PERKEMBANGAN DAN MOTIVASI BERAGAMA PADA

PERKEMBANGAN DAN MOTIVASI BERAGAMA PADA ANAK (ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT) SKRIPSI

Oleh: Adi Putra Ariawan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Oktober, 2009

PERKEMBANGAN DAN MOTIVASI BERAGAMA PADA ANAK (ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT) SKRIPSI

Diajukan kapada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh: Adi Putra Ariawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Oktober, 2009

PERSEMBAHAN

Dengan sebuah karya yang sederhana ini kupanjatkan puji syukur kehadirat Illahi

Robbi dan Nabi Muhammad SAW Sebagai pembawa cahaya kebenaran, dan kususun skripsi ini dengan ilmu yang kupelajari, dengan materi, tenaga, fasilitas

dan dukungan moral serta bimbingan dan anugerah Allah maka dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang sangat

berarti dalam perjalanan hidupku…….

Sepasang mutiara hati (Ayah dan ibu), yang memancarkan sinar kasih sayang yang tiada pernah usai dalam mendo'akan, memotivasi, mendidikku. Kasih mereka tiada tara hingga tak dapat kuungkapkan yang akan selalu kurangkai dalam do'a…..semoga amal mereka diridhoi oleh Allah SWT.

Kakakku tercinta (Mas Didit dan Mbak Rina) dan istriku tersayang (Aim imut) mereka telah banyak memberikan semangat dalam meniti jalan panjang kehidupan untuk meraih segala asa hingga ku sampai pada gerbang masa depan yang cerah,

dengan kalianlah kulalui hari-hari penuh kasih dan sayang dari keluarga.

Guru dan dosenku yang mulia yang telah memberikan ilmunya kepadaku, karena

engkaulah diri ini menjadi terbimbing dan terdidik.

HALAMAN PERSETUJUAN PERKEMBANGAN DAN MOTIVASI BERAGAMA PADA ANAK (ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT) SKRIPSI

Oleh: Adi Putra Ariawan

NIM: 05110154

Telah disetujui oleh, Dosen Pembimbing:

Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M. Pdi NIP. 150 267 235

PERKEMBANGAN DAN MOTIVASI BERAGAMA PADA ANAK (ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT) SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Adi Putra Ariawan (05110154)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 24 Oktober 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar strata satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)

Panitian Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang, Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279

Sekretaris Sidang, Drs. A. Zuhdi NIP. 150 275 611

Pembimbing, Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279

Penguji Utama, Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP.150 042 031

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

MOTTO

Artinya: "setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Imam Baihaqi)."

Dra. Hj. Sulalah, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Adi Putra Ariawan Malang, 12 Oktober 2009 Lamp : 6 (enam) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Adi Putra Ariawan NIM

: 05110154 Jurusan

: Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : “Perkembangan dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat)”

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,

Pembimbing,

Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 12 Oktober 2009

Adi Putra Ariawan NIM. 05110154

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada penulis berbagai nikmat berupa nikmat keimanan dan nikmat kesehatan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh pengetahuan dalam naungan agama Islam.

Yang ketiga kalinya untaian terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendo’akan, membina, mendidik, mengarahkan dan memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk menuntut ilmu dengan harapan menjadi manusia yang berguna bagi agama dan bangsa dan kepada Kakak-kakak, Mbak Rina dan Mas Didit, serta semua keluarga yang sangat saya cintai dan saya banggakan.

2. Bapak Prof. H. Imam Suprayogo. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Drs. Moh. Padil, M. Pd.I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

5. Ibu Dra. Hj. Sulalah M. Ag Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Teman-teman yang ada di jurusan Pendidikan Agama Islam yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

7. Dan semua pihak yang mendukung dan mendorong saya untuk menyelesaikan tugas ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Kami hanya bisa mendo’akan semoga amal ibadahnya

diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang mulia. Amin Penulis menyadari penuh dengan kelemahan yang dimilikinya, sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini di sana-sini masih dapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan adanya saran dan kritik dari semua pihak guna menyempurnakan hasil laporan ini. Akhirnya, mudah- mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, lebih-lebih kepada penulis. Amiin…

Penulis,

Adi Putra Ariawan NIM. 05110154

ABSTRAK

Ariawan, Adi Putra, 2009, Perkembangan dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Dra. Hj. Sulalah, M. Ag.

Anak adalah anugerah dari Allah SWT yang selalu diharapkan oleh setiap keluarga. Anak juga merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Namun, tidak semua orang (orang tua) dapat menjaga dan mengasuh anak-anaknya dengan baik sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Alllah SWT melalui ajaran-ajaran agama. Mungkin karena berbagai sebab dan alasan, orang tua tidak menghiraukan lagi pendidikan agama anak. Pada akhirnya, dampak negatifnya akan sangat dirasakan oleh orang tua lebih-lebih bagi pribadi anak sendri.

Untuk dapat membentuk kesadaran beragama pada anak, pemahaman terhadap dimensi keagamaan pada anak merupakan hal penting, teori tentang tumbuhnya jiwa keagamaan serta perkembangan beragama pada anak perlu mendapat perhatian, selain itu yang tidak kalah pentingnya setelah mengetahui karakteristik perkembangan beragama pada anak adalah menumbuhkan motivasi beragama secara optimal. Banyak ahli psikologi agama yang mencurahkan perhatiannya terhadap perkembangan beragama pada anak, salah satunya adalah tokoh pendidikan Islam dari Sumatra Barat, Zakiah Daradjat. Berangkat dari latar belakang itulah, penulis kemudian ingin membahas dalam skripsi dan mengambil judul “Perkembangan dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat).”

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Bagaimana karakteristik/ciri-ciri perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun, 2) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-

12 tahun, dan 3) Bagaimana kiat-kiat yang tepat untuk menumbuhkan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun, dengan menganalisis pemikiran Zakiah Daradjat.

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian pustaka (library research). Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumenter. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Sifat beragama yang umumnya selalu ada pada anak usia 0-12 tahun adalah sifat unreflectif (tidak mendalam), 2) Faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-

12 tahun adalah faktor ekstern (keluarga/khususnya ibu), 3) Kiat menumbuhkan motivasi beragama yang paling sesuai pada anak usia 0-12 tahun adalah metode keteladanan , karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode yang lain.

Kata kunci: Perkembangan, Motivasi beragama, dan Anak

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu tonggak penting dan mendasar bagi kebahagiaan hidup manusia. Nasib baik atau buruk secara lahir maupun batin seseorang, sebuah keluarga, sebuah bangsa bahkan seluruh umat manusia bergantung secara langsung pada bentuk pendidikan mereka sejak kanak- kanak.

Supaya anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan agamanya sesuai dengan tujuan dan kehendak Allah SWT. Maka selama pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut harus diwarnai dan diisi dengan pendidikan yang baik karena manusia menjadi manusia dalam arti sebenarnya ditempuh melalui pendidikan sejak awal dalam kehidupannya, menempati posisi kunci dalam

mewujudkan harapan dan cita- 1 cita “ menjadi manusia yang berguna.” Dalam perkembangan selanjutnya anak harus dapat pendidikan agama

sejak awal, baik secara teori maupun praktek. Praktek hidup keagamaan ini sangat penting bagi seorang anak supaya dibiasakan agar dapat membentuk

kepribadian seorang anak melalui praktek keagamaan. 2 Tujuan pendidikan tersebut hanya akan tercapai bila orang tua mampu

menciptakan suasana yang agamis di dalam keluarga, serta menciptakan

1 Bakir Yusuf Barmawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam Pada Anak, (Semarang: Dina Utama Semarang, 1993), hlm. 5.

2 Ibid., hlm. 19.

suasana yang harmonis lahir dan batin di antara anggota-anggota keluarganya. Orang tua juga harus memperhatikan materi yang tepat yang dapat di berikan kepada putera-puterinya dalam rangka mewujudkan kepribadian muslim pada anak. Lebih dari itu keteladanan orangtua juga sangat berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak. Karena kepribadian terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan nilai-nilai yang diterapkan anak dalam

pertumbuhannya, terutama pada tahun-tahun pertama dari umurnya. 3 Anak membawa fitrah dan potensi tetapi sekaligus membawa

kelemahan-kelemahan. Pendidikan harus berusaha memelihara dan mengembangkan fitrah dan potensi di awal pertumbuhannya dan berusaha agar kelemahan-kelemahan yang terbawa sebagai tabiat manusia itu tidak tumbuh melebihi pertumbuhan fitrah dan potensi-potensinya. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan memberikan motivasi beragama pada anak sejak dini dalam rangka menghantarkan anak menjadi manusia dewasa yang berkepribadian Muslim. Kepribadian Muslim adalah merupakan tujuan akhir pendidikan Islam.

Kondisi fitrah anak dapat kita perhatikan dari firman Allah berikut ini:

Artinya: “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah): (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

3 Jalaluddin Rahmat, Muhtar Gandaatmaja, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 65.

fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30) 4

Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa pendidikan adalah mutlak diperlukan oleh manusia dalam rangka memelihara dan mengembangkan fitrah yang dimilikinya sejak masih dalam kandungan. Islam sangat memperhatikan fitrah manusia untuk dipelihara dengan dikembangkan menuju terbentuknya kepribadian muslim yang diridhoi Allah SWT.

Sekarang yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita memperlakukan anak pada fase perkembangan ini, dan bagaimana pula memberikan pengendalian yang tepat kepadanya. Sebab cara menyikapi orang tua terhadap anak pada usia ini akan sangat berpengaruh dalam membentuk pribadi yang Islami, serta dalam menciptakan fondasi yang mantap, guna

membangun masyarakat yang baik. 5 Apalagi dalam menghadapi era budaya global, orientasi materilistik

dan hedonis semakin transparan di kalangan masyarakat, membuat orang tua semakin sibuk agar mampu hidup layak dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Jika masalah pendidikan anak dengan memenuhi berbagai fasilitas, menyekolahkan pada sekolah favorit misalnya, tanpa memperhatikan keadaan kondisi kejiwaan anak, seperti kasih sayang, pengawasan dan kontrol orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anak. Hal ini mempengaruhi

4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Alwaah, 1995), hlm. 645.

5 Aba Firdaus Al-Halwani, Melahirkan Anak Shaleh, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), hlm. 72.

perkembangan mental anak salah satunya adalah kurangnya motivasi beragama pada diri anak.

Lebih jauh lagi, derasnya arus informasi karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat termasuk didalamnya anak-anak. Memang perkembangan teknologi ini banyak juga positifnya apabila di tinjau dari kemajuan zaman, anak semakin kritis dan cerdas. Tetapi di sisi lain menyebabkan krisis keberagamaannya, apabila mekanisme pertumbuhannya tidak di seimbangkan antara pendidikan fisik, intelektual dan rohani.

Maka dari itu, anak harus di selamatkan dari keterbelakangan menuju terbentuknya anak yang cerdas dan anak yang penuh harapan yang mampu memahami ajaran-ajaran Allah, kemudian mengamalkannya sehingga menjadi anak yang selamat hidupnya. Dalam Al- Qur’an Allah berfiman:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka 6 …..” (QS. At-Tahrim: 6)

Dari sekian banyak tokoh pendidikan Islam yang mencurahkan perhatiannya terhadap problem beragama pada anak seperti dikemukakan sebelumnya, penulis mengangkat pemikiran dari Zakiah Daradjat. Penulis tertarik untuk mengangkat pemikiran dari Zakiah Daradjat karena; Pertama,

6 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 951.

Beliau merupakan salah satu tokoh perempuan pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia (Padahal mayoritas tokoh pembaharuan pendidikan Islam adalah laki-laki, misal: K. H. Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantara, Prof. Dr. Malik Fadjar, M. Sc., Prof. Dr. Azyumardi Azra, M. A., dan Muhammad Natsir) Kedua , Beliau adalah Doktor Muslimah Pertama dalam bidang Psikologi (Spesialisasi psikoterapi), sebetulnya sebelum beliau, telah ada tokoh pendidikan Islam wanita yang juga berasal dari Sumatera Barat (Padang Panjang) yaitu Rahmah El-Yunusiah (lahir 29 Desember 1900), menurut beliau pendidikan agama yang kuat perlu ditanamkan pada anak didik, sebagaimana pemikiran Zakiah Daradjat pun demikian, perbedaannnya Rahmah El-Yunusiah tidak menjelaskan bagaimana cara menanamkan pendidikan agam itu ditinjau dari segi kejiwaan atau psikologis, yang beliau tekankan adalah bagaimana agar kaum wanita mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria terutama dalam hal pendidikan. Sedangkan Zakiah Daradjat memiliki dasar yang mumpuni dalam hal motivasi (berhubungan dengan masalah psikologi), sehingga penjelasan yang disampaikannya menyentuh dua disiplin ilmu sekaligus yaitu psikologi dan agama, selain itu pemikiran Zakiah Daradjat sejalan dengan pemikiran Syaikh Ibrahim Musa Parabek (Sumatra Barat, lahir tahun 1884), pemikiran beliau yang terkenal adalah mengenai pembinaan mental spiritual sejak dini, Zakiah Daradjat dan Syaikh Ibrahim menyadari betapa pentingnya menanamkan motivasi spiritual (beragama) sejak dini, agar masyarakat tidak terjerumus dalam adat istiadat yang buruk, khurafat dan pertikaian. Ketiga, Beliau mencurahkan banyak perhatian Beliau merupakan salah satu tokoh perempuan pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia (Padahal mayoritas tokoh pembaharuan pendidikan Islam adalah laki-laki, misal: K. H. Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantara, Prof. Dr. Malik Fadjar, M. Sc., Prof. Dr. Azyumardi Azra, M. A., dan Muhammad Natsir) Kedua , Beliau adalah Doktor Muslimah Pertama dalam bidang Psikologi (Spesialisasi psikoterapi), sebetulnya sebelum beliau, telah ada tokoh pendidikan Islam wanita yang juga berasal dari Sumatera Barat (Padang Panjang) yaitu Rahmah El-Yunusiah (lahir 29 Desember 1900), menurut beliau pendidikan agama yang kuat perlu ditanamkan pada anak didik, sebagaimana pemikiran Zakiah Daradjat pun demikian, perbedaannnya Rahmah El-Yunusiah tidak menjelaskan bagaimana cara menanamkan pendidikan agam itu ditinjau dari segi kejiwaan atau psikologis, yang beliau tekankan adalah bagaimana agar kaum wanita mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria terutama dalam hal pendidikan. Sedangkan Zakiah Daradjat memiliki dasar yang mumpuni dalam hal motivasi (berhubungan dengan masalah psikologi), sehingga penjelasan yang disampaikannya menyentuh dua disiplin ilmu sekaligus yaitu psikologi dan agama, selain itu pemikiran Zakiah Daradjat sejalan dengan pemikiran Syaikh Ibrahim Musa Parabek (Sumatra Barat, lahir tahun 1884), pemikiran beliau yang terkenal adalah mengenai pembinaan mental spiritual sejak dini, Zakiah Daradjat dan Syaikh Ibrahim menyadari betapa pentingnya menanamkan motivasi spiritual (beragama) sejak dini, agar masyarakat tidak terjerumus dalam adat istiadat yang buruk, khurafat dan pertikaian. Ketiga, Beliau mencurahkan banyak perhatian

Zakiah Daradjat lahir di kampung Kotamerapak Sumatera Barat 6 November 1929. Beliau mempunyai gagasan dan pemikiran tentang pendidikan yang seutuhnya, yang mencakup bidang akidah, ibadah dan akhlak, yang secara keseluruhan merupakan inti ajaran Islam. Sebagai seorang ahli psikologi agama, Zakiah menganggap bahwa pendidikan Islam dapat diibaratkan seperti pertumbuhan dan perkembangan bunga-bunga yang selanjutnya tumbuh menjadi buah yang dapat dinikmati. Anak didik dapat diibaratkan seperti benih yang mengandung potensi-potensi dasar yang tersembunyi. Sedangkan guru dapat diibaratkan seperti tukang kebun yang dengan kasih sayang, tanggungjawab dan pemeliharaannya yang cermat dapat membuka rahasia potensi-potensi yang tersembunyi tersebut. Mendidik ibarat berkebun, di dalamnya terdapat menyemai, menanam, menyiram, memelihara dan merawat benih agar tumbuh dengan sempurna.

Gagasan dan pemikiran Zakiah Daradjat juga mengenai konsep tentang penanggungjawab pendidikan, yaitu; keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut memiliki tanggung jawab yang sama dalam pendidikan, yang berbeda hanya pada titik tekannya saja. Keluarga berperan sebagai pembentuk akhlak dan kepribadian anak serta menanamkan nilai-nilai Gagasan dan pemikiran Zakiah Daradjat juga mengenai konsep tentang penanggungjawab pendidikan, yaitu; keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut memiliki tanggung jawab yang sama dalam pendidikan, yang berbeda hanya pada titik tekannya saja. Keluarga berperan sebagai pembentuk akhlak dan kepribadian anak serta menanamkan nilai-nilai

cara mengamalkan ilmu yang mereka pelajari di sekolah. 7 Dari tinjauan latar belakang tersebut terlihat betapa penting peran

pendidikan Islam yang tepat baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat untuk membantu anak dalam menumbuhkan motivasi beragama secara optimal. Sehingga nantinya terbina kehidupan beragama pada anak yang baik, akan mengantarkannya menjadi remaja, generasi muda, orang dewasa dan orang tua yang berkepribadian agamis dan mampu mengendalikan perbuatan yang buruk serta menjaga dari melakukan perbuatan yang jahat.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang perkembangan dan motivasi beragama pada anak menurut pemikiran Zakiah Daradjat, yang diambil dari berbagai sumber yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat judul:

7 Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 427-428.

"Perkembangan Dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis

Pemikiran Zakiah Daradjat)”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya atau pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan dikaji berdasarkan identifikasi dan masalah.

Selanjutnya dalam rangka memudahkan permasalahan agar lebih praktis dan operasional, maka masalah studi ini dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik/ciri-ciri perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat)?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat)?

3. Bagaimana kiat-kiat menumbuhkan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat)?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan karakteristik/ciri-ciri perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

b. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

c. Untuk mendeskripsikan bagaimana kiat-kiat menumbuhkan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi peneliti: Menambah bekal pengetahuan dan wawasan bagi penulis yang mempersiapkan diri sebagai seorang yang terdidik.

b. Bagi Lembaga: Memberikan sumbangan pemikiran dan motivasi bagi para pemerhati pendidikan, baik kalangan pengajar, orang tua, maupun masyarakat yang memiliki ketertarikan dalam dunia pendidikan.

c. Bagi Pembaca: Memberikan kontribusi intelektual terhadap kemajuan umat Islam dalam aspek menumbuhkan individu yang memiliki kesadaran dalam membentuk dan mengembangkan kehidupannya.

D. Tinjauan Pustaka

Kebutuhan beragama adalah kebutuhan universal setiap manusia yang diakui baik ilmuwan barat maupun ilmuwan Islam. G. W Allport, A. Maslow, WH. Clack, dan Fedrich Shleiremacher adalah tokoh-tokoh barat yang Kebutuhan beragama adalah kebutuhan universal setiap manusia yang diakui baik ilmuwan barat maupun ilmuwan Islam. G. W Allport, A. Maslow, WH. Clack, dan Fedrich Shleiremacher adalah tokoh-tokoh barat yang

Untuk dapat membentuk kesadaran pada anak, pemahaman terhadap dimensi keagamaan pada anak merupakan hal yang penting, teori tentang timbulnya jiwa keagamaan serta kondisi keagamaan pada anak perlu mendapat perhatian. Penguasaan terhadap ciri-ciri keagamaan pada anak akan menjadi titik pangkal proses pembentukan kesadaran keagamaan pada anak.

Berdasarkan tinjauan tersebut, maka penulis memilih judul skripsi Perkembangan dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat), karena belum pernah dibahas pada skripsi terdahulu dan penulis berpendapat bahwa pemikiran Zakiah Daradjat relevan dengan judul yang diangkat oleh penulis, yaitu Perkembangan dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat).

E. Ruang Lingkup

Untuk menghindari melebar serta meluasnya permasalahan, serta untuk mempermudah pemahaman, dalam penulisan skripsi ini ruang lingkup Untuk menghindari melebar serta meluasnya permasalahan, serta untuk mempermudah pemahaman, dalam penulisan skripsi ini ruang lingkup

a. Perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

c. Kiat-kiat menumbuhkan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun (analisis pemikiran Zakiah Daradjat).

F. Penegasan Istilah

1. Perkembangan

Perkembangan adalah proses perubahan sesuatu, missal: dari kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, tunas menjadi pohon, mentah menjadi matang, kurang sempurna menjadi lebih sempurna, dan lain sebagainya. Jadi perkembangan di sini adalah perkembangan yang diiringi perubahan kearah yang lebih sempurna (kompleks).

2. Motivasi

Motivasi adalah motif seseorang untuk bertindak, atau dorongan- dorongan yang berasal dari diri seseorang untuk melakukan sesuatu, motivasi dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Motivasi dapat berupa benda (materi) seperti; uang, mobil, rumah, naik gaji, dan yang berupa non benda (non materi) seperti; Penghormatan, gengsi, dan lain sebagainya.

3. Beragama

Dari kata agama yang mendapat tambahan awalan ber- Agama berarti prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran

kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu. Jadi beragama adalah menganut (memeluk) agama.

Jadi yang dimaksud dengan motivasi beragama adalah dorongan atau usaha seseorang untuk melaksanakan prinsip kepercayaan terhadap Tuhan, baik secara fisik lahiriyah maupun psikis batiniyah.

4. Anak

Anak adalah sekelompok manusia muda usia yang batasan umurnya tidaklah selalu sama dalam psikologi perkembangan. Menurut Zakiyah

Darajdat, batasan umur anak dari 0 sampai 12 tahun. 8 Masa anak ditandai dengan proses tumbuh kembang yang meliputi aspek fisik, biologis serta

mental emosional dan psikososial. Diantara kurun masa anak yang cukup panjang itu, masa balita merupakan masa dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat serta peka dalam peletakan dasar-dasar kepribadian.

5. Zakiah Daradjat

Zakiah Daradjat adalah perempuan yang berasal dari Sumatra Barat (Bukittinggi), beliau merupakan salah satu dari banyak pemikir pendidikan Islam yang banyak mencurahkan perhatiannya terhadap perkembangan

8 Zakiah Darajdat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm. 126.

beragama pada anak, hal ini terbukti dari beberapa karya ilmiah yang telah ditulisnya, antara lain; Ilmu Jiwa Agama, Kesehatan Mental, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, Ilmu Pendidikan Islam, Pembinaan Remaja, Remaja Harapan dan Tantangan , dan lain sebagainya.

Dari penegasan istilah tersebut, maka maksud dari judul Perkembangan Dan Motivasi Beragama Pada Anak (Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat) adalah usaha untuk mendorong anak sejak dini agar dalam dirinya tertanam nilai-nilai ajaran Islam yang baik dan benar menurut konsep pemikiran Zakiah Daradjat (pendekatan psikologi agama Zakiah Daradjat), sehingga nantinya dapat terwujud kepribadian muslim yang sempurna.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab dan dari setiap bab di bagi menjadi sub-sub bab. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama, dalam bab ini akan diuraikan tentang hal-hal berikut: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, ruang lingkup, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, dalam bab ini berisi kajian pustaka yang membahas: A. Perkembangan beragama pada anak, 1) Tumbuhnya jiwa beragama pada anak,

2) Perkembangan beragama pada anak, 3) Sifat-sifat beragama pada anak, B.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak, 1) Faktor internal dan 2) Faktor eksternal, C. Pengertian Motivasi, 1) Pengertian motivasi, 2) Bentuk-bentuk motivasi, 3) Peranan motivasi, dan 4) Teori-teori tumbuhnya motivasi beragama.

Bab ketiga, akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang membahas: A.Pendekatan dan Jenis Penelitian, B. Instrumen Penelitian C. Sumber Data, D. Metode Pengumpulan Data, dan E. Metode Pengolahan Data.

Bab keempat, dalam bab ini dijelaskan hasil penelitian (Pemaparan Data dan Analisis), yang terdiri dari: A. Setting Historis Zakiah Daradjat; 1. Biografi singkat Zakiah Daradjat, 2. Gagasan dan Pemikiran dalam pendidikan Islam, 3. Karya-karya Zakiah Daradjat, B. Perkembangan dan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun menurut Pemikiran Zakiah Daradjat, 1. Perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun, 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan beragama pada anak usia 0-12 tahun, 3. Kiat- kiat menumbuhkan motivasi beragama pada anak usia 0-12 tahun, C. Analisis

Bab kelima, merupakan bab terakhir atau penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PERKEMBANGAN BERAGAMA PADA ANAK

1. Tumbuhnya Jiwa Beragama Pada Anak

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tiada berdaya, namun demikian ia telah mempunyai potensi bawaan dan lingkungan dan salah satu sifat hakiki manusia adalah mencapai kebahagiaan. Menurut Tabatabai untuk mencapai kebahagiaan itu

manusia membutuhkan agama. 9 Menurut beberapa ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk

religius. Anak yang baru dilahirkan mirip dengan binatang dan malahan mereka mengatakan anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan daripada bayi manusia itu sendiri. Selain itu ada pula yang berpendapat sebaliknya bahwa, anak sejak lahir telah membawa fitrah keagamaan. Fitrah itu baru berfungsi di kemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan setelah

berada pada tahap kematangan. 10 Jiwa beragama atau religius berkembang sejak usia dini melalui proses

perpaduan antara fitrah keagamaan dengan pengaruh yang datang dari luar diri manusia. Dalam proses perkembangan tersebut akan terbentuk macam sifat serta kualitas religiusitas yang akan terekspresikan pada tingkah laku sehari- hari.

9 Ismail SM, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 219.

10 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 64-65.

Islam sendiri sudah sangat jelas mengakui bahwa pada manusia yang baru lahir sudah terdapat potensi untuk beragama yang disinyalir dalam ayat:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah

terhadap ini (keesaanTuhan) 11 .” (QS. Al- A’raf: 172)

Dalam ayat ini Allah mengemukakan bahwa fitrah manusia yakni dalam penciptaan dan tabiat dirinya terdapat kesiapan alamiah untuk memahami keindahan ciptaan Allah dan mejadikan sebagai bukti tentang

adanya Allah dan keesaan-Nya. 12 Berarti jiwa keagamaan telah tertanam kuat dalam fitrahnya dan telah ada dalam relung jiwanya sejak zaman azali.

Manusia lahir dengan membawa kecenderungan bawaan untuk mengimani dan menyembah Allah. Implikasinya adalah bahwa prinsip tauhid menyatu dengan sifat dasar manusia.

Potensi dasar manusia yang diberikan oleh Allah adalah juga untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia itu, sebagaimana dinyatakan dalam al-

Qur’an:

11 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Alwaah, 1995), hlm. 250.

12 M. Utsman Najati, Al- Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000), hlm. 41.

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur 13 .” (QS. An-Nahl: 78)

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa sekalipun saat dilahirkan manusia tidak mengetahui apa-apa, tetapi mereka dibekali oleh Allah suatu potensi (kemampuan) untuk mendengar dan melihat yang bersifat fisikal dan kemampuan berfikir yang bersifat intelektual serta emosi agama yang bersifat spiritual.

Sesuai dengan prinsip pertumbuhannya maka seorang anak menjadi dewasa memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya; 14

a. Prinsip Biologis

Secara fisik anak baru lahir dalam keadaan lemah. Dalam segala gerak dan tindak-tanduknya ia selalu memerlukan bantuan dari orang-orang dewasa sekelilingnya. Dengan kata lain ia belum dapat berdiri sendiri karena manusia bukanlah merupakan makhluk instintif. Keadaan tubuhnya belum tumbuh secara sempurna untuk difungsikan secara maksimal.

b. Prinsip Tanpa Daya

Sejalan dengan belum sempurnanya pertumbuhan fisik dan psikisnya maka anak yang baru dilahirkan hingga menginjak usia dewasa selalu

13 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 413. 14 Jalaluddin, op. cit., hlm. 63-64.

mengharapkan bantuan dari orangtuanya. Ia sama sekali tidak berdaya untuk mengurus dirinya sendiri.

c. Prinsip Eksplorasi

Kemantapan dan kesempurnaan potensi manusia yang dibawanya sejak lahir baik jasmani maupun rohani memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan latihan. Jasmaninya baru akan berfungsi secara sempurna jika dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun baru akan menjadi baik dan fungsi jika kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan

dapat diarahakan kepada pengekplorasian perkembangannya. 15

2. Perkembangan Beragama Pada Anak

Naluri beragama pada dasarnya telah menjadi bakat sejak lahir. Itu sebabnya manusia disebut homo religius, yaitu makhluk yang bertuhan dan beragama. perkembangan beragama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada masa itu tidak mendapat pendidikan agama dan tidak pula mempunyai pengalaman beragama, maka ia nanti setelah dewasa akan cenderung kepada sikap negative terhadap agama.

Faktor kejiwaan yang penting pada awal perkembangan manusia adalah perhatian yang diberikan pada masalah agama di masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak merupakan periode yang dinamis secara psikologis bagi

15 Jalaluddin, op. cit., hlm. 65-66.

perkembangan religiusitas dan merupakan momentum pertama untuk mengaktualisasikan fitrah beragama yang dianugerahkan Tuhan kepada

manusia. 16 Menurut penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak-anak itu

melalui beberapa fase (tingkatan). Dalam bukunya the development of religius on children yang dikutip oleh Jalaluddin, ia mengatakan bahwa agama pada

anak-anak itu melalui tiga tingkatan, 17 yaitu:

a. The Fairy Tale Stage (Tingkat dongeng).

Tingkatan ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkatan perkembangan ini anak menghayati konsep ketuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan kehidupan fantasi hingga dalam menanggapi agama pun anak masih menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng-dongeng yang kurang masuk akal.

Minat terhadap dongeng-dongeng itu mulai berkurang, kalau anak itu kira-kira umur 8 tahun: kebanyakan dongeng itu menjadi cempelang bagi anak-anak. pikiran kritis anak-anak itu tidak menerima begitu saja cerita- cerita yang mustahil atau yang fantastis.

b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan).

Tingkat ini dimulai sejak anak masuk sekolah dasar ke usia (masa usia) adolensense. Pada masa ini ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realis).

16 Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), hlm. 106. 17 Jalaluddin, op. cit., hlm. 66-67.

Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. Pada masa ini ide keagamaan pada anak didasarkan atas dorongan emosional, hingga mereka dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu maka pada masa ini anak-anak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa dalam lingkungan mereka. Segala bentuk tindak (amal) keagamaan mereka ikuti dan mempelajarinya dengan penuh minat.

c. The Individual Stage (Tingkat Individu)

Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang individualistis ini terbagi atas tiga golongan, yaitu:

1) Konsep ke-Tuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh luar.

2) Konsep ke-Tuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan).

3) Konsep ke-Tuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan ini setiap tingkatatan dipengaruhi oleh faktor intern yaitu perkembangan usia dan faktor ekstern berupa pengaruh luar yang dialaminya.

3. Sifat-Sifat Beragama Pada Anak

Kesadaran beragama seseorang bersifat dinamis-evolusionistis, perkembangan secara berlanjut dari mulai adanya fitrah beragama, potensi dasar yang akan direalisasikan atau dikembangkan melalui kesadaran agama yang sama sampai menjadi kesadaran beragama yang matang. jika kita memahami konsep keagamaan pada anak-anak berarti memamahami pula sifat-sifat agama pada anak-anak. Dengan ciri yang mereka miliki, maka sifat agama pada anak-anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority. Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya authoritarius, maksudnya konsep

keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. 18 Berdasarkan hal itu maka bentuk dan sifat agama pada diri anak dapat dibagi

atas:

a. Unreflective (tidak mendalam)

Anggapan anak terhadap ajaran agama dapat saja mereka terima dengan tanpa kritik. Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam sehingga cukup sekedarnya saja dan mereka sudah merasa puas dengan keterangan yang kadang-kadang kurang masuk akal. Konsep ketuhanan pada diri anak sebesar 73 % menganggap tuhan itu bersifat seperti manusia. Contoh: Tuhan itu maha mendengar, berarti tuhan itu sama seperti manusia yang mendengar melalui telinganya.

18 Jalaluddin, op. cit., hlm. 68.

b. Egosentris

Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalamannya. Apabila kesadaran akan diri itu mulai tumbuh subur pada diri anak, maka akan tumbuh keraguan pada rasa egonya. Semakin bertambah semakin menigkatnya pula egoisnya. Sehubungan dengan hal itu maka dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan yang mereka pandang dari kesenangan pribadinya. Seorang anak yang kurang mendapat kasihsayang dan selalu mengalami tekanan anak bersifat kekanak-kanakan (childish) dan memiliki sifat ego yang rendah. Hal yang demikian mengganggu pertumbuhan keagamaannya.

c. Antromorphish

Sifat anthromorpish agama pada anak, dimana kata-kata dan gambaran keagamaan diterjemahakan ke dalam pengalaman-pengalaman yang sudah

dijalani dan biasanya dalam bentuk orang-orang yang sudah di kenal. 19

Melalui konsep yang sudah terbentuk dalam pikiran mereka menganggap bahwa perikeadilan tuhan sama dengan manusia. Pekerjaan Tuhan mencari dana menghukum orang yang berbuat jahat di saat orang itu berada dalam tempat yang gelap.

19 Robbert W Crapps, Perkembangan Kepribadian Keagamaan, (Yokyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 18.

Keimanan si anak kepada Tuhan belum merupakan suatu keyakinan sebagai hasil pemikiran yang obyektif, akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan alam perasaan yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwanya

akan kasih sayang, rasa aman dan kenikmatan jasmaniah. 20 Konsep Ketuhananan yang demikian itu mereka bentuk sendiri berdasarkana fantasi

masing-masing.

d. Verbalis dan Ritualis.

Dari kenyataan yang kita alami ternyata kehidupan agama pada anak- anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan selain itu pula dari amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman menurut tuntutan yang diajarakan kepada mereka. sepintas lalu kedua hal tersebut kurang ada hubungannya dengan perkembangan agama pada anak di masa selanjutnya tetapi menurut penyelidikan hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan agama anak itu di usia dewasanya. Bukhori menunjukkan bahwa banyak orang dewasa yang taat karena pengaruh ajaran dan praktek keagamaan yang dilaksanakan pada masa anak-anak mereka. Sebaliknya belajar agama di usia dewasa banyak mengalami kesukaran. Latihan-latihan bersifat verbalis dana upacara keagamaan yang bersifat ritual (praktek) merupakan hal yang berarti dan merupakan salah satu ciri dari tingkat perkembangan agama pada anak-anak.

20 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm. 41.

e. Imitatif

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh dari meniru. Kecenderungan meniru kepada seluruh gerak dan perbuatan dari figur yang menjadi idolanya adalah merupakan indikasi yang positif, karena sangat berperan dalam pembinaan watak seorang anak. Berdoa dan shalat misalnya mereka laksanakan karena hasil melihat perbuatan dilingkungannya, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif.

Walaupun anak mendapat ajaran agama tidak semata-mata berdasarkan yang mereka peroleh sejak kecil namun pendidikan kegamaan (religious paedagogies ) sangat mempengaruhi terwujudnya tingkah laku keagamaan (religious behaviour) melalui sifat meniru itu. Sikap anak yang suka meniru ini harus mendapat pembinaan dan pengarahan dengan memberi contoh yang baik, sehingga anak akan mengenali hal-hal yang baik dan tumbuh rasa cinta kepada hal-hal pula. Kemudian anak akan berkembang terdorong untuk merealisasikannya dalam bentuk amal nyata.

f. Rasa Heran

Rasa heran/kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Berbeda dengan rasa kagum yang ada pada orang dewasa, maka rasa kagum pada anak ini belum bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan langkah pertama Rasa heran/kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Berbeda dengan rasa kagum yang ada pada orang dewasa, maka rasa kagum pada anak ini belum bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan langkah pertama

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BERAGAMA PADA ANAK

1. Faktor Internal

Pada umumnya perkembangan beragama seseorang ditentukan oleh dua faktor; internal dan eksternal. Begitu pula perkembangan beragama pada masa anak, dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Faktor internal; faktor kecerdasan, emosi, moral dan sosial, sedangkan yang termasuk faktor eksternal; keluarga, sekolah dan masyarakat.

a. Faktor Kecerdasan dalam Perkembangan Beragama Pada Anak

Islam menyatakan bahwa manusia lahir di dunia membawa pembawaan yang disebut fitrah. 21 salah satu aspek potensial dari apa yang

disebut “fitrah” adalah kemampuan berfikir manusia dimana rasio atau intelegensia 22 (kecerdasan) menjadi pusat perkembangannya. Karena ada

fitrah itu manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut dengan agama. Manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada satu perasaan yang mengakui adanya Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Hal semacam ini terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat modern, agak modern, maupun masyarakat

21 Nur Uhbuyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), hlm. 102. 22 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 158.

primitif. Mereka merasa tentram dan tenang dikala mereka mendekatkan diri pada Allah SWT. 23

Panca indera manusia sebagai alat pengamatan yang terdiri dari penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba memegang peranan penting dalam mengantar manusia untuk percaya terhadap Tuhan. Melalui pengamatan panca inderawi akan memperkuat kepercayaan secara fitri yang dimiliki seseorang dan sekaligus juga dapat memberikan jawaban

terhadap keinginan batin dalam menuju kepercayaan terhadap Tuhan. 24

Menurut Prof. Mukhtar Yahya, pertumbuhan akal anak-anak itu adalah melalui dua taraf, yaitu panca indera dan taraf pikiran. 25 Anak pada

usia pertama berfikir berdasarkan tingkat indrawi. Dia tidak bisa mencapai hal-hal yang abstrak dan tinjauan-tinjauan filosofis. Kalaupun menyampaikan masalah ini pada anak-anak hendaklah dengan bentuk

inderawi dan mengkaitkannya dengan realitas dan kehidupannya. 26 Dalam keadaan normal pikiran anak usia sekolah dasar berkembang

secara berangsur-angsur dan secara tenang. Pengetahuannya bertambah secara pesat. Dalam iklim yang egosentris, anak memasuki dunia obyektif

dan dunia pikiran orang lain. 27

23 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Klam Mulia, 1994), hlm. 203. 24 Hafi Anshori, Dasar-Dasar Ilmu Jiwa Beragama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991),

hlm. 42-43. 25 Mukhtar Yahya, Pertumbuhan Akal Dan Memanfaatkan Naluri Kanak-Kanak, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1972), hlm. 19. 26 Ma’ruf Zurayk, Bimbingan Praktis Mendidik Anak Menuju Remaja: Aku dan Anakku,

(Bandung: Al-Bayan, 1998), hlm. 90. 27 Kartini Kartono, Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan, (Bandung: Mandar Maju,

1990), hlm. 138-140.

b. Faktor Emosi Dalam Perkembangan Beragama Pada Anak

Menurut Elizabeth B. Hourlock emosi anak pada perkembangan ini sangatlah kuat karena terjadi ketidak seimbangan dimana anak-anak keluar dari fokus dalam artian bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional, sehingga sulit dibimbing dan di arahkan. Hal ini ditandai dengan ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tak masuk akal dan kebanyakan emosi yang tinggi disebabkan oleh masalah

psikologis. 28 Dalam menumbuhkan motivasi beragama pada anak sedapat mungkin

diusahakan agar terjadi pengalaman-pengalaman emosional yang menyenangkan dalam diri anak bahwa agama itu baik, Allah itu tidak

menakutkan oleh karena itu perlu didekati. 29 Selain itu, pendidikan atau latihan ritual keagamaan harus disesuaikan dengan kadar kemampuan atau

nalar seseorang. Dalam menghadapi anak-anak untuk mengajarkan agama harus dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang, jangan sekali-kali mengajarkan agama dengan kekerasan, karena anak akan menyangka bahwa agama itu menyakitkan. Maka hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua (terutama), akan sangat membantu dalam proses menumbuhkan motivasi beragama pada anak. Pangalaman-pengalaman emosional yang menyenangkan akan mempermudah masuknya nilai-nilai religius dalam

kepribadian anak. 30

28 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 114-115. 29 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 20.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25