Punto Dewo S.P H3409020

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER DI PETERNAKAN EDY FARM KARANGANYAR

Oleh :

PUNTO DEWO S.P H3409020

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

TUGAS AKHIR

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER DI PETERNAKAN EDY FARM KARANGANYAR

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Peternakan Program Diploma III Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis Peternakan

Oleh :

PUNTO DEWO S.P H3409020

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012


(3)

commit to user

iii

TUGAS AKHIR

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER DI PETERNAKAN EDY FARM KARANGANYAR

Disusun oleh :

PUNTO DEWO S.P H3409020

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal : 19 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan tim penguji

Penguji I Penguji II

Rysca Indreswari S.Pt., M.Si. Ir. Lutojo. MP.

NIP. 19830706 2008122 001 NIP. 19550912 19887031 001 Surakarta, Juli 2012

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP.195602251986011001


(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan Tugas Akhir ini, dengan judul “ Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Layer”, tugas akhir ini merupakan laporan dari hasil magang di Peternakan Edy Farm Karanganyar, yang disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma III Fakultas Pertanian jurusan Agribisnis peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Koordinator Program Diploma III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Diploma III Agribisnis Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Rysca Indreswari S.Pt., M.Si selaku pembimbing dan penguji I yang telah memberikan pengarahan dari awal sampai akhir pelaksanaan magang.

5. Ir. Lutojo. MP selaku penguji II yang telah bersedia mengevaluasi tugas akhir ini.

6. Pimpinan dan karyawan Peternakan Edy Farm yang telah membantu dalm pelaksanaan magang.

7. Orang Tua yang telah berjasa mendukung sepenuhnya baik moril dan materiil. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, tetapi penulis selalu berharap semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, 19 Juli 2012 Penulis


(5)

commit to user

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Magang ... 2

1. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Ayam Petelur ... 4

B. Perkandangan ... 5

C. Pakan ... 8

D. Biosekuriti dan Pengendalian Penyakit ... 11

E. Limbah ... 15

F. Pemasaran ... 16

G. Pascapanen ... 16

2. MATERI DAN METODE ... 18

A. Tempat dan Waktu Magang ... 18

B. Aspek Yang Dikaji ... 18

C. Teknik Pengumpulan Data ... 18

D. Sumber Data ... 19

3. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Kondisi Umum Perusahaan ... 20

1. Sejarah Perusahaan ... 20

2. Lokasi Perusahaan ... 20

3. Ketenagakerjaan ... 21

4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

5. Peranan Perusahaan ... 23


(6)

commit to user

vi

6. Peluang dan Kendala Perkembangan Perusahaan ... 24

B. Pembahasan ... 24

1. Keadaan Umum Perusahaan ... 24

2. Organisasi Kepegawaian ... 25

3. Perkandangan ... 26

4. Manajemen Pemeliharaan Ayam ... 28

a. Pemilihan bibit ... 28

b. Seleksi Ayam ... 29

c. Program Pemberian Cahaya ... 29

d. Pemberian Pakan dan Minum ... 30

e. Pengambilan telur ... 32

f. Biosekuriti dan Pengendalian Penyakit ... 32

g. Limbah ... 35

h. Pemasaran Telur ... 35

i. Produktivitas ... 36

4. PENUTUP ... 38

A. Simpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42


(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Kebutuhan nutrisi ayam petelur fase layer ... 8

2. Pelaksanaan Vaksinasi ... 13

3. Kandungen nutrien Layer I dan layer 2 ... 31

4. Kandungen nutrien Layer ... 31

5. Program Vaksinasi ... 34


(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Halaman

1. Struktur Organisasi Peternakan Edy Farm ... 23


(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Halaman

1. Produksi Telur di Perusahaan Edy Farm ... 43

2. Standar Produktivitas Strain Isa Brown ... 44

3. Denah Perusahaan Edy Farm ... 45

4. Lay out Perusahaan Edy Farm ... 46

5. Foto di Perusahaan Edy Farm ... 47


(10)

commit to user 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berternak ayam petelur sangat berpotensi untuk dijadikan usaha. Seperti diketahui konsumsi telur di masyarakat cukup tinggi. Telur juga dapat dikonsumsi semua kalangan. Dalam hal ini sebenarnya bisa menjadi sebuah peluang usaha yang patut di perhatikan dan layak untuk di jalankan. Selain itu masyarakat lebih memilih telur sebagai sumber protein hewani, karena telur memiliki harga yang terjangkau dan mudah didapat. Sesuai standar nasional Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1989), konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 gram yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia sebesar 18,4% (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1989). Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1989), merekomendasikan 6 g/kapita/hari setara dengan daging 10,3 kg, telur 6,5 kg dan susu 7,2 kg/kapita/tahun. Konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia sekarang ini sebesar 4,19 g/kapita/ hari setara dengan daging sebesar 5,25 kg, telur 3,5 kg, dan susu 5,5 kg/kapita/tahun. Untuk memenuhi Pemenuhan gizi ini, khusunya protein hewani dapat diperoleh dari protein telur. Sehingga dengan demikian, usaha ternak layer ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan.

Secara umum kegiatan manajemen dalam usaha peternakan ayam petelur dibagi menjadi dua, yaitu manajemen yang pertama dilakukan untuk keperluan hidup ayam petelur seperti kandang, pakan dan kesehatan. Manajemen yang kedua adalah yang menunjang keberhasilan usaha yang secara tidak langsung memengaruhi kehidupan ayam petelur meliputi seleksi, pemilihan ternak yang memiliki produksi yang baik, pemotongan paruh

(debeaking), pencatatan produksi (recording), peremajaan (replacement) dan

lain sebagainya.

Keberhasilan dalam usaha peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pakan, bibit dan manajemen. Bibit yang unggul tidak


(11)

commit to user

2

akan menunjukan produktivitas yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan pemberian pakan yang baik. Demikian pula bibit yang baik serta pakan yang diberikan berkualitas tinggi tanpa diimbangi dengan manajemen yang baik dan benar, juga tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Ketiga faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat memengaruhi keberhasilan proses produksi peternakan.

Perusahaan peternakan ayam petelur Edy Farm yang berlokasi di Desa Depel, Kelurahan Jeruk Sawit, Kecamatan Gondang rejo, Kabupaten Karanganyar – Jawa Tengah, memiliki populasi ayam petelur sebanyak 40.000 ekor. Edi Farm telah menerapkan manajemen yang baik dalam kegiatan produksi perusahaan. Berdasarkan potensi, kemudahan akses ke perusahaan dan penerapan manajemen yang baik oleh perusahaan serta populasi ayam petelur yang memenuhi syarat jumlah, maka perusahaan peternakan ayam petelur Edy Farm layak dijadikan sebagai tempat magang mahasiswa.

Mahasiswa dengan magang di lapangan dapat melihat secara langsung, bagaimana sebuah perusahaan menjalankan manajemennya. Mahasiswa diharapkan mampu menyerap berbagai macam ilmu yang diperoleh di perusahaan tersebut dan membandingkannya dengan teori yang di dapat dari bangku perkuliahan sehingga menjadi seorang ahli madya, Serta diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha setelah lulus dari kuliah nanti.

B.Tujuan Magang

1. Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dengan penerapanya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

b. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis peternakan.


(12)

commit to user

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan

agribisnis peternakan.

d. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan instansi pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan khusus dari kegitan magang ini adalah :

a. Melihat dan memahami secara langsung proses kegiatan manajemen pemeliharaan ayam petelur yang dilakukan di perusahaan Edi Farm . b. Mengetahui segala aspek yang terkait dengan kegiatan magang yang

dilakukan di perusahaan Edi Farm.

c. Mengetahui jenis, pakan, perkandangan, penyakit dan teknologi yang digunakan dalam manajemen pemeliharaan ayam petelur.


(13)

commit to user 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 1997). Ayam petelur yang dipelihara di indonesia pada umumnya terdapat dua jenis tipe yaitu :

1. Ayam Petelur putih

Tipe ayam petelur putih/ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus, mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni

white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan

komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur putih komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, tipe ayam ini memang khusus untuk bertelur saja (Rasyaf, 2008).

2. Ayam Petelur Cokelat

Bobot tubuh ayam petelur cokelat cukup berat. Beratnya ayam petelur cokelat masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Ayam ini disebut juga tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telur cukup banyak dan juga


(14)

commit to user

menghasilkan daging yang cukup banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Ayam ini disebut ayam petelur cokelat, karena bulunya yang cokelat dan warna telurnya juga cokelat. (Rasyaf, 2008).

B. Perkandangan

Perkandangan adalah kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan. Perkandangan memegang peran yang penting dalam kelancaran usaha. Perkandangan meliputi ruang staf, gudang, mess dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 1997). Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi. Oleh karena itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal Abidin, (2003). Kandang, selain berfungsi untuk melindungi ayam dari iklim seperti hujan, panas matahari, dan angin, juga berfungsi melindungi dari gangguan manusia atau binatang. Kandang bagi ayam ras petelur juga diharapkan meningkatkan produksi ayam dengan memberikan rasa nyaman bagi ayam yang dipelihara (Sudaryani dan Santosa, 1997).

Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan ayam petelur sangat beraneka ragam. Masing- masing dapat dibedakan atas dasar kegunaannya, model lantai, pengisian kandang, dinding kandang dan kelangsungan penempatan ayam di dalam kandang. Sudarmono, (2003). Jenis kandang berdasarkan kegunaanya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kandang Indukan

Kandang indukan digunakan untuk memelihara anak ayam umur 1 hari sampai 4 minggu. Kandang tersebut dilengkapi dengan lampu pemanas, lampu penerang, tempat pakan dan tempat minum. Kandang indukan ini pada umumnya berlantai litter.

2. Kandang Grower

Kandang grower digunakan untuk memelihara ayam dari umur 8 minggu sampai menjelang bertelur, yakni umur 18 minggu. Kandang tersebut juga dilengkapi dengan lampu penerang, tempat pakan dan tempat minum.


(15)

commit to user

6

Model lantai yang umum digunakan pada kandang ini lantai liter atau celah.

3. Kandang Layer

Kandang layer digunakan untuk memelihara ayam dewasa yang telah berproduksi. Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum, serta penerangan seperlunya. Kandang layer ini pada umumnya memiliki lantai litter untuk yang koloni dan celah bagi yang menggunakan kandang baterai atau kolong. Kandang baterai adalah kandang berbentuk kotak atau sangkar (cage), yang terbuat dari kawat atau bilah-bilah bambu, reng, dan kayu. Setiap sangkar berisi 1 sampai 3 ekor ayam. Kandang baterai ditata secara bersambungan satu sama lain, sehingga membentuk unit-unit memanjang yang mampu menampung hingga ratusan ayam bahkan ribuan ayam (Sudarmono, 2003).

Jenis kandang berdasarkan model lantai yang digunakan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kandang lantai litter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni. Biasanya dipakai sebagai kandang ayam starter atau grower.

2. Kandang slat, kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bambu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang ekskreta dan langsung ke tempat penampungan. Keunggulan kandang full slat yaitu : kotoran ayam jatuh ke kolong kandang sehingga lantai tetap kering dan bersih.

3. Kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% dikiri (Windasari, 2010).

Atas dasar pengisian ayam pada setiap kandang, maka ragam kandang dapat dibedakan sebagai berikut.


(16)

commit to user 1. Kandang Koloni

Setiap petak pada model kandang ini, diisi dengan banyak ayam, ratusan dan bahkan ribuan. Kandang model ini pada umumnya digunakan untuk ayam fase grower. Ayam yang ditempatkan pada kandang ini dapat bergerak dengan bebas.

2. Kandang Individual

Setiap petak atau sangkar pada model ini diisi dengan 1 ekor ayam. Kandang berbentuk kotak atau sangkar, yang terbuat dari kawat atau bambu ini, umumnya disusun berderet dan bersusun. Sehingga lebih popular dengan sebutan kandang baterai (Sudarmono, 2003).

Jenis kandang berdasarkan dindingnya dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Kandang open house

Kandang open house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga menjamin hembusan angin bisa masuk dalam kandang dan bisa memanfaatkan pergantian sinar matahari. Dinding kandang di tutup dengan tirai yang berfungsi sebagai ventilasi. Bentuk kandang yang umum dijumpai di lapangan adalah kandang sistem terbuka atau open house, baik sistem panggung maupun sistem postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan gergaji kayu dan beberapa peternak pernah juga menggunakan jerami. Model kandang terbuka memberikan kontribusi yang kurang bagus bila dibandingkan dengan model kandang sistem tertutup (Ahmadi, 2008)

2. Kandang Close house

Kandang close house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem tertutup dengan rapat sehingga sinar matahari, ventilasi dan kelembaban kandang diatur dengan mesin yang memerlukan kontruksi kandang tertentu. Kandang sistem tertutup atau close house merupakan sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam. Kandang dengan model sistem tertutup ini


(17)

commit to user

8

diyakini mampu meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang dipunyai ayam (Ahmadi, 2008).

C. Pakan

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dan bermanfaat bagi ternak. Oleh karena itu apa yang disebut pakan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang memakannya (Kamal, 1994). Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur nutrien untuk hidupnya, misalnya bernafas, peredaran darah, bergerak, dan fungsi- fungsi fisiologis lainya. Disamping itu, untuk ayam yang sedang bertelur di butuhkan juga untuk produksi telur. Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan hidup pokok dan yang kedua untuk produksi. Untuk hidup pokok dan hidup produksi, ayam membutuhkan protein, energi, vitamin, dan mineral (Rasyaf, 1994). Irawan (1995) mengemukakan bahwa pakan yang diberikan pada ayam merupakan hal yang perlu diperhatikan, sebab pakan yang kurang memenuhi standar nutrien, dapat menjadi salah satu sebab menurunnya produktivitas. Kebutuhan nutrisi ayam petelur fase layer dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi ayam petelur fase layer

Kandungan Pakan Kandungan Pakan

Air Max 14 %

ME (Metabolizable Energy) Min 2650 (kkal/kg)

Protein Kasar Min 16 %

Lemak kasar Max 7 %

Serat kasar Max 7 %

Kalsium (Ca) 3,25 - 4,25 %

Phosphor (P) 0,6 - 1,00 %

Abu Max 14 %

Sumber: (Irawan, 1995)

Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Protein ini terbentuk lebih dari 20 jenis asam amino yang dirangkai oleh ikatan peptide. Fungsi protein antara lain untuk membangun dan membentuk


(18)

commit to user

jaringan-jaringan tubuh (misalnya daging), pembentukan dan perkembangan organ-organ tubuh serta pertumbuhan bulu. Protein juga untuk keperluan produksi telur karena telur mengandung banyak protein. Protein telur juga berasal dari tubuh ayam (Rasyaf, 2008).

Energi terdapat di semua bahan pakan, terutama bahan pakan biji-bijian dan lemak. Jagung kuning, bekatul, bungkil kelapa, tepung ubi kayu, dan bungkil kedelai mengandung energy. Jagung kuning merupakan salah satu andalan sumber energi. Net energi digunakan untuk produksi telur dan pertumbuhan ayam (Rasyaf, 2008).

Vitamin dan mineral pengaruhnya besar sekali dalam untuk ayam petelur. Vitamin D dan Kalsium, misalnya, dibutuhkan dalam proses pembentukan kulit telur. Vitamin yang dibutuhkan ayam pada masa awal adalah vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, kolin, dan vitamin 12. Untuk daerah tropis seperti di Indonesia direkomendasikan pula vitamin C (Rasyaf, 2008).

Ayam petelur membutuhkan mineral dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Banyak fungsi tubuh yang memerlukan mineral, misalnya aliran darah, tekanan darah, pembentukan telur, kulit telur, bulu dan tulang. Kalsium bersama vitamin D, misalnya sangat diperlukan untuk pembentukan kulit telur yang baik. Kulit telur yang tipis menyebabkan telur mudah retak dan pecah, Apabila kekurangan kalsium dan phosphor akan menyebabkan pertumbuhan terhambat,produksi telur menurun, tulang mudah patah dan kulit telur tipis (Alamsyah, 2005).

Lemak merupakan kelebihan energi yang disimpan dalam tubuh. Lemak digunakan untuk pembentukan karkas. Untuk ayam pada masa pertumbuhan ditambah lemak tak jenuh beriodium tinggi, sedangkan untuk penggemukan ditambah dengan lemak jenuh beriodium rendah. Sumber lemak bisa berasal dari bahan pakan, seperti jagung kuning, bungkil kedelai, dan minyak ikan (Alamsyah, 2005).

Pemberian pakan berdasarkan tingkat fase yaitu meliputi fase starter,


(19)

commit to user

10

starter, yakni pakan yang diramu secara khusus sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk perawatan dan pertumbuhan. Pada umumnya, anak ayam yang baru pertama kali diberikan pakan, masih belum dapat mengenali pakan yang disediakan. Oleh karena itu, anak ayam yang baru tiba tersebut harus dilatih dan dirangsang untuk makan, dengan cara mengetuk-ngetuk tempat pakan dengan jari telunjuk. Ransum yang diberikan pada anak ayam, berbentuk tepung atau crumble (butiran pecah). Karena ayam memiliki sifat untuk memilih pakan dalam bentuk butir dan paruh anak ayam masih sangat kecil, sehingga pakan yang paling cocok diberikan adalah dalam bentuk crumble (Sudarmono, 2003).

Pakan yang diberikan pada fase Grower berupa ransum peralihan, yang diberikan secara bertahap sebagai berikut : a) Hari pertama : 75% ransum lama dan 25% baru, b) Hari kedua : 50% ransum lama dan 50% baru, c) Hari ketiga : 25% ransum lama dan 75% baru dan d) Hari keempat : 100% ransum baru. Makanan yang diberikan kepada ayam remaja harus diatur, agar tidak berlebihan tetapi juga tidak kekurangan, atau dengan kata lain diatur sesuai jumlah standar. Jumlah pakan yang dihabiskan, akan memepengaruhi bobot badan ayam. Jumlah pakan yang berlebihan akan mengakibatkan ayam menjadi terlalu gemuk banyak lemak dan sebaliknya. Bobot badan pada masa remaja ini akan memengaruhi kemampuan berproduksi dimasa-masa ayam mulai bertelur. Agar ayam remaja tumbuh sesuai dengan apa yang diharapkan, sebaiknya jumlah pakan yang diberikan mulai dibatasil (Sudarmono, 2003).

Produksi telur pada fase layer sangat tergantung pada kualitas dan jumlah pakan yang disajikan, terlebih pada dua bulan pertama masa produksi. Pada waktu itu, ayam memerlukan ransum dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari pada masa remaja. Jumlah pakan yang harus diberikan pada setiap ekor ayam perhari adalah 110 gram-120 gram, yang diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi dan siang hari atau pada pukul 06.00 dan 13.00. jatah pakan yang diberikan dua kali sehari ini lebih menguntungkan daripada bila diberikan langsung sekali. Jumlah pakan yang mampu dihabiskan oleh ayam


(20)

commit to user

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain berikut : a) Kondisi lingkungan, misal suhu, b) Bobot badan ayam, c) Jumlah rata-rata produksi telur dan Kualitas pakan ( kandungan protein dan energi). Jumlah pemberian pakan disesuaikan dengan umur dan jumlah produksi telur yang dihasilkan (Sudarmono, 2003).

D. Biosekuriti dan Pengendalian Penyakit

Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam. Karakteristik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat- tempat yang kotor, sehingga jika peternak berkeinginan mememerangi bibit penyakit, ia harus menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Hal itu bisa dicapai dengan melakukan program sanitasi dan disinfeksi kandang secara rutin (Abidin, 2004).

Program sanitasi merupakan tindakan pembersihan dan

penyucihamaan kandang dan peralatanya yang dilakukan secara teratur. Penyucian ini dilakukan dengan cara penyemprotan desinfektan keseluruh kandang dan peralatan. Penyakit pada ayam dapat mengakibatkan kemrosotan produksi telur (Maulana dan Ferry, 2001).

Biosekuriti merupakan tindakan pengamanan terhadap ternak, melalui pengamanan terhadap lingkunganya dan orang atau person yang terlibat dalam siklus pemeliharaan. Bisa jadi kegagalan peternak dalam memproduksi ayam dengan berat maksimal dan atau produksi telur dengan Hen Day Production (HDP) yang optimum salah satunya adalah atas keteledoran dalam penerapan biosecurity ( Riyadi, 2007).

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, cara pertama adalah melalui tata laksana harian dan yang kedua melalui obat vaksin. Keduanya digunakan bersama dan saling mendukung satu sama yang lain. Tata laksana. Pencegahan melalui tata laksana harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana tenang, bersih, dan nyaman di peternakan. Tempat minum ayam sebaiknya dibersihkan sehari sekali karena kebersihan peralatan


(21)

commit to user

12

kandang seperti tempat air minum merypakan syarat mutlak kesehatan ayam (Abidin, 2004).

Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi (Rasyaf, 1992). Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki gen penyakit (disebut antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentuk daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu penyakit, dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit. Kekebalan

tubuh optimal bila vaksinasi diberikan pada kondisi yang optimal (Rasyaf, 1990).

Lamanya dan kuatnya reaksi vaksin dan kekebalan penyakit yang diperoleh tergantung dari imunitas yang diperoleh pada saat vaksinasi mula- mula. Jadi cara pemberian, persiapan dan hal- hal lain harus dilakukan dengan betul pada saat vaksinasi pada pertama kali. Daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit yang akan diperoleh akan lebih baik bila ayam lebih sehat dan kuat kondisinya (Yahya, 1980).

Vaksin ND diberikan pada ayam umur 4 hari yaitu dengan suntik lansung (subcutan) dan dengan tetes mata. Vaksin gumboro (IBD) juga diberikan pada ayam umur 12 hari dengan mencampurkan pada air minum (Fadilah, 2004). Vaksinasi gumboro (IBD) dilakukan pada saaat anak ayam berumur 7-9 hari, yakni melalui pemberian air minum (Rasyaf, 2008).

Cara melakukan vaksin untuk ayam muda atau anak ayam melalui tetes mata, sedangkan untuk ayam remaja dapat disuntikan. Vaksin berguna memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, namun kekebalan tersebut dalam jangka waktu tertentu (Rasyaf, 2008). Program vaksinasi pada ayam dapat dilihat pada Tabel 2.


(22)

commit to user Tabel 2. Pelaksanaan Vaksinasi

Umur Ayam (minggu)

Vaksin Cara Vaksinasi

Penyakit Strain

2 - 3 Bronchitis Massachusetts Melalui air minum

Newcastle La sola Melalui air minum

6 Bronchitis Massachusetts Melalui air minum

Newcastle Lasota Melalui air minum

10 Laryngotrachertis

Fowl pox Ada di label Tusuk sayap

6 - 16 Avian

encephalomyelitis

Air ,inum

Sumber : (Rasyaf, 2008)

Penyakit dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal dari seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi normal dari seekor hewan yang disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan terpenting adalah pencegahan (preventif), yaitu suatu tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit atau menurunkan keganasannya (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan Paimin, 2001). Namun demikian, walaupun pencegahan tersebut diatas telah dilaksanakan dengan baik tetapi sering dijumpai ayam tersebut terserang penyakit menular yang ganas, misalnya penyakit Newcastle Disease (ND) atau Tetelo, Infectious Bronchitis (IB), Avian Infleunza (AI), Pullorum (Berak Kapur), Coryza (Snot), Chronic Respiratory Disease (Ngorok) dan Fowl

Cholera (Kolera).

Penyakit Newcastle Disease (ND) disebabkan oleh virus family

paramyxovirus. Penyakit ini mempunyai gejala spesifik yang dapat dilihat,

yaitu kepala mengarah ke atas (tortikolis) dan tertekuk, sayap terkulai, mata sayu, terdiam,atau tidak aktiv. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi dengan jadwal yang sudah ada. Vaksin yang digunakan adalah vaksin ND dari strain la sota (Rangga Tabbu, 2000).


(23)

commit to user

14

Penyakit Infectious Bronchitis (IB) disebabkan oleh virus Tarpeia

pulli. Gejala yang muncul bila ayam terserang penyakit ini adalah ayam sulit

bernafas, mata berair, tampak lesu, dan nafsu makan menurun. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi kandang yang baik serta melakukan vaksinasi dengan vaksin IB (Infectious Bronchitis) dengan jadwal yang telah ditentukan (Rangga Tabbu, 2000).

Avian Influenza adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh

virus Orthomixo. Gejala penyakit AI adalah gangguan pernafasan, diare, nafsu makan menurun. Pada ayam muda dapat tercekik karena sumbatan getah radang pada saluran pernafasan. Penyakit ini dapat menular antara lain melalui kontak langsung dengan ayam yang terjangkit, peralatan, lalu lintas anak kandang dan angin. Penyakit ini bersifat zoonosis atau dapat menular pada manusia. Penyakit ini menyebabkan mortalitas yang sangat tinggi. Untuk penyakit ini tidak ada pengobatan secara khusus, untuk pencegahan dengan melakukan sanitasi dengan baik dan vaksinasi dengan vaksin AI (Akoso, 2003).

Pullorum adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh kuman Salmonella Pullorum. Tanda-tanda serangan pada anak ayam adalah merunduk, mengantuk, menggigil dan diare. Lutut membengkak, lemah dan pantat kotor dengan bulu yang lengket. Tinja putih seperti kapur dan ada kalanya berwarna hijau. Penularan melalui kontak langsung dnegan ayam yang sakit, peralatan, burung liar dan limbah peternakan. Pengobatan dengan pemberian preparat sulfa dan antibiotik (Akoso, 1993).

Penyakit Coryza (Snot) disebabkan oleh bakteri Haemophillus

Paragallinarum. Tanda-tanda ayam yang terserang penyakit ini adalah

pembengkakan dan busung pada daerah muka. Ayam bersin-bersin dan terdapat pengeluaran lendir yang kental dan lengket dari rongga hidung yang berbau busuk. Penularan sangat cepat melalui kontang langsung antara ayam yang sakit dengan ayam yang sehat dalam satu kandang, kontaminasi pakan dan minum merupakan cara penularan yang sering terjadi. Pengobatan yang efektif yaitu dengan pemberian sulfatiasol atau sulfadimektosin dan


(24)

commit to user

eritromisin. Pencegahan dengan memperbaiki tata laksana kandang dan

sanitasi (Akoso, 1993).

Penyakit Chronic Respiratory Disease (Ngorok) muncul bersama dengan coryza, sering muncul pada waktu perubahan cuaca yang buruk seperti di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Pengobatan dengan pemberian antibiotik antara lain spiramycin,tylosin (Rasyaf, 2008).

Penyakit Fowl Cholera (Kolera) disebabkan oleh bakteri Pasteurella

cholera gallinarum. Penyakit ini menular melalui pencemaran pakan atau air

oleh lendir hidung dari ayam yang sakit, kandang yang penuh dan sesak, kedinginan, kepayahan dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Penyakit ini biasanya menyerang ayam umur 4 bulan ke atas. Gejala dari ayam yang terserang adalah terjadi peradangan selapur lendir mata disertai keluarnya kotoran. Tinja sangat encer dan dapat berwarna hijau. Pada ayam dapat menyebabkan kematian mencapai 20 %. Pengobatan dengan memberikan antibiotik streptomysin, kloramfenikol dan teramisin (Akoso, 1993).

Penyakit ayam petelur selain disebabkan oleh virus dan bakteri juga dapat disebabkan oleh parasit, salah satunya adalah cacingan. Cacingan adalah sebagai tanda tidak bersihnya ransum dan pakan yang digunakan. Cara untuk mengatasinya adalah dengan pemberian obat cacing peroral (dicekoki melalui mulut) atau dicampurkan melalui air minum (Rasyaf, 2008).

E. Limbah

Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas (Soehadi, 1992).


(25)

commit to user

16

Dunia peternakan kini makin berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai cara untuk meningkatkan hasil produksi ternak. Tak terkecuali hasil kotoran ternak yang dulu hanya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, dewasa ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang jika ditekuni mungkin bisa dijadikan usaha sampingan yang sebanding dengan usaha pokoknya. Bahan yang dapat diperoleh dari kotoran ayam berupa : gas bio, pupuk padat, pupuk cair dan sisa pupuk cair (M. Junus, 1985).

F. Pemasaran

Penanganan telur konsumsi dilakukan di dalam gudang telur. Kegiatan tersebut antara lain pengambilan telur dalam egg tray yang telah dicatat jumlahnya dengan mobil pick up. Kemudian telur dibawa menuju gudang telur untuk dilakukan penimbangan serta disimpan selama satu hari sebelum dipasarkan. Sebelum dipasarkan dilakukan penyeleksian telur yang bedasarkan pada warna dan keretakan. Namun, dalam hal ini warna putih tidak masuk dalam kriteria seleksi.

Empat kategori telur yang masuk dalam seleksi yaitu kategori AA, A, B, dan C. Kualitas telur untuk kualitas AA telur harus bersih, kulit telur tidak boleh retak atau berkerut, bentuk kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. Putih telur harus bersih dan kental. Kuning telurnya bersih dan tanpa kotoran. Telur kualitas A, kulit telur bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian yang tumpul dari telur. Putih telur bersih dan boleh agak encer. Kuning telur normal dan bersih. Kulit telur bersih, tidak pecah atau retak dan boleh agak tidak normal, misalnya sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan sudah lebih banyak yang encer. Kuning telur normal, tetapi boleh ada bercak. Kulit telur bersih dan boleh kotor sedikit, kulit tidak retak/pecah dan boleh tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning


(26)

commit to user

telur sudah mengandung bercak-bercak yang tidak sedap, bentuk telur tidak normal lagi, atau sudah pipih (Rasyaf, 2008).

G. Pascapanen

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberikan harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Dalam manajemen suatu pemasaran di butuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah suatu fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan pemasan dengan melalui informasi- informasi dengan luar untuk mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran, menghasilkan dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses (Mc. Daniel, 2001).

Salah satu bagian yang terpenting dalam pascaproduksi adalah pengafkiran. Pengafkiran dilakukan apabila ayam tidak di force molting maka ayam siap dijual sebagai ayam potong. Harga per kg ayam potong afkir ini tidak sebesar harga ayam broiler. Namun, ditingkat pengecer harga ayam afkir dengan harga ayam broiler per kg bobot hidup sama. Padahal bila dimasak, antara ayam potong afkir dengan ayam broiler jelas sekali berbeda, baik dalam rasa maupun aroma. Perbedaan rasa dan aroma itu dikarenakan perubahan tekstur daging dan struktur pelemakan di dalam daging ayam (Rasyaf, 2008).

Telur ayam ras putih dan coklat mempunyai permintaan yang luas dan berkembang terus, pangsa pasarnya pun tidak sempit. Masalahnya jalur tataniaga yang tertutup atau sempit itulah yang harus ditembus (Rasyaf, 1991). Pemasaran telur pada umunya yang berlaku di Indonesia adalah penjualan hasil peternakan itu kepada pengepul atau distributor yang memang rajin berkunjung ke setiap peternakan. Tentu yang disepakati adalah harga peternak atau farm gate price yang lebih rendah sedikit dari harga eceran (Rasyaf, 2008).


(27)

commit to user

18

III. METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan Magang mahasiswa akan dilakukan di Perusahaan Edi Farm yang beralamatkan di Desa Depel, Kelurahan Jeruk Sawit, Kecamatan Gondang rejo, Kabupaten Karanganyar – Jawa Tengah mulai tanggal 5 Maret – 31 Maret 2012.

B. Aspek yang dikaji

1. Pengamatan secara umum mengenai keadaan umum dari perusahaan

diantaranya sejarah perusahaan, kondisi perusahaan dan struktur organisasi di perusahaan ayam petelur Edi Farm.

2. Pengamatan secara khusus mengkaji tentang tata cara manajemen

pemeliharaan ayam petelur di Edi farm. C. Teknik pengumpulan data

Data yang diperlukan harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan suatu kebenaran untuk memperoleh data-data yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan (observasi)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan magang.

2. Magang Kerja

Pengunpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di perusahaan melalui bekerja dan berdiskusi dengan seluruh karyawan perusahaan.

3. Wawancara (Interview)

Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah manajer operasional, sataf maupun anak kandang di perusahaan.


(28)

commit to user 4. Pencatatan (Recording)

Proses pengumpulan data dengan cara mencatat setiap hal yang berkaitan dengan pelaksanaan magang di perusahaan.

5. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan yang dilakukan.

6. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang berhubungan dengan kegiatan magang. Data yang dimaksud dapat berupa buku, jurnal, arsip dan lain sebagainya yang relevan dan informatif.

D. Sumber data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan ada dua jenis data yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dari responden seperti manajer perusahaan, staf, karyawan, dan masyarakat sekitar perusahaan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber. Data sekunder dalam kegiatan magang perusahaan ini adalah data yang diambil dari buku, catatan yang diperoleh selama berada di perusahaan dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan Magang Perusahaan.


(29)

commit to user 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan ayam petelur Edy Farm pada awalnya adalah peternakan babi. Edi Farm bergerak dalam penggemukan babi selama 24 tahun. Karena pemeliharaan babi yang menghasilkan limbah bau yang mengganggu masyarakat sekitar, sehingga pada tahun 1996 perusahaan Edy Farm mulai merubah bidang usahanya dari penggemukan babi menjadi peternakan ayam petelur. Bapak Edi merubah bidang usahanya karena penduduk sekitar yang kurang nyaman dengan bau dari peternakan babi. Bapak Edy memberikan tanggung jawab sebagai manager kepada bapak Tan Ping Ho. Perusahaan Edy Farm bergerak di bidang ayam petelur mulai dari tahun 1996 sampai sekarang.

Perusahaan ayam petelur Edy Farm mempunyai 2 bangunan kandang

starter (DOC) dengan kapasitas 4000 ekor dan 8 kandang grower dan 18

kandang layer dengan kapasitas populasi 24.200 ekor ayam. Pada saat ini populasi ayam petelur sebanyak 40.200 ekor yang terdiri dari 25.000 ekor ayam layer. Hambatan dalam pengembangan usaha ini yaitu, penyakit yang menyerang ayam.

2. Lokasi Perusahaan

Perusahaan ayam petelur Edy Farm berada di Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar terletak pada 110o 40” BT – 110o 70” BT dan 7o 28” LS - 7o 46” LS. Wilayah Kabupaten Karanganyar berada di dataran dengan ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karanganyar mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 22 oC – 31

o C.

Perusahaan ayam petelur Edy Farm Karanganyar berdiri di atas lahan seluas 5 ha. Sebelah kiri perusahaan ini berbatasan langsung dengan rumah penduduk. Batas perusahaan ini diberi tembok pembatas yang terbuat dari


(30)

commit to user

batako setinggi 4 meter. Selain untuk melindungi dari terpaan angin secara langsung, juga untuk mencegah masuknya binatang buas dan menghindari adanya pencurian ayam dan telur.

Berdasarkan administrasi wilayahnya perusahaan ini termasuk ke dalam desa Depel Kelurahan Jeruk Sawit, Kecamatan Gondang rejo, Kabupaten Karanganyar, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Batas utara : Desa Mojorejo

Batas barat : Desa Sutan Batas selatan : Desa Jeruk Sawit

Batas timur : Desa Wonosari

Lokasi perusahaan ayam petelur Edi Farm dilihat dari topografinya termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 94 meter di atas permukaan laut. Suhu di daerah ini berkisar antara 29 – 32oC. Perusahaan ini mempunyai fasilitas yang memadai dan memenuhi persyaratan sebagai perusahaan peternakan. Fasilitas yang tersedia antara lain : Perkandangan, mess karyawan, ruang administrasi, gudang telur, gudang pakan, kulkas, timbangan duduk, mesin giling jagung dan mixer pakan.

Perusahaan ini setiap harinya mampu memproduksi rata-rata 1,3 ton. Dalam pengepakan tiap bok berisi 15 kg. Hasil sampingan dari perusahaan ini adalah berupa kotoran ternak yang dibeli oleh pedagang kotoran ayam yang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan.

3. Ketenagakerjaan

Bapak Edy sebagai pemilik perusahaan ini mengangkat satu orang manajer operasional yang berwenang untuk meminpin dan mengatur semua kegiatan produksi, serta bertanggung jawab terhadap manajemen dan pengelolaan peternakan yang dipimpinya. Selain itu manajer operasional juga dibantu oleh anak kandang yang bertugas mencampur pakan, dan memelihara ayam. Pemilik juga merangkap sebagai manajer pemasaran yang secara khusus bertanggung jawab dalam bidang pemasaran telur.

Tugas dan pemegang jabatan dalam struktur organisasi tersebut adalah:


(31)

commit to user

a. Pemilik perusahaan yang mempunyai modal sekaligus mengurusi

masalah keuangan perusahaan.

b. Manajer operasional. Bertugas mengatur, mengawasi kegiatan produksi, mengkoordinir para karyawan serta melaporkan seluruh kegiatan kepada pemilik perusahaan.

c. Anak kandang, terbagi menjadi tiga yaitu :

1) Anak kandang yang bertugas memelihara ayam dan membersihkan kandang.

2) Anak kandang yang bertugas mencampur bahan pakan dan

mendistribusikanya ke setiap kandang pemeliharaan. 3) Anak kandang yang bertugas dalam sanitasi kandang.

Perusahaan ini memiliki 30 orang karyawan yaitu : 1 orang manajer operasional, 5 orang karyawan gudang pencampur pakan, 4 orang karyawan gudang penggiling jagung yang merangkap tugas melakukan penyemprotan pada ayam, 4 orang karyawan yang bertugas memperbaiki kandang merangkap memelihara DOC dan 16 orang karyawan yang bertugas memelihara ayam petelur fase layer.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Jabatan tertinggi di perusahaan ayam petelur Edy Farm dipegang oleh pemilik perusahaan selaku direktur perusahaan. Direktur membawahi manajer operasional yang bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan operasional peternakan. Struktur organisasi di Edy Farm dapat dilihat pada Gambar 1.


(32)

commit to user

Gambar 1. Struktur organisasi Edy Farm

5. Peranan Perusahaan

Perusahaan ayam petelur Edy Farm memiliki peranan baik bagi masyarakat sekitar lokasi peternakan maupun bagi dunia pendidikan di Indonesia. Peran bagi masyarakat sekitar antara lain menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, karena semua tenaga kerja yang direkrut merupakan penduduk sekitar perusahaan. Selain itu juga membantu pembangunan jalan desa yang secara tidak langsung sebagai jalan akses ke peternakan.

Bagi dunia pendidikan di Indonesia Edy Farm Farm merupakan salah satu lokasi peternakan yang sering digunakan sebagai tempat pelatihan usaha peternakan ayam petelur bagi masyarakat dan tempat kegiatan praktik lapang bagi siswa SMK peternakan maupun mahasiswa.

Edi Farm selain mempunyai visi dan misi yang selain berorientasi pada perkembangan perusahaan juga pada kesejahteraan masyarakat. Visi dari Edi Farm adalah menjadi perusahaan peternakan ayam petelur yang berprofit tinggi dan tumbuh berkembang dengan sehat. Salah satu misi yang

Pemilik Perusahaan

Manajer

Anak Kandang

Anak Kandang

Anak Kandang


(33)

commit to user

dijalankan adalah membangun perusahaan peternakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6. Peluang dan Kendala perkembangan Perusahaan

Edi Farm masih memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan perusahaanya, karena permintaan telur ayam semakin meningkat sehingga pemasaran masih terbuka lebar. Selain itu keuntungan perusahaan yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan

ketersediaan SDM yang handal bisa dijadikan modal untuk

mengembangkan perusahaan.

Namun, dalam mengembangkan usaha peternakan tersebut juga tidak lepas dari hambatan-hambatan, diantaranya dengan seiring waktu lokasi peternakan semakin dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga untuk perluasan kandang harus mencari lokasi yang lain. Selain itu munculnya penyakit flu burung atau Avian Ifluenza (AI) yang sangat perlu diwaspadai karena pada tahun 2005 peternakan ini pernah terjangkit wabah penyakit tersebut. Penyakit lainya yang menyerang antara lain : Newcastle disease

(ND/Tetelo), Infectious bursal disease (IBD/Gumboro), Infectious

bronchitis (IB), Limphoid leukosis (LL), Infectious Coryza (Snot) dan

Chronic respiratory disease (CRD/Ngorok).

B.Uraian Kagiatan Magang

1. Pengenalan Keadaan Perusahaan

Pada waktu magang kegiatan awal yang di lakukan perkenalan dengan seluruh karyawan perusahaan yaitu dengan manajer operasional dan para anak kandang. Setelah itu kunjungan ke lokasi kandang untuk memperkenalkan seluruh fasilitas yang ada di perusahaan. Kegiatan ini dilakukan pada hari pertama dimulainya magang yaitu pada hari senin tanggl 5 Maret 2011. Kegiatan ini dilaksanakan agar pelaksanaan magang dapat berjalan dengan lancar.


(34)

commit to user

2. Kegiatan umum Pemeliharaan Ayam Petelur

Kegiatan dalam pemeliharaan ayam petelur yang dilakukan pada umumnya meliputi pemberian pakan dan minum, pengambilan dan penimbangan telur, pembersihan kandang, pencampuran bahan pakan, serta penanganan penyakit yang meliputi pemberian vitamin, pemberian vaksin, antibiotik dan pelaksanaan tes kesehatan.

3. Perkandangan

Tipe kandang yang digunakan di perusahaan ayam petelur Edy Farm adalah kandang battery dengan model kandang terbuka atau open

house. Perusahaan ini mempunyai 2 kandang starter, 8 kandang grower

dan 15 kandang layer. Jarak antar kandang satu dengan yang lainya sekitar 4 meter. Arah kandang membujur dari barat ke timur, atap terbuat dari genteng dan sebagian dari asbes. Kandang di bagi menjadi 3 flock dan di tengah ketiga flock terdapat sarana jalan untuk mendistribusikan pakan ke kandang dan pengambilan telur dari kandang serta dalam kegiatan lainya. Untuk dua flock di lajur kiri panjangnya 40 meter dengan lebar 3,8 meter serta tinggi lantai dengan atap 2 meter, setiap kandang berisi sekitar 900 – 1000 ekor, sedangkan kandang di flock kanan setiap kandang berisi 1600 ekor.

Kandang baterai terbuat dari besi dengan ukuran panjang 40 cm dan lebar 35 cm dan tinggi bagian belakang 30 cm, serta tinggi bagian depan 35 cm berisi 2 ekor ayam layer. Kandang grower mempunyai ukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm dan untuk bagian depan belakang sama tingginya yaitu 30 cm berisi 2 ekor ayam grower.

Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan ayam petelur di Edy Farm adalah :

a. Tempat pakan dan minum yang terbuat dari pipa paralon.

b. Drum atau tong terbuat dari seng yang digunakan untuk pemberian pakan.

c. Gayung untuk menaburkan pakan ke tempat pakan.


(35)

commit to user

e. Egg tray (tempat telur) yang berkapasitas 30 butir untuk

mengumpulkan telur.

f. Kain lap untuk membersihkan tempat minum.

4. Manajemen Pemeliharaan Ayam

Manajemen dalam pemeliharaan ayam petelur, kegiatan yang dilakukan saat magang meliputi pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang, sanitasi, pengambilan telur, pemindahan ayam ke kandang grower atau ke kandang layer, pencampuran bahan pakan, penimbangan telur, kontrol kesehatan ayam dan vaksinasi serta mempersiapkan kandang untuk DOC yang akan masuk. Ayam akan mulai bertelur pada saat umur 20 minggu dan akan mencapai puncak produksi antara umur 29-32 minggu.

Manajemen pemeliharaan ayam petelur yang dilakukan di Perusahaan ayam petelur Edy Farm yaitu sebagai berikut :

a. Pemilihan bibit

Ayam yang dipelihara di perusahaan ayam petelur Edi Farm adalah strain Isa Brown yang berasal dari perusahaan breeding PT.Wonokoyo corps Jawa Timur. Ayam petelur strain Isa Brown dipilih karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya : pertumbuhan yang cepat, sifat kanibalisme rendah, produksi telur yang tinggi dan puncak produksi yang relatif lama, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Strain ini merupakan tipe ayam petelur dwiguna dengan warna bulu coklat.

b. Seleksi ayam

Seleksi dilakukan setelah bibit atau DOC masuk ke kandang

starter. Seleksi yang dilakukan adalah dengan memisahkan ayam

yang sakit atau cacat dari ayam yang sehat. Karena tujuan pemeliharaan adalah untuk tujuan bertelur, maka ayam yang jantan juga di pisahkan. Tujuan dari program seleksi yang dilaksanakan perusahaan yaitu untuk meningkatkan efisiensi kerja dan biaya. Seleksi juga dilakukan pada ayam yang sakit dan ayam afkir. Ayam


(36)

commit to user

yang sakit tidak begitu parah ditempatkan sisi kandang atau dipisahkan dengan ayam yang sehat supaya tidak menular pada ayam yang sehat, hal ini untuk menghindari turunnya produksi telur. Ayam yang sudah kembali normal dikembalikan ke kandang semula sedangkan ayam yang di afkir selanjutnya dijual.

c. Program pemberian cahaya

Pada pemeliharaan ayam fase layer penerangan dilakukan selama 16 jam, yaitu dengan menggunakan cahaya matahari selama 12 jam. Cahaya tambahan diberikan selama 4 jam dari pukul 18.00 sampai 22.00 menggunakan cahaya lampu. Tujuannya agar ayam melakukan aktivitas makan dari sisa pemberian pakan serta untuk membantu dalam proses pembentukan telur.

d. Pemberian pakan dan minum

Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan ayam petelur fase

layer adalah konsentrat dari pabrik untuk pemeliharaan fase starter

pakan yang digunakan adalah campuran bahan pakan sendiri. Bahan pakan campuran yang digunakan adalah konsentrat, jagung, bekatul dan premix. Namun, apabila harga bahan pakan, terutama jagung kuning dan bekatul melambung tinggi perusahaan tetap menggunakan pakan yang di buat sendiri. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa membeli pakan jadi harga malah semakin mahal. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 07.00 WIB dan siang hari pukul 13.30 WIB.

Sumber air perusahaan ayam petelur Edy Farm diperoleh dari air sumur sehingga ketersediaan air melimpah. Air minum diberikan pada ayam secara ad libitum yang mengalir terus menerus pada tempat minum yang terbuat dari pipa. Tempat minum dibersihkan setiap pagi hari menggunakan kain lap.

e. Pengambilan telur

Pengambilan telur perusahaan ayam petelur Edy Farm dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi hari pukul 10.00 WIB, siang hari


(37)

commit to user

pukul 13.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB. Telur dikumpulkan dengan menggunakan egg tray (tempat telur). Telur yang telah terkumpul oleh anak kandang dihitung dan dipisahkan antara telur yang bagus dengan telur yang retak atau kerabangnya agak putih. Untuk telur yang kerabangnya agak putih di letakkan di egg tray yang paling atas, karena telur yang kerabangnya agak putih kerabangnya tipis sehingga apa bila di letakan di bagian bawah akan pecah. Setelah itu telur diangkut diangkut menggunakan mobil dibawa ke gudang telur. Sampai digudang, telur di timbang yang setiap timbangannya berisi 15 kg telur, kemudian di tali dan siap dipasarkan.

f. Biosekuriti dan Pengendalian Penyakit

Sanitasi yang dilakukan adalah pembersihan tempat air minum setiap pagi hari. Penyemprotan kandang dilakukan setiap seminggu sekali, dan apabila terserang penyakit penyemprotan kandang dengan disinfektan dilakukan setiap hari.

Biosekuriti yang dilakukan adalah penyemprotan pada orang yang masuk dan keluar kandang. Penyemprotan dilakukan pada kendaraan yang masuk dan keluar dari perusahaan. Orang yang masuk perusahaan harus mencelupkan alas kaki ke dalam bak yang berisi air dicampur dengan disinfektan.

Penyakit yang pada umumnya menyerang ayam di perusahaan ini adalah gumboro, Newcastle disease (ND), Infectious bronchitis, snot, CRD / ngorok, dan kolera (berak hijau). Penyakit AI atau flu burung juga pernah mewabah di perusahaan ini pada tahun 2005 yang menyebabkan kerugian yang besar karenan banyaknya kematian ayam.

Penyakit bakterial yang sering sekali muncul adalah kolera dan CRD. Kolera atau berak hijau ditandai dengan kotoran ayam yang berwarna hijau, nafsu makan menurun serta produksi telur menurun. Biasanya penyakit bakterial muncul pada ayam yang berumur kurang dari 60 minggu, sedangkan penyakit viral biasa muncul pada ayam


(38)

commit to user

yang berumur lebih dari 60 minggu. Pada ayam yang berumur diatas 60 minggu daya tahan tubuhnya menurun dan angka kematian tinggi. Untuk penanganan penyakti bakterial dengan pemberian obat yaitu

emoquyl yang diproduksi oleh PT. Romindo Primavetcom dan

diberikan selama 3 hari berturut-turut. Untuk penyakit viral tidak bisa diobati hanya dilakukan pencegahan dengan vaksinasi dan pemberian vitamin dan gizi yang cukup untuk menambah daya tahan tubuh ayam.

Program vaksinasi dilakukan mulai ayam dari fase starter. Ayam pertama kali divaksin pada umur 4 hari yaitu vaksi ND. Vaksinasi dilakukan sampai ayam berumur 19 minggu atau 3 minggu sebelum ayam mulai bertelur. Setelah ayam memasuki fase layer vaksinasi dilakukan 5-6 minggu sekali melalui suntik atau di campur dengan air minum. Pada ayam fase layer vaksin yang diberikan adalah vaksin untuk penyakit ND, Infectious bronchitis (IB), Coryza dan

Avian Influenza (AI). Untuk vaksin AI diberikan lewat suntik pada

bagian paha ayam sedangkan untuk penyakit ND, IB dan Coryza diberikan melalui air minum. Untuk obat cacing diberikan setiap tiga bulan sekali, kususnya untuk pengobatan cacing pita yaitu obat yang mengandung Niclosamid alfen basol. Program vaksinasi dapat dilihat pada Table 3.


(39)

commit to user Tabel 3. Program vaksinasi

NO Umur

(hari) Vaksin Aplikasi Keterangan

1 4 ND Lassota mass

bland Tetes mata

ND+IB

2 8 Gallimuna 204 ND+IBD

BUR 706 Tetea mata ND+IB live

3 14 Borsa bland A Air minum Gumboro

4 21 Avinew Air minum ND

5 25 IBD blen Air minum IBD

6 35 Lassota mass bland Air minum ND+IB

7 42 Gallimune flu Injeksi AI

8 49 Basmovac+diftosec Tusuk Coryza+cacar

9 60 ILT Air minum ILT

10 70 Gallivac Lasota Air minum ND

11 102 Gallivac Lasota Air minum ND

12 112 Gallimune 503 Injeksi N+IB+coryza

13 129 Gallimune Flu Injeksi AI

Sumber : Edy Farm

g. Limbah

Limbah yang dihasilkan di perusahaan ini adalah kotoran ayam yang mengandung gas metan dan amoniak. Kotoran yang dihasilkan diambil 1 minggu sekali. Kotoran dimbil dan di jual kepada pedagang pupuk kompos di Tawangmangu.

h. Pemasaran telur

Telur yang dihasilkan setelah di kemas per paket 15 kg kemudian akan dipasarkan. Telur dibedakan menjadi 2 yaitu telur kualitas A atau pinser yaitu telur yang bagus tidak rusak maupun cacat, berwarna cokelat dan kerabangnya lebih tebal dipasarkan di Jakarta dengan harga Rp 13.300,00/Kg. Tselur kualitas B atau lancar yang kerabangnya berwarna agak putih, besar dan kerabangnya tipis dipasarkan khusus di daerah Solo, Klaten dan Jogja dengan harga Rp 13.100,00/Kg.

i. Produktivitas

Data produktivitas perusahaan Edy Farm dapat dilihat pada Lampiran 1. Kandang 01 A dengan populasi rata-rata 1841 ekor konsumsi pakan 122 gram/ekor/hari rata-rata poduksi telur sebanyak


(40)

commit to user

1491 butir dengan bobot 91,6 kg. Produksi telur Hen Day Production sebesar 81 % dengan massa telur 49,7 gram sehingga didapat FCR 2,6. Efisiensi ransum kandang 01 A sebesar 40,4 %. Kandang 01 B dengan populasi rata-rata 1844 ekor konsumsi pakan 123 gram/ekor/hari rata-rata poduksi telur sebanyak 1507 butir dengan bobot 91,3 kg. Produksi telur hen day production sebesar 81,8 % dengan massa telur 49,5 gram sehingga didapat FCR 2,5. Efisiensi ransum kandang 01 B sebesar 40,1 %. Kandang 02 A dengan populasi rata-rata 1593 ekor konsumsi pakan 122 gram/ekor/hari rata-rata poduksi telur sebanyak 1258 butir dengan bobot 76,1 kg. Produksi telur HD sebesar 79 % dengan massa telur 47,7 gram sehingga didapat FCR 2,5. Efisiensi ransum kandang 02 A sebesar 39 %. Standar produktivitas strain isa brown dapat dilihat pada Lampiran 2. Menurut standar produktivitas strain isa brown dengan konsumsi ransum 112 gram/ekor/hari produksi telur rata-rata 92 % menghasilkan bobot telur rata-rata 63,4 kg dan massa telur rata-rata 58,5 gram sehingga didapat FCR sebesar 1,92.

C.Evaluasi Kegiatan Magang

1. Keadaan Umum Perusahaan

Lokasi kandang di perusahaan ayam petelur Edy Farm dekat dengan pemukiman dan jalan raya, maka hal ini dapat menghambat

perkembangan perusahaan karena keterbatasan lahan untuk

mengembangkan usahanya. Syarat kandang yang baik bagi sebuah peternakan menurut Suprijatna et al. (2005) bahwa syarat-syarat lokasi usaha ayam yang baik antara lain:

a. Untuk menghindari kebisingan, penyebaran penyakit jarak kandang harus jauh dari pemukiman penduduk. Jarak kandang dengan pemukian penduduk minimal 6 meter.


(41)

commit to user

Menurut Fadilah (2004) lokasi kandang harus tersedia sumber air yang cukup, terutama pada musim kemarau. Air merupakan kebutuhan mutlak untuk ayam karena kandungan air dalam tubuh ayam mencapai 70%.

2. Perkandangan

a. Perkandangan fase Layer

Kandang yang dipakai di perusahaan ini adalah kandang baterai berbentuk kotak cage yang terbuat dari kawat besi atau dari bambu dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm dan tinggi bagian belakang 30 cm serta tinggi depan 35 cm, berisi 2 ekor ayam. Kandang dibuat dari rangkaian yang terdiri dari 4 buah . Menurut Rasyaf (2008) kandang cage individu yang tiap cage berisi satu ekor ayam mempunyai kelebihan yaitu memudahkan pengontrolan produksi dan kesehatan ayam , begitu pula pengafkiran ayam yang sakit atau di bawah produksi standar, konsumsi ransum mudah dikontrol sehingga persaingan konsumsi antar ayam dapat dihindari serta kanibalisme pada ayam petelur dapat dihindari.

Temperatur rata-rata lingkungan dalam perusahaan ayam petelur Edi Farm sebesar 22–31 oC. Hal ini menyebabkan produksi telur kurang maksimal karena dengan suhu yang tinggi konsumsi pakan menurun dan ayam mudah terserang penyakit. Menurut rasyaf (2008) ayam ras yang ada di Indonesia berasal dari negara beriklim dingin yang mempunyai 4 musim. Oleh karena itu, kebanyakan ayam ras ini akan berproduksi optimal pada temperatur 18-21 oC. Kisaran temperatur ini hanya dapat dicapai di dataran tinggi Indonesia yang termasuk daerah tropis (panas-lembab). Panas lingkungan yang tinggi akan mengurangi nafsu makan ayam petelur yang memang sudah sedikit. Berkurangnya konsumsi ransum akan mengganggu kebutuhan nutrisi bagi hidup dan produksi telur.

Letak bangunan kandang membujur dari barat ke timur. Hal ini dimaksudkan agar sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang


(42)

commit to user

serta pada siang harinya dapat melindungi ayam dari panas sinar matahari. Menurut Rasyaf (2008) Kandang harus terkena sinar matahari, tetapi jangan sampai terkena sinar matahari sepanjang masa. Walaupun arah jendela kandang menghadap ke timur dan sisi lain ke barat, tetapi dengan sistem atap lebar maka terik matahari siang dan menjelang sore itu dapat dihindari.

Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan fase layer sama dengan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan fase grower. Perusahaan ayam petelur Edy Farm menggunakan tempat pakan dan minum berjumlah satu buah dengan bentuk memanjang untuk setiap baris dan tingkatan sehingga pakan dan air minum merata untuk setiap individu ayam. Tempat minum dibersihkan setiap pagi dengan menggunakan kain lap. Menurut Abidin (2003) bahwa tempat minum ayam sebaiknya dibersihkan sehari sekali karena kebersihan peralatan kandang seperti tempat air minum merupaka syarat mutlak kesehatan ayam.

3. Organisasi Kepegawaian

Perusahaan Edy Farm ini memiliki 30 orang karyawan yaitu : 1 orang manajer operasional, 5 orang karyawan gudang pencampur pakan, 4 orang karyawan gudang penggiling jagung yang merangkap tugas melakukan penyemprotan pada ayam, 4 orang karyawan yang bertugas memperbaiki kandang merangkap memelihara DOC dan 16 orang karyawan yang bertugas memelihara ayam petelur fase layer. Tenaga wanita lebih banyak dibandingkan tenaga pria, dikarenakan tenaga pria difungsikan hanya sebatas untuk pekerjaan yang berat-berat saja seperti pencampuran bahan pakan, tukang kebun serta menurunkan pakan dari truk waktu kiriman bahan pakan datang dan perbaikan kandang. Tenaga wanita difungsikan dalam pemeliharaan dan perawatan ayam petelur, karena tenaga wanita dinilai lebih sabar dan teliti. Tenaga wanita bertugas memberi pakan dan minum untuk ayam, membersihkan tempat minum dan kotoran yang menempel pada kandang serta mengambil telur. Setiap anak kandang


(43)

commit to user

bertugas memelihara ayam dalam 1 kandang atau setara dengan 1900 ekor ayam. Menurut Rasyaf (2008) bahwa untuk 2000 ekor ayam ras petelur dewasa produktif cukup ditangani oleh satu pria dewasa yang bekerja secara manual. Apabila pemberian pakan dan minum secara otomatis maka satu orang pria dewasa mampu menangani sampai 5000 ekor ayam ras petelur putih produktif atau 6500 ekor ayam ras petelur cokelat produktif.

Asosiasi atau persatuan tenaga kerja tidak terdapat dalam perusahaan tersebut. Apabila ada permasalahan yang muncul antar karyawan atau karyawan dengan perusahaan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Semua karyawan di perusahaan tersebut mayoritas adalah berasal dari daerah setempat. Hal ini ditunjukkan hanya ada dua karyawan yang berasal dari luar daerah. Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja harian yang di gaji dengan sistem harian dan diberikan seminggu sekali setiap hari sabtu. Namun, untuk manajer operasional sistem gaji bulanan dan diberikan setiap bulan. Menurut Rasyaf (2008) bahwa di dalam sistem imbalan tetap berarti setiap karyawan mendapatkan gajinya setiap bulan. Kondisi perusahaan (kuat, lesu, untung, atau rugi) tidak memengaruhi sistem penggajian. Inilah yang kelak dimasukan ke dalam biaya tetap peternakan.

Perusahaan ini tidak melakukan program pelatihan atau pendidikan untuk jenjang karyawanya, karena pekerjaan yang dilakukan tidak memerlukan skill yang tinggi serta tidak ada jenjang karier di perusahaan tersebut seperti halnya di perusahaan besar. Menurut Rasyaf (2008) bahwa hal penting yang harus dilakukan oleh peternak adalah memberitahukan hak dan kewajiban pekerja melalui suatu pelatihan atau bimbingan. Supaya karyawan lebih terampil dalam mengurusi ternaknya.

4. Sistem Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Layer

Pemeliharaan masa produksi diawali pada saat ayam telah mencapai umur 18 minggu. Ayam telah mencapai kedewasaan pada saat itu. Kedewasaan ayam ini ditandai dengan suatu perubahan fisik dan perilaku. Ayam petelur sudah berproduksi setiap hari pada fase ini. Manajemen


(44)

commit to user

pemelliharaan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar ayam bertelur dengan sebaik mungkin. Dalam pemeliharaannya tata laksana yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1) Pemberian pakan

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi pukul 07.00 WIB dan siang hari pukul 13.30 WIB atau setelah pengambilan telur pada waktu siang hari. Pakan yang diberikan merupakan campuran dari bahan pakan yang dilakukan oleh perusahaan ini sendiri. Bahan pakan yang digunakan hampir sama dengan bahan pakan yang digunakan sebagai ransum ayam grower, tapi untuk perbandingan bahan pakan berbeda. Pada ayam fase layer membutuhkan protein yang lebih tinggi dan energi yang lebih sedikit dibanding dengan ayam fase grower. Pakan yang diberikan ayam fase layer mengandung protein 19 %. Pemberian grit/ kerang komposisinya lebih besar dibanding pakan untuk fase grower. Untuk ayam layer grit diberikan sebanyak 7,60% sedangkan pada ayam grower grit diberikan hanya 1,10 %. Pada fase

layer pemberian ransum ayam berganti 2 kali. Pertama, sewaktu telah

mencapai 5 %, atau berumur 23 minggu menggunakan pakan layer I. Setelah mencapai puncak produksi atau berumur sekitar 29 minggu diganti pakan layer II. Selain itu setelah puncak produksi tercapai dan

feed intake yang diharapkan terpenuhi yaitu 120 gram/ekor/hari

dilakukan penambahan atau pengurangan kualitas ransum untuk memperlambat penurunan produksi setelah mencapai puncak. Menurut Sudarmono (2003) pemberian pakan dapat dilakukan dengan pembagian yang diberikan 2 kali sehari dengan jadwal yang tetap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan ini adalah ayam mendapatkan kesempatan makan dalam waktu yang sama dan pakan tidak banyak yang tumpah atau tercecer. Peternak harus memperhatikan imbangan antara nutrien dalam ransum, serta Jumlah pakan yang diperlukan per ekor dalam satu harinya. Kandungan nutrien pada ayam petelur fase layer dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.


(45)

commit to user Tabel 4.Kandungen Nutrien Layer

Zat nutrien

Kandungan pakan

Layer 1 umur 20-30

minggu

layer 2 umur

30-80 minggu

Protein Kasar 19,64 % 18,16 %

Energi Metabolisme 2750 (kkal/kg) 2680 (kkal/kg)

Serat kasar 4,7 % 5,6 %

Kalsium 4,2 % 4,6 %

Fhospor 0,5 % 0,6 %

Sumber : Edy Farm

Tabel 5.Kandungen Nutrien Layer

Zat nutrien Kandungan pakan

Protein Kasar Min. 16,0 %

Energi Metabolisme Min. 2650 (kkal/kg)

Serat kasar Maks. 7,0%

Kalsium 3,25 - 4,25%

Fhospor 0,60 - 1,00%

Sumber : SNI Pakan Ayam Ras Petelur (2006)

Tabel diatas dapat dilihat bahwa kandungan nutrien yang digunakan di peternakan Edy Farm hampir sama dengan kandungan nutrient yang diterbitkan oleh SNI Pakan Ayam Ras Petelur. Hal ini menunjukan bahwa peternakan Edy Farm mengacu pada SNI Pakan Ayam Ras Petelur.

2) Pemberian air minum

Pemberian air minum untuk ayam dilakukan secara ad

libitum dengan pengawasan yang baik, sehingga kebutuhan air

minum ayam terpenuhi. Air minum sangat diperlukan oleh ayam untuk memenuhi keperluan seluruh aktivitas tubuh maupun faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan, dan produksi telur (Sudarmono, 2003). Pembatasan pemberian air minum berdampak nyata pada produksi telur.

3) Pengambilan telur

Pengambilan telur di Edy Farm dilakukan tiga kali sehar, yaitu pagi pukul 10.00 WIB, siang hari pukul 13.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994), bahwa pengambilan telur ayam layer dilakukan dua sampai tiga kali


(46)

commit to user

sebelum tengah hari dan satu kali lagi setelah lepas tengah hari agar telur yang terlambat dapat di ambil. Pengambilan telur dilakukan oleh anak kandang dengan menggunakan egg tray dan dilakukan secepat mungkin agar telur tidak terkontaminasi dengan mikro

organisme perusak telur. Sebelum telur diangkut ke gudang untuk

di timbang, di kandang sudah dilakukan seleksi oleh anak kandang. Telur yang rusak dan kerabangnya tipis atau berwarna agak putih dipisahkan dengan telur yang bagus dan berwarna cokelat. Pengangkutan telur dari kandang menuju gudang telur untuk ditimbang dilakukan 2 kali, yaitu pukul 11.00 WIB dan pukul 15.15 WIB dengan menggunalan mobil pengangkut.

4) Recording

Setiap akhir jam kerja dilakukan recording pada tiap kandang yang meliputi produksi telur, jumlah telur yang rusak maupun yang baik, konversi pakan, jumlah kematian ayam dan pemberian vitamin atau vaksin serta populasi ayam di kandang tersebut.

5) Sanitasi

Kegiatan sanitasi yang dilakukan seperti halnya sanitasi pada pemeliharaan ayam fase layer, yaitu membersihkan tempat minum setiap pagi hari. Selain itu juga membersihkan kandang mulai dari lantai kandang, langit-langit dan kotoran yang menempel pada kayu

penyangga kandang cage. Pembersihan lingkungan kandang

dilakukan secara berkala dan penyemprotan kandang dengan disinfektan dilakukan 3 hari sekali. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004), bahwa Sanitasi dilakukan pada lingkungan peternakan, melakukan desinfeksi, areal perkandangan dan kandang, barang dan peralatan yang akan dibawa masuk ke dalam areal peternakan atau perkandangan.

5. Kesehatan Ayam

Penyakit merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Penyakit yang muncul


(47)

commit to user

disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Apabila kondisi atau daya tahan tubuh ayam melemah , maka akan mudah sekali terserang penyakit. Cuaca yang buruk dan curah hujan yang tinggi menjadikan kelembaban tinggi dan memicu munculnya virus dan bakteri pembawa penyakit. Usaha yang dilakukan untuk pencegahan penyakit adalah :

a. Pemberian obat dan vitamin

Perusahaan Edy Farm dalam pemberian vitamin dan antibiotika melalui air minum. Tujuan pemberian vitamin adalah untuk menigkatkan daya tahan tubuh pada ayam. Vitamin yang biasa diberikan adalah colimix. Sedangkan obat yang biasa diberikan adalah obat cacing untuk unggas. Obat diberikan 3 bulan sekali dengan dicampurkan pada ransum. Menurut Rasyaf (2008) bahwa cacingan sebagai tanda tidak bersihnya ransum dan pakan yang digunakan. Cara untuk mengatasinya adalah dengan pemberian obat cacing dengan dicampurkan air minum.

b. Vaksinasi

Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit viral atau yang disebabkan oleh virus. Untuk vaksinasi dilakukan secara berkala berdasarkan umur ayam dan vaksinasi yang di inginkan. Vaksinasi dilakukan dengan cara melalui air minum, tusuk sayap, tetes air mata dan suntik di bagian paha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (2008) bahwa cara melakukan vaksin untuk ayam muda atau anak ayam, melalui tetes mata, sedangkan untuk ayam remaja dapat disuntikan. Vaksin berguna memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, namun kekebalan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

c. Memperbaiki tata laksana pemeliharaan

Pencegahan penyakit dengan memperbaiki tata laksana pemeliharaan adalah menciptakan suasana tenang, bersih dan nyaman di peternakan. Kebersihan peralatan dan lingkungan kandang harus benar-benar diperhatikan. Menurut Rasyaf (2008) bahwa rumput liar disekitar


(48)

commit to user

kandang akan menyuburkan pertumbuhan serangga pembawa penyakit berasal dari protozoa yang menyerang sel darah ayam. Sebisa mungkin menghindari perlakuan kasar pada ayam agar ayam tidak kaget atau tercekam sehingga merasa nyaman. Mengurangi kebisingan apabila berada di dalam kandang supaya ayam tidak strees, karena stress dapat menyebabkan daya tahan tubuh ayan menurun. Usaha pencegahan penyakit yang dilakukan perusahaan Edy Farm dari pemberian vitamin, obat, vaksinasi dan memperbaiki tatalaksana pemeliharaan seperti yang tertera diatas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis dan Paimin (2001), bahwa pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak.

6. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah kotoran ayam. Kotoran ayam ini memberikan hasil sampingan bagi perusahaan. Kotoran ayam biasa diambil dan di jual seminggu sekali. Biasanya dijual ke pedagang pupuk di daerah boyolali dan digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran. Menurut M.Junus (1985) bahan yang dapat diperoleh dari kotoran ayam berupa : gas bio, pupuk padat, pupuk cair dan sisa pupuk cair.

7. Pemasaran

Perusahaan Edy Farm sebelum memasarkan mengelompokan telur menjadi 2 kelompok, yaitu kualitas A yang biasanya disebut pinser yaitu telur yang bagus tidak rusak maupun cacat dan berwarna cokelat. Telur kualitas A atau pinser ini dipasarkan dengaan harga Rp 13.300,00/kg. Pengangkutan telur menggunakan kendaraan milik perusahaan sendiri. Telur kualitas B yang biasanya disebut lancer meliputi telur yang kerabangnya berwarna putih, tipis maupun yang retak kerabannya. Telur kualitas B atau lancar dijual dengan kisaran Harga Rp 13.100,00/kg. Telur dipasarkan tidak langsung mengecer ke konsumen, tetapi ke distributor atau pedagang pengepul. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rasyaf, 2008).


(49)

commit to user 8. Produktivitas

Data produktivitas perusahaan Edy Farm yang tertera pada Lampiran 1 dibandingkan dengan data standar produktivitas strain Isa Brown yang tertera pada Lampiran 2. Dapat di simpulkan dari semua indikator produktivitas sudah memenuhi standar. Namun, dengan konsumsi pakan di perusahaan Edy Farm yang sudah memenuhi standar, FCR yang dihasilkan belum mencapai standar produktivitas strain Isa Brown. Hal ini dikarenakan permberian pakan masih banyak yang tercecer. Selain itu faktor suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap FCR. Hal ini ditandai dengan banyaknya ayam yang panting pada siang hari.


(1)

commit to user

sebelum tengah hari dan satu kali lagi setelah lepas tengah hari agar telur yang terlambat dapat di ambil. Pengambilan telur dilakukan oleh anak kandang dengan menggunakan egg tray dan dilakukan secepat mungkin agar telur tidak terkontaminasi dengan mikro

organisme perusak telur. Sebelum telur diangkut ke gudang untuk

di timbang, di kandang sudah dilakukan seleksi oleh anak kandang. Telur yang rusak dan kerabangnya tipis atau berwarna agak putih dipisahkan dengan telur yang bagus dan berwarna cokelat. Pengangkutan telur dari kandang menuju gudang telur untuk ditimbang dilakukan 2 kali, yaitu pukul 11.00 WIB dan pukul 15.15 WIB dengan menggunalan mobil pengangkut.

4) Recording

Setiap akhir jam kerja dilakukan recording pada tiap kandang yang meliputi produksi telur, jumlah telur yang rusak maupun yang baik, konversi pakan, jumlah kematian ayam dan pemberian vitamin atau vaksin serta populasi ayam di kandang tersebut.

5) Sanitasi

Kegiatan sanitasi yang dilakukan seperti halnya sanitasi pada pemeliharaan ayam fase layer, yaitu membersihkan tempat minum setiap pagi hari. Selain itu juga membersihkan kandang mulai dari lantai kandang, langit-langit dan kotoran yang menempel pada kayu penyangga kandang cage. Pembersihan lingkungan kandang dilakukan secara berkala dan penyemprotan kandang dengan disinfektan dilakukan 3 hari sekali. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004), bahwa Sanitasi dilakukan pada lingkungan peternakan, melakukan desinfeksi, areal perkandangan dan kandang, barang dan peralatan yang akan dibawa masuk ke dalam areal peternakan atau perkandangan.

5. Kesehatan Ayam

Penyakit merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Penyakit yang muncul


(2)

commit to user

disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Apabila kondisi atau daya tahan tubuh ayam melemah , maka akan mudah sekali terserang penyakit. Cuaca yang buruk dan curah hujan yang tinggi menjadikan kelembaban tinggi dan memicu munculnya virus dan bakteri pembawa penyakit. Usaha yang dilakukan untuk pencegahan penyakit adalah :

a. Pemberian obat dan vitamin

Perusahaan Edy Farm dalam pemberian vitamin dan antibiotika melalui air minum. Tujuan pemberian vitamin adalah untuk menigkatkan daya tahan tubuh pada ayam. Vitamin yang biasa diberikan adalah colimix. Sedangkan obat yang biasa diberikan adalah obat cacing untuk unggas. Obat diberikan 3 bulan sekali dengan dicampurkan pada ransum. Menurut Rasyaf (2008) bahwa cacingan sebagai tanda tidak bersihnya ransum dan pakan yang digunakan. Cara untuk mengatasinya adalah dengan pemberian obat cacing dengan dicampurkan air minum.

b. Vaksinasi

Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit viral atau yang disebabkan oleh virus. Untuk vaksinasi dilakukan secara berkala berdasarkan umur ayam dan vaksinasi yang di inginkan. Vaksinasi dilakukan dengan cara melalui air minum, tusuk sayap, tetes air mata dan suntik di bagian paha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (2008) bahwa cara melakukan vaksin untuk ayam muda atau anak ayam, melalui tetes mata, sedangkan untuk ayam remaja dapat disuntikan. Vaksin berguna memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, namun kekebalan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

c. Memperbaiki tata laksana pemeliharaan

Pencegahan penyakit dengan memperbaiki tata laksana pemeliharaan adalah menciptakan suasana tenang, bersih dan nyaman di peternakan. Kebersihan peralatan dan lingkungan kandang harus benar-benar diperhatikan. Menurut Rasyaf (2008) bahwa rumput liar disekitar


(3)

commit to user

kandang akan menyuburkan pertumbuhan serangga pembawa penyakit berasal dari protozoa yang menyerang sel darah ayam. Sebisa mungkin menghindari perlakuan kasar pada ayam agar ayam tidak kaget atau tercekam sehingga merasa nyaman. Mengurangi kebisingan apabila berada di dalam kandang supaya ayam tidak strees, karena stress dapat menyebabkan daya tahan tubuh ayan menurun. Usaha pencegahan penyakit yang dilakukan perusahaan Edy Farm dari pemberian vitamin, obat, vaksinasi dan memperbaiki tatalaksana pemeliharaan seperti yang tertera diatas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis dan Paimin (2001), bahwa pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak.

6. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah kotoran ayam. Kotoran ayam ini memberikan hasil sampingan bagi perusahaan. Kotoran ayam biasa diambil dan di jual seminggu sekali. Biasanya dijual ke pedagang pupuk di daerah boyolali dan digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran. Menurut M.Junus (1985) bahan yang dapat diperoleh dari kotoran ayam berupa : gas bio, pupuk padat, pupuk cair dan sisa pupuk cair.

7. Pemasaran

Perusahaan Edy Farm sebelum memasarkan mengelompokan telur menjadi 2 kelompok, yaitu kualitas A yang biasanya disebut pinser yaitu telur yang bagus tidak rusak maupun cacat dan berwarna cokelat. Telur kualitas A atau pinser ini dipasarkan dengaan harga Rp 13.300,00/kg. Pengangkutan telur menggunakan kendaraan milik perusahaan sendiri. Telur kualitas B yang biasanya disebut lancer meliputi telur yang kerabangnya berwarna putih, tipis maupun yang retak kerabannya. Telur kualitas B atau lancar dijual dengan kisaran Harga Rp 13.100,00/kg. Telur dipasarkan tidak langsung mengecer ke konsumen, tetapi ke distributor atau pedagang pengepul. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rasyaf, 2008).


(4)

commit to user 8. Produktivitas

Data produktivitas perusahaan Edy Farm yang tertera pada Lampiran 1 dibandingkan dengan data standar produktivitas strain Isa Brown yang tertera pada Lampiran 2. Dapat di simpulkan dari semua indikator produktivitas sudah memenuhi standar. Namun, dengan konsumsi pakan di perusahaan Edy Farm yang sudah memenuhi standar, FCR yang dihasilkan belum mencapai standar produktivitas strain Isa Brown. Hal ini dikarenakan permberian pakan masih banyak yang tercecer. Selain itu faktor suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap FCR. Hal ini ditandai dengan banyaknya ayam yang panting pada siang hari.


(5)

commit to user

41

V. PENUTUP

A. Simpulan

Manajemen pemeliharaan ayam petelur di Edy Farm pada dasarnya sudah cukup baik karena beberapa hal telah memenuhi standar pemeliharaan meskipun tidak keseluruhan sesuai dengan standar pemeliharaan yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan yang masih banyak yang tumpah. Lingkungan kandang di perusahaan Edy Farm masih kurang tertata rapi, masih banyak rumput liar yang tumbuh tidak beraturan. Sarana sanitasi untuk kendaran pengangkut sebaiknya segera diperbaiki.

Perkandangan yang dipergunakan di Edy Farm hampir seluruhnya sudah cukup memenuhi standar pemeliharaan ayam petelur. Dari model kandang yang digunakan dan ventilasi untuk sirkulasi udara maupun peralatan kandang sudah cukup baik. Usaha pencegahan terhadap penyakit meliputi, pemeriksaan kondisi ayam, vaksinasi secara terprogram, pemberian vitamin dan pengobatan, pemisahan ayam yang sakit, dan penanganan ayam yang mati. Hambatan yang ada di dalam perusahaan antara lain masalah sumber daya manusia. Hal ini menyangkut masalah kedisiplinan operator kandang dalam kesadaran arti pentingnya kesehatan. Dalam pemasaran produk Edy Farm tidak menghadapi kendala yang berarti karena wilayah pemasaran yang luas dan kepercayaan konsumen.


(6)

commit to user

B. Saran

Dari kesimpulan hasil pelaksanaan magang diperusahaan ayam petelur Edy Farm terdapat beberapa hal yang sebaiknya segera dibenahi oleh perusahaan agar proses produksi maupun kinerja perusahaan dapat berjalan dengan optimal. Hal-hal yang harus dibenahi antara lain: proses dalam pemberian pakan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati mengingat banyaknya pakan yang terbuang, dalam proses pemberian pakan juga harus dikontrol agar pakan yang diberikan sama rata sehingga pertumbuhan dan produksi ayam dapat baik. Kesadaran pegawai akan arti pentingnya kesehatan harus ditingkatkan mengingat banyaknya orang yang keluar masuk farm tidak melakukan sanitasi. Perusahaan Edy Farm sebaiknya menata lingkungan kandang dengan memotong rumput liar yang tumbuh disekitar kandang agar terlihat rapi. Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan dan insentif (bonus) pada karyawan agar kemampuan dan semangat kerja karyawan meningkat.