IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MAN MODEL

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MAN MODEL MANADO SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh

RANI YATI TASIN

NIM : 11.2.3.002

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado” adalah benar hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi atau dibuatkan oleh orang lain secara kesuluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Manado, 05 Juni 2015

Penyusun,

RANI YATI TASIN

NIM : 11.2.3.OO2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Rasul Muhammad saw, yang telah membawa cahaya iman dan ilmu yang bermanfaat bagi kita umat manusia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa ada bantuan dari berbagai pihak yang telah merelakan sebagian waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada :

1. Dr. Rukimina Gonibala, M.Si, selaku Rektor IAIN Manado.

2. Dr. Yasin, M.Si selaku Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. Yusno A. Otta, M.Ag selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Dr. Evra Willya selaku wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Muhammad Idris M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

4. Drs. Ishak W. Talibo, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

5. Feybi Ismail, M.Pd., selaku Pembimbing 1 Dan Hj. Nurhayati, M.Pd.I., selaku Pembimbing 2 dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dosen-dosen yang telah banyak berjasa selama penulis menuntut ilmu.

7. Pihak Man Model Manado yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Orang tua tercinta, ayah Anwar Tasin dan ibu Ratna Labodu serta adik Randi Yanto Tasin yang selalu membantu dalam segala hal.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan, Zuryani Mangkarto, Sakinah Putri Alting, Lanamitha Polioto, Ricky Nadzir Tahir, Marlissa Pobela, Mutiara Mokodompit, Rimma Purwanti dan Abdul Muthalib Daud yang selama ini telah bersama-sama melalui suka dan duka dalam perkuliahan.

10. Sahabat-sahabat PAI 1 angkatan 2011 yang sempat berjuang bersama. Terimah kasih atas kebersamaan dan persaudaraan yang begitu indah

11. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Tidak ada imbalan yang bisa penulis berikan selain doa, semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dibalas oleh Allah swt. Aamin yaa robbal’alamiin.

Manado, 05 juni 2015 Penyusun

RANI YATI TASIN

NIM: 11.2.3.002

ABSTRAK

Nama

: Rani Yati Tasin

NIM

Judul skripsi

: Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado

Kurikulum merupakan komponen utama dalam pendidikan. Dimana kurikulum dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Skripsi ini membahas tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013, dan apa permasalahan yang terjadi serta solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam implementasi kurikulum 2013 tersebut.

Penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado merupakan Penelitian kualitatif dan metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dimana peneliti menjelaskan secara menyeluruh mengenai data-data yang ada. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. adapun responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Wakil Ketua Kurikulum, beberapa guru mata pelajaran dan beberapa siswa di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado.

Dalam hasil penelitian menunjukan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Model Manado telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 sejak bulan Juli 2014 dan tahapan awal diimplementasikan pada kelas X (sepuluh) untuk seluruh mata pelajaran termasuk Aqidah Akhlak. Adapun yang menjadi kendala dalam implementasi kurikulum ini adalah masih minimnya pengetahuan pendidik mengenai kurikulum 2013. Kendala lainnya adalah peserta didik yang belum mampu untuk beradaptasi dengan penambahan jam belajar. sehingga pada saat jam pelajaran yang bertepatan terletak dibagian akhir jam belajar membuat peserta didik tidak bersemangat, merasa lelah dan kemudian menjadi pasif didalam kelas. Dan yang menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah diadakannya pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013, dan untuk mengatasi masalah mengenai peserta didik yang belum terbiasa dengan penambahan jam pelajaran maka pendidik menggunakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik kembali bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya pengelolaan pendidikan harus berorientasikan kepada bagaimana menciptakan perubahan lebih baik. Perubahan pada manusia yakni dari ketidak-tahuan menjadi tahu. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah (2):31: Terjemahannya:

Dan dia yang mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda- benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirmanlah” sebutkanlah kepada-Ku nama

benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” 1 Salah satu upaya yang harus ditempuh yakni dengan menerapkan

kurikulum 2013 yang telah disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad 21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan. Kurikulum 2013 ini dirancang agar mampu menjawab segala tantangan zaman yang terus berubah.

Kurikulum 2013 ini dianggap lebih tepat dan efisien demi mendidik peserta didik sebagai penerus bangsa karena kurikulum ini merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Yaitu kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 dirumuskan dan

Terjemahaannya,(Madinah Almunawwarah:Mujamma’ Al-Malok Fahd Li Thibaat Al-Maushhaf Al-syarief, 1448H), h.14.

1 Departemen

Agama

RI,

Al-quran

dan dan

Semuanya itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang telah diamanatkan dalam UU NO. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung

jawab” 2 Sebelum diterapkannya kurikulum 2013 ini, di Indonesia sendiri telah

mengalami pergantian kurikulum yang dikelompokan menjadi tiga kelompok kurikulum yakni rencana pelajaran, kurikulum berbasis tujuan dan kurikulum

berorientasi pada kompetensi 3

1. Kurikulum Rencana Pelajaran

a. Kurikulum Tahun 1947 (Rencana Pelajaran Tahun 1947)

2 Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional 2013 , Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013), h.5.

3 Imas Kurinasi, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep dan Penerapan, (Cet.I; Surabaya: Kata Pena 2014), h.131

Dalam kurikulum ini terdapat dua hal pokok yaitu, daftar pelajaran dan jam pengajarannya. Kurikulum pada masa-masa ini sangat dipengaruhi oleh sistem kolonial Belanda dan Jepang.

Rencana Pelajaran 1947 ini merupakan kurikulum yang tidak menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi-materi pelajarannya sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasamani. Rencana Pelajaran Baru dilaksanakan disekolah-sekolah pada tahun 1950. 4

b. Kurikulum Tahun 1952 (Rencana Peladjaran Terurai 1952) Pada masa ini dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam pendidikan nasional maka dibentuklah panitia penyidik pengajaran. Dan salah satu hasil dari pantia tersebut adalah menyangkut kurikulum rencana pelajaran pada setiap satuan tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal seperti pendidikan pikiran harus dikurangi, isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, pendidikan watak, pendidikan jasmani dan pendidikan

kewarganegaraan dan bermasyarakat. 5

c. Rentjana Pelajaran 1964 Rentjana pelajaran 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karya dan moral yang kemudian dikenal dengan istilah Panchawadhana. Disebut Panchawadana karena lima

4 Ibid., h.11 5 Ibid., h.12 4 Ibid., h.11 5 Ibid., h.12

d. Kurikulum 1968 Pada kurikulum ini menitik beratkan pada mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yang kuat dan sehat. Dilihat dari tujuan pendidikan, kurikulum 1968 tujuannya adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati.

2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)

a. Kurikulum 1975 Adapun ciri-ciri dari kurikulum 1975 adalah sangat berorientasi pada tujuan, setiap pelajarannya memiliki arti dan perananan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif, menekankan efisien dan efektifitas dalam hal daya dan waktu serta dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang jawab) dan latihan. 7

b. Kurikulum 1984 Pada dasarnya kurikulum 1984 tidak banyak berbeda dengan materi Kurikulum 1975, yang berbeda adalah organisasi pelaksanaannya saja, sehingga kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan buku-buku yang telah ada sebelumnya. Hal yang menonjol dalam pelaksanaan kurikulum ini adalah

6 Ibid., h. 14 7 Ibid., h. 19 6 Ibid., h. 14 7 Ibid., h. 19

c. Kurikulum 1994 Lahirnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Nasional No. 02 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka dirasa perlu menyusun kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum 1984. Ciri umum dari kurikulum ini adalah kurikulum ini menggunakan caturwulan, pembelajaran disekolah lebih menekankan pada materi pembelajaran yang cukup padat dan dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar secara mental, fisik, dan sosial. 8

3. Kurkulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi dimulai pada tahun 2004. Kurikulum ini menginginkan siswa yang mengikuti pendidikan disekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Karakteristik dari kurikulum ini yaitu menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dan sumber belajar tidak hanya terletak pada guru serta penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan atau pencapaian kompetensi. 9

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Kurikulum ini lahir pada tahun 2006 dan merupakan penyempurnaan dari KBK yang mengacu Pada Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang

8 Ibid., h.20 9 Ibid., h. 21

Standar Nasional Pendidikan yang merupakan penjabaran Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. KTSP sendiri disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berkut:

a. Peningkatan iman dan taqwa, serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

c. Tuntutan pengembangan daerah dan nasional.

d. Tuntutan dunia kerja.

e. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

f. Agama.

g. Dinamika perkembangan global.

h. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

i. 10 Karakteristik satuan pendidikan.

Setelah melalui berbagai proses dan tahapan perubahan kurikulum, maka pada tahun 2013 melalui Kementrian Pendidikan dan kebudayaan mengganti kurikulum pendidikan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Perubahan Kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dan mendorong peserta didik untuk lebih aktif. Pada kurikulum baru

10 Hery Widiastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurkulum 2013, (Cet.I ; Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 94 10 Hery Widiastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurkulum 2013, (Cet.I ; Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 94

Pada hakikatnya tujuan pengembangan kurikulum 2013 ini yaitu untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi rill yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan dilakukan melalui salah satu elemen pendidikan yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi pengembangan kurikulum 2013 ini tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas pendidikan saja melainkan kualitas kehidupan dari masyarakat bangsa Indonesia secara umum.

Salah satu hal yang krusial dalam implementasi kurikulum 2013 adalah masalah kesiapan para pendidik atau guru. Persoalan guru dirasakan sangat krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum 2013 maka sebaik apapun kurikulum tersebut maka tidak akan membawa perubahan dalam dunia pendidikan nasional.

Guna menjamin terlaksananya implementasi kurikulum 2013 secara efektif dan efisien disekolah maka para pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki pemahaman yang cukup dalam implementasi kurikulum 2013. Dengan pemahaman tersebut segala pihak-pihak mampu memecahkan masalah dalam implementasi kurikulum 2013 serta mampu merefleksi dan memperbaiki pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.

11 Husamah, Yanuar Setianingrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implemntasi Kurikulum 2013,

(Cet I ; Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013), h.2

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan skripsi dengan dengan judul ‘’Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado’’.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri model Manado ini, penulis hanya membatasi pada beberapa mata pelajaran saja seperti Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Kesenian dan Matematika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian akan mengacu pada rumusan maslah sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado?

2. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado?

3. Apa solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan dalam implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado?

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari para pembaca dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul ini, maka penulis memberikan pengertian sebagai berikut :

1. Implementasi : merupakan terjemahan dari kata implementation (bahasa Inggris) yang berarti suatu proses penerapan ide, konsep , kebijakan atau inovasi, dalam suatu tindak praktis, sehingga memberikan dampak, baik

berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. 12 Implementasi secara sederhana bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. 13

2. Kurikulum : Seperangkat rencana dan pengaturan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 14

3. Kurikulum 2013 : serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006

(KTSP). 15

4. Implementasi Kurikulum : upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah dirancang dan didesain. 16

E. Tujuan & Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

12 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Alfabeta, 2012), h.89.

13 Basyirudin Nurdin , Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,( Jakarta: Ciputat Pers, 2004),h.70

14 Endah Sulstyowati, Implementasi Kurikulum Pendidkan Karakter, (Yogyakarta: PT Citra Aji Pramana, 2012), h.79.

15 Berlin Sani, Sukses Mengimplementasi Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), h.7 16 Ibid,. h.5.

a. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado.

b. Untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi dalam implementasi kurikulum dan solusi apa yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini semoga berguna dan dapat memberikan manfaat-manfaat seperti :

1. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang implementasi kurikulum 2013.

2. Mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan upaya-upaya yakni faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kurikulum 2013.

b. Secara praktis, penelitian yang dilakukan ini diharapkan agar dapat memberikan kegunaan bagi para pembaca dalam memperoleh informasi terkait dengan isi penelitian.

Dan juga penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar bagi :

1. Kepala Sekolah, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pembenahan sehingga terciptanya suasana yang lebih kondusif.

2. Pendidik, yaitu mengetahui upaya-upaya dalam implementasi kurikulum 2013.

3. Peserta didik yaitu dapat membantu menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat mendorong peserta didik agar lebih kreatif, aktif dan inovatif sehingga dapat mencapai prestasi yang diinginkan.

4. IAIN Manado, yaitu sebagai bahan kajian keilmuan.

5. Penulis dan pembaca, yaitu dapat mengetahui implementasi kurikulum 2013.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum Dalam pasal 1 butir 19 UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, definisi kurikulum dijelaskan sebagai berikut. “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 1

Dalam bahasa Arab, kuriklum sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan yang terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibn mandzur dalam Lisan al-Arab menyebutkan

kurikulum adalah”al-Thariqah al-Wadhih”. 2 Maka dari pengertian tersebut, kurikulum jika dikaitkan dengan pendidikan yaitujalan terang yang dilalui oleh

pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam bahasa Latin “curir” yang artinya dpelari dan “curere” yang artinya tempat berlari”. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan garis finish. Dengan demikian, istilah kurikulum pada

1 Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional 2013 (Jakarta : Pustaka Yustisia 2013), h.4.

2 Al-Basyir dan Said,Madkhal ilal Manhajwa thuruq al-tadris,(Saudi Arabia:Daar al-liwa, 1995), h.16.

awalnya berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Pengertian tersebut kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan dilembaga pendidikan. Kurikulum kemudian mempunyai dua makna. Pertama, kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Kedua, satu program pembelajaran khusus yang menjelaskan tentang proses pengajaran, pembelajaran, dan bahan penilaian

pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. 3 Dalam buku teks pertama in the curriculum, Jhon Franklin Bobbit

menyatakan Bahwa curriculum, as an idea, has its roots in the latin word for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds and experience through which children become the adults they should be, for success in adult society.

Secara bebas, kutipan tersebut dapat diterjemakan sebagai berikut : “ kurikulum, sebagai satu gagasan, telah memiliki akar kata bahasa Latin “race course”, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses

dalam masyarakat orang dewasa. 4

3 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran (Jakarta : PT Bumi Aksara 2012), h.35.

4 Ibid., h.35.

Pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus di tempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakekatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran sebagaimana seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnyadan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain kurikulum di anggap suatu jembatan yang sangat penting untuk mencapai

titik akhir dari suatu perjalanan dan di tandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. 5

2. Komponen-komponen Kurikulum Kurikulum merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaanya tidak

hanya disekolah tetapi juga di luar sekolah. 6 Sebagai sebuah sistem kurikulum terdiri atas komponen-komponen yang

saling terkait yang terdiri atas tujuan, materi dan evaluasi.

a. Tujuan Kurikulum Tujuan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan, karena semuanya akan mengarahkan semua kegiatan pendidikan dan komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum pada hakikatnya, adalah tujuan dari setiap program yang akan diberikan kepada peserta didik.

5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet.1,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.16.

6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet.1;Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h.152.

Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan, baik

secara ideal Maupun secara tujuan nasional. 7 Tujuan kurikulum terbagi atas tiga tahap, yaitu tujuan nasional, tujuan

institusional dantujuan kurikuler. Tujuan nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional berdasarkan falsafah Negara sebgaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan institusionalnya adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan, sedangkan tujuan kurikulernya adalah tujuan yang hendak dicapai oelh suatu program studi, bidang studi atau mata pelajaran yang yang disusun mengacu atau berdasarkan tujuan nasional dan tujuan institusional.

Tujuan idealnya adalah menciptakan manusia yang baik, memiliki fisik sehat dan kuat, iman yang kokoh serta akhlak mulia. Tujuan nasionalnya yaitu tercantum dalam UU NO. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

7 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Alfabeta, 2012), h.9.

Tujuan merupakan hal yang paling penting dalam proses pendidikan . hal yang ingin dicapai secara keseluruhan yaitu :

1. Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual pesrta didik.

2. Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani pada pesrta didik.

3. Tujuan domain psikomotorik yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan keterampilan jasmani peserta didik. 8

b. Materi Materi merupakan bahan yang diprogramkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan inatruksional. 9

Materi atau program dalam kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum atau konten kurikulum itu sendiri. Pemilihan dan penentuan materi disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan. Dalam Undang- undang No 20 Tahun 2003 bahwa isi kurikulum bahan merupakan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

8 Daakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: PT Rhineka Cipta, 2004),h.23.

9 Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPF, 1985),h.10.

Materi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri atas bahan kajian atau topik-topik pembelajaran yang dapat dikaji oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.

3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi.

Oleh karena itu, materi kurikulum harus mengandung beberapa aspek tertentu yang sesuai dengan tujuan kurikulum, yaitu:

1. Teori, ialah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

2. Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari sekolompok fakta atau gejala.

3. Generalisasi, ialah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.

4. Prinsip, ialah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

5. Prosedur, ialah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.

6. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap paling penting terdiri dari terminologi, orang, tempat dan kejadian.

7. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus diperkenalkan dalam materi.

8. Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pengertian tentang suatu kata dalam garisnya.

9. Definisi, ialah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal atau suatu kata dalam garis besarnya.

10. Proposisi, ialah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi, proposisi hampir sama dengan asumsi dan paradigma.

c. Metode Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan dalam prosedur tertentu. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh guru dan peserta didik. Oleh karena itu penyusunan hendaknya berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasrkan perilaku awal peserta didik.

Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif pendekatan yang dapat digunakan, yakni. 10

1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikator dan siswa beperan sebagai penerima pesan.

2. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan berdasrkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini banyak metode yang dapat digunakan seperti metode belajar mandiri, paket moduler, paket belajar dan lain sebagainya.

3. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan bermasyakarakat. Pendekatan ini dilakukan agar bertujuan untuk mengintegrasikan atau memadukan antara sekolah dan masyarakat untuk memperbaiki keadaan kehidupan bermasyarakat. Dalam pendekatan ini banyak metode yang dapat dilakukan diantaranya, karyawisata, narasumber, kerja pengalaman, survey, proyek pengabdian/pelayanan masyarakat.

d. Evaluasi Evaluasi meruapakan suatu bagian komponen kurikulum. Dengan evaluasi

dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum ini dimaksudkan menilai

10 Heri Gunawan, op,cit., h. 15.

suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhunungan erat dengan komponen lainnya, maka dengan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat keberhasilan dari semua komponen. Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevalausi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelum pada peserta didik atau paling tidak yang berkaitan dengan materi-materi yang ada kaitanya dengan materi yang telah diajarkan.

Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauh mana prestasi peserta didik saja, akam tetapi juga sebagai sumber input bagi bagi sekolah sebagai upaya dalam perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum. Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan terlebih dahulu diuju cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan bermakna.

Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembekajaran dan keberhasilan belajar peserta didik. Berdasrkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembekajaran dan keberhasilan belajar peserta didik. Berdasrkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran,

Aspek-aspek yang harus dievaluasi menurut Arich Lewy sesuai dengan tahap- tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

a) Penentuan tujuan utama

b) Perencanaan

c) Uji coba dan revisi

d) Uji lapangan

e) Pelaksanaan kurikulum

f) Pengawasan mutu. 11

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum merupakan merupakan proses perencanaan dan penyususnan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dalam proses pengembangan kurikulum, suatu hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah memahami prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Berikut ini merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum.

11 Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993),h.131.

a. Prinsip berorientasi pada tujuan Pengembangan kurikulum hendaknya di arahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap, dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan Nasional.

b. Relevansi Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan ke dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga harus memilki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian,dan

penilaian. Relevansi internal ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum. 12 Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem

penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, kebutuhan satuan pendidikan, tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, perkembangan intelektualnya, kebutuhan jasmani dan rohani, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Cet.7,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2005), h.150-151 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Cet.7,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2005), h.150-151

Perkembangan kurikulum harus pertimbangkan efesiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia pada satuan pendidikan agar mencapai hasil yang optimal. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu dan tenaga yang digunakan secara

optimal untuk menyelesaikan program pengajaran. 13

d. Prinsip fleksibilitas Fleksibilitas berarti tidak kaku, ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Didalam kurikulum, fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua macam, yakni fleksibilitas dalam memilih program pendidikan seperti jurusan ataupun program-program keterampilan lainnya. Yang kedua adalah fleksibilitas dalam program pengajaran. Fleksibilitas disini maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada pendidik untu mengembangkan sendiri

13 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h.204.

program-program pengajaran yang berpatokan pada tujuan dan bahan pengajaran didalam kurikulum yang bersifat umum. 14

e. Prinsip kesinambungan Perkembangan kurikulum hendaknya disusun secara berkesinambungan. Artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi atau bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, satu sama lain saling keterkaitan memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dan satuan pendidikan.

f. Prinsip keseimbangan Pengembangan kurikulum juga selain memperhatikan kesinambungan juga memperhatikan keseimbangan (balance) secara proporsional dan fungsional antara bagian program, sub program, antara semua mata pelajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, humaniora, sosial dan keilmuan perilaku.

Dengan adanya kesinambungan tersebut pada gilirannya diharapkan terjadi perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, satu sama lain saling memberikan sumbangannya terhadap perkembangan pribadi peserta didik.

g. Prinsip keterpaduan Pengembangan kurikulum juga harus disusun dan dirancang serta dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu

14 Ibid., h. 205.

dengan melibatkan semua pihak, baik kalangan praktisi maupun akademis, sampai pada tingkat intersektoral.

Dengan adanya keterpaduan ini diharapkan akan terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh. Di samping itu pula dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajarannya, baik dalam interaksi antar peserta didik dan guru maupun antar teori dan praktik.

h. Prinsip mengedepankan mutu. Pengembangan kurikulum juga harus berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu. Sedangkan mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu sangat di tentukan oleh derajat mutu guru (tenaga pendidik), proses pembelajaran, peralatan atau media yang lengkap dan memadai. Hasil pendidikan yang bermutu di ukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang di harapkan.

4. Fungsi Kurikulum Kurikulum meruapakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen sistem lainnya. Tanpa kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebgai sistem pendidikan yang sempurna.

Kurikulum merupakan sebuah ide vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan secara sempurna. Bahkan seringkali kurikulum menjadi tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output suatu lembga pendidikan yang dalam hal ini adalah peserta didik. Kurikulum haruslah Kurikulum merupakan sebuah ide vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan secara sempurna. Bahkan seringkali kurikulum menjadi tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output suatu lembga pendidikan yang dalam hal ini adalah peserta didik. Kurikulum haruslah

Sebagai wahana dan media konservasi , kurikulum memiliki kontribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarakan Allah swt. Sebagai wahana dan media interlisasi kurikulum berfungsi sebagai alat untuk memahami, mengahayati dan sekaligus mengamalkan ilmu dan nilai dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif, dinamis dan konstruksi dapat berjalan dan berkesinambungan sehingga kehidupan ini dapat memiliki kebermaknaan dalam arti nilai guna dan hasil guna.

Selain itu kurikulum juga memiliki fungsi lain terutama dalam dunia pendidikan khusunya bagi guru, kepala sekolah, orang tua serta peserta didik. Yaitu:

1. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran, proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum tidak akan berjalan dengan dengan sistematis dan efektif, hal itu dikarenakan pembelajaran adalah proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan pesrta didik dalam proses pembelajaran dikelas diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

2. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program disekolah. Program-program sekolah yang didasarkan pada kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan, 2. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program disekolah. Program-program sekolah yang didasarkan pada kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan,

3. Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervisi sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas pendidikan dapat melihat apakah program sekolah termasuk dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, bagian-bagian mana yang sudah dilaksanakan, dan bagian-bagian mana yang belim dilaksanakan. Sehingga dengan demikian, pengawas bisa memberikan masukan atau saran dalam perbaikan.

4. Bagi orang tua dari peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan bantuan dalam penyelenggaraan program sekolah dan membantu putri-putranya belajar dirumah sesuai dengan program sekolah, melalui kurikulum orangtua dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peserta didik serta ruang lingkup materi pembelajarannya.

5. Bagi peserta didik itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. melalui kurikulum peserta didik dapat memahami kompetensi apa yang harus dicapai baik dalam segi pengetahuan, segi keterampilan maupun dari segi sikap. Ketika baru memulai pembelajaran didalam kelas maka guru memberitahukan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran 5. Bagi peserta didik itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. melalui kurikulum peserta didik dapat memahami kompetensi apa yang harus dicapai baik dalam segi pengetahuan, segi keterampilan maupun dari segi sikap. Ketika baru memulai pembelajaran didalam kelas maka guru memberitahukan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran

B. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik dari kurikulum yang Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

. Dengan kata lain, antara soft skills dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari. 15 Dalam konteks ini, kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan

yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku sekolah Dalam kurikulum 2013 terdapat penambahan jam pelajaran dan mendorong peserta didik agar mampu dalam melakukan observasi, bertanya, berpikr serta mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran.

15 M. Fadlillah, Implentasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), h.16.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam penyusunan kurikulum 2013 dilandasi dengan beberapa aspek sebagai berikut.

a. Landasan Filosofis Filosofis adalah landasan penyusunan kurikulum 2013 yang didasarkan pada kerangka berpikir dan hakikat pendidikan yang sesunggungnya. Dalam konteksi ini landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu, pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur , nilai-nilai akademik, kebutuhan peseta didik dan masyarakat serta kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi.

b. Landasan Yuridis Landasan yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai paying hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum ini, landasan yuridis yang digunakan antara lain:

a) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berisi tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum

c) Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional , Penyempurnaan Kurikulum dan Metodlogi Pembelajaran Aktif berdasarkan Nilai-nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya Saing Karakteristik Bangsa.

d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

e) Permendikbud Nomor 18A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. 16

c. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” ( standar-based-education) . Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga Negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.. 17 Dewasa ini Negara berkembang maupun Negara maju berupaya

meningkatkan kualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum. Dalam kurikulum digunakan model-model yang dipandang dapat menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama yang terkait dengan peningkatan mutu.

16 Ibid., h.30. 17 Hery Widiastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum

2004, 2006, ke 2013, (cet.I ; Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.9

Model kurikulum yang digunakan diberbagai Negara dapat dikelompokan menjadi 3 model, yaitu

1. kurikulum yang berbasis konten atau topic (conten base curriculum)

2. kurikulum yang berbasis hasil atau kompetensi (content base curriculum);

3. kurikulum campuran dari kedua model tersebut. 18

Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, tidak cukup peserta didik hanya dibekali dengan pengetahuan. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tersebut, diharapkan membentuk keterampilan, selanjutnya berdasarkan keterampilan diharapkan membentuk sikap. Selain itu pada kurikulum 2013 proses pembelajaran lebih ditekankan pada pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa ( student centered ), hal ini sesuai dengan pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator. 19

3. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum 2013 sebagaimana telah disebutkan dalam Perturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Sebagai berikut:

a. Peningkatan iman takwa dan akhlak mulia Iman, takwa dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.

18 Ibid., h.34 19 Daryanto, Pembelajaran Tematik Terpadu (Kurikulum 2013 ), (Yogyakarta: Gava

Media, 2014), h.5 Media, 2014), h.5

c. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan pesrta didik.

d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Kurikulum perlu memuat keberagaman tersebut sehingga menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum merupakan salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedapankan wawasan nasional.

f. Tuntutan dunia kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.

g. Agama. Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa serta akhlak mulia dan tetap memlihara toleransi antar umat beragama.