KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG.
KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Administrasi Pendidikan
Oleh:
Mohammad Ajid Abdul Majid 1005772
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG
Oleh
Mohammad Ajid Abdul Majid
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Mohammad Ajid Abdul Majid Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN MOHAMMAD AJID ABDUL MAJID
1005772
KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 KOTA BANDUNG Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. Yati Siti Mulyati, M.Pd. NIP. 19520929 198403 2 001
Pembimbing II,
Dr. Eka Prihatin. M.Pd. NIP. 19660712 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Endang Herawan, M. Pd. NIP. 19600810 198603 1 001
(4)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSRTAK……….. i
KATA PENGANTAR………... ii
UCAPAN TERIMAKASIH……….. iii
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR GAMBAR………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………..
C. Tujuan Penelitian………
D.Manfaat/Signifikansi Penelitian………..
E. Struktur Organisasi Skripsi………. 1 8 10 10 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah………
2. Konsep Produktivitas Kerja Guru………
3. Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap
Produktivitas Kerja Guru……….
4. Penelitian Terdahulu………
B.KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN………
C.ASUMSI PENELITIAN………....
D.HIPOTESIS PENELITIAN………..
13 32
39 41 43 45 46
(5)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian……….
B. Desain Penelitian………
C. Metode Penelitian………..
D.Definisi Operasional……….
E.Instrumen Penelitian………..
F. Proses Pengembangan Instrumen………..
G.Teknik Pengumpulan Data……….
H.Analisis Data………..
47 53 57 59 62 65 74 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………..
B. Pembahasan Hasil Penelitian……….
87 116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan……….
B.Saran………..
127 128
DAFTAR PUSTAKA 131
(6)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui penyebaran angket tertutup kepada 177 guru PNS pada 15 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.hasil penelitian dengan menggunakan Weight Means Scored (WMS) menunjukkan bahwa gambaran umum komunikasi interpersonal kepala sekolah sebagai variabel X berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 2.99 dan gambaran umum produktivitas kerja guru sebagai variabel Y berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 2.71. selanjutnya hasil analisis korelasi antara variabel X dan variabel Y diperoleh dengan skor 0.471 yang menunjukkan bahwa variabel X berkontribusi cukup kuat terhadap variabel Y. Hasil uji determinasi dengan bantuan SPSS 17.00 for windows menunjukkan nilai sebesar 0.222 yang artinya bahwa komunikasi interpersonal kepala sekolah berkontribusi terhadap produktivitas kerja guru sebesar 22.2% sedangkan 77.8% adalah faktor lain yang turut berkontribusi. Selanjutnya adalah hasil uji regresi yang menunjukkan Y=26.476+0.471X yang bersifat signifikan dan linier, artinya bahwa setiap terjadi komunikasi interpersonal kepala sekolah akan meningkatkan produktivitas kerja guru sebesar 0.471. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kontribusi cukup kuat yang positif dan signifikan dari komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru sekolah menengah kejuruan negeri di Kota Bandung. Adapun saran yang diajukan peneliti bagi kepala sekolah, bahwa dalam berkomunikasi kepala sekolah harus menerapkan prinsip keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan kesamaan. Sedangkan saran yang diajukan oleh peneliti bagi guru adalah guru harus mempunyai kesmpatan untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengembangkan program pembelajaran bagi siswa.
(7)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The purpose of this study was to get an overview of how principal’s interpersonal communication plays role in teachers’ productivity in Vocational High School in Bandung. This study used descriptive method with qualitative approach. The data for this study was collected through a closed questionnaire distributed to 177 teachers working for the government in 15 Vocational High School in Bandung. Using Weight Means Score (WMS), the result of the study revealed that the general picture of the principal’s interpersonal communication, showed as variable X, was considered good with the average score of 2.99 and a general description of the teachers’ productivity, showed as variable Y, was also considered good with the average score of 2.71. Furthermore, the result of correlation analysis between the variables X and Y results in a total score of 0.471 which indicates that the variable X has such a great influence to variable Y. The result of the determination test using SPSS 17.00 for windows also showed total score of 0.222, which means that the principal's interpersonal communication contribute to the teachers’ productivity at work as much as 22.2%, while it was other factors contributing to the other 77.8%. In addition, the regression testing’s result showed that Y = 26 476 + 0.471X is significant and linear, this means that each principal's interpersonal communication that occurs will increase the teachers’ productivity at work by 0.471. This study concludes that principals’ interpersonal communication plays significant role and gives rather strong positive contribution to teachers’ productivity in vocational high school in Bandung. As for the suggestion, researcher suggests that the principal should be open and show empathy, support, positive attitude, and similarity when communicating with the teachers. Also, researcher suggests that the teachers will use their opportunity to conduct action research to develop learning programs for students.
(8)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan yang kompleks dan dinamis manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, karena pada hakikatnya manusia dipandang sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan dan saling berhubungan. Komunikasi itu sendiri merupakan urat nadi bagi kelangsungan hidup manusia dalam berhubungan dengan oranglain. Secara hemat bisa dikatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi yang dilakukannya dengan manusia yang lain dengan tujuan agar manusia tersebut dapat mempertahankan eksistensi dalam kehidupannya. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Applboum (1974:63) dalam Silalahi (2011) yang menyatakan bahwa „We spend an estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening.‟ Ini berarti bahwa tiga perempat waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi-membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan.
Di sisi lain, patut kita sadari bahwa manusia bukan hanya terletak pada kemampuan fisiknya saja, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerja sama dengan oranglain. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, dimana organisasi adalah suatu wadah tempat berkumpulnya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan komunikasi, tiap personil dapat saling berhubungan satu sama lain. Dalam konteks ini, komunikasi merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai sarana setiap orang untuk dapat berinteraksi dengan yang lain sehingga terbentuk kesepahaman pemikiran tentang aktivitas
(9)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mereka lakukan. Komunikasi pula dipandang sebagai perekat untuk mengoordinasikan seluruh orang dalam organisasi dan pembentuk kerja sama dalam menjalankan sasaran organisasi tersebut.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dijelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berkaitan dengan pengertian pendidikan diatas, patut kita perhatikan bahwa untuk mewujudkan cita-cita nasional dalam bidang pendidikan, maka diperlukan suatu organisasi untuk memfasilitasinya. Salah satu organisasi dalam ruang lingkup pendidikan yang kita kenal adalah sekolah. Sekolah adalah tempat bertemunya orang-orang yang bekerjasama untuk melakukan proses pembelajaran secara terstruktur dan sistematis agar tujuannya dicapai dengan efektif dan efisien. Lebih luas lagi, pembelajaran tersebut dilakukan agar tujuan pendidikan tercapai secara komprehensif. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, maka sekolah sebagai institusi pendidikan butuh akan pembelajaran yang berkualitas. Kualitas pembelajaran salah satunya ditentukan oleh keahlian guru dalam mendidik dan mengerjakan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Tidak bisa disangkal bahwa guru sebagai ujung tombak dalam proses
(10)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, meskipun peserta didiklah yang menentukan hasilnya sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung terdapat suatu kondisi dimana keseluruhan sumberdaya manusia tidak bisa untuk tidak melakukan aktivitas dan menghasilkan sesuatu yang bernilai dari aktivitas itu, termasuk guru. Pada kondisi ini, guru dituntut untuk mampu menghasilkan temuan baru sebagai hasil pembelajaran, baik berupa metode mengajar yang relevan dengan kebutuhan siswa, pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), inovasi sistem pembelajaran di kelas, juga mampu menghasilkan tulisan baik untuk dirinya maupun sebagai bahan bacaan bagi peserta didik. Semua hal ini bisa dilakukan oleh guru yang produktif dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Guru yang produktif mampu memperlihatkan segenap potensi positif yang dimilikinya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Produktif di sini diartikan sebagai sesuatu hal yang bisa untuk digali dan dikembangkan. Sedangkan produktivitas itu sendiri merujuk pada keinginan seseorang untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dalam berbagai aspek.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa tidak selamanya harapan selalu sejalan dengan kenyataan. Begitu juga dengan proses pembelajaran yang masih banyak diwarnai kerikil sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara efektif dan efisien. Kenyataan yang ada mengatakan bahwa guru masih kurang produktif, seperti yang dirangkum dalam sebuah artikel media massa yang ditulis oleh Rachmad (Radar Malang, 2009) dalam Sutikno (2009:7) yang
mengemukakan bahwa “Para guru di Kota malang masih banyak kelemahan, kurang tanggap strategi, tidak banyak cara, kurang disiplin, lemah sumber,kurang terampil, tidak punya selera, asal susun materi, muatan amat lemah, dan jaman dulu.”
(11)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal serupa juga diutarakan oleh Paka Wishnu (2012) berdasarkan hasil penelitiannya tentang Kontribusi Supervisi terhadap Produktivitas Kerja Guru di Sekolah Dasar Negeri Kwadungan 02 Kecamatan Kerjo pada tahun 2012 membuahkan hasil bahwa:
Produktivitas kerja guru masih rendah dilihat dari masih kurangnya capaian kerja guru dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum maupun dilihat berdasarkan hasil belajar siswa, Kendala-kendala akademis yang dialami guru bersumber dari kendala-kendala konseptual dan teknis yang mana guru sangat mengharapkan bantuan dari Kepala Sekolah untuk memberikan solusi, seperti masalah strategi pengembangan proses pembelajaran yang efektif, strategi penggunaan media pembelajaran, serta masalah teknis lainnya, dan ketidakpercayaan diri guru yang masih rendah mengakibatkan rendahnya motivasi guru dalam mencari alternatif solusi secara mandiri.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan kejuruan yang mempunyai tujuan menyiapkan siswa untuk mampu bekerja dalam suatu bidang juga membekali siswa supaya memiliki keahlian sesuai kompetensinya. Agar tujuan sekolah menengah kejuruan tercapai maka diperlukan pendidik dan tenaga pendidik yang berkualitas, fasilitas yang lengkap dan sesuai, metode pembelajaran yang mendukung serta pengelolaan yang baik. namun, yang menduduki posisi strategis dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah guru sebagai pendidik, karena disinilah guru terlibat langsung secara aktif dengan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses pendidikan di lingkungan sekolah. Guru yang mampu mewujudkan tujuan tersebut haruslah produktif dalam melakukan pekerjaannya, sehingga mampu mengantarkan siswa menuju pintu dunia kerja dengan baik dan mantap. Guru yang produktif adalah guru yang memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, ia mampu memperlihatkan segenap potensi yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. oleh karena itu di sini diperlukan perhatian kepala sekolah selaku pimpinan sekolah untuk terus meningkatkan
(12)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produktivitas kerja guru sehingga tujuan sekolah tercapai dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari beberapa guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Hasil studi pendahuluan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa masih terdapat masalah terkait melemahnya produktivitas kerja guru yang secara umum diakibatkan oleh beberapa hal berikut, yaitu:
1. Kepala sekolah jarang melakukan pengontrolan pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian besar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sering memberikan tugas kepada siswa tanpa kehadiran guru di kelas, yang pada akhirnya efektivitas dan efisiensi pembelajaran di kelas menjadi tidak tercapai dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang mana banyak siswa yang tidak mencapai target nilai minimal.
2. Adanya hubungan yang tidak baik dan kurang harmonis, dimana kepala sekolah jarang melakukan komunikasi yang intens dengan guru;
3. Disiplin kerja guru yang masih kurang baik ditunjukkan oleh tingkat kehadiran guru, sering terlambatnya guru datang ke sekolah dan masuk kelas yang menyebabkan kondisi di dalam kelas menjadi kurang terkendali ketika tidak ada guru atau guru terlambat masuk kelas.
Selain itu, peneliti juga mendapatkan data terkait penurunan rata-rata perolehan nilai ujian nasional (UN) sekolah menengah kejuruan di Kota Bandung, dimana hal tersebut bisa jadi diakibatkan oleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
(13)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Tahun Pelajaran Rata-rata nilai UN
1 2011/2012 8.21
2 2012/2013 6.33
3 2013/2014 6.02
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kota Bandung
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan nilai rata-rata dari tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini mengindikasikan bahwa terdapat kerikil dalam proses kerja guru, Untuk menanggulangi masalah tersebut maka diperlukan suatu usaha dari kepala sekolah selaku pemimpin agar masalah yang muncul dapat diminimalisir. Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Dangkua (dalam Sutikno,
2009:109) didapatkan hasil bahwa “Produktivitas kerja guru dapat meningkat antara 35%-40% melalui pengaruh atau dorongan kepala sekolah, dan 60%-65%
ditentukan oleh kemampuan guru.” sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan baik. Selanjutnya, Mulyasa (2006:103) menyatakan bahwa:
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka untuk merealisasikan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah sekaligus manajer dan supervisor diperlukan keahlian berkomunikasi. Komunikasi itu sendiri merupakan alat manajemen dan fungsi administrasi dalam pencapaian tujuannya. Seperti yang diungkapkan oleh Thoha (2012:188), bahwa:
(14)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi. Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi atau mendorong orang-orang untuk bertindak. Agar terjadi kegiatan kelompok atau organisasi, maka harus ada komunikasi antara para anggota
Dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja guru adalah komunikasi interpersonal, di mana komunikasi interpersonal ini dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh guru, serta membina hubungan yang lebih harmonis agar meningkatnya motivasi guru dalam bekerja sehingga berimbas positif terhadap produktivitas guru tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil pemikiran Suranto (2011:13) yang mengungkapkan bahwa:
Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Komunikasi interpersonal yang berlangsung baik dan intens akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas kerja guru, maka keberadaan sekolah akan semakin baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Effendy (2013:30) bahwa :
Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh suatu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator denga komunikan.
Pada dasarnya, tidak ada satupun institusi pendidikan atau sekolah yang dapat menjalankan peran dan fungsinya tanpa adanya komunikasi di dalamnya.
(15)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja guru, sehingga sekolah yang dipimpin menjadi lebih produktif dan mampu menghasilkan inovasi bagi dunia pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
bermaksud melakukan penelitian mengenai “Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah yang ingin diteliti oleh peneliti adalah Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Dalam proses identifikasi masalah pada tahap ini, secara umum masalah yang dihadapi oleh guru masih pada tataran teknis, Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada salah guru di salahsatu SMK Negeri Kota Bandung, didapatkan informasi bahwa sebagian guru masih mempunyai masalah dalam pelaksanaan pembelajaran seperti guru yang tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena kepala sekolah ataupun wakil kepala sekolah tidak pernah mengontrol atau mengevaluasi RPP yang dibuat oleh guru, sebagian guru (tidak disebutkan jumlahnya) mengajar tidak mengacu pada RPP secara baik, sehingga berimbas pada hasil evaluasi pembelajaran yang cenderung tidak mencapai kriteria minimal, lalu terciptanya hubungan yang tidak harmonis dengan kepala sekolah dalam berkomunikasi, salah satu hal yang sering terjadi adalah karena kepala sekolah yang bersangkutan terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang
(16)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan komunikasi dengan guru dan pada akhirnya guru bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya karena kurangnya kontrol dari kepala sekolah.
Peran kepala sekolah dalam memecahkan masalah di atas sangat diperlukan, terutama dalam berkomunikasi secara interpersonal dengan guru untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, mengomandoi tugas guru agar sesuai dengan standar yang berlaku, dan untuk menjalin hubungan kekerabatan dengan guru. Melalui komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap guru, diharapkan munculnya motivasi yang positif dari guru dalam bekerja sehingga produktivitas kerjanya meningkat secara signifikan.
1. Batasan Masalah
Berangkat dari hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas serta untuk menjaga agar permasalahan yang akan diteliti tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Secara Konseptual
Dalam ranah konseptual, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti berkisar pada kajian Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah sebagai variabel bebas (X) terhadap Produktivitas Kerja Guru sebagai variabel terikat (Y).
b. Secara Kontekstual
Sementara secara kontekstual peneliti akan melakukan penelitian terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dimaksudkan untuk merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bagian-bagian yang lebih jelas dan terstruktur dengan tujuan tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap subjek atau masalah yang
(17)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diteliti. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.
Dari masalah pokok yang akan dibahas, peneliti menjabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana komunikasi interpersonal berlangsung antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung? b. Bagaimana produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
di Kota Bandung? dan
c. Bagaimana Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Arikunto (2006:51) menyatakan bahwa “tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian
selesai.” Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran yang jelas mengenai Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
(18)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung;
b. Untuk mengetahui produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung; dan
c. Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya mengenai kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang komunikasi khususnya komunikasi interpersonal kepala sekolah, hingga harapan lebih lanjut peneliti dapat mengaplikasikannya secara aktual di lapangan.
(19)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan proses komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dengan guru sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja guru yang lebih baik.
E. Struktur Organisasi Skripsi
1. Judul
Judul skripsi ini adalah :Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.”
2. MutiaraHalaman Pengesahan
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh tim pembimbing, yaitu: 1) Pembimbing I : Dr. Yati Siti Mulyati, M.Pd.
NIP. 19520929 198403 2 001 2) Pembimbing II : Dr. Eka Prihatin, M.Pd.
NIP. 19660712 200604 2 001
3) Dan diketahui oleh Bapak Dr. H. Endang Herawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah 4. Kata Pengantar
5. Ucapan Terimakasih 6. Abstrak
7. Daftar Isi 8. Daftar Tabel 9. Daftar Gambar 10. Daftar Lampiran
(20)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11. BAB I Pendahuluan
Merupakan uraian dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.
12. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.
13. BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
14. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Memuat hasil Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.
15. BAB V Kesimpulan dan Saran
Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penelitian kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.
16. Daftar Pustaka 17. Lampiran-lampiran
(21)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam rangka merealisasikan penelitian yang akan dilakukan, maka dibutuhkan suatu objek yang akan diteliti yang selanjutnya digunakan sebagai sumber data, tentunya objek tersebut disesuaikan dengan fokus permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Objek yang dimaksud ditetapkan dalam suatu lokasi penelitian, yang selanjutnya pada lokasi penelitian itu dapat diketahui populasi dan sampel penelitian. Di bawah ini peneliti memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi, populasi dan sampel penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Bandung yang berjumlah 15 Sekolah.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan peneliti sebagai sumber data penelitian. Menurut Millan dan Schumacher (1997:246) mengemukakan bahwa “populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, baik itu individu, objek atau peristiwa uyang berhubungan dengan criteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi tagert generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan.” Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013:117) yang mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
(22)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian ditarik kesimpulannya.” Hemat peneliti bahwa untuk mendapatkan populasi yang sesuai dengan kajian penelitian, peneliti harus mengidentifikasi jenis data yang diperlukan yang relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian.
Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah seberapa besar kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Berdasarkan permasalahan umum tersebut, maka yang dijadikan populasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah
1 SMK Negeri 1 Bandung Jl. Wastukancana no. 3
Kec. Sumur Bandung 80
2 SMK Negeri 2 Bandung Jl. Ciliwung no. 04
Kec. Bandung Wetan 56
3 SMK Negeri 3 Bandung Jl. Solontongan no. 10
Kec. Lengkong 53
4 SMK Negeri 4 Bandung Jl. Kliningan no. 06
Kec. Lengkong 52
5 SMK Negeri 5 Bandung Jl. Bojongkoneng no.37A
Kec. Cibeunying Kidul 54 6 SMK Negeri 6 Bandung Jl. Soekarno-Hatta
Kec. Gedebage 26
(23)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kec. Buah Batu 8 SMK Negeri 8 Bandung Jl. Kliningan no. 31
Kec. Lengkong 67
9 SMK Negeri 9 Bandung Jl. Soekarno-Hatta KM. 10
Kec. Buah Batu 66
10 SMK Negeri 10 Bandung Jl. Cijawura Hilir no. 339
Kec. Buah Batu 55
11 SMK Negeri 11 Bandung Jl. Budi Cilember
Kec. Cicendo 70
12 SMK Negeri 12 Bandung Jl. Padjajaran no. 92
Kec. Cicendo 74
13 SMK Negeri 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta KM. 10
Kec. Buah Batu 46
14 SMK Negeri 14 Bandung Jl. Cijawura Hilir no. 341
Kec. Buah Batu 57
15 SMK Negeri 15 Bandung Jl. Jend. Gatot Subroto no. 4
Kec. Lengkong 35
Jumlah 849
Sumber: Data Dinas Pendidikan Kota Bandung tertanggal Juli 2014
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh potensi yang terdapat dalam populasi. Sugiyono (2013:118) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
(24)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pengambilan sampel pada penelitian yang dilakukan menggunakan teknik probability sampling, seperti yang dikatakan oleh Riduwan (2013:57), bahwa “probability sampling adalah teknik sampling
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Adapun cara yang dilakukan dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara Proportionate stratified
random sampling atau sampel acak dengan stratifikasi. Sebagaimana yang
diutarakan oleh Riduwan (2013:58) bahwa:
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Teknik sampling ini digunakan untuk mempermudah penelitian dengan cara menggolongkan populasi menurut ciri-ciri tertentu atau stratifikasi. Adapun strata yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada guru sekolah menengah kejuruan negeri di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah 849 guru.
Selanjutnya, Arifin (2014:224) mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:
a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian;
b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total;
c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%;
d. Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%; dan
(25)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ni =
Ni
N . n
e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil 10-15%.
Adapun penentuan jumlah sampel dirumuskan berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994:100) dalam Riduwan (2013:65) sebagai berikut:
S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi
Tabel 3.2
Penentuan Besaran Sampel
Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi pada penelitian ini berjumlah 177 guru, setara dengan 20,8% dari total populasi. Selanjutnya, untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing sekolah maka dilakukan perhitungan sampel berstrata yang dirumuskan oleh Sugiyono dalam Riduwan (2013:66), yaitu:
= 15% + 1000− �
1000−100. (50%−15%)
= 15% +1000−849
1000−100. 50%−15% = 15% +
151
900 . 35%
S = 15% + 0.167.(35%) S = 15% + 5,845% S = 20.845%
S = 20.845% * 849 = 0.208 * 849 = 177.008
(26)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun perhitungan untuk menentukan sampel dari masing-masing sekolah berdasarkan rumus berstrata di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Sampel Guru Berdasarkan Sekolah
No Nama Sekolah (Ni) ni =
Ni
N. n
Jumlah Sampel
1 SMK Negeri 1 Bandung 80 ni =
80 849. 177
ni = 0,094. 177 = 16.63
17
2 SMK Negeri 2 Bandung 56 ni =
56 849. 177
ni = 0,065. 177 = 11.50
12
3 SMK Negeri 3 Bandung 53 ni =
53 849. 177
ni = 0,062. 177 = 10.97
11
4 SMK Negeri 4 Bandung 52 ni =
52 849. 177
ni = 0,061. 177 = 10.79
11 Keterangan:
ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya
(27)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 SMK Negeri 5 Bandung 54 ni =
54 849. 177
ni = 0,063. 177 = 11.15
11
6 SMK Negeri 6 Bandung 26 ni =
26 849. 177
ni = 0,030. 177 = 5.31
5
7 SMK Negeri 7 Bandung 58 ni =
58 849. 177
ni = 0,068. 177 = 12.03
12
8 SMK Negeri 8 Bandung 67 ni =
67 849. 177
ni = 0,078. 177 = 13.80
14
9 SMK Negeri 9 Bandung 66 ni =
66 849. 177
ni = 0,077. 177 = 13.62
14
10 SMK Negeri 10 Bandung 55 ni =
55 849. 177
ni = 0,064. 177 = 11.32
11
11 SMK Negeri 11 Bandung 70 ni =
70 849. 177
ni = 0,082. 177 = 14.51
15
12 SMK Negeri 12 Bandung 74 ni =
74 849. 177
ni = 0,087. 177 = 15.39
15
13 SMK Negeri 13 Bandung 46 ni =
46 849. 177
ni = 0,054. 177 = 9.55
10
14 SMK Negeri 14 Bandung 57 ni =
57 849. 177
ni = 0,067. 177 = 11.85
12 Lanjutan tabel 3.3
(28)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 SMK Negeri 15 Bandung 35 ni =
80 849. 177
ni = 0,041. 177 = 7.25
7
Jumlah 849 177
B. Desain Penelitian
Ketika akan melakukan suatu penelitian, peneliti harus merancang penelitian terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan peneliti. Rancangan penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan subjek, tempat penelitian, proses pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan hasil penelitian sehingga dapat mengilhami penelitian dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Rancangan penelitian ini secara hemat dikatakan sebagai desain penelitian. Menurut Nasution (2009:23) mengungkapkan bahwa “desain penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.” Selanjutnya Nasution (2009:23-24) juga mengungkapkan manfaat dari perancangan desain penelitian adalah sebagai berikut:
1. memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi;
2. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; dan
3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Terkait desain penelitian yang akan dilakukan, Shah dalam Nazir (2003: 84), mengemukakan desain penelitian mencakup hal-hal berikut:
(29)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya
3. Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk uji
4. Membangun penyelidikan atau percobaan
5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
7. Menyusun alat serta teknik mengumpulkan data
8. Membuat coding serta mengadakan editing dan processing data
9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik
10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang Berdasarkan paparan di atas, dapat kita pahami bahwa desain penelitian dirancang untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya Arikunto (2006:22) mengungkapkan desain penelitian setidaknya mencakup:
1. Memilih masalah; 2. Studi pendahuluan; 3. Merumuskan masalah;
4. Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis; 5. Memilih pendekatan;
6. Menentukan variabel dan sumber data; 7. Menentukan dan menyusun instrumen; 8. Mengumpulkan data;
9. Analisis data;
10. Menarik kesimpulan; dan 11. Menulis laporan.
Langkah pada poin a sampai poin f termasuk pada kegiatan pembuatan rancangan penelitian, poin g sampai poin j merupakan pelaksanaan penelitian dan poin k merupakan tahap pelaporan hasil penelitian. Berdasarkan pemaparan di atas terkait langkah-langkah penelitian, maka dalam penelitian ini desain penelitian dirancang pada gambar di bawah ini:
(30)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam desain penelitian di atas, peneliti merancang seperti sebuah sistem yang dimulai dari input sampai output dan feedback atas hasil penelitian. Adapun penjelasan desain penelitiannya sebagai berikut:
1. Penelitian ini diawali dari adanya masalah yang dialami oleh guru karena masih belum mampu mencapai target kerja yang ditetapkan/guru tidak produtif dalam bekerja dan lainnya. Masalah tersebut berawal atas kesenjangan antara teori yang ada dengan kondisi empirik di lapangan yang membuahkan masalah. Adapun masalah yang dirumuskan didukung juga oleh kondisi empirik di lapangan melalui pengalaman peneliti maupun hasil pengalaman oranglain. Berdasarkan pada ketiga hal tersebut (teori, anggapan dasar, dan masalah) peneliti merumuskan
Latar Belakang
Judul Penelitian
Proses Penelitian 1. Menentukan populasi dan
sampel penelitian 2. Menentukan pendekatan
penelitian 3. Menyusun dan
mengembangkan instrumen penelitian
4. Penyebaran dan pengujian instrumen penelitian 5. Pengolahan dan analisi data
Teori Masalah Anggapan
dasar Studi Pendahuluan
Hipotesis
Input Proses Output
Feedback
Kesimpulan/ Hasil Penelitian
(31)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
latar belakang penelitian yang akan dilakukan, dimana latar belakang yang ditulis didukung oleh hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga pada akhinya didapatkan judul penelitian “Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah kejuruan Negeri di Kota Bandung.” Proses ini merupakan tahap input untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam tahap proses penelitian.
2. Tahap selanjutnya adalah tahap proses penelitian. Namun sebelum melakukan proses penelitian, peneliti mengajukan hipotesis penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis yang diajukan merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi terkait produktivitas kerja guru. Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan dan data yang diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan penelitian yang terdiri dari menentukan populasi dan sampel penelitian, menentukan pendekatan penelitian, menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian, penyebaran dan pengujian instrumen penelitian, dan pengolahan dan analisis data.
3. Tahap terakhir yaitu penarikan kesimpulan atas pengolahan dan analisis data, serta pengujian hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Tahap ini disebut juga tahap keluaran/output dari penelitian yang dilakukan, dimana akan didapatkan jawaban atas hipotesis yang diajukan, yang selanjutnya jawaban atas hipotesis yang diajukan/hasil penelitian memberikan feedback/timbalbalik yang selanjutnya bisa digunakan sebagai input bagi pihak yang akan melakukan penelitian sejenis ataupun digunakan sebagai bahan informasi.
(32)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan suatu penelitian, metode penelitian sangatlah penting untuk membantu peneliti mengumpulkan dan menganalisis data aga diperoleh jawaban atau kesimpulan penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sugiyono (2012: 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Senada dengan pendapat Sugiyono, Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Surakhmad (1998: 131) juga mengemukakan hal serupa terkait metode penelitian sebagai berikut:
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Produktivitas Kerja guru, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.
1. Metode Deskriptif
Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nazir (2003:54) bahwa:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
(33)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akurat mengenai fakta-fakta, siafat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan mengenai ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:
a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual; dan b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
di analisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa. Berdasarkan penjelasan diatas, metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang sebenarnya tentang Kontribusi Komunikasi Interpersonal kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah kejuruan Negeri di Kota Bandung.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan menggunakan perhitungan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2006: 86) bahwa:
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.
(34)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut:
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.
Melalui pendekatan kuantitatif, dapat diketahui kontribusi dari variabel X yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap variabel Y yaitu produktivitas kerja guru dengan menggunakan perhitungan statistika.
3. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, selain menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif, penelitian ini juga ditunjang dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui buku-buku, jurnal, blog yang jelas alamatnya, dan laporan hasil penelitian. Surakhmad (1998: 61) mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian, sebagai berikut;
Penyelidikan kepustakaan (bibiliografis) tidak diabaikan sebab disinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional memberikan gambaran yang spesifik terkait dimensi pada suatu variabel yang diteliti yang mengacu pada teori-teori yang relevan. Definisi operasional dibuat dengan tujuan meminimalisir mispersepsi atau salah penafsiran oleh pembaca atas penelitian ini. Oleh karena itu peneliti menjelaskan beberapa istilah atau variabel penelitian agar terdapat kesepahaman antara
(35)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti dengan pembaca. Selanjutnya, Nazir (2003:152) mengemukakan bahwa “Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional.”
Panggabean (1991:10) mengemukakan alasan diperlukannya definisi operasional sebagai berikut:
a) Tuntutan adanya perbedaan setiap situasi; b) kriteria untuk pencatatan;
c) Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari satu pengertian; dan
d) Mungkin diperlukan pengertian yang khas atau unik.
Untuk menghindari persepsi yang berbeda terhadap maksud variabel-variabel yang akan diteliti tentang “Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung” dibuatlah definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori dalam definisi konseptual sebagai berikut.
1. Kontribusi
Kata kontribusi merupakan serapan dari Bahasa Inggris “contributon”
yang artinya sumbangan atau daya dukung. Selanjutnya Poerwadarminta (1993:154) mengungkapkan bahwa: “Kontribusi adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa atau memiliki kekuatan.” Adapun arti kontribusi dalam penelitian ini merupakan sumbangan atau daya dukung dari komunikasi interpersonal kepala sekolah (variabel X) terhadap produktivitas kerja guru (variabel Y) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.
(36)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Devito (2011:252) “Komunikasi Interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang atau diantara kelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.” Komunikasi interpersonal berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai “dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku, dan yang mempersatukan proses pisikologi seperti misalnya persepsi, pemahaman, dan motivasi di satu pihak dengan bahasa pada pihak lain.” (Miftah Thoha, 2012:166)
Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam penelitian ini adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari kepala sekolah kepada guru untuk mencapai tujuan sekolah yang berdasarkan pada asas keterbukaan, dukungan, empati, rasa positif, dan kesamaan.
3. Produktivitas Kerja Guru
Terkait produktivitas kerja guru, Sutikno (2009:109) mengungkapkan bahwa:
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output).
Adapun pengertian produktivitas kerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang guru dalam mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, yang ditandai dengan didukung
(37)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh pengembangan potensi diri guru, mempunyai orientasi pekerjaan yang positif dan kemampuan bekerja.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian pada hakikatnya merupakan alat yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Sebagaimana Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti haruslah sesuai dengan karakteristik sumber data atas variable yang diteliti, sehingga akan mempermudah peneliti untuk memeroleh data dan informasi. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini melalui angket atau kuisioner. Syaodih (2009:210) mengemukakan bahwa “ angket atau kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya dengan responden).” Sementara itu hal senada diutarakan oleh Arikunto (2006:151) yang mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”
Angket yang dijadikan instrumen penelitian tidak selalu berbentuk pertanyaan, bisa juga berbentuk pernyataan. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon (2008:132) bahwa “angket berstruktur atau angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).”
(38)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X tentang Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dan variabel Y tentang Produktivitas Kerja Guru. Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya guru disebut sebagai responden yang akan menjawab kuisioner yang terhadap variabel yang dijadikan fokus penelitian.
2. Teknik Pengukuran Variabel
Teknik pengukuran variabel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert. Sugiyono (2012:136) mengemukakan bahwa “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun variabel yang akan diteliti disusun dalam bentuk format instrument variabel X dan variabel Y.
Skala Likert ini dijadikan patokan oleh peneliti dalam merumuskan item-item pernyataan, selain itu juga skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat skala yang masing-masing skala tersebut mempunyai skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Adapun alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti yang mengacu pada skala Likert, sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Penskoran Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
(39)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidak Pernah (TP) 1
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi dan indikator variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen penelitian ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan penyusunan angket atau kuisioner penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Nomor
Item
Variabel X
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Menurut Joseph. A. Devito dalam
Effendy (2000:60)
Keterbukaan
Keterbukaan dalam memberikan
dan menerima Informasi 1,2,3,4 Keterbukaan ketika berinteraksi
dengan Guru 5,6,7,8,9
Kepemilikan perasaan dan
pikiran 10,11
Empati
Keterlibatan aktif dengan guru melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai
12,13
Konsentrasi yang terpusat meliputi kontak mata dan postur tubuh yang penuh perhatian.
14,15
(40)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dukungan
Deskriptif, tidak evaluatif 18,19,20
Daya tanggap 21,22,23
Provisional, bukan sangat yakin 24,25
Rasa Positif
Bersikap positif dalam
berkomunikasi 26,27
Mendorong guru untuk bekerja
positif 28,29
Kesamaan/ Kesetaraan
Pandangan terhadap status
dalam memberikan informasi 30,31 Bersikap netral kepada guru 32,33,34
Variabel Y
Produktivitas Kerja Guru
Pengembangan potensi diri
Pendidikan dan Pelatihan 1,2,3 Pengembangan pengetahuan dan
keterampilan 4,5
Melakukan Penelitian 6,7
Mempunyai Orientasi pekerjaan yang Positif
Sikap positif guru 8,9,10,11,
12 Penyesuaian diri dengan
lingkungan 13,14
Kemampuan dalam Bekerja
Kemampuan mengatasi masalah 15,16 Bekerja sesuai TUPOKSI guru 17-33
F. Proses Pengembangan Instrumen
(41)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angket yang telah disusun oleh peneliti tidak langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Akan tetapi peneliti mengujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat akurasi dan kelayakannya untuk diberikan kepada responden yang memiliki karakter yang sama dengan objek penelitian. Angket atau kuisioner yang diujicobakan dapat dikatakan baik apabila valid dan reliabel, sebagaimana Sugiyono (2012:173) mengemukakan bahwa:
Dengan menggunakan metode instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula.
Peneliti menguji coba angket penelitian ini terhadap responden yang diambil dalam anggota populasi penelitian yaitu guru PNS di SMKN 4 dan SMKN 8 Kota Bandung yang dilakukan pada tanggal 05-08 September 2014. Akan tetapi angket yang terkumpul dari proses uji coba ini sebanyak 27 angket, sehingga pada akhirnya peneliti mengolah angket uji coba sebanyak 27 angket.
1. Pengujian Validitas
Dalam melaksanakan penelitian, pengujian validitas sangat penting dilakukan untuk melihat tingkat kevalidan pernyataan yang diajukan kepada responden. Sugiyono dalam Riduwan (2013:97) mengemukakan “Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dgunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.” Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Arikunto (2006:168) yang mengungkapkan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah.
(42)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan uji validitas, peneliti melakukan pengujian tiap butir pernyataan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (Riduwan, 2013:98), yaitu:
ℎ� �� = � −
( ) . ( )
{�. ( 2)−( )2}. {�. ( 2)−( )2}
Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑X = Jumlah skor tiap butir
∑Y = Jumlah skor total
∑X2
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑Y2
= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan korelasi person product
moment, selanjutnya dilakukan perhitungan uji signifikansi menggunakan
rumus uji-t sebagai berikut:
ℎ� �� = −
2
1− 2
Keterangan:
tℎ��� = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden
(43)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan tℎ� �� selanjutnya dikonsultasikan dengan distribusi tabel (tabel t) dengan taraf signifikansi α = 0.05 dengan derajat kebebasan (dk= n-2), sehingga dk= 27-2 = 25. selanjutnya untuk mengetahui nilai signifikansi validitas pada tiap item yaitu dengan membandingkan pada nilai korelasi thitung dengan nilai ttabel di taraf kepercayaan 5%, dengan kriteria:
a) Apabila thitung < ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid, dan b) Apabila thitung > ttabel maka item soal tersebut dinyatakan valid.
Adapun hasil uji validitas yang telah peneliti lakukan terhadap 27 responden di SMKN 4 dan SMKN 8 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
No. Item
Koefisien Korelasi
Harga t.hitung
Harga
t.tabel Ket.
Tindak Lanjut
1 0.766 5.958 1.708 valid Digunakan
2 0.420 2.314 1.708 valid Digunakan
3 0.639 4.154 1.708 valid Digunakan
4 0.743 5.551 1.708 valid Digunakan
5 0.306 1.607 1.708 tidak
valid
Tidak digunakan
6 0.662 4.416 1.708 valid Digunakan
7 0.539 3.200 1.708 valid Digunakan
8 0.384 2.079 1.708 valid Digunakan
9 0.716 5.128 1.708 valid Digunakan
10 0.539 3.200 1.708 valid Digunakan
11 0.660 4.393 1.708 valid Digunakan
12 0.702 4.929 1.708 valid Digunakan
13 0.510 2.965 1.708 valid Digunakan
(44)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 0.797 6.598 1.708 valid Digunakan
16 0.823 7.244 1.708 valid Digunakan
17 0.807 6.833 1.708 valid Digunakan
18 0.507 2.941 1.708 valid Digunakan
19 0.713 5.084 1.708 valid Digunakan
20 0.552 3.310 1.708 valid Digunakan
21 0.629 4.046 1.708 valid Digunakan
22 0.605 3.799 1.708 valid Digunakan
23 0.633 4.088 1.708 valid Digunakan
24 0.672 4.537 1.708 valid Digunakan
25 0.526 3.092 1.708 valid Digunakan
No. Item
Koefisien Korelasi
Harga t.hitung
Harga
t.tabel Ket.
Tindak Lanjut
26 0.520 3.044 1.708 valid Digunakan
27 0.740 5.501 1.708 valid Digunakan
28 0.761 5.865 1.708 valid Digunakan
29 0.526 3.092 1.708 valid Digunakan
30 0.056 0.280 1.708 tidak
valid
Tidak digunakan
31 0.718 5.158 1.708 valid Digunakan
32 0.603 3.779 1.708 valid Digunakan
33 0.786 6.357 1.708 valid Digunakan
34 0.598 3.731 1.708 valid Digunakan
35 0.669 4.500 1.708 valid Digunakan
36 0.820 7.163 1.708 valid Digunakan
Berdasarkan pada tabel di atas terkait hasil uji validitas angket penelitian variabel X tentang Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah, dari 36 pernyataan terdapat dua nomor pernyataan yang dinyatakan tidak valid yaitu item pernyataan nomor 5 dan nomor 30, dan 34 item lainnya dinyatakan valid dan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil konsultasi
(45)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pembimbing, maka dua item yang tidak valid tidak digunakan dikarenakan item pernyataan tersebut sudah terwakili pada item pernyataan lain.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Produktivitas Kerja Guru)
No. Item Koefisien Korelasi Harga t.hitung Harga
t.tabel Ket
Tindak Lanjut
1 0.088 0.442 1.708 Tidak
Valid
Digunakan (perbaikan)
2 0.22 1.128 1.708 Tidak
Valid Tidak digunakan No. Item Koefisien Korelasi Harga t.hitung Harga
t.tabel Ket
Tindak Lanjut
3 0.626 4.014 1.708 Valid Digunakan
4 0.497 2.864 1.708 Valid Digunakan
5 0.168 0.852 1.708 Tidak
Valid
Tidak Digunakan
6 0.484 2.765 1.708 Valid Digunakan
7 0.15 0.759 1.708 Tidak
Valid
Digunakan (perbaikan)
8 0.391 2.124 1.708 Valid Digunakan
9 0.575 3.514 1.708 Valid Digunakan
10 0.433 2.402 1.708 Valid Digunakan
11 0.671 4.525 1.708 Valid Digunakan
12 0.61 3.849 1.708 Valid Digunakan
13 0.585 3.607 1.708 Valid Digunakan
14 0.313 1.648 1.708 Tidak
Valid
Digunakan (Perbaikan)
15 0.67 4.513 1.708 Valid Digunakan
16 0.531 3.133 1.708 Valid Digunakan
17 0.281 1.464 1.708 Tidak
Valid
Tidak digunakan Lanjutan tabel 3.7
(1)
130
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru, di mana indikator ini mendapatkan skor terrendah diantara indikator lainnya, adapun saran yang ingin disampaikan sebagai berikut:
a. Guru harus melakukan penelitian tindakan kelas, setidaknya 1 tahun 1 kali dan dilakukan rutin sebagai upaya mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang selanjutnya akan membantu guru merancang pengembangan model pembelajaran,
b. Guru harus bekerjasama dalam melakukan penelitian tindakan kelas, karena berdasarkan hasil penelitian bahwa guru masih belum optimal melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu apabila hal ini dilakukan bersama-sama akan terasa lebih ringan, tentunya juga dengan bantuan kepala sekolah. c. Guru harus memiliki orientasi pekerjaan yang positif dan mempunyai target
yang realistis. Sehingga ketika melakukan pekerjaannya, guru tidak hanya sekedar memenuhi tugas mengajar 24 jam selama 1 minggu, lebih daripada itu meliputi tanggungjawabnya mendidik peserta didik untuk menjadi berkarakter,
d. Produktivitas sekolah sebagian besar ditentukan oleh produktivitas kerja guru, dan guru yang produktivitas kerjanya tinggi adalah guru yang produktif, dan guru yang produktif adalah ia yang mau belajar, berusaha memperbaiki diri, dan bekerja cerdas mendidik diri sendiri dan oranglain.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
Peneliti sepenuhnya menyadari dalam laporan hasil penelitian (skripsi) ini masih terdapat kekurangan. Namun alangkah baiknya jika peneliti memberikan saran konstruktif bagi peneliti selanjutnya, sehingga dapat melakukan penelitian dengan sangat baik dan mendapatkan hasil yang akurat. Adapun saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut:
(2)
131
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Dapat menindaklanjuti penelitian ini, karena pada dasarnya kepala sekolah harus mengetahui dan memahami kondisi guru sehingga sekolah tersebut menjadi lebih produktif.
b. Untuk selanjutnya akan lebih baik jika dilakukan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yang berbeda melalui pendekatan kualitatif atau pendekatan eksperimen, agar hal-hal yang belum terkaver dalam penelitian ini bisa diperbaiki dikemudian hari.
(3)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan
Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi
Arifin, Zainal. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antar Manusia, Alih Bahasa oleh Agus Maulana. Tangerang : KARISMA Publishing Group
Effendy, Onong U. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong U. (2013). Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Engkoswara dan Aan Komariah. (2009). Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Gaffar, Emmy F dan Yoyon Bahtiar I. (1997). Pengembangan Sistem Komunikasi
Organisasi. Bandung : Laboratorium Jurusan Admnistrasi Pendidikan IKIP
Bandung
Hartley, P.(1999). Interpersonal Communication Second Edition. London and New York : Routledge
Iriantara, Yosal dan Usep Syarifudin. (2013). Komunikasi Pendidikan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Kurniawati, Nia K. (2014). Komunikasi Antarpribadi; Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
(4)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mangkunegara, A.P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Milan, James dan Sally Schumacher. (1997). Research In Education-Penelitian
Dalam Pendidikan. New York and London : Longman
Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyana, D. (2000). Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2006). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru dan Pengawas
Poerwadarminta. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : CV. Alfabeta
Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta
Safitri, R. (2011). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap
Motivasi Kerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia
(5)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saodih, Ondi dan Aris Suherman. (2010). Etika Profesi Keguruan. Bandung : Refika Aditama
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV. Mandar Maju
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV. Mandar Maju
Siagian, Sondang P. (2009). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Silalahi, U. (2011). Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Sudjana, Nana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suprapto, T. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam
Komunikasi. Yogyakarta : CAPS
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito
Suranto, Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sutikno, Tri A. (2009). Indikator Produktivitas Kerja Guru sekolah Menengah
Kejuruan, Vol. 32 (1), hlm. 107-118.
Sutikno, Tri A. (2011). Studi Produktivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri di Malang Raya, Vol. 34 (1), hlm 1-12.
Thoha, M. (2012). Perilaku Organisasi-Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan UPI
(6)
Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014
Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003. (2011) Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta : Sinar Grafika
Usman, Husaini. (2013). Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Widjaja, A. W. (2002). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bina Aksara
Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Interpersonal-Interaksi Keseharian. Jakarta : Salemba Humanika
____________. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia