Pengaruh prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI.

Studi kasus : Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta Yuni Sumekar Wati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 634 siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sejumlah 185 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistika non paramerik chi square.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 5,142 < χ² tabel = 7,815); (2) ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 105,967 > χ² tabel = 12,592); (3) tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (pendapatan ayah χ² hitung = 1,909 < χ² tabel = 7,815 dan pendapatan ibu χ² hitung = 0,906 < χ² tabel = 5,99).


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING ENVIRONMENT AND PARENTS’ INCOME RATE TOWARDS HIGH SCHOOL STUDENTS’ INTEREST IN CHOOSING THE FACULTY OF

TEACHER TRAINING COLLEGE IN UNIVERSITY LEVEL A Case Studi on the Students of Eleventh Grade of 11 State Senior High

School Yogyakarta Yuni Sumekar Wati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

The study aims to describe the influence of: (1) learning achievement of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (2) learning environment of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (3) parents’ income rate of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college.

The population of the study was 634 students of 11 State Senior High School Yogyakarta. The samples of the study were 185 students of the eleventh grade of Social Science and Natural Science departements. The samples were taken by using the purposive sampling. The data analysis technique was statistic non-parametric chi square.

The result shows that: (1) there is no influence in learning achievement towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 5,142 < χ² table = 7,815); (2) there is a positive influence on learning environment towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 105,967 > χ² table = 12,592); (3) there is no influence on parents’ income rate towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (father income χ² calculated = 1,909 < χ² table = 7,815 and mother income χ² calculated = 0,906 < χ² table = 5,99).


(3)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI

(Studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yuni Sumekar Wati O51334034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI

(Studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yuni Sumekar Wati O51334034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(5)

(6)

iii iii


(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:

Tuhan Yesus Kristus sumber harapan dan kasih

Orang Tuaku (hanya ini yang dapat ananda

persembahkan)

Saudaraku (kita berjuang untuk hidup yang lebih baik)

Carolus Boromeus Tri Senjaya yang tiada henti selalu

mendampingi


(8)

MOTTO

Mengeluh tidak bisa dijadikan strategi, setiap orang memiliki waktu yang terbatas dan waktu yang kita habiskan untuk mengeluh tidak mungkin membantu dalam mencapai tujuan serta membuat kita lebih bahagia (Randy Pausch)

Orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang dihadapi, tetapi orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan yang ada.

And God is faithful; he will not let you be tempted beyond what you can bear. But when you are templed, he will also provide a way out so that you can stand up under it.

(1 Chorintians 10 : 13b)


(9)

vi vi


(10)

(11)

KATA PENGANTAR

an Minat Siswa

SMA

i pihak. Oleh

1. tas Keguruan dan

2. endidikan Ilmu

3. gram Studi

4.

mberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan

5.

yang telah bersedia menyediakan waktu

6.

Pak Bambang, Pak Bondan) dan seluruh dosen Universitas Sanata Dharma Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar,

Lingkungan Belajar dan Tingkat Pendapatan Orang Tua Deng

dalam Memilih Fakultas Keguruan Di Perguruan Tinggi”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak

mungkin lepas dari bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbaga

karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakul

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan P

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Pro

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak me

skripsi ini;

Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Bapak A. Heri Nugroho,

S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji

untuk menguji hasil penelitian ini.

Seluruh dosen PAK (Bu Prem, Bu Catur, Bu Indah, Bu Rita, Pak Muhadi,


(12)

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh

perkuliahan.

7. Ibu Dra. Dwi Rini Wulandari, M.M. selaku kepala sekolah SMA Negeri 11

Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

8. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Sedayu yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan uji validitas;

9. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan

materi bagi keberhasilan penulis;

10. Saudara-saudaraku terkasih yang telah memberi warna dalam hidupku.

11. Carolus Boromeus Tri Senjaya atas cinta, dukungan dan kesetiaan yang telah

diberikan.

12. Sahabat-sahabatku terkasih Tri, Indah, Riri, Eka, Wulan, Asih, Rina, Rina

Budi, Mas Eka, Filip, Niken, Candra thanks untuk bantuan dan dukungan

yang telah kalian berikan;

13. PAK ’05 terima kasih teman-teman atas kerjasamanya;

14. Mitra perpustakaan (Mbak Santi, Mas Aswin, Mbak Amik, Mbak Asih,

Mbak Lia, Mbak Oyo, Mbak Sabet, Mbak Iin, Cik Endah, Barbarita, Mbak

Meta, Mas Ocep, Om Prima, Ika, Mbak Hana, Mbak Ratih, Tia) yang telah

menjadi rekan kerja yang solid dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.


(13)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima oleh semua

pihak, demi pengembangan pengetahuan. Terima kasih.

Penulis

Yuni Sumekar Wati


(14)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI.

Studi kasus : Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta Yuni Sumekar Wati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 634 siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sejumlah 185 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistika non paramerik chi square.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 5,142 < χ² tabel = 7,815); (2) ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 105,967 > χ² tabel = 12,592); (3) tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (pendapatan ayah χ² hitung = 1,909 < χ² tabel = 7,815 dan pendapatan ibu χ² hitung = 0,906 < χ² tabel = 5,99).


(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING ENVIRONMENT AND PARENTS’ INCOME RATE TOWARDS HIGH SCHOOL STUDENTS’ INTEREST IN CHOOSING THE FACULTY OF

TEACHER TRAINING COLLEGE IN UNIVERSITY LEVEL A Case Studi on the Students of Eleventh Grade of 11 State Senior High

School Yogyakarta Yuni Sumekar Wati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

The study aims to describe the influence of: (1) learning achievement of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (2) learning environment of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (3) parents’ income rate of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college.

The population of the study was 634 students of 11 State Senior High School Yogyakarta. The samples of the study were 185 students of the eleventh grade of Social Science and Natural Science departements. The samples were taken by using the purposive sampling. The data analysis technique was statistic non-parametric chi square.

The result shows that: (1) there is no influence in learning achievement towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 5,142 < χ² table = 7,815); (2) there is a positive influence on learning environment towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 105,967 > χ² table = 12,592); (3) there is no influence on parents’ income rate towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (father income χ² calculated = 1,909 < χ² table = 7,815 and mother income χ² calculated = 0,906 < χ² table = 5,99).


(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

MOTTO……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. . vi

LEMBAR PUBLIKASI……… vii

KATA PENGANTAR………. viii

ABSTRAK……… xi

ABSTRACT……… xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah . ... 4

C. Rumusan Masalah . ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian . ... 5


(17)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Prestasi Belajar.

1. Pengertian Belajar ... ... 7

2. Pengertian Prestasi Belajar ... ... 8

B. Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga ... ... 9

2. Lingkungan Sekolah ... 11

3. Lingkungan Masyarakat ... 14

C. Tingkat Pendapatan ... 16

D. Minat 1. Pengertian Minat ... 16

2. Faktor yang Menimbulkan Minat ... 17

E. Perguruan Tinggi... 18

F. Kerangka Berfikir 1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 19

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 20

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 22

G. Model Penelitian ... 23

H. Hipotesis ... 23


(18)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 25

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi... 25

2. Sampel... 26

3. Teknik Penarikan Sampel... 26

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian... 26

2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Identitas Sekolah ... 40

B. Sejarah... ………... 40

C. Kondisi SMA Negeri 11 Yogyakarta... 42

D. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta... 43

E. Organisasi SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 44

F. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 11 Yogyakarta... 47

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 48

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 48


(19)

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Siswa ... 54

2. Data Prestasi Belajar ... 55

3. Data Lingkungan Belajar ... 55

4. Data Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 56

5. Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas di Perguruan Tinggi.. 57

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat a. Uji Normalitas ... 58

b. Uji Linearitas ... 59

2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian hipotesis I ... 60

b. Pengujian Hipotesis II ... 62

c. Pengujian Hipotesis III ... 64

C. Pembahasan 1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 67

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 68

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 69


(20)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN... 77


(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Prestasi Belajar………. 27

Tabel 3.2 Operasional Lingkungan Belajar………. 28

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendapatan Orang Tua……… 29

Tabel 3.4 Operasional Minat Memilih Fakultas Keguruan……….. 30

Tabel 3.5 Kesimpulan Hasil Uji Validitas……… 33

Tabel 3.6 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas……… 35

Tabel 3.7 Interpretasi ratio koefisien kontigensi terhadap Cmaks…………... 39

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri 11 Yogyakarta………. 48

Tabel 5.1 Pilihan Fakultas……… 54

Tabel 5.2 Prestasi Belajar………. 55

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar……….. 56

Tabel 5.4 Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan………….. 57

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas………. 58

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Linearias……… 59

Tabel 5.7 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis I………... 61

Tabel 5.8 Kontigensi………. 61

Tabel 5.9 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis II………... 62

Tabel 5.10 Kontigensi……….. ... 62


(22)

Tabel 5.11 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk

hipotesis III tingkat pendapatan ayah……….….... 64

Tabel 5.12 Kontigensi……….... 65

Tabel 5.13 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk

hipotesis III tingkat pendapatan ibu... 66

Tabel 5.14 Kontigensi………... 66


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 77 Lampiran II Data Penelitian

A. Data Uji Validitas dan Reliabilitas... 84

B. Data Penelitian ... 86

Lampiran III Penilaian Acuan Patokan Tipe II

A. Variabel Penelitian Minat ... 91

B. Variabel Penelitaian Lingkungan Belajar ... 91

Lampiran IV Perhitungan SPSS ... 92 Lampiran V Surat Keterangan... 95


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengentaskan masyarakat

dari kemiskinan adalah dengan mengikuti program pendidikan. Program

pendidikan yang dimaksud ialah pendidikan formal, mulai dari jenjang

sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Selain itu, semakin majunya

teknologi juga menuntut semakin tingginya kualitas tenaga kerja dalam dunia

kerja, dimana kualitas tenaga kerja yang tinggi salah satunya diperoleh dengan

pendidikan. Berdasarkan alasan tersebut, saat ini sebagian besar orang tua

berusaha untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang

perguruan tinggi.

Namun, pada kenyataannya harapan orang tua tidak begitu saja dengan

mudah dapat terwujud. Hal ini terjadi karena setelah anak lulus Ujian Nasional

dengan hasil gemilang, masih banyak tantangan yang menghadang seperti

merencanakan dan menentukan langkah selanjutnya. Bagi siswa yang sudah

mengetahui bakat dan minatnya serta terbiasa mengambil keputusan sendiri,

tidak banyak mengalami kendala dalam memilih fakultas.

Padahal yang sering terjadi saat ini adalah banyak siswa SMA yang

mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena tidak tahu bakat dan

minatnya, serta banyak yang belum menemukan potensi yang ada pada

dirinya, tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri bahkan untuk hal-hal


(25)

yang terkait dengan kepentingannya, sehingga bingung ketika harus memilih

fakultas di perguruan tinggi.

Banyaknya jumlah fakultas yang ditawarkan di perguruan tinggi

semakin membuat siswa SMA mengalami kebingungan dalam menentukan

fakultas yang tepat bagi dirinya. Dalam kondisi seperti ini anak SMA tetap

dituntut untuk mempertimbangkan pilihannya secara matang agar kelak tidak

mengalami penyesalan karena salah dalam memilih fakultas.

Sesuai dengan pendapat W.S. Winkel, (1984: 81), apabila siswa hendak

mengambil keputusan mengenai sekolah lanjutan mereka harus

mempertimbangkan dua hal :

1. kemampuan intelektual, bakat khusus, arah, minat, cita-cita hidup, dan

kemampuan finansial;

2. tidak dapat diabaikan pula harapan keluarga, serta kewajiban keluarga.

Selain pendapat di atas, berikut ini merupakan cara memilih fakultas di

perguruan tinggi agar siswa SMA tidak mengalami kesalahan dalam memilih

fakultas yaitu (suarapelajarindonesia.wordpress.com) :

1. Menyesuaikan cita-cita, minat dan bakat

Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat.

Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan


(26)

2. Informasi yang sempurna

Mencari informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan untuk

memilih fakultas. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan

bahan untuk membantu memilih fakultas.

3. Lokasi dan Biaya

Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih fakultas tidak akan

menjadi masalah. Sebaliknya, bagi masyarakat golongan menengah ke

bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas jelas bahwa untuk memutuskan

pilihan melanjutkan pendidikan, siswa tidak boleh mengabaikan kemampuan

dirinya sendiri, lingkungan belajar dan kemampuan orang tua. Dalam

penelitian ini, peneliti mencoba mengungkapkan faktor apa saja yang

menyebabkan tinggi rendahnya minat siswa untuk memilih fakultas keguruan

di universitas atau perguruan tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa memilih fakultas

keguruan di perguruan tinggi tidak hanya berasal dari diri siswa tetapi juga

berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa meliputi

prestasi belajar, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah

lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua. Oleh karena itu, penulis

mencoba meneliti mengenai “Pengaruh Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar

dan Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMA dalam

Memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Di Perguruan Tinggi”.


(27)

pertimbangan sebagian besar lulusan SMA ini melanjutkan studi di perguruan

tinggi dengan berbagai fakultas yang ada di perguruan tinggi.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa SMA

memilih fakultas di perguruan tinggi, maka perlu diadakan pembatasan

masalah. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis adalah

prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua. Fakultas

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fakultas yang ada pada perguruan

tinggi berbentuk universitas yaitu fakultas keguruan. Faktor lain yang tidak

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah motivasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah prestasi belajar mempunyai pengaruh terhadap minat siswa SMA

dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi?

2. Apakah lingkungan belajar mempunyai pengaruh terhadap minat siswa

SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi?

3. Apakah tingkat pendapatan orang tua mempunyai pengaruh terhadap


(28)

D. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh prestasi belajar terhadap minat

siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

2. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh lingkungan belajar terhadap

minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

3. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh tingkat pendapatan orang tua

terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan

tinggi.

F. Manfaat penelitian

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan pihak sekolah untuk

membantu siswa dalam mempertimbangkan pemilihan fakultas di

perguruan tinggi.

2. Peneliti

Dapat menambah wawasan tentang minat siswa SMA memilih fakultas di

perguruan tinggi dan juga sebagai sarana menerapkan disiplin ilmu yang

telah diterima di kampus.

3. Peneliti selanjutnya

Dapat merangsang munculnya ide-ide baru dalam bentuk

penelitian-penelitian pengembangan sehingga akan memberi sumbangan yang


(29)

4. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan

referensi perpustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

penelitian lebih lanjut tentang minat siswa SMA dalam memilih fakultas di


(30)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Sebelum membahas pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan

dibahas mengenai pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli,

karena antara belajar dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang

sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pengertian belajar menurut para

ahli adalah seperti berikut ini :

Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Selanjutnya Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara

relative konstant. Menurut Hamalik (1983:2), belajar adalah suatu

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.


(31)

2. Pengertian Prestasi Belajar

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya.

Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut antara lain adalah berprestasi.

Menurut Poerwanto (1986:2), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam

raport, sedangkan menurut S. Nasution (1996:17), prestasi belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:

kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga

kriteria tersebut.

Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu. Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang

sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur

hasilnya. Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa

yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan seberapa jauh

hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Sehubungan

dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor

merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan


(32)

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan

dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran

selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, prestasi belajar

merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat

keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil

belajar adalah perubahan di dalam diri siswa, dimana ia dapat mempunyai

hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui. Keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Evaluasi

adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin

dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Sudjana, 1990:28).

B. Lingkungan Belajar

1. Lingkungan Keluarga

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai

dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Petterson dan Loeber

(1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan bahwa

lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar


(33)

Menurut Roestiyah (1982:163), faktor-faktor yang datang dari

keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.

b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Menurut Winkel (1989:109), keadaan sosial-ekonomi

menunjukkan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat

bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai

seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan

material untuk belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf


(34)

atau rendah. Dari keadaan ini tergantung seberapa jauh kemampuan

anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua

dan pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya,

yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi

intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun,

akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya.

Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah

kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan

keluarga memberikan sumbangan yang penting dalam membangun

sikap anak. Sikap anak dalam menanggapi keadaan lingkungan

keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang

ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka

lingkungan keluarga yang baik akan berperan dalam segala sesuatu

yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang

membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal

pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar

maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua.

Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam

kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang


(35)

perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel,

1989:ix).

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja

melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah

materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah

yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan


(36)

siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.


(37)

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Ini berarti siswa adalah bagian dari

warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dan

berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan

tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun

orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu

bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi

perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk.

Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu

dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Keberadaan media massa dan televisi, serta banyak bacaan

berupa buku-buku, novel, majalah, koran, sehingga kurang dapat

dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik

membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas

belajar. Dengan demikian, bacaan perlu diawasi dan diseleksi. Televisi

yang banyak menyajikan hiburan yang berupa film-film akan dapat

mengakibatkan anak untuk malas belajar dan moral bagi anak akan

rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal ini yang


(38)

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.

Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan

pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan

yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab

sendiri seorang pelajar.

Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok

masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan

ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti

sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur

bagi pertumbuhan anak-anak nakal.

Anak-anak di lingkungan brutal memang tak mempunyai alasan

untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orang tuanya

kurang atau tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang

demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak

dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin

belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin

belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang

anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk

rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat

prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi


(39)

tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di

sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar

bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata

pelajaran di kelas dapat diatasi.

C. Tingkat Pendapatan

Gilarso (2002:63) mengatakan yang dihitung sebagai pendapatan

keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan

atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Sumber

pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Usaha sendiri, misalnya wiraswasta

2. Bekerja pada orang lain, misalnya karyawan

3. Hasil dari milik, misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari

menyewakan rumah.

Pendapatan keluarga dapat diterima dalam bentuk uang, dapat juga

dalam bentuk barang (disebut “in natura” misalnya tunjangan beras, hasil dari

sawah atau pekarangan sendiri) atau fasilitas-fasilitas (misalnya: rumah dinas).

D. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Winkel (1996:24), minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan


(40)

(1995:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Kemudian Sardiman

(1992:76), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

2. Faktor yang Menimbulkan Minat

Faktor yang menimbulkan minat menurut Crow and Crow (1982)

1) Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan

untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda. Dorongan ini

dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu

mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang

menantang.

2) Faktor motif sosial, yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri

dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh

hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya

hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

3) Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan

emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas

dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat


(41)

E. Perguruan Tinggi

Menurut (Taliziduhu, 1987:10), perguruan tinggi adalah pola proses

interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus

sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di

dalam masyarakat . Sedangkan sesuai dengan undang-undang No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan perguruan tinggi

berupa :

a. Akademi

Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan

professional.

b. Sekolah tinggi

Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang

pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat

berdiri dari satu atau lebih jurusan.

c. Institut

Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang

pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni.

Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu

atau lebih jurusan.

d. Universitas

Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program


(42)

bidang pengetahuan, teknologi, dan seni yang terdiri dari banyak

fakultas dan jurusan.

F. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi

belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran

yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi

belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan

cita-citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi daya dorong siswa

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan siswa

memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani pendidikan di

perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa

prestasi belajar memberikan sumbangan positif terhadap minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Budiarti, 2001:82).

Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat

mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa

yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai pengetahuan dan

kemampuan yang lebih baik dari pada siswa yang berprestasi belajar


(43)

yang tinggi dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih berani untuk

bersaing dengan siswa lain. (Mariani, 1993)

Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga bahwa siswa yang

berprestasi belajar tinggi akan cenderung memiliki cara pandang yang

positif terhadap fakultas keguruan. Sehingga diduga siswa yang

berprestasi belajar tinggi akan memilih fakultas keguruan karena memiliki

pengetahuan yang lebih baik mengenai fakultas keguruan daripada siswa

yang berprestasi belajar rendah.

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang

melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi

pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan

belajar ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat, dimana ketiga lingkungan ini pengaruhnya sangat

kuat terhadap prestasi belajar siswa.

Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)

mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi

kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Lingkungan

keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di

rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Hal


(44)

yang memiliki pandangan yang positif terhadap fakultas keguruan, maka

juga akan mendorong minat siswa untuk memilih fakultas keguruan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari gedung

saja, melainkan sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai

akan mendukung siswa belajar secara optimal, sehingga dapat mencapai

prestasi belajar (Ewaldina, 2000:19). Penjelasan ini menjadi dasar bagi

penulis untuk menduga bahwa lingkungan sekolah yang menyediakan

informasi mengenai fakultas keguruan, maka akan menimbulkan minat

siswa memilih fakultas keguruan.

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin

hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Dalam

menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu dijaga agar

tidak mendapatkan teman bergaul yang kurang baik. Jika tidak berhati-hati

dalam bergaul, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Ini akan

berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, bagi siswa yang

tinggal di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat

memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah

(1997:137), bahwa kondisi masyarakat di sekitar tempat tinggal anak akan

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Terkait dengan minat dalam

memilih fakultas keguruan penulis menduga bahwa lingkungan

masyarakat yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru,


(45)

Berdasarkan uraian mengenai ketiga lingkungan belajar tersebut

penulis dapat menduga bahwa siswa yang berada pada lingkungan yang

mendukung untuk memilih fakultas keguruan akan menimbulkan minat

siswa masuk fakultas keguruan. Hal ini terjadi karena siswa yang berada

dalam lingkungan yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi

guru, maka siswa akan mempunyai pandangan yang sama dengan

lingkungannya.

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh

suatu keluarga bersumber dari pendapatan pokok, pekerjaan sampingan

dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan (Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers,

1982:112).

Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan

mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha

menumbuhkan dan mengembangkan minat anak dalam pendidikan.

Semakin tinggi penghasilan orang tua semakin tinggi pula pendidikan

yang bisa diberikan orang tua kepada anak.

Terkait dengan minat dalam memilih fakultas keguruan di perguruan

tinggi, pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam

perwujudan minat itu yaitu sebagai sumber dana. Hal ini sesuai dengan


(46)

common source of capital, sehingga penulis menduga bahwa semakin tinggi pendapatan orang tua maka semakin besar kesempatan anak untuk

memilih fakultas non keguruan karena fakultas ini tergolong memerlukan

biaya yang lebih banyak dan begitu sebaliknya.

G. Model Penelitian

X1

X2

X3

Y

Keterangan :

X1 : Prestasi belajar X2 : Lingkungan belajar

X3 : Tingkat pendapatan orang tua

Y : Minat siswa SMA dalam memilih fakultas di perguruan tinggi

H. Hipotesis

Ha 1 : Ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam

memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

Ha 2 : Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam

memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

Ha3 : Ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari rancangannya penelitian ini termasuk dalam penelitian

studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian dimana peneliti

menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku

(Arikunto, 1990:314). Penelitian ini mengambil obyek tertentu sehingga

kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi

obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian : SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di tempat ini karena

alumni SMA Negeri 11 Yogyakarta ada yang memilih fakultas keguruan

untuk melanjutkan studi, tapi jumlahnya sedikit.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan sekitar bulan April - Juni 2009


(48)

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa

SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI. Idealnya yang menjadi subyek

penelitian adalah kelas XII, namun pihak sekolah tidak mengijinkan

peneliti untuk menggunakan kelas XII karena mereka sedang

mempersiapkan ujian akhir nasional. Oleh karena itu, diputuskan untuk

memilih kelas XI sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan sebentar

lagi mereka naik kelas XII dan dihadapkan pada pemilihan fakultas.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah prestasi

belajar, lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa

SMA dalam memilih fakultas di perguruan tinggi.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 150). Dalam penelitian ini yang menjadi


(49)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa

SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI jurusan IPA dan IPS. Dari seluruh

kuesioner yang disebarkan, diperoleh data yang dapat digunakan dalam

penelitian ini sejumlah 185 responden.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:122). Alasan penggunaan sampel

seluruh siswa kelas XI adalah karena mereka pada waktunya akan

melaksanakan pemilihan fakultas di perguruan tinggi. Dengan demikian,

kondisi ini sangat relevan dengan topik penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1) prestasi belajar

2) lingkungan belajar

3) tingkat pendapatan orang tua

4) minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di


(50)

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Setiap variabel yang ada, akan diukur dengan menggunakan cara

pengukurannya masing-masing. Pengukuran setiap variabel tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Prestasi Belajar

Pengukuran mengenai prestasi belajar dengan menggunakan

nilai raport kelas XI semester 1. Prestasi belajar siswa dikelompokan

menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan rendah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Menunjukkan skor yang dicapai responden dari nilai raport

2) Skor yang di capai responden selanjutnya digolongkan dalam

kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan di

beri skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Syarat pengukuran

Tinggi Lebih dari mean

Rendah Kurang/sama dengan mean

Mean dicari dengan rumus sebagai berikut : (Hadi,

1998:41)


(51)

b. Lingkungan Belajar

Variabel lingkungan belajar dijabarkan dalam indikator-indikator

sebagai berikut ini:

Tabel 3.2 Tabel Operasional

No Dimensi Indikator Pernyataan

positif (no item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (no item dalam kuesioner) 1. Lingkungan keluarga

1. Dukungan keluarga untuk memilih fakultas keguruan.

2. Pengertian keluarga

terhadap pilihan masuk fakultas keguruan. 3. Latar belakang keluarga

yang mendorong memilih fakultas keguruan. 1, 2 3 6 4 5 2. Lingkungan sekolah

1. Interaksi guru dan murid yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 2. Hubungan antar murid yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

3. Fasilitas pendidikan yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 4. Kondisi guru yang

mendorong untuk masuk fakultas keguruan. 7 9 10 12 8 11 3. Lingkungan masyarakat

1. Hubungan dengan

masyarakat yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 2. Kegiatan di masyarakat

yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 3. Fasilitas yang ada di

masyarakat yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

13, 14

15

17


(52)

c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan

sampingan ayah dan ibu dalam satu bulan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang

perubahan gaji PNS (www.scribd.com), pendapatan orang tua dalam

penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu:

Tabel 3.3

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi > Rp 2.230.900 2

Rendah ≤ Rp 2.230.900 1

d. Minat Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Minat memilih fakultas di perguruan tinggi adalah

kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk

memilih fakultas di perguruan tinggi yang ditandai dengan perasaan

bahwa fakultas penting bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pilihan

fakultas yang dimaksud adalah fakultas keguruan. Tipe pilihan dalam

kuesioner dengan menggunakan skala likert. Masing-masing

pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban, yaitu :

1) Pernyataan positif, adalah sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju

(S) diberi skor 4, ragu-ragu(R) diberi skor 3, tidak setuju (TS)


(53)

2) Pernyataan negatif, sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S)

diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi

skor 4 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5.

Tabel 3.4 Tabel Operasional

No Dimensi Indikator Pernyataan

positif (no item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (no item dalam kuesioner)

1. Tertarik 1. Ketertarikan untuk memilih

fakultas keguruan.

2. Ketertarikan untuk memilih

karier menjadi guru.

3. Ketertarikan untuk membaca buku tentang fakultas keguruan. 4. Ketertarikan untuk membaca

artikel mengenai fakultas keguruan.

5. Ketertarikan memilih fakultas keguruan karena dorongan sekitar. 18 20 22 23, 24 19 21

2. Memperhatikan 1. Perhatian terhadap fakultas

keguruan.

2. Mencari informasi tentang fakultas keguruan.

3. Perhatian terhadap dorongan dari guru.

4. Perhatian terhadap cara mengajar guru.

5. Perhatian terhadap potensi yang dimiliki. 26 27, 28 30, 31 32 25 29 33

3. Senang 1. Menyenangi sesuatu yang

dipilih.

2. Perasaan senang yang berasal dari teman sebaya.

3. Perasaan senang yang berasal dari keluarga.

4. Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar.

34

37

38, 39

35


(54)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya (Sugiono, 2007:199). Kuesioner ini di

berikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan kondisi sesungguhnya.

Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data mengenai lingkungan

belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMA dalam

memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda dan sebagainya (Muhadi, 2002:188). Dokumentasi

ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai nilai raport

semester 1 kelas XI dan gambaran umum mengenai kondisi sekolah.

c. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu ( Sugiono, 2007: 410). Teknik ini digunakan untuk

melengkapi data mengenai gambaran umum sekolah dengan melibatkan


(55)

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin, 2001). Instrumen yang

valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur data itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiono, 2007:172). Pengujian validitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product

moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikansi 5% (Sugiono, 2007:248).

Rumus :

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

X = skor total dari setiap item

Y = skor total dari seluruh item

Σ XY = hasil kali X dan Y

Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai koefisien rhitung > rtabel,

maka suatu butir instrumen dapat digunakan untuk mengukur minat siswa

memilih fakultas. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka suatu butir


(56)

Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap

variabel lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi yang dilakukan

sebelum penelitian.

Tabel 3.5

Kesimpulan Hasil Uji Validitas

No item r hitung r tabel keterangan

item 1 0,593 0,374 valid

item 2 0,625 0,374 valid

item 3 0,617 0,374 valid

item 4 0,581 0,374 valid

item 5 0,789 0,374 valid

item 6 0,576 0,374 valid

item 7 0,617 0,374 valid

item 8 0,648 0,374 valid

item 9 0,664 0,374 valid

item 10 0,637 0,374 valid

item 11 0,648 0,374 valid

item 12 0,845 0,374 valid

item 13 0,512 0,374 valid

item 14 0,564 0,374 valid

item 15 0,630 0,374 valid

item 16 0,681 0,374 valid

item 17 0,625 0,374 valid

item 18 0,829 0,374 valid

item 19 0,779 0,374 valid

item 20 0,853 0,374 valid

item 21 0,641 0,374 valid

item 22 0,651 0,374 valid

item 23 0,782 0,374 valid

item 24 0,657 0,374 valid

item 25 0,745 0,374 valid

item 26 0,610 0,374 valid

item 27 0,657 0,374 valid

item 28 0,658 0,374 valid

item 29 0,488 0,374 valid

item 30 0,412 0,374 valid

item 31 0,617 0,374 valid

item 32 0,674 0,374 valid

item 33 0,504 0,374 valid


(57)

item 35 0,651 0,374 valid

item 36 0,633 0,374 valid

item 37 0,826 0,374 valid

item 38 0,638 0,374 valid

item 39 0,504 0,374 valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan adalah

valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan

antara rhitung dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0,374. Berdasarkan perhitungan rhitung > rtabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan mengenai

lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instumen yang reliabel adalah instumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data

yang sama (Sugiono, 2007:172). Pengujian reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%.

rumus : r 11 =

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

σ

σ

2

2 1 1 t b K K Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ 2

b = jumlah varians butir


(58)

Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha

Cronbach > 0,6 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2007:42). Sebaliknya, jika koefisien Alpha Cronbach < 0,6 maka penelitian dikatakan belum reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kesimpulan Hasil Reliabilitas

variabel r hitung r tabel status

Lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan

0,968 0,6 reliabel

Dari 39 item pertanyaan diperoleh hasil koefisien Alpha Cronbach

sebesar 0,968 yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa

item dalam lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih

fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan identitas siswa, variabel prestasi belajar,

lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMU

memilih fakultas di perguruan tinggi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel disini dimaksudkan untuk menguji


(59)

dilakukan dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov

(Sugiyono, 1999: 255) yaitu :

D = maksimum [Fo ( X1 ) - Sn (X1)] Keterangan :

D : deviasi maksimum

Fo(X1) :fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan

Sn (X1) :fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari

nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas memiliki hubungan linear atau tidak dengan

variabel terikatnya.

Rumus :

S2TC

F = S2℮ Keterangan:

F : harga bilangan F untuk regresi

S2TC : total tuna cocok

S2℮ : total kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi


(60)

(k-2) dan dk penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier

diterima jika Fhitung < Ftabel(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang=(k-2)

dan dk penyebut=(n-k).

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini pengujian setiap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan rumus:

Regresi sederhana

bX a

Y = +

Keterangan :

Y = variabel tergantung (dependent) X = variabel bebas

a = nilai konstanta b = koefisien arah regresi

Harga a dapat dihitung dengan rumus:

2 2 2 ) ( . ) ( X X n Y X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

Harga b dapat dihitung dengan rumus:

2 2 ) ( . X X n XY X XY n b Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Kriteria hasil pengujian ini adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel dan Ho diterima

jika thitung < ttabel.

Jika dalam penelitian ini, data tidak memenuhi pengujian prasyarat


(61)

parametrik yaitu chi square dengan taraf signifikansi 5% (Sugiono, 2008:

107).

Rumus:

χ² =

fe fe fo k i 2 1 ) ( −

=

χ² = nilai Chi-Square yang dicari fo = jumlah yang diperoleh

fe = jumlah yang diharapkan

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah:

1) Menentukan statistik uji chi kuadrat dengan derajat kebebasan df =

(baris-1(kolom-1).

2) Berdasarkan tabel χ² pada taraf signifikansi 5% serta db =1, maka akan disimpulkan sebagai berikut:

- Jika harga χ²hitung > χ²tabel,maka Ho ditolak. - Jika harga χ²hitung < χ²tabel,maka Ho diterima.

3) Selanjutnya nilai-nilai tersebut diuji dengan koefisien kontigensi

C =

n

+

2

2

χ

χ

Keterangan:

C = koefisien kontigensi

χ² = harga chi kuadrat yang diperoleh n = jumlah responden


(62)

Kemudian nilai C dibandingkan dengan C maks. Nilai C maks dari

koefisien kontigensi yang tabelnya berukuran m x m (m baris x m

kolom) dengan rumus sebagai berikut:

C maks =

m

m

1

Keterangan:

m = banyaknya kategori yang paling kecil diantara variabel yang

diketahui semakin dekat nilai C dengan C maks, maka makin kuat

hubungan yang terjadi di antara variabel tersebut.

Perhitungan interpretasi ratio koefisien kontingensi (C) terhadap C maks

adalah sebagai berikut:

C rasio =

Cmaks C

Tabel 3.7

Interpretasi rasio koefisien kontigensi terhadap C maks

Nilai C Interpretasi

≥ 0,81 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

≤ 0,21 Sangat Rendah


(63)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta

Alamat : Jalan AM. Sangaji 50 Yogyakarta

Telepon : (0274) 565898

Tahun berdiri : 1989

Status : Negeri

B. Sejarah

Gedung fisik dibangun pada tahun 1897 dan digunakan sebagai gedung

Kweekschool (Sekolah Guru Jaman Belanda). Tanggal 3-5 Oktober 1908

dijadikan sebagai tempat berlangsungnya Konggres Boedi Utomo yang

pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (Aula) dan pada tahun

1927 kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahun dan 6

tahun (HIK).

Selama penjajahan Jepang berlangsung gedung ini digunakan untuk SGL

kemudian ditutup pada masa Revolusi Kemerdekaan RI. Tahun 1946 sekolah

dibuka kembali dengan nama SGB yang bertujuan memenuhi kebutuhan

tenaga guru yang berpendidikan 6 tahun. Pada bulan November 1947,

pemerintah membuka Sekolah Guru A (SGA) sehingga kompleks gedung

SGA/SGB dipimpin oleh bapak Sikun Pribadi. Akibat pecahnya perang dunia

kedua, sekolah ini terpaksa ditutup dan dibuka kembali ketika Yogyakarta

kembali ke Pemerintah RI (Juni 1949) dengan menempati ruangan STM


(64)

Negeri karena kompleks SGA dipakai sebagai asrama tentara.

Tahun 1950 dengan bantuan Sri Sultan HB IX, SGA/B kembali

menempati kampus Jln. AM Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di

Jln. AM Sangaji 38 dan SGA di Jln. AM Sangaji 42. Tahun 1959, SGA

kembali menempati kampus Jln. AM Sangaji 38, karena SGB tidak menerima

siswa baru lagi dan berubah fungsi menjadi SMP 6 Yogyakarta yang

menempati Jln. Cemoro Jajar No.1

Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 1953/1954

dibuka SGA II menempati lokasi yang sama dengan SGA I tetapi masuk sore

hari. Tahun 1959/1960 kedua SGA digabung menjadi SGA I. Tahun 1967

diadakan integrasi SGA dan SGTK. SGA menjadi SPG I dan SGTK menjadi

SPG II. Tahun 1970 SPG Negeri 1 Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat

latihan guru SD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY.

Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis. Pada

tahun 1989 Pemerintah mengalih fungsi SPG menjadi SMA, SPG Negeri 1

menjadi SMA 11 Yogyakarta.

Kepemimpinan Sekolah sejak 1993 sampai sekarang : 1. 1993-1995 : Drs. Gatot Sugiono

2. 1995-1999 : Eddy Sugiarto

3. 2000-2007 Drs. H. Randi Wijatno


(65)

C. Kondisi SMA Negeri 11 Yogyakarta

SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki luas tanah 33.650 meter persegi.

Kondisi gedungnya sudah permanen dan secara umum sudah baik. Seluruh

bangunan sudah terbuat dari tembok, seluruh atap menggunakan genteng

merah dan hamper seluruh langit-langit terbuat dari eternit. Sekilas dari depan

bangunan SMA Negeri 11 Yogyakarta tampak seperti bangunan kuno. Pihak

sekolah sengaja tidak mengubah struktur bangunan depan karena

mempertahankan nilai-nilai sejarah yang terkandung di SMA Negeri 11

Yogyakarta.

Halaman SMA Negeri 11 Yogyakarta cukup luas, yaitu 1.933 meter

persegi. Halaman sekolah bagian belakang dipergunakan sebagai tempat

upacara bendera setiap hari Senin dan hari besar nasional. Di sebelah kiri

halaman depan sekolah disediakan tempat parkir untuk siswa sedangkan

sebelah kanan disediakan untuk parkir guru dan karyawan.

Lingkungan di sekitar SMA Negeri 11 Yogyakarta merupakan bagian

dari lingkungan sekolah karena ada sekolah-sekolah lain yang berlokasi di

Jalan A.M. Sangaji. Selain itu, lokasi SMA Negeri 11 Yogyakarta sangat

strategis, terletak di pinggir jalan raya yang dilewati oleh angkutan umum.

Karena terletak di pinggir jalan maka pihak sekolah mengantisipasi dengan

membangun pagar tembok. Agar kegiatan belajar tidak terganggu dengan

aktivitas masyarakat sekitar, pihak sekolah mempunyai kebijakan untuk


(66)

bagian depan dipergunakan sebagai kantor kepala sekolah, komite sekolah,

ruang TU, perpustakaan dan ruang pertemuan.

D. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta 1. Visi

Mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, unggul

berlandaskan IMTAQ dan IPTEKS, serta memiliki intelektual, integritas

dan santun yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global.

2. Misi

a. Membentuk seluruh civitas akademika yang memiliki ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

b. Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan

peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran.

c. Meningkatkan kualitas kompetensi kelulusan, dalam mencapai hasil

ujian nasional dan ujian sekolah.

d. Meningkatkan prosentase siswa masuk perguruan tinggi negeri dan

swasta favorit.

e. Meningkatkan ketrampilan dan apresiasi peserta didik di bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya melalui contruktivisme

learning dan interaksi global.

f. Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi


(67)

g. Memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan Wawasan

Wiyata Mandala.

E. Organisasi Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta

Untuk memperlancar jalannya pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

mengadakan pembagian struktur organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta dijabat oleh Dra. Dwi Rini

Wulandari, M.M. Kepala Sekolah memiliki tugas sebagai berikut:

a. Sebagai administrator yang bertanggung jawab kepada pelaksana

kurikulum, ketatausahaan, administrasi, personalia, pemerintah dan

pelaksana instruksi dari atasannya.

b. Sebagai pimpinan untuk memimpin usaha sekolah supaya dapat

bekerja dengan baik.

c. Sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan

kepada guru, karyawan dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya

dengan baik dan bertanggung jawab.

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dijabat oleh Drs. Budi

Basuki, M.Ag Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas guru, tugas


(68)

persyaratan naik kelas atau lulus/tidak lulus dan laporan

pengajaran secara berkala.

2) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program

pelajaran, menyediakan daftar buku acuan dan siswa serta

menyusun laporan secara berkala.

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan dijabat oleh Hj. Martin

Mugiwati, S.Pd. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS, program dan

jadwal pembinaan siswa secara berkala dan terinci serta laporan

pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan

siswa, pemilihan calon siswa teladan dan calon penerima

beasiswa.

3) Membina dan melaksanakan koordinasi, keamanan, kebersihan,

ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.

4) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS.

5) Memberikan pembinaan pengurus OSIS dalam organisasi.

c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat dijabat oleh

Drs. Harjendro ESJ. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan


(69)

2) Berhubungan dengan instansi lain.

3) Membina hubungan antara sekolah dengan BP3, pengembangan

hubungan antara sekolah dengan lembaga sosial lain.

4) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat

secara berkala.

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

dijabat oleh Drs. H. Bidrun Fathoni. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Menginvestasikan barang-barang milik sekolah di sekolah.

2) Mendayagunakan sarana dan prasarana di sekolah.

3) Memelihara sarana dan prasarana di sekolah.

3. Guru

Selaku tenaga pendidik, setiap guru bertanggung jawab dalam tugas

pendidikan.

a. Bimbingan dan Penyuluhan

Tugas bimbingan dan penyuluhan adalah membantu kelancaran

sekolah dalam bidang kesiswaan dan urusan sekolah.

b. Urusan Pembinaan Kesiswaan

Urusan pembinaan kesiswaan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melayani pendaftaraan siswa baru.

2) Menangani kegiatan siswa.


(70)

4. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi diatur oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan

Kurikulum. Sesuai dengan kedudukan dan status tertentu, setiap guru

mengajar berdasarkan keahlian bidang studi masing-masing.

5. Wali Kelas

Guru wali kelas bertanggung jawab terhadap kelasnya sendiri, dalam

arti bahwa setiap wali kelas mampu memelihara suasana pembelajaran

yang kondusif di kelasnya, serta melakukan pendampingan bagi siswa

yang mengalami kesulitan belajar berupa komunikasi.

6. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyusun program tata usaha sekolah.

b. Menyusun keuangan dan kepegawaian.

c. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah.

d. Menyusun perlengkapan sekolah.

e. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah, menilai hasil kerja

staf-stafnya.

F. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 11 Yogyakarta

Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 73 orang terdiri atas

kepala sekolah 1 orang, guru tetap 45 orang, guru tidak tetap 8 orang, pegawai


(71)

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2008/2009 seluruhnya

berjumlah 634 orang. Peserta didik di kelas X ada sebanyak 6 kelas. Peserta

didik pada program IPA di kelas XI sebanyak 4 kelas, IPS di kelas XI

sebanyak 2 kelas. Peserta didik kelas XII IPA sebanyak 3 kelas, di kelas XII

IPS sebanyak 3 kelas.

Tabel 4.1

Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2008/2009

Kelas Jumlah Siswa IPA IPS

X 212 - -

XI 212 142 70

XII 210 108 102

Jumlah 634 - -

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta 1. Kegiatan guru secara umum

Kegiatan guru secara umum adalah mengajar di dalam kelas dimulai

pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran terakhir. Pada hari Senin

sampai Rabu jam pelajaran dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 13.45,

sedangkan pada hari Kamis dan Sabtu pelajaran dimulai pukul 07.15 dan

berakhir pukul 13.00, dan pada hari Jumat pelajaran dimulai pukul 07.15

dan berakhir pukul 11.15.

Selain mengajar ada guru yang ditugaskan untuk piket di ruang guru

secara bergantian setiap hari. Kegiatan piket di ruang guru yaitu

mengabsen semua guru yang sudah hadir dan mencatat guru yang belum

hadir atau tidak dapat hadir setiap pagi. Bila ada guru yang tdak dapat


(72)

ketidakhadiran guru dan mencari pengganti guru bila harus mengajar saat

itu.

Guru piket juga bertugas untuk mengawasi ketertiban siswa. Bila

ada siswa yang terlambat masuk sekolah maka siswa tersebut harus

melapor pada guru piket sebelum diijinkan masuk oleh guru piket. Selain

itu jika ada siswa yang mau ijin pulang atau keluar dari lingkungan

sekolah untuk suatu alasan tertentu maka harus melapor pada guru piket.

2. Kegiatan siswa

Kegiatan siswa secara umum adalah mengikuti kegiatan

pembelajaran di sekolah setiap harinya. Sebelum mata pelajaran pertama

dimulai selalu diawali dengan doa di kelas masing-masing dan setelah

berakhir jam pelajaran juga selalu ditutup dengan doa. Siswa yang

terlambat harus melapor ke guru piket sebelum diizinkan masuk kelas.

Ada beberapa pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti

oleh siswa kelas X dan XI, yaitu:

a. Pleton Inti

Pleton Inti adalah salah satu pilihan ekstrakurikuler dengan kegiatan

latihan baris berbaris dan diadakan dua minggu sekali.

b. Pencinta Alam

Pencinta Alam di SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki nama

“Arwacala” dan memiliki kegiatan seperti latihan climbing dan


(73)

c. Cheers Leader

Kegiatan ini memiliki jadwal latihan satu minggu sekali dan selalu

mengikuti lomba cheers leader yang diselenggarakan.

d. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

Bertujuan mengembangkan bakat siswa dalam bereksperimen di mata

pelajaran MIPA. Bila siswa masuk menjadi anggota KIR ini maka

secara otomatis akan menjadi anggota Jaringan Penelitian Siswa (JPS)

yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kota. Salah satu kegiatan

KIR adalah mengikuti kemah ilmiah bersama sekolah lain.

e. Olah Raga

Ekstrakurikuler ini meliputi olah raga basket, futsal dan Tae Kwon

Do. Latihan-latihan diadakan seminggu sekali.

f. Teater

Ekstrakurikuler ini mengembangkan bakat seni dan kreativitas siswa.

Latihan-latihannya diadakan seminggu sekali.

g. Eleven English Club

Eleven English Club (EEC) adalah suatu kegiatan yang menggunakan kemampuan berbahasa Inggris dan selalu melatih diri berbahasa


(74)

Selain kegiatan-kegiatan siswa juga ada organisasi siswa, seperti:

a. Majelis Perwakilan Kelas (MPK)

Tugas-tugas MPK adalah memantau kerja OSIS dan memilih

calon-calon pengurus OSIS baru.

b. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Tugas-tugas OSIS adalah menyelenggarakan suatu kegiatan sekolah,

dan setiap minggunya diadakan rapat rutin.

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Untuk menunjang proses belajar mengajar yang efektif dan efisien,

fasilitas yang disediakan SMA Negeri 11 Yogyakarta antara lain:

1. Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi, dan Laboratorium Kimia

Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh

pengalaman konkret mengenai ilmu yang dipelajari. Dari laboratorium ini

siswa bisa lebih hidup dengan pengetahuan yang telah diperoleh sehingga

dapat membantu siswa dalam pengembangan intelektualnya.

2. Ruang Komputer

Untuk menyikapi kemajuan teknologi saat ini, SMA N 11

Yogyakarta membekali siswa-siswi dengan memberikan ketrampilan

komputer. Komputer yang disediakan memadai dengan jumlah siswa.

3. Perpustakaan

Untuk menunjang proses belajar mengajar, SMA Negeri 11


(75)

Perintis” SMA Negeri 11 Yogyakarta. Perpustakaan ini memiliki koleksi

yang cukup banyak. Selain menyediakan buku-buku pengetahuan umum,

perpustakaan ini juga menyediakan buku pelajaran, ensiklopedia dan juga

kamus-kamus yang sangat membantu para siswa dalam kegiatan belajr.

Perlu diketahui bahwa perpustakaan perintis SMA 11 Negeri Yogyakarta,

pernah menjadi juara I dalam lomba perpustakaan sekolah umum se-DIY

pada tahun 1991. perpustakaan ini mempunyai luas 18 x 11 meter dan

memiliki koleksi buku sebanyak 7.100 judul buku dan jumlah buku

sebanyak 28.000 eksemplar.

4. Ruang Kelas

SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki 18 ruang kelas yang

berukuran 8 x 9 meter. Ruang kelas yang ada sudah cukup nyaman dan

terang. Di setiap kelas dilengkapi dengan meja dan kursi yang disesuaikan

dengan jumlah siswa di kelas tersebut. Di setiap kelas juga terdapat meja

dan kursi untuk guru, papan tulis (white board), alat tulis (board marker

dan penghapus), jam dinding, kipas angin dan papan presensi.

5. Ruang Agama

Untuk agama Islam ada di kelas masing-masing, untuk agama

Kristen dan agama Katolik ada ruangan tersendiri.

6. Usaha Kesehatan Sekolah

Sekolah menyediakan UKS sebagai tempat untuk melayani,

pengobatan, perawatan dan konsultasi bagi anggota sekolah yang


(76)

7. Lapangan Olah Raga

Sekolah menyediakan lapangan olah raga yang luas terletak di luar

lingkungan sekolah (dekat SMA Muhammadyah 1) dan dalam sekolah

(lapangan tenis dan basket).

8. Ruang Kesenian

Sekolah menyediakan ruang kesenian yang berisi fasilitas seni


(1)

LAMPIRAN V

Surat

Keterangan


(2)

95


(3)

96


(4)

97


(5)

98


(6)

99


Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammad

0 3 18

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammad

0 3 13

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 142

Hubungan antara persepsi siswa tentang profesi guru, prestasi belajar dan lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA N 1 Sleman.

0 3 186

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekejaan orang tua : studi kasus SMA Stella Duce Bantul.

0 3 160

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 4 140

Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan jenis pekejaan orang tua : studi kasus SMA Stella Duce Bantul - USD Repository

0 6 158

Pengaruh prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository

0 0 125

Hubungan antara persepsi siswa tentang profesi guru, prestasi belajar dan lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA N 1 Sleman - USD Repository

0 1 184