Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu.

(1)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA

MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI

ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Diajukan Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Ahmad Harismawan Muhtarif 0900635

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI

TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Oleh

Ahmad Harismawan Muhtarif

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ahmad Harismawan Muhtarif 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014 Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

AHMAD HARISMAWAN MUHTARIF 0900635

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU (Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 195911211985031001

Pembimbing II

Drs. Dadang Sukirman, M.Pd. NIP. 195910281987031002


(4)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014 Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. Dr. Rusman, M.Pd. NIP. 195911211985031001 NIP. 197205051998021001


(5)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GRAFIK………... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 9

C. Tujuan Penelitian……… 10

D. Manfaat Penelitian………...11

E. Struktur Organisasi………. 12

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN NAHWU MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI A. Konsep Belajar dan Pembelajaran………...13

1. Pola-Pola Pembelajaran…...………....16


(6)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

C. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) ……….18

1. Konsep Strategi, Pendekatan, dan Metode……….. 18

2. Konsep Pendekatan Contextual Teaching and Learning……… 19

3. Contoh CTL yang Digunakan dalam Pembelajaran………35

4. Mata Pelajaran Nahwu dan Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi………. 37

5. Pendekatan Ekspositori………... 39

C. Hasil Belajar Ranah Kognitif………. 41

1. Pengertian Hasil Belajar……….. 41

2. Klasifikasi Hasil Belajar………. 41

D. Asumsi……… 44

E. Hipotesis……….. 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian………. 47

B. Populasi dan Sampel………... 47

1. Populasi Penelitian……….. 47

2. Sampel Penelitian……… 48

C. Desain Penelitian………. 48

D. Metode Penelitian………49

1. Pendekatan dan Metode……….. 49

E. Definisi Operasional………51


(7)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

2. Hasil Belajar……… 52

3. Mata Pelajaran Nahwu……… 52

F. Instrumen Penelitian………53

G. Prosedur Penelitian………. 54

H. Teknik Pengembangan Instrumen………... 55

1. Uji Validitas……… 55

2. Uji Reliabilitas……… 59

3. Tingkat Kesukaran Soal……….. 60

4. Daya Pembeda………. 63

I. Teknik Analisis Data………... 66

1. Uji Normalitas………. 66

2. Uji Hipotesis………... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 67

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………..92

B. Saran……… 94

DAFTAR PUSTAKA 96


(8)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional……30

Tabel 3.1 : Desain Penelitian………...48

Tabel 3.2 : Hubungan Antara Variabel………..50

Table 3.3 : Kriteria Acuan Validitas Soal………..57

Tabel 3.4 : Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar Ranah Kognitif (Y)………..58

Tabel 3.5 : Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian………60

Tabel 3.6 : Tingkat Kesukaran Soal………...61

Tabel 3.7 : Kriteria Koefisien Daya Pembeda………...64

Tabel 3.8 : Daya Pembeda……….64

Table 4.2 : Rata-rata Skor Pre-test, Post-test dan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….69

Tabel 4.3 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek Mengingat………..72


(9)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.4 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Mengingat………...73

Tabel 4.5 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Mengingat………...73

Tabel 4.6 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek

Memahami……….74

Tabel 4.7 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Memahami………..75

Tabel 4.8 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Memahami………..76

Tabel 4.9 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek

Menerapkan………77

Tabel 4.10 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Menerapkan………78

Tabel 4.11 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Menerapkan………78

Tabel 4.12 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek


(10)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Tabel 4.13 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Analisis………...80

Tabel 4.14 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Analisis………...81

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Rata-rata Skor Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……...68 Grafik 4.2 : Rata-rata Skor Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……..69 Grafik 4.3 : Nilai Rata-rata Ranah Kognitif Kelas Eksperimen………70 Grafik 4.4 : Nilai Rata-rata Ranah Kognitif Kelas Kontrol………...71


(11)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRAK

Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Pengaruh Penerapan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Latar belakang dilakukan penelitian ini diantaranya adalah pentingnya mempelajari Ilmu Nahwu dengan baik dan benar karena Nahwu merupakan salah satu ilmu dasar dalam mempelajari bahasa Arab dan agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga al-Quran dan Hadist Nabi juga terjaga dari kesalahan. Adapun rincian permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?; (2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata

pelajaran Nahwu?; (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan

ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?; (4) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?. Desain yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah pra-tes dan pasca-tes pengendali tidak acak. Istrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes objektif dengan pilihan berganda. Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut ; (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek mengingat dengan nilai rata-rata 93,4 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu; (2) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek memahami dengan nilai rata-rata 94,5 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu ; (3) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek penerapan dengan nilai rata-rata 91,3 antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan

pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu ; (4) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek analisis dengan nilai rata-rata 90,1 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada


(12)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar , Nahwu

ABSTRACT

Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Influence of The Contextual Teaching and Learning Approach Toward Student’s Learning Outcomes of

Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Subject in Nahwu Lesson (Quasi Experiments on Nahwu Lesson at Islamic Boarding School Daar el-Qolam Tangerang, Banten).

The background of this research include the importance of studying Nahwu properly because Nahwu is one of the basic sciences in the study of Arabic and the Arabic language fluently in order to maintain so the al-Quran and Hadith of the Prophet also preserved from error. Detailed problems in this study are such as : (1) are there differences learning outcomes in the cognitive aspect of knowledge between students who use the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) with students using expository approach to the subject Nahwu?; (2) are there differences learning outcomes in the cognitive aspect of understanding between students who use the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) with students using expository approach to the subject Nahwu?; (3) are there differences learning outcomes in the cognitive aspect of application between students who use the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) with students using expository approach to the subject Nahwu?; (4) are there differences learning outcomes in the cognitive aspect of analysis between students who use the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) with students using expository approach to the subject Nahwu?;. Research design used in the study was a pre-test and post-test controller is not random. This design is a quasi-experimental design methods. The instruments used in this research are objective test. In particular , the conclusions in this study can be described as follows; ( 1 ) there are differences learning outcomes in the cognitive aspects of knowledge with an average value of 93.4 among students that use the Contextual Teaching and Learning ( CTL ) with students using expository approach on subjects Nahwu; ( 2 ) there are differences learning outcomes in the cognitive aspects of understanding with an average value of 94.5 among students that use the Contextual Teaching and Learning ( CTL ) with students using expository approach on subjects Nahwu; ( 3 ) there are differences learning outcomes in the cognitive aspects of the application with an average value of 91.3 of the students that use the Contextual Teaching and Learning ( CTL ) with students using expository approach on subjects Nahwu; ( 4 ) there are differences learning outcomes in the cognitive aspects of the analysis with an average value of 90.1 of the students that use the Contextual Teaching and Learning ( CTL ) with students using expository approach on subjects Nahwu .


(13)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii


(14)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya di segala aspek yang dijalaninya. Dewasa ini, lembaga pendidikan Islam maupun umum terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks, seiring dengan kompleksitas persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat manusia kontemporer.

Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam di Indonesia. Tahap awal pendidikan Islam dimulai dari kontak individu maupun kelompok antara mubalig dengan penduduk pribumi. Setelah komunitas Muslim terbentuk di suatu daerah, mereka membangun masjid sebagai tempat peribadatan dan sentral pendidikan di samping rumah para mubalig. Setelah itu muncul cikal bakal lembaga pendidikan lainnya seperti surau dan pesantren.

Institusi pendidikan di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di antaranya adalah pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh, dan berkembang telah lama. Bahkan, semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren telah hadir lebih awal.

Kurikulum merupakan pemandu utama bagi penyelenggaraan pendidikan secara formal yang menjadi pedoman bagi setiap guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari. Kurikulum merupakan aktualisasi dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai.


(15)

2

Kurikulum madrasah/pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki dua komponen pokok, diantaranya pendidikan umum dan pendidikan Islam, oleh karena status madrasah pada semua jenjang telah disamakan dengan sekolah umum, kurikulum komponen pendidikan umum pada madrasah mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Depdiknas.

Setiap lembaga pendidikan terutama pesantren pasti memiliki suatu permasalahan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran yang merupakan suatu dinamika kehidupan guru dan siswa di sekolah. Permasalahan dalam pembelajaran tidak akan pernah habis untuk dikaji dan tuntas untuk dibahas, setiap saat terdapat suatu inovasi baru dalam proses pembelajaran baik dari teknologi, media, strategi, model, pendekatan pembelajaran dll. Sama seperti halnya dengan mata pelajaran Nahwu hampir disetiap pesantren dan jenjang pendidikan agama Islam lainya selalu menimbulkan masalah baik bagi siswa maupun guru.

Nahwu merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum pesantren yang wajib dipelajari oleh siswa dalam proses pendidikannya di pesantren. Hal ini menyebabkan pihak pesantren harus senantiasa mengemas pesan pembelajaran dengan efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Nahwu merupakan suatu bahan kajian yang memiliki pembahasan tentang gramatikal bahasa Arab untuk menghindari kesalahan pada percakapan maupun tulisan terutama manfaatnya dalam mempelajari bahasa al-Quran.

Sehubungan dengan itu, mempelajari ilmu Nahwu memiliki tujuan yang lebih penting yakni agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al-Qur’an dan hadits Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur’an dan ilmu Nahwu juga termasuk kategori ilmu pembantu dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Misalnya, ilmu Usul Fiqh, Tafsir, Fiqh, Mantiq dan lain-lainnya.


(16)

3

Mempelajari mata pelajaran Nahwu bagi sebagian siswa di pondok pesantren khususnya Pondok Pesantren Daar el-Qolam hanya sebatas menghapal agar mendapat nilai bagus ketika ujian tertulis, tetapi kurang dalam pemahaman dan penggunaan kaidah-kaidah ilmu nahwu, sehingga kesulitan ketika ujian lisan dan dalam percakapan sehari-hari.

Permasalahan lain yang muncul dalam mata pelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Daar el-Qolam adalah masih sedikitnya inovasi guru dalam menyampaikan materi ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemajuan dan perkembangan suatu strategi dan pendekatan dalam pembelajaran sudah seharusnya guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan salah satu strategi ataupun dengan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan cocok dengan kompetensi dasar dari materi yang disampaikan. Beberapa materi pelajaran Nahwu di Pesantren terdapat suatu materi yang menuntut guru untuk lebih berinovasi dalam penyampaian materi terutama bahasan mengenai taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi. Hal ini disebabkan karena materi tersebut tidak cukup disampaikan dengan cara yang konvensional dengan hanya sebatas memberikan materi dan membuat siswa sekedar menghafal, siswa dituntut untuk bisa memahami dan dapat mengimplementasikannya dalam percakapan sehari-hari dengan baik dan benar, sehingga membutuhkan suatu inovasi dalam penyampaian materi dengan menggunakan suatu strategi atau pendekatan pembelajaran yang lebih aktif untuk siswa sebagai alternatif dalam pembelajaran.

Kenyataannya pada saat ini, pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Daar el-Qolam masih menggunakan pendekatan ekspositori yang menyebabkan proses penyampaian materi hanya terjalin komunikasi satu arah tanpa adanya peran aktif siswa dalam mengikuti pelajaran Nahwu.

Guru mata pelajaran Nahwu masih menggunakan cara yang konvensional dalam penyampaian materi yaitu pendekatan ekspositori. Pendekatan ini


(17)

4

merupakan pendekatan lama yang masih digunakan oleh para guru mata pelajaran Nahwu di beberapa pondok pesantren. Penggunaan pendekatan baru dalam penyampaian materi ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan para guru mata pelajaran Nahwu untuk melakukan inovasi dalam penggunaan pendekatan pembelajaran yang lebih baik dalam penyampaian materi mata pelajaran Nahwu.

Tugas utama seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Proses belajar mengajar yang aktif, ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara kompherensif, baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Dalam proses belajar, guru diibaratkan sebagai manajer di kelas, yang berfungsi sebagai pengatur dan pengelola kelas. Dalam hal ini guru tidak hanya bertugas mengatur tata letak media atau metode pembelajaran yang digunakan di kelas saja, tetapi juga harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk belajar sehingga siswa dapat menerima materi dengan mudah.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi siswanya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan.

Proses belajar dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Proses belajar melibatkan beberapa komponen salah satunya adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(18)

5

Pendekatan pembelajaran sebagai salah satu komponen pembelajaran memiliki peranan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran dapat membantu guru mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dan dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat akan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa cenderung aktif.

Peneliti telah melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran Nahwu yaitu Ustadz Khoirunnasihin mengenai hasil pembelajaran pada mata pelajaran Nahwu di pondok pesantren Daar el-Qolam dan menemukan dari berbagai sumber data bahwa hasil belajar siswa masih ada yang dibawah rata-rata dalam mata pelajaran Nahwu, karena perhatian siswa terhadap mata pelajaran Nahwu sangat minim, terlihat dari banyaknya siswa yang melamun dan bahkan mengantuk dikelas karena apa yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah tidak dapat diserap seutuhnya oleh siswa, sehingga guru harus menjelaskan kembali apa yang disampaikannya dan menegur siswa yang tidak memperhatikan.

Menurut siswa mata pelajaran Nahwu sangat sulit dimengerti dan membosankan sehingga mereka hanya menghapalkan materi ketika diadakan tes tanpa memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas, sehingga para siswa kesulitan ketika diadakan tes secara lisan dan menentukan gramatikal bahasa arab yang diberikan oleh guru ketika tes.

Siswa hanya sebatas mengetahui pengertian dan bagian-bagian dari gramatikal bahasa arab tersebut tanpa memahami makna dan penerapan bahasa yang baik dan benar baik secara lisan ataupun dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan


(19)

6

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu, konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment).

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003 : hlm, 6).

Pendekatan CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya. Membuat siswa agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman dan menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa serta melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain sehingga pembelajaran lebih produktif dan bermakna.

Peneliti memilih menggunakan pendekatan ini karena cocok diterapkan dalam mata pelajaran Nahwu untuk belajar bahasa arab yang membuat siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata, hal ini akan membuat siswa lebih mengingat materi yang dipelajari dan tidak mudah dilupakan dan pembelajaran menjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep dan melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa


(20)

7

dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup.

Pendekatan CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

Pendekatan CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada mata pelajaran Nahwu materi yang disampaikan oleh guru saling berkaitan pada setiap pembahasan, dimana siswa mendapatkan materi dari yang paling dasar dan seterusnya pada setiap pembahasan akan saling berkaitan sehingga yang dipelajari siswa adalah pengetahuan utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru yang diperoleh dengan cara deduktif. Artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya. Pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. Pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafiqi, 2010 : “pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dalam bahasan haji.”

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wasis , 2006 : Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa. Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan oleh siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai


(21)

8

kegiatan, antara lain: praktikum, diskusi, presentasi, mengerjakan LKS atau tugas-tugas lain, membaca untuk menemukan konsep atau kalimat-kalimat kunci. Peran guru dalam bentuk pembimbingan tetap dibutuhkan selama kegiatan-kegiatan tersebut, tetapi lebih bersifat fasilitator bukan decision maker.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabil, 2011 :

Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Ruang Dimensi Tiga. Kesempurnaan Kualitas pembelajaran tersebut untuk staf pengajar mencapai 87,1%, sedangkan kualitas kegiatan mahasiswa mencapai 83%.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Stefani, 2012 : Terdapat perbedaan hasil belajar pada pokok bahasan Energi Bunyi ditinjau dari perbedaan penggunaan Model Pembelajaran dengan diperoleh sig. 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning lebih baik dalam meningkatkan nilai

siswa pada pokok bahasan energi bunyi sehingga hasil belajar yang dicapai lebih tinggi, dengan hasil belajar rata-rata 83.62 untuk kelas eksperimen dan 69.45 untuk kelas kontrol.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran sangat membantu, salah satunya dalam aspek meningkatkan kognitif siswa. Dalam penelitian penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini peneliti lebih fokus pada pengaruh penggunaan pendekatan Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

Berdasarkan semua pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk mencoba menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning sebagai alternatif dalam pembelajaran Nahwu pada materi taqsiimul fi’li bi’itibaari

zamanihi, maka diperlukan suatu kajian yang cukup mendalam mengenai

pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa aspek Kognitif dan dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru di pesantren. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching


(22)

9

Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu: Kuasi Eksperimen Pada Kelas 2 Di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Tangerang”. B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah umum dari penelitian ini yaitu, Apakah Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Memberikan Pengaruh yang Signifikan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Mata Pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari

zamanihi.

Rumusan Masalah Khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan


(23)

10

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

C. Tujuan Peneltian

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data mengenai pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi di pondok pesantren Daar el-Qolam.

Lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.


(24)

11

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penggunaan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Nahwu pokok diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh dari peneltian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran baru sebagai bahan kajian terhadap pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran Nahwu. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain baik itu melakukan penelitian serupa maupun pengembangan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada semua pihak baik siswa, guru, peneliti, dan jurusan.

a. Siswa

Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran alternatif yang diharapkan dapat merangsang motivasi belajar siswa, sehingga pada akhirnya dapat memberikan pemahaman baik itu aspek, mengetahui, memahami, menerapkan, dan menganalisis.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada guru, agar senantiasa meningkatkan kualitas pengajarannya dengan memanfaatkan


(25)

12

pendekatan yang beragam berupa pendekatan Contextual Teaching and

Learning sehingga proses pembelajaran lebih variatif, efektif, dan efisien.

c. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Sebagai bahan masukan mengenai wawasan pendekatan yang lebih kompleks, agar senantiasa selalu mengembangkan pendekatan untuk keberhasilan tujuan pendidikan.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan keilmuan serta memberikan gambaran yang jelas dalam memilih dan menggunakan pendekatan yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah.

E. Struktur Organisasi

Dalam bab I peneliti memaparkan beberapa sub bab diantaranya seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Sedangkan dalam bab II terdapat beberapa sub pokok bahasan seperti kerangka pemikiran yang didalamnya membahas konsep strategi, pendekatan dan model pembelajaran, konsep belajar dan pembelajaran, Contextual

Teaching Learning (CTL), dan hasil belajar. Selain kerangka pemikiran

dalam bab II ini juga terdapat Hipotesis.

Dalam bab III terdapat sub pokok bahasan mengenai Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data.

Pada bab IV dan bab V terdapat pembahasan tentang Hasil Penelitian, Pembahasan, kesimpulan dari penelitian serta saran.


(26)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten yang berlokasi di Jl. Raya Serang Km. 35 Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,. Alasan peneliti memilih tempat di Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten karena di sekolah tersebut sebagaimana diungkapkan dalam latar belakang terdapat beragam masalah mulai dari hasil belajar siswa dan kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran hingga belum optimalnya penggunaan pendekatan pembelajaran di sekolah tersebut dan merupakan pesantren terbesar di provinsi Banten dan memiliki kemungkinan besar dapat diterapkannya pendekatan yang digunakan di pesantren alumni yang lain.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Penentuan sumber data penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat memperoleh hasil data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Unsur objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. Populasi menurut Arifin (2011 : hlm, 215) adalah “keseluruhan objek yang diteliti, baik itu berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.”. Sementara itu, Sugiyono (2011 : hlm, 117) mengungkapkan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Sesuai dengan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II (dua) Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten.


(27)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2011 : hlm, 118) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sementara itu, Arifin (2011 : hlm, 215) mengungkapkan “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau bisa disebut dengan populasi bentuk mini (miniatur

population)”.

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu kuasi eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan

secara acak berdasarkan sekelompok individu dan tidak diambil secara individu atau perseorangan. karena peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Hal ini merupakan salah satu ciri penelitian kuasi eksperimen yaitu tidak dilakukannya penugasan secara acak. Maka dari itu, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas II A sebagai kelas eksperimen dan kelas II B sebagai kelas kontrol Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pretest

and posttest design. Desain penelitian ini merupakan salah satu desain dalam

metode kuasi eksperimen. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih tidak acak dan untuk setiap kelompok diadakan pra-tes dan pasca-tes. Desain yang digunakan dalam dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan

(Variabel Bebas)

Posttest (Variabel Terikat)


(28)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Eksperimen Kontrol

Sumber : Zainal Arifin (2012 : hlm, 80)

Keterangan:

: kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

: perlakuan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching

Learning.

: perlakuan dengan menggunakan pendekatan ekspositori.

: kemampuan kelompok ekperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode

Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Pandangan metode kuasi eksperimen ini digunakan karena dianggap efektif dan efisien dari segi waktu, tenaga dan kemampuan. Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dalam bentuk angka atau perhitungan statistik.

Setyosari (2010 : hlm, 4) mengungkapkan “Metode penelitian adalah salah satu cara yang sangat populer dan komprehensif bagaimana para ilmuwan memperoleh dan menguji prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau generalisasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011 : hlm, 3) :


(29)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Lebih jelasnya beliau memaparkan terdapat empat kata kunci dalam metode penelitian yakni pertama cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu: rasional, empiris dan sistematis. Kedua rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Ciri berikutnya empiris, berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Keempat yaitu sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Tujuan penelitian yang menggunakan metode kuasi eksperimen adalah karakteristik dalam variabel penelitian ini bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan variabel yang dipengaruhi (akibat). Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat sehingga menjadi sebab terjadinya perubahan. Variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu Variabel-variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning, sedangkan variabel terikatnya merupakan hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan peserta didik kelas II Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, hanya satu kelompok diberi perlakuan sehingga terdapat kelas kontrol. Maka dari itu, peneliti memilih menggunakan metode kuasi eksperimen, karena ingin memperoleh informasi terhadap strategi yang diterapkan, yaitu penggunaan pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Tangerang.


(30)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

X (Variabel Bebas) Y

(Variabel Terikat)

Pendekatan Contextual

Teaching Learning

(X)

Hasil Belajar Ranah Kognitif

(Y)

Aspek Mengingat (Y1) Aspek Memahami

(Y2)

Aspek Menerapkan (Y3)

Aspek Analisis (Y4) Keterangan :

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek mengingat

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek memahami

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek menerapkan

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek menganalisis

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang digunakan terhadap beberapa hal yang terkait dengan variabel penelitian. Menurut Setyosari (2010 : hlm, 118) “definisi operasional merupakan cara yang paling efektif bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan dan penelitianya.” Definisi operasional dibuat bertujuan agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah yang digunakan dan juga memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih


(31)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

terarah. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Nahwu selama penelitian untuk kelas eksperimen, penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar dan memperkuat struktur kognitif siswa sehingga tercipta kebermaknaan dalam belajar, dimana pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dapat menghubungkan materi

pembelajaran dengan kegiatan dan masalah-masalah yang nyata, yang sering dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari dan menjadi sebuah inovasi baru dalam pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Nahwu. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran ini meliputi pertama penyajian tujuan-tujuan pembelajaran CTL, dan mendorong kesadaran pengetahuan yang relevan. Pada tahap kedua penyajian materi mengenai Nahwu pada kelas 2 semester 2. Tahapan terakhir yaitu penguatan struktur kognitif siswa dengan cara membangkitkan pendekatan kritis siswa pada mata pelajaran Nahwu.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah keadaan siswa yang dapat memahami, menguasai, dan mempraktekkan pengalaman dari hasil proses pembelajaran. Hasil belajar yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini yaitu hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan, memahami, menerapkan, dan menganalisis. Dalam aspek pengetahuan menekankan siswa untuk mengetahui konsep dan pengertian dari materi yang telah diajarkan sebelumnya dan pada aspek memahami menekankan siswa untuk memahami materi–materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya atau sejauh mana siswa telah mengerti dengan materi pelajaran. Selanjutunya pada aspek menerapkan menuntut siswa mampu untuk mendemonstrasikan atau menerapkan materi pelajaran yang telah


(32)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

mereka pelajari ke dalam situasi yang kongkrit seperti ketika mereka menerapkan suatu metode atau dalil. Dan yang terakhir adalah aspek menganalisis menuntut siswa untuk menguraiakan atau memilah sebuah informasi kedalam bagian–bagian yang nantinya akan tersusun menjadi hal yang mudah dimengerti. Hasil belajar ini akan diukur melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.

3. Mata Pelajaran Nahwu

Mata pelajaran Nahwu merupakan pelajaran yang membahas mengenai pola dan tata bahasa Arab agar terjaga dari kesalahan dalam ucapan maupun tulisan ketika membaca dan menulis ayat al-Quran yang wajib dipelajari oleh siswa di Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Pada penelitian ini materi yang menjadi objek kajian adalah materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi pada

mata pelajaran Nahwu kelas 2 SMP Daar el-Qolam semester II. F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu.

Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan menggunkan tes. “Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.” (Zaenal Arifin, 2011 : hlm, 226).

Tes objektif dilakukan untuk menghasilkan data kuantitatif berupa skor- skor yang mengukur hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes objektif pilihan berganda.. Bentuk tes hasil


(33)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

belajar ini berupa pilihan berganda dengan empat alternatif jawaban (a, b, c, d). Item-item tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar ini diambil dari materi pelajaran Nahwu kelas II. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada ranah kognitif aspek mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4). Tes objektif ini adalah dalam bentuk pretest dan posttest yang masing – masing dari pretest dan posttest tersebut terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Tes atau ujian diadakan pada saat pretest dan posttes. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok penelitian, sementara posttest atau tes akhir diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa.

Berikut langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar sebagai instrumen penelitian ini :

1. Mempelajari silabus mata pelajaran Nahwu kelas II Pondok Pesantren Daar el-Qolam

2. Menetapkan materi pelajaran Nahwu yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan materi pelajaran Nahwu yang sudah di tentukan.

4. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan

5. Mendiskusikan rancangan kisi-kisi instrumen kepada dosen pembimbing 6. Menyusun instrumen tes yang berbentuk tes objektif dan membuat kunci

jawabannya

7. Mendiskusikan instrumen tes dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan


(34)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

9. Menganalisis dan merevisi item-item dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal.

10. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap baik, yang kemudian dilakukan uji instrumen di kelas sampel (eksperimen).

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan ke dalam 2 (dua) tahap, sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a) Melakukan observasi dan wawancara kepada guru Nahwu mengenai pembelajaran Nahwu, dan melihat kondisi siswa di kelas

b) Penyusunan instrument yang akan digunakan dalam penelitian c) Uji coba instrument tes

d) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian e) Menentukan populasi dan memilih sampel f) Melakukan perizinan untuk penelitian

g) Menyusun komponen-komponen pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan scenario pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a) Memberikan pretest (tes awal) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

b) Melaksanakan pembelajaran di kedua kelas tersebut. Proses pembelajaran di kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching

Learning (CTL), sedangkan di kelas kontrol dilakukan dengan

menggunakan pendekatan ekspositori.

c) Memberikan posttest (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. H. Teknik Pengembangan Instrumen


(35)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Instrumen merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Dalam suatu penelitian kualitas sebuah instrumen merupakan hal yang cukup mempengaruhi data hasil suatu penelitian tersebut. Oleh karena itu, teknik uji instrumen ini sangat diperlukan sekali untuk mengetahui instrumen yang akan digunakan dalam penelitian apakah sudah memiliki kualitas yang baik atau tidak. Pada pengembangannya, uji instrumen ini biasanya menggunakan uji validitas dan reliabilitas, teknik uji ini digunakan supaya instrumen yang nantinya akan digunakan untuk subjek penelitian sudah valid dan reliabel. 1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Konstruk

Menurut Sugiyono (2011, hlm 177) “ untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat para ahli (Judgement Expert).” Uji validitas konstrak dilakukan untuk kesesuaian instrumen penelitian dengan kisi-kisi instrumen penelitian. Keksesuaian tersebut dapt diketahui melalui kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing dan Judgement yang dilakukan oleh para ahli.

b. Uji Validitas Alat Ukur

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas


(36)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

soal. Dalam mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria, maka digunakan uji statistik yakni teknik korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

� = � ∑ − ∑ ∑

√{�Σ − ΣX }{�Σ − ΣY }

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 254) Keterangan :

� : koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : jumlah responden

X : jumlah skor item

Y : jumlah skor item keseluruhan

Menurut Arifin (2009 : hlm, 257) ”untuk dapat memberikan penafsiran koefisiensi yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah, maka dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Table 3.3

Kriteria Acuan Validitas Soal Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(37)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

sangat tinggi tinggi cukup rendah sangat rendah

Setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji juga tingkat signifikansinya dengan uji-t dengan menggunakan rumus:

� =

�√� −

√ − �

2

Sumber : Sugiyono (2011 : hlm, 257) Keterangan :

t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah banyak subjek

Nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dengan kaidah keputusan jika t hitung > t tabel maka korelasi tersebut dikatakan valid atau signifikan dan jika, t hitung < t tabel maka korelasi tersebut dikatakan tidak valid atau tidak signifikan.

Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan digunakan kepada kelas eksperimen. Uji coba instrumen ini di lakukan kepada kelas II Pondok Pesantren Daar el-Qolam yang berjumlah 36 orang siswa.

Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Apabila nilai


(38)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r tabel (n = 36) 0,329, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar Ranah Kognitif (Y)

Nomor

Soal r hitung rtabel Tafsiran

1 0,460 0,329 Valid

2 0,500 0,329 Valid

3 0,410 0,329 Valid

4 0,160 0,329 Tidak Valid

5 0,480 0,329 Valid

6 0,010 0,329 Tidak Valid 7 0,270 0,329 Tidak Valid 8 0,150 0,329 Tidak Valid

9 0,490 0,329 Valid

10 0,400 0,329 Valid

11 0,110 0,329 Tidak Valid

12 0,400 0,329 Valid

13 0,450 0,329 Valid

14 0,420 0,329 Valid

15 0,410 0,329 Valid

16 0,560 0,329 Valid

17 0,370 0,329 Valid

18 0,600 0,329 Valid


(39)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

20 0,430 0,329 Valid

21 0,430 0,329 Valid

22 0,400 0,329 Valid

23 0,580 0,329 Valid

24 0,540 0,329 Valid

25 0,410 0,329 Valid

26 0,390 0,329 Valid

27 0,620 0,329 Valid

28 0,430 0,329 Valid

29 0,460 0,329 Valid

30 0,520 0,329 Valid

31 0,410 0,329 Valid

32 0,470 0,329 Valid

33 0,430 0,329 Valid

34 0,440 0,329 Valid

35 0,390 0,329 Valid

Validitas konseptual, peneliti melakukan Expert Judgement instrumen penelitian kepada dosen bahasa Arab agar mengetahui kevalidan isi dari instrumen yang akan digunakan. Hasil validitas konseptual atau Expert

Judgement instrumen penelitian kepada dosen bahasa Arab dapat dilihat di

lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan hasil pengukuran yang sama. Reliabilitas adalah tingkat ketetapan dari suatu instrument. Menurut Arifin (2009 : hlm, 258) “reliabilitas tes berkenaan


(40)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

dengan pertanyaan , apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunaan rumus. Mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus :

r = x r.

+ n- r . Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 261)

Keterangan :

r½½ : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 : koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Split Half. Kuesioner dikatakan andal apabila rhitung > rkritis. Hasil uji reliabilitas diperoleh

indeks sebesar 0.848. jadi dapat dikatakan instrumen penelitian ini dapat dikatakan tergolong baik sebab nilai reliabilitasnya tinggi Adapun hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus Spearman Brown diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Koefisien

Reliabilitas Rkritis Kesimpulan

0,868 0,700 Reliabel

3. Tingkat Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya,


(41)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:

� = � + �� + � %

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 266) Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = Jumlah kelompok bawah

nH = Jumlah kelompok atas

Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh kemudian diinterpretasikan ke dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal. Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Zainal Arifin (2009 : hlm, 270) adalah sebagai berikut:

I. Jika persentase sampai dengan 27% maka termasuk mudah.

II. Jika persentase sampai dengan 28% - 72% maka termasuk sedang. III. Jika persentase sampai dengan 73% ke atas maka termasuk sukar.

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Soal

No Soal WL WH WL+WH WL-WH TK Penafsiran

1 3 0 3 3 19% Mudah

2 4 0 4 4 25% Mudah


(42)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

4 2 3 5 -1 31% Sedang

5 5 1 6 4 38% Sedang

6 3 3 6 0 38% Sedang

7 3 1 4 2 25% Mudah

8 2 1 3 1 19% Mudah

9 5 1 6 4 38% Sedang

10 5 1 6 4 38% Sedang

11 1 2 3 -1 19% Mudah

12 4 0 4 4 25% Mudah

13 4 0 4 4 25% Mudah

14 3 0 3 3 19% Mudah

15 4 0 4 4 25% Mudah

16 5 0 5 5 31% Sedang

17 6 1 7 5 44% Sedang

18 6 1 7 5 44% Sedang

19 6 2 8 4 50% Sedang

20 5 0 5 5 31% Sedang

21 6 1 7 5 44% Sedang

22 3 0 3 3 19% Mudah

23 7 0 7 7 44% Sedang

24 6 1 7 5 44% Sedang

25 7 2 9 5 56% Sedang

26 6 2 8 4 50% Sedang

27 5 0 5 5 31% Sedang

28 4 0 4 4 25% Mudah

29 6 0 6 6 38% Sedang

30 6 0 6 6 38% Sedang


(43)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

32 5 1 6 4 38% Sedang

33 3 0 3 3 19% Mudah

34 3 0 3 3 19% Mudah

35 6 1 7 5 44% Sedang

Jumlah Soal

Mudah 14 40%

Jumlah Soal

Sedang 21 60%

Jumlah Soal Sukar 0 0%

Pada tabel diatas dapat diketahui taraf kesukaran soal yang digunakan dalam penelitian. Sebanyak 14 soal atau 40,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori soal yang mudah, sisanya sebenyak 21 soal atau 60,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori soal yang Sedang dan tidak terdapat soal yang termasuk kategori sukar dalam instrument penelitian. 4. Daya Pembeda

Arifin (2009 : hlm, 273) mengungkapkan bahwa “daya pembeda adalah pengukuran sejumlah mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Perhitungan daya pembeda (DP) tiap butir soal dihitung dengan rumus berikut:

DP = ��−��

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 273) Keterangan :


(44)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

DP : daya pembeda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n : 27% x n

Adapun untuk mempresentasikan indeks daya pembeda soal, dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel dalam Arifin (2009 : hlm, 273) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Koefisien Daya Pembeda

Index of discrimination Item evaluation

0.40 and up Very good items

0.30 – 0.39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0.20 – 0.29 Marginal items, usially needing and being subject to improvement

Below – 0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision

Tabel 3.8 Daya Pembeda

No Soal WL WH WL-WH n DP Klasifikasi

1 3 0 3 8 0,38 reasonably good

2 4 0 4 8 0,50 very good items


(45)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

4 2 3 -1 8 -0,13 poor items

5 5 1 4 8 0,50 very good items

6 3 3 0 8 0,00 poor items

7 3 1 2 8 0,25 marginal items

8 2 1 1 8 0,13 poor items

9 5 1 4 8 0,50 very good items

10 5 1 4 8 0,50 very good items

11 1 2 -1 8 -0,13 poor items

12 4 0 4 8 0,50 very good items

13 4 0 4 8 0,50 very good items

14 3 0 3 8 0,38 reasonably good

15 4 0 4 8 0,50 very good items

16 5 0 5 8 0,63 very good items

17 6 1 5 8 0,63 very good items

18 6 1 5 8 0,63 very good items

19 6 2 4 8 0,50 very good items

20 5 0 5 8 0,63 very good items

21 6 1 5 8 0,63 very good items

22 3 0 3 8 0,38 reasonably good

23 7 0 7 8 0,88 very good items

24 6 1 5 8 0,63 very good items

25 7 2 5 8 0,63 very good items

26 6 2 4 8 0,50 very good items

27 5 0 5 8 0,63 very good items

28 4 0 4 8 0,50 very good items

29 6 0 6 8 0,75 very good items

30 6 0 6 8 0,75 very good items


(46)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

32 5 1 4 8 0,50 very good items

33 3 0 3 8 0,38 reasonably good

34 3 0 3 8 0,38 reasonably good

35 6 1 5 8 0,63 very good items

Jumlah Very Good Items 24 63%

Jumlah Reasonably Good 6 23%

Jumlah Marginal Items 1 3%

Jumlah Poor Items 4 11%

Pada tabel diatas dapat diketahui daya pembeda soal yang digunakan dalam penelitian. Sebanyak 24 soal atau 63,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori Jumlah Very Good Items, sebanyak 6 soal atau 23,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori Reasonably Good, sebanyak 1 soal atau 3,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori Marginal Items dan sisanya sebanyak 4 soal atau 11,00% dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori Poor Items.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan/normalitas sampel. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan program pengolahan data SPSS (statistical product and service

solution) dengan menggunakan uji normalitas one sample Kolmogorov

Smirnov. Kriteria pengujian adalah jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah normal.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji Mann-Whitney dengan dibantu menggunakan program data SPSS (statistical product and


(1)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

94

Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan Ekspositori. Dalam hal ini, penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), guru mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna dengan cara mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru mengenai kedudukan kata kerja dalam sebuah kalimat yang dibuat siswa dengan melihat keadaan sekitarnya dan meminta siswa untuk menemukan dan menentukan kedudukan kata kerja tersebut dan menjelaskannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil pada kelas eksperimen 90,1 dan kelas kontrol aspek menganalisis 63,1.

B. Saran

Hasil dari penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan dan mengkolaborasikan antara media dan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran bagi peserta didik.

1. Pihak Sekolah

a. Menurut hasil penelitian penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Nahwu. Dengan demikian disarankan bagi para guru untuk dapat melakukan langkah-langkah penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan baik dan benar guna memanfaatkan sebaik mungkin potensi yang dimiliki siswa.

b. Menurut hasil penelitian penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) disarankan bagi guru di sekolah agar memperdalam dan mempelajari semua metode-metode yang ada dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) agar menciptakan suasana


(2)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran yang lebih aktif sesuai dengan materi yang dipelajari oleh siswa .

c. Menurut hasil penelitian penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) disarankan bagi guru di sekolah agar dapat mengeksplor kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri agar siswa dapat memiliki kemampuan analisis lebih baik karena pendekatan ini mengajak siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan analisis siwa dalam mata pelajaran tersebut.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan agar dapat membuat suatu inovasi dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran CTL dan memperdalam suatu pendekatan yang sudah ada melalui perkuliahan dan dapat diadakannya suatu pelatihan untuk guru di sekolah terutama Pondok Pesantren mengenai pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran lainya sehingga tidak terfokus pada mata pelajaran Nahwu.

b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih jauh lagi mengenai penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)


(3)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

96

dalam pembelajaran baik itu kolaborasi dengan media pembelajaran atau dibandingkan dengan pendekatan lain.


(4)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 96

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2006). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Renaja Rosdakarya. Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru),

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Diana. (2010). Contextual Teaching Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. [online].Tersedia:http://diana-arabiclove.blogspot.com/2010/10/contextual-teaching-learning-dalam_20.html : 2010. Diunduh pada hari selasa Tanggal 3-06-2014 jam 20.45.

Dzamarah, S,B. Dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.

Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi aksara. Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Nurhadi, Yasin dan Senduk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten. (2012/2013). Silabus Kelas

II Semester Satu dan Dua. Tangerang : Daar el-Qolam.

Rafiqi, M Samik. (2010). Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Fiqh Di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo. Jurnal Penelitian : Pamekasan.


(5)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

97

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Mulia Mandiri Press Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesinalisme

Guru. Jakarta : Rajawali Press.

Sanjaya, W. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sabil, Husni (2011). Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (MPBM). Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNJA: Jambi. Tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alphabeta.

Santoso, S. (2012). SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Graha Ilmu.

Sudjana, N. (2005). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N dan Ibrahim.(2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2009). Media Pembelajaran (hakikat pengembangan, pemanfaatan dan penilaian). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacanan Prima.


(6)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Menuntut Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Wawasan Demokrasi Dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Umam, Chatibul dkk (1988). Kaidah Tata Bahasa Arab. Jakarta : Darul Ulum Press.

Wulan, Ana Ratna. (2012). Taksonomi Bloom-Revisi. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1974041719 99032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf. (14 Maret 2014)


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141