FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI KELOMPOK TANI (Studi Kasus Pada Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk- Jawa Timur).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

Anike Dwi Noviantaka 0713010078/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani (Studi Kasus Pada Koperasi Kelompok Tani Di Kabupaten Nganjuk- Jawa Timur)” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Drs. Ec. Munari, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan ini.


(3)

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Kedua Orang tua, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas semua do’a, dukungan baik dalam hal materil ataupun non materil yang diberikan kepada saya.

7. Orang yang sangat spesial Angga Mulia yang telah memberikan waktu, perhatian, kasih sayang dan kesabaran nya sehingga skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya.

8. Teman-teman kuliah, kost yg tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan yang sangat besar untuk saya.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Mei 2011


(4)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... .. vii

DAFTAR TABEL... . viii

DAFTAR LAMPIRAN... . ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi ... 13

2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 13

2.2.1.2. Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi 15 2.2.1.3. Model Sistem Informasi Akuntansi ... 18

2.2.1.4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 20


(5)

2.2.1.8. Para Pemakai Informasi Akuntansi ... 25

2.2.1.9. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi ... 28

2.2.2. Komunikasi Pemakai ... 30

2.2.2.1. Pengertian Komunikasi ... 30

2.2.2.2. Pentingnya Komunikasi ... 31

2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi ... 32

2.2.3. Partisipasi Pemakai ... 34

2.2.3.1. Pengertian Partisipasi ... 35

2.2.3.2. Cara Meningkatkan Partisipasi ... 35

2.2.4. Kompleksitas Sistem ... 36

2.2.4.1. Definisi Kompleksitas Sistem ... 36

2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem ... 37

2.2.5. Struktur Organisasi ... 38

2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi ... 38

2.2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi ... 38

2.2.6. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 40

2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi .... 40

2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 41

2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 42


(6)

3.1.1. Definisi Operasional ... 46

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 49

3.2. Teknik Pengukuran Sampel ... 50

3.2.1. Populasi ... 50

3.2.2. Sampel... 50

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data ... 51

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 51

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 52

3.4.1. Uji Validitas ... 52

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 53

3.4.3. Uji Normalitas ... 53

3.5. Teknik Analisis ... 54

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 54

3.5.2. Uji Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 59

4.1.1. Sejarah Singkat ... 59

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60


(7)

4.2.4. Tabulasi Jawaban Responden Variabel

Kompleksitas Sistem (X3) ... 65

4.2.5. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Struktur Organisasi (X4) ... 66

4.2.6. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 68

4.3. Analisis dan Uji Hipotesis ... 69

4.3.1. Uji Validitas ... 69

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 73

4.3.3. Uji Normalitas ... 73

4.3.4. Uji Asumsi Klasik ... 75

4.3.5. Analisis dan Uji Hipotesis ... 78

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

4.4.1. Pembahasan dan Implikasi ... 82

4.4.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ... 84

4.4.3. Keterbatasan Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 87

5.2. Saran ... 88


(8)

(9)

TABEL 4.3. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X1) ... 62

TABEL 4.4. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X2) ... 64

TABEL 4.5. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X3) ... 65

TABEL 4.6. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X4) ... 67

TABEL 4.7. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (Y) ... 68

TABEL 4.8. : Hasil uji validitas (X1) ... 70

TABEL 4.9. : Hasil uji validitas (X2) ... 70

TABEL 4.10. : Hasil uji validitas (X3) ... 71

TABEL 4.11. : Hasil uji validitas (X4) ... 72

TABEL 4.12. : Hasil uji validitas (Y) ... 72

TABEL 4.13. : Hasil uji Reliabilitas ... 73

TABEL 4.14. : Hasil uji Normalitas ... 74

TABEL 4.15. : Hasil Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 76

TABEL 4.16. : Uji Heteroskedasitas dengan Korelasi Rank Spearman ... 77

TABEL 4.17. : Hasil Uji F ... 79


(10)

Pemakai (X1), Partisipasi Pemakai (X2), Kompleksitas Sistem (X3), Struktur Organisasi (X4), dan Sistem Informasi Akuntansi (Y)

LAMPIRAN 3 : Hasil Uji Validitas LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Reliabilitas LAMPIRAN 5 : Hasil Uji Normalitas

LAMPIRAN 6 : Hasil Regresi Linear Berganda dengan Asumsi Klasik dan Uji Heteroskedastisitas


(11)

Oleh :

Anike Dwi Noviantaka Abstraksi

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk. Fenomena yang terjadi pada saat ini di Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk adalah bahwa sistem informasi akuntansi yang ada Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk sudah terkomputerisasi namun belum secara maksimal penggunaanya. Dalam aktivitas tertentu masih menggunanakan proses manual. Sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai,partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap pengguanaan Sistem Informasi Akuntansi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu 39 koperasi kelompok tani di Kabupaten Nganjuk. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik pengukuran semantic differential scale dengan jenjang 1 - 7. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling

adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh Komunikasi pemakai (X1), Partisipasi pemakai (X2), Kompleksitas sistem (X3) dan Struktur Organisasi (X4) terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) koperasi kelompok tani di Kabupaten Nganjuk, yang akan diuji dengan menggunakan program SPSS 13.0, dengan analisis persamaan regresi linier berganda dan tingkat signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji F menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), struktur organisasi (X4) terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t menunjukkan bahwa komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), struktur organisasi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk.


(12)

Perekonomian di Jawa Timur mempunyai andil yang cukup besar terhadap perkembangan ekspor nasional rata-rata berkisar USD 5 milyar dengan kontribusi 11 % - 12 % dari ekspor nasional. Melalui kapasitas industri besar, menengah dan kecil yang tersedia cukup besar maka suatu saat Jawa Timur menjadi bias jaringan inter provinsi yang bisa memberikan sumbangan terbesar setelah ekspor non migas. Tidak berlebihan Jawa Timur bisa memberi akses ke seluruh provinsi terhadap barang-barang yang dihasilkan pelaku bisnis sektor riil dan non formal (seperti : sektor hortikultura, perikanan, pertanian, perkebunan dan kerajinan). Perubahan-perubahan dalam masyarakat sebagian disebabkan pengaruh pembangunan nasional. Pada hakekatnya pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Hal ini berarti harus ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan dan menuntut perusahaan untuk berubah dengan cepat,misalnya sistem informasi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menetukan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut. Suatu sistem informasi akan berkembang selama masa hidup suatu perusahaan, artinya suatu informasi yang baru (atau paling tidak telah ditingkatkan mutu secara besar-besaran) akan menggantikan sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai.


(13)

Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan dan fungsi sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi. Sebagian besar manajer saat ini menyadari bahwa mereka membutuhkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk mengambil keputusan yang tepat, namun di beberapa perusahaan merasa suatu informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi perusahaanya tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa suatu sistem informasi akuntansi adalah komoditas vital yang harus dimiliki oleh perusahaan. Oleh sebab itu kesuksesan suatu sistem informasi akuntansi perusahaan sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem informasi akuntansi, pemakai, sponsor, dan customer.

Secara umum, SIA mencakup elemen-elemen pengolahan komputer dimana kompleksitas pengolahan dengan komputer yang selalu meningkat. Misalnya : pada tahun 1960-an awal dikenalkanya komputer, banyak perusahaan yang menggantikan sistem manual sengan sistem pengolahan batch (batch processing system). Selanjutnya pada tahun 1970-an, banyak perusahaan yang menggantikan sistem batch ini dengan sistem yang lebih kompleks, yang dikenal dengan on-line processing system dan real time processing, atau dengan penerapan data base processing system.akhirnya pada tahun 1980-an, akibat dari


(14)

kebijakan pengurangan biaya peralatan secara terus-menerus hampir semua perusahaan menggunakan mikro komputer. Sampai sekarang penerapan dari berbagai peralatan canggih tersebut telah menjadi hal yang wajar dalam sistem informasi akuntansi semua perusahaan.

Revolusi ini juga disebabkan oleh adanya perubahan secara radikal dalam rancangan aktivitas produksi dari berbagai organisasi, misalnya metode produksi dengan bantuan komputer (computer aided Manufacturing = CAM).

Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian atas bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa manipulasi tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa sumber mengatakan manipulasi komputer merupakan industri baru yang berkembang pesat bagaikan jamur di musim hujan. Dengan alasan ini secara umum diperlukan suatu tambahan pertimbangan dalam menentukan risiko pengendalian. Pertimbangan yang patutu diperhatikan adalah pengendalian komputer, yang meliputi; pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal pokok dalam sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama, terdapat gejala bahwa manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap informasi dari sistem yang diolah dengan komputer, kecermatan dan kehandalan laporan merupakan fungsi pengendalian dalam pengolahan data. Kedua, meningkatnya sumber daya yang dialokasikan pada aktivitas sistem yang menggunakan komputer, dengan


(15)

demikian proses pengendalian semakin diperlukan untuk memperoleh kepastian bahwa sumber daya-sumberdaya tersebut telah digunakan secara efektif. Ketiga, kemungkinan timbulnya permasalahan pengendalian dalam sistem yang menggunakan komputer demikian besar. Di samping itu banyak bukti yang menunjukan kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa ini.

Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang berarti terhadap akuntan (external auditor). Misalnya: dengan sistem informasi akuntansi yang semakin kompleks ini, proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dahulu (dalam sistem manual) memerlukan waktu yang lebih lama, dalam sistem yang baru (yang menggunakan komputer) pekerjaan pemeriksaan menjadi lebih singkat dan mudah, karena telah terkonsentrasi dalam program komputer. Berkas (file) yang dahulu disimpan dalam file cabinet, sekarang telah dikomputerisasikan dan tidak mudah dibaca oleh sembarang orang (tidak kasat mata). Akibatnya perubahan lingkungan yang mengikutsertakan penggunaan komputer ini menimbulkan lingkungan yang asing bagi akuntan, profesi akuntan telah mengantisipasi untuk mengadakan perkembangan peraltan dan teknik-teknik pemeriksaan dalam lingkungan sistem yang menggunakan komputer.

Perkembangan koperasi saat ini belum seperti yang diharapkan. Hal ini karena ada berbagai macam kendala yang dihadapi koperasi. Diantaranya ada yang bersumber dari luar koperasi antara lain yaitu lingkungan yang bersangkutan dalam melakukan kegiatan usaha, seperti persaingan dari badan usaha bukan koperasi merupakan persoalan yang khusus yang harus dipecahkan


(16)

oleh pengurus koperasi. Badan usaha yang bukan koperasi dengan skala luas karena mempunyai modal-modal yang besar kualitas daya manusia yang baik. Sedangkan yang bersumber dari koperasi itu sendiri antara lain kurangnya tenaga ahli dalam mengelola koperasi, tingkat partisipasi anggota, modal usaha koperasi yang relatif rendah serta pemasaran hasil usaha.

Pengembangan sistem informasi akuntansi menjadi suatu hal yang sangat penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di bidang industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha, lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini.

Obyek dalam penelitian ini adalah beberapa Koperasi di desa di Kabupaten Nganjuk. Koperasi di Kecamatan Bagor di Kabupaten Nganjuk adalah koperasi yang bergerak di bidang pertanian mempunyai usaha simpan pinjam dan usaha dagang yang beranggotakan sekelompok orang tani. Sejak pertama kali didirikan koperasi ini telah memfokuskan dalam bidang usaha simpan pinjam, dimana hasil dari simpanan para anggota koperasi selain dipinjamkan kembali juga digunakan untuk usaha dagang atau disebut ”usaha toko”. Selain itu kegiatan koperasi ini juga menimbun hasil panen dan apabila dibutuhkan bisa dipinjamkan. Dari hasil observasi diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang ada sudah terkomputerisasi namun belum secara


(17)

maksimal penggunaanya. Dalam aktivitas tertentu masih menggunanakan proses manual. Sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai,partisipasi pemakai,kompleksitas sistem dan struktur organisasi.

Kurangnya partisipasi pemakai dalam hal ini adalah karyawan koperasi nampak dari minimnya penguasaan para karyawan akan sistem informasi akuntansi yang ada dalam koperasi, sehingga hal tersebut menyebabkan para karyawan enggan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang tersedia. Selain itu kurangnya komunikasi antara pemakai yaitu karyawan dengan pengembang yaitu pengelola sistem informasi akuntansi dari pihak manajemen koperasi tersebut. Selain itu kurangnya komunikasi antara pemakai yaitu para karyawan dengan pengembang sebagai pengelola sistem informasi akuntansi dari pihak manajemen koperasi menyebabkan pemakai tidak mampu menguasai dengan baik sistem informasi akuntansi yang telah tersedia sehingga berakibat menurunya kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Faktor yang lain adalah kompleksitas sistem yang disusun oleh pihak pengembang terlalu rumit untuk dipahami para karyawan sebagai pengguna sehingga berakibat pada menurunya kepuasan para pengguna sehingga berakibat pada menurunya kepuasan para pengguna sistem informasi akuntansi di Koperasi tersebut.

Adanya komunikasi pemakai dan partisipsi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat mendesain suatu sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sisitem informasi akuntansi


(18)

(user), selain itu suatu sistem informasi akuntansi yang dipakai harus sesuai struktur organisasi suatu perusahaan, kesesuaian tersebut dapat mengurangi kompleksitas sistem sehingga tidak terjadi hambatan dalam pemakaian sistem informasi akuntansi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan lebih flexsibel. Karena secanggih apapun sistem yang dibuat, namun dalam perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang disebabkan karena ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakainya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi pada Koperasi desa di Kabupaten Nganjuk, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan usahanya. Dari latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTASI PADA KOPERASI KELOMPOK TANI DI KABUPATEN NGANJUK “


(19)

1.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

“Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk ?”

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

Untuk menguji variabel komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap pengguanaan Sistem Informasi Akuntansi ?

1.3. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat, antara lain :

1. Bagi Koperasi

Sebagai sumber informasi bagi pengurus Koperasi, sehingga dapat mengupayakan jalan keluarnya serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

2. Bagi Universitas

Untuk menambah koleksi perbendhaharan pada perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya fakultas Ekonomi,


(20)

sehingga dapat dipergunakan sebagai tambahan referensi ilmiah bagi peneliti dengan topik yang berbeda.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam koperasi dengan berpedoman pada teori yang diterima di bangku kuliah.

4. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan informasi untuk menambah pengetahuan khususnya mahasiswa mengenai koperasi.


(21)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan oleh pihak terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan antara lain sebagai berikut :

A. Prasid Junaedi (2009) Judul penelitian :

“Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada koperasi SETIA BHAKTI WANITA “JAWA TIMUR”.

Rumusan masalah :

Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Hipotesis :

1. Diduga keterlibatan pamakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.


(22)

2. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Alat uji :

Regresi Linear Berganda Hasil penelitian :

1. Terdapat pengaruh secara parsial antara faktor keberadaan program pelatihan dan pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

2. Adanya pengaruh keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai. Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berdampak positif bagi perkembangan kualitas karyawan.

B. Vonny ria hartawati (2009) Judul penelitian :

“Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi pada usaha kecil (UKM)”


(23)

Apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik, pelatihhan yang diikuti oleh pemilik dan tingkat pemahaman pemilik di bidang informasi akuntansi berbasis teknologi pada Usaha kecil dan Menengah (UKM) Alat Uji :

Regresi Linear Berganda dan Asumsi klasik Hasil penelitian :

1. Terdapat pengaruh secara simultan dan antara variabel Tingkat Pendidikan Pemilik(X1), pelatihan yang diikuti oleh pemilik(X2) dan tingkat pemahaman pemilik(X3) di bidang Informasi Akuntansi berbasis teknologi terhadap penggunaan Informasi Akuntansi berbasis teknologi (Y)

2. Terdapat pengaruh secara parsial pada variabel Tingkat Pendidikan Pemilik (X1) dan pelatihan yang diikuti oleh pemilik(X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi berbasis Teknologi (Y)

C. Widda Ratna Anggarawati (2009) Hasil Penelitian :

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi pada koperasi “BINA TANI BAMBU RUNCING” di Probolinggo


(24)

Rumusan masalah :

Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap efektifitas pemakai pada koperasi Bina Tani Bambu Runcing di Probolinggo

Alat uji :

Metode persamaan Regresi Linear Berganda Hasil penelitian :

1. Hipotesis yang dilakukan dapat diketahui bahwa komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap efektivitas.

2. Partisipasi pemakai berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap keefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Richard F.Neuschel yang dikutip oleh Cecil Gillespie (1971 : 2) dalam buku nya, Accounting System, Procedure and Methods, sistem akuntansi didefinisikan dalam dua pengertian pokok yaitu ; sistem dan prosedur.

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dikembangkan sesua dengan suatu kerangka yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan utama dalam perusahaan.


(25)

“Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Sementara menurut Mulyadi (2001: 3), bahwa sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi di antara diantara berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perushaan. Setiap sistem informasi terdiri dari blok-blok bangunan yang membentuk suatu sistem tersebut. Seperti halnya bangunan rumah sistem informasi memiliki komponen utama yang membentuk struktur bangunan sistem informasi. Komponen bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok (disebut dengan information system building block) : masukan, model, keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian.

Dari dua pengertian sistem akuntansi yang telah dikemukakan di atas terlihat dua titik pandang yang berbeda. Pada pendapat pertama sistem akuntansi dibagi dalam dua elemen pokok yaitu menyangkut sistem dan prosedur yang merupakan kerangka terpadu untuk mengurutkan kegiatan tulis-menulis (klerikal) melalui prosedur yang sama. Sedangkan pada pendapat yang kedua penekanan diberikan pada kata-kata koordinasi, yang mencakup catatan,formulir dan laporan dengan sasaran untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen. Kedua pendapat tersebut diatas, secara prinsip dan konsep tidaklah berbeda, namun keduanya saling melengkapi.


(26)

Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan menekankan informasi lebih luas dengan menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak luar.

Menurut Moscove (1994:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan mengambil keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen)

Menurut Widjajanto (2001:4), bahwa sistem informasi akuntansi adlah susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oloeh manajemen.

2.2.1.2. Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi

Perkembangan sistem informasi akuntansi dapat dikelompokan menjadi perkembangan yang bersifat mikro dan makro. Perkembangan yang bersifat mikro merupakan perkembangan sistem yang ada dan terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Perkembangan ini sebagai akibat berkembangnya perusahaan, apakah karena adanya produk baru (diversifikasi produk), perluasan usaha atau bertambahnya jenis usaha, jenis laporan yang dibutuhkan manajemen serta kemungkinan dirasakan masih belu memadainya sistem yang sedang berlaku.


(27)

Perkembangan yang bersifat makro merupakan perkembangan sistem informasi akuntansi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, seperti : perkembangan ekonomi dan politik. Yang paling penting adalah adanya perkembangan dalam teknologi komputer yang luar biasa cepatnya. Sistem akuntansi dalam berbagai dimensi waktu meliputi: Hal ink dikemukakan oleh Peter L.Mc.Mickle (1989 1-3) :

1. Sistem akuntansi masa lalu (past). Hal ini ditandai dengan text book sistem akuntansi yang ditulis oleh William Thompson’s dengan menawarkan mata kuliah mata kuliah dengan subyek sebagai bagian dari program pengembangan akuntansi.

Pada tahun 1930 mulai ditawarkan oleh Tabulating Machine Company,suatu mesin yang dapat membantu memudahkan perhitungan-perhitungan yang rumit dengan hasil yang akurat, dalam waktu yang cepat,sehingga mesin ini mulai digunakan oleh para pengawas perusahaan dalam menjalankan tugasnya.

Pada tahun 1950an semuanya telah berubah. Akuntansi hanya disibukkan dengan tugasnya untuk menyiapakan laporan keuangan. Dengan kata lain perhatian akuntan hanya tertuju pada profesinya yaitu bagaimana menyiapkan laporan keuangan. Perkembangan sistem akuntansi itu sendiri luput dari perhatian akuntan. Beberapa ahli teknik (khusus nya ahli komputer) melihat adanya peluang untuk menangani beberapa persoalan serius dalam akuntansi. Mereka


(28)

bergabung dengan membentuk asosiasi yang mereka namakan National Machine Accountants Association.

Pada tahun 1962 National Machine Accountants Association mengubah namanya menjadi Data Processing Management Assosiation, dan selanjutnya dikenal beberapa nama seperti : Electronic Data Processing (EDP), Automated data Processing (ADP), Computerized Information System (CIS), dan Management Information Systems (MIS).

Dampak yang paling besar terjadi sebelum tahun 1960-an, saat dihapuskan kurikulum sistem akuntansi di berbagai perguruan tinggi akuntansi di Amerika Serikat, dan mengubahnya menjadi Management Information Systems (MIS).

2. Sistem akuntansi sekarang (present)

Tahun 1970-an, merupakan masa suram bagi sistem akuntansi. Sistem akuntansi mulai bangkit dengan tantangan baru yaitu adanya permintaan masyarakat (khususnya masyarakat pengusaha) kepada akuntan untuk dapat mengembangkan sistem akuntansi menggunakan komputer. Hal ini disebabkan oleh karena masyarakat percaya penuh terhadapa penyusunan sistem akuntansi yang dilakukan oleh akuntan daripada sistem akuntansi yang disusun oleh ahli lain selain akuntan.


(29)

Pada masa selanjutya terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dalam pengetahuan akuntansi dan bisnis, dengan memasukan komponen komputer dan sistem dalam kurikulum akuntansi pada mata kuliah sistem akuntansi.

Pada kantor akuntan yang besar dan telah berkembang telah berhasil dikembangkan sistem akuntansi yang memanfaatkan komputer dalam mengoperasikan sistem akuntansi tersebut, dan di lingkungan akademis, Management Information Systems (MIS) betul-betul merupakan bagian mata kuliah tersendiri.

3. Sistem Akuntansi Masa Datang (future)

Sistem akuntansi masa yang akan datang memamng masih menjadi tanda tanya, apakah dia masih ada atau hilang sama sekali, atau masih ada tapi mungkin dalam bentuk dan nama yang lain. Namun demikian menurut hemat penulis kiranya prinsip dan ide dasarnya tidak akan hilang begitu saja.

Abdul Halim dalam makalahnya yang berjudul, Dampak Komputer Pada Sistem Akuntansi, mengelompokan sistem akuntansi berupa : sistem akuntansi sebelum komputer, sistem akuntansi setelah komputer, dan sistem akuntansi menggunakan komputer.

2.2.1.3. Model Sistem Informasi Akuntansi

Sebuah sistem informasi akuntansi tentu juga menerapkan model sistem secara umum yang terdiri dari input, proses dan output. Input dari sistem


(30)

Transaksi

Prosedur pelaksanaan Transaksi :

- Prosedur penj

- Prosedur Pen. Kas

- Prosedur Pemb

- Prosedur Peng. Kas

- Dan sebagainya

informasi akuntansi adalah transaksi keuangan dari suatu kesatuan usaha. Kemudian data ini diproses menjadi output yang disajikan dalam bentuk laporan. Output sistem informasi akuntansi adalah laporan akuntansi. Pengelolaan transaksi dapat dikerjakan secara manual atau menggunakan komputer. Penggunaan komputer tidak mengubah hakikat dari sistem informasi akuntansi, tetapi hanya mengubah cara pemrosesan transaksi menjadi laporan. Pengolahan data dengan bantuan komputer dapat lebih mudah dan tuntutan kebutuhan informasi dapat segera dipenuhi, terlihat dalam gambar dibawah (Bodnar dan Hopword : 1987)

1. Gambar sistem informasi manual

2. Gambar Sistem Informasi Akuntansi dengan komputer Dokumen Jurnal dan Register Buku Besar dan Buku Pembelian Laporan Tran‐ saksi  Prosedur Pelaksanaan Transaksi :

- Prosedur Penj

- Prosedur Penr. Kas

- Prosedur Pemb

Prosedur Peng. Kas

Dan Sebagainya

Dokumen

File

- Master File

- Transaction File - Reference File -History File Laporan


(31)

2.2.1.4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya diantara banyak golongan masyarakat. Golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan leveransir (supplier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman pemegang saham dan berbagai instansi pemerintahan yang berkepentingan dalam hal tersebut. Dan akan sangat berguna bila peninjau sistem informasi akuntansi dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkanya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakn oleh Chusing (1991:5) tentang peranan sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.2.1.5. Implikasi Sistem Informasi Akuntansi

Implementasi dan pengaruh sistem informasi akuntansi pada beberapa bidang, yang meliputi: dunia usaha, profesi akuntan, dan pengembangan ilmu pengetahuan akuntansi di Indonesia.

Pertanyaan pertama yang muncul adalah, apakah semua perusahaan sudah menggunakan komputer dalam mengolah data keuanganya? Jawabnya adalah masih sangat sedikit, dalam arti semua proses pengolahan datanya memanfaatkan komputer.


(32)

Hanya beberapa perusahaan besar saja yang menggunakan komputer untuk mengakses datanya, tanpa diselingi dengan proses yang dilakukan secara manual. Namun untuk pemakaian semi komputer dengan sistem manual cukup banyak. Pada kombinasi ini mungkin komputer hanya digunakan untuk mengakses data tertentu saja, biasanya untuk transaksi yang frekuensi terjadinya tinggi, dan datanya harus diakses dalam waktu yang tepat dan cepat.

Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menggunakan komputer dalam mengolah data keuangan. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi: banyaknya transaksi yang terjadi dalam waktu yang bersamaan ataupun berurutan, biaya untuk pemasangan dan pengoperasianya, dan ketersidiaan tenaga pelaksana operasional.

Faktor-faktor tersebut pada dasarnya adalah sama saja dengan kriteria penyusunan suatu sistem, seperti yang telah dikemukakan pada halaman terdahulu, yaitu: cepat, aman dan murah. Namun di sini penekanan lebih tertuju pada dua kriteria, yaitu kriteria aman dan murah. Dari segi kecepatan, jelas komputer jauh lebih cepat daripada bila dilakukan secara manual.

Akan lebih baik dan efektif, bila dalam melakukan penyusunan atau perubahan suatu sistem, dari sistem akuntansi manual menjadi sistem akuntansi menggunakan komputer, ataupun dari sistem akuntansi yang sudah menggunakan komputer diubah ke dalam sistem yang lebih canggih, dilakukan studi kelayakan (feasibility studies). Studi kelayakan meliputi 4 jenis studi kelayakan yaitu: technical, operational, legal dan environmental serta ekonomis.


(33)

Selanjutnya kalau dilihat pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap profesi akuntan, secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi belum mempunyai pengaruh yang berarti terhadap profesi akuntan. Hal ini tidak berarti tidak ada dampaknya sama sekali. Kalau akuntan tidak tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya komputer, tentu akan mengalami kesulitan untuk memberikan jasanya, bilamana klien meminta jasa penyusunan sistem akuntansi yang menggunakan komputer.

Selain itu akibat lainya adalah terhadap pelaksanaan pemeriksaan (audit) ikhtisar keuangan, bila mana akuntan mempunyai klien dan ataupun klien baru yang telah menggunakan komputer dalam mengakses data akuntansinya.

Keadaan ini merupakan tantangan dan peluang bagi profesi akuntan di masa akan datang, dan bagi Ikatan Akuntan Indonesia, yakni bagaimana menyusun tuntunan resmi berupa Norma Pemeriksaan Akuntan dalam lingkungan perusahaan yang menggunakan komputer.

2.2.1.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informassi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga penggunaan komputer sebagai alat bantu.

Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi karena siistem informasi itu tidak


(34)

mungkin berjalan tanpa manusia. Faktor psikologis karyawan, baik yang melaksanakan proses data dalam sistem itu, maupun pihak-pihak yang menerima keluaran (output) dari proses itu perlu dipertimbangkan. Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistik lainya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan mengambil keputusan.metode ini akan lebih nampak manfaatnya bila proses data menggunakan komputer. Hal ini terjadi karena kemampuan komputer yang tinngi untuk memanipulasi data (Baridwan, 1994 :7) .

2.2.1.7. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan. Artinya, suatu sistem informasi yang baru (atau paling tidak yang akan dikembangkan besar-besaran) akan menggantikan sistem yang sengaja digunakan jika tidak memadai lagi.

Menurut Mulyadi (2001 : 19-20) terdapat tujuan umum penggunaan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Untuk Menyediakan Informasi bagi Pengelola Kegiatan Usaha Baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini. Perusahaan manufaktur baru biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi lengkap, sejak dari sistem akuntansi putang, sistem akuntansi utang, sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, sistem


(35)

akuntansi biaya, sistem akuntansi kas, sistem akuntansi persediaan, sistem akuntansi aktiva tetap, dan sistem akuntansi pokok. Sedangkan perusahaan yang membuka usaha baru yang selama ini belum dijalankan biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi yang tidak selengkap yang diperlukan oleh perusahaan baru.

2. Untuk Memperbaiki Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem yang Sudah Ada.

Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu. Ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat penyajianya, dengan struktur informasi yang sesuai dengan tumtutan kebutuhan manajemen.

3. Untuk Memperbaiki Pengendalian Akuntansi dan Pengecekan Intern. Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu organisasi. Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem


(36)

akuntansi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya. 4. Untuk Mengurangi Biaya Klerikal dalam Penyelenggaran Catatan

Akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi. Untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi tersebut.

2.2.1.8. Para Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut Simamora (2000: 6-9) pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya para pemakai laopran keunagan dapat dibagi kedalam golongan antara lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.

1. Pemakai Internal.

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer- manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk


(37)

mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan.

2. Pemakai Eksternal.

a. Pemilik perusahaan. Para pemilik (owners) telah menamkan dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan keinginan pendapatan masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

b. Karyawan. Para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif finansial perusahaan mereka guna menunjukan suatu indikasi keselamatan kerja mereka. Selain itu kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan, pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Investor. Para investor pemasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah akan membantu permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yanhg diperkirakan dapat diperoleh dari investasi mereka

d. Kreditor. Kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa dan sumber daya keuangan bagi perusahaan


(38)

baik dengan memberikan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-lewajibannya secara waktu dan terjadwal.

e. Badan Pemerintahan. Pemerintahan membutuhkan informasi dalam upaya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainya. Pemerintah pusat dan daerah menarik pajak dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan. f. Organisasi Nirlaba. Organisasi Nirlaba (nonprofit

organization), seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan pemakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli peralatan dan semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.

Masyarakat pada umunya sering sekali tergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan perusahaan besar di Indonesia. Masyarakat memakai banyak


(39)

informasi finansial dalam menilai kebutuhan ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.1.9. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang baik harus mempunyai pengendalian. Suatu sistem merupakan subyek salah kelola, kecurangan dan penyelewengan. Oleh karena itu agar sistem dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuanya maka sistem tersebut harus dikendalikan. Pengendalian adalah alat untuk menjamin tersedianya informasi terbaik untuk keputusan dan keputusan tersebut adalah keputusan yang sesuai dengan wewenang pembuat keputusan.

Menurut Nash F,Jhon (1988:396) Pengendalian berasal dari pihak-pihak di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Pengendalian dari pihak luar perusahaan disebut dengan pengendalian ekstern, misalnya lingkungan hukum, undang-undang, kode etik, dan kondisi sosial.

Menurut ANICPA (1989 :74) Pengendalian yang berasal dari pihak dalam perusahaan disebut dengan pengendalian intern. Pengendalian intern suatu sistem informasi terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh suatu organisasi untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan organisasi tercapai. Oleh karena itu aspek terpenting suatu sistem informasi akuntansi adalah peran yang dimainkanya dalam struktur pengendalian intern perusahaan.

Perusahaan tidak dapat melakukan pengendalian ekstern karena hal tersebut ada di luar jangkauanya. Yang dapat dilakukannya hanya


(40)

mengupayakan pengendalian intern yang memadai untuk sistem yang diterapkan dalam perusahaan, seperti yang dinyatakan dalam SAS no. 1 bahwa tujuan pengendalian intern suatu perusahaan adalah :

1. Melindungi kekayaan dari pemborosan, kecurangan dan kerugian lainya,

2. Menyediakan informasi akuntansi dan informasi operasi lainya yang akurat dan dapat diandalkan,

3. Meningkatkan efisiensi operasi dan 4. Mendorong ditaatinya kebijakan operasi.

Menurut Nash, F.Jhon 1988 Pengendalian secara tradisional dibagi menjadi pengendalian umum (administrasi). Pengendalian akuntansi dirancang sedemikian rupa untuk memberi jaminan yang layak bahwa :

1. Transaksi telah diselesaikan sesuai dengan otorisasi, 2. Transaksi telah dicatat secara akurat,

3. Akses ke aktiva dibatasi hanya untuk yang telah diotorisasi saja, 4. Catatan kekayaan telah dibandingkan dengan kekayaan yang ada

secara periodik, dan tindakan yang sesuai telah diambil untuk setiap perbedaan yang ada.

Pengendalian administrasi meliputi struktur organisasi, semua prosedur, dan catatan yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan yang mengarah pada dikeluarkanya otorisasi manajemen mengenai transaksi- transaksi. Pengeluaran otorisasi tersebut merupakan fungsi manajemen yang


(41)

secara langsung berhubungan dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi dan merupakan titik pangkal untuk menetapkan pengendalian akuntansi terhadap transaksi-transaksi.

Pengendalian intern ditetapkan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Sebagai konsukuensinya pengendalian intern harus diaplikasikan pada sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Penggunaan komputer dalam pemrosesan data akuntansi telah mengubah sifat pengendalian. Selain itu penggunaan komputer juga akan berpengaruh pada elemen pengendalian lain yaitu bidang pembagian tugas, penyelesaian transaksi, pencatatan transaksi, akses ke aktiva, dan perbandingan antara akuntabilitas catatan dan fisik aktiva.

Pengendalian umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengendalian organisasi, pengendalian pengembangan sistem, pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak, pengendalian keamanan, dan prosedur-prosedur pengendalian lainya. Pengendalian aplikasi meliputi pengendalian masukan, pengendalian pemrosesan, dan pengamanan sistem informasi berbasis komputer. 2.2.2. Komunikasi Pemakai

2.2.2.1. Pengertian Komunikasi

Menurut Gitosudarmo (1996: 195) komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi.


(42)

Menurut Davis dan Newstorm (1996 : 150) komunikasi merupakan ccara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain.

Dari beberapa beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemakai adalah proses penyampaian ide, gagasan, atau informasi yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. 2.2.2.2. Pentingnya Komunikasi.

Organisasi tidak mungkin ada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pemimpin tidak dapat meneria masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan dan organisasi akan runtuh karena tidak ada komunikasi.kerja sama juga menjadi sulit karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada orang lain.

Menurut Gitosudarmo (1996: 203) komunikasi yang efektif dan komunikatif merupakan hal yang penting karena :

1. Komunikasi merupakan alat bagi manajer untuk melaksanskan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan dan fungsi pengendalian.

2. Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manajer di setiap hari dan memakan waktu yang paling banyak dari waktu kerja yang tersedia.kita maklumi bersama bahwa jarang sekali seorang yang duduk manis di samping meja kerjanya untuk berfikir


(43)

perencanaan semata atau merenungkan alternatif-alternatif. Sebagian besar waktunya akan dihabiskan untuk mengadakan komunikasi dengan bawahanya, rekan kerja setingkat, pemasok atau pelanggan atau membaca laporan-laporan, memo, surat dan sebagainya.

2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi.

Menurut Gitosudarmo (1996:202) ada beberapa unsur dalam komunikasi, antara lain :

1. Komunikator atau pengirim

Komunikasi adalah orang atau pihak yang melakukan dan memberikan pesan ataupun berita serta perintah-perintah kepada orang lain atau pihak lain.

2. Pesan.

Pesan adalah suatu yang akan disimpulkan oleh komunikator kepada orang lain atau komunikan.

3. Perumusan ide atau konsep.

Perumusan ide secara teknis sering disebut sebagai proses penyandaian atau pengkodean. Oleh karena itu, maka penyandian merupakan usaha atau proses yang dilakukan oleh komunikator untuk menterjemahkan atau menjabarkan gagasan, ide, konsep, atau informasi yang dimilikinya dan yang akan disampaikan kepada orang lain.


(44)

4. Media atau perantara.

Media atau perantara adalah sarana untuk digunakan dalam penyampaian pesan.

5. Penangkapan pesan.

Penangkapan pesan adalah proses untuk menerima pesan yang dikirimkan.

6. Penerima pesan atau sandi.

Komunikasi adalah orang yang menerima pesan atau message yang datang daei si penngirim pesan atau komunikator.

7. Noise atau gangguan komunikasi.

Suasana yang gaduh, juga dapat menjadi faktor yang menggangu proses penyampaian pesan yang dikehendaki.

8. Umpan balik atau balikan (feed back).

Umpan balik merupakan arus balik dari komunikasi yaitu yang berupa komunikasi balik dari komunikasi kepada komunikator atas tanggapan yang diterima oleh komunikasi terhadap ide atau pesan yang ditangkapnya.

Supaya komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, dalam komunikasi tersebut diperlukan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima komunikasi. Oleh karena itu, pemberi komunikasi harus tau kepada siapa komunikasi tersebut disampaikan, dalam arti singkat pendidikanya, kemampuanya menerima komunikasi, dan sebagainya.


(45)

2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi

Menurut Nitisemito (1996:156) mengemukakan bahwa partisipasi adalah salah satu cara memotivasi yang mempunyai ciri khas lain daripada yang lain. Hal ini disebabkan peningkatan partisipasi lebih ditekankan pada segi psikologi daripada segi materi, dimana dengan melibatkan seseorang maka orang tersebut akan merasa ikut bertanggung jawab.

Menurut Davis (1996:171) menyatakan bahwa “ participation is mental and emotional of persons in group situations that them to contribute to group goals and share responbilitiy for them” (partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk menyumbang pada tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut).

Menurut Restuningdiah dan Indriantoro (2000: 121-122) partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Dan membedakan definisi user involment dengan user participation perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Istilah “ user participation” sebaiknya lebih digunakan dibanding “user involvement” apabila berkaitan dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem. Lebih jauh dinyatakan bahwa pengukuran perilaku pemakai dan


(46)

aktivitas harus dipertimbangkan sebagai pengukuran user participation bukan user involment.

2. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement” digunakan berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu dan didefinisikan sebagai pentingnya, serta relevansi personal sistem kepada pemakai.

3. Mencatat adanya hubungan implisit antara participation dengan involvement, dan berpendapat bahwa user participation merupakan penyebab penting bagi user involvement.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai dalam penelitian ini adalah perilaku atau aktivitas pemakai untuk ikut serta dalam keseluruhan proses pengembangan sistem informasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.2.3.2. Cara Meningkatkan Partisipasi

Cara meningkatkan partisipasi adalah dengan mengikutsertakan bawahan terutama dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan.

Menurut Nitisemito (1996:156) cara-cara meningkatkan partisipasi antara lain :

1. Mengikutsertakan mereka secara langsung dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan.

2. Menjelaskan maksud dan tujuan keputusan dan perencanaan yang akan dikeluarkan.


(47)

3. Meminta tanggapan dan saran tentang keputusan dan perencanaan yang dikeluarkan.

4. Meminta informasi tentang segala sesuatu kepada mereka dalam usaha membuat keputusan dan perencanaan.

5. Memberikan kesempatan untuk ikut memiliki saham. 6. Meningkatkan pendelegasian wewenang.

2.2.4. Kompleksitas Sistem

2.2.4.1. Definisi Kompleksitas Sistem

Kompleksitas menurut Robbins (1996:91-100) merujuk pada tingkat differensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Dimana diferensiasi terbagi menjadi :

1. Diferensiasi Horisontal

Merujuk pada tingkatan differensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat, dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan serta pelatihanya.

2. Differensiasi Vertikal

Merujuk pada kedalaman struktur organisasi, dimana semakin meningkat differensiasi yang ada pada sebuah perusahaan maka akan semakin meningkat pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah.


(48)

3. Diferensiasi Spasial

Merujuk pada sejauh mana lokasi fasilitas dan pegawai organisasi tersebar secara geografis.

2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem

Organisasi terdiri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Maka makin kompleks sebuah organisasi, makin besar kebutuhan akan alat komunikasi, koordinasi dan kontrol yang efektif. Dengan kata lain, jika kompeksitas meningkat maka akan demikian juga halnya dengan tuntutan terhadap manajemen untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitasyang didiferensiasi dan disebarkan bekerja dengan mulus dan secara bersama ke arah pencapaian tujuan organisasi.

Jadi arti kompleksitas bagi manajer adalah ia mencitakan permintaan kebutuhan yang berbeda-beda dari waktu manajer. Makin tinggi kompleksitas makin besar pula jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk menghadapi masalah komunikasi, koordinasi dan kontrol.

2.2.5. Struktur Organisasi

2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi

Pengertian struktur organisasi menurut Arifin (2003:177) adalah suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok, sedangkan menurut Robbins (2002:132) struktur organisasi adalah


(49)

penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasi secara formal.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu sistem atau kerangka kerja yang menjelaskan penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasi secara formal.

2.2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Cara organisasi di dalam menyusun strateginya akan tergantung kepada banyaknya faktor. Beberapa yang menentukan perancangan suatu struktur organissi dapat dijelaskan sebagai berikut (Arifin, 2003:179) :

1. Besar Kecil Organisasi

Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerja akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi maka struktur organisasinya akan semakin kompleks. 2. Strategi Organisasi

Dari hasil peneltian pada perusahaan-perusahaan di Amerika menunjukan bahwa terdapat hubungan antara strategi dan struktur organisasi.

3. Teknologi

Perbedaan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.


(50)

4. Manusia atau Karyawan

Tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan juga mempengaruhi bentuk struktur dari organisasi.

5. Sejarah Organisasi

Apa yang telah dilakukan oleh perusahaan di masa lalu mungkin tidak sesuai lagi diterapkan pada masa kini. Perubahan yang begitu cepat mengharuskan organisasi untuk menyesuaikan diri.

6. Produk dan Jasa

Jenis produk dan jasa yang disediakan oleh organisasi akan mempengaruhi stuktur organisasi

7. Pelanggan dan Pasar

Apakah organisasi menyediakan jasa kepada jajaran pelanggan yang luas di sejumlah besar lokasi, organisasi ini mungkin memerlukan banyak kantor cabang.

8. Geografi

Penyebaran sebuah organisasi secara geografis yang mungkin disebabkan perlunya dekat dengan bahan baku pelanggan akan mempengaruhi susunan organisasi itu.


(51)

2.2.6. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang melandasi adalah Balance Theory oleh Newcom pada tahun 1961. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang tertarik satu sama lain pada dasar sikap-sikap yang serupa terhadap obyek dan tujuan-tujuan yang relevan secara umum. Suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki keterampilan, pribadi yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Komunikasi pemakai adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim si penerima informasi.dari keterangan di atas dapat disimpulkan dalam mencapai tujuan perusahaan, begitu juga dengan komunikasi pemakai dalam mengembangkan sistem informasi sehingga hasil dari penggunaan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi yang pada akhirnya tujuan dapat terwujud.

2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang melandasi adalah teori harapan expectancy theory dikemukakan oleh Victor H.Vroom dalam Hasibuan (1999:116) yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaanya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan tersebut.


(52)

Partisipasi pemakai merupakan perilaku pemakai, pekerjaan dari pemakai dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses penggunaan sistem informasi akuntansi sehingga sistem informasi yang dihasilkan dapat diterima dan diigunakan sehingga kepuasan pemakai dapat tercapai karena apabila sistem yang digunakan oleh sebuah perusahaan tidak melibatkan pemakai sistem informasi akan terjadi penolakan sehingga sistem yang dibuat akan sia-sia karena pemakai tidak mengerti atau tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pemakai melalui partisipasi pemakai sistem informasi dengan harapan bahwa sistem yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai hasil dari partisipasi tersebut.

2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang melandasi adalah teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behaviour) yang dikembangkan oleh Triandis (1980) dalam Jurnali dan Supomo (2002:219) yang menyatakan bahwa pemanfaatan komputer personal atau PC (personal computer) oleh pemakai yang memiliki pengetahuan di lingkungan yang dapat memilih (optional) dipengaruhi oleh afeksinya (affect) terhadap pemanfaatan PC.

Menurut Robbins yang memandang organisasi terediri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Seorang dengan jabatan manajemen membutuhkan informasi yang sangat


(53)

komplek sehingga memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhanya karena apabila tidak didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut tidak dapat mengambil keputusan yang akurat.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pemanfaatan sistem informasi tergantung kebutuhan akan informasi tersebut, semakin tinggi jabatan seseorang maka membutuhkan informasi yang semakin kompleks itu diperlukan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena apabila didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut dapat mengambil keputusan yang akurat.

2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang melandasi adalah teori kelompok yang dikembangkan oleh Filey, House dan Kerr pada tahun 1976 dalam Thoha (1992:182) yang menyatakan bahwa suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengokutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja.

Setiap perusahaan memiliki struktur yang mengatur tugas dan wewenang, seorang pemimpin atau manajer bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan sedangkan bawahan atau karyawan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing dimana dia berada, kesemua bagian tersebut memerlukan sistem informasi yang berbeda-beda, agar dapat mencapai tujuan


(54)

yang sama yaitu tujuan perusahaan maka dari itu hendaknya dapat membuat sistem informasi yang dapat mendukung terciptanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang ada dalam struktur organisasi.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah agar suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, maka harus terdapat suatu pertukaran positif diantara pimpinan dan pengikut nya, komunikasi antar bagian yang ada dalam struktur organisasi dapat tercipta apabila sistem informasi yang digunakan mendukung komunikasi tersebut.

2.3. Kerangka Pikir

Teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir penelitian. Berikut ini adalah premis-premis yang disusun dari penelitian terdahulu dan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya :

Teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir penelitian.

Berikut ini adalah premis-premis yang disusun dari penelitian terdahulu dan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya :

Premis 1 : Orang-orang tertarik satu sama lain pada dasar sikap-sikap yang serupa terhadap obbjek dan tujuan-tujuan yang relevan secara umum (balance theory).

Premis 2 : Kekuatan dan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan


(55)

tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu (Teori ekspektasi).

Premis 3 : Pemanfaatan komputer dan (personal computer) oleh pemakai yang memiliki pengethauan di lingkungan yang dapat memilih (optional) dipengaruhi oleh afeksinya (affect) terhadap pemanfaatan PC (theory of attiude and behaviour)

Premis 4 : suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap dan pelaksanaan kerja (teori kelompok).

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Uji statistik Regresi Linear Berganda Partisipasi pemakai (X2) 

Kompleksitas sistem (X3) 

Struktur organisasi (X4)  Komunikasi pemakai (X1)

Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) 


(56)

2.4. Hipotesis

Perumusan Hipotesis yang telah dikemukakan di atas maka dapat disusun sebuah hipotesis yang dapat menyelesaikan perumusan masalah dalam penelitian ini. Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Diduga bahwa komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi


(57)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan sistem informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y).sedangkan variabel bebasnya adalah komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), dan struktur organisasi (X4).

Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Terikat

Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) adalah hubungan antara suatu pusat pertanggung jawaban dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin baik pula unit tersebut.

Variabel ini diukur dengan 4 item pertanyaan (Murniati, 2002) yaitu : 1. Setiap kegiatan koperasi dicatat dengan sistem komputerisasi 2. Hasil pencatatan dengan sistem terkomputerisasi lebih akurat 3. Informasi yang disajikan dapat dioperasikan tepat waktu


(58)

b. Variabel Bebas

1. Komunikasi pemakai (X1) adalah suatu proses penyampaian ide,

konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi.

Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Kettinger (1990) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 12 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval, yaitu : a. Tutur bahasa yang baik

b. Sensitif terhadap kebutuhan orang lain c. Ingin meraih yang terbaik

d. Memperhatikan kata orang lain

e. Berhubungan dengan orang lain secara efektif f. Seorang pendengar yang baik

g. Memiliki karya yang mudah dipahami h. Mengekspresikan idenya dengan jelas i. Pembicaraan mudah dipahami

j. Mengatakan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat k. Sangat komunikatif

l. Menanggapi pesan (memo, telepon, laporan) dengan cepat.

2. Partisipasi pemakai (X2) adalah keterlibatan emosi dan mental

pegawai dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk menyumbang pada tujuan kelopok serta bertanggung jawab


(59)

Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh McKeen (1994) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 10 item pertanyaan yaitu:

a. Studi dan analisa pengembangan sistem informasi b. Pembiayaaan

c. Informasi

d.

Prosedur pengendalian sistem e. Penentuan bentuk

f. Pengujian g. Evaluasi h. Pelatihan i. Perencanaan j. Laporan

3. Kompleksitas sistem (X3) adalah tingkat differensiasi yang ada di

dalam sebuah organisasi.

Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo (1970) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 3 item pertanyaan yaitu:

a. Sistem b. Operasi c. Perencanaan


(60)

4. Struktur Organisasi (X4) adalah suatu sistem atau jaringan kerja

terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok.

Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh McKeen (1994) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 8 item pertanyaan :

a. Pengembangan produk

b. Penerimaan dan pemutusan karyawan c. Pemilihan investasi

d. Penjelasan yang rinci e. Informasi

f. Tugas dan hak karyawan g. Keterlibatan karyawan h. Gaya-gaya manajerial

3.1.2. Pengukuran Variabel

Tipe skala yang digunakan adalah skala interval dan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada keduanya sisinya ditutup dengan kata sifat. Lebih khususnya penelitian ini menggunakan pilihan satu sampai


(61)

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Pengukuran Sampel 3.2.1. Populasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah 66 koperasi kelompok tani yang ada di kabupaten Nganjuk.

3.2.2.Sampel

Menurut (Sugiyono2003:56) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dengan teknik simple random sampling adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono,2003: 61)

Penentuan sampel didasarkan pada pedoman ukuran sampel rumus Slovin sebagai berikut :


(62)

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Ukuran Populasi

e = Sampling error (10%) = 0,1 Dengan perhitungan:

n = 66 = 39 responden 1 + 60 (0,05)²

Sehingga dalam penelitian ini menggunakan sampel sebesar 39 Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yaitu data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya (Nasir, 1999:212)

Sumber data diperoleh dari Koperasi Kelompok Tani dimana data diambil dari kuesioner yang dibagikan pada bagian keuangan.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data


(63)

a. Dokumenter

Teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah di dokumentasi dan masih berlaku saat ini.

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Karena kuisioner dirancang untuk mengukur karakteristik penggunaan sistem informasi akuntansi.

Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan menghasilkan antara skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. (Sumarsono, 2002:31)

Menurut Azwar (2001: 157), koefisien validitas itu kurang daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subyek yang berjumlah besar, dari uraian tersebut, dapat


(64)

- Jika nilai rhitung≥ 0,30 berarti pernyataan valid - Jika nilai rhitung < 0,30 berarti pernyataan tidak valid

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan (Sumarsono, 2002:31).

Menurut Ghozali (2001: 132) bahwa suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kriteria pengujian sebagai berikut : 1. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel.

2. Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel

3.4.3. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004:42)

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004:43)

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi tidak normal


(65)

3.4.4. Teknik Analisis 3.4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan umum linier berganda sebagai berikut : Persamaan regresi ini harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji-F dan uji t tidak bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya 3 asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier yaitu :

1. Tidak boleh ada Multikollinieritas 2. Tidak boleh ada Autokorelasi 3. Tidak boleh Heterokedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) sehingga pengambilan keputusan melalui Uji-F dan Uji-T menjadi bias

a. Multikolinieritas

Multikollinieritas berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi,maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikorelasi di dalam model regresi adalah sebagai berikut :


(66)

1. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat

2. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolinieritas

3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerans dari lawanya(2) variant inflation faktor (VIF). Kedua ukuran ini menunjikan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Tolerans mengukur variabelitas variabel bebas terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainya. Jadi nilai tolerans yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi(karena VIF=1/tolerance) dan menunjukan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai VIF>10 maka terjadi multikolonieritas(Ghozali, 2006:91)

b. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu urut (time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectorial). Dalam konteks regresi, model regresi linear mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau nilai pengganggu. Jadi uji autokorelasi bertujuan menguji apakah apakah dalam model regresi ada korelasi


(67)

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95)

c. Heterokedastistas

Heterokedastistas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variant dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:105). Maksud dari penyimpangan heterokedasitas adalah varians variabel dalam model tidak sama (konstan).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastistas digunakan korelasi Rank Spearman antara residual dengan variabel independen - Apabila nilai signifikan hitung (sig) > dari tingkat signifikan α =

0,05 berarti tidak terjadi heterokedastistas

- Apabila nilai signifikan hitung (sig) < dari tingkat signifikan α = 0,05 berarti terjadi heterokedastistas (Santoso, 1999: 231)

3.4.4.2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis yang digunakan dalam Regresi Linear Berganda adalah dengan menggunakan Uji-F dan Uji-t

1. Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan model untuk menjelaskan fenomena yang


(68)

H0: b1 =b2 = b3 = 0 (tidak ada kesesuaian model antara variabel X1, X2, X3 terhadap Y)

H1 : b1 = b2 = b3 0 (ada kesesuaian model antara variabel X1, X2, X3 terhadap Y)

Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X1 , X2 , X3 terhadap Y

b. Jika nilai probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti pengaruh yang signifikan X1 , X2 , X3 terhadap Y

2. Uji t

Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antar variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

a. Hipotesis

H0: b1 =b2 = b3 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat)

H1 : b1 = b2 = b3 0 (terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat)

Dimana i = 1, 2, 3


(69)

b. Ketentuan Pengujian :

1. Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

c. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan metode statistik Regresi Linear Berganda untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Rumus yang digunakan pada Regresi Linear Berganda :

Yi = βu + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ei ... (1)

………….(Anonim, 2003: L-21) Keterangan :

Y = Penggunaan Sistem Informasi Akuntanssi X1 = Komunikasi Pemakai-Pengguna

X2 = Partisipasi Pemakai X3 = Kompleksitas Pemakai X4 = Struktur Organisasi

βo = Konstanta

β1…β4 = Koefisien Regresi Variabel X e = Kesalahan Pengganggu


(70)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat

Obyek dalam penelitian ini adalah beberapa Koperasi di desa di Kabupaten Nganjuk. Koperasi di Desa Bagor Kulon di Kabupaten Nganjuk adalah koperasi yang bergerak di bidang pertanian mempunyai usaha simpan pinjam dan usaha dagang yang beranggotakan sekelompok orang tani.

Sejak pertama kali didirikan koperasi ini telah memfokuskan dalam bidang usaha simpan pinjam, dimana hasil dari simpanan para anggota koperasi selain dipinjamkan kembali juga digunakan untuk usaha dagang atau disebut ”usaha toko”. Selain itu kegiatan koperasi ini juga menimbun hasil panen dan apabila dibutuhkan bisa dipinjamkan.

Dari hasil observasi diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang ada sudah terkomputerisasi namun belum secara maksimal penggunaanya. Dalam aktivitas tertentu masih menggunanakan proses manual. Sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai,partisipasi pemakai,kompleksitas sistem dan struktur organisasi.


(1)

pemakai berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap keefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi. 4). Dian Indri Purnamasri, 2004, yang menyimpulkan bahwa komunikasi pemakai, partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kompleksitas sistem, dan struktur organisasi tidak berpengaruh terhadap efektifitas pengembangan sistem informasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian terdahulu mempunyai hubungan dengan penelitian ini. Penelitian saat ini dilakukan di Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3),

struktur organisasi (X4) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem

informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk.

4.4.3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuesioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

3. Responden kurang antusias dalam mengisi kuesioner, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

86

4. Responden penelitian ini adalah 39 orang anggota Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk.


(3)

87 5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai tujuan hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), struktur

organisasi (X4) secara bersama-sama terhadap penggunaan sistem informasi

akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk

2. Pengujian hipotesis menggunakan hasil uji t menunjukkan bahwa komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), struktur

organisasi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan

sistem informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.

3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa struktur organisasi (X4) berpengaruh

dominan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

88

5.2. Saran

Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pihak koperasi kelompok tani di Kabupaten Nganjuk hendaknya mampu menggunakan dan menerapkan sistem informasi akuntansi dalam menjalankan aktifitas di koperasi, karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistem informasi akuntansi mampu mengerjakan lebih cepat dan akurat.

2. Bagi penelitian yang akan datang, hendaknya mengembangkan penelitian dengan menambah variabel atau melakukan pada objek penelitian yang berbeda.


(5)

pertama, penerbit BPFE , Yogyakarta.

ANICPA, 1989, Codification of statement on Auditing standart, AICPA, inc, New York.

Arifin, 2003, Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, Penerbit Bayu Media, Malang.

Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bornar, George H.and William S.Hopwood, 1990, Accounting Information system, Fouth Ed.Boston Allyn and Bacon.

Cecil gillespie, 1971, Accounting System, Prosedure and Methods, Third Edition Prentice-Hall englewood cliff, new jersey.

Cushing, 1991, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga Cetakan Kelima, Terjemahan Kosasih, Ruchyat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Charles T Horngren, et al, 1989, Accounting, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliff New Jersey.

Davis dan Newstrom, 1996, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bagian II, Penerbit Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Gitosudarmo, 1996, Prinsip Dasar Manajemen, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Mulivariate Dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro.

Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Leitch, A.Robert and K.Roscoe Davis, 1983, Accounting Information Systems, Prentice-Hall, Englewood Cliffs.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nash, F. Jhon, 1988, Accounting Information System, Second Ed, Pws-Kent Publishing Company, Boston.

Nasir, 1998, Metode Penelitian, Edisi Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Nitisemito, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Cetakan Kesembilan,

Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Peter L.Mc. Micklie, 1989, Accounting system:Past,Present, and Future, in the Acoounting system Journal (ASJ), Fall.

Porter, W. Thomas and William E.Perry, 1981, EDP : Control and Auditing, Third Edition. Kent Publishing Co.,Massachusetts.

Robbins, 1996, Perilaku Dalam Organisasi, Jilid Pertama, Edisi Bahasa Indonesia, Terjemahan Pujatmaja, Hadyana, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta.

Simamora, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

Slamet Sugiri,MBA, 1991, Computer Fraud dan Bagaimana Mencegahnya, Majalah Akuntansi.

Widjajanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wilkinson, W.Joseph, 1982, Accounting and Informations Sytems, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Jurnal :

Teddy Jurnali dan Bambang Supomo, 2002, Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik.

Dian Indri Purnamasari, 2004, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Pengembangan Sistem Informasi.

Lindrianasari, 2001, Hubungan Keahlian dengan Partisipasi dan Hubungan Partisipaasi dengan Variabel Lain dalam Pengembangan Sistem Informasi.

Skripsi :

Prasid Junaedi, 2009, Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi “Setia Bhakti Wanita” Jawa timur, Skripsi Mahasiswa FE UPN Veteran Jawa Timur.

Widda Ratna Anggraewati, 2009, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi “Bina Tani Bambu Runcing” di Probolinggo, Skripsi Mahasiswa FE UPN Veteran Jawa Timur.

Vonny Ria Hartawati, 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Skripsi Mahasiswa FE UPN Veteran Jawa Timur.