profil 2010 kab sleman

(1)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin.

Sejak pelaksanaan desentralisasi sampai saat ini Kabupaten Sleman sebagai salah satu Kabupaten di DIY, telah banyak memberikan kontribusi terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikator pencapaiannya adalah diperolehnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan nilai 77,70 pada tahun 2009 dan menempati peringkat 14 dari 483 Kabupaten/Kota di Indonesia, dan indikator IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) mendapatkan peringkat ke tujuh Kabupaten/Kota secara keseluruhan Nasional. Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan tersebut tidak terlepas peran dari pemerintah, masyarakat dan swasta.

Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan dalam melaksanakan kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Sleman No. 114/Kep.KDH/A/2007 telah mempunyai blue print yang jelas, ada 5 hal yang menjadi fokus pengembangan kesehatan di Kabupaten Sleman, yaitu : a) perubahan paradigma kesehatan, b) penataan organisasi, c) pengembangan Sumber Daya Kesehatan, d) Pembeayaan Kesehatan, dan e) Sarana dan prasarana kesehatan. Melalui SKD ini akan lebih mempertegas kebijakan pembangunan


(2)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 2

kesehatan di Kabupaten Sleman baik yang sudah berjalan maupun kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan, sehingga semua kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan mengacu pada SKD tersebut.

Dalam bidang informasi juga telah mengalami perubahan yang mendasar dimana tuntutan akan terwujudnya sistem informasi yang terpadu sebagai bagian dari sistem kesehatan daerah diharapkan juga membawa dampak yang sangat luas terhadap perkembangan daerah secara umum, lebih-lebih dalam memasuki abad ke-21 banyak perkembangan/informasi yang disajikan tidak hanya komitmen regional maupun komitmen Nasional yang dilaksanakan tetapi juga harus mengikuti komitmen global.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 168 bab XIV disebutkan bahwa Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di kabupaten Sleman, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2010 ini. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.

Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2011 (data tahun 2010) ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing dan

Berkeadilan” dan selanjutnya dapat digunakan untuk dasar

pembuatan perencanaan Kesehatan pada tahun yang akan datang.

B. Tujuan 1. Umum


(3)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 3

Profil kesehatan Kabupaten Sleman ini bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Sleman dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya guna.

2. Khusus

a. Diperolehnya data dan informasi pembangunan di lingkungan kabupaten Sleman yang meliputi : data lingkungan fisik / biologi, perilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi.

b. Diperolehnya data dan informasi tentang upaya kesehatan di kabupaten Sleman yang meliputi : cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.

c. Diperolehnya data dan informasi status kesehatan masyarakat di kabupaten Sleman yang meliputi : angka kematian, angka kesakitan dan keadaan gizi masyarakat.

d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.

C. Manfaat

Dengan disusunnya profil kesehatan kabupaten Sleman diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unit-unit lain yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan / revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten Sleman dan sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya.

Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan Rumah Sakit Swasta yang ada di Kabupaten Sleman.


(4)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 4

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN SLEMAN

A. VISI

Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan

Kesehatan Kabupaten Sleman “Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat

yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan”. Perwujudan masyarakat yang maju dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniahnya ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Pencapaian kondisi sejahtera dalam arti masyarakat yang keadaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta spiritualnya baik adalah dengan upaya peningkatan kreatifitas untuk mencapai keunggulan/prestasi sehingga dapat bertahan dan bersaing dalam berbagai bidang kehidupan, disamping upaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dengan peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat kabupaten Sleman hidup dalam lingkungan yang sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya.

Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif


(5)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 5

mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, diharapkan tercapai dengan mudah, karena pelayanan kesehatan diselenggarakan sesuai dengan standart dan etika profesi yang ada.

B. MISI

Untuk dapat mewujudkan Visi “Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat

yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan”, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai berikut.

1) Meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan UPTnya melalui

peningkatan kualitas sistem manajemen mutu dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam mengelola pelayanan kesehatan.

3) Penanggulangan kemiskinan dengan menjamin pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat.

4) Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan termasuk sistem informasi kesehatan.

5) Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan.

C. STRATEGI

Strategi yang dipergunakan dalam rangka menyelenggarakan misi tersebut untuk mencapai Sleman Sehat adalah sebagai berikut :

a. Strategi mewujudkan misi 1

Dalam upaya mewujudkan misi 1, yaitu Meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan UPTnya melalui peningkatan kualitas sistem manajemen mutu dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:


(6)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 6

kapasitas sumberdaya Dinas Kesehatan dengan penerapan good governance.

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang kesehatan untuk meningkatkan daya saing.

c. Meningkatkan pemanfataan potensi sumberdaya bidang kesehatan untuk menarik kunjungan puskesmas.

d. Regulasi retribusi pelayanan kesehatan pemerintah. e. Mewujudkan sumberdaya manusia yang professional. f. Penerapan anggaran berbasis kinerja.

b. Strategi mewujudkan misi 2

Dalam upaya mewujudkan misi 2, yaitu Meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam mengelola pelayanan kesehatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas

b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

c. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta d. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

e. Penerapan obat rasional di semua pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta

f. Optimalisasi pelayanan oleh sektor swasta dalam rang pemerataan pelayanan

g. Penerapan standar sistem manajemen mutu h. Kemandirian Puskesmas


(7)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 7

dengan menjamin pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat,

strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

a. Meningkatkan kualitas sistem penjaminan kesehatan bagi masyarakat

b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin

c. Adanya jaminan perlindungan bagi masyarakat miskin di kabupaten Sleman

d. Masyarakat miskin dijamin oleh pemerintah melalui sistem asuransi e. Meningkatkan promosi pembiayaan kesehatan melalui sistem

asuransi

d. Strategi mewujudkan misi 4

Dalam upaya mewujudkan misi 4, yaitu Memantapkan pengelolaan

prasarana dan sarana kesehatan termasuk sistem informasi kesehatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

a. Meningkatkan kualitas data dan informasi melalui pemanfataan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta dan masyarakat.

c. Meningkatkan sistem pengelolaan sarana kesehatan lingkungan d. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat, vaksin dan reagensia

untuk sarana pelayanan kesehatan


(8)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 8

Dalam upaya mewujudkan misi 5, yaitu Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

a. Meningkatkan peranserta/partisipasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana di bidang kesehatan.

b. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perlindungan dan pemberdayaan serta keterpaduan program pemerintah, swasta dan masyarakat.

d. Meningkatkan revitalisasi posyandu dengan bertitik berat pada pemanfaatan posyandu secara terpadu.

e. Meningkatkan kualitas lingkungan sehat, melalui Desa Siaga sampai Kabupaten Sehat.


(9)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 9

Target – target yang telah dicapai dibanding dengan target akan dicapai dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan mengacu Visi Indonesia Sehat 2015 adalah sebagai berikut:

INDIKATOR HASIL TH 2006 HASIL TH 2007 HASIL TH 2008 HASIL TH 2009 HASIL TH 2010 TARGET TH 2015 MORTALITAS:

1. Angka kematian Bayi per-1000 Kelahiran Hidup 2. Angka Kematian Balita per-1000 Kelahiran hidup

3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup 4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir

7,67 - 69,31 72,46 7,67 4,82 91,34 72,46 7,67 0,48 88,82 74,63 4,58 0 75,99 74,76 5,8 0,43 13 per 11.591 KH 74,76 40 58 150 67,9 MORBIDITAS:

5. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 penduduk 6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ 7. Prevalensi HIV (persentase Kasus Terhadap penduduk Beresiko)

8. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) Pada Anak Usia <15 Tahun per 100.000 Anak. 9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per- 100.000 Penduduk.

0,044 80,08 0 0,001 68 0,02 82,39 0 5,16 81 0,01 82,11 0 5,48 66 0,01 82,88 0 4,26 57,81 0,01 79,3 0 3,04 55,1 5 85 0,9 0,9 20 STATUS GIZI

10. Persentase Balita dengan Gizi Buruk 11. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi

0,49 100 0,35 100 0,60 88,24 0,53 88,24 0,66 88,24 15 80 KEADAAN LINGKUNGAN: 12. Persentase Rumah Sehat

13. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat

74,2 76,3 74,20 80,1 77,4 85,3 80,7 84,2 83 84,2 80 80

PERILAKU HIDUP MASYARAKAT: 14. Persentase Rumah tangga Berperilaku Hidup bersih dan sehat

15. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri

96,21 59,71 95,04 66,71 99,21 72,29 98,43 73,23 94,96 74,50 65 40

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN: 16. Persentase penduduk yang Memanfaatkan

Puskesmas

17. Persentase penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit

18. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan 19. Persentase Rumah Sakit yang

Menyelenggarakan 4 Pelayanan kesehatan Spesialis Dasar.

20 Persentase obat Generik Berlogo dalam Persediaan obat 22,34 12,03 100 100 100 33,22 13,01 100 100 100 32,68 - 100 100 100 34,05 13,98 100 100 100 34,05 13,98 100 100 100 15 1,5 100 100 100 PELAYANAN KESEHATAN 21. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

22. Persentase Desa yang mencapai “Universal

92,08 100 92,74 100 97,21 100 89,34 100 93,01 100 90 100


(10)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 10

23. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar biasa (KLB) yang ditangani <24 jam

24. Persentase Ibu hamil yang mendapat Tablet Fe 25. Persentase Bayi yang mendapat ASI Eksklusif 26. Persentase Murid sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut. 27. Persentase pekerja yang mendapat

pelayanan kesehatan kerja.

28. Persentase keluarga Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan 100 85,87 50,17 94,77 62,18 86,43 100 90,13 46,34 97,46 - 21,86 100 91,73 63,07 97,36 58,18 - 100 91,73 63,07 93,72 58,18 85,55 100 93,36 66,36 97,32 58,18 85,55 100 80 80 100 80 100 SUMBERDAYA KESEHATAN 29. Rasio Dokter per-100.000 Penduduk 30. Rasio Dokter spesialis per-100.000 penduduk

31. Rasio Dokter keluarga 1.000 penduduk 32. Rasio dokter gigi per-100.000 penduduk 33. Rasio Apoteker per-100.000 penduduk 34. Rasio Bidan per-100.000 penduduk 35. Rasio Perawat per-100.000 penduduk 36. Rasio Ahli gizi per-100.000 penduduk 37. Rasio Ahli Sanitasi per-100.000 penduduk 38. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per- 100.000 penduduk

39. Persentase penduduk yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 40. Rata-rata persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten/Kota

41. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah Per-Kapita per tahun (ribuan rupiah)

125 10,76 0,07 4,64 0,79 36,86 79,57 3,39 5,65 1,56 21,6 8-9 53,680 125 10,76 0,07 4,68 0,79 60,76 79,57 3,39 5,65 1,56 21,6 8-9 53,680 125 10,76 0,07 4,75 0,79 71,92 79,57 3,39 5,65 1,56 21,6 8-9 53,680 125 10,26 0,08 4,80 0,79 71,95 79,90 3,45 5,75 1,60 22,5 11 65,000 125 10,26 0,08 4,80 0,79 71,95 79,90 3,45 5,75 1,60 22,5 11 65,000 40 6 2 11 10 100 117,5 22 40 40 80 15 100 MANAJEMEN KESEHATAN 42. Persentase Kabupaten/Kota yang Mempunyai Dokumen Sistem Kesehatan. 43. Persentase Kabupaten/kota yang memiliki”contingency Plan” untuk masalah kesehatan akibat Bencana

44. Persentase Kabupaten/Kota yang membuat profil kesehatan

45. Persentase provinsi yang melaksanakan surkesda

46. Persentase provinsi yang mempunyai “provincial health account”

100 100 100 - - 100 100 100 - - 100 100 100 - - 100 100 100 - - 100 100 100 - - 100 100 100 100 100

KONTIBUSI SEKTOR TERKAIT 47. Persentase keluarga yang memiliki Akses terhadap air bersih

48. Persentase pasangan usia subur yang menjadi Akseptor keluarga Berencana. 49. Angka Kecelakaan lalu-lintas per-100.000 penduduk

50 Persentase penduduk yang melek huruf.

85 70 10 90 100 79,70 28,84 - 96,91 79,99 - 96,1 79,83 29,04 - 94,9 79,83 29,04 - 85 70 10 95


(11)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 11

BAB III

SITUASI KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

A. GAMBARAN UMUM

Kabupaten Sleman terletak diantara 107o 15’ 03’’ dan 100° 29’ 30’’ lintang selatan. Wilayah kabupaten Sleman berketinggian antara 100–2500m dari permukaan laut. Jarak terjauh utara – selatan ± 32 km, timur – barat ± 35 km.

Luas wilayah Kabupaten Sleman seluas 18% dari luas wilayah Propinsi DIY atau seluas 574,82 ha. Dari luas wilayah tersebut termanfaatkan untuk tanah sawah seluas 23.426 ha (40,75%), tanah tegalan seluas 6.429 ha (11,18%), tanah pekarangan seluas 18.704 ha (32,69%), hutan rakyat seluas 1.592 ha (2,77%), hutan negara seluas 1.335 ha (2,32%) kolam seluas 370 ha (0,64%) dan lain-lain seluas 5.536 ha (9,63%).

Secara administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan dengan 86 desa dan 1.212 dusun, dengan jumlah 2.890 RW dan 6.961 RT dari 86 desa dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2010 sebesar 978.242 jiwa, terdiri laki-laki 485.172 jiwa dan perempuan 493.073 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 1.702 jiwa/km2, rasio jenis kelamin laki-laki per wanita sebesar 98,4 dengan laju pertumbuhan penduduknya 1.05%, rasio beban tanggungan kelompok produktif per kelompok tidak produktif 81,8% artinya setiap 100 orang produktif menanggung sebanyak 81 orang tidak produktif, dan rata-rata jumlah jiwa per KK (family size) 3-4 jiwa/KK.

B. TOPOGRAFI


(12)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 12

Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kabupaten Sleman, registrasi penduduk pada pertengahan tahun 2010 sebanyak 978.242 jiwa dibanding tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 25.070 jiwa (2,63%) dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 295.181.

Grafik 1. Jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sleman tahun 2010

96820

65890

30883 29263 45049

101031 181490

50787 46857

76158 58950

101887

62762 49312

33101 34669 28210

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000

JUMLAH

GAMPING GODEAN MOYUDAN MINGGIR SEYEGAN MLATI DEPOK BERBAH PRAMBANAN KALASAN NGEMPLAK NGAGLIK SLEMAN TEMPEL TURI PAKEM CANGKRINGAN

Berdasarkan batas wilayah Kabupaten Sleman meliputi bagian utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang propinsi Jawa Tengah dengan gunung merapi sebagai puncaknya, bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, Propinsi DIY dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Secara umum lokasi Kabupaten Sleman dapat di lihat dalam gambar sebagai berikut:


(13)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 13

Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Sleman

Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Depok (181.490 jiwa) atau 16,5 % dari jumlah penduduk Kabupaten, kemudian disusul Kecamatan Mlati, Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Gamping, Kecamatan Godean, Kecamatan Kalasan, dan Kecamatan Tempel. Sedangkan kecamatan lainnya jumlah penduduk dibawah 30.000 jiwa diantaranya Kecamatan Cangkringan sebanyak 28.201 jiwa dan Kecamatan Minggir sebanyak 29.263 jiwa.

Sedangkan jumlah penduduk per Puskesmas di Kabupaten Sleman tahun 2010 adalah sebagai berikut:


(14)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 14

Grafik 2 Jumlah penduduk per Puskesmas Kabupaten Sleman tahun 2010

Dengan melihat grafik 2 jumlah penduduk tertinggi terletak di Puskesmas Depok III, kemudian disusul oleh Puskesmas Sleman, Puskesmas Kalasan, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di wilayah Puskesmas Ngemplak I dan Puskesmas Tempel II.

Tabel 1: Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Rata-Rata Jiwa/KK dan Kepadatan Penduduk pada Tahun 1999 s/d Tahun 2010

Tahun Jumlah

Penduduk

Jumlah KK Kepadatan

penduduk

Rata-rata jiwa/KK

1999 833.103 199.305 1.449 4,18

2000 844.076 204.914 1.468 4,12

2001 855.558 214.730 1.496 4,05

2002 874.795 222.387 1.522 3,93

2003 884.727 222.913 1.568 4,16

2004 889.629 232.519 1.556 3.90

2005 900.443 240.356 1.575 3,75

2006 910.586 240.356 1.592 3,79

2007 922.753 255.290 1.198 3,67

2008 938.694 275.643 1.633 3,41

2009 953.172 285.416 1,657 3,33

2010 1.093.110 295.181 1,902 3,70

Kenaikan

10/09 14,7% 3,4% 1,779 0,43

Sumber Data : BPS Kabupaten Sleman tahun 2010


(15)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 15

Struktur penduduk di Kabupaten Sleman tahun 2010 tergolong produktif, artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun mempunyai proporsi terbesar (68%) hal ini juga terlihat dari angka beban ketergantungan yakni ratio jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun lebih) sekitar 81,8%. Dengan melihat data diatas berarti 100 penduduk usia produktif menanggung 82 orang penduduk usia tidak produktif. Distribusi penduduk di Kabupaten Sleman tahun 2009 menurut golongan umur sebagai berikut:

Tabel 2: Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Golongan Umur Tahun 2010

Golongan Umur

Jumlah Penduduk

Laki laki Perempuan

Absolut % Absolut %

0 – 4 tahun 32.728 7,5 31.309 6,70

5 – 14 tahun 63.943 14,6 61.237 13.2

15 – 44 tahun 240.313 54,9 261.482 56,4

45 – 64 tahun 70.842 16,2 74.072 16,0

> 65 tahun 30.141 6,80 35.628 7,7

Jumlah 437.967 100 463.482 100


(16)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 16

Grafik 3: Gambaran Komposisi Penduduk menurut golongan umur Kabupaten Sleman tahun 2010

TT 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 00-5 00-4

0 10 20 30 40 50 60 70

Thousands

0 10 20 30 40 50 60

Thousands laki laki Perempuan


(17)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 17

BAB IV

PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Data yang menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2010 yang dinyatakan dengan umur harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal, status gizi dan angka kematian kasar. Gambaran derajat kesehatan di Kabupaten Sleman tahun 2010 sebagai berikut:

A. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT (YANKESMAS) 1. KESEHATAN IBU DAN ANAK

Tahun 2010, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 13.001 jiwa, Ibu Bersalin ada 12.412 jiwa, dan Ibu Nifas 12.412 jiwa. Kunjungan Ibu Hamil untuk yang pertama kali atau yang disebut dengan K-1 mencapai 13.152 jiwa (101,16%), ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu Hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah baik, sedang untuk kunjungan K-4, mencapai 12.379 jiwa (95,22%), pencapaian tahun 2010 dibanding tahun 2009 mengalami peningkatan dan mencapai target standar nasional sebesar 95%. Kondisi ini disebabkan karena tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di fasilitas pelayanan kesehatan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu hamil yang dilaporkan ke dinas kesehatan sudah baik. Pencapaian K1 3 Puskesmas terendah ada di wilayah Puskesmas Depok III sebesar 67,4%, Puskesmas Pakem sebesar 92,1%, Puskesmas Depok I 95,4%, begitu juga dengan pencapaian K4 3 terendah ada di Puskesmas Turi sebesar 74,7%, Puskesmas Depok II sebesar 81%, dan Puskesmas Gamping II sebesar 86,6%. Pencapaian K1 dan K4 secara umum dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:


(18)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 18

Grafik 4.

Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten Sleman Tahun 2002 s/d 2010

Kunjungan K1 dan K4 Kabupaten Sleman tahun 2002 s/d 2010

90,33 94,03 95,4

116,43

106,92 110,26 113,09

98 101,16

70,5

80,14 79,85

99,66

93,24 96,06 97,36 91,49 95,22

0 20 40 60 80 100 120 140

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun %

K1 K4

Grafik 5

Pencapaian K1 dan K4 per Puskesmas tahun 2010

K1 dan K4 Per Puskesmas tahun 2010

101,4

86,698,2102,896,598,696,599,296,781 86,8 99,8 121,2 97 90101,395,796,191,4100,8104,2 81,7 74,780,584,3 0 50 100 150 Ga m p in g   I Go d e an   I M o yuda n se ye ga n Ml at i   II De p o k   II Be rb ah Ka la sa n Ng e m p la k N ga glik   II Te m p e l   I Tu ri Ca n gk rin ga n Puskesmas % K1 K4

grafik :5 Pencapaian per Puskesmas tahun 2010

Dari grafik pencapaian per Puskesmas untuk K1 yang sudah mencapai 90% sebanyak 25 Puskesmas dan dibawah 90 sebanyak 1 Puskesmas yaitu Puskesmas Depok III, sebesar 67,4%, sedangkan K4 dari Puskesmas yang sudah mencapai 90% sebanyak 18 Puskesmas dan dibawah 90% sebanyak 8 Puskesmas.


(19)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 19

Untuk persalinan Ibu Hamil di Kabupaten Sleman tahun 2010

terdapat jumlah ibu bersalin sebanyak 12.412 dan ditolong oleh tenaga Kesehatan sebanyak 11.544 ibu bersalin (93%) ditolong oleh tenaga kesehatan professional, yaitu Dokter dan Bidan yang memiliki kompetensi untuk menolong persalinan dan yang mendapat pelayanan Nifas mencapai 9.084 jiwa (73,2%).

Jumlah sasaran bayi adalah 11.819 bayi, yang terdata berkunjung ke pelayanan kesehatan pada usia neonatus atau kunjungan Neonatus (KN) yaitu usia 0-28 hari mencapai 10.867 bayi (91,9%).

Kunjungan bayi di pelayanan kesehatan tahun 2010, terdata

sebanyak 5.400 bayi (42,93%), dari bayi yang ditimbang sebanyak 5.771 bayi (49%) dan ditemukan bayi dengan BBLR sebanyak 180 bayi (1,52%). Pencapaian penimbangan yang rendah tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah masih lemahnya metode dokumentasi di dalam pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, standart kunjungan bayi yang belum tersosialisasi dengan baik.

Kematian bayi tahun 2010 di Kabupaten Sleman sebanyak 67 bayi terdiri dari kematian bayi laki-laki sebanyak 42 bayi, kematian bayi perempuan sebanyak 25 bayi. Kematian tertinggi di Puskesmas Ngemplak II sebanyak 12 bayi (lahir mati 2 bayi mati 10), kemudian Puskesmas Sleman sebanyak 10 bayi, dan Puskesmas Kalasan sebanyak 9 bayi.

Dari data persalinan Ibu Hamil yang ada, sebanyak 11.819 lahir hidup tersebut menunjukkan bahwa kematian bayi baru lahir (neonatal) di Kabupaten Sleman masih sangat tinggi, meskipun secara Nasional kematian bayi di Kabupaten Sleman sebesar 5,80 per 1000 Kelahiran Hidup pada tahun 2010. Beberapa hal yang menjadi penyebab terkait dengan pelayanan kesehatan pada kehamilan, persalinan dan


(20)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 20

perawatan bayi baru lahir. Penyebab kematian bayi adalah karena asfiksia, hipotermia, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), informasi ini diperoleh dari hasil Audit Maternal & Perinatal (AMP) untuk kasus kematian yang dilakukan oleh Tim AMP tingkat Kabupaten.

Grafik 6.

Jumlah Kematian Bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Sleman Tahun 2010

Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas) pada tahun 2010, tercatat 13 ibu yang meninggal terdiri dari kematian ibu hamil 1 orang, dan kematian ibu nifas sebanyak 12 orang. Dengan penyebab kematiannya adalah perdarahan dan sepsis, TBC dan SLE (Post Partum 30 hari), Inpartu Rupture uteri dengan riwayat mioma, Cardiomyopati, perdarahan post partum intraperitoneal, H1N1 indirect, anemis aplastik, gagal jantung stadium IV karena hypertiroid.

Grafik 7.

Jumlah Kematian Ibu menurut Puskesmas di Kabupaten Sleman Tahun 2010


(21)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 21

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan selalu memberikan promosi kepada ibu-ibu hamil dengan mencegah 3T (terlambat), yaitu dengan mengenali bahaya dan mengambil keputusan, mencapai fasilitas yankes, dan mendapat pelayanan adekuat di RS, dan juga cegah (3T) terlalu Muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering untuk hamil, dan terlalu banyak untuk melahirkan. Kasus–kasus kematian terjadi karena kebanyakan ibu-ibu hamil terlambat memeriksakan, di tempat pelayanan primer dan terlambat merujuk dan di tingkat pelayanan sekunder dengan keterlambatan menangani kasus tersebut. Kegiatan yang dilakukan bila terjadi kematian ibu di Kabupaten Sleman dilakukan AMP di tingkat kabupaten. Data jumlah kematian Ibu di Kabupaten Sleman apabila dilihat Angka Kematian Ibu hamil, bersalin dan nifas per 100.000 kelahiran menunjukkan angka yang meningkat dibanding dengan tahun 2010, hal ini dapat terlihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 8.

Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Sleman Tahun 2002 s/d 2010


(22)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 22

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sleman Tahun 2002 ‐2009 per 100.000 penduduk

70,38 76,19 75,12 69,31 69,31

91,34 88,82

75,99

112,2

0 20 40 60 80 100 120

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

AKI

Angka Kematian Ibu untuk tingkat Kabupaten dari grafik 8 tersebut diatas sebenarnya tidak memberikan gambaran yang sebenarnya, hal ini dikarenakan jumlah kelahiran dalam satu tahun di Kabupaten Sleman tidak ada sebesar 100.000 kelahiran. Sehingga dalam menghitung Angka Kematian Ibu sebesar 13 ibu dari 11.591 Kelahiran Hidup.

2. KESEHATAN REPRODUKSI & KB

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja telah dilaksanakan

oleh 24 puskesmas Ramah Remaja di Kabupaten Sleman, dengan kegiatan pembentukan kader sebaya, konseling remaja oleh psikolog, penyuluhan dan pembinaan langsung. Dinas kesehatan telah melaksanakan pelatihan teknis medis tenaga kesehatan yaitu 24 orang tenaga Bidan agar dapat mengelola masalah kesehatan remaja di masyarakat lebih baik.

Untuk program Keluarga Berencana dari sasaran 151.600 PUS (Pasangan Usia Subur) di Kabupaten Sleman, 12.155 PUS (8,02%) adalah peserta KB aktif baru, sedangkan KB aktif sebanyak 121.531 PUS (80,10%) terdiri dari 2.858 orang (23,50%) sebagai akseptor KB dengan MPKJ (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi : IUD, sebanyak 1,901 (15,61%), Inplant 592 (4,9%), MOP sebanyak 97 orang (0,8%), MOW sebanyak 268 orang (2,2%) dan akseptor Non MPKJ (Non Metode


(23)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 23

Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi: suntik, 5.621 PUS (53,6%), PIL sebanyak 1.085 (8,9%), dan Kondom sebanyak 1.691 (13,9%).

Grafik 9.

Prosentase pemakaian alat kontrasepsi PUS di Kabupaten Sleman tahun 2010

15,1

3 4,9

53,6

8,9 13,9

0 20 40 60

IUD MOP/MOW INPLANT SUNTIK PIL KONDOM

PROSENTASE PEMAKAIAN ALKON TH 2010 KAB SLEMAN

ALKON

Pencapaian cakupan peserta aktif KB di Kabupaten Sleman tahun 2003 s/d tahun 2010 cenderung mengalami peningkatan, meskipun sejak tahun 2005 peningkatan tersebut tidak terlalu tinggi, namun demikian ini menunjukkan bahwa secara Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah diatas pencapaian Indonesia Sehat 2010 sebesar 70%. Secara lebih jelas dapat dilihat dari grafik berikut ini:

Grafik 10.

Prosentase cakupan peserta aktif KB di kabupaten Sleman dari tahun 2003 s/d 2010

78,54 79,7 79,99 79,83 80,17

84,32

70,83 78,02 60

65 70 75 80 85 90

TH 2003 TH 2004 TH 2005 TH 2006 TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010

3. GIZI MASYARAKAT

Jumlah seluruh balita di posyandu tahun 2010 adalah 76.444 Balita, yang melakukan penimbangan secara teratur mencapai 63.619 Balita


(24)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 24

(83,2%), hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya di posyandu sudah cukup baik. Dari hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) yang dilaksanakan pada bulan Februari Dan Agustus 2010, jumlah balita yang dipantau dan naik berat badannya mencapai 47.745 Balita (75%), BGM (Bawah Garis Merah) ada 1.009 Balita (1,6%), menurut penilaian status gizi balita terdapat balita gizi buruk sebanyak 388 (0,66%), gizi kurang mencapai sebanyak 5.612 balita (9,53%), gizi baik mencapai 50.957 (86,58%), dan gizi lebih sebanyak 1.900 balita (3,23%).

Grafik 11:

Status Gizi Balita di Kabupaten Sleman dari Tahun 2000 s/d 2010

0 100

GIZI BURUK GIZI KURANG GIZI BAIK GIZI LEBIH GIZI BURUK 0,79 0,74 0,74 0,54 0,43 0,49 0,64 0,54 0,53 0, 66 GIZI KURANG 9,73 12,85 10,47 10,38 11,39 10,62 14,32 11,12 10,32 9, 53 GIZI BAIK 87,74 84,79 87,55 87,33 85,19 86,47 82 85,97 86,63 86,58 GIZI LEBIH 1,74 1,61 1,24 1,24 1,99 2,22 3,02 2,36 2,13 3, 23 TH 2001 TH 2002 TH 2003 TH 2004 TH 2005 TH 2006 TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010

Seluruh balita gizi buruk, dilakukan pelacakan epidemiologi dan hasilnya ditemukan tetap 388 balita (0,66%) dari seluruh balita yang ada, dan sebagai penyebab gizi buruk tersebut adalah adanya penyakit penyerta, kelainan bawaan sejak lahir dan karena pola asuh yang salah. Di Kabupaten Sleman dari seluruh balita dengan gizi buruk sudah mendapat pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan, diantaranya adalah mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan rujukan ke Rumah Sakit.


(25)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 25

Dari jumlah anak 6-23 bulan dari keluarga miskin sebanyak 33.992 mendapat makanan tambahan tahun 2010 sebanyak 33.992 (100%).

Program pemberian kapsul vitamin A untuk balita berjalan baik, untuk anak balita (usia 1-4 tahun) yang mendapat 2 x vitamin A dosis 200.000 IU dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus, dari jumlah balita yang ada sebanyak 64.625 sasaran mendapat Vitamin A 2 kali sebanyak 61.475 anak (95,13%).

Jumlah Ibu Hamil yang mendapat tablet besi (Fe) selama

kehamilannya, untuk Fe1 atau 30 tablet pertama, ada 12.489 (96,60%), sedang yang mendapat 90 tablet Fe (Fe3) mencapai 12.138 jiwa (93,36%).

Untuk kegiatan pemantaun ASI eksklusif yang dilakukan pada sasaran yang berusia 6 – 11 bulan dari 11.819 bayi yang menjadi sasaran sebanyak 5.908 bayi (49,98%) yang mendapat ASI secara eksklusif sebnayak 3.921 bayi (66,35%), Pemberian ASI ekslusif yaitu Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, masih dibawah target KW SPM yang harus dicapai pada tahun 2010 sebesar 80%.

Hasil .pemantauan konsumsi garam beryodium yang dilakukan di 86 desa di Kabupaten Sleman, ada 71 desa (82,56%) yang sudah menggunakan garam beryodium cukup. Sisanya belum atau tidak menggunakan garam beryodium cukup, pemantauan ini dilakukan melalui siswa Sekolah Dasar.

4. PROMOSI KESEHATAN & UKBM (UPAYA KESEHATAN

BERSUMBERDAYA MASYARAKAT)

Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan dalam bentuk kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tatanan Rumah Tangga, Institusi Pendidikan, Institusi Kesehatan, dan Tatanan Tempat Kerja.


(26)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 26

Jumlah rumah tangga tahun 2010 sebanyak 286.512 rumah tangga. Untuk PHBS tatanan Rumah Tangga berhasil dipantau sebanyak 52.929 rumah tangga dan telah melaksanakan PHBS sebanyak 50.254 (94,9%).

Jumlah Posyandu di Kabupaten Sleman ada 1.504 yang tersebar di 1.212 pedukuhan, terdiri dari 45 posyandu (2,99%) termasuk dalam strata Pratama, 298 (19,81%) Posyandu Madya, 721 (47,94%) Posyandu Purnama dan 440 (29,26%) Posyandu Mandiri. Sedangkan jumlah keseluruhan Posyandu yang aktif sebanyak 1.161 posyandu (77,91%). Rasio Posyandu per 100 balita sebanyak 11 posyandu. rata-rata tiap posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader.

Grafik 12.

Kegiatan Posyandu di Kabupaten Sleman tahun 2003 s/d 2010

40 51 53,46 41,33

66,71 72,29 73,23 77,91

0 20 40 60 80

TH 2003

TH 2004

TH 2005

TH 2006

TH 2007

TH 2008

TH 2009

TH 2010 % POSYANDU PURNAMA DAN MANDIRI

Pada tahun 2010 jumlah desa siaga Kabupaten Sleman sebanyak 86 (100%) desa sudah dikembangkan menjadi Desa Siaga, sejak tahun 2008, sedangkan menurut kriteria desa siaga aktif di Kabupaten Sleman sebesar 19,77% .Desa Siaga.masing-masing desa memiliki minimal 1 Poskesdes dengan Bidan sebagai koordinator dibawah tanggungjawab Kepala Desa. Kegiatan di Poskesdes adalah mengakomodasikan kegiatan-kegiatan UKBM (Posyandu, Poksila/Kelompok Usia Lanjut, GSI/Gerakan Sayang Ibu, surveilens penyakit menular, pendataan risiko tinggi, PHBS, Kesehatan Lingkungan, dll), sedang untuk masalah kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif dilakukan


(27)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 27

dengan kerjasama atau sistem rujukan ke pelayanan kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Ibu & Anak, Rumah Sakit, dll).

Salah satu UKBM yang dikelola Dinas Kesehatan adalah

Pengobat Tradisional (Battra), yang sampai saat ini baru dilakukan pendaftaran/registrasi bagi Battra yang mendaftar, belum dilakukan pemantauan/monitoring terhadap kegiatan Battra tersebut.

Terkait dengan kegiatan UKBM di kabupaten Sleman tahun 2010 terdiri dari jumlah Posyandu sebanyak 1.504 unit, Posyandu Usila sebanyak 689 unit, Poskesdes sebanyak 86 unit, UKGMD sebanyak 117 unit, Poskestren sebanyak 65 unit, Pos UKK sebanyak 40 unit, POD 16 unit, TOGA 129 unit, dan SBH sebanyak 17 unit.

Pembinaan UKS dengan Sekolah Sehat pada tahun 2010, dilaksanakan upaya penyegaran pada guru UKS, pengadaan perlengkapan sarana UKS, pelatihan dokter kecil untuk menunjang kegiatan UKS di sekolah. Hasil penjaringan kesehatan untuk siswa tingkat SD/MI dari jumlah siswa yang ada sebanyak 15.740 siswa, berhasil diperiksa kesehatannya sebanyak 14.752 jiwa (93,72%), sedang untuk tingkat SMP/SMU dari jumlah siswa sebanyak 23.390 siswa, yang diperiksa ada 22.505 siswa (96,22%). Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan kesehatan siswa klas I yang bertujuan untuk deteksi dini kelainan pada usia anak sekolah sudah berjalan dengan baik.

B. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (P2PL)

1. Penyakit Menular

a. Program Pemberantasan Penyakit Diare

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum upaya penanggulangannya


(28)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 28

telah semakin baik dengan terbukti angka kesakitan yang makin menurun. Pada tahun 2001 Incidens Rate (IR) diare mencapai 21,9 per 1000 penduduk, kemudian makin menurun hingga IR pada tahun 2006 mencapai 16,69 per 1000 penduduk. Pada tahun 2008 diketemukan sejumlah 12.724 kasus diare (IR =13,55 per 1000 penduduk) dengan 5.419 (36,74%) diantaranya kasus diare pada balita, dan 100% diare pada Balita tersebut telah ditangani sehingga kematian Balita karena diare dilaporkan nihil.

Pada tahun 2009 diketemukan sejumlah 12.448 kasus diare (IR =13,05 per 1000 penduduk) dengan 4.117 (33,07%) diantaranya kasus diare pada balita, sedangkan pada tahun 2010 diketemukan kasus sebanyak 14.664 kasus diare (IR=13,44) dari kasus yang ada tersebut pencapaian penanganan kasus diare mencapai 100%. Diare pada Balita tersebut telah ditangani sehingga kematian Balita karena diare dilaporkan nihil.

Grafik 13.

Incidence Rate Kasus Diare di Kabupaten Sleman Tahun 2001 s/d 2010

27,91 21,75

16,99 12,88

16,14

14,69 15,98 13,55 13,0513,44 0

5 10 15 20 25 30

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun

0/

0

0

Dalam program P2 Diare di Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan lingkungan tidak bisa lepas dari program dan kegiatan di lintas seksi/bidang lainnya, seperti untuk pelaksanaan pencegahan penyakit dengan promosi Perilaku Hidup Bersih &


(29)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 29

Sehat (PHBS) oleh Bidang Yankesmas, untuk pengobatan penyakit dengan penyediaan Oralit dan obat-obatan diare oleh Bidang Yanmed.

b. Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis

Program Pemberantasan dan Penanggulangan TB dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse-Chemotheraphy ). Penerapan strategi ini dilakukan di pelayanan dasar dan rujukan, baik pemerintah maupun swasta dengan pelaksanaan jejaring yang kuat. Pelaksanan P2TB di Kabupaten Sleman sampai saat ini masih perlu terus ditingkatkan dengan komitmen tinggi dan berbagai upaya yang konsisten.

Pencapaian Case Detection Rate (CDR) sejak tahun 2001 sampai sampai 2010 walaupun telah mengalami peningkatan namun belum dapat tercapai target 70%. Pada tahun 2001 hanya tercapai 14,4% pada tahun 2008 tercapai 63,60%, untuk tahun 2009 tercapai sebesar 49,5%, dan tahun 2010 sebesar 44,84%.

Untuk angka konversi (Conversion Rate) pada tahun 2001 telah melebihi target 85%, sedang sejak tahun 2004 sampai 2008 justru menurun kurang dari target 85%. Pada tahun 2008 angka konversi sebesar 82,11%, tahun 2009 pencapaian sebesar 82,88%, sedangkan pencapaian tahun 2010 tercapai sebesar 79,3%.

Angka kesembuhan (Cure Rate) pada tahun 2004 telah dapat

melebihi target 85%, sedangkan pada tahun 2005 sampai sekarang belum dapat bertahan melebihi target 85%. Pada tahun 2009 jumlah kasus dengan BTA positif yang diobati sebanyak 146 kasus, jumlah yang dinyatakan sembuh sebanyak 121 kasus, dengan demikian jumlah kasus yang telah sembuh sebesar 82,88%. Tahun 2010 angka kesembuhan mencapai 219 kasus (79,3%).


(30)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 30

Grafik 14.

Pencapaian angka kesembuhan Penderita TB BTA positif di Kabupaten Sleman dari Tahun 2000 s/d. 2010

52,9

91,8 90,4 93,2

79,09 80,0784,25

74,1 83,8 81,9 79,34

0 20 40 60 80 100

Th 2000

Th 2001

Th 2002

Th 2003

Th 2004

Th 2005

Th 2006

Th 2007

Th 2008

Th 2009

Th 2010

Kegiatan Penyuluhan tahun 2010 dilakukan pada 15 pondok pesantren dengan realisasi 100%, sosialisasi bahaya merokok dan penyakit tuberculosis 25 kali dan terealisir 100%.

c. Program Pemberantasan Penyakit Malaria

Pada 4 tahun terakhir sejak terjadinya KLB di tahun 2003 terdapat penurunan kasus malaria yang menggembirakan hingga saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa program/kegiatan P2 Malaria yang telah dilaksanakan cukup efektif seperti kegiatan pelacakan kasus dan surveillance epidemiologi, pengobatan penderita, penyemprotan insektisida di daerah endemis, Mass Blood Survey tahun 2005, penyuluhan di masyarakat dll.

Untuk penanggulangan penyakit malaria pada tahun 2010 dilakukan croscek 2000 slide darah malaria dari Puskesmas dan dapat terealisasi 100%. Adapun jumlah kasus malaria yang positif dan telah diobati ada 14 kasus (new case 6, import 6 kasus dan relaps 2 kasus).

Grafik 15.

Kasus dan kematian penyakit Malaria di Kabupaten Sleman Tahun 1996 s/d 2010


(31)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 31

18 9 14 63

170 206 482

75 60

26 23 14 12 14

0 100 200 300 400 500 600

1996 1997 1998 1999 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 kasus kematian

Pada tahun 2010 diketemukan 142 kasus malaria (API sebesar 0,015 per 1000 penduduk) dengan lokasi tersebar di Kecamatan Gamping 1 kasus, Godean 1 kasus, Kalasan 1 kasus, Ngaglik 1 kasus,Turi 4 kasus, Cangkringan 1 kasus, Seyegan 2 kasus, Minggir 2,dan Berbah 1 kasus.

d. Program Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue (DBD).

Walapun Dinas Kesehatan telah memprioritaskan program P2DBD namun pada tahun 2010 wilayah Kabupaten Sleman masih merupakan wilayah endemis penyakit DBD. Pada tingkat kecamatan endemisitasnya mencapai 100% (17 Kec.).

Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 belum dapat ditekan sejumlah 603 Kasus dengan kematian 3 orang. (inscidence Rate/IR 60,3/100.000 penduduk) sedangkan CFR sebesar 0,50%. Jumlah kasus dibandingkan tahun 2009 naik 52 kasus (9,43%), meskipun ada kenaikan kasus namun case fatality ratenya turun 0,40%. Adapun 5 (lima) kecamatan yang mempunyai kasus tertinggi adalah kecamatan Kalasan, Depok, Gamping, Godean, dan Mlati.

Dalam penanggulangan DBD antara lain dilaksanakan fogging fokus yang direncanakan pada 211 lokasi terealisasi 100%. Sarasehan dan koordinasi P2DBD direncanakan di 5 kecamatan endemis tinggi DBD.


(32)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 32

Grafik 16.

Kasus dan Kematian DBD di Kabupaten Sleman Tahun 2001 s/d 2010

142 140 238 732 316 622 755 621 561 603

2 1 14 14 5 11 8 5 5 3

0 100 200 300 400 500 600 700 800

2001 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Juml

ah kasus

Permasalahan sulitnya penanggulangan DBD antara lain karena belum adanya vaksin untuk upaya preventif, dan upaya promosi yang telah ada belum dapat benar-benar membudayakan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Tanpa kesadaran masyarakat untuk memutus mata rantai penularan DBD dengan gerakan PSN maka upaya aparat pemerintah tidak akan berarti.

Dilihat dari siklus kejadian kasus DBD di Kabupaten Sleman dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 kasus tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 755.

Grafik 17.

Perkembangan kasus DBD per bulan di wilayah Kabupaten Sleman periode tahun 2000 s/d 2010

KASUS DBD DI KA BUPATEN SL EM AN

0 50 100 150 200 250 JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N AP R JU L OK T JA N APR L JU L OK T JA N APR L JU L I OK R BU LAN JM L KA S U S


(33)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 33

e. Program Pemberantasan Penyakit Pes

Dalam kegiatan P2 Pes menunjang bebas pes dilakukan pengamatan dan pemantauan tikus di wilayah Kecamatan Cangkringan yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, serta pengamatan pada manusia yang bergejala klinis pes. Kegiatan pengamatan dan pemantauan dilaksanakan dengan trapping tikus dan pemeriksaan pinjal tikus serta pengambilan darah pada warga dikirim ke BBTKL-PPM. Adapun hasil pemeriksaan laboratorium pada tahun 2010 dilakukan trapping tikus dan pemeriksaan serologi pada tikus dan human (manusia) dengan hasil sebanyak 100 orang yang diperiksa serologi 100% dengan hasil 3 sampel titer positif dan 97 sampel titer negatif.

f. Program Pemberantasan Penyakit Antrax

Untuk program P2Antrax pada tahun 2010 dilaksanakan pengamatan dan pemantauan antrax di wilayah Kecamatan Pakem dengan kegiatan yang dilaksanakan adalah pengamatan dan pemantauan pada manusia dengan pemeriksaan serologi. Adapun hasil yang didapat pada tahun 2010 dari 94 orang penduduk yang diperiksa didapatkan hasil serologi (tes elisa) >74 EU) adalah 15 orang (15,95%) dan hasil Elisa <74 EU adalah 79 orang (84,05%).

g. Surveillance PMS/HIV- AIDS

Dalam rangka kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dan penyakit menular seksual lainnya antara lain dilaksanakan serosurvey HIV pada masyarakat rawan (resiko tinggi) yaitu pada warga binaan lembaga Pemasyarakatan di Sleman termasuk didalammnya para pecandu narkoba suntik, pada wanita pekerja seksual komersial, dan pada pekerja salon kecantikan dan panti pijat yang terindikasi “plus”. Pada tahun 2010 dari 272 sampel darah yang


(34)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 34

diambil terdapat 1 yang positif HIV positif penyakit infeksi menular seksual (IMS).

Sementara dari data register kasus HIV-AIDS sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat berdomisili di wilayah Kabupaten Sleman ada 209 orang, dengan 98 HIV dan 111 AIDS, jenis kelamin laki-laki 165 orang, perempuan 44 orang. Status penderita saat ini hidup 185 orang dan mati 24 orang. Adapun faktor resiko dari penderita adalah pengguna narkoba suntik (penasun) 69 orang (33,01%) heteroseksual 85 kasus (40,67%), perinatal 5 kasus, homoseksual 8 kasus, transfuse 1 kasus, tidak diketahui 40 kasus.

Program Harm Reduction dengan pelayanan alat suntik steril yang dimulai tahun 2010 di Puskesmas Depok III belum berjalan secara optimal karena dengan berbagai keterbatasan sumber daya termasuk akses penasun ke Puskesmas masih sangat sulit dan banyak kendala, sehingga dari target 120 penasun di tahun 2010, baru bisa mencapai 34 penasun atau 28,33%.

Pengembangan program layanan alat suntik steril (LASS) di Kabupaten Sleman tahun 2010 telah disiapkan Puskesmas Mlati I dan Puskesmas Prambanan dengan biaya dari Global Fund (GF) melalui Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Kabupaten Sleman, dan baru efektif direncanakan mulai awal tahun 2011.

Kegiatan penanggulangan HIV/AIDS saat ini masih banyak yang dibiayai dari sumber non APBD yaitu project Global Fund (GF) ATM Komponen HIV/AIDS, seperti untuk pelayanan voluntary Conselling and Testing (VCT) dan pengobatan ARF di Rumah Sakit dan penyediaan reagen, kegiatan Prevention Maternal Transmitted Care Treatment (PMTCT), pendampingan oleh tenaga peduli HIV/AIDS (lay support), penyediaan sarana promosi dan sebagainya.


(35)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 35

g. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Kegiatan kewaspadaan dini terhadap penyakit terutama surveilans penyakit menular dilaksanakan dengan pelaporan Surveilans Terpadu Puskesmas (STP) dan Rumah Sakit tiap bulan, pelaporan penyakit wabah (W1) 24 jam dan laporan mingguan penyakit wabah (W2) selama 52 minggu. Dari target 52 laporan mingguan wabah terealisasi 100%.

Adapun penyakit menular yang menajdi prioritas program surveilans saat ini adalah penyakit poliomielitis dan penyakit campak. Surveilans penyakait polio dilaksanakan melalui surveilans Acute Flaccid Paralysa (AFP) yaitu kasus lumpuh layu pada usia dibawah 15 tahun yang bukan

karena trauma kecelakaan. Dari target Nasional penemuan 1 AFP/1000.000 anak < 15 tahun, di Kabupaten Sleman tahun 2010

terhitung harus ada penemuan > 6 kasus AFP, tetapi berdasarkan pengalaman penemuan AFP di Kabupaten Sleman sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 ditemukan 12 kasus AFP.

Kenyataan penemuan kasus AFP tahun 2010, ada 7 kasus, artinya secara program surveilances epidemiologi sudah mencapai 116,6% dari target, tetapi secara target kabupaten baru mencapai 58,33%.

Melalui fasilitasi dana WHO dilaksanakan tindak lanjut kegaitan surveilans pelacakan kasus disertai pengambilan dan pemeriksaan sampel rectal swap dari penderita untuk mengetahui adanya virus polio atau tidak. Selain itu juga dilaksanakan kunjungan ulang pemantauan klinis dan pemantauan perawatan medis spesialis. Dari keseluruhan kasus yang dipantau tidak diketemukan yang positif poliomielitis.

Grafik 18.

Jumlah kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s/d 2010


(36)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 36

JML PENDERITA AFP YANG DITEMUKAN

12

10

18

14 7 1

6

12

0 5 10 15 20

TH 2003 TH 2004 TH 2005 TH 2006 TH 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010

Untuk surveilans penyakit campak pada tahun 2010 direncanakan 25 kasus terpantau dan ditindaklanjuti dapat 100% terealisir. Dalam

surveilans campak ini juga dilakukan Campaign Based Mesasles

Surveilans (CBMS) dengan pemeriksaan serologi Imunoglobulin M Campak dan Rubella bekerjasama dengan BTKL-PPM Propinsi DIY. Dari jumlah 292 sampel darah penderita suspek yang dikirim terdapat 10 sampel positif Ig.M Campak dan terdapat 70 sampel yang positif Ig.M Rubella sedangkan yang negatif Campak dan Rubella 212 sampel.

h. Penanganan Penyakit H5N1 (Flu Burung)

Untuk pengendalian kasus flu burung (H5N1), dari hasil pemantauan di unit pelayanan kesehatan dan pemeriksaan serologi dan usap tenggorok, ditemukan 2 kasus suspect Flu Burung dengan hasil pemeriksaan serologis dan usap tenggorok 2 kasus tersebut dinyatakan negatif. Sedangkan untuk kasus flu baru H1N1 di Kabupaten Sleman tahun 2010 tidak ditemukan kasus positif. selain itu telah dilaksanakan sosialisasi H5N1 dan H1N1 di 25 Puskesmas.

Grafik 19

Gambaran kasus penyakit H5N1 di Kabupaten Sleman ...


(37)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 37

i. Penanganan penyakit Lepstospirosis.

Dalam penanggulangan flu burung perlu antisipasi timbulnya KLB, epidemi bahkan pandemi. Kegiatan promotif dan survelilance sampai saat ini Tahun 2010 penyakit Lepstosspirosis di wilayah Sleman masih ditemukan sebanyak 64 kasus dengan kematian 3 orang. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah penulatan lebih luas dengan penyuluhan-penyuluhan dan penyelidikan epidemiologi.

Grafik 20

Gambaran kasus lepstospirosis di Kabupaten Sleman tahun 2007s/d 2010

1 0

33

2

80

5

64

3 0

20 40 60 80

Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010

kasus meninggal

2. Program Imunisasi

Program imunisasi untuk bayi di Kabupaten Sleman telah menunjukkan hasil yang baik dilihat dari persentase cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap telah tercapai melebihi 100%. Dalam kegiatan immunisasi dilakukan dengan pembinaan, supervise dan penyediaan logistic serta distribusi rutin vaksin dan logistic setiap bulan ke seluruh UPT Puskesmas dan 2 buah rumah sakit pemerintah, serta surveilans Kejadian Ikutan Pasca immunisasi (KIP) dan penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi (PD3I). Adapaun pemberian pelayanan immunisasi langsung ke sasaran bayi, ibu hamil, wanita subur (calon pengantin) dan anak sekolah dilaksanakan oleh UPT Puskesmas, dan seluruh Unit pelayanan Kesehatan (UPK) pemerintah maupun swasta di seluruh Kabupaten Sleman.


(38)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 38

Untuk cakupan imunisasi tahun 2010 sebagai berikut : BCG 115%, DPT-HB Kombo (3), 100,6%, IPV (4) 104,9% dan campak 108,5%. Prosentase capaian cakupan immunisasi tersebut melalmpui target Universal Child Immunization (UCI) 100% dari jenjang tingkatan desa sampai kecamatan yang ditetapkan oleh Depkes RI.

Sasaran wanita usia subur dan ibu hamil immunisasi yang diberikan adalah TT (1-5) dengan hasil cakupan tahun 2010 sebesar 94,5%, sedangkan untuk anak usia sekolah dasar/sederajat klas I sampai IV adalah imunisasi adalah immunisasi campak, DT dan TT yang diberikan serentak pada Bulan Immunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu Bulan Nopember setiap tahunnya.

Grafik 21.

Pencapaian Cakupan Immunisasi Campak & Hepatitis B (0-7 hari)

123 116

110 104 104 108,5

99,5 99 99 99,62 100 100,6

0 50 100 150

campak 123 116 110 104 104 108,5

HB 0‐7 hr 99,5 99 99 99,62 100 100,6

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Cakupan imunisasi campak dan Hepatitis B 0-7 hari sebagai indikator perlindungan dan jangkauan program imunisasi pada tahun 2010 masing-masing tercapai 108% dan 100,6%.

Dalam pelaksanaan BIAS terpadu Selain hasil pencapaian cakupan secara kuantitatif peningkatan kualitatif dalam pelayanan imunisasi di unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta perlu terus dilakukan. Salah satu upaya selain implementasi system manajemen mutu ISO 9001:2000 yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas dan


(39)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 39

Dinas Kesehatan, pada tahun 2008 juga telah dilakukan kegiatan DQS (Data Quality Self-Assesment) di setiap Puskesmas.

C. PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN 1. Kesehatan Lingkungan

a. Penyediaan Air Bersih

Di Kabupaten Sleman cakupan penggunaan sarana air bersih terus mengalami peningkatan dari 89,91% pada tahun 2001 menjadi sebesar 96,59% pada tahun 2007, tahun 2009 cakupan air bersih di Kabupaten Sleman sebesar 96,1%, sedangkan tahun 2010 cakupan penggunaan air bersih sedikit menurun yaitu sebesar 94,9%.

Pada tahun 2010 dari 275.056 Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Sleman berhasil dilakukan pemeriksaan air bersih sebanyak 260.986 KK terdiri dari 17.906 KK (6,9%) menggunakan air ledeng/PDAM, 2.583 KK (1,0%) menggunakan air sumur pompa tangan, dan 226.536 KK ( 86,80%) menggunakan air sumur gali, dan 13.961 KK (5,4%) sisanya menggunakan sumur pompa tangan, air kemasan dan lainnya.

Grafik 22.

Cakupan Air Bersih di Kabupaten Sleman Tahun 2001 s/d 2010

89,91

93 93,5

94,72 95

96 96,59 96,91 96,1 94,9

86 88 90 92 94 96 98

Th 2001

Th 2002

Th 2003

Th 2004

Th 2005

Th 2006

Th 2007

Th 2008

Th 2009

Th 2010


(40)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 40

Sedangkan menurut hasil pengawasan kualitas air pada tahun 2010 telah memeriksa kualitas air sebanyak 3.079 sampel terdiri dari pemeriksaan kualitas air sebanyak 1.672 sampel diperiksa bakteriologi dan 1.407 sampel diperiksa secara kimia. Jumlah sampel air yang diperiksa secara bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 808 sampel (48,33%) yang memenuhi syarat, dan secara kimiawi dari uji petik sebanyak 1.216 sampel sampel (86,43%) sampel yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat.

Grafik 23.

Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Bersih yang Memenuhi Syarat Bakteriologis di Kabupaten Sleman tahun 2001-2010

30,90 32,64 32,66 35,70 31,89 39,00 51,54

35,07

45,97 48,33

0 10 20 30 40 50 60

Th 2001

Th 2002

Th 2003

Th 2004

Th 2005

Th 2006

Th 2007

Th 2008

Th 2009

Th 2010

b. Penyehatan Perumahan

Pada tahun 2010 data jumlah rumah sebanyak rumah sebanyak 225.800 buah berhasil diperiksa sebanyak 84.085 rumah (37,20%) dan dari rumah yang diperiksa tersebut kategori sehat sebanyak 69.823 rumah atau (83,0%).

Grafik 24.


(41)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 41 57,39

51 55,4 52 58,81

74,2 74,2 77,4 80,7 83

0 20 40 60 80 100

East 57,39 51 55,4 52 58,81 74,2 74,2 77,4 80,7 83

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Untuk menunjang P2DBD pelaksanaan sanitasi lingkungan

sangat penting dilakukan terutama dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dapat dinilai dalam kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ). Pada tahun 2010 dari rumah yang dipantau sejumlah 97.260 rumah (43,07%) terdapat rumah bebas jentik sebanyak 91.668 (94,25%). Hasil tersebut bila dibandingkan dengan angka standar belum sesuai target yang diharapkan sebesar 95%, untuk itu upaya promosi kesehatan masyarakat untuk memotivasi membudayakan PSN perlu terus dilakukan.

Grafik 25.

Hasil Angka Bebas Jentik di Kabupaten Sleman Tahun 2001s/d 2010

87,34

76,5 75

87,6 90,43 90,21 93,76 90,06 89,84 94,25

0 20 40 60 80 100

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun

%


(42)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 42

Pada tahun 2010 dari 275.056 KK telah dilakukan pemeriksaan jamban sebanyak 184.887 rumah atau (67,20%), dan dari jumlah tersebut memenuhi syarat kesehatan sebanyak 184.887 (100%), sedangkan bangunan menggunakan SPAL diperiksa sebanyak 167.817 unit (61%) dari jumlah tersebut memenuhi syarat sebanyak 167.817 (100%), sedangkan rumah dengan tempat sampah diperiksa sebanyak 160.877 unit rumah dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 160.877 (100%).

d. Pemantauan TTU, TPM dan TP2Pestisida

Keberadaan Tempat-Tempat Umum (TTU), Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TPUM) di Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun makin meningkat, hal ini antara lain makin banyaknya sekolah, perguruan tinggi dan perkantoran sehingga mendorong partisipasi masyarakat membuka usaha makanan.

Grafik 26.

Pencapaian Tempat-Tempat Umum (TTU) sehat di Kabupaten Sleman 2005 s/d 2010

77,8 78,17

94,2

71,29

80,67 86,32

0 20 40 60 80 100

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Secara keseluruhan TTU di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun 2010 tercatat 3.481 buah, sedangkan 2.712 buah (58,8%) dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan. Dari jumlah yang diperiksa tersebut TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2.341 buah (86,32%). Persentase TTU yang diperiksa ini masih rendah antara lain


(43)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 43

karena ketersediaan SDM sanitarian untuk beberapa wilayah Puskesmas secara kuantitatif masih belum optimal.

D. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

a. Kesehatan Jiwa

Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum menunjukkan banyaknya gangguan jiwa yang ditangani pada sarana pelayanan kesehatan umum, sesuai target tahun 2010 sebesar 15%. Pencapaian Kesehatan Jiwa tahun 2003 sebesar 1,54%, naik menjadi 3,30% tahun 2006, sedangkan pencapaian tahun 2007 sebesar 4,12%, tahun 2008 sebesar 4,77% dan tahun 2009 sebesar 4,433%, sedangkan tahun 2010 kunjungan pelayanan penanganan kasus penyakit gangguan kejiwaan sebanyak 3,4%. Dibanding target Nasional pencapaian gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum masih rendah disebabkan oleh belum adanya data dari instansi maupun lembaga di luar Dinas Kesehatan misalnya Rumah Sakit Swasta.

Grafik 27.

Pencapaian Kasus Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tahun 2003 s/d 2010

1,54

2,24

1,44

3,39

4,12

4,77

4,33 3,4

0 1 2 3 4 5 6

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

%

Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu upaya promotif preventive untuk mengurangi angka penggunaan Napza baik di masyarakat maupun institusi. Target 2005 sebesar 3%


(44)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 44

sedangkan target 2010 sebesar 15%. Di Kabupaten Sleman pencapaian dari tahun 2004 mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2006 tetapi menurun pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 7,44% dan tahun 2009 sebesar 7,15%, sedangkan pencapaian penyuluhan P3 Napza tahun 2010 tercapai sebesar 7,16%. Grafik pencapaian program penyuluhan P3 Napza dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 28.

Pencapaian Penyuluhan P3 Napza di Kabupaten Sleman Tahun 2003 s/d 2010

3,94

1,23

3,1 3,61

2,55

7,14 7,15 7,16

0 1 2 3 4 5 6 7 8

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

%

b. Surveilans Kesehatan Haji

Tujuan dari Surveilans Epidemiologi (SE) kesehatan haji adalah untuk mencegah keluar masuk penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh jemaah haji ke Indonesia.

Kegiatan surveilans dilakukan melalui 2 kegiatan yaitu:

1) SE secara pasif adalah jemaah haji secara aktif mengirimkan K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji) setelah 14 hari setibanya asal ke Puskesmas pemeriksaan awal/terdekat. 2) SE secara aktif adalah petugas puskesmas mengunjungi ke

rumah jemaah haji untuk mengetahui kondisi kesehatannnya apabila setelah 14 hari jemaah haji tidak mengirimkan K3JH. Tahun 2010 dilakukan pemantauan haji sebanyak 1.272 orang yang tersebar di 17 kecamatan dengan hasil pencapaian sebesar 90%.


(45)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 45

BAB V

DATA SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN DI KABUPATEN SLEMAN

A. Sarana Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Sleman terdiri dari Puskesmas sebanyak 25 buah 4 diantaranya dilengkapi dengan fasilitas rawat inap yaitu Puskesmas Mlati II, Puskesmas Ngemplak I, Puskesmas Minggir, dan Puskesmas Kalasan. Sedangkan jumlah Pustu sebanyak 71 unit yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sleman, dengan demikian jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada seluruh desa sudah memiliki sarana pelayanan kesehatan.

Jumlah sarana kesehatan yang lain di Kabupaten Sleman antara lain sarana Rumah Sakit Umum sebanyak 17 unit dan Rumah Sakit Khusus sebanyak 6 unit, Jadi total sarana rumah sakit ada 23 unit, selanjutnya dapat dilihat dari grafik dibawah ini:


(46)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 46

Grafik 29.

Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sleman Tahun 2002 s/d 2010

0 200 400 600 800 1000 1200

Jml

RSU 7 8 8 8 9 9

RSK 1 2 2 2 2 2

Puskesmas 24 24 24 24 24 24 24 25

Pustu 75 75 75 75 75 74 74 71

BP 9 13 17 18 19 19 25 18

RB 10 14 14 19 19 19 16 28

Dokter Praktek 340 399 91 200 422 171 175 1102

Drg Praktek 99 114 229 79 169 134 134 145

Dokter Spesialis 48 63 14 95 267 290 342 345

Bidan Praktek 390 189 139 214 321 30 345 360

Perawat Praktek '- '- '-

'-Praktek kel Dokter '- 2 4 10 11 12 18

Lab Klinik 2 2 2 2

Apotik 81 91 101 122 129 142 162 167

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

B. Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Pemerintah dan Swasta

1. Jumlah sumber daya manusia

Sampai dengan Desember 2007 jumlah tenaga yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinas dan Puskesmas) sebanyak 1.074 orang, dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1.028 orang dan


(47)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 47

Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 46 orang. Adapun perinciannya dapat dilihat dalam lampiran:

2. Tenaga Medis

Jumlah tenaga medis tahun 2010 sebanyak 96 orang yang tersebar di 24 Puskesmas, yang meliputi jumlah dokter umum 82 orang, dan 38 dokter gigi (4 dokter gigi spesialis). Sedangkan untuk tenaga medis rumah sakit dari 8 rumah sakit yang ada telah melaporkan jumlah tenaga sebanyak 4 sarana yaitu Rumah Sakit Daerah Sleman, RSU Panti Rini, RSU Loka Pala, RS Panti Nugroho dan RSK Pura Ibunda.

Grafik 30

Jumlah Tenaga Medis (Dokter dan Dokter Gigi) di Kabupaten Sleman Tahun 2010

82

34

0 4 7 2

17 26

3 61

4 0

20 40 60 80 100

Jumlah

Puskesmas RSUD RS Swasta

Dokter Umum Dokter Gigi


(48)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 48

BAB VI

POLA SEPULUH BESAR PENYAKIT

A. POLA PENYAKIT DI PUSKESMAS

1. Pola Penyakit Rawat Jalan di Puskesmas

a. Untuk usia 0 – 7 hari kasus terbanyak adalah BBLR ada 5 kasus common cold/nasopharyngitis sebanyak 3 disusul, asfiksia 3 kasus otitis media 2 kasus, hal ini terlihat dalam grafik 31 berikut:

Grafik 31

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 0-7 hari, Tahun 2010

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas Tahun 2010

b. Untuk usia 8 - 28 hari : kasus penyakit pada usia 8-28 hari tahun 2010 kasus terbanyak ádalah common cold sebanyak 128 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 45 kasus, demam yang tidak diketahui sebanyak 24 kasus, konjungtivitis 22 kasus, rinitis alergi sebanyak 15 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 13 kasus.

Grafik 32

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan 8 – 28 hari, Tahun 2010


(49)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 49

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas Tahun 2010

c. Untuk usia 28 hari – <1 tahun : kasus terdiagnosis paling banyak adalah common clod sebanyak 4.997 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.420 kasus, demam yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak 1.238 kasus diare dan gastroenteritis sebanyak 858 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 438 kasus, bronkhitis akut 337 kasus, , faringitis akut sebanyak 324 kasus, dan batuk sebanyak 303 kasus untuk data selengkapnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 33

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan 28 hari – 1 tahun, Tahun 2010


(50)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 50

d. Untuk Usia 1 – 4 tahun : Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 14.118 kasus, demam yang tidak diketahui sebabnya sebanyak 4.759 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 4.428 kasus, diare dan gastroenteritis 2.655 kasus, TB Anak (PK TB) sebanyak 1.720 kasus, faringitis akut sebanyak 1.713 kasus, dermatitis kontak alergi sebnayak 1.690 kasus, infeksi kulit dan jaringan subkutan sebanyak 1.229 kasus, bronkhitis akut sebanyak 1.215 kasus, dan batuk 853 kasus.

Grafik 34

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan 1 – 4 tahun, Tahun 2010

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010

e. Pola penyakit usia 5 – 9 tahun terbanyak merupakan gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 11.159 kasus, kasus common cold sebanyak 10.865 kasus disusul, demam yang tidak diketahui sebabnya sebanyak 4.574 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 3.703 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 3.498 kasus, faringitis akut sebanyak 2.337 kasus, karies gigi sebanyak 1.466 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 1.382 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 1.296 kasus, tonsilitis akut sebanyak 1.187 kasus, infeksi


(51)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 51

kulit dan jaringan subkutan yang lain sebanyak 1.068 kasus, dispepsia 997 kasus, data selengkapnya dapat dilihat di grafik sebagai berikut:

Grafik 35

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 5 - 9 tahun, Tahun 2010

Sumber : Laporan LB1 Puskesmas tahun 2010

f. Pola penyakit usia 10 – 14 tahun terbanyak merupakan common cold sebanyak 4.574 kasus, gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 2.594 kasus, demam yang tidak diketahui sebabnya sebanyak 2.555 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 1.842 kasus kemudian kasus infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.770 kasus, faringitis akut sebanyak 1.457 kasus, karies gigi sebanyak 1.131 kasus, grafik selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik 36

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 10 – 14 tahun, Tahun 2010


(52)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 52

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010.

g. Untuk Usia 15 – 19 tahun : kasus terbanyak yang terdiagnosis adalah Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 3.469 kasus, Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 2.805 kasus, demam yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak 1.846 kasus, karies gigi sebanyak 1.438 kasus, faringitis akut sebanyak 1.183 kasus, dispepsia sebanyak 1.151 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.145 kasus, gastritis sebanyak 905 kasus, dermatitis kontak alergi 885 kasus, ginggivitis dan penyakit periodental sebanyak 687 kasus, nyeri kepala 628 kasus selengkapnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:

Grafik 37

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 15 - 19 tahun, Tahun 2010


(53)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 53

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010

h. Untuk Usia 20 – 44 tahun : kasus terbanyak yang terdiaknosis adalah penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 23.271 kasus, diikuti Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 14.190 kasus, karies gigi sebanyak 9.541 kasus, gangguan lain pada jaringan otot sebanyak 6.480 kasus, ginggivitis dan penyakit periodental sebanyak 6.213 kasus, dispepsia sebanyak 6.067 kasus, hipertensi primer 5.751 kasus. Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 5.286 kasus, faringitis akut sebanyak 4.938 kasus, gastritis sebanyak 4.919 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dari selengkapnya sebagai berikut:

Grafik 38

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 20 - 44 tahun, Tahun 2010


(54)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 54

Sumber: Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010.

i. Untuk Usia 45 – 54 tahun : kasus terbanyak pada kelompok umur 45-54 tahun adalah hipertensi primer sebanyak 10.893 kasus, gangguan lain pada jaringan otot sebanyak 6.315 kasus, common cold sebanyak 6.179 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 5.811 kasus, Diabetus Mellitus (NIDDM) sebanyak 4.697 kasus, Dispepsia sebanyak 2.926 kasus, gastritis sebanyak 2.791 kasus, gangguan sendi 2.783 kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 2.603 kasus, nyeri kepala sebanyak 2.579 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 2.367 kasus, karies gigi sebanyak 2.086 kasus, dan dermatitis kontak alergi sebanyak 2.084 kasus.

Grafik 39

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 45-54 tahun, Tahun 2010


(55)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 55

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010

j. Untuk Usia 55 – 59 tahun : kasus terbanyak yang terdiagnosis adalah hipertensi primer 7.919 kasus, Gangguan lain pada jaringan oto sebanyak 3.683 kasus, diabetes mellitus (NIDDM) sebanyak 3.419 kasus, common cold/nasopharyngitis akut sebanyak 2.991 kasus, penyakit pulpa dan jeringan peripikal sebanyak 2.014 kasus, gangguan sendi sebanyak 1.573 kasus, dispepsia sebnayak 1.523 kasus, Nyeri kepala sebanyak 1.338 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.272 kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 1.101 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 986 kasus, data selengkapnya dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik 40

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 55-59 tahun, Tahun 2010


(56)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 56

Sumber : Laporan Lb1 Puskesmas tahun 2010

k. Untuk usia 60 – 69 tahun : kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 16.637 kasus, diabetes mellitus (NIDDM) sebanyak 6.010 kasus gangguan lain pada jaringan

otot sebanyak 5.826 kasus, Common Cold/Nasopharyngitis Akut

sebanyak 4.312 kasus, gangguan sendi sebanyak 2.584 kasus, Dispepsia sebanyak 2.442 kasus, gastritis sebanyak 2.374 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 2.235 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1.698 kasus, nyeri kepala sebanyak 1.646 kasus, hipertensi sekunder sebanyak 1.633 kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 1.611 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 1.562 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 41

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 60-69 tahun, Tahun 2010


(1)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 72

49 38

34 32 31 21

18 15 8

8 8 8 6 5 5 4 4 3 3 3 2

0 10 20 30 40 50 60

Demam t ifoid dan paratif oid Demam dengue Apendik Demam berdarah dengue Frakt ur tulang anggota gerak Diare dan gastroent eritis Neoplasma jinak payudara Penyakit t onsil dan adenoid kronik Tuberkulosis paru Anemia Varises esofagus Dispepsia Hernia inguinal Hepat itis virus Hemoroid Epilepsi Urolitiasis Infeksi saluran naf as bagian atas akut Inf eksi kulit dan jaringan subkutan Kejang YTT Ot itis media & gangguan mast oid

Sumber Data : Laporan RSUD Sleman tahun 2010

f. Untuk usia 25 - 44 tahun: Kasus penyakit rawat inap di RSUD Sleman yang terpantau adalah oid dan paratifoid sebanyak 68 kasus, diare gastroenteritis sebanyak 44 kasus, diabetes mellitus sebnayak 44 kasus, neoplasma jinak sebanyak 32 kasus, stroke sebanyak 31 kasus, hemoroid sebanyak 30 kasus, fraktur tulang anggota gerak sebnayak 30 kasus, demam berdarah dengue sebanyak 29 kasus, dispepsia sebanyak 27 kasus, neoplasma payudara sebanyak 23 kasus dan demam dengue sebanyak 21 kasus.Data selengakapnya dapat dilihat dari grafik dibawah:

Grafik 58

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD Sleman Golongan Umur 25 - 44 tahun, Tahun 2010


(2)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 73 68

68 44

44 32

31 30 30 29 27 23 21 18 16 16 15 14 14 14 11 9

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Apendik Demam tifoid dan paratifoid Diare dan gastroenteritis Diabtets M elitus Neoplasma jinak Stroke Hemoroid Fraktur tulang anggota gerak Demam berdarah dengue Dispepsia Neoplasma jinak payudara Demam dengue Hepatitis virus Urolitiasis Asma Hipertensi Tuberkulosis paru M alaria Infark miokard akut Jantung Penyakit jantung iskemik

Sumber Data : Laporan RSUD Sleman tahun 2010

g. Untuk usia 45 - 65 tahun : Kasus penyakit rawat inap di RSUD Sleman yang terpantau adalah penyakit diabetes mellitus sebanyak 91 kasus, stroke sebanyak 73 kasus, hipertensi esensial sebanyak 64 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 52 kasus, hernia inguinal sebanyak 45 kasus, demam tifoid dan paratifoid sebanyak 37 kasus, jantung sebanyak 37 kasus, fraktur tulang dan anggota gerak sebanyak 34 kasus dan gagal ginjal sebanyak 28 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat grafik dibawah ini:

Grafik 59

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD Sleman Golongan Umur 45 – 64 tahun, Tahun 2010


(3)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 74 91

73 64 52 45 37 37 34 28 27 22 19 16 15 14 12 12 10 8 3 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Diabetes M elitus Stroke Hipertensi esensial Diare dan gastroenteritis Hernia inguinal Demam tifoid dan paratifoid Penyakit jantung Fraktur tulang anggota gerak Gagal ginjal Dispepsia Asma Anemia Serosis hati Infeksi kulit dan jaringan subkutan Hiperplasia prostat Tuberkulosis paru M alaria Hepatitis virus Pneumonia Cmapak Neoplasma ganas nasofaring

Sumber Data : Laporan RSUD Sleman tahun 2010

h. Usia > 65 tahun : Stroke menempati urutan tertinggi dengan jumlah kasus sebanyak 85 kasus, penyakit jantung sebanyak 55 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 51 kasus, hyperplasia prostate sebanyak 42 kasus, hernia inguinal sebanyak 41 kasus, hipertensi sebanyak 36 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 30 kasus, bronchitis emfesima dan penyakit paru obstruktif sebanyak 29 kasus, neoplasma jinak sebanyak 26 kasus, diabetes mellitus sebanyak 26 kasus dan penyakit jantung iskemik sebanyak 16 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat dibawah:

Grafik 60

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD Sleman Golongan Umur > 65 tahun, Tahun 2010


(4)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 75

85 55

51 42 41 36 30 29 26 26 19 18 16 16 15 15 14 10 9 9 7

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Stroke Penyakit jantung Diare dan gastroenteritis Hiperplasia prostat Hernia inguinal Hipertensi Diare dan gastroenteritis Bronkitis emfisema dan penyakit paru obstruktif Neoplasma jinak Daibetes M elitus Penyakit jantung iskemik Infark miokard akut Dispepsia Gagal ginjal Asma Fraktur tulang anggota gerak Perdarahan intracranial Serosis hati Empiema Anemia Penyakit usus dan peritonium

S sumber Data : Laporan RSUD Sleman tahun 2010

i. Untuk Semua Golongan umur : penyakit diare dan gastroenteritis sebanyak 490 kasus, demam tifoid dan paratifoid sebanyak 429 kasus, stroke sebanyak 167 kasus, diabetes mellitus sebanyak 164 kasus, apendik sebanyak 161 kasus, pneumonia sebanyak 146 kasus, hernia inguinal sebanyak 135 kasus, BBLR sebanyak 125 kasus, demam berdarah dengue sebanyak 121 kasus, neoplasma jinak sebanyak 119 kasus, hipertensi esensial sebanyak 115 kasus dan penyakit jantung lainnya sebanyak 103 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat dari grafik dibawah ini:


(5)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 76 Grafik 61

Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD Sleman Semua Golongan Umur, Tahun 2010

490 429 167

164 161 146 135 125 121 119 115 103 99 89 88 83 70 58 55 50 44

0 100 200 300 400 500 600

Diare dan gastroenteritis Demam tifoid dan paratifoid Stroke Diabetes M elitus Apendik Pneumonia Hernia inguinal BBLR Demam berdarah dengue Neoplasma jinak Hipertensi esensial Penyakit jantung lainnya Kejang YTT Anemia Asma Demam dengue Hemoroid Hiperplasia prostat Penyakit jantung iskemik Bronkitis emfisema & peny. paru obstrktif Tuberkulosis paru


(6)

Profil kesehatan kabupaten Sleman By @ Dinkes Kab Sleman 77

BAB VII P E N U T U P

Secara umum pembangunan kesehatan di Kabupaten Sleman telah menunjukkan berbagai perbaikan terhadap derajat kesehatan, upaya dan sarana kesehatan sedikit demi sedikit telah dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten sehingga dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sleman. Sementara itu pembangunan kesehatan, terus diupayakan sejalan dengan perbaikan kondisi umum dan perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Dengan telah disusunnya buku profil ini semoga dapat memberikan manfaat dan gambaran secara luas tentang pencapaian pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sleman.