PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

(1)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

|

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON

CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ABSTRAK

Oleh : Irwansyah Putra

1001257359

Hotel pada hakekatnya adalah industry jasa atau tempat yang menyediakan pelayanan kamar, makanan dan minuman untuk umum yang mana dikelola secara komersil. Standard Operating Procedure menjadi bagian penting dalam mengatur langkah – langkah dalam proses kerja guna tujuan yang sama. Untuk memaksimalkan kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage Service. Grand Aston city Hall Medan menerapkan kepada para karyawan Standard Operating Procedure yang sudah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran penerapan Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service terhadap karyawan dengan mengukur kinerja karyawan dalam penerapan Standard Operating Procedure. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan cara penelitian menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. populasi dalam penelitdan tempatian ini yaitu karyawan di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan. Sedangkan sampel yang diambil seluruh karyawan sebanyak 54 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan Standard Operating Procedure berpengaruh sebesar 10.1 % terhadap kinerja karyawan, sementara 90,9% di pengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak di teliti. Hal ini menunjukan bahwa penerapan Standard Operating Procedure berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan penerapan Standard Operating procedure dapat ditingkatkan lagi. Saran untuk pihak pengelola hotel Grand Aston City Hall Medan agar dapat lebih ketat dalam pengawasan penerapan Standard Operating Procedure.Agar tidak terjadinya beraneka ragam standard yang dilakukan karyawan.


(2)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION STANDARD OPERATING PROCEDURE IN

DEPARTMENT FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN EFFECT OF EMPLOYEE PERFORMANCE

ABSTRACT By: Irwansyah Putra

1001257

Hotel essentially is a service industry that provided room service, Food and Beverage Service for public which managed commercially. Standard Operating Procedure be a important thing to arrange steps in work process for same destination. to maximize employee performance in Department Food and Beverage Service, Grand Aston City Hall Medan . this research use descriptive method with quantitative approach by means of research using questionnaires. The data analysis technique used is a simple linear regression technique. The population in this research is employee in food and beverage service department, grand aston city hall medan. While the sample of 54 respondents taken. The resultsindicate that the influence of application standard operating procedure to employee performance is 10,1% while the other 90,9% is influenced by other factors that not examined in this research.. This thing was showed that application standard operating procedure give a positive effect for performance of employee and application standard operating procedure can be more increase. And suggestion for Grand Aston City Hall Medan manegement can be more firm for surveilance of application standard operating procedure , it is for decreasing of application Standard Operating Procedure which can be variate


(3)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... LEMBAR PENGESAHAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pariwisata ... 9

1. Pengertian pariwisata ... 9

B. Hotel ... 9

1. Pengertian hotel... 9

C. Restoran ... 10

1. Pengertian restoran ... 10

2. Klasifikasi restoran ... 10

3. Macam-macam tipe restoran ... 11

4. Peranan restoran di hotel ... 15

D. Food and beverage ... 16


(4)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Fungsi Departemen Food and Beverage ... 16

3. Pembagian Departemen Food and Beverage ... 16

4. Tujuan Departemen Food and Beverage ... 17

E. Standard Operating Procedure (SOP) ... 17

1. Pengertian SOP ... 17

2. Indikator SOP ... 18

3. Manfaat dan peranan SOP ... 19

F. Manajemen... 20

1. Pengertian Manajemen ... 20

G. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 22

1. Pengertian MSDM ... 22

H. Kinerja ... 23

1. Pengertian kinerja ... 23

2. Standar kinerja ... 24

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja ... 25

4. Indikator kerja ... 25

5. Penilaian kinerja karyawan ... 26

I. Hipotesis ... 27

J. Kerangka pemikiran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 31

B. Metode Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

D. Definisi Operasional ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Jenis data dan sumbner data... 37

1. Jenis penelitian ... 37

2. Sumber data ... 38

G. Pengembangan instrumen ... 39


(5)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

2. Metode Method Success Interval (MSI) ... 39

3. Garis kontinum ... 40

4. Uji validitas ... 41

5. Uji reabilitas ... 45

H. Uji Asumsi Klasik ... 47

1. Uji normalitas ... 48

2. Uji linearitas ... 48

3. Uji heteroskedastisitas ... 48

4. Analisis regresi linier sederhana ... 49

5. Uji hipotesis ... 49

6. Koefisien determinasi ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi ... 52

1. Sejarah Grand Aston City Hall Medan ... 52

2. Fasilitas Grand Aston City Hall Medan ... 55

B. Profil responden ... 69

1. Profil karyawan departemen Food And Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan berdasarkan jenis kelamin .... 69

2. Profil karyawan departemen Food And Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan berdasarkan usia ... 70

3. Profil karyawan departemen Food And Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan berdasarkan penghasilan... 71

4. Profil karyawan departemen Food And Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan berdasarkan lama waktu bekerja ... 72

C. Standard Operating Procedure di departemen food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan ... 73

1. Tanggapan responden mengenai penerapan Standart Operating Procedure di departemen food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan ... 83

D. Kinerja karyawan di departemen food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan ... 93


(6)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tanggapan responden mengenai kinerjadi departemen food and

Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan ... 94

E. Pengaruh penerapan Standart Operating Procedure terhadap kinerja karyawan di departemen food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan ... 107

1. Uji normalitas ... 108

2. Uji heterokedastisitas ... 109

3. Uji linearitas ... 109

4. Analisis regresi linear sederhana ... 111

5. Koefisien determinasi ... 112

6. Uji hipotesis ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Rekomendasi ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 122


(7)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional variabel ... 34

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 38

Tabel 3.3 Kriteria Bobot Alternative ... 39

Tabel 3.4 r – Tabel Product Moment ... 42

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Penerapan Standard Operating procedure... 43

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 44

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Standard Operating Procedure ... 46

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ... 47

Tabel 3.9 Pedoman Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.1 Kategori Kamar Grand Aston City Hall Medan ... 56

Tabel 4.2 Kategori Kamar The City Hall Club ... 56

Tabel 4.3 Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service ... 74

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Efektifitas(dan Efesien) Standard Operating Procedure ... 84

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Konsistensi Standard Operating Procedure ... 86

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Standarisasi Standard Operating Procedure ... 88

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Sitematis Standard Operating Procedure ... 90

Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Standard Operating Procedure ... 92

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Efektifitas Kerja ... 94

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Efesiensi Kerja ... 96

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Kerja ... 98

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Produktifitas Kerja ... 100

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu ... 102

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Keselamatan Kerja ... 104


(8)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ... 108

Tabel 4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 109

Tabel 4.18 Hasil Uji Linieritas ... 110

Tabel 4.19 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 111

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 112

Tabel 4.21 Anova ... 114

Tabel 4.22 Kesimpulan Uji F ... 114


(9)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Grafik Guest Coment ... 4

Gambar 1.2 Grafik Ulasan Wisatawan ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 30

Gambar 3.1Denah Lokasi ... 31

Gambar 3.2Garis Kontinum ... 41

Gambar 4.1Grand Aston City Hall Medan ... 53

Gambar 4.2Struktur Organisasi ... 54

Gambar 4.3D’Heritage ... 58

Gambar 4.4Spoon Dinning Restaurant ... 59

Gambar 4.5JiLong Restaurant ... 60

Gambar 4.5Demmitase Louby Lounge ... 61

Gambar 4.7Mahogany Ball Room ... 62

Gambar 4.8Meeting Room ... 62

Gambar 4.9Entrance Pub and Bistro ... 63

Gambar 4.10Executive Meeting Room ... 64

Gambar 4.11Maple Theater ... 65

Gambar 4.12Empress Restaurant ... 66

Gambar 4.13 Cassiavera Lounge ... 67

Gambar 4.14 Golf Simulator ... 68

Gambar 4.15 Tijuana Pool ... 69

Gambar 4.16 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

Gambar 4.17 Profil Karyawan Berdasarkan Usia ... 71

Gambar 4.18 Profil Karyawan Berdasarkan Penghasilan ... 72

Gambar 4.19Profil Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja ... 73

Gambar 4.20 Garis Kontinum Efektifitas(dan Efesien) ... 85

Gambar4.21 Garis Kontinum Konsisten ... 87

Gambar 4.22 Garis Kontinum Standard ... 89

Gambar 4.23 Garis Kontinum Sistematis ... 91

Gambar 4.24 Garis Kontinum Rekapitulasi Standard Operating Procedure .. 93


(10)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.26 Garis Kontinum Efesiensi Kerja ... 98

Gambar 4.27 Garis Kontinum Kualitas Kerja ... 100

Gambar 4.28 Garis Kontinum Produktifitas Kerja ... 101

Gambar4.29 Garis Kontinum Ketepatan Waktu ... 103

Gambar 4.30 Garis Kontinum Keselamatan Kerja ... 105


(11)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner ... 124

2 Tabel Tabulasi Data Penerapan Standard Operating Procedure ... 127

3 Tabel Tabulasi Kinerja Karyawan ... 130

4 Tabel Method of Successive Penerapan Standard Operating Procedure ... 133

5 Tabel Method of Successive Kinerja karyawan ... 136

6 Tabel Hasil Uji Validitas Penerapan Standard Operating Procedure... 140

7 Tabel Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 142

8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penerapan Standard Operating Procedure dan Kinerja Karyawan ... 146

9 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 146

10 Surat Penelitian ... 150

11 Surat Keterangan Penelitian dan Hasil Kuisioner ... 151

12 Standard Operating ProcedureDepartemen Food and Beverage Service . 153 13 Buku Bimbingan ... 155


(12)

(13)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pariwisata saat ini merupakan salah satu usaha industri terbesar di dunia, dilihat dari indikator, seperti penyerapan tenaga kerja,penciptaan lapangan usaha baru dan sumbangan terhadap pendapatan dunia. Maka tak heran jika pariwisata dijadikan sebagai andalan utama dalam menghasilkan devisa dalam berbagai pembangunan ekonominya.Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah hotel beserta jumlah kamarnya. Mengingat kebutuhan akan hotel juga meningkat dari keperluan pertemuan antar individu sampai kegiatan-kegiatan besar seperti acara resepsi perkawinan, penyediaan meeting room, promosi makanan baik itu makanan khas tradisional maupun internasional semua tersedia di hotel. Dari sekedar liburan keluarga sampai kekonvensi besar dengan peserta ribuan orang, semua dapat diadakan dihotel. Bukti lain dunia hotel dan pariwisata adalah semakin menjamurnya sekolah pariwisata dan perhotelan, yang membuat dunia perhotelan menjadi semakin dikenal dan diterima di masyarakat, baik dikota besar maupun di daerah.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu pulau yang memiliki eksotisme panorama yang cukup memukau dan merupakan salah satu pilihan destinasi pilihan yang dapat dikunjungi di Indonesia, khususnya di daerah kota Medan, hal ini ditengarai dengan selalu adanya wisatawan yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.Potensi pariwisata yang dimiliki kota Medan cukup banyak dan bervariasi, baik objek wisata alam maupun budaya. Beberapa kawasan pariwisata yang terdapat di Medan yaitu, kawasan danau toba, air terjun Si Piso Piso, Bukitlawang, dan sekitarnya. Banyaknya objek wisata yang ada di kota Medan, membuat para pengusaha jasa perhotelan tertarik untuk membangun dan membuka jasa di bidang perhotelan.

Salah satu jasa perhotelan yang ada di kota Medan adalah hotel Grand Aston City Hall Medan, yang berada di jalan Balaikota no 1 Medan. Hotel


(14)

2

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berada di pusat kota Medan menjadikan Grand aston City Hall Medan sebagai sarana persinggahan para wisatawan dalam menghabiskan liburannya di kota Medan, namun Grand aston City hall medan bukan satu-satunya hotel tempat persinggahan di kota Medan.

Grand aston City Hall Medan juga menyadari akan adanya persaingan di bidang perhotelankhususnya di kota Medan, Grand aston City Hall Medan memiliki banyak pesaing (Competitor), seperti JW Marriot hotel, hotel Aryaduta, Grand Swiss Bel Hotel, Dharma Deli Hotel dan lain-lain. Banyaknya pesaing bagi Grand aston City Hall Medan menjadikan pacuan dan motivasi untuk memperluas pasar. Harapan dari adanya perluasan pasar secara langsung, seperti meningkatnya penjualan menjadikan perusahaan akan memiliki lebih banyak konsumen, namun ada beberapa hal yang harus dipahami oleh perusahaan selaku produsen, dengan semakin banyaknya maka perusahaan semakin sulit untuk mengenali konsumennya secara teliti, terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap jasa yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualiatas dan perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya.

Industry jasa perhotelan, yang juga disebut sebagai Hospitality Industry atau industri yang menjual jasa keramah – tamahan, terdiri dari penjualan kamar – kamar hotel dan penjualan makanan direstoran. Maju mundurnya usaha perhotelan dapat ditentukan oleh kedua unsur tersebut, bahkan suatu hotel dikatakan berhasil dalam pencapaian tujuan apabila pendapatan dari Food Service Industry lebih besar dari pada Accomodation Industry.

Departemen Food and Beverage Service merupakan departemen yang sangat penting karena memilki peran besar dalam pelayanan terhadap tamu, khususnya dalam hal penyediaan makanan dan minuman. Departemen Food and Beverage juga merupakan salah satu departemen yang berpengaruh karena mengakibatkan baik buruknya pelayanan di hotel tersebut, hal ini bisa


(15)

3

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diukur dengan melihat berbagai macam permasalahan baik permasalahan internal karyawan maupun eksternal.

Suatu bidang perhotelan khususnya Departemen Food and Beverage Service harus memiliki Standard Operational Procedure untuk mengatur kegiatan – kegiatan agar berjalan teratur dan rapi, dan akan lebih mudah diukur apabila terjadi kesalahan. Menurut Tambunan (2013, hlm. 3) Standard Operational Procedure pada dasarnya adalah “pedoman yang berisi prosedur

–prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitaspemrosesan yang dilaksanakan oleh orang – orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan

sistematis.”

Sesuai teori dan wawancara mendalam dengan Asisten Manejer Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan mengatakan bahwa hotel Grand Aston City Hall Medan khususnya Departemen Food and Beverage Service sudah memiliki Standard operating Procedure guna mengatur setiap kinerja karyawannya agar berjalan teratur dan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Akan tetapi masih ada ketidak sesuaian dalam penerapan Standard Operating Procedure, beberapa karyawan terkadang masih melakukan pekerjaannya dengan standard ditempat karyawan bekerja sebelumnya, salah satu yang sering terjadi seperti karyawan di Bar, sebagian staff masih saja membuat Garnish minuman yang bentuk dan jenisnya berbeda dengan standard yang ditetapkan Grand Aston City Hall Medan. Lalu di Departemen Room Service atau Restaurant sebagian Staff nya masih saja ada yang berbeda dalam Set Up Table, dan ada juga Staff yang sudah melakukan pekerjaannya sesuai standard yang sudah ditetapkan. Sehingga apa bila ini terus terjadi bisa mempengaruhi kinerja karyawan yang lainnya khususnya karyawan yang baru pasti akan mengalami kebingungan dalam menjalankan standard dalam pekerjaannya.hal ini bisa dijadikan salah satu fenomena permasalahan yang terdapat di hotel Grand Aston Cityhall Medan, karena apabila peristiwa ini terus dibiarkan, akan berdampak kepada hotel yakni, banyak nya keluhan dari tamu terhadap kinerja karyawan dan ini bisa


(16)

4

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merugikan pihak hotel. Pernyataan ini diperkuat oleh data Guest Coment yang didapat penulis dari Admin Food and Beverage Service, yang tercatat dari bulan Juni sampai bulan Juli 2013. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1.1

Sumber: HRD Grand City Hall Medan Grafik 1.1

Guest Comment Food and Beverage Service

Dari grafik 1.1 dapat dilihat bahwa di departemen Food and Beverage Service memiliki 20% keluhan dari tamu, sedangkan dari Departemen Housekeeping hanya memiliki 7% keluhan dari tamu. Maka dapat disimpulkan Department Food and Beverage servicelebih banyak memiliki keluhan dari tamu dibandingkan departemen Housekeeping, dari hasil grafik tersebut memperkuat penulis untuk meneliti di Departemen Food and Beverage Service.

Selain itu penulis juga mengambil data dari website www.trpadvisor.co.id yang berisi ulasan dan keluhan – keluhan tamu yang pernah menginap di hotel Grand Aston City Hall Medan, berikut data yang didapat

Sumber:www.Tripadvisor.co.id Grafik 1.2

20%

7% 0%

20% 40%

F&B Service Housekeeping

Guest Co e t F&B Service da …

0 50 100 150

luar biasa sangat bagus rata - rata buruk sangat buruk

ulasan wisatawan


(17)

5

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Guest Comment Food and Beverage Service

Dari data berikut terdapat beberapa ulasan yang memberikan keluhan terhadap pelayanan di Hotel Grand Aston City Hall Medan, dimana tamu

tersebut menyatakan bahwa, “Tidak ramah dan membantu” berikut ulasan

tamu yang mengatakan pernyataan tersebut “saya memesan 6 malam untuk dua kamar tidur apartemen di aston layanan, seperti tiba saya tidak suka kamarnya karena master kamar tidur tidak memiliki jendela. Kamarnya terasa lembab dan tidak nyaman karena tidak ada cahaya matahari di semua. Saya meminta untuk pindah kamar, tetapi resepsionis meminta kami untuk tinggal 1 malam yang untuk pindah kamar, di lain hari saya kembali ke resepsionis dari mereka meminta kami tinggal satu malam lagi atau pindah kami ke ruang merokok. Karena kami bepergian dengan bayi, kami menolak untuk pindah ke ruang merokok. Dari resepsionis menjelaskan bahwa ruang merokok juga dibersihkan daripada meminta kami untuk mempertimbangkan. Mereka berbicara benar-benar tidak ramah face.i benar-benar merasa tidak senang dengan cara mereka berbicara kepada kami. Setelah lama berbicara finally mereka memindahkan kami ke hotel aston. apa yang saya punya pengalaman tidak menyenangkan.” dan masih banyak ulasan – ulasan tamu yang tidak dapat penulis paparkan.

Berfokus pada permasalahan tersebut dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan. Karena selain menambah wawasan peneliti dan sebagai masukan terhadap perusahaan hotel – hotel yang lain dengan permasalahan yang sama.

Oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh penerapan

Standard Operational Procedure Food and Beverage Service di Grand

Aston City Hall Medanterhadap kinerja karyawan

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas dan fakta yang terdapat di lapangan maka dapat di identifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yaitu:


(18)

6

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Standard Operating Procedure di Grand Aston City Hall Medan khususnya di Departemen Food and Beverage Service mengikuti Standard Operating Procedure yang sudah ditentukan oleh pihak manajemen hotel akan tetapi terjadi ketidak sesuaian dalam penerapannya sehingga memunculkan keragamanan dalam melakukan Standard Operating Procedure. Hal ini bisa berhubungan dengan kualitas pelayanan yang dapat dilihat dari kinerja karyawan yang dapat dikatakan tidak sesuai dengan Standard Operating Procedure yang sudah ditetapkan. Namun kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya penerapan dalam Standard Operating Procedure yang konsisten.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Standard Operating Procedure yang diberlakukan di Departemen food and beverage service di hotel Grand Aston City Hall Medan?

2. Bagaimana kinerja karyawan di Grand Aston City Hall Medan dalam penerapan standard operating procedure ?

3. Bagaimana pengaruh Standard Operating Procedure Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan terhadap kinerja karyawan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Menganalisis penerapan Standard Operating Procedure yang diberlakukan departemen Food and Beverage Service di hotel Grand Aston City Hall Medan


(19)

7

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menganalisis Kinerja Karyawan di departemen Food and Beverage service di hotel Grand Aston City Hall Medan dalam penerapan standard operating procedure

3. Menganalisis pengaruh Standard Operational Procedure Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan terhadap Kinerja Karyawan

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menambah perbendaharaan kajian akan kepariwisataan pada khususnya dan kajian keilmuan pada umumnya, baik berupa teori, generalisasi, konsep, maupun prinsip serta memberikan ilmu yang lebih lagi terhadap peneliti.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat dan pihak pemerintah yang terkait. Selain itu hasli penelitian ini juga bermanfaat untuk :

a. Sebagai syarat menempuh program sarjana S-1 Program Stidi Manajemen Resort and Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. b. Sebagai bahan masukan untuk pihak Grand Aston City Hall Medan

dalam memaksimalkan penerapan Standart Operating Procedure.

F. Sistematika Penulisan Penelitian

Urutan penulisan dalam penelitian ini meliputi : BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur penulisan penelitian.

BAB II : Dalam bab ini berisikan kajian teori, hipotesis dan kerangka pemikiran


(20)

8

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam bab ini berisikan lokasi penelitian metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrument penelitian, pengembangan instrumen penelitian, dan jenis dan teknik analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini berisikan pemaparan data dan pembahasan data hasil penelitian

BAB V : Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA


(21)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Grand Aston City Hall Medan yang beralamat di jalan Balaikota no 1 Medan, provinsi Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya seperti gambar 3.1 berikut.

sumber:https://maps.google.com/

Gambar 3.1 Denah lokasi


(22)

32

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metodologi Penelitian

Berdasarkan pada tingkatan bidang yang dilakukan pada penelitian ini, maka metode penelitian ini bersifat deskriptif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008, hlm.11), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen)”. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai, sebagai berikut:

a) Gambaran mengenai standar operasional prosedur departemen food and beverage service di Grand Aston City Hall Medan. b) Gambaran mengenai kinerja karyawan departemen food and

beverage service di Grand Aston City Hall Medan.

Menurut Dajan1995 dalam Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka,(2012, hlm.131), “jika serangkaian observasi atau pengukuran dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi ataupengukuran yang demikian itu dinamakan data kuantitatif”. Dalam hal ini akan dilakukan melalui penyebaran angket terhadap karyawan departemen food and beverage service di Grand Aston City Hall Medan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengaruh perananstandard operating procedure departemen food and beverage service di Grand aston City Hall Medan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, Husein Umar (2001, hlm.45), menjelaskan lebih lanjut tentang cross sectional method, yaitu “metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.


(23)

33

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2012, hlm. 61), mengemukakan definisi tentang populasi, yaitu:Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi dari karyawan depaertemen food and beverage service Grand Aston citty Hall Medan. Berdasarkan data yang ada jumlah populasi kayawan food and beverage service Grand aston City Hall medan pada tahun 2014 adalah sebanyak 57 orang

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 62) sampel adalah bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki populasi.Sukadarrumidi (2006) dalam I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka (2012, hlm.68) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efesiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasi.

Dikarenakan jumlah populasi yang sedikit (54 orang), maka sampel yang digunakan merupakan sampel jenuh, dimana seluruh karyawan departemen food and beverage service dijadikan sampel penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 68) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

D. Definisi Operasional

Menurut I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka (2012, hlm. 35) Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti, merupakan objek yang melekat pada objek penelitian tersebut. Sedangkan variabel penelitian adalah


(24)

kondisi-34

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Variabel yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, yaitu (1) variabel bebas atau independent variabel (variabel berpengaruh) adalah Standard Operating procedure yang diberi simbol X. (2) variabel tak bebas atau dependent variabel (variabel terikat), yaitu kinerja karyawan yang diberi simbol Y.

Pada tabel-tabel berikut ini dapat dilihat indikator-indikator dari variabel (X) standar operasional prosedur dan variabel (Y) Kinerja karyawan pada tabel 3.1 yaitu di halaman berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel (X) standard operating procedure dan variable (Y) kinerja karyawan

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Standar operasional prosedur (X) ‘pedoman yang berisi

prosedur-prosedur operasional standar

yang ada didalam suatu organisasi yang

digunakan untuk memastikan bahwa

semua keputusan dantindakan, serta penggunaan

fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh

orang-orang di dalam organisasi yang merupakan anggota

organisasi-berjalan efektif dan efesien, konsisten, standar dan

sistematis Sumber: Rudi M

Efektifitas (dan efesien)

 Tingkat kesesuaian standar operasional

prosedur  Tingkat ketepatan

standar operasional prosedur

Ordinal

Konsisten  Tingkat penerapan standar operasional

prosedur yang diberlakukan  Tingkat kontrol

intern standar operasional prosedur

dengan karyawan

Ordinal

Standar  Tingkat sistematika standar operasional

prosedur


(25)

35

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tambunan.  Tingkat pemahaman

sistematika standar dalam pelaksanaan Standard Operating

Procedure Sistematis  Tingkat keteraturan

standar operasional prosedur  Tingkat penjelasan

Standard operating Procedure Ordinal Kinerja karyawan variabe (Y) “Merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi” Moeheriono(2009) Efektif Efesien

 Proses pekerjaan yang dilakukan

sesuai dengan standard perusahaan  Proses pekerjaan

yang dikerjakan sesuai dengan target

yang diinginkan perusahaan  Proses kerja menggunakan biaya

dengan serendah mungkin  Penggunaan bahan

yang tepat dalam proses pekerjaan

Ordinal

Ordinal

Kualitas  Tingkat kualitas produk dan jasa yang dihasilkan  Tingkat hasil kerja


(26)

36

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendekati sempurna Ketepatan

waktu

 Tingkat pekerjaan diselesaikan dengan

tepat waktu.  Tingkat memaksimumkan

waktu bekerja

Ordinal

Produktivitas  Tingkat nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu proses kinerja

 Tingkat produktivitas yang

dihasilkan

Ordinal

Keselamatan  Tingkat kesehatan organisasi serta lingkungan kerja

 Tingkat kenyamanan lingkungan kerja

Ordinal

Sumber : diolah oleh penulis (2014) E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:102) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Pengumpulan data dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua bagian, sebagaimana berikut:

1. Angket

Menurut I Gusti Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 56) angket atau kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian


(27)

37

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang diteliti. Kuisioner yang akan disebarkan peneliti kepada karyawan food and beverage service Grand Aston City Hall Medan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Menurut Arikunto (2006 , hlm 41)

F. Jenis Data danSumber Data. 1. Jenis Penelitian

Dalam setiap penelitian hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu ditentukan jenis penelitian yang akan digunakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) penelitian deskriptif adalah suuatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenome yang ada, baik fenomena alamiah mauupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan , hubungan, kesamaan, dan perbedaan anatara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Menurut Dajan (1995) dalam I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, (2012:131), jika serangkaian observasi atau pengukuran dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi atau pengukuran yang demikian itu dinamakan data kuantitatif.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu dengan memperoleh informasi yang akurat mengenai pengaruh penerapan Standard Operating Procedure di departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan terhadap kinerja karyawan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada karyawan untuk memperoleh data yang akurat setelah itu mendeskripsikan olahan data tersebut menjadi hasil penelitian.


(28)

38

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sumber Data

Menurut I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 82) Sumber data adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Maka data penelitian terbagi menjadi dua jenis data, yaitu;

a) Data Primer

Menurut I Gade Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 88) Data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dari sumber aslinya atau tanpa perantara.

b) Data sekunder

Menurut I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm.89) data sekunder yaitu data penelitian yang didapatkan dengan tidak segera atau tidak langsung, dengan mewakili media perantara atau didapatkan serta dicatat oleh pihak lain. Data sekunder bisa berupa data-data perusahaan, data kehadiran, dan juga data lainnya yang sudah ada di perusahaan tersebut.

Berikut tabel 3.2 data primer dan sekunder yang digunakan peneliti : Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Primer Sumber Data

Persepsi Penerapan Standard Operating Procedure

Kuisioner Karyawan Food and Beverage Service Persepsi Kinerja Karyawan Kuisioner Karyawan Food

and Beverage service Profil Grand Aston City Hall Medan

Human Resources

DepartmentGrand Aston City Hall Medan – HRD

Jenis Data Sekunder Sumber Data

Data guest comment yang masuk ke departemen food and beverage service

Human Resources

DepartmentGrand Aston City Hall Medan – HRD Standard Operating Procedure (SOP)

Food and Beverage Service

Admin Food and

Beverage Service Grand Aston City Hall Medan Standard Operating Procedure (SOP)

karyawan di Departemen Food and Beverage Service

Admin Food and

Beverage Service Grand Aston City Hall Medan


(29)

39

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber : diolah oleh peneliti (2014)

G. Pengembangan Instrumen

Untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui kuesioner sah digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dibawah ini akan di jelaskan secara rinci:

1. Pendekatan Skala Likert

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Sesuai dengan pernyataan diatas, setiap instrument yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan memiliki jawaban yang diekspresikan mulai dari paling negatif sampai ke paling positif. Jawaban tersebut diberi nilai untuk membedakan bobot dari jawaban tersebut sesuai tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Jawaban Nilai / Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Cukup setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono, 2013

Karena hasil dari data yang menggunakan skala Likert merupakan data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang membutuhkan data interval. Maka perlu dikonversikan terlebih dahulu. Data ordinal yang telah didapat dikonversikan menjadi data interval melalui alat yaitu Method Success Interval (MSI).

2. Metode Method Success Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan cara


(30)

40

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MSI (Method Success Interval). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut menurut Al-Rasyid (1994, hlm. 131) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan.

e. Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value

= �� ���� � � � �� � − �� ��� � �� � − �� � � � �� �� � �� �

f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan sebagai berikut:

Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

3. Garis Kontinum

Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dimana hasil dari skala Likert merupakan data ordinal. Menurut Hasan (2009, hlm. 21) data ordinal merupakan data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.

Data ordinal tersebut selanjutnya di buat skoring yang kemudian digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk keperluan


(31)

41

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat garis kontinum. Setelah mengetahui skor jumlah indikator, skor tersebut diklasifikasikan dengan garis kontinum. Sebelumnya ditentukan dulu jenjang intervalnya, yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005, hlm. 79) sebagai berikut:

Nilai Jenjang Interval (NJI) = �� ��� � � ���−�� ��� � �ℎ �ℎ �� ���� � �� �� Dimana hasil dari Nilai Jenjang Interval (NJI) adalah interval untuk menentukan sangat baik, baik, cukup baik, buruk, atau sangat buruk dari suatu variabel. Berikut merupakan gambar garis kontinum

Dan berikut penulis berikan contoh gambar garis kontimun :

Sangat

Rendah Rendah

Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

a b c d e f

Gambar 3.2 Garis Kontinum

4. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211), yang dimaksud dengan validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi. Dan sebaliknya instrumen yang kurang berarti mempunyai tingkat validitas yang rendah.Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengujian validitas internal instrumen.Validitas internal instrumen dalam penelitian ini berbentuk nontes karena digunakan untuk mengukur sikap yang jawabannya besifat positif atau negatif sehingga dapat memenuhi validitas konstruksi.


(32)

42

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Singarimbun (1995:136) untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien product moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X) dengan rumus :

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ �− ∑ ²}{� ∑ ²− ∑ ²} Dimana :

r : Koefisien validitas item yang dicari x : Skor yang diperoleh subjek seluruh item y : Skor total

∑ : Jumlah skor dalam distribusi x ∑ : Jumlah skor dalam distribusi y

² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x

² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n : Banyaknya responden

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel).Degree of freedom atau df dari penelitian ini yaitu 52 (n-2 = 54-2). Untuk mengetahui r-tabel di lihat dati r-tabel product moment karena rumus uji validitas yang di gunakan yaitu product moment dengan signifikansi 5% atau 0,05. Berikut merupakan r-tabel product moment dimana df = 52

Tabel 3.4 r-tabel product moment

N R

52 0.268

Sumber : www.teorionline.files.wordpress.com

Keputusan pengujian validitas karyawan food and beverage service Grand Aston City Hall Medan adalah sebagai berikut:


(33)

43

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung ≤ r tabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan juga dengan bantuan SPSS for Windows.

a. Hasil Uji Validitas penerapan Standard Operating Procedure Dalam Penelitian ini variable Standard Operating Procedure (X) yang terdiri dari efektif (dan efesien), konsisten, standard, dan sistematis. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas digunakan bantuan program SPSS. Hasil analisis pada variable Standard Operating Procedure dapat dilihat di tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Penerapan Standard Operating Procedure

No Pernyataan rhitung Rtabel Ket

1 Perlu penyesuaian Standard Operating Procedure Departemen Food and beverage Service di Grand Aston City Hall Medan dalam pekerjaan saya

0,685 0,268 Valid

2 Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan sudah tepat bagi pekerjaan saya

0,606 0,268 Valid

3 Penerapan Standard Operating Procedure dapat saya

lakukan di pekerjaan saya 0,572 0,268 Valid 4 Selalu ada pengawasan oleh atasan dalam penerapan

Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan

0,327 0,268 Valid

5 Sistem Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand aston City Hall Medan sudah sangat terperinci dalam pekerjaan saya

0,572 0,268 Valid

6 Sistem Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan sangat mudah di pahami

0,685 0,268 Valid

7 Sistem Standard Operating Procedure Departemen

Food and Beverage Service sudah sangat teratur 0,348 0,268 Valid 8 Sistem Standard Operating Procedure sudah sangat

menjelaskan tentang pekerjaan saya 0,606 0,268 Valid

Sumber : Diolah Penulis 2014

Berdasarkan hasil pengujian validitas penerapan Standard operating procedurepada tabel 3.6 diketahui seluruh butir pernyataan variabel Standard Operating Procedure menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel


(34)

44

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(0,268) dengan nilai terendah 0,327dan tertinggi 0,685.Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir pernyataan variabel Standard Operating Procedure dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel Standard Operating Procedure.

b. Hasil Uji Validitas kinerja karyawan

Dalam Penelitian ini variable kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari efektif efesien, kualitas, ketepatan waktu, produktifitas dan keselamatan. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas digunakan bantuan program SPSS. Hasil analisis pada variable kinerja karyawandapat dilihat di tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kinerja

No Pernyataan rhitung Rtabel Ket

1 Proses pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

standar perusahaan 0,419 0,268 Valid

2 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan

target yang diinginkan perusahaan 0,664 0,268 Valid 3 Saya meminimalisir biaya dalam pekerjaan saya 0,419 0,268 Valid 4 Hasil produk dan jasa yang saya hasilkan selalu

menggunakan bahan yang sangat tepat 0,661 0,268 Valid 5 Hasil produk dan jasa yang saya hasilkan sesuai

dengan keinginan tamu 0,353 0,268 Valid 6 Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan standar

yang dibutuhkan perusahaan 0,661 0,268 Valid 7 Pekerjaan yang saya lakukan dapat menjual produk

sesuai dengan target 0,419 0,268 Valid 8 Saya selalu mengerjakan semua pekerjaan saya 0,664 0,268 Valid 9 Pekerjaan yang saya lakukan selalu tepat waktu 0,473 0,268 Valid 10 Saya dapat mengerjakan pekerjaan lebih dari yang

ditetapkan perusahaan 0,664 0,268 Valid 11 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan

sebaik-baiknya 0,473 0,268 Valid 12 Saya selalu membuat lingkungan kerja menjadi

nyaman 0,661 0,268 Valid 13 Saya selalu mengutamakan kebersihan dilingkungan

kerja saya 0,419 0,268 Valid

Sumber : Diolah Penulis 2014

Berdasarkan hasil pengujian validitas kinerja karyawan pada tabel 3.7 diketahui seluruh butir pernyataan variabel kinerja karyawan menunjukan


(35)

45

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,268) dengan nilai terendah 0,353dan tertinggi 0,664.Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir pernyataan variabel kinerja dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel kinerja.

5. Uji Realibilitas

Menurut Santoso (2001) dalam I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 141) Uji reliabilitas adalah suatu cara untuk melihat apakah alat ukur, dalam hal ini adalah daftar pertanyaan, konsisten atau tidak. dasar pengambilan keputusan apakah angket (instrument) handal jika hasil pengujian terhadap reliabilitas dengan menggunakan teknik uji product moment serta teknik alpha cronbach dinyatakan reliable pada tingkat signifikan 0,6 (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 141)

Reliabiltas yang baik menunjukkan tingkat keterandalan tertentu. Karena dalam penelitian ini menggunakan sistem pengskalaan dengan menggunakan metode Likert, maka rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik Alpha Croanbanch, yaitu:

[ − ][ −��� ]

Dimana :

K = jumlah item

� � = jumlah varians setiap item pertanyaan

� = varians skor total

Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus:


(36)

46

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

√ −

= √ −

t hitung> t tabel maka instrumen dikatakan reliabel

t hitung< t tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien Reabilitas Alpha.

a. Hasil Uji Realibiltas penerapan Standard Operating Procedure Dalam Penelitian ini variable Standard Operating Procedure (X) yang terdiri dari efektif (dan efesien), konsisten, standard, dan sistematis. Proses perhitungan analisis untuk uji realibilitas digunakan bantuan program SPSS. Hasil analisis pada variable Standard Operating Procedure sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Realibilitas Penerapan Standard Operating Procedure

No Pernyataan

hitung

minimal

Ket

1 Perlu penyesuaian Standard Operating Procedure Departemen Food and beverage Service di Grand Aston City Hall Medan dalam pekerjaan saya

0,605 0,6

Reliabel

2 Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan sudah tepat bagi pekerjaan saya

0,627 0,6

Reliabel

3 Penerapan Standard Operating Procedure dapat saya

lakukan di pekerjaan saya 0,646 0,6

Reliabel

4 Selalu ada pengawasan oleh atasan dalam penerapan Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan

0,712 0,6

Reliabel

5 Sistem Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand aston City Hall Medan sudah sangat terperinci dalam pekerjaan saya

0,646 0,6

Reliabel

6 Sistem Standard Operating Procedure Departemen Food and Beverage Service di Grand Aston City Hall Medan sangat mudah di pahami

0,605 0,6

Reliabel

7 Sistem Standard Operating Procedure Departemen

Food and Beverage Service sudah sangat teratur 0,674 0,6

Reliabel

8 Sistem Standard Operating Procedure sudah sangat

menjelaskan tentang pekerjaan saya 0,627 0,6

Reliabel


(37)

47

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil pengujian realibilitaspenerapan Standard operating procedurepada tabel 3.7 diketahui seluruh butir pernyataan variabel Standard Operating Procedure menunjukan nilai cronbach alphaberada diatas 0.60, hasil ini berarti seluruh penyataan untuk variable Standard Operating Procedure dianggap realiabel.

b. Hasil Uji Realibilitas kinerja karyawan

Dalam Penelitian ini variable kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari efektif efesien, kualitas, ketepatan waktu, produktifitas dan keselamatan. Proses perhitungan analisis untuk uji realibilitas digunakan bantuan program SPSS. Hasil analisis pada variable kinerja karyawansebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Realibiltas Kinerja

No Pernyataan

hitung

minimal

Ket

1 Proses pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

standar perusahaan 0,794 0,6

Realibel

2 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai

dengan target yang diinginkan perusahaan 0,774 0,6

Realibel

3 Saya meminimalisir biaya dalam pekerjaan saya 0,794 0,6 Realibel 4 Hasil produk dan jasa yang saya hasilkan selalu

menggunakan bahan yang sangat tepat 0,779 0,6

Realibel

5 Hasil produk dan jasa yang saya hasilkan sesuai

dengan keinginan tamu 0,800 0,6

Realibel

6 Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan

standar yang dibutuhkan perusahaan 0,779 0,6 Realibel 7 Pekerjaan yang saya lakukan dapat menjual

produk sesuai dengan target 0,794 0,6

Realibel

8 Saya selalu mengerjakan semua pekerjaan saya 0,774 0,6 Realibel 9 Pekerjaan yang saya lakukan selalu tepat waktu 0,791 0,6 Realibel 10 Saya dapat mengerjakan pekerjaan lebih dari yang

ditetapkan perusahaan 0,774 0,6

Realibel

11 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan

sebaik-baiknya 0,791 0,6

Realibel

12 Saya selalu membuat lingkungan kerja menjadi

nyaman 0,779 0,6

Realibel

13 Saya selalu mengutamakan kebersihan

dilingkungan kerja saya 0,794 0,6

Realibel

Sumber : Diolah Penulis 2014

Berdasarkan hasil pengujian realibilitaskinerja karyawan pada tabel 3.8 diketahui seluruh butir pernyataan variabel kinerja karyawan menunjukan nilai cronbach alphaberada diatas 0,6. Hasil nilai cronbach alpha dinyatakan


(38)

48

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

realibil apabila bernilai lebih dari 0,6. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir pernyataan variabel kinerja dinyatakan realibel dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel kinerja.

H. Uji Asumsi Klasik Regresi

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal. Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Salah satu yang harus terpenuhi dalam analisis regresi adalah datanya mengikuti distribusi normal, sehingga sebelum dilakukan analisis data regresi perlu dilakukan uji normalitas data pada variabel Standard Operating Procedure ( X ) dan variabel kinerja karyawan ( Y ). Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005, hlm. 231). Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal

b. Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal

2. Uji Linieritas

Asumsi berikutnya dari analisis regresi yang peneliti bahas adalah asumsi linieritas. Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus


(39)

49

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

linear (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005, hlm. 244).Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah:

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linear.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linear.

3. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi terakhir yang peneliti bahas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman

4. Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Gujarati (2003) dalam Imam Ghozali (2013, hlm. 95) Analisis Regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable independen (variable bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata- rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang diketahui. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh satu variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tidak bebas. Sedangkan data yang dianalisis dengan regresi merupakan data kuantitatif, bentuk umum dari persamaan regresi adalah:

Y = a + bX Dimana:

Y = Variabel Kinerja

X = Variabel standar operating procedure a = Nilai Y bila X = 0 (harga konstanta)


(40)

50

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka pada peningkatan atau pun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

Dengan persamaan regresi linier tersebut kita bisa memprediksi nilai Y jika nilai X diketahui.

5. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. IGede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, (2012:27-28)

Berdasarkan pengertian hipotesis yang telah diuraikan oleh I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

Ho : b <0 ini berarti secara parsial variabel standard operating procedure

(X) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y).

Ha : b > 0 secara parsial variabel standard operating procedure (X)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y).

Selanjutnya dalam rumusan hipotesis harus melakukan uji statistik. Uji statistik dalam penelitian ini terdapat dua uji statistik yaitu uji t dan uji f sebagai berikut :

a. Uji t

Uji F merupakan uji simultan untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dan analisis data yang digunakan peneliti selajutnya adalah uji t, maka hasil t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar daripada f tabel dan nilai Sig lebih kecil daripada alpha 5% atau 0,05.


(41)

51

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Koefisien Determinasi

Uji koefesien determinasi untuk mengetahui besarnya presentase kontribusi variabel standard operating procedure (X) terhadap variabel kinerja (Y) dengan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu :

Dimana:

KD = koefesien determinasi

r = koefesien kolerasi

Simbol r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel standard operating procedure (X) dan variabel kinerja (Y). Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel standard operating procedure (X) terhadap variabel kinerja (Y), mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai r2 cenderung makin kecil. Sebaliknya dimana peneliti mengamati hubungan dari beberapa variabel pada satu unit analisis perusahaan maka r2 akan cenderunng besar.

Tabel 3.9

Pedoman Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0% - 19,99% Sangat Lemah

20% -39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012)

2

100%


(42)

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan serta data-data perusahaan pada bab sebelumnya dan juga pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh Penerapan Standard Operating Procedure Hotel terhadap Kinerja Karyawan di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan Standard Operating Procedure yang diberlakukan di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil responden memiliki hasil yang baik. Artinya, Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service sudah tersusun secara jelas setiap Job Description yang harus dilakukan setiap karyawannya, dengan langkah – langkah pekerjaan yang sudah ditetapkan dan sudah tersusun secara jelas serta sudah diterapkan oleh karyawan. Hal ini memberi dampak baik terhadap kinerja karyawan yang menerapkan Standard Operating Procedure.

2. Tingkat kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan dalam penerapan Standard Operating Procedure yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil responden memiliki hasil yang cukup baik. Artinya, kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage Service masih terdapat hal – hal yang membuat kinerja karyawan tidak maksimal dalam menerapkan Standard Operating Procedure. Beberapa karyawan di Departemen Food and Beverage Service memang masih ada yang kurang disiplin dalam ketepatan waktu bekerja, sehingga mengurangi proses pekerjaan yang sudah ditentukan dengan standard perusahaan. Hal ini dapat memberi dampak kurang baik terhadap kinerja karyawan.

3. Untuk penerapan Standard operating Procedure mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage Service Grand


(43)

118

Irwansyah Putra, 2015

PENGARUH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE DI DEPARTEMEN FOOD AND BEVERAGE SERVICE GRAND ASTON CITY HALL MEDAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aston City Hall Medan. Artinya, apabila penerapan Standard Operating Procedure ditingkatkan oleh karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat. Berdasarkan hasil uji hipotesis, penerapan Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan mendapatkan hasil pengaruh, yang hanya berkontribusi sebanyak 10,1 % terhadap karyawannya, sesuai dengan pedoman tabel koefisien determinasi yang dibahas pada bab sebelumnya berarti, pengaruh penerapan Standard Operating Procedure adalah sangat lemah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, apabila Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service ditingkat kan maka pengaruh terhadap kinerja karyawannya hanya sebesar 10,1%. Maka 90,9 % nya lagi dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak di teliti oleh penulis.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, penulis mengajukan beberapa rekomendasi, diantaranya adalah:

1. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis mendapati hasil bahwa Standard Operating Procedure sudah baik serta tersusun jelas dan sudah melakukan Control Intern yang baik. Tetapi alangkah baiknya jika Standard operating Procedure dibuat secara terperinci dan mudah dipahami oleh karyawan agar tidak terjadinya kebingungan, khususnya untuk karyawan yang baru bekerja di Grand Aston City Hall Medan. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya nilai dari salah satu sub variabel tentang Standard Operating Procedure yakni, standard seperti yang tertulis di bab pembahasan dalam penelitian ini, penulis berharap besar pihak hotel harus lebih ketat dalam pengawasan penerapan Standard Operating Procedure agar tidak terjadinya beraneka ragam standard yang dilakukan karyawan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa kinerja karyawan dalam penerapan Standard Operating Procedure sudah cukup baik. Namun beberapa karyawan masih kurang disiplin dalam menerapkan standard ketepatan waktu, khususnya ketika masuk kerja, beberapa karyawan masih saja ada yang telat masuk ke Outlet masing - masing. Sehingga hasil dalam


(1)

49

linear (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005, hlm. 244).Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah:

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linear.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linear.

3. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi terakhir yang peneliti bahas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman

4. Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Gujarati (2003) dalam Imam Ghozali (2013, hlm. 95) Analisis Regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable independen (variable bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata- rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang diketahui. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh satu variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tidak bebas. Sedangkan data yang dianalisis dengan regresi merupakan data kuantitatif, bentuk umum dari persamaan regresi adalah:

Y = a + bX Dimana:

Y = Variabel Kinerja

X = Variabel standar operating procedure a = Nilai Y bila X = 0 (harga konstanta)


(2)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka pada peningkatan atau pun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

Dengan persamaan regresi linier tersebut kita bisa memprediksi nilai Y jika nilai X diketahui.

5. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. IGede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, (2012:27-28)

Berdasarkan pengertian hipotesis yang telah diuraikan oleh I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

Ho : b <0 ini berarti secara parsial variabel standard operating procedure (X) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y).

Ha : b > 0 secara parsial variabel standard operating procedure (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y).

Selanjutnya dalam rumusan hipotesis harus melakukan uji statistik. Uji statistik dalam penelitian ini terdapat dua uji statistik yaitu uji t dan uji f sebagai berikut :

a. Uji t

Uji F merupakan uji simultan untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dan analisis data yang digunakan peneliti selajutnya adalah uji t, maka hasil t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar daripada f tabel dan nilai Sig lebih kecil daripada alpha 5% atau 0,05.


(3)

51

6. Koefisien Determinasi

Uji koefesien determinasi untuk mengetahui besarnya presentase kontribusi variabel standard operating procedure (X) terhadap variabel kinerja (Y) dengan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu :

Dimana:

KD = koefesien determinasi r = koefesien kolerasi

Simbol r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel standard operating procedure (X) dan variabel kinerja (Y). Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel standard operating procedure (X) terhadap variabel kinerja (Y), mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai r2 cenderung makin kecil. Sebaliknya dimana peneliti mengamati hubungan dari beberapa variabel pada satu unit analisis perusahaan maka r2 akan cenderunng besar.

Tabel 3.9

Pedoman Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0% - 19,99% Sangat Lemah

20% -39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang 60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2012)

2

100%


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan serta data-data perusahaan pada bab sebelumnya dan juga pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh Penerapan Standard Operating Procedure Hotel terhadap Kinerja Karyawan di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan Standard Operating Procedure yang diberlakukan di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil responden memiliki hasil yang baik. Artinya, Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service sudah tersusun secara jelas setiap Job Description yang harus dilakukan setiap karyawannya, dengan langkah – langkah pekerjaan yang sudah ditetapkan dan sudah tersusun secara jelas serta sudah diterapkan oleh karyawan. Hal ini memberi dampak baik terhadap kinerja karyawan yang menerapkan Standard Operating Procedure.

2. Tingkat kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston City Hall Medan dalam penerapan Standard Operating Procedure yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil responden memiliki hasil yang cukup baik. Artinya, kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage Service masih terdapat hal – hal yang membuat kinerja karyawan tidak maksimal dalam menerapkan Standard Operating Procedure. Beberapa karyawan di Departemen Food and Beverage Service memang masih ada yang kurang disiplin dalam ketepatan waktu bekerja, sehingga mengurangi proses pekerjaan yang sudah ditentukan dengan standard perusahaan. Hal ini dapat memberi dampak kurang baik terhadap kinerja karyawan.

3. Untuk penerapan Standard operating Procedure mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di Departemen Food and Beverage Service Grand


(5)

118

Aston City Hall Medan. Artinya, apabila penerapan Standard Operating Procedure ditingkatkan oleh karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat. Berdasarkan hasil uji hipotesis, penerapan Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan mendapatkan hasil pengaruh, yang hanya berkontribusi sebanyak 10,1 % terhadap karyawannya, sesuai dengan pedoman tabel koefisien determinasi yang dibahas pada bab sebelumnya berarti, pengaruh penerapan Standard Operating Procedure adalah sangat lemah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, apabila Standard Operating Procedure di Departemen Food and Beverage Service ditingkat kan maka pengaruh terhadap kinerja karyawannya hanya sebesar 10,1%. Maka 90,9 % nya lagi dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak di teliti oleh penulis.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, penulis mengajukan beberapa rekomendasi, diantaranya adalah:

1. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis mendapati hasil bahwa Standard Operating Procedure sudah baik serta tersusun jelas dan sudah melakukan Control Intern yang baik. Tetapi alangkah baiknya jika Standard operating Procedure dibuat secara terperinci dan mudah dipahami oleh karyawan agar tidak terjadinya kebingungan, khususnya untuk karyawan yang baru bekerja di Grand Aston City Hall Medan. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya nilai dari salah satu sub variabel tentang Standard Operating Procedure yakni, standard seperti yang tertulis di bab pembahasan dalam penelitian ini, penulis berharap besar pihak hotel harus lebih ketat dalam pengawasan penerapan Standard Operating Procedure agar tidak terjadinya beraneka ragam standard yang dilakukan karyawan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa kinerja karyawan dalam penerapan Standard Operating Procedure sudah cukup baik. Namun beberapa karyawan masih kurang disiplin dalam menerapkan standard ketepatan waktu, khususnya ketika masuk kerja, beberapa karyawan masih saja ada yang telat masuk ke Outlet masing - masing. Sehingga hasil dalam


(6)

proses pekerjaan karyawan tidak maksimal. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya nilai salah satu sub variabel tentang kinerja karyawan yakni, ketepatan waktu seperti yang tertulis di bab pembahasan dalam penelitian ini. Untuk itu penulis berharap besar kepada pihak hotel dapat memperketat jam masuk kerja karyawan agar tidak terjadinya keterlambatan untuk memulai pekerjaannya sehingga hasil kerja yang diperoleh karyawan maksimal.

3. Untuk peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian mengenai variabel lain yang mempengaruhi tingkat kinerja karyawan yang lebih berpengaruh yang mana tidak diteliti oleh peneliti seperti, lingkungan pekerjaan, hubungan antara atasan dengan karyawan, pengaruh kepemimpinan terhadap karyawan, motivasi karyawan, dan kemampuan karyawan. Dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya agar penelitian tentang meningkatkan kinerja karyawan dapat lebih maksimal lagi, khususnya di Departemen Food and Beverage ServiceGrand Aston city Hall Medan