Proses produksi iklan radio top RSPD Sukoharjo Maria Angela

(1)

i

LAPORAN KULIAH MEDIA

PROSES PRODUKSI IKLAN RADIO TOP RSPD

SUKOHARJO

Oleh :

Maria Angela Shinta Indriati Dyah Hapsari

( D1407020 )

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas

Tugas dan Memenuhi Syarat

Syarat Guna

mendapatkan Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM D-III KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

ii

PERSETUJUAN

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA DENGAN JUDUL

PRODUKSI SIARAN RADIO

TOP RSPD

SUKOHARJO

(DIVISI PRODUKSI)

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D-III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Nora Nailul Amal,S.Sos,M.LMEd.Hons


(3)

iii

PENGESAHAN

Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Ujian Tugas Akhir Program D-III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Tugas Akhir

1. Nora Nailul Amal,S.Sos,M.LMEd.Hons (...)

NIP. 19810429 200501 2 002

2. Drs. Subagyo, SU (...)

NIP. 19520917 198003 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Supriyadi, SN, SU


(4)

iv

MOTTO

Perubahan adalah kata lain untuk berkembang atau mau belajar. Dan kita semua mampu

melakukannya jika berkehendak

( Prof. Charles Handy)

Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan.

(J. Donald Walters)

Hadapi segala tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan anda telah tersentuh

gairah kemenangan

(George S Patton)

I Can do it …


(5)

v

PERSEMBAHAN

 Tuhan YME Yang Senantiasa Memberikan Yang Terbaik Disepanjang Hidupku, Berpedoman

Pada AjaranNya Menjadikan Hidupku Lebih Berarti.

 Bunda Maria Yang Selalu Mengasihiku Selama ini.

 Bapak dan Ibu Yang paling Aku Sayangi.

 Ibu Nora Selaku pembimbing Tugas Akhir.

 My Beloved… Terima Kasih Atas Dukungan dan Semangat Yang Sangat Aku Butuhkan.

 Ibu Uncahyani Yang Telah Membantu Dalam Mengurusi Proses Perijinan Magang.

 Semua mbak dan mas di RSPD Sukoharjo terima kasih atas bimbingannya selama proses magang.

 Pak Wiryanto (DISHUBINFOKOM) Yang Telah Membantu Dalam Proses Perijinan Magang dan


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis pada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas – tugas dan kewajiban selama dua bulan mengikuti Kuliah Kerja Media 2010 di UPTD RSPD Sukoharjo dengan lancar.

Banyak pengalaman yang peroleh selama dua bulan mengikuti Kuliah kerja Media di tempat tersebut, sehingga dapat membuka wawasan tentang dunia di luar kampus yaitu dunia kerja nyata, khususnya di bidang keradioan. Di samping itu penulis mendapatkan suasana kekeluargaan, solidaritas,persahabatan, kekompakan antar setiap individu dan masih banyak lagi yang lainnya.Penulis merasa sudah mendapatkan bekal dalam proses magang selama dua bulan tersebut.

Penulis menyadari bahwa laporan KKM masih banyak kekurangan dan penulis berharap agar berguna bagi pembaca pada umumnya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan dukungannya untuk menyelesaikan laporan KKM. Sekali lagi terima kasih.

Surakarta.


(7)

vii

DAFTAR ISI

JUDUL………... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN……...………...….………. iii

MOTTO……...………...……….…... iv

PERSEMBAHAN...……….. v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI………...………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..…... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan... 3

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan KKM... 4

E. Pekerjaan Yang Dilakukan Selama KKM... 4

F. Metode Pengamatan………... 6

1. Jenis pengamatan... 6

2. Sumber Data... 6

3. Teknik Pengolahan Data... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Radio Siaran... 8

B. Fungsi Radio………. 11


(8)

viii

2. Radio Sebagai Sarana Hiburan……….. 11

3. Radio Sebagai Sarana Imajinasi………. 12

4. Radio Sebagai Pemberi Informasi……….. 12

5. Radio Sebagai Teman atau sahabat………. 12

6. Keterbatasan –Keterbatasan Radio………... 12

7. Kelebihan –Kelebihan Radio………... 13

C. Pengertian Iklan……… 15

1. Definisi Iklan………...……….. 15

2. Sejarah Iklan……….. 16

3. Element Penting Dalam Iklan Radio……….. 20

4. Jenis –Jenis Iklan Radio……… 21

5. Kelebihan Dan Kekurangan Iklan Radio………... 25

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA INSTANSI A. Sejarah Berdirinya RSPD Sukoharjo... 28

B. Struktur Organisasi RSPD Sukoharjo... ... 31

C. Deskripsi Lokasi RSPD Sukoharjo... 32

D. Deskripsi Program RSPD Sukoharjo... 33

E. Profil Radio RSPD Sukoharjo... 36

1. Data RSPD Sukoharjo... 36

2. Station Format RSPD Sukoharjo... 38


(9)

ix BAB IV PRODUKSI IKLAN

A. Proses Kerja Produksi Iklan……..………... 42

1. Penentuan Ide... 45

2. Pengambilan Suara (Take Voice)... 46

3. Proses Editing………... 47

1. Penentuan Rundown Iklan... 48

2. Pemilihan Voice... 48

3. Proses Mixing... 49

4. Proses Evaluasi... 50

4. Penyerahan Iklan Pada Marketing... 51

B. Peran Dan Tanggung Jawab Editor... 52

C. Kendala Editor... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 54

B. Saran………... 55 DAFTAR LAMPIRAN


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam masyarakat Indonesia dengan wilayah yang luas, Radio telah menjawab kebutuhan masyarakat untuk meyakinkan komunikasi dapat memacu perubahan masyarakat selain televisi. Masyarakat dapat memilih acara yang mereka sukai dalam radio. Walaupun radio merupakan media auditif namun kegemaran masyarakat pada radio tak pernah surut. Bahkan radio masih menjadi lahan bisnis untuk menanamkan iklan perusahaan produk maupun jasa hingga di masa yang akan datang.

Dan secara perlahan namun pasti stasiun - stasiun radio baru bermunculan. Kemunculan stasiun - stasiun radio baru tak menyurutkan semangat radio komersial maupun radio pemerintahan yang telah eksis di udara untuk tetap menyuguhkan keuntungan dan mempunyai target market yang jelas. Kondisi ini membuat munculnya suatu persaingan dalam hal pendengar (audience). Khususnya stasiun radio pemerintahan, juga tak kalah dalam persaingan iklan dengan stasiun radio komersial.


(11)

2

Tak hanya stasiun radio baru yang menjadi tantangan stasiun radio pemerintahan tapi juga stasiun radio komersial yang semakin lama, semakin menunjukan kemampuannya dalam membuat iklan. Maka stasiun radio pemerintahan juga tak ingin kalah saingan dengan stasiun radio komersial, karena tingkat penggemar stasiun radio pemerintahan tak pernah berkurang, sehingga pengiklan sendiri tak ragu untuk mengiklankan produknya di stasiun radio pemerintahan tersebut. Apabila sudah seperti ini maka hanya kemampuan kreatifitaslah yang ditunjukan.

Situasi seperti ini mengharuskan tim kreatif stasiun radio pemerintahan untuk berlomba dengan stasiun radio komersial guna menuangkan segala ide

kreatif, lewat music, kata – kata dan suara dengan tujuan menarik audiens (pendengar) untuk mau menggunakan produk atau jasa yang di iklankan tersebut.

Serta memberikan audiens (pendengar) imajinasi dan mengajak mengembangkan daya pikirnya. Dan ini pasti membutuhkan copywriter yang kreatif, kemudian didukung dengan sound effects (efek suara), music yang tepat untuk menjadi suatu keunikan atau kekhasan yang hanya di miliki dan sesuai dengan karakter stasiun radio pemerintahan yang notabene kebanyakan pendengarnya yaitu kalangan menengah kebawah yang berada di daerah.

Sebuah iklan yang di katakan sukses yaitu suatu iklan yang mampu mengembangkan imajinasi audiens (pendengar). Banyak makna yang terkandung dalam kata – kata dapat diwakili setiap kata yang di ucapkan walaupun hanya berdurasi sekian detik atau seper sekian menit. Karena sebuah iklan itu sudah sewajarnya dapat menembus semua aktifitas audiens ( pendengar ) yang saat itu sedang di rumah, di jalan yang sedang macet sekalipun.


(12)

3

Maka proses kreatif iklan yang bagus dalam produksi iklan ialah dimana tujuan iklan tersebut tepat sasaran, pesan yang di tujukan jelas tanpa harus meninggalkan ciri khas stasiun radio pemerintahan.

Namun tak bisa di pungkiri bahwa praktek dalam dunia kerja tak seluruhnya sesuai seperti di dunia pendidikan. Maka dalam Laporan Tugas Akhir

ini penulis ingin menjelaskan tentang “Proses Produksi Iklan Radio Top RSPD Sukoharjo”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka pembuatan Laporan Tugas Akhir penulis

merumuskan masalah “ Bagaimana Proses Produksi Iklan di Radio Top RSPD Sukoharjo? “

C. TUJUAN

Tujuan dari kuliah kerja media ini ialah :

a. Mengetahui tentang proses produksi iklan di Radio Top RSPD Sukoharjo.

b. Menambah pengetahuan penulis tentang dunia produksi iklan radio

yang belum diperoleh di dalam pendidikan.

c. Sebagai acuan penulis untuk memasuki dunia kerja.

d. Untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar Ahli Madya


(13)

4

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan KKM

Tempat : UPTD RSPD Sukoharjo (Radio Top Fm), Jl. Veteran

no.1 Sukoharjo.

Waktu : 1 Februari s.d. 1 April 2010.

E. Pekerjaan Yang Dilakukan Selama KKM

Radio RSPD Sukoharjo menjadi pilihan penulis sebagai tempat Kuliah Kerja Media (KKM), dan didalam melaksanakan Kuliah Kerja Media penulis mengambil waktu dua bulan, dengan jam kerja prakteknya adalah :

Senin – Sabtu, pukul 07.30 – 13.00 WIB

Selama dua bulan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media di stasiun RSPD diberikan perhatian yang penuh dari seluruh karyawan di RSPD Sukoharjo.

Pembagian kerja di RSPD Sukoharjo terbagi atas : 1. Divisi Pemberitaan

2. Divisi Marketing Iklan dan Siaran Iklan 3. Divisi Produksi

4. Divisi Siaran Kata 5. Divisi Siaran Musik

Dalam pelasanaan Kuliah Kerja Media penulis mengerjakan pekerjaan di divisi produksi, dan biasanya mengerjakan produksi iklan. Hari pertama penulis diberi kesempatan dalam menuangkan ide kreatif pada saat sebelum pengambilan suara ( take voice ). Setelah ide kreatif terbentuk, penulis dan karyawan yang bekerja di divisi produksi ( mas Dewo ) memulai pengambilan suara ( take voice ) dan disitu penulis juga diberi kesempatan untuk mengisi suara dalam iklan tersebut bersama karyawan divisi produksi ( mas dewo ).


(14)

5

Pengambilan suara yang dilakukan dengan penulis harus berulang – ulang karena penulis belum mempunyai pengalaman dalam pengambilan suara dan itu juga bertujuan untuk memperbanyak stok suara agar dalam proses editing nantinya bisa memilih suara mana yang paling pas untuk diambil. Dan semakin lama penulis menjadi lebih bisa menguasai peran dalam pengambilan suara. Setelah itu penulis mengamati dahulu cara pengerjaan editing dari pemilihan suara sampai mixing. Kemudian penulis membantu mengevaluasi apa saja yang masih kurang dalam iklan tersebut. Setelah penulis cukup mengerti cara mengedit suara untuk iklan, maka penulis diberi kesempatan untuk berlatih praktek mengedit suara tersebut dan dengan didamping oleh pembimbing ( mas dewo ). Di lain hari, pernah juga penulis membantu dalam proses produksi untuk insert dalam setiap

acara yang berisi tentang “mitos atau fakta”. Selain membantu mengerjakan dalam produksi iklan, penulis juga mengamati bagaimana cara menyiar yang baik. Maksud dari menyiar yang baik ialah bagaimana caranya menyapa pendengar di udara dan berbicara dengan pendengar atau mencari kata – kata yang halus dalam berbicara di udara. Penulis pada saat magang juga dijelaskan tentang cara menyiar di radio negri atau radio pemerintahan karena radio pemerintahan dalam penyampaian pesan lebih halus suaranya (bukan menggunakan bahasa pergaulan) dan kata-katanya. Misalkan saja “tiga puluh menit lepasnya dari pukul delapan,

telah melintas di indra dengar anda …”. Kemudian penulis menyiarkan pengumuman, atau iklan yang dibacakan penyiar ( adlips ). Apabila pada waktu tidak ada yang memasang iklan, maka penulis membantu divisi iklan untuk membuat catatan log sheet iklan yang disiarkan setiap hari.


(15)

6

F. Metode Pengamatan 1. Jenis pengamatan

Dalam penelitian untuk penulisan tugas akhir ini diawali dengan pokok permasalahan yaitu guna mengetahui bagaimana proses produksi iklan yang digunakan Radio Top RSPD Sukoharjo. Dengan menggunakan sifat dari penelitian yaitu menelusuri, menggali, menentukan fakta – fakta, kendala yang memberikan penjelasan tentang proses produksi iklan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengamatan yang bertujuan menggambarkan, memaparkan, menuturkan dan menganalisa secara mendalam atau disebut juga pengamatan

deskriptif . untuk bisa mendapatkan konsep dan teori yang mempunyai hubungan dengan obyek pengamatan ini juga di dukung dengan studi pustaka.

2. Sumber Data

Pengamatan ini mengmbil dari data yang membutuhkan beberapa tahap antara lain :

a. Sumber Data Primer

yakni data yang dikumpulkan secara langsung.

1. Observasi secara langsung pada Radio Top RSPD Sukoharjo.

2. Wawancara dengan staf bagian prodoksi yang berkaitan dengan proses produksi iklan.


(16)

7

b. Sumber Data sekunder

yakni data yang dikumpulkan secara tidak langsung melalui buku – buku refrensi tentang proses produksi iklan.

3. Teknik Pengolahan Data a. Observasi

Yaitu suatu metode pengamatan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung di tempat dengan mengamati obyek yang di teliti. Dengan hasil observasi dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitan yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui lingkungan tempat kerja di Radio Top RSPD Sukoharjo khususnya di divisi produksi.

b. Wawancara

Yaitu proses pencarian data dengan metode menanyakan secara langsung pada seluruh personel yang bersangkutan secara spesifiik. Dalam hal ini penulis mewanwancarai staf bagian produksi di Radio Top RSPD Sukoharjo

c. Dokumentasi

yaitu sebuah metode pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan

dari perusahaan. Penulis mendapatkan data dokumentasi meliputi : struktur organisasi, job description,dll.


(17)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH RADIO SIARAN

Radio yang sudah menjadi sahabat bagi manusia tidak datang begitu saja. Tetapi radio mempunyai sejarah sendiri dalam perkembangannya hingga seperti yang kita nikmati saat ini.

Sejarah ditemukannya radio dimulai di inggris dan Amerika Serikat. Donald

McNicol dalam bukunya Radio’s Conguest of space menyatakan bahwa

terkalahkannya ruang angkasa oleh radio di mulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. ( Riswandi, 2009 : 7 )

Radio pertama kali ditemukan dari rumus-rumus, eksperimen, dan teori yang ditemukan sejumlah penemu dengan cara dan di tahun yang berbeda – beda. Awal mulanya radio berupa kawat beraliran listrik, kemudian sejarah penemuan berkembang dan menemukan gelombang elektromagnetis dan diteruskan menjadi pengiriman tanda – tanda tanpa kawat.

Dalam pada itu dalam buku “ introduction to Radio and Television “ yang ditulis oleh David C.Philips, John M. Gorgan dan Earl H. Ryan, dijelaskan bahwa penemuan bagi kemajuan radio adalah ketekunan tiga orang cendikiawan muda.


(18)

9

Diantaranya seorang ahli teori ilmu alam berkebangsaan Inggris bernama James Maxwell yang mendapat julukan “ scientific father of wireless ” berhasil

menemukan rumus – rumus yang diduga mewujudkan gelombang electromagnetis

yakni gelombang yang digunakan radio dan televise.

Rumus ini ditemukannya pada tahun 1865 pada waktu ia berumur 29 tahun sebagai pengajar pada mata kuliah filsafat alam pada King’s College di London. Berdasarkan teorinya itu ia nyatakan bahwa gerakan magnetis dapat mengurangi ruang angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya, yakni 180.000 mil/detik.

Adanya gelombang elektromagnetis telah dibuktikan oleh Heinrich Hertz dengan jalan eksperiman. Selain membuktikan rumus Maxwell adalah benar, Hertz juga dapat membuktikan bahwa dengan suatu permukaan dari logam yang cocok, gelombang- gelombang elektro magnetis itu bisa direfleksikan kepada suatu cahaya. Ini terjadi pada tahun 1884, ketika hertz berumur 26 tahun.

Setelah karya Hertz dikenal umum, Guglemo Marconi yang terkenal sebagai penemu telegrap tanpa kawat, mulai menggunakan ilmu pengetahuan itu untuk tujuan yang praktis. Marconi berumur 20 tahun ketika pada tahun 1894 membaca eksperiman Hertz dalam majalah Italia. Setahun kemudian ia menerima tanda – tanda tanpa kawat dalam jarak satu mil dari sumbernya, dan pada tahun 1896 jaraknya menjadi 8 mil.

William Albig dalam bukunya “ Modern Public opinion ” memberi penjelasan bahwa pada tahun 1901 cara – cara pengiriman tanda – tanda tanpa


(19)

10

kawat itu oleh Marconi telah dapat dilakukan melintasi Samudra Atlantik. ( Effendy, 1978 : 16-17 )

Setelah penemuan tanda – tanda kawat yang ditemukan oleh William Albig, maka seiring waktu berjalan, radio semakin berkembang dengan mengadakan program siaran yang pertama di Belanda. Kemudian radio siaran juga berkembang di Indonesia, di Indonesia radio siara masih dianggap masyarakat sebagai radio amatir dan radio di Indonesia saat itu hanya dimiliki pemerintah saja. Radio amatiran pada saat itu tknis dan pola siarannya masih amatir juga dan dapat menggangu sejumlah siaran dan gelombang televise lain. Tidak hanya itu saja, radio amatir juga dapat mengganggu komunikasi penerbangan yang lain. Dan pemerintah saat itu memberikan undang – undang yang mengatur kepemilikan radio non pemerintahan atau radio amatiran harus dibawah PT tertentu.

Rangkaian siaran yang pertama dimulai pada tahun 1919 seorang belanda. Dia adalah seorang pertama yang mengudarakan siaran yang sudah ia umumkan sebelumnya dan orang – orang memang menunggu program siaran tersebut dan siaran tersebut tidak hanya didengar secara kebetulan. Penyusunan acara dimulai dari konser, drama radio, dan berita.

Mulai tahun 1960 – 1070an radio menjadi penting lagi atau popular lagi dan radio menyiarkan programnya setiap harinya.

Pada orde lama radio hanya dimiliki oleh pemerintah saja, lalu pada orde baru muncullah radio non pemerintahan namun masyarakat awam saat itu


(20)

11

menyebutnya radio amatir. Pada dasarnya radio pertama hanya mendapat izin dari SW ( Short Wafe ). Bukan hanya pola siaran yang amatiran, tapi juga teknisnya yang amatiran sehingga dapat menggangu siaran radio lain dan menggangu

komunikasi penerbangan yang ada. Sehingga pemerintah memberi undang –

undang PP 55 tahun 1970 yang berisi semua radio non pemerintah RRI harus berada dibawah PT tertentu ( Hananto,2008 )

B. FUNGSI RADIO

Radio yang kita dengar sehari – hari tidak hanya sebagai suara yang menemani disaat sepi tetapi radio juga mempunyai fungsi yang sangat bermanfaat bagi pendengarnya. Namun radio juga mempunyai peran sebagai sarana

komunikasi yang berkemampuan mengadakan mobilitas social.

( susanto, 1982 : 23). Selain itu berbagai manfaat bisa kita dapatkan dari radio dan fungsi – fungsi dari radio antara lain :

1. Radio Sebagai Sarana Komunikasi

Radio mampu menjangkau setiap pelosok wilayah yang ada seperti di

pedesaan, perkotaan, di rumah – rumah, dsb. Karena radio adalah sarana komunikasi masa yang bisa didengar oleh setiap pendengar yang berada dalam jangkauannya.

2. Radio Sebagai Sarana Hiburan

Radio lebih bersifat menghibur dan mengajak pendengar untuk ikut merasakan perasaan sedih, gembira, tegang, nostalgia, dan merasakan rasa ingin


(21)

12

tahu juga. Sehingga pendengar dapat melupakan sejenak permasalahan dan menikmati kesenangan yang diberikan radio.

3. Radio Sebagai Sarana Imajinasi

Radio memiliki daya imajinasi yang kuat supaya pendengar dituntut untuk ikut serta dalam imajinasi yang dibentuk oleh media suara sehingga pendengar dapat merasakan sensasi, pandangan, pengalaman, dan perasaan yang timbul saat mendengarkan radio.

4. Radio Sebagai Pemberi Informasi

Radio sering meyajikan berita, informasi dsb secara langsung ( live ). Sehingga pendengar tidak perlu mengunggu lama – lama untuk mendengarkan siaran berita tercepat. Karena radio tidak memerlukan proses panjang seperti yang dilakukan media cetak.

5. Radio Sebagai Teman atau sahabat

Radio apabila dihidupkan untuk banyak orang, seringkali radio hanya berfungsi sebagai suara latar belakang ( back sound ) di suatu tempat yang sedang berlangsung kegiatan, seperti di salon, di pasar, di bengkel, rumah makan, dsb.

( Hananto,2008 )

6. Keterbatasan – Keterbatasan Radio

Selain mempunyai fungsi – fungsi yang bagi masyarakat, radio juga mempunyai keterbatasan atau kelemahan sebagai media penyiaran antara lain :


(22)

13

1. Siaran radio mudah dan cepat dilupakan. Karena sifatnya hanya selintas saja, pendengar tidak dapat memutar kembali atau mengulang kembali siaran tersebut. Tidak seperti surat kabar yang dapat dibaca berulang – ulang dari awal tulisan sampai akhir tulisan.

2. Siaran radio hanya terbatas 24 jam sehari tidak dapat ditambah menjadi 25 jam sehari seperti koran yang dapat menambah jumlah halaman dengan bebas. Jadi waktu siaran radio relatif terbatas.

3. program radio yang disajikan sudah berdasarkan urutan. Jadi pendengar tidak dapat memilih acara mana yang lebih dahulu disiarkan dan pendengar mendengarkan siaran radio sesuai rundown yang sudah ditentukan.

( Riswandi,2009 : 5 )

7. Kelebihan – Kelebihan Radio

Radio tak hanya memiliki kelemahan saja, tetapi radio juga memiliki banyak kelebihan atau keunggulan yang patut diperhitungkan, kelebihan - kelebihan itu yakni :

1. Dalam hal penyampaian informasi kepada pendengar, radio yang paling cepat diantara tv ataupun media cetak. Karena radio secara langsung mengabarkan informasi hanya menggunakan telepon, reporter radio dapat cepat memberitakan informasi tanpa melalui sejumlah proses dan penyampaian informasi tersebut langsung dari lapangan.


(23)

14

2. Radio merupakan sarana untuk medekatkan atau mengakrabkan

antara penyiar dengan pendengar, atau bahkan pemilik radio dengan penyiarnya. Pendengar seringnya mendengarkan radio hanya sendirian dan jarang sekali mendengarkan secara bersama – sama. Seperti dikamar, dimobil, didapur, dsb.

3. Siaran radio dapat mempengaruhi emosi pendengarnya karena

mempunyai perpaduan antara kata – kata, efek suara, dan music, sehingga pendengar akan bereaksi dengan kehangatan penyiar dan sering pendengar menganggap penyiar itu adalah teman baiknya.

4. siaran radio mampu menembus ke berbagai golongan, status social,

kebudayaan, hingga menembus batas – batas geografis. Jadi semua orang dapat menikmati siaran radio, tanpa membedakan siapapun dan dimanapun mereka, tapi hanya tuna rungu sajalah yang tidak bisa menikmatinya.

5. Radio termasuk yang paling murah harganya bila dibandingkan dengan televise atau berlangganan media cetak setiap harinya. Pendengar tidak dipungut biaya sepeserpun untuk mendengarkan siaran radio seperti televise berlangganan (tv cable) yang harus membayar untuk menikmati layanan siaran televise tersebut.

6. Siaran radio tidak mengganggu aktifitas pendengar. Karena siaran

radio sangat fleksibel dan dapat di dengarkan pendengar sambil melakukan aktifitas mereka tanpa merasa terganggu sedikitpun bahkan mereka merasa ditemani saat melakukan aktifitasnya, seperti belajar, memasak, mencuci, melakukan pekerjaan bengkel, mengemudi,dsb. ( Riswandi, 2009 : 4 )


(24)

15

C. PENGERTIAN IKLAN

Iklan bagi orang awam merupakan sarana untuk mempromosikan suatu barang dengan tampilan yang semenarik mungkin dan bersifat membujuk dan merayu pelanggan untuk mau menggunakan barang atau jasa yang di tawarkan oleh pengiklan tersebut. Tapi bagi orang yang berkecimpung di bidang periklanan ( advertesing ), iklan tak hanya sebatas menawarkan barang atau jasa saja, akan tetapi iklan juga mempunyai devinisi, sejarah, jenis – jenis iklan, elemen – elemen dalam iklan, kelemahan serta keunggulan iklan tersebut.

1. Definisi Iklan

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakan dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang dikatakan oleh Frank Jefkins : advertising aims to persuade people to buy.

Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media masa, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.


(25)

16

Selain itu, Institute Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan istilah periklanan sebagai pesan – pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah – murahnya. ( jefkins, 1996 : 5)

2. Sejarah Iklan

Iklan yang sering kita lihat dan dengar diradio, ditelevisi dan bisa saja di pinggir – pinggir jalan sebenarnya mempunyai sejarah yang dimulai dengan sebuah penemuan yang tidak disengaja dan berawal dari ide sebuah perusahaan di Amerika Serikat dan pemilik stasiun radio yang memberi kesempatan pada pihak yang mempunyai ikatan kontrak dengan perusahaan tersebut untuk menyiarkan programnya sendiri dan iklan berkembang seiring perkembangan jaman pada saat itu dan berkembang pula peraturan – peraturan yang mengatur tentang penayangan iklan.

Awal mula munculnya iklan pada media penyiaran di dunia terjadi secara hampir tidak disengaja di Amerika Serikat. Pada tanggal 11 februari 1922 perusahaan yang berbasis teknologi AT&T pemilik stasiun radio WEAF mengumumkan bahwa radio tersebut tidak akan menyiarkan programnya sendiri namun akan memberikan kesempatan kepada pihak lain yang sudah mengikatkan kontrak dengan WEAF untuk menyiarkan programnya. AT&T memeperlakukan radio WEAF sama seperti unit usaha lainnya seperti usaha jaringan telepon dan telegram jarak jauh yang disewakan keberbagai perusahaan untuk memenuhi kebuuhan komunikasi perusahaan – perusahaan itu. Jaringan telepon dan telegram


(26)

17

itu disewakan AT&T dengan system leasing yang disewakan. Dalam hal radio WEAF, AT&T mengumumkan bahwa program pihak lain yang disiarkan radio itu dapat berupa iklan.

Tujuh bulan setelah pengumuman dari AT&T tersebut, pada tanggal 28 Agustus 1922 perusahaan Queensboro Real Estate Corporation New York menayangkan program siarn iklan selama 10 menit yang mempromosikan penjualan kawasan perumahan yang baru saja selesai di bangun. Siaran itu kemudian diakui sebagai siaran iklan pertama dalam sejarah stasiun

radio.Queensboro kemudian membayar 50 dollar AS untuk meyiarkan iklan yang

ditulis oleh Dewey Pinkser.

Pada tahun 1925 radio WEAF menyatakan telah memperoleh keuntungan dari kegiatannya tersebut. Perusahaan – perusahaan lain kemudi8an mengikuti

jejak Queensboro untuk memasang iklan di radio WEAF. Menjelang tahun 1930

seorang pengelola stasiun radio menyadari bahwa menjual waktu siaran ( iklan ) dapat mendukung kelangsungan operasional stasiun siaran.

Siaran iklan televise pertama kali mengudara pada tahun 1941, tahun itu menjadi tahun pertama mengudaranya siaran televise komersial. Perusahaan

Bulova Wacth Company menjadi perusahaan yang pertama kali iklannya ditayangkan di televise dan membayar sekitar sembilan dollar.

Pada awalnya, siaran iklan dipandang sebagai upaya untuk

mempertahankan kelangsungan operasional stasiun penyiaran. Ketika itu, pendapatan yang di terima dari iklan hanya sebatas untuk membayar listrik,


(27)

18

perawatan peralatan, dan gedung, atau untuk membayar honor pekerja. Belum ada pemikiran untuk menjadikan siaran iklan sebagai sumber keuntungan ( profit ). Hal itu didasarkan atas sejarah penggunaan radio di Amerika Serikat ( AS ) yang awalnya digunakan sebagai instrument untuk membantu navigasi, selain itu spectrum frekuensi yang digunakan radio merupakan wilayah publik dan dinilai tidak patut digunakan untuk yujuan komersial demi keuntungan stasiun penyiaran.

Pemerintah AS melalui menteri perdagangan Herbert Hoover pada awalnya menentang kehadiran iklan pada stasiun penyiaran dengan pernyataannya yang sinis “ it is inconceivable that we should allow so great a responsibility for service, for news, for entertainment, and for vital commercial purposes to be

drowned in adverstising charter. ( tidak dapat diterima kita membiarkan tanggung jawab pelayanan, pemberitaan, hiburan dan perdagangan vital

tenggelam dalam ocehan – ocehan iklan). Willis Aldridge ( 1992 )

menggambarkan situasi ketika itu dengan ungkapan: ” adverstising was seen in those early years merely as a means of making broadcasting possible, not as a

source of a profit to station operators “ ( iklan dipandang pada tahun – tahun

awalnya sebagai cara untuk mempertahankan kelangsungan siaran, dan bukan sebagai sumber keuntungan bagi pengelola stasiun).

Terdapat barbagai pembatasan yang harus diikuti stasiun penyiaran dan pemasangan iklan pada tahun – tahun awal siaran iklan muncul di televise sebagai mana yang diatur dalam Code of Good Prantice yang dikeluarkan oleh National Asscciation of Broadcaster. Beberapa produk tertentu ketika itu tidak diperbolehkan disiarkan sebagai iklan karena dianggap terlalu pribadi, misalnya


(28)

19

produk kebersihan wanita, obat wasir, Salah satu batasan itu yakni tidak diperbolehkan mengiklankan produk yang dianggap bersifat pribadi, bahkan pasta gigi yang dianggap terlalu personal sehingga tidak pantas di iklankan. Tahun 1930-an, televise CBS pernah menolak juga menayankan iklan obat wasir.

Berbagai pembatasan terhadap penayangan iklan ternyata hanya berlangsung singkat. Semangat komersialisasi siaran meningkat, ketika pemasangan iklan mulai menggunakan nama – nama perusahaan sebagai nama

program siaran. Prusahaan Palmolive Company bahkan pernah mengubah nama –

nama artis penyanyi utamanya yang tampil dalam suatu program hiburan dengan nama lain yang mencerminkan produk perusahaan itu. Pengakuan pertama terhadap keberadaan siaran iklan dilontarkan pertama kali oleh Mark Wood, sebagai Presiden jaringan NBC, pada tahun 1946 yang menyatakan bahwa ada salah satu fungsi utama stasiun radio adalah menjual barang.

Saat ini, hampir seluruh jenis barang dan jasa dapat diiklankan dimedia televise dan radio, hanya produk rokok dan minuman keras yang dikenakan pembatasan untuk tampil pada siaran iklan. kedua produk itu oleh undang – undang (termasuk diIndonesia) dikenakan pembatasan. Produk minuman keras tidak boleh sama sekali ditampilkan dalam siaran iklan. Sementara iklan rokok atau bir tampil tanpa memperlihatkan orang yang sedang merokok atau orang yang sedang minum bir. Di AS terdapat perbedaan antara miniman keras dan minuman bir namun di Indonesia iklan bir dianggap sama dengan minuman keras.


(29)

20

Pembatasan jumlah waktu yang diperbolehkan untuk menayangkan iklan juga terus meningkat. Pada tahun 1952, durasi iklan yang ditayangkan pada saat prime time adalah enam menit namun saat ini boleh dikatakan tidak ada larangan yang membatasi penayangan iklan. ( Morissan, 2008 :212-215)

3. Element Penting Dalam Iklan Radio

Elemen penting dalam iklan radio yakni elemen yang menunjang keberhasilan suatu iklan radio. Tanpa adanya elemen tersebut, maka iklan seperti tidak mempunyai nyawa untuk mempromosikan produk atau jasa dan pesan dalam iklan itu tidak akan tersampaikan dengan baik. Maka dibutuhkan elemen – elemen penting agar iklan radio dapat mempromosikan barang atau jasa kepada pendengar. Elemen – elemen itu antara lain :

1. Suara manusia

Suara manusia baik suara pemeran percakapan (voice) maupun suara penyiar

(announcer), adalah elemen yang paling penting. Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar, baik sebagai suara utama, maupun menjadi penutup iklan dengan identifikasi produk. Dialog diperankan oleh orang-orang yang bisa memberi imajinasi seperti keadaan sesungguhnya.

2. Musik

Musik adalah elemen penting lainnya. Banyak iklan radio yang menampilkan musik instrumental saja, tetapi tidak sedikit yang berupa jingle.


(30)

21

Musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun lirik akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. Apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang menjadi pujaan publik. Musik juga dapat digunakan sebagai ilustrasi latar belakang di dalam dialog. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai ada suara yang bertabrakan.

3. Efek Suara

Efek suara dapat banyak membantu dalam pembuatan iklan radio. Efek suara ini bisa merupakan suara aneh yang dapt menarik perhatian pendengar, atau suara latar belakang yang memberi kesan hidup pada suatu percakapan. Suara ombak berdebur misalnya, bisa memberi imajinasi suatu percakapan yang berlangsung di pantai. Begitu juga suara-suara piring pecah, derit ban mobil, hingar bingar lalu lintas yang mengalami kemacetan, dan suara-suara lainnya.

4. Jenis – Jenis Iklan Radio

Di dalam iklan radio terdapat beberapa jenis iklan radio. Jenis – jenis iklan ini merupakan suatu pilihan pemasang iklan untuk memasangkan iklannya di instansi penyiaran tersebut. Pemasang iklan itu bisa memasangkan iklan pada jenis iklan adlip, spot iklan, sponsor program, dan business expose. Pengertian masing – masing jenis iklan tersebut adalah :


(31)

22 1. Iklan adlip

Iklan ini berupa script (naskah) yang dibacakan oleh penyiar. Script ini berisikan informasi tentang produk/jasa yang dipromosikan. Adlip biasanya dibacakan beberapa kali dalam satu hari selama periode waktu tertentu. Adlip kebanyakan digunakan untuk mempromosikan suatu kegiatan/acara, namun tidak jarang juga digunakan untuk mempromosikan produk/jasa karena biayanya yang sangat ringan.

2. Spot iklan

Iklan ini berbentuk narasi dan/atau dialog dengan backsound (suara latar) musik dan sound effect, berdurasi antara 30 - 60 detik, yang berisikan informasi mengenai produk/jasa yang dipromosikan, terutama mengenai kelebihan-kelebihan pada produk/jasa tersebut. Spot iklan ini biasanya ditayangkan pada media radio beberapa kali dalam satu hari selama periode waktu tertentu. Spot iklan merupakan bentuk iklan yang paling banyak digunakan dalam promosi melalui media radio.

3. Sponsor Program

Disini sebuah program (acara) radio didominasi oleh promosi produk/jasa tertentu. Pemasang iklan dapat memilih program radio yang paling diminati pendengar yang merupakan target pasar dari produk/jasa yang dipromosikan. Dominasi iklan pada acara tersebut dapat meliputi :


(32)

23

 Nama program memasukan unsur nama produk/jasa yang dipromosikan.

Misal "Classy Morning Sound with Telkom".

 Penyebutan nama sponsor oleh penyiar pada setiap pembukaan dan akhir

pembicaraan.

 Penayangan beberapa spot iklan produk/jasa yang dipromosikan selama acara.

 Quiz dengan hadiah dari pihak sponsor program.

 Radio expose (spot iklan yang mempromosikan sebuah program radio) yang memasukkan nama sponsor dan di tayangkan beberapa kali setiap hari.

Bentuk iklan ini sangat efektif karena didengarkan langsung oleh target produk/jasa yang dipromosikan. Selain itu brand image produk akan terangkat karena identik dengan program radio yang disponsori yang merupakan program favorit.

4. Business Expose

Bentuk promosi ini berupa sebuah program radio, berdurasi antara 30 - 60 menit, yang memang khusus didesain untuk mempromosikan produk/ jasa/ perusahaan tertentu. Program radio ini berisikan penjelasan detail tentang produk/ jasa/ perusaahaan yang disampaikan sendiri oleh pihak pemasang iklan dengan dipandu oleh penyiar. Biasanya program ini membuka kesempatan bagi pendengar untuk berdialog langsung (on air) dengan pembicara untuk


(33)

24

mendapatkan keterangan lebih rinci tentang hal tertentu produk/ jasa/ perusaahaan. dari Aspek promosi dari bentuk iklan meliputi :

 Nama program dipilih oleh pemasang iklan sesuai dengan produk/ jasa/ perusahaan yang dipromosikan. Misal "Jamsostek Hotline".

 Isi pembicaraan dalam program 100% tentang produk/ jasa/ perusahaan yang dipromosikan.

 Penyebutan nama sponsor oleh penyiar pada setiap pembukaan dan akhir

pembicaraan.

 Interaksi langsung dengan konsumen/calon konsumen.

 Penayangan beberapa spot iklan produk/ jasa/ perusahaan yang

dipromosikan selama program.

 Quiz dengan hadiah dari pihak sponsor program.

 Radio expose (spot iklan yang mempromosikan sebuah program radio) yang di tayangkan beberapa kali setiap hari.

Bentuk iklan ini sangat efektif karena didengarkan langsung oleh target produk/jasa yang dipromosikan dan pihak yang berpromosi dapat memberikan penjelasan yang sangat rinci.

Pemilihan bentuk iklan yang sesuai disarankan kepada pemasang iklan dengan memperhatikan budget yang dialokasikan oleh pemasang iklan.


(34)

25

5. Kelebihan Dan Kekurangan iklan Radio

Di dalam iklan radio sering kali terdapat kelebihan dan kekurangan khalayak maupun pengiklan itu sendiri. Kelebihan sebuah iklan radio merupakan hal atau factor yang menunjang suksesnya iklan radio tersebut. Sehingga pemasang iklan masih mempercayai iklan radio sebagai partner untuk mempromosikan barang maupun jasa yang akan diiklankan. Kelebihan iklan radio adalah sebagai berikut:

 Mencapai khalayak yang tersegmentasi. Yaitu suatu program radio yang sangat bervariasi memungkinkan para pengiklan untuk memilih format – format dan stasiun – stasiun khusus agar sesuai dengan komposisi khalayak sasaran dan strategi pesan kreatif mereka.

 Mencapai calon pelanggan pada tingkat perorangan dan akrab. Para pedagang dan penyiar radio setempat kadang – kadang ada yang sangat menawan dan meyakinkan. Pesan – pesan mereka muncul seolah – olah mereka berbicara kepada khalayak secara pribadi.

 Ekonomi. Merupakan manfaat ketiga dari periklanan melalui

radio.berdasarkan CMP khalayak sasaran periklanan radio jauh lebih murah dari pada media massa lainnya.Selama seperempat abad yang lalu biaya perseribu periklanan melalui radio hanya meningkat sedikit dipandingkan media periklanan lainnya.


(35)

26

 Tenggang waktu yang pendek mentransfer cerita dari televise kepribadian

local. Tenggang waktu yang singkat merupakan manfaat relative lainya dari periklanan radio. karena biaya produksi periklanan melalui radio sangat murah dan jadwal tenggang waktunya sangat pendek/singkat, perubahan materi iklan dapat dilakukan dengan cepat untuk memanfaatkan perkembangan penting dan perubahan yang terjadi di pasar. Misalnya perubahan cuaca yang tiba - tiba dapat merupakan kesempatan untuk mengiklankan produk - produk yang berhubungan dngan cuaca.sebuah radio spot dapat disiapkan secepatnya untuk mengakomodasi kebutuhan suatu keadaan. (Shimp, 2003 : 527-528)

Selain kelebihan iklan radio, ada pula keterbatasan atau kelemahan yang dimiliki iklan radio. keterbatasan tersebut bisa juga menjadi hal pertimbangan bagi [emasang iklan untuk memasangkan iklannya diradio. keterbatasan atau kekurangan itu antara lain :

 Clutter ( ketidakberaturan ). Clutter (ketidakberaturan) radio dengan persaingan iklan lain dan bentuk – bentuk gangguan dalam modulasi, obrolan, dan gangguan lainnya. Para pendengar radio sering kali beralih stasiun, khususnya saat mendengarkan radio mobil mereka, untuk menghindari iklan.

 Tidak dapat menggunakan visualisasi. Tetapi para pengiklan di radio berusaha mengatasi keterbatasan media visual dengan menggunakan efek suara den memilih kata-kata konkrit untuk membangkitkan citra di


(36)

27

pemikiran pendeengar. Penting untuk dicatat bahwa banyak kampanye periklanan menggunakan radio hanya sebagai pelengkap dari media lainnya dan bukan sebgai media yang berdiri sendiri. Hal ini mengurangi tugas radio untuk menciptakan cira visual tetapi untuk mengaktifkan kembali citra yang sudah tercipta melalui televise atau majalah.

 Perpecahan ( fraksionalisasi ) khalayak. Di satu pihak selektivitas merupakan manfaat utama dari periklanan radio, tetapi di pihak lain, pengiklan tidak dapat menjangkau berbagai khalayak karena masing - masing stasuin radio dan programnya mempunyai perangkat demografis dan perhatian khalayak yang unik

 Kesulitan membeli waktu radio. masalah ini sangat penting pada

pengiklan nasional yang ingin menempatkan iklannya di pasar yang berlainan di seluruh Negara. Hampir 10.000 stasiun radio komersial yang beroprasi di Amerika Serikat, pembelian waktu dipersulit oleh struktur harga yang tidak terstandarisasi yang meliputi sejumlah kombinasi dari harga tetap diskon. (Shimp, 2003 : 529)


(37)

28

BAB III

DISKRIPSI LEMBAGA INSTANSI

A. Sejarah Berdirinya RSPD Sukoharjo

Pada tahun 1968 RSPD lahir dan mempunyai nama Radio Pemerintahan Daerah (RPD) Dati II Sukoharjo. RSPD lahir di Sukoharjo adalah sebuah hasil dari kebijakan pemerintah pusat untuk mengantisipasi radio gelap khususnya yag mendukung gerakan organisasi PKI. Hal ini disebabkan kekhawatiran pemerintah akan pesan yang diudarakan radio yang isinya mendatangkan dampak buruk bagi masyarakat Sukoharjo.

Tidak ada yang melatar belakangi nama RPD berubah namanya menjadi RSPD hanya sebuah penyempurnaan ejaan RSPD pertama mengudara dengan pemancar YDAE 13 melalui ijin Pangkopkamtibda Jateng selaku Koordinator Broadcast se-Jateng dan DIY. Tidak diketahui arti dari YDAE 13 karena surat ijin tersebut tidak diketahui keberadaannya dan tidak diketahui siapa yang menyimpannya. Administrasi keorganisasian RSPD yang menyebabkan hal ini terjadi. Struktur organisasi tidak hanya ada pembagian tugas sebagai penanggung jawab teknis, penanggung jawab siaran, pelaksana teknis, dan pelaksana siaran.


(38)

29

Yang mengelola RSPD berasal dari kalangan birokrasi Pemda Sukoharjo dan PLN Cabang Sukoharjo yang berjumlah 6 orang. Mereka tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang sejalur dengan keradioan dan mreka tidak dibayar, namun mereka mampu menyiarkan beberapa program hiburan dan informasi pada masyarakat.

Keberadaan RSPD dikuatkan dengan Nomor 0009/Laksus/1970 di tahun 1970. Pengelola RSPD semakin meningkatkan program siarannya dan mampu berhasil mengulpulkan uang dari penjualan kartu pilihan pendengar untuk melengkapi perangkat keras memperbaiki sarana siaran yang sebelumnya RSPD merupakan rakitan sendiri dan bantuan suka rela.

RSPD mengalami kemunduran pada tahun 1971 karena para pengelola juga

mempunyai kesibukan sendiri – sendiri yaitu sebagai pegawai pemda dan PLN. Walaupun

RSPD mengalami kemunduran, tapi keberadaannya tetap dipertahankan sesuai perintah lisan Bupati Sukoharjo. Pada kenyataannya Indonesia memerlukan sebuah komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Siaran RSPD Sukoharjo mengudara terus hingga pada tahun 1990 keluar Surat Mendagri nomor 482/1918/SI tanggal 1 Juli 1990.

Penyempurnaan pengaturan tentang RSPD diperjelas dengan diterbitkannya lembaran Daerah Nomor 10 Tahun 1993 Seri D 7 Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo Nomor 7 Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekertariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo pasal 28 ayat 2.

Di tahun yang sama peraturan itu diperbaiki dengan Lembaran Daerah Nomor 22 tahun 1993 Seri D Nomor 14 Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo Nomor 17 Tahun 1993 pasal 26b, 27, dan 28.


(39)

30

Studio RSPD masih berpindah – pindah karena belum mempunyai lahan yang tepat dan saat itu bersamaan dengan penyempurnaan pengaturan kerja. Pada tahun 1995 dengan keluarnya SK Bupati Dati II Sukoharjo Nomor 188.4-060/04/II/1995 tentang Pedoman Uraian Tugas Sub Bagian Sekertariat Wilayah/Daerah dan Sekertariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dati II Sukoharjo maka RSPD mempunyai studio permanen di Jln. Veteran No. 2 Sukoharjo. Posisi studio ini tepat di jantung kota Sukoharjo.


(40)

31

B. Struktur Organisasi RSPD Sukoharjo

Struktur organisasi dalam RSPD dapat digambarkan sebagai berikut :

BAGAN ORGANISASI UTPD RSPD PADA DINAS PERHUBUNGAN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO

Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Drs. Rusmanto, MH

Kepala UPTD RSPD Agus Joko Marwanto, SH

Kasubag TU UPTD RSPD Sartono, Ssos

Kelompok jabatan funsional / staf

1. Putut Hanggara 6. Dyah Astuti 11. Wiyono 16. Sutiman 2. Dewi Erlinawati 7. Suwandi 12. Topo

3. Kaswadi 8. Dyah kusumaningrum 13. Sumadi 4. Dewo M 9. Anin 14. Dwi 5. Hanik Handayani 10. Surya 15. Defi


(41)

32

C. Deskripsi Lokasi RSPD Sukoharjo

RSPD terdapat di wilayah Sukoharjo yang mempunyai luas sekitar 466,66 km2. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten terkecil nomor dua setelah kabupaten Kudus yang sama – sama bertempat di provinsi Jawa Tengah. Batas wilayah timur berbatasan dengan kabupaten Karanganyar, di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Boyolali dan Klaten, di sebelah utara berbatasan dengan Surakarta dan kabupaten Karanganyar, kemudian yang terakhir sebelah selatan berbatasan dengan Wonogiri dan Gunung Kidul.

Letak RSPD berada di Jantung Kota Sukoharjo yaitu di jln. Veteran no. 1 Sukoharjo. RSPD sendiri mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang informasi, pendiddikan, dan budaya. RSPD memfokuskan siarannya pada pada masyarakat desa yang menjadi pemberdaya transfer ilmu pengetahuan dan sosialisasi program – program pemerintah. Unsur tersebut mendukung otomoni daerah yang dimulai tanggal 1 januari 2001, sehingga pemerintah dan rakyat harus membutuhkan kerja yang kooperatif.


(42)

33

D. Deskripsi Program RSPD Sukoharjo

Program dalam sebuah instansi penyiaran adalah ujung tombak siaran. Didalam program tersebut terdapat informasi atau pesan – pesan yang dikomunikasikan untuk masyarakat, selain itu di dalam program tersebut terdapat interaksi antara penyiar dan pendengar atau komunikasi dan komunikan. Berikut tabel susunan acara RSPD Sukoharjo

Tabel 1. Susunan Program Acara RSPD Sukoharjo

No Jam Siar Program Muatan On/ Off Air

1 05.00-05.30 Penyejuk Iman Pengajian

2 05.30-06.30 Sedut Senut

(Semarak dangdut semakin yahut)

Dangdut On Air

3 06.30-07.30 Berita RRI

4 07.30-09.00 Intips

(Info dan Tips)

Pop Slow Intips

(Info dan Tips)

5 09.00-10.00 Campursari ”Gandem” Campursari On Air

6 10.00-11.00 Lelasari

(Lelang Lagu Campur Sari)

Campursari On Air

7 11.00-12.00 Jagat Joget Dangdut On Air


(43)

34

9 13.00-13.20 Berita RRI

10 13.20-14.00 Terminal Keroncong Lagu

Keroncong

On Air

11 14.00-16.00 Ngaso

(Nglaras Suko – Suko)

Lagu Campursari

On Air

12 16.00-16.15 Info Daerah

13 16.15-17.00 Persada 100% Indo Pop Gress On Air/ Tips

14 17.00-17.15 Berita RRI

15 17.15-18.00 Persada 100% Indo Pop Gress On Air

16 18.00-19.00 Top Request Lagu Pop On Air

17 19.00-19.30 Berita RRI

18 19.30-21.00

TKP

(Top Koesplusan) Lagu

Koesplus

On Air

19 21.00-22.00 PAKET

20 22.00-24.00 Juwita Malam Oldies On Air


(44)

35 Tabel 2. Susunan Acara Paket RSPD Sukoharjo

No Hari Acara

1 Senin Wayang

2 Selasa Didi Kempot Mania

3 Rabu Campursari

4 Kamis Wayang

5 Jumat Pop Indo

6 Sabtu KB (Karaoke Bersama)

7 Minggu Setangkai

Sumber : Data Media Company Profile RSPD Sukoharjo

Setiap tahunnya RSPD mendapat anggaran subsidi dari APBD. Krisis tidak merubah dana rata – rata di setiap tahunnya. Selain anggaran tersebut RSPD Sukoharjo juga mencari sumber dana lain melalui iklan masyarakat dan iklan komersial. Sistem pendanaan RSPD meliputi seluruh program siaran, sehingga pendanaan tidak ada cost produksi untuk setiap programnya. Sehingga RSPD mendapatkan dana yang cukup besar untuk perbedaan pemancar baru di tahun anggaran 2000. Pemberian dana yang cukup besar dari APBD ini dalam rangka otonomi daerah 1 Januari 2001 dengan harapan siaran RSPD Sukoharjo akan lebih baik lagi.


(45)

36

E. Profil Radio RSPD Sukoharjo

Radio Top adalah radio broadcast di kabupaten Sukoharjo yang muncul dengan dua frekuensi, yakni pada jalur AM 1377 Khz dan FM 105,9 Mhz. Sesuai perkembangan teknologi sekarang ini meliputi audio broadcast digital dengan unit komputer, radio Top berupaya untuk meningkatkan kualitas siarannya. Kini terbukti eksistensi radio Top di wilayah kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya semakin akrab dengan pendengar. Radio Top senantiasa menjadikan masyarakaat Sukoharjo tetap makmur dan damai.

1. Data RSPD Sukoharjo

Untuk menunjang kesuksesan dalam melaksanakan program siaran, RSPD

harus mempunyai data – data sebagai jati diri sebuah stasuin radio. Data – data tersebut antara lain :

Tabel 3. Data Media RSPD Sukoharjo

1 Nama Badan Usaha KOP Angkasa Makmur

2 Frekuensi 105,9 FM dan 1377 AM

3 Call Station Radio Top AM FM

4 positioning Topnya Radio Sukoharjo

5 Alamat Jln. Veteran no.1 Sukoharjo

6 Phone (0271) 593476 – 591475

7 Direktur Drs. Rusmanto MH


(46)

37

9 Program Director Dewo M

10 Marketing Manager Hanik Handayani

Sumber : Data Media Company Profile RSPD Sukoharjo

Tabel 4. Data Teknik RSPD Sukoharjo

1 Daya Pemancar Maksimal yang Diijinkan Pemerintah

2 Sistem Antena Antena FM RUR / OMB

3 Pesawat Pemancar RVR- VJ 1000 NP

4 Perangkat Audio Teac, Sony, Yamaha, Behringer

5 Peralatan Produksi Teac, Sony, Mackie

6 Daerah Jangkauan Eks Karisidenan Surakarta

7 Jarak Jangkauan AM 70 km dan FM 60 km

8 Sistem Antena Vertikal Empat Persegi


(47)

38

2. Station Format RSPD Sukoharjo

Station format merupakan rincian format siaran dalam sebuah lembaga penyiaran dan station format terdiri dari konsep siaran, format lagu dan terget pendengar.

Tabel 5. Konsep siaran RSPD Sukoharjo

1 Berita / informasi 25%

2 Musik / hiburan 75%

Sumber : Data Media Company Profile RSPD Sukoharjo

Berita / informasi yang disajikan RSPD lebih sedikit dari musik / hiburan. Informasi yang di siarkan biasanya mengambil dari informasi di internet, dan biasanya informasi di siarkan disela- sela siaran musik atau ada juga informasi di berikan tempat khusus di program siaran Intips yang dikhususkan menyiarkan informasi dan tips kepada pendengar.

Kemudian musik/hiburan yang mempunyai prosentase 75% terdiri dari lagu- lagu yang juga mempunyai prosentase dalam komposisi format lagu.


(48)

39 Tabel 6. Format Lagu RSPD Sukoharjo

1 Musik Pop 35%

2 Musik Campursari 40%

3 Musik Dangdut 10%

4 Musik oldest indo/Manca 10%

5 Musik Keroncong 5%

Sumber : Data Media Company Profile RSPD Sukoharjo

RSPD mempunyai Stasus Sosial Ekonomi yakni masyarakat menengah kebawah, yang bertempat tinggal di pedesaan.

3. Iklan RSPD Sukoharjo

Sebuah radio dapat hidup karena iklan. Meskipun RSPD sudah dibiayai APBD, tapi RSPD juga mencari penghasilan lain yakni memproduksi dan memutarkan iklan. Iklan RSPD mempunyai tarif dalam pemasangan iklan.

1. Untuk iklan spot dengan durasi 30 detik tarif sekali siar sebesar Rp 15.000,- , dan iklan spot dengan durasi 60 detik atau 1 menit dalam sekali siar mempunyai tarif Rp 20.000,-


(49)

40

2. Untuk iklan adlips dengan durasi maksimal 60 detik atau 1 menit dikenai tarif Rp 15.000,-

3. Untuk iklan time signal dengan durasi maksimal 30 detik mempunyai tarif Rp 50.000,-

4. Untuk iklan sponsor program dengan durasi 30 menit mempunyai biaya Rp 1.500.000,- dan untuk durasi 60 menit atau 1 jam tarif yang harus dibayar sebesar Rp 2.500.000,-

5. Untuk iklan Talk show dengan durasi 60 menit atau 1 jam mempunyai tarif Rp 500.000,-

6. Untuk iklan wayang kulit dengan durasi 60 detik atau 1 menit biaya yang harus dibayar Rp 25.000,-

7. Untuk iklan life report dengan durasi 5 menit mempunyai tarif Rp 200.000,-

Iklan – iklan tersebut diatas mempunyai ketentuan sebagai berikut: 1. harga belum termasuk PPN 10%

2. Paket khusus dapat diselenggarakan permintaan


(50)

41

Iklan didominasi iklan lokal, namun ada beberapa juga iklan nasional. Iklan lokal sebagai alternatif dilakukan tidak semata – mata menunggu bola, tetapi saat menjemput bola RSPD harus mempunyai bekal cukup sebagai unggulan dan kelebihan produk yang dijual.


(51)

42

BAB IV

PRODUKSI IKLAN

A. PROSES KERJA PRODUKSI IKLAN

Iklan merupakan nyawa dalam suatu instansi penyiaran. Radio merupakan salah satu instansi penyiaran selain televisi. Maka iklan di radio juga dibutuhkan untuk mencukupi penghasilan dalam instansi tersebut. Iklan yang disiarkan di radio ada yang sudah jadi sehingga radio hanya bertugas menyiarkan iklan tersebut. Ada juga iklan yang di produksi dari radio tersebut sesuai permintaan pengiklan. Pengiklan tinggal menyebutkan iklan yang akan di buatkan oleh radio, dan menyebutkan hal – hal yang perlu di iklankan kemudian membayar tarif yang sudah di tentukan pihak radio tersebut.

Ada beberapa langkah yang harus di tempuh dalam memproduksi iklan oleh editor yakni:


(52)

43

BAGAN PROSES PRODUKSI IKLAN RADIO

PENENTUAN IDE

Merupakan langkah awal sebuah produksi iklan dan termasuk dalam proses kreatif dimana ide yang kreatif dan dapat menarik pembeli untuk

membeli produk dan jasa yang ditawarkan muncul dan ditulis dalam script untuk menjadi pedoman pada saat proses selanjutnya.

PENGAMBILAN SUARA ( TAKE VOICE )

Merupakan sebuah proses pengambilan suara manusia dengan cara merekam dengan alat-alat siaran dan cool edit pro 2.0 untuk mendapatkan suara manusia yang sesuai script yang telah dibuat dan

berperan didalam iklan yang akan diproduksi.

PROSES EDITING

Merupakan sebuah proses penyisipan, koreksi, modifikasi dan menghapus data yang berupa suara di dalam proses produksi iklan.

Proses editing terdiri dari:

1. Penentuan Rundown iklan 3. Proses Mixing


(53)

44

PENENTUAN RUNDOWN IKLAN

Merupakan proses menentukan urut – urutan tahap yang akan dilakukan agar menghasilkan sebuah iklan yang diinginkan.

PEMILIHAN VOICE (SUARA)

Merupakan sebuah proses dimana editor memilih dan mengambil suara yang bagus untuk digunakan sebagai suara iklan dari stok suara yang

telah disediakan pada proses pengambilan suara.

PROSES MIXING

Merupakan proses mencampurkan suara manusia dengan efek suara dan

backsound agar tercipta imajinasi didalam iklan tersebut.

PROSES EVALUASI

Merupakan proses menyeleksi dan mengevaluasi iklan yang telah diproduksi agar dapat menghasilkan iklan yang halus atau balance dan


(54)

45

1. Penentuan Ide

Penentuan ide merupakan tahap paling awal dalam memproduksi iklan karena dari sinilah ide – ide kreatif muncul dan di tuangkan dalam sebuah iklan yang akan di produksi. Ide bisa di dapat dari kehidupan sehari – hari. Seperti misalnya saja orang yang sedang di dalam mobil kemudian mengobrol tentang produk yang diiklankan, atau hanya kata – kata yang bersifat mengajak pendengar untuk menggunakan produk atau mengikuti acara yang diiklankan tersebut, seperti misalnya iklan ajakan untuk mengikuti sebuah acara lomba

mewarnai untuk anak – anak dalam memperingati HARDIKNAS, contoh : ” teman –

teman, ikutan lomba mewarnai yuk ...”.

Ide – ide yang tertuang dalam iklan produk harus sesuai dengan norma – norma yang ada di masyarakat. Jangan memakai kata – kata yang menjurus ke hal – hal yang negatif. Karena iklan didengarkan oleh semua kalangan dan semua umur, jadi apabila menggunakan kata – kata tersebut sama artinya dengan mengajarkan masyarakat tentang hal tersebut selain mengiklankan produk itu. Seperti iklan jamu untuk keperkasaan pria. Sebaiknya memakai kata – kata yang maknanya hampir sama dengan maksud iklan tersebut. Contohnya seperti seorang pria yang lesu lalu kewarung berkeluh kesah pada pemilik warung kemudian di beri produk jamu tersebut, setelah meminum jamu itu pria tersebut bisa bersemangat bekerja kembali sampai malam hari dan di tegur oleh temannya untuk beristirahat, tapi pria itu tetap bekerja. seperti inilah yang dimaksudkan penulis iklan yang tidak menjurus ke hal – hal negatif yang sudah disebutkan diatas.

Tak lupa ide yang akan ditulis disisipkan kata – kata humor yang menarik didengar dan

sesuai dengan iklan tersebut. Seperti contohnya iklan motor ”... makanya motormu dijual


(55)

46

selembar kertas lengkap dengan efek suara yang akan digunakan nanti pada saat proses editing. Kemudian langkah selanjutnya yaitu memasuki proses pengambilan suara.

2. Pengambilan Suara (Take Voice)

Setelah proses penentuan ide dilakukan, dan rincian apa saja yang harus dikatakan, dan efek apa saja yang diperlukan, maka dibutuhkan suara manusia yang pas untuk memerankan adegan yang telah dituliskan dalam proses penentuan ide sebelumnya. Setelah mendapatkan suara manusia yang dirasa cocok, dimulailah proses pengambilan suara atau

take voice yaitu merekam suara talent sesuai dengan script yang sudah ditulis. Agar hasil iklan yang di dapat memuaskan, maka proses pengambilan suara dilakukan berulang – ulang sehingga editor dapat dengan mudahnya memilih suara dari stok suara yang telah tersedia. Di dalam pengambilan suara terdapat intonasi bicara seperti sedang berbicara sehari – hari. Namun tidak jarang talent belum bisa berbicara luwes seperti berbicara sehari

– hari, jadi suara yang dihasilkan terkesan seperti sedang membaca script, apabila terjadi hal seperti ini, di dalam pembacaan script, intonasi talent tidak harus sesuai dengan script yang sedang dibacanya, namun talent boleh mengimprovisasi intonasi sesuai kemampuan talent meskipun begitu, talent juga di haruskan berbicara tidak seperti sedang membaca script.

Pengambilan suara dapat dilakukan satu atau beberapa talent tergantung ide yang telah dituliskan dalam script. Apabila dalam script ada peran seseorang yang berteriak di kejauhan, maka talent yang bersangkutan melakukan teriakan dengan jarak talent dengan microphone cukup jauh sehingga mendapatkan kesan alami seseorang itu berteriak di kejauhan. Seperti misalkan saja iklan lalu lintas dengan disisipi humor yang bercerita dua orang berboncengan ngebut dijalan kemudian mereka kena tilang polisi, lalu salah satu


(56)

47

temannya turun dijalan saat akan mendatangi polisi yang menilangnya. Di jalan, seorang yang turun dari motor tersebut meneriaki temannya katanya,” woooy…. Aku turun sini

aja…. “ situasi ini menggambarkan orang tersebut meninggalkan temannya dengan cara

memaksa temannya menurunkannya dijalan agar tidak terlibat urusan dengan polisi. Dan pada saat pengambilan suara talent yang memerankan seorang yang turun dijalan, mengambil jarak antara dirinya dengan microphone. Setelah proses pengambilan suara (

take voice ) dan stok suara telah banyak, maka langkah selanjutnya yaitu proses editing.

3. Proses Editing

Proses editing merupakan sebuah proses untuk penyisipan, koreksi, modifikasi bahkan menghapus data yang ada. Proses editing sangat penting dalam produksi iklan sebab di dalam proses editinglah iklan menjadi lebih hidup seperti pemberian efek – efek suara yang menyerupai kejadian aslinya. Sehingga pendengar dapat dengan mudah menangkap maksud dan tujuan iklan dengan editing. Proses ini dikerjakan menggunakan software cool editpro 2.0 yang biasa digunakan untuk melakukan proses editing suara (

editing voice ).

Proses ini dilakukan setelah mendapatkan stok suara yang telah diambil dalam proses pengambilan suara ( take voice ) sebelumnya. Suara yang telah di dapatkan bisa diberi efek agar dapat berubah seperti menjadi suara anak kecil atau sebaliknya menjadi besar seperti suara laki – laki dewasa. Di dalam proses editing terdiri dari penentuan rundown iklan, pemilihan voice, proses mixing, dan proses evaluasi.


(57)

48

1. Penentuan Rundown Iklan

Dalam proses editing sebelum memulainya diperlukan urutan tahap yang akan dilakukan agar menghasilkan sebuah iklan yang diinginkan. Yakni pemilihan suara (

voice ), lalu dilanjutkan dengan proses mixing atau mencampurkan suara yang telah dipilih dengan efek suara yang diperlukan agar dapat terdengar lebih menarik dan drama yang ada dalam iklan tersebut dapat terdengar lebih hidup, kemudian setelah proses mixing masuk ke proses evaluasi yakni suatu proses mengevaluasi atau mencari mana yang perlu di perbaiki sebelum iklan tersebut di serahkan pada marketing untuk di siarkan. Setelah menentukan apa saja yang akan dilakukan untuk mengedit sebuah iklan agar menjadi bagus seperti yang diinginkan, kemudian mulai masuk ke proses pemilihan suara ( voice ).

2. Pemilihan Voice

Proses pemilihan voice merupakan sebuah proses dimana editor memilih dan mengambil suara dari stok suara yang telah disediakan pada proses sebelumnya yaitu pada proses pengambilan suara. Proses ini harus lebih teliti memilih suara yang akan digunakan dan sesuai dengan yang dimaksudkan dalam script. Percakapan – percakapan yang telah direkam, dipilih satu per satu dan tak jarang editor mencampur suara yang hampir seperti yang diinginkan editor dan menutupi kekurangan suara itu dengan bagian suara yang lain yang bisa menutupi suara yang hampir seperti yang diinginkan itu. Seperti misalnya saja sebuah suara dengan intonasi di awalnya sudah baik, tapi intonasi suara di belakangnya buruk, jadi editor mencari suara yang mempunyai intonasi di belakangnya baik dan mengganti suara di belakang yang buruk dengan yang baik sehingga dapat melahirkan suara yang diinginkan editor dan pas untuk diambil menjadi suara percakapan di iklan. Suara yang diambil mulai dari suara percakapan pertama hingga yang terakhir dan


(58)

49

juga suara narator sebuah iklan tersebut. Suara – suara manusia yang telah didapat kemudian diambil untuk di mix atau dicampur dengan efek – efek suara atau musik dalam proses mixing.

3. Proses Mixing

Proses mixing adalah proses mencampurkan suara manusia dengan efek suara agar menciptakan situasi yang alami seperti di kehidupan sehari – hari atau bisa juga menambahkan musik atau backsound untuk sebuah percakapan atau kata ajakan dalam iklan tersebut.

Efek suara dapat berupa suara pintu, suara ayam, suara jangkrik yang menggambarkan situasi pada saat itu, atau bisa jugu menambahkan efek suara yang menggambarkan keadaan seorang yang sedang bercakap – cakap kemudian ia bingung.

Misalnya saja suara ”toooing” untuk menggambarkan orang tersebut sedang bingung atau

efek suara batuk yang menggambarkan orang itu sedang sakit, dan sebagainya. Kemudian musik yang digunakan juga harus sesuai tema yang diangkat pada iklan tersebut seperti misalnya saja lagu – lagu cinta untuk tema yang sedang diangkat yaitu dua orang yang sedang berpacaran, atau lagu yang bertemakan pemilu untuk iklan layanan masyarakat yang bermaksud mengajak pendengar untuk mau ikut berpartisipasi dalam pemilu, dan sebagainya. Dalam proses mixing ini suara – suara manusia di tata dan diurutkan sesuai script, kemudian disisipi efek suara atau musik ( backsound ) diantara suara manusia namun efek suara atau musik ( backsound ) tidak boleh lebih keras suaranya atau tidak boleh menutupi suara manusia karena suara manusia yang membawa pesan iklan pada pendengar. Suara manusia harus lebih dominan daripada efek suara atau musik ( backsound ). Setelah meletakkan efek suara atau musik ( backsound ), dan sudah menata bagian – bagian antara


(59)

50

suara manusia dan efek suara atau musik ( backsound ) tersebut kemudian me-mixdown

suara yang sudah ditata, setelah menata suara manusia dengan efek suara dan musik maka masuklah pada proses selanjutnya yaitu peroses evaluasi.

4. Proses Evaluasi

Proses evaluasi merupakan proses akhir dalam editing. Karena semua suara baik suara manusia maupun efek suara atau musik sudah tercampur dan menjadi satu, tinggal mengevaluasi mana yang sudah pas dan mana yang belum pas agar dapat layak untuk disiarkan. Proses evaluasi membutuhkan ketelitian dalam mendengarkan iklan yang telah dibuat. Editor perlu mendengarkan iklan tersebut berulang – ulang agar iklan yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkannya. Apabila pada saat evaluasi menemukan musik yang terlalu keras sehingga suara manusia tidak begitu terdengar, maka editor perlu mengulangi pekerjaan di proses mixing kembali dan mengurangi volume musik atau efek suara yang menutupi suara manusia tadi. Namun apabila masih terdengar kurang pas atau ada yang kurang mungkin volume musik atau efek suaranya masih terlalu besar atau terlalu kecil volume suaranya, maka editor harus menambah atau mengurangi volume suara sampai editor merasa suara yang dihasilkan sudah balance atau sudah pas. Bila merasa sudah pas antara suara manusia dan efek suaranya atau sudah enak untuk didengar, maka me-mixdown kembali iklan tersebut dan mengevaluasinya kembali. Masalah yang ada pada saat mengevaluasi tidak hanya masalah volume suara saja, mungkin bisa saja terjadi jarak antara suara manusia dengan efek suara terlalu dekat atau terlalu jauh sehingga suara yang di hasilkan kurang memberi imajinasi dan kurang memberi suatu greget atau suasana yang diberikan orang dalam iklan tersebut kurang tercipta dalam iklan tersebut.


(60)

51

Seperti misalnya celetukan orang dan diberi efek suara lucu, tetapi efek suara tersebut sedikit meleset jauh dari suara manusia atau terlalu dekat dengan suara manusia, maka suasana lucu yang diharapkan kurang membawa kelucuannya dan kurang enak didengarkan. Bila iklan yang dibuat sudah layak untuk disiarkan, maka tugas editor telah selesai,kemudian menyerahkan pada marketing.

4. Penyerahan Iklan Pada Marketing

Sekarang adalah tugas seorang marketing yang bertanggung jawab menyiarkan iklan tersebut. Iklan yang sudah jadi dan berbentuk file, disimpan didalam dalam komputer dan marketing mencatatnya di dalam logsheet iklan, kemudian memberitahukan pada pemasang iklan bahwa iklan yang di pesan sudah bisa disiarkan. Karena sebelum iklan tersebut di buat, marketing menawarkan program siaran apa saja yang akan di pasangi iklan tersebut pada pemasang iklan, kemudian pemasang iklan tersebut memilih program siaran itu dan memilih pada jam berapa saja iklan itu diputarkan, lalu pemasang iklan itu membayar tarif iklan tersebut. iklan yang sudah jadi tadi diumumkan pada para penyiar agar memutarkan iklan tersebut pada program siaran yang sudah di pesan oleh pemasang iklan, dan log sheet yang telah di tulis marketing tadi, diberikan pada penyiar sehingga penyiar bisa memutarkan iklan tersebut pada jam – jam yang sudah dipesan oleh pemasang iklan.


(61)

52

B. Peran Dan Tanggung Jawab Editor

Editor merupakan orang yang diberi tanggung jawab mengedit, mengolah, dan menjadikan sebuah iklan, jinggel, dan insert. Peran editor dalam sebuah instansi penyiaran sangat penting karena tanpa adanya editor, maka sebuah instansi penyiaran tersebut tak bisa memproduksi iklan yang menarik, jinggel yang bagus, dan insert yang baik. Terutama pada iklan radio, peran editor sangat besar karena ia yang menciptakan suatu iklan dari rekaman suara manusia yang biasa dan dipadu padankan dengan musik dan di berikan sentuhan efek suara maka dapat melahirkan suatu iklan yang dapat menjual dan semakin bagus iklan yang di produksi dan semakin bisa menarik pendengarnya, maka semakin banyak pemasang iklan yang tertarik memasangkan iklannya di stasiun radio tersebut dan semakin banyak iklan yang di pasang, semakin banyak pula pemasukan yang di peroleh, dan instansi tersebut akan semakin maju. Karena iklan merupakan sebuah nyawa untuk instansi penyiaran. Semakin sedikit iklan yang masuk, maka semakin sedikit pula pemasukan pada instansi tersebut sehingga peran editor sangatlah besar dalam memproduksi sebuah iklan yang menjadi sumber hidupnya instansi tersebut.

Tanggung jawab editor juga besar karena editor bertanggung jawab atas layak atau tidaknya suatu iklan untuk disiarkan. Pemilihan musik dan efek suara sangat menentukan delam pembentukan imajinasi pendengar agar pendengar bisa ikut larut dalam imajinasi yang di bentuk.

Apabila editor kurang membentuk imajinasi pendengar, maka iklan tersebut juga kurang menarik didengarkan dan kurang bisa menjual produk yang di tawarkannya. Selain itu juga editor harus memperhatikan norma – norma di masyarakat agar tidak terbangun suatu imajinasi yang negatif dalam iklan yang diproduksinya. Seperti contohnya dalam


(62)

53

pembuatan iklan disisipi kata kasar, dan itu seharusnya di sensor dengan nada sensor agar kata – kata tersebut tidak di contoh oleh pendengarnya yang terdiri dari semua usia. Apabila hal tersebut terjadi, maka instansi yang menyiarkan iklan tersebut akan turun citranya di mata pendengarnya. Jadi tanggung jawab editor juag besar dalam hal tersebut.

C. Kendala Editor

Dalam pembuatan iklan, editor juga terkadang mendapatkan kendala yang bisa menghambat kelancaran memproduksi sebuah iklan menjadi iklan yang menjual. Terkadang dalam proses editing, editor kekurangan stok suara manusia dan tidak bisa memilih suara yang diinginkannya, maka editor mau tidak mau harus memanggil talent dan mengulangi proses perekaman suara lagi sampai mendapatkan suara yang diinginkannya, kemudian bisa juga masalah teknis atau komputer yang digunakan untuk mengedit mati karena mati lampu. Itu juga bisa menjadi faktor kendala editor karena pada saat itu editor belum selesai dalam proses editing dan file – file yang digunakan belum tersimpan dan editor mau tidak mau mengulangi pekerjaanya dari awal.

Faktor kesehatan editor juga mempengaruhi keberhasilan sebuah iklan, karena pada proses editing harus menggunakan ketelitian, konsentrasi dan kecermatan dalam menyusun dan membangun imajinasi dalam iklan. Faktor lain yang menjadi kendala editor ialah kurangnya pengetahuan dan pengalaman seorang editor tersebut untuk memproduksi iklan yang halus suaranya, dan enak sekali di dengar. Pengalaman dan pengetahuan editing bagi seorang editor sangat diperlukan karena harus bisa menguasai cara mengedit yang benar dan mengerti cara penggunaan cool editpro 2.0, bila tak mengerti dan tak menguasai cara penggunaanya, maka hasil iklan yang di dapat kurang memuaskan.


(63)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari laporan Tugas Akhir Kuliah Kerja media di RSPD Sukoharjo ialah :

 Radio merupakan sebuah sarana komunikasi yang bersifat auditif, dan dapat menjadi sebuah sarana yang dapat membantu perusahaan produk dan jasa untuk menawarkan dan menarik pembelinya.

 Dibutuhkan sebuah kesabaran dan kreatifitas untuk dapat memproduksi iklan yang dapat menarik pendengarnya.

 Proses produksi iklan memerlukan berbagai tahapan yang harus dijalani yakni penentuan ide dan pengambilan suara yang termasuk dalam proses kreatif, kemudian pada proses editing terdiri dari penentuan rundown iklan, pemilihan voice, proses mixing dan proses evaluasi, kemudian iklan tersebut diberikan kepada marketing untuk disiarkan.

 Didalam proses editing yang menggunakan cool editpro 2.0, harus minimal menguasai cara – cara mixing, pemotongan suara, dan juga jeli dalam mengevaluasi suara.


(64)

55

B. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan RSPD Sukoharjo ialah :

 Tingkatkan fasilitas bagi mahasiswa agar mahasiswa D3 dapat terus maju dan berkembang.

 Berikan kemudahan dalam administrasi bagi mahasiswa.

 Tetaplah berkreasi dalam produksi iklan di RSPD agar RSPD semakin mampu bersaing dengan stasiun radio lainnya.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana Drs.MA, Radio Siaran Teori dan Praktek, Alumni, Bandung, 1983

Riswandi, Dasar – Dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009

Morissan, MA, Manajemen Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio dan

Tv”, Prenada Media Group, Jakarta, 2008 Shimp, Terence A, Periklanan Promosi, Erlangga, 2003

Hananto: 2008. Formatologi Acara Radio dan Televisi, semester 3 Jefkins, Frank, Periklanan, Erlangga, 1996

Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, PT Pustaka Utama Grafiti,1995 Susanto, Phil Astrid S Dr, Komunikasi Massa, Binacipta,1982


(1)

51

Seperti misalnya celetukan orang dan diberi efek suara lucu, tetapi efek suara tersebut sedikit meleset jauh dari suara manusia atau terlalu dekat dengan suara manusia, maka suasana lucu yang diharapkan kurang membawa kelucuannya dan kurang enak didengarkan. Bila iklan yang dibuat sudah layak untuk disiarkan, maka tugas editor telah selesai,kemudian menyerahkan pada marketing.

4. Penyerahan Iklan Pada Marketing

Sekarang adalah tugas seorang marketing yang bertanggung jawab menyiarkan iklan tersebut. Iklan yang sudah jadi dan berbentuk file, disimpan didalam dalam komputer dan marketing mencatatnya di dalam logsheet iklan, kemudian memberitahukan pada pemasang iklan bahwa iklan yang di pesan sudah bisa disiarkan. Karena sebelum iklan tersebut di buat, marketing menawarkan program siaran apa saja yang akan di pasangi iklan tersebut pada pemasang iklan, kemudian pemasang iklan tersebut memilih program siaran itu dan memilih pada jam berapa saja iklan itu diputarkan, lalu pemasang iklan itu membayar tarif iklan tersebut. iklan yang sudah jadi tadi diumumkan pada para penyiar agar memutarkan iklan tersebut pada program siaran yang sudah di pesan oleh pemasang iklan, dan log sheet yang telah di tulis marketing tadi, diberikan pada penyiar sehingga penyiar bisa memutarkan iklan tersebut pada jam – jam yang sudah dipesan oleh pemasang iklan.


(2)

52 B. Peran Dan Tanggung Jawab Editor

Editor merupakan orang yang diberi tanggung jawab mengedit, mengolah, dan menjadikan sebuah iklan, jinggel, dan insert. Peran editor dalam sebuah instansi penyiaran sangat penting karena tanpa adanya editor, maka sebuah instansi penyiaran tersebut tak bisa memproduksi iklan yang menarik, jinggel yang bagus, dan insert yang baik. Terutama pada iklan radio, peran editor sangat besar karena ia yang menciptakan suatu iklan dari rekaman suara manusia yang biasa dan dipadu padankan dengan musik dan di berikan sentuhan efek suara maka dapat melahirkan suatu iklan yang dapat menjual dan semakin bagus iklan yang di produksi dan semakin bisa menarik pendengarnya, maka semakin banyak pemasang iklan yang tertarik memasangkan iklannya di stasiun radio tersebut dan semakin banyak iklan yang di pasang, semakin banyak pula pemasukan yang di peroleh, dan instansi tersebut akan semakin maju. Karena iklan merupakan sebuah nyawa untuk instansi penyiaran. Semakin sedikit iklan yang masuk, maka semakin sedikit pula pemasukan pada instansi tersebut sehingga peran editor sangatlah besar dalam memproduksi sebuah iklan yang menjadi sumber hidupnya instansi tersebut.

Tanggung jawab editor juga besar karena editor bertanggung jawab atas layak atau tidaknya suatu iklan untuk disiarkan. Pemilihan musik dan efek suara sangat menentukan delam pembentukan imajinasi pendengar agar pendengar bisa ikut larut dalam imajinasi yang di bentuk.

Apabila editor kurang membentuk imajinasi pendengar, maka iklan tersebut juga kurang menarik didengarkan dan kurang bisa menjual produk yang di tawarkannya. Selain itu juga editor harus memperhatikan norma – norma di masyarakat agar tidak terbangun suatu imajinasi yang negatif dalam iklan yang diproduksinya. Seperti contohnya dalam


(3)

53

pembuatan iklan disisipi kata kasar, dan itu seharusnya di sensor dengan nada sensor agar kata – kata tersebut tidak di contoh oleh pendengarnya yang terdiri dari semua usia. Apabila hal tersebut terjadi, maka instansi yang menyiarkan iklan tersebut akan turun citranya di mata pendengarnya. Jadi tanggung jawab editor juag besar dalam hal tersebut.

C. Kendala Editor

Dalam pembuatan iklan, editor juga terkadang mendapatkan kendala yang bisa menghambat kelancaran memproduksi sebuah iklan menjadi iklan yang menjual. Terkadang dalam proses editing, editor kekurangan stok suara manusia dan tidak bisa memilih suara yang diinginkannya, maka editor mau tidak mau harus memanggil talent dan mengulangi proses perekaman suara lagi sampai mendapatkan suara yang diinginkannya, kemudian bisa juga masalah teknis atau komputer yang digunakan untuk mengedit mati karena mati lampu. Itu juga bisa menjadi faktor kendala editor karena pada saat itu editor belum selesai dalam proses editing dan file – file yang digunakan belum tersimpan dan editor mau tidak mau mengulangi pekerjaanya dari awal.

Faktor kesehatan editor juga mempengaruhi keberhasilan sebuah iklan, karena pada proses editing harus menggunakan ketelitian, konsentrasi dan kecermatan dalam menyusun dan membangun imajinasi dalam iklan. Faktor lain yang menjadi kendala editor ialah kurangnya pengetahuan dan pengalaman seorang editor tersebut untuk memproduksi iklan yang halus suaranya, dan enak sekali di dengar. Pengalaman dan pengetahuan editing bagi seorang editor sangat diperlukan karena harus bisa menguasai cara mengedit yang benar dan mengerti cara penggunaan cool editpro 2.0, bila tak mengerti dan tak menguasai cara penggunaanya, maka hasil iklan yang di dapat kurang memuaskan.


(4)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari laporan Tugas Akhir Kuliah Kerja media di RSPD Sukoharjo ialah :

 Radio merupakan sebuah sarana komunikasi yang bersifat auditif, dan dapat menjadi sebuah sarana yang dapat membantu perusahaan produk dan jasa untuk menawarkan dan menarik pembelinya.

 Dibutuhkan sebuah kesabaran dan kreatifitas untuk dapat memproduksi iklan yang dapat menarik pendengarnya.

 Proses produksi iklan memerlukan berbagai tahapan yang harus dijalani yakni penentuan ide dan pengambilan suara yang termasuk dalam proses kreatif, kemudian pada proses editing terdiri dari penentuan rundown iklan, pemilihan voice, proses mixing dan proses evaluasi, kemudian iklan tersebut diberikan kepada marketing untuk disiarkan.

 Didalam proses editing yang menggunakan cool editpro 2.0, harus minimal menguasai cara – cara mixing, pemotongan suara, dan juga jeli dalam mengevaluasi suara.


(5)

55 B. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan RSPD Sukoharjo ialah :

 Tingkatkan fasilitas bagi mahasiswa agar mahasiswa D3 dapat terus maju dan berkembang.

 Berikan kemudahan dalam administrasi bagi mahasiswa.

 Tetaplah berkreasi dalam produksi iklan di RSPD agar RSPD semakin mampu bersaing dengan stasiun radio lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana Drs.MA, Radio Siaran Teori dan Praktek, Alumni, Bandung, 1983

Riswandi, Dasar – Dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009

Morissan, MA, Manajemen Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio dan Tv”, Prenada Media Group, Jakarta, 2008

Shimp, Terence A, Periklanan Promosi, Erlangga, 2003

Hananto: 2008. Formatologi Acara Radio dan Televisi, semester 3 Jefkins, Frank, Periklanan, Erlangga, 1996

Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, PT Pustaka Utama Grafiti,1995 Susanto, Phil Astrid S Dr, Komunikasi Massa, Binacipta,1982