emen dan juga koordinasi ant ar depar-t emen. Selain idepar-t u juga pembukdepar-t ian yang mendukung informasi aggregat ion mening-kat kan kinerja dalam sit uasi yang lebih t idak past i (Chia, 1995; Gul dan Chia, 1994).

Informasi aggregat ion perlu dalam organisasi karena dapat mencegah kemungkinan t erjadinya overload informasi (Iselin, 1988). Informasi yang t eragregasi dengan t epat akan memberikan masukan pent ing dalam proses pengambilan kepu-t usan karena w akkepu-tu yang dibukepu-t uhkan unkepu-t uk mengevaluasi informasi lebih sedikit diban-dingkan dengan informasi t ak t eragregasi. Kebut uhan informasi yang mencerminkan area pert anggungjaw aban dapat diperoleh dari informasi aggregat ion (Hongren, 1982; Chenhall dan M orris, 1986). Dengan adanya informasi yang jelas mengenai area pertanggungjaw aban fungsional para manajer, akan mengurangi t erjadinya konflik ant ar depart emen (Ansari, 1979; Chenhall dan M orris, 1986).

2.7. Hubungan Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Broad scope dan Aggregation Sistem Akuntansi M anajemen

Ket idakpast ian lingkungan yang t inggi dapat menyulit kan manajer dalam menyusun perencanaan dan pengendalian yang efekt if. Duncan (1972) m endefinisikan ket idakpast ian lingkungan sebagai (1) ket iadaan informasi t ent ang fakt or-fakt or lingkungan yang berhubungan dengan sit uasi pengambilan keput usan, (2) t idak diket ahuinya out come dari keput usan t ert ent u t ent ang seberapa besar peru-sahaan akan mengalami kerugian jika keput usan yang diambil t ernyat a salah, dan (3) ket idakmampuan unt uk menilai kemungkinan, pada berbagai t ingkat keya-kinan, t ent ang bagaimana fakt or-fakt or lingkungan dapat mempengaruhi berhasil at au gagalnya suat u keput usan. M iliken (1987) menyat akan bahw a ket idakpast ian sebagai rasa ket idakmampuan individu


(7)

dalam memprediksi sesuat u secara t epat , dan persepsi ket idakpast ian lingkungan didefinisikan sebagai persepsi individual at as ket idakpast ian yang berasal dari lingkungan organisasi (Gregson et al., 1994) dalam M ardiyah dan Gudono (2001).

Pada saat ket idakpast ian lingku-ngan meningkat , manajer akan membu-t uhkan informasi dengan karakmembu-t erismembu-t ik broad scope (informasi ekst ernal, non-financial, dan informasi yang berorient asi masa depan) dan aggregat ion (informasi analit is) agar keput usan yang diambil dapat efekt if (Gordon dan Narayanan, 1984; Chenhall dan M orris, 1986; mardiyah dan Gudono, 2001). Gul dan Chia, (1994), M ia dan Chenhall (1994) menemukan bahw a t erdapat hubungan ant ara ket idakpast ian lingkungan dan karat erist ik informasi broad scopesist em akunt ansi manajemen dengan kinerja manajerial.

Chenhall dan M orris (1986) secara eksplisit menemukan bahw a t erdapat hubungan ant ara karat eristik sist em akun-t ansi manajemen broad scope dengan ket idakpast ian lingkungan. Hal ini mengim-plikasikan bahw a kesulit an penyusunan perencanaan dan pengendalian yang dise-babkan oleh ket idakpast ian lingkungan dapat dikurangi oleh ket ersediaan infor-masi sist em akunt ansi manajemen dengan karat erist ik broad scope, yait u informasi yang mengandung orient asi masa depan, non-financial, dan ekst ernal.

Kebut uhan akan suat u informasi dapat mencerminkan area pert anggung-jaw aban yang dapat diperoleh dari infor-masi t eragregasi (Hongren, 1982; Chenhall dan M orris, 1986). Informasi yang t eragre-gasi dengan t epat akan memberikan masukan yang pent ing dalam proses pengambilan keput usan, karena w akt u yang dibut uhkan unt uk mengevaluasi informasi menjadi lebih sedikit daripada informasi yang t idak t eragregasi.

Dari penjelasan di at as, dapat disimpulkan bahw a pada kondisi ket idak-past ian lingkungan, suat u organisasi akan semakin membut uhkan karakt erist ik broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi

manajemen. M aka hipot esis mengenai pengaruh ket idakpast ian lingkungan t er-hadap karat erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi mana-jemen adalah sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh ket idakpast ian lingkungan t erhadap kebut uhan akan karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen.

2.8. Hubungan Customization dengan Karakteristik Informasi Broad scope dan Aggregation Sistem Akuntansi M anajemen

M enurut Bouwens (1998) bent uk cust omizat ion ada dua yait u mass cust omizat ion dan t ailored cust omizat ion. M ass cust omizat ionmemungkinkan organi-sasi memproduksi produk yang bervariasi t anpa merubah program produksi yang t elah ada. Tailored cust omizat ion cende-rung mengharuskan organisasi merubah program produksinya agar bisa menam-bahkan hal-hal baru sesuai dengan permint aan cust omer. Pine (1993) dan Kot ha (1995) mengat akan bahw a organi-sasi yang menerapkan st rat egi mass cust omizat ion bisa mempert ahankan t ipe proses produksi massalnya sehingga hanya sedikit perubahan yang harus dilakukan t erhadap program produksi yang ada. Pine (1993) mengat akan sekarang ini perusa-haan bisa lebih mudah mengadopsi st rat egi mass cust omizat ionkarena sudah didukung perkembangan t eknologi sepert i CAM , JIT. Pada t ailored cust omizat ion, suatu organi-sasi harus merubah program proses produksinya secara berkelanjut an karena produknya t idak lagi t erdiri dari kombinasi komponen-komponen yang sudah ada.

Cust omizat iondapat meningkat kan ket idakpast ian hubungan input dan out put dalam depart emen. Ket idakpast ian ini meningkat karena program t erstandar t idak bisa lagi dipakai unt uk memanajemen akt ivitas organisasi begit u organisasi berubah ke bent uk t ailored cust omizat ion (Bouw ens dan Abernet hy, 2000). Cara


(8)

unt uk mengat asi ket idakpast ian, mana-jemen membut uhkan lebih banyak infor-masi unt uk menent ukan dan menilai hubungan sebab akibat yang t erjadi karena produk cust omizat ion.

Karat erist ik informasi sist em akun-t ansi manajemen sangaakun-t penakun-t ing keakun-t ika cust omizat ion meningkat . M anajer akan membut uhkan informasi broad scope, unt uk menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana memproduksi produk baru. Dengan adanya informasi broad scope dapat meningkat kan jumlah alt ernat if yang dapat dipert imbangkan secara simult an dalam proses pengambilan keput usan yang berhubungan dengan ket idakpast ian input dan out put . M anajer membut uhkan infor-masi aggregat ion unt uk membant u manajer mempert imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Informasi aggregat ion menyediakan penelaahan t erhadap kont eks keput usan yang mem-bant u manajer dalam memilih arah dan penen-t uan dan pencarian t indakan-t indakan alindakan-t ernaindakan-t if (Bouw ens, 1998). M aka hipot esis mengenai pengaruh cust omizat ion t erhadap karat erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen adalah sebagai berikut :

H2: Terdapat pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karak-t eriskarak-t ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen.

2.9. Hubungan Interdependensi dengan Karakteristik Informasi Broad scope dan Aggregation Sistem Akuntansi M anajemen

Int erdependensi yang t inggi ant ar depart emen membut uhkan koordinasi akt ivitas yang lebih besar karena kepu-t usan yang dibuakepu-t sakepu-t u deparkepu-t emen dapakepu-t mempengaruhi hubungan akt ivit as dengan depart emen lain (Bouw ens dan Abernet hy, 2000). Terdapat dua alasan pent ing yait u pert ama, depart emen menjadi int

erdepen-den jika out put depar- t emen sat u menjadi input depart emen lainnya. Sehingga pent ing sekali unt uk memast ikan agar out put (produk int ermediat e) depart emen A bisa diproses oleh depart emen B. Kedua, produk int ermediat e t ersebut mungkin disat u sisi dapat memuaskan t ujuan sat u depart emen yang akan bert ent angan dengan t ujuan depart emen lain. Jadi agar t erbent uk suat u keput usan yang sesuai dengan t ujuan maka masing-masing manajer depart emen perlu menget ahui pengaruh dari keput usannya t erhadap depart emen lain. Ket idakpuasan yang ber-hubungan dengan t ujuan dapat diperkecil dengan karakt erist ik sist em akunt ansi manajemen yang canggih (Bouw ens dan Abernet hy, 2000). Suat u organisasi dengan segmen yang memiliki int erdependensi t inggi akan berusaha unt uk meminimalkan biaya koordinasi dengan mengelompokkan segmen int erdependensi bersama-sama dan menyediakan manajer dengan w ew e-nang yang cukup unt uk menjalankan sub unit yang t erbent uk (M arch dan Simon, 1958; Thompson, 1967; dalam Chenhall dan M orris, 1986).

Informasi broad scope, dibut uhkan karena informasi t ersebut dapat bant u manajer menurunkan ide-ide, mem-formulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depart emen. Dengan adanya informasi broad scope dapat menunjukkan pembuat an alt ernat if solusi unt uk mening-kat kan probabilit as yang sesuai dengan t ujuan semua depart emen yang t erlibat (Bouw ens, 1998). Informasi juga harus t eragregasi begit u int erdependensi meningkat , karena informasi aggregat ion dapat membantu manajer A unt uk segera mensurvey pengaruh keput usannya t er-hadap depart emen B. Informasi aggregat ion jelas dapat mengurangi ket i-dakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keput usan di sat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya (Bouw ens, 1998). M aka hipo-t esis mengenai pengaruh inhipo-t erdependensi


(9)

t erhadap karat erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen adalah sebagai berikut :

H3: Terdapat pengaruh int erdependensi t erhadap kebut uhan akan karak-t eriskarak-t ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen.

2.10. Hubungan Customization dan Interdependensi dengan Karak-teristik Informasi Broad scope dan Aggregation Sistem Akuntansi M anajemen

Sist em akunt ansi manajemen di konsept ualisasikan sebagai suat u sist em formal unt uk memberikan informasi kepada para manajer unt uk membuat keput usan yang lebih baik (At kinson et al., 1998). Karakt erist ik informasi yang t ersedia akan menjadi efekt if apabila mendukung kebut uhan pengguna informasi at au pengambilan keput usan. Sesuai dengan pendekat an kont ijensi Ot ley (1980), yait u t ingkat ket ersediaan dari masing-masing karakt erist ik informasi sist em akunt ansi it u mungkin t idak selalu sama unt uk set iap organisasi t et api ada fakt or t ert ent u lainnya yang akan mempengaruhi t ingkat kebut uhan t erhadap informasi akunt ansi manajemen.

Sist em akunt ansi manajemen dapat digunakan unt uk mengurangi ket i-dakpast ian yang t erjadi karena pening-kat an t ingpening-kat cust omizat ion dan int erde-pendensi (Bouw ens, 1998). Informasi akunt ansi akan dapat memfasilit asi proses pengambilan keput usan dengan alasan yait u pert ama, sist em akunt ansi mana-jemen didesain unt uk menyajikan infor-masi yang dapat memudahkan penyam-paian dan pengo-lahan informasi t ermasuk pengolahan secara kont emporer sehingga masalah dapat dimengert i dengan baik unt uk memungkinkan penent uan t rade off ant ara benefit dan cost dan kedua, sist em akunt ansi manajemen dapat mengurangi pengunduran wakt u (Bouw ens, 1998).

Pelaksanaan cust omizat ion dan int erdependensi antar depart emen memungkinkan t ercipt anya suatu perbe-daan at au kesenjangan informasi yang t ersedia didalam organisasi dengan yang dibut uhkan unt uk melaksanakan t ugas yang mengakibat kan munculnya ket idak-past ian yang harus dihadapi oleh para pembuat keput usan (Bouw ens, 1998). M eskipun cust omizat ion memiliki penga-ruh t erhadap kesenjangan informasi melalui int erdependensi, t et api cust omi-zat ion juga berpengaruh secara langsung t erhadap informasi yang diperlukan unt uk pembuat an keput usan. Int erdependensi yang mengalir dari cust omizat ion, t idak hanya mempercepat ket idakpast ian yang berkait an dengan hubungan input dan out put dalam depart emen, juga mening-kat kan ket idakpast ian yang berkait an dengan t ujuan (Bouw ens dan Abernet hy, 2000).

Ket idakpast ian ini dapat dikurangi jika informasi yang t epat t ersedia. Sist em akunt ansi manajemen dapat membant u manajer dalam menyelesaikan ket idak-past ian yang berkait an dengan pembuatan keput usan apabila informasi t idak t ersedia, sehingga t idak dit ut up kemungkinan infor-masi bisa berasal dari sumber-sumber yang lain. Jika t erjadi hal sepert i ini diperkirakan bahw a suat u proporsi hubungan besar ant ara cust omizat ion dan karakt erist ik sist em akunt ansi manajemen akan dije-laskan melalui int erdependensi (Bouw ens dan Abernet hy, 2000). Pengaruh cust omizat ion t idak langsung t erhadap sist em akunt ansi yang canggih, melalui int erdependensi dapat diperkirakan akan t erjadi karena cust omizat ion akan sejalan dengan interdependensi (Bouw ens, 1998).

Cust omizat ion t inggi akan men-dorong manajer saling int erdependensi ant ar depart emen unt uk dijadikan dasar dalam mengambil keput usan. Hal ini mengimplikasikan bahw a int erdependensi dapat berperan sebagai variabel mediasi pada hubungan ant ara cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen broad scope dan


(10)

aggregat ion. M aka hipot esis mengenai pengaruh cust omizat ion melalui int erde-pendensi t erhadap karat erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen adalah sebagai berikut :

H4: Terdapat pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karak-t eriskarak-t ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akuntansi mana-jemen melalui int erdependens 3. M ETODE PENELITIAN

3.1. Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel

Unit sampel yang dipilih dalam penelit ian ini adalah manajer produksi dan manajer pemasaran karena mereka ber-peran pent ing dalam pengambilan kepu-t usan operasional sert a merupakan manajer fungsional yang mem iliki baw ahan dan at asan. Hal ini sejalan dengan penelit ian-penelit ian yang t elah dilakukan sebelumnya unt uk melihat efekt ifit as sist em akunt ansi manajemen sepert i Gordon dan Narayanan (1984), Chenhall dan M orris (1986), Gul (1991), M iah dan M ia (1996), Nazaruddin (1998), Supardiyono (1999), dan M ardiyah dan Gudono (2001).

Kuisioner dikirimkan melalui jasa pos kepada manajer produksi dan manajer pemasaran perusahaan manufakt ur yang t erdaft ar dalam Hand Book of t he Top Companies and Big Group In Indonesia yang dit erbit kan oleh PT. Kompas t ahun 2000. Dasar pert imbangan pemilihan manajer produksi dan pemasaran peru-sahaan manufakt ur sebagai obyek pene-lit ian adalah (1) akt ifit as produksi dan pemasaran dialokasikan dalam dua depar-t emen yang depar-t erpisah, dan (2) perusahaan paling t idak memperkerjakan serat us orang karyaw an.

Kelemahan mail survey adalah rendahnya respon rat e dan kemungkinan adanya responden yang t idak serius dalam mengisi at au kemungkinan t erjadinya salah

pengert ian dalam memahami pert anyaan-pertanyaan yang diajukan. Kelemahan-kelemahan t ersebut mengakibat kan bias t erhadap dat a yang t elah dikumpulkan. 3.2. Pengukuran Variabel

3.2.1. Ketidakpastian Lingkungan

Variabel ket idakpast ian lingkungan diukur dengan menggunakan inst rumen yang dikembangkan oleh Gordon dan Narayanan (1984), Supardiyono (1999), sert a Rust iana (2000), t ujuannya adalah unt uk menget ahui persepsi manajer at as ket idakpast ian lingkungan yang dirasa-kannya. Inst rumen ini t erdiri dari t ujuh pert anyaan yang mencerminkan kondisi ket idakpast ian lingkungan yang dihadapi responden dalam bidang ekonomi, hukum, polit ik, t eknologi, persaingan, pelanggan, dan lingkungan indust ri. Dalam inst rumen ini, responden dimint a unt uk memilih skala 1 sampai 7. Skala rendah menunjukkan persepsi responden t er-hadap ket idakpast ian lingkungan yang rendah, sebaliknya, skala t inggi menun-jukkan persepsi responden t erhadap ket idakpast ian lingkungan yang t inggi. 3.2.2. Customization

Cust omizat ion didefinisikan sebagai st rat egi merespon permint aan cust omer unt uk meningkat kan variasi produk lebih ist imew a dan kualit as produk yang t erbaik (Gilmore dan Pine, 1997; Kot ha, 1995). Customizat ion diukur dengan menggunakan inst rumen (Pugh, Hickson, Hinings dan Turner, 1969) yang t elah disesuaikan oleh (Bouw ens, 1998; Bouw ens dan Abernet hy, 2000). M anajer produksi dan pemasaran diberikan 5 it em pertanyaan unt uk menunjukkan sejauh mana perusahaan sebenarnya menam-bahkan feat ure pada produk at au jasa dalam cust omizat ion dimulai dengan skala 1 sampai dengan 7. Skala rendah menun-jukkan produk sepenuhnya t erst andarisasi dan skala t inggi menunjukkan produk


(11)

dibuat sepenuhnya sesuai dengan ciri-ciri yang dipesan customer (t ailore cust omizat ion).

3.2.3. Interdependensi

Int erdependensi menurut Thompson (1967) merupakan suat u hubu-ngan sejauh mana depart emen saling t ergant ung sat u sama lain dalam melak-sanakan t ugas mereka yang digolongkan dalam 3 bent uk yait u t erkumpul (pooled), berurut an (sequent ial), dan saling t imbal balik (reciprocal). Int erdependensi pooled t erjadi ket ika depart emen dalam melak-sanakan t ugas benar-benar mandiri.

Int erdependensi suquent ial melibat kan serangkaian urut an t ransfer out put set engah jadi diant ara subunit -subunit fungsional sampai produk jadi dikirim kepada konsumen. Int erdependensi reciprocal merupakan out put jadi yang bergerak bolak-balik diant ara depart emen-depart emen beberapa kali sampai produk jadi dikirim kepada klien.

Int erdependensi diukur dengan menggunakan inst rumen yang dikem-bangkan oleh Van de Ven, Delbecq dan Koenig (1976). Para responden dimint a unt uk menunjukkan jumlah pekerjaan yang sesuai dengan masing-masing kat egori int erdependensi, dengan skala 1 sampai dengan 7. Skala rendah menunjukkan seberapa sering aliran kerja dilakukan secara independen. Sedangkan skala t inggi menunjukkan seberapa sering aliran kerja dilakukan secara t imbal balik at au reciprocal.

3.2.4. Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi M anajemen

Variabel karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen diukur dengan menggunakan inst rumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan M orris (1986). Inst rumen ini t erdiri dari 5 but ir pert anyaan mengenai karakt erist ik infor-masi yang bersifat broad scope dan 7 but ir pert anyaan mengenai karakt erist ik infor-masi yang bersifat aggregat ion. Responden

diminta unt uk menunjukkan t ingkat ket er-sediaan informasi akunt ansi manajemen dalam perusahaan dengan memilih skala 1 sampai dengan 7. Skala rendah menun-jukkan t ingkat ket ersediaan informasi akunt ansi manajemen perusahaan respon-den t idak andal, dan skala t inggi menun-jukkan t ingkat ket ersediaan informasi akunt ansi manajemen perusahaan respon-den andal.

3.3. M etoda Analisis Data

Pengujian model yang diusulkan dilakukan dengan menggunakan St ruct ural Equat ion M odeling (SEM ) dengan t wo st ep approach. SEM menjadi salah sat u dari met ode st at ist ik mult ivariat yang paling populer yang menyediakan met odologi alt ernat if unt uk pengujian t eori t erhadap dat a noneksperimen dan juga menjadi alat yang sangat efekt if dalam eksplorasi dat a (Bent ler, P M dalam Dunn G et al., 1993). Hal ini karena SEM merupakan pengem-bangan dari beberapa t eknik analisis st at ist ik mult ivariat e, khususnya analisis regresi ganda/ pat h analysis dan analisis fakt or sehingga cocok digunakan pada kajian mengenai hubungan ant ara konst ruk lat en (unobserverd) dalam model yang kompleks dengan melibat kan variabel int ervening.

Pendekat an t w o-st ep digunakan unt uk mengatasi masalah t idak seban-dingnya rasio ant ara jumlah but ir inst ru-men yang digunakan dengan sampel yang t ersedia (Hart line dan Ferrel, 1996) dan unt uk menghindari int eraksi model pengu-kuran dan model st ruktural sehigga repre-sent asi t erbaik dari reliabilit as indi-kat or/ it em dapat dicapai (Hair et al., 1988). Jadi dalam Tw o-Step Approach t o SEM , model pengukuran (measurement model) t erlebih dahulu dirumuskan dan dievaluasi secara t erpisah dan kemudian di t et apkan (fixed) pada langkah kedua ket ika model st rukt ural diest imasi (Hair et .al., 1998). Karenanya pengujian model st ruk-t ural menjadi t idak berart i kecuali t elah dipast ikan bahw a model pengukuran t elah


(12)

t erpenuhi (Zabkar, Vesna, 2000). Pengujian t erhadap model pengukuran memung-kinkan pendugaan yang komprehensip t erhadap validit as konst ruk dimana validitas convergent dapat diest imasi melalui penent uan apakah muat an fakt or masing-masing it em pada suat u konst ruk yang mendasarinya adalah signifikan pada t araf signifikansi yang dit et apkan (Purw ant o, 2002).

3.3.1. Estimasi dan Pengujian M odel Pengukuran

3.3.1.1. Estimasi Validitas Pengukuran Dalam penelit ian ini ada dua pen-dekat an yang digunakan unt uk pengujian validitas set iap konst ruk (const ruct validit y) yait u explorat ory fact or analysis (EFA) dengan met ode principal component menggunakan program SPSS for Window s versi 11.5 dan confirmat ory fact or analysis (CFA) menggunakan program Amos 4.01.

EFA bert ujuan unt uk menduga unidimensionalit as skala yang digunakan. Suat u it em dikat akan memiliki sifat unidi-mensional berart i bahw a it em t ersebut hanya mengukur sat u fakt or yang men-dasarinya dan t idak menjadi bagian dari fakt or lain. Ini dit unjukkan dengan fact or loading it em yang besar di hanya sat u fakt or saja. dan kecil pada fakt or lain. Rules of t humb yang digunakan adalah fact or loading harus lebih besar at au sama dengan 0,40 (Hair at al., 1998) dan nilai KM O M easure of sampling adequacy lebih besar dari 0,5 (Kinnear, Paul. R and Gray, Colin.D. 1995).

Pendekat an kedua unt uk menguji const ruct validit y dalam penelit ian ini dilakukan dengan menggunakan confir-mat ory fact or analysis (CFA) dengan bant uan program AM OS 4.01. CFA dilakukan unt uk menduga convergent validit y, jadi apakah it em-it em t ersebut merupakan sat u kesat uan alat ukur yang mengukur konst ruk yang sama, yait u menguji apakah masing-masing fact or loading yang diest imasi dari suat u it em lebih besar dari 0,40 dan signifikan pada

t araf signifikansi yang dit et apkan (Anderson and Gerbing, 1988). Jadi z-value (Crit ical Rat io at au C.R pada print out AM OS) > 1,96. Unt uk t ujuan ident ifikasi varians semua konst ruk dit et apkan (fixed) = 1 dan mengest imasi fact or loading semua it em. (Hox, J. J dan T.M Bechger, 2001). Dalam kont eks model pengukuran at au confirmatory fact or analysis st rat egi ini sering dilakukan (Kenny, D.A, 1998).

3.3.1.2. Estimasi Reliabilitas Pengukuran

Pengujian reliabilitas inst rumen menggunakan koefisien it em t o t ot al correlat ion dan Cronbach’s alpha meng-gunakan program SPSS for Window s versi 11.5. Rules of t humb menyarankan bahw a nilai it em t o t ot al correlat ion harus lebih besar dari 0,50 dan Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,70, meskipun penulis lain mengat akan bahw a angka 0,60 masih dapat dit erima (Hair et al., 1998, p. 118; Sekaran, 2001, p. 312). M eskipun nilai it em t o t ot al correlat ion kurang dari 0,5, it em t ersebut akan t et ap dipert ahankan bila dengan mengeliminasi it em t ersebut just ru akan menurunkan Cronbach’s alpha (Purw ant o, 2002).

Disamping it u dilakukan perhi-t ungan reliabiliperhi-tas berdasarkan consperhi-t rucperhi-t (composite) reliabilit y (

) dari masing-masing konst ruk. Construct Reliabilit y masing-masing konst ruk lat en (

) meru-pakan ukuran konsist ensi int ernal dari indikat or konst ruk yang memberikan gambaran mengenai derajat mana indi-kat or konst ruk t ersebut mengindikasikan konst ruk lat en (unobserved) umum.

Reliabilit as konst ruk pengukuran yang t inggi menjadikan penelit i lebih yakin bahw a indikat or t unggal secara konsist en mengukur konst ruk yang sama. Nilai t hreshold unt uk reliabilit as konst ruk harus

0,70 (Hair et .al.,1998).

Formulasi yang digunakan unt uk menghitung const ruct reliabilit y masing-masing konst ruk adalah sebagai beriku t (Hair et al., 1998):


(13)

(

st andarized loading)2 Const ruct Reliabilit y =

(

st andarized loading)2+



j St andardized loadingdiperoleh dari out put

AM OS 4.01, dengan melihat nilai st andardized regression w eight masing-masing konst ruk t erhadap indikat ornya. Sedangkan

jdihit ung dengan formula:

j= 1 – (st andardized loading)2.

3.3.2. Estimasi Lambda dan Error Term Dalam penelit ian ini masing-masing konst ruk diukur dengan lebih dari sat u it em at au indikat or, dikombinasikan ke dalam sat u indikat or t unggal (skor komposit ). Ini dit empuh dengan pert im-bangan ukuran sampel yang relat if kecil sementara it em yang digunakan relat if besar. Dengan demikian akan mengha-silkan rasio jumlah sampel dan paramet er yang diest imasi pada bat asan yang dapat dit erima, karena jumlah paramet er yang diest imasi menjadi berkurang (Purw ant o, 2002). Indikat or t unggal t ersebut diperoleh dari skor rat a-rat a masing-masing konst ruk.

Indikat or t unggal yang merepre-sent asikan konst ruk lat en t ersebut berasal dari skala mult iple-it em. Jadi dengan indikat or t unggal t ersebut diasumsikan t idak mungkin mengukur secara sempurna suat u konst ruk dan past i mengandung unsur kesalahan. Oleh karena it u, relia-bilit as (error t erm dan lambda) pengukuran perlu diest imasi. Dalam penelit ian ini error t ermpengukuran diest imasi dari (1-

) x

2, sedangkan lambda =

½x

(How ell, 1987 dalam Purw ant o, 2002). Dimana

2 dan

bert urut -t urut adalah varians dan st andar deviasi dari indikat or t unggal t ersebut . 3.3.3. Estimasi dan Pengujian M odel

Struktural

Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian model st rukt ural dengan pendekat an t w o st ep approach t o SEM yait u:

3.3.3.1. Asumsi Kecukupan Sampel Teknik analisis dengan pendekat an st ruct ural equat ion modeling mensya-rat kan jumlah sampel minimum sebesar 100 sampel at au 5 kali jumlah paramet er yang diest imasi (Hair et .al. 1998).

3.3.3.2. Asumsi Normalitas

Dalam SEM t erut ama bila diest i-masi dengan t eknik maximum likelihood mensyarat kan sebaiknya asumsi nor malit as pada dat a dipenuhi (Hair et .al., 1998). Nilai st at ist ik unt uk menguji normalit as disebut z value (Crit ical Rat io at au C.R pada out put AM OS 4.01) dari ukuran kurt osis sebaran dat a. Bila nilai C.R lebih besar dari nilai krit is maka dapat diduga bahw a dist ribusi dat a t idak normal. Nilai krit is dapat dit en-t ukan berdasarkan en-t ingkaen-t signifikansi 1% yait u sebesar

2.58 (Hair et .al., 1998). 3.3.3.3. Asumsi Outliers

Out lier adalah dat a yang memiliki karakt erist ik unik yang t erlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bent uk nilai ekst rim baik unt uk variabel t unggal maupun variabel kombinasi (Hair et .al., 1998). Dalam analisis mult ivariate adanya out lier dapat diuji dengan st at st ik chi square (

2) t erhadap nilai mahalanobis dist ance squared pada t ingkat signifikansi 0.001 dengan degree of freedom sejumlah konst ruk yang digunakan dalam penelit ian (Hair et al., 1998). Bila t erdapat observasi yang mempunyai nilai mahalanobis dist ance squaredyang lebih besar dari chi square (

2) maka observasi t ersebut dikeluarkan dari analisis.

3.3.3.4. Estimasi dan Pengujian M odel Struktural

Set elah persyaratan asumsi jumlah minimum sampel, normalit as dat a dan uji out liers t erpenuhi, berikut nya dapat


(14)

dila-kukan est imasi t erhadap st ruct ural model unt uk menganalisis hubungan antar konst ruk dalam model yang diajukan dalam hal ini menguji hipot esis yang t elah disusun dan diajukan.

3.3.3.5. Goodness of Fit Test

Set elah mendapat kan hasil est imasi model st rukt ural maka langkah selanjut nya adalah melakukan evaluasi krit eria out put SEM . Dalam analisis SEM t idak ada alat uji st at ist ik t unggal unt uk menguji hipot esis mengenai model (Hair et .al 1988). Goodness of fit t est menent ukan apakah sebuah model akan dit erima at au dit olak secara st at ist ik. Tes fit ini t idak digunakan unt uk melihat apakah pat h dalam model berhubungan secara signifikan. Jika model dit erima maka penelit i akan melanjut kan int erpret asi t erhadap koefisien pat h dalam model:

Berikut ini akan dijelaskan beberapa indeks kesesuaian at au fit index yang digunakan unt uk menguji apakah model dapat dit erima secara st at ist ik:

1.

2 chi square st at ist ic dan probabilit y Alat yang paling umum unt uk mengukur overal fit adalah chi square st at ist ic. M odel yang dikat egorikan bagus at au baik harus mempunyai nilai chi square yang kecil, karena dalam uji beda chi square,

2 = 0 berart i t idak ada per-bedaan. Tingkat signifikansi penerimaan yang direkomendasikan adalah apabila p

0,05 (Hair et .al, 1998) yang berart i mat riks input sebenarnya dengan mat riks input yang diprediksi t idak berbeda secara st at ist ik.

2. CM IN/ DF (Normed Chi-square)

CM IN/ DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. M enurut Hair et .al. (1998), nilai yang direkomendasikan unt uk menerima kesesuaian sebuah model adalah nilai CM IN/ DF yang lebih kecil at au sama dengan 2,0 at au 3,0. 3. GFI (Goodness of Fit Index)

GFI merupakan persent asi dari kovarians observasi yang bisa dijelaskan kovarians dalam model. Indeks ini mencerminkan t ingkat kesesuaian

model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan dengan data yang sebenarnya. Nilai GFI biasanya dari 0 sampai 1. Semakin besar jumlah sampel penelit ian maka nilai GFI akan semakin besar. Nilai yang lebih men-dekat i 1 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik ( Hair et .al, 1998) nilai GFI yang dikatakan baik adalah

0,90.

4. TLI (Tucker-Lew is Index)

TLI at au NNFI adalah suat u indeks yang dihit ung unt uk kompleksit as model. Semakin indeks TLI mendekat i 1 maka model t ersebut semakin baik. M enurut Hair et .al. (1998) nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI

0,90. TLI merupakan indeks fit yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. 5. NFI (Normed Fit Index)

NFI dikenal sebagai Bent ler-Bonnet normed fit index merupakan indeks kesesuaian increment al yang juga mem-bandingkan model yang diusulkan dengan null model. Indeks ini dikat akan baik unt uk mengukur kesesuaian sebuah model karena t idak mensya-rat kan asumsi sebagaimana chi-square. Indeks yang mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik adalah bila nilai NFI

0,90 (Garson, G.D. 2002).

6. RM SEA (The Root M ean Square of Approximat ion)

Nilai RM SEA yang lebih kecil dari at au sama dengan 0,08 merupakan indeks yang baik unt uk menerima kesesuaian sebuah model (Hair et .al., 1998). RM SEA merupakan indeks pengukuran yang t idak dipengaruhi oleh besarnya sampel sehingga biasanya indeks ini digunakan unt uk mengukur fit model pada jumlah sampel yang besar.

4. HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis 1

Hasil est imasi pengaruh langsung ket idakpast ian lingkungan t erhadap


(15)

karak-t eriskarak-t ik informasi siskarak-t em akunkarak-t ansi mana-jemen diperoleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight ) = 0,218. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh Crit ical Rat io (C.R) = 2,030. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demikian Hipot esis 1 yang merepresent asikan pengaruh lang-sung ket idakpast ian lingkungan t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Gordon dan Narayanan (1984); Chenhall dan M orris (1994); M ardiyah dan Gudono (2001) menemukan bahw a pada saat ket idakpast ian mening-kat , manajer akan membut uhkan informasi dengan karakt erist ik broad scope (infor-masi ekst ernal, non finansial, dan infor(infor-masi yang berorientasi masa depan) dan aggregat ion (informasi analit is) agar keput usan yang diambil dapat efekt if. Pengujian Hipotesis 2

Hasil est imasi pengaruh langsung cust omizat iont erhadap karakt erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen diper-oleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight) = 0,249. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh C.R = 2,103. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demi-kian Hipot esis 2 yang merepresentasikan pengaruh langsung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouwens (1998) yang mengemukakan bahw a karat erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen sangat pent ing ket ika cust omizat ion meningkat . M anajer akan membut uhkan informasi broad scope, unt uk menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mem-produksi produk baru. Dengan adanya informasi broad scope dapat meningkat kan jumlah alt ernat if yang dapat dipert im-bangkan secara simult an dalam proses pengambilan keput usan yang berhubungan dengan ket idakpast ian input dan out put . M anajer membut uhkan informasi aggregat ion unt uk membantu manajer

mempert imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Informasi aggregat ion menyediakan penelaahan t erhadap kont eks keput usan yang membant u manajer dalam memilih arah dan penen-t uan dan pencarian penen-t indakan-penen-t indakan alt ernat if.

Pengujian Hipotesis 3

Hasil est imasi pengaruh langsung int erdependensi t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen diperoleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight ) = 0,237. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh C.R = 2,001. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demikian Hipot esis 3 yang mere-present asikan pengaruh langsung int er-dependensi t erhadap karakt erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) bahw a informasi broad scope, dibut uhkan karena informasi t ersebut dapat membant u manajer menurunkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depar-t emen. Dengan adanya informasi broad scope dapat menunjukkan pem-buat an alt ernat if solusi unt uk meningkat kan probabilit as yang sesuai dengan t ujuan semua depart emen yang t erlibat . Informasi aggregat ion jelas dapat mengurangi ket idakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keput usan di sat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya.

Pengujian Hipotesis 4

Hasil est imasi pengaruh t ak lang-sung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi, diperoleh koefisien st rukt ural (St andardized Indirect Effect s) = 0,079. Sebagaimana t elah disebut kan pada Bab III, pengujian hipot esis 4 dilakukan dengan


(16)

memban-dingkan model hipot et ik yang diusulkan (part ial mediat ion model) dengan model alt ernat if (non-mediat ion model).

Evaluasi nilai goodness of fit dari kedua model t ersebut disajikan pada Tabel 4.12 berikut .

Tabel 4.12. Hasil Goodness of Fit M odel Partial M ediation dan Non-M ediation

Index Cut of Value Hasil

Part ial M ediat ion Non-mediat ion

2

Kecil 2,209 6,111

Prob.

0,05 0,331 0,106

CM IN/ DF

2,00 at au 3,00 1,105 2,037

GFI

0,90 0,989 0,971

TLI

0,90 0,972 0,724

NFI

0,90 0,923 0,786

RM SEA

0,08 0,032 0,101

Dari indeks goodness of fit yang disajikan pada Tabel 4.12 di at as nampak model st rukt ural hipot et ik (part ial mediat ion model) yang diajukan lebih baik dibanding dengan model alt ernat if (non-mediat ion model). Dengan pendekat an nest ed model kedua model t ersebut akan dibandingkan secara langsung.

Est imasi perbedaan

2 dari kedua model t ersebut pada out put AM OS 4.01 diperoleh



2 sebesar 3,902 = 6,111 – 2,209, selisih degree of freedom = 3 – 2 = 1 dan probabilit as = 0,048. Karena nilai probabilit as < 0,05 berart i signifikan, jadi hipot esis menolak model non-mediat ion adalah t epat dan sebaliknya menerima model part ial mediat ion.

Dengan mempert imbangkan hasil-hasil di at as, maka secara meyakinkan dapat disimpulkan bahw a hipot esis 4 yang merepresent asikan pengaruh t ak langsung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi t erdukung. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) bahw a pengaruh cust omizat ion t idak langsung t erhadap sist em akunt ansi yang canggih, melalui int erdependensi dapat diperkirakan akan t erjadi karena cust omizat ion akan sejalan dengan int erdependensi.

Penelit ian ini menunjukkan adanya hasil yang mendukung t erhadap penelit ian sebelumnya. Hasil est imasi pengaruh ket idakpast ian lingkungan menunjukkan

bahw a pada saat ket idakpast ian meningkat , maka manajer akan membu-t uhkan informasi eksmembu-t ernal, non finansial, informasi yang berorient asi masa depan, dan informasi analit is agar keput usan yang diambil dapat efekt if.

Pada saat cust omizat ion meningkat , maka manajer membut uhkan informasi yang dapat menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mempro-duksi produk baru, sert a membut uhkan informasi yang dapat membant u manajer mempert imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Int erdependensi ant ar depart emen juga membut uhkan informasi yang dapat membant u manajer menu-runkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depart emen. Int erdependensi juga membut uhkan informasi yang dapat mengurangi ket i-dakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keputusan disat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya. Hal ini senada juga dengan pernyat aan bahw a cust omizat ion t idak berpengaruh secara langsung dengan karakt erist ik sist em akunt ansi manajemen, t et api akan t erjadi m elalui int erdependensi karena cust omizat ion akan sejalan dengan int erdependensi. Sehingga ket idakpast ian dapat dikurangi jika informasi yang t epat t ersedia.


(17)

5. KESIM PULAN

Tujuan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui pengaruh langsung maupun t idak langsung dan int eraksi ant ara variabel independen yang t erdiri dari ket idak-past ian lingkungan, cust omizat ion, dan int erdependensi t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan agreggat ion sist em akunt ansi manajemen. Teori yang dikembangkan dalam penelit ian ini menya-t akan bahw a kemenya-t idakpasmenya-t ian lingkungan yang t inggi dapat menyulit kan manajer dalam menyusun perencanaan dan pengen dalian yang efekt if serta organisasi harus menyediakan pelaksanaan st rat egi cust omizat ionyang diikut i dengan mening-kat nya int erdependensi ant ar depart emen. Cust omizat ion dan int erdependensi diident ifikasikan dalam t eori sebagai sumber ket idakpast ian dalam pengambilan keput usan.

Berdasarkan hasil uji st at ist ik t erhadap data dari perusahaan manu-fakt ur, penelit ian ini mendukung pernya-t aan yang menyebupernya-t kan bahw a pernya-t erdapapernya-t pengaruh ket idakpast ian lingkungan t er-hadap kebut uhan akan karakt erist ik infor-masi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini dapat memberikan pembukt ian Gordon dan Narayanan (1984); Chenhall dan M orris (1994); M ardiyah dan Gudono (2001) menemukan bahw a pada saat ket idak-past ian meningkat , manajer akan mem-but uhkan informasi dengan karakt erist ik broad scope (informasi ekst ernal, non finansial, dan informasi yang berorient asi masa depan) dan aggregat ion (informasi analit is) agar keput usan yang diambil dapat efekt if.

Dat a ini juga mendukung pnyat aan yang menyebut kan bahw a t er-dapat pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) yang mengemukakan bahw a karat erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen sangat

pent ing ket ika cust omizat ion meningkat . M anajer akan membut uhkan informasi broad scope, unt uk menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mempro-duksi produk baru. M anajer membut uhkan informasi aggregat ion unt uk membant u manajer memper-t imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Informasi aggre-gat ion menyediakan penelaahan t erhadap kont eks keput usan yang membant u manajer dalam memilih arah dan penen-t uan dan pencarian penen-t indakan-penen-t indakan alt ernat if.

Hasil analisis membukt ikan bahw a t erdapat pengaruh int erdependensi t erhadap kebut uhan akan karakt ersit ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini memberikan pembukt ian t erhadap pene-lit ian Bouw ens (1998) bahw a informasi broad scope, dibut uhkan karena informasi t ersebut dapat membant u manajer menurunkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depar-t emen. Dengan adanya informasi broad scope dapat menunjukkan pembuat an alt ernat if solusi unt uk meningkat kan probabilit as yang sesuai dengan t ujuan semua depart emen yang t erlibat . Informasi aggregat ion jelas dapat mengurangi ket idakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keput usan di sat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya.

Hasil analisis dat a memberikan bukt i adanya dukungan pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi. Hal ini mem-berikan pembukt ian t erhadap penelit ian Bouw ens dan Abernet hy (2000) bahw a ket idakpast ian ini dapat dikurangi jika informasi yang t epat t ersedia, dan t er-hadap penelit ian Bouw ens (1998) bahw a pengaruh cust omizat ion t idak langsung t erhadap sist em akunt ansi yang canggih,


(1)

t erist ik informasi sist em akunt ansi mana-jemen diperoleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight ) = 0,218. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh Crit ical Rat io (C.R) = 2,030. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demikian Hipot esis 1 yang merepresent asikan pengaruh lang-sung ket idakpast ian lingkungan t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Gordon dan Narayanan (1984); Chenhall dan M orris (1994); M ardiyah dan Gudono (2001) menemukan bahw a pada saat ket idakpast ian mening-kat , manajer akan membut uhkan informasi dengan karakt erist ik broad scope (infor-masi ekst ernal, non finansial, dan infor(infor-masi yang berorientasi masa depan) dan aggregat ion (informasi analit is) agar keput usan yang diambil dapat efekt if.

Pengujian Hipotesis 2

Hasil est imasi pengaruh langsung cust omizat iont erhadap karakt erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen diper-oleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight) = 0,249. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh C.R = 2,103. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demi-kian Hipot esis 2 yang merepresentasikan pengaruh langsung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouwens (1998) yang mengemukakan bahw a karat erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen sangat pent ing ket ika cust omizat ion meningkat . M anajer akan membut uhkan informasi broad scope, unt uk menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mem-produksi produk baru. Dengan adanya informasi broad scope dapat meningkat kan jumlah alt ernat if yang dapat dipert im-bangkan secara simult an dalam proses pengambilan keput usan yang berhubungan dengan ket idakpast ian input dan out put . M anajer membut uhkan informasi aggregat ion unt uk membantu manajer

mempert imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Informasi aggregat ion menyediakan penelaahan t erhadap kont eks keput usan yang membant u manajer dalam memilih arah dan penen-t uan dan pencarian penen-t indakan-penen-t indakan alt ernat if.

Pengujian Hipotesis 3

Hasil est imasi pengaruh langsung int erdependensi t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen diperoleh koefisien st rukt ural (st andardized regression w eight ) = 0,237. Uji signifikansi t erhadap nilai ini diperoleh C.R = 2,001. Karena nilai C.R > 1,96, berart i signifikan pada t araf signifikansi 5%. Dengan demikian Hipot esis 3 yang mere-present asikan pengaruh langsung int er-dependensi t erhadap karakt erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen dit erima. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) bahw a informasi broad scope, dibut uhkan karena informasi t ersebut dapat membant u manajer menurunkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depar-t emen. Dengan adanya informasi broad scope dapat menunjukkan pem-buat an alt ernat if solusi unt uk meningkat kan probabilit as yang sesuai dengan t ujuan semua depart emen yang t erlibat . Informasi aggregat ion jelas dapat mengurangi ket idakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keput usan di sat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya.

Pengujian Hipotesis 4

Hasil est imasi pengaruh t ak lang-sung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi, diperoleh koefisien st rukt ural (St andardized Indirect Effect s) = 0,079. Sebagaimana t elah disebut kan pada Bab III, pengujian hipot esis 4 dilakukan dengan


(2)

memban-dingkan model hipot et ik yang diusulkan (part ial mediat ion model) dengan model alt ernat if (non-mediat ion model).

Evaluasi nilai goodness of fit dari kedua model t ersebut disajikan pada Tabel 4.12 berikut .

Tabel 4.12. Hasil Goodness of Fit M odel Partial M ediation dan Non-M ediation

Index Cut of Value Hasil

Part ial M ediat ion Non-mediat ion

2

Kecil 2,209 6,111

Prob.

0,05 0,331 0,106

CM IN/ DF

2,00 at au 3,00 1,105 2,037

GFI

0,90 0,989 0,971

TLI

0,90 0,972 0,724

NFI

0,90 0,923 0,786

RM SEA

0,08 0,032 0,101

Dari indeks goodness of fit yang disajikan pada Tabel 4.12 di at as nampak model st rukt ural hipot et ik (part ial mediat ion model) yang diajukan lebih baik dibanding dengan model alt ernat if (non-mediat ion model). Dengan pendekat an nest ed model kedua model t ersebut akan dibandingkan secara langsung.

Est imasi perbedaan

2 dari kedua model t ersebut pada out put AM OS 4.01 diperoleh



2 sebesar 3,902 = 6,111 – 2,209, selisih degree of freedom = 3 – 2 = 1 dan probabilit as = 0,048. Karena nilai probabilit as < 0,05 berart i signifikan, jadi hipot esis menolak model non-mediat ion adalah t epat dan sebaliknya menerima model part ial mediat ion.

Dengan mempert imbangkan hasil-hasil di at as, maka secara meyakinkan dapat disimpulkan bahw a hipot esis 4 yang merepresent asikan pengaruh t ak langsung cust omizat ion t erhadap karakt erist ik informasi sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi t erdukung. Hasil ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) bahw a pengaruh cust omizat ion t idak langsung t erhadap sist em akunt ansi yang canggih, melalui int erdependensi dapat diperkirakan akan t erjadi karena cust omizat ion akan sejalan dengan int erdependensi.

Penelit ian ini menunjukkan adanya hasil yang mendukung t erhadap penelit ian sebelumnya. Hasil est imasi pengaruh ket idakpast ian lingkungan menunjukkan

bahw a pada saat ket idakpast ian meningkat , maka manajer akan membu-t uhkan informasi eksmembu-t ernal, non finansial, informasi yang berorient asi masa depan, dan informasi analit is agar keput usan yang diambil dapat efekt if.

Pada saat cust omizat ion meningkat , maka manajer membut uhkan informasi yang dapat menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mempro-duksi produk baru, sert a membut uhkan informasi yang dapat membant u manajer mempert imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Int erdependensi ant ar depart emen juga membut uhkan informasi yang dapat membant u manajer menu-runkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depart emen. Int erdependensi juga membut uhkan informasi yang dapat mengurangi ket i-dakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keputusan disat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya. Hal ini senada juga dengan pernyat aan bahw a cust omizat ion t idak berpengaruh secara langsung dengan karakt erist ik sist em akunt ansi manajemen, t et api akan t erjadi m elalui int erdependensi karena cust omizat ion akan sejalan dengan int erdependensi. Sehingga ket idakpast ian dapat dikurangi jika informasi yang t epat t ersedia.


(3)

5. KESIM PULAN

Tujuan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui pengaruh langsung maupun t idak langsung dan int eraksi ant ara variabel independen yang t erdiri dari ket idak-past ian lingkungan, cust omizat ion, dan int erdependensi t erhadap karakt erist ik informasi broad scope dan agreggat ion sist em akunt ansi manajemen. Teori yang dikembangkan dalam penelit ian ini menya-t akan bahw a kemenya-t idakpasmenya-t ian lingkungan yang t inggi dapat menyulit kan manajer dalam menyusun perencanaan dan pengen dalian yang efekt if serta organisasi harus menyediakan pelaksanaan st rat egi cust omizat ionyang diikut i dengan mening-kat nya int erdependensi ant ar depart emen. Cust omizat ion dan int erdependensi diident ifikasikan dalam t eori sebagai sumber ket idakpast ian dalam pengambilan keput usan.

Berdasarkan hasil uji st at ist ik t erhadap data dari perusahaan manu-fakt ur, penelit ian ini mendukung pernya-t aan yang menyebupernya-t kan bahw a pernya-t erdapapernya-t pengaruh ket idakpast ian lingkungan t er-hadap kebut uhan akan karakt erist ik infor-masi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini dapat memberikan pembukt ian Gordon dan Narayanan (1984); Chenhall dan M orris (1994); M ardiyah dan Gudono (2001) menemukan bahw a pada saat ket idak-past ian meningkat , manajer akan mem-but uhkan informasi dengan karakt erist ik broad scope (informasi ekst ernal, non finansial, dan informasi yang berorient asi masa depan) dan aggregat ion (informasi analit is) agar keput usan yang diambil dapat efekt if.

Dat a ini juga mendukung pnyat aan yang menyebut kan bahw a t er-dapat pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini sesuai dengan penelit ian Bouw ens (1998) yang mengemukakan bahw a karat erist ik infor-masi sist em akunt ansi manajemen sangat

pent ing ket ika cust omizat ion meningkat . M anajer akan membut uhkan informasi broad scope, unt uk menent ukan dan menemukan ide-ide bagaimana mempro-duksi produk baru. M anajer membut uhkan informasi aggregat ion unt uk membant u manajer memper-t imbangkan berbagai set -set kemungkinan memproduksi produk secara kont emporer. Informasi aggre-gat ion menyediakan penelaahan t erhadap kont eks keput usan yang membant u manajer dalam memilih arah dan penen-t uan dan pencarian penen-t indakan-penen-t indakan alt ernat if.

Hasil analisis membukt ikan bahw a t erdapat pengaruh int erdependensi t erhadap kebut uhan akan karakt ersit ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen. Penelit ian ini memberikan pembukt ian t erhadap pene-lit ian Bouw ens (1998) bahw a informasi broad scope, dibut uhkan karena informasi t ersebut dapat membant u manajer menurunkan ide-ide, memformulasikan solusi yang cocok unt uk kedua depar-t emen. Dengan adanya informasi broad scope dapat menunjukkan pembuat an alt ernat if solusi unt uk meningkat kan probabilit as yang sesuai dengan t ujuan semua depart emen yang t erlibat . Informasi aggregat ion jelas dapat mengurangi ket idakpast ian yang berhubungan dengan t ujuan, karena dapat mengurangi w akt u pengambilan keput usan di sat u depar-t emen dan memberi lebih banyak w akdepar-t u unt uk depart emen lain dalam menent ukan t ujuannya.

Hasil analisis dat a memberikan bukt i adanya dukungan pengaruh cust omizat ion t erhadap kebut uhan akan karakt erist ik informasi broad scope dan aggregat ion sist em akunt ansi manajemen melalui int erdependensi. Hal ini mem-berikan pembukt ian t erhadap penelit ian Bouw ens dan Abernet hy (2000) bahw a ket idakpast ian ini dapat dikurangi jika informasi yang t epat t ersedia, dan t er-hadap penelit ian Bouw ens (1998) bahw a pengaruh cust omizat ion t idak langsung t erhadap sist em akunt ansi yang canggih,


(4)

melalui int erdependensi dapat diper-kirakan akan t erjadi karena cust omizat ion akan sejalan dengan int erdependensi.

DAFTAR PUSTAKA

Abernet hy, M . A., & Gut hrie, C. H, (1994), An Empirical Assessment of t he “ fit s” bet w een St rat egy and M anagement Informat ion Syst em Design, Account ing and Finance, 34, 49-66.

Abernet hy, M . A., & Lillis, A. M , (1995), The Impact of M anufact uring Flexibilit y on M anagement Cont rol Syst em Design, Account ing, Organizat ions and Societ y, Vol. 20, pp. 241-258. Anderson, J.C. and Gerbing, D.W. (1988).

St ruct ural Equat ion M odeling in Pract ice: A Review and

Recommended Tw o-St ep

Approach. Psychological Bullet in, 103, 411 - 423

Ansari, S., (1979), Tow ards an Open Syst ems Approach t o Budget ing, Account ing, Organizat ions and Societ y,Vol. 4, No. 3, pp. 149-161. Arbuckle, J. (1988). Analysis M oment

St ruct ure (AM OS) User’s Guide. Pennsylvania

At kinson, A. A., Banker, R. D., Kaplan, R. S., & Young, M , (1997), M anagement Account ing, Upper Saddle River: Prent ice Hall.

Bouw ens, J., (1998), The Use of M anagement Account ing Syst ems in Funct ionally Different iat ed Organizat ions, Ph.D. t hesis, Cent er for Economic Research, Tilburg Universit y.

Bouw ens, J., & Abernet hy, A. M ., (2000),

The Consequences of

Cust omizat ion on M anagement Account ing Syst em Design, Account ing, Organizat ion and Societ y, Vol. 25, pp. 221-241. Burn, T., & St alker, G. M ., (1961), The

M anagement of Innovat ion, London: Tavist ock.

Chapman, C. S., (1997), Reflect ion on Cont igency View of Account ing, Account ing, Organizat ion and Societ y, Vol. 22, pp. 189-205. Chenhall, R. H., & M orris, (1986), The

Impact os St ructure, Environment and Int erdependence on t he Perceived Usefullness of M anagement Account ing Syst em, The Account ing Review , Vol. 61, No.1, pp. 16-35.

Chia, Y. M ., (1995), Decent ralizat ion, M anagement Account ing Syst em (M AS) Informat ion Charact erist ic and Their Int eract ion effect s on M anagerial Performance: A Singapore St udy, Journal of Business Finance and Account ing, Sept ember, pp. 811-830.

Chong, V. K., (1996), M anagement Account ing Syst ems, Task Uncert aint y and M anagerial Performance: A Research Not e, Account ing, Organizat ion and Societ y, Vol. 21, No. 25, pp. 415-421.

Cooper, D. R., & C. William Emory, (1995), Business Research M et hods, 5t h, Chicago, Irw in.

Duncan, R. B., (1972), Charact erist ics od Organizat ional Environment s and Perceived Environment al Uncert aint y, Administ rat ive Science Quart erly, pp. 313-327.

Dunn, G., B Everit t dan A Pickles. (1993). M odelling Covariance and Lat ent Variables using EQS. Chapman & Hall. London

Fiesher, C., (1996), The Impact of Perceived Environment al Uncert aint y and Individual Differences on M anagement Informat ion Requirement s: A Research not e, Account ing, Organizat ions and Societ y, Vol. 21, pp. 361-369. Garson, D.A. (2002). Quant it at ive Research

in Public Adminst rat ion. An Online Text Book. NC St at e Universit y. PA 765


(5)

Gibson, James. L., John M . Ivoncevich, and James H. Dow nw lly, Jr, (2000), Organizat ions: Behavior St ruct ure Processes, Tebt h Edit ion, Irw in M cGraw Hill, Unit ed St at es of america.

Gilmore, J. H., & Pine, B. J., (1997), The Four Faces of M ass Cust omizat ion, Harvard Business Review , Vol. 75, pp. 91-101.

Gordon, Judit h R., R. Wayne M ondy, Art hur Sherplin, and Shane R. Premeaux, (1990), M anagement and Organizat ional Behavior,Allyn and Bacon, Unit ed St at es of America. Govindarajan, (1984), Appropriat eness of

Account ing syst ems, Perceived Environment al Uncert aint y and St ruct ure: An Environment al Uncert aint y as Int ervening Variable, Account ing, Organizat ions and Societ y, Vol. 9, No. 1, pp. 33-47.

Gregson, Terry, et al., (1994), Role Ambiguit y, Role Conflict , and Peerceived Environment Uncer-t ainUncer-t y: Are The Scale M easuring Separat e Const ruct for Accont ant s, Behavioral Research In Account ing, Vol. 6, pp. 144-159.

Gudono, (1999), Teori Akunt ansi Kepe-rilakuan, Semiloka Sehari M et o-dologi Penelit ian Akunt ansi Kepe-rilakuan, Novot el, Yogyakart a. Gul & Chia, Y. M ., (1994), The Effect of

M anagement Account ing Syst ems, Perceived Environment al Uncert aint y and Decent ralizat ion on M anagerial Performance: A Test of Three Way Int eract ion, Account ing, Organizat ions and Societ y,Vol. 19, pp. 413-426. Hart line, M .D dan O.C. Ferrell. (1996). The

M anagement of Cust omer-Cont act Service Employees: An Empirical Invest igat ion. Journal of M arket ing, 60: 52 – 70

Hongren, C. T., (1982), Cost Account ing: A M anagerial Emphasis (Englew ood Cliffs, New Jersey, Prent ice-Hall).

Hox, J.J dan T.M Bechger. (2001). An Int roduct ion t o St ruct ural Equat ion M odeling. Family Science Review. 11, 354 – 373

Iselin, E. R., (1988), The Effect of Informat ion Load and Informat ion Diversit y on Decision Qualit y in The St ruct ured Decisions Task, Account ing, Organizat uons and Societ y, Vol. 13, No. 2, pp. 147-164. Kenny, D.A. (1998). SEM art icle dow nload

from

ht t p:/ / users.rcn.com/ dakenny/ Kinnear, Paul.R and Gray, Colin.D. (1995).

SPSS for Window s M ade Simple. Erlbaum (UK) Taylor & Francis M auno, Saija and Kinnunen, Ulla. (1999).

The Effect s of Job St ressor on M arit al Sat isfact ion in Finnish Dual-Earner Couples. Journal of Organizat ional Behavioral. 20. 879 – 895

M iliken, F. Z., (1987), Three Type of Perceived Uncertaint y About The Environment St at e, effect and Response Uncert aint y, Academy of M anagement Review , Vol. 12, No. 1, pp. 133-143.

Kaplan and Nort on, (2000), The St rat egy Focused Organizat ion, Harvard Business Scholl Press Bost on, M assachut t es.

Khot a, S., (1995), M ass Cust omizat ion: Implement ing t he Emerging Paradigma for Compet it ive Advant age, Strat egic M anagement Journal, Vol. 16, pp. 21-24.

Kren, L., (1997), The Role of Account ing Informat ion in Organizat ional Cont rol: The St at e of The Art In: Behavioral Account ing Research, Foundat ions and Front iers, V. Arnold, & S. G. Sut on. Sarasot a, American Account ing Associat ion. Lareker, D. F., (1981), The Perceived

Import ance of Select ed Infor-mat ion Charact erist ics for St rat egic Capit al Budget ing, The Account ing Review , pp. 519-538.


(6)

Law rence, P.R., & J. W. Lorsch, (1967), Organizat ions and Environment : M anaging Different iat ion and Int egrat ion, Homewood: Richard D. Irw in.

M ia, L., & Goyal, M ., (1991), Span of Cont rol, Task Int erdependece and Usefulness of M AS Informat ion in Not -For-Profit Government Organizat ions, Financial Accoun-t ibiliAccoun-t y and M anagemenAccoun-t , Vol. 19, pp. 1-13.

M ardiyah, A. A., dan Gudono, (2001), Pengaruh Ket idakpast ian Ling-kungan dan Desent ralisasi t er-hadap Karakt erist ik Sist em Akunt ansi M anajemen, Jurnal Riset Akunt ansi Indonesia, Vol. 4, No. 1, Januari, pp. 1-30.

M iah, N. Z., M ia, L., (1996), Decen-t ralizaDecen-t ion AccounDecen-t ing conDecen-t rol and Performance of Government Organizat ions: A New Zealand Empirical St udy, Financial Account ing and M anagement, Vol. 12, No. 3, August , pp. 173-189. M ulyadi dan Johny Set yaw an, (2000),

Sist em perencanaan dan Pengen-dalian M anajemen.

Nazaruddin, Iet je, (1998), Pengaruh Desent ralisasi dan Karakt erist ik Sist em Informasi Akunt ansi Terhadap Kinerja M anajerial, Jurnal Riset Akunt ansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Juli.

Nunnaly, J. C., (1978), Psychomet ric Theory, M cGraw-Hill, New York. Ot ley, D. T. P. R., (1980), The Cont ingency

Theory of M anagement

account ing: Achievement s and

Prognosis, Account ing

Organizat ion and Societ y, Vol. 4, pp. 413-428

---, (1997), Budegt ary Crit eria in Performance Evaluat ion Working Paper.

Purw ant o, B.W. (2002). The Effect of Salesperson St ress Fact ors on Job Performance. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 17, 150 – 169 Rust iana, (2000), Pengaruh Sist em

Akun-t ansi manajemen, DesenAkun-t ralisasi dan Perceived Environment al Uncert aint y(PEU) Terhadap Kinerja M anajerial: Three Way Int eract ion, Tesis UGM .

Simon. R., (1987), Account ing cont rol syst ems and Business St rat egy: An Empirical Analysis, Account ing Organizat ions and Societ y, Vol. 12, No. 4, pp. 357-374.

Supardiyono, (1999), Pengaruh Ket idak-past ian Lingkungan dan St rukt ur Organisasional t erhadap Efekt ifit as Sist em Akunt ansi M anajemen, Tesis UGM .

Pine, B. J., (1993), M ass Cust omizat ion: The New Front ier in Business Compe-t iCompe-t ion, BosCompe-t on: Harvard Business School Press.

Thompson, J. D., (1967), Organizat ions in Act ion, New York: M cGraw -Hill. Van de Ven, A. H., Delbecq, A. L., &

Koening, R., (1976), Det erminant s of Coordinat ion Wit hin Organiza-t ions, American Sociological Review , Vol. 41, pp. 322-338. Zabkar, Vesna. (2000). Some M et

ho-dological Issues w it h St ruct ural Equat ion M odel Applicat ion in Relat ionship Qualit y Cont ext . New Approaches in Applied St at ist ics. Ljubljana: FDV


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH STRATEGI CUSTOMIZATION TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI PENGGUNAAN KARAKTERISTIK Analisis Pengaruh Strategi Customization Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Penggunaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Broad Scope.

0 2 14

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Strategi Customization Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Penggunaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Broad Scope.

0 3 8

Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Teknologi Informasi Melalui Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Aggregation Terhadap Kinerja manajerial (Suatu Kasus Pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun).

1 4 145

Pengaruh Customization dan Interdependensi terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broad scope dan Aggregation | Nazaruddin | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1015 2904 1 PB

0 0 20

AMEN10. PENGARUH STRATEGI CUSTOMIZATION TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PENGGUNAAN KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN YANG BERSIFAT BROAD SCOPE DAN AGGREGATION

1 1 22

Pengaruh Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial | Ernawati | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1008 2886 1 PB

0 0 19

Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Teknologi Informasi Melalui Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Aggregation Terhadap Kinerja manajerial (Suatu Kasus Pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun)

0 0 19

PENGARUH CUSTOMIZATION DAN INTERDEPENDENSI TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN (Studi Kasus Pada PT. Astra Graphia Tbk) - Unika Repository

0 1 16

PENGARUH STRATEGI CUSTOMIZATION TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN YANG BERSIFAT BROAD SCOPE, AGGREGATION, INTEGRATION DAN TIMELINESS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 13

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul : Pengaruh Strategi Bisnis, Ketidakpastian Lingkungan, dan Desentralisasi Terhadap Hubungan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Timeliness dengan Kinerja Organisasi ( Studi

0 0 17