Marriott Café sebagai Outlet Pendukung Food and Beverage Department di Hotel J. W. Marriot Medan

(1)

MARRIOTT CAFÉ SEBAGAI OUTLET PENDUKUNG

FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT

DI HOTEL J. W. MARRIOTT MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

RAUDATUL MAHFUZA

092204051

PROGRAM STUDI D-III

PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

MARRIOTT CAFÉ SEBAGAI OUTLET PENDUKUNG

FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT

DI HOTEL J. W. MARRIOTT MEDAN

OLEH

RAUDATUL MAHFUZA

092204051

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Arwina Sufika, S. E., M. Si

NIP. 19640821 199802 2 001

NIP. 19550923 198203 1 001

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA

: Marriott Café sebagai Outlet

Pendukung Food and Beverage

Department di Hotel J. W. Marriott

Medan

OLEH

: Raudatul Mahfuza

NIM

: 092204051

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M. A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001

Arwina Sufika, S. E., M. Si


(4)

ABSTRAK

Makan dan minum adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Pada masa sekarang ini mudah sekali dijumpai tempat yang menjual makanan dan minuman. Tempat yang menjual makanan dan minuman itu antara lain di rumah makan, café dan restoran, yang berada di hotel maupun diluar hotel. Restoran adalah salah satu outlet Food and Beverage Department dihotel dan berada di bawah tamggung jawab Food and Beverage Department. Pada hotel dengan klasifikasi Bintang (*****) biasanya terdapat lebih dari satu restoran atau tempat makan. Begitu juga dengan hotel J. W. Marriott Medan yang memiliki beberapa restoran atau tempat makan. Salah satu restoran yang ada di Hotel J. W. Marriott Medan yaitu Marriott Café. Marriott Café adalah sebuah restoran yang memiliki sistem pelayanan buffet, di mana para tamu dapat memlih sendiri makanan yang telah disajikan sesuai dengan yang diinginkan para tamu. Akan tetapi Marriott Café juga melayani dengan sistem Ala Carte, di mana tamu dapat memilih satu jenis makanan saja yang ingin dipesan. Marriott Café dibuka untuk tamu umum, baik tamu yang menginap di hotel ataupun yang tidak menginap di hotel.

Keyword : Marriott Café, Food and Beverage Department, Hotel J. W. Marriott Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini sebagaimana mestinya. Salam dan syalawat tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Kertas Karya ini berjudul Marriott Café sebagai Outlet Pendukung Food

and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan. Hambatan dan

kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan kertas karya ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani. Dalam penyusunan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku ketua Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan kertas karya ini.


(6)

3. Drs. Ridwan Azhar M.Hum, selaku dosen pembaca penulis yang memeriksa ulang Kertas Karya penulis hingga akhir.

4. Soegeng Parmono, S.E., M. Si., Selaku dosen penasehat akademik yang selalu memberikan arahan kepada penulis saat berkuliah dan dalam penyusunan kerta karya.

5. Alm. Tengku Djohan Monel, He, untuk semua kenangan yang indah, semangat, masukan dan bimbingan yang tidak akan pernah terlupakan oleh penulis terutama pada saat awal masuknya kuliah di Program Studi DIII Pariwisata Bidang Keahlian Perhotelan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

6. Muadi Suratmo selaku dosen Kordinator Bidang Perhotelan yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam pengerjaan Laporan Praktek Kerja Lapangan dan kertas karya.

7. Ayahanda dan Ibunda di Limapuluh, selaku orang tua penulis yang tidak pernah lelah memberikan perhatian, kepercayaan, semangat, do’a dan materi yang berlimpah kepada penulis.

8. Alm. H. Azizi (Kakek), untuk semua kenangan yang indah, semangat, masukan, serta nasehat-nasehat yang tidak akan pernah terlupakan oleh penulis.

9. Kak Hanna, kak Rima, bang Amar, bang Apip dan Yunus serta seluruh keluarga besar penulis di Limapuluh, yang selalu memberi keceriaan,


(7)

10. Sesorang yang berinisial AM yang selalu memberikan perhatian, motivasi, semangat, keceriaan dan kebersamaan untuk selalu berbagi dalam susah maupun senang.

11. Kakak – kakak kost, kak Evi, kak Ima, kak Eka, kak Vida dan kak Desi. Terima kasih atas saran dan semangat yang tidak pernah berhenti diberikan kepada penulis.

12. Kak Juli dan kak Tri yang selalu memberi informasi mengenai kampus,kertas karya dan mengenai wisuda.

13. Teman-teman seperjuangan pada saat job training di Hotel J.W Marriott Medan, Cesi, Grace, Mardina, Puspa, Oji dan Kemal, Terima Kasih Untuk motivasi dan kebersamaan kalian.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan kertas karya ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan penulis jadikan sebagai motivasi di masa yang akan datang.

Guna penyempurnaan kertas karya ini, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin

Medan, 30 Juni 2012


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS... 6

2.1 Pengertian Restoran ... 6


(9)

2.3 Peralatan (Equipment) di Restoran ... 9

2.3.1 Furniture ... 10

2.3.2 Linen ... 13

2.3.3 Chinawares ... 15

2.3.4 Glasswares ... 18

2.3.5 Tablewares ... 19

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Pegawai Restoran ... 21

2.4.1 Restaurant Manager ... 21

2.4.2 Headwaiters dan Assistant ... 21

2.4.3 Captain ... 22

2.4.4 Waiters ... 22

2.4.5 Busboy ... 27

2.4.6 Hostess ... 27

2.4.7 Wine Butler ... 28

2.5 Hubungan Kerja Sama dengan Departemen Lain di Hotel 28 2.6 Struktur Organisasi Restoran ... 30


(10)

BAB III GAMBARAN UMUM HOTEL J. W. MARRIOT

MEDAN ... 33

3.1 Visi dan Misi Hotel J.W. Marriott Medan ... 33

3.2 Sejarah Hotel J.W Marriott ... 33

3.3 Profil Hotel J.W. Marriott ... 35

3.4 Slogan dan Logo Hotel J.W. Marriott Medan ... 49

3.5 Fasilitas yang Dimiliki Hotel J.W. Marriott Medan ... 50

3.6 Klasifikasi Hotel Marriott Medan ... 53

3.6.1 Berdasarkan Lokasi ... 53

3.6.2 Berdasarkan Lamanya Buka ... 53

3.6.3 Berdasarkan Kelas ... 53

3.6.4 Berdasarkan Fasilitas dan Tingkat Pelayanan ... 54

3.6.5 Berdasarkan Komponen Harga (Hotel Plan Usage) 54 3.6.6 Berdasarkan Ukuran Besar Hotel ... 54


(11)

BAB IV MARRIOTT CAFÉ SEBAGAI OUTLET PENDUKUNG FOOD AND BEVERAGE DEPARTEMENT DI HOTEL

J. W. MARRIOTT MEDAN ... 56

4.1 Ruang Lingkup Food and Beverage Departement ... 56

4.2 Tujuan Kegiatan Food and Beverage Departement ... 57

4.3 Struktur Organisasi Food and Beverage Departemenet di Hotel J.W. Marriott Medan ... 58

4.4 Peran Marriott Café di Hotel J.W. Marriott Medan ... 61

4.5 Ruang Lingkup Operasional ... 63

4.5.1 Kegiatan Mengorder Barang ... 63

4.5.2 Kegiatan Mengolah Makanan dan Minuman ... 63

4.5.3 Kegiatan Menyajikan dan Menjual ... 64

4.6 Upaya Peningkatan Kualitas Marriott Café ... 64

4.6.1 Peningkatan Pelayanan ... 64


(12)

4.6.3 Kebersihan dan Kelengkapan Peralatan ... 65

4.6.4 Sistem Pengawasan Kerja yang Baik ... 65

4.7 Hubungan Kerja Sama Marriott Café dengan Outlet Food and Beverage Departement Lainnya ... 66

4.8 Struktur Organisasi Marriott Café ... 67

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68


(13)

ABSTRAK

Makan dan minum adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Pada masa sekarang ini mudah sekali dijumpai tempat yang menjual makanan dan minuman. Tempat yang menjual makanan dan minuman itu antara lain di rumah makan, café dan restoran, yang berada di hotel maupun diluar hotel. Restoran adalah salah satu outlet Food and Beverage Department dihotel dan berada di bawah tamggung jawab Food and Beverage Department. Pada hotel dengan klasifikasi Bintang (*****) biasanya terdapat lebih dari satu restoran atau tempat makan. Begitu juga dengan hotel J. W. Marriott Medan yang memiliki beberapa restoran atau tempat makan. Salah satu restoran yang ada di Hotel J. W. Marriott Medan yaitu Marriott Café. Marriott Café adalah sebuah restoran yang memiliki sistem pelayanan buffet, di mana para tamu dapat memlih sendiri makanan yang telah disajikan sesuai dengan yang diinginkan para tamu. Akan tetapi Marriott Café juga melayani dengan sistem Ala Carte, di mana tamu dapat memilih satu jenis makanan saja yang ingin dipesan. Marriott Café dibuka untuk tamu umum, baik tamu yang menginap di hotel ataupun yang tidak menginap di hotel.

Keyword : Marriott Café, Food and Beverage Department, Hotel J. W. Marriott Medan.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Industri jasa perhotelan disebut juga hospitality industry yang menjual jasa pelayanan akomodasi, sedangkan makanan dan minuman sebagai sarana pendukung di industri perhotelan. Sebuah perusahaan perhotelan dapat dikatakan berhasil apabila pendapatan lebih besar didapat dari penjualan kamar daripada penjualan makanan dan minuman.

Restoran adalah salah satu outlet pendukung dalam pelaksanaan food and beverage service. Dimana restoran adalah suatu outlet yang menjual makanan dan minuman untuk tamu hotel yang dikelola secara komersial. Tamu hotel yang datang tentu mengharapkan pelayanan yang baik dan memuaskan, sedangkan perusahaan mengharapkan keuntungan yang besar dari restoran. Pengunjung restoran hotel bukan hanya dikhususkan kepada tamu hotel yang menginap, tetapi juga kepada tamu yang tidak menginap di hotel tersebut.

Untuk itu, manajemen restoran hotel harus memiliki strategi pasar yang meminimalkan food cost, tetapi dapat menambah keuntungan, dan sekaligus dapat melayani tamu yang cukup banyak dalam kurun waktu yang relatif singkat. Strategi yang tepat adalah buffet sytem, di mana tamu lebih leluasa mmemilih dan mengambil makanan sesuai dengan selera mereka.


(15)

Hotel J.W Marriott Medan memiliki restoran buffet yang bernama Marriott Café dengan melayani breakfast, lunch dan dinner. Breakfast buffet setiap paginya disediakan untuk tamu yang menginap dan juga tamu hotel yang menginap. Hotel J.W Marriott Medan adalah jenis hotel yang menjual harga kamar yang sudah termasuk sarapan pagi untuk dua orang.

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Hotel J.W Marriott Medan, penulis berniat untuk membahas tentang buffet di Marriott Café tersebut dan mengangkatnya sebagai kertas karya yang berjudul “Marriott Café sebagai Outlet Pendukung Food and Beverage Department di Hotel J.W. Marriott Medan”

1.2 Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam kertas karya ini dibatasi pada kegiatan operasional di Marriott Café. Penulis membatasi masalah pada Marriot Café sebagai outlet yang mendukung kelancaran pelaksanaan di Hotel J.W Marriott Medan.

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang akan dicapai penulis dalam penulisan kertas karya ini, yaitu:

1. Memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan suatu gagasan dalam bentuk karangan ilmiah.


(16)

2. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis diharuskan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL), dalam PKL tersebut mahasiswa dapat membandingkan teori – teori yang diterima dari bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan, lalu menggabungkannya dan menyusunnya dalam bentuk sebuah karangan ilmiah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan kertas karya ini, yaitu:

1. Memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Studi Diploma III pada Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Memperluas pengetahuan penulis sebagai insan pariwisata tentang pengetahuan dan perkembangan industri perhotelan.

3. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman serta merangsang pola fikir untuk dapat menghasilkan ide – ide cemerlang yang sangat berguna baik diperguruan tinggi maupun professional di dunia pekerjaan yang akan digeluti.


(17)

1.4 Metode Penelitian

Penulisan kertas karya ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap objek yang diteliti agar dapat memberikan suatu fakta yang objektif. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penulisan kertas karya ini adalah :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah suatu usaha penulis dalam mengumpulkan dan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis, dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan sehingga diperoleh data – data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat. Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang bekerja pada bagian atau departemen yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penulisan kertas karya ini tersusun secara sistematis, penulis membaginya dalam lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang lebih mudah diikuti dan dipahami. Masing – masing bab menjelaskan topik yang


(18)

berbeda – beda sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan diuraikan. Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, bab ini menjelaskan tahap pendahuluan dalam kertas karya berisi tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Uraian teoritis, bab ini menguraikan secara teoritis mengenai pengertian restoran, peralatan – peralatan yang digunakan di Restoran, fungsi restoran, tugas dan tanggung jawab pegawai yang ada di restoran, dan hubungan kerjasama dengan departemen lain.

BAB III : Gambaran umum Hotel J. W. Marriott Medan, merupakan tinjauan tentang Hotel J.W. Marriott Medan meliputi sejarah berdirinya hotel, klasifikasi hotel, fasilitas – fasilitas yang dimiliki, dan struktur organisasi.

BAB IV : Marriott Café sebagai outlet pendukung Food and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan. Menguraikan tentang peranan dan fungsi Marriott café sebagai outlet pendukung Food and Beverage Department di Hotel J.W. Marriott Medan.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Restoran

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman.

Terdapat banyak defenisi mengenai restoran. Menurut Wojowasito dan Poerwodaminto, yang dimaksud dengan design di dalam suatu restoran adalah rencana, maksud atau tujuan (Restoran & Segala Permasalahanny : 1999, Marsum W. A). Jadi restoran sebenarnya adalah suatu bisnis yang direncanakan dengan baik yang dimaksudkan dan ditujukan untuk suatu tujuan tertentu.

Dalam suatu restoran ada tiga macam design, yaitu how to run it, howo to do it, dan how to get it. Bagaimana kita mengelolanya, bagaimana mengrjakannya dan bagaimana mendapatkannya.

Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari untung sebagaimana tercantum dalam definisi Prof. Vanco Christian dari School Hotel Administration di Cornell University (Restoran & Segala Permasalahanny : 1999, Marsum W. A). Selain mencari untung, membuat puas para tamu pun merupakan tujuan utama restoran. Dalam bisnis ini terjadi semacam barter antara pembeli dengan penjual, dalam hal ini antara produk jasa dan uang. Barter ini tidak akan berjalan mulus kalau petugas


(20)

– petugas yang akan menangani pelayanan tidak diseleksi secara cermat, dididik, dilatih dengan baik, diajar berkomunikasi, dikoordinasikan dengan teliti serta dipersiapkan dengan sepenuh hati. Ingatlah bahwa restoran mempunyai tujuan untuk mengejar keuntungan demi kelangsungan hidup usaha tersebut.

Restoran dalah suatu usaha, karena itu kita harus tahu pasti bagaimana mengelolahnya, bagaimana membuat tamu – tamu senang dan puas sehingga mereka selalu berkeinginan untuk menjadi langganan restoran kita. banyak usaha dan upaya yang harus kita tempuh agar tujuan operasi restoran dapat terwujud dengan baik.

2.2 Peranan Restoran di Hotel

Industri jasa perhotelan disebut sebagai Hospitality Industry atau industri yang menjual jasa keramah-tamahan, terdiri dari :

1. Accomodation Industry 2. Food Service Industry

Dahulu manajemen yang dipakai oleh hotel untuk menarik para tamu agar berulang kali datang dan betah tinggal di hotel itu adalah dengan memberi makanan yang banyak dan lezat kepada para tamu. Pada waktu itu restoran pada hotel hanya disediakan untuk para tamu yang menginap di hotel tersebut. Tamu dari luar hotel tidakboleh makan di dalam restoran yang ada di hotel. Sebaliknya, tamu yang menginap disuatu hotel, tidak boleh makan di restoran yang ada di luar hotel.


(21)

Namun, kini keadaannya jauh berbeda. Restoran yang ada di suatu hotel terbuka bagi siapa saja, baik tamu yang menginap di hotel ataupun tamu yang datang dari luar dan tidak menginap di hotel. Begitu juga, para tamu yang menginap di suatu hotel bebas makan di mana saja, bisa di restoran yang ada di hotel tempat menginap, di restoran lainnya ataupun restoran yang tersebar di luar bangunan hotel. Dalam keadaan yang demikian ini, maka peranan restoran menjadi sangat penting. Restoran – restoran semakin berlomba untuk meningkatkan mutu makanan serta pelayanan yang maksimal dengan harapan bisa mendatangkan tamu sebanyak – banyaknya sehingga bisa menghasilkan tingkat penjualan dan keuntungan yang tinggi.

Namun harus selalu kita ingat bahwa dalam pengoperasian hotel maupun restoran mempunyai dua tujuan yang harus dicapai dalam waktu yang bersamaan, yakni :

1. Mendapatkan keuntungan

2. Memberikan kepuasan bagi para tamu

Sedangkan unsur yang membuat suksesnya pelayanan di ruang makan adalah: 1. Perilaku (Attitude) : unsur ini harus berpangkal dari sifat dasar asli dari staff restoran untuk berbuat semua yang layak guna memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan para tamu selama mereka menikmati makanan dan minuman di restoran.

2. Efesiensi atau ketepatgunaan : bagaimana cara staff restoran mengorganisasikan operasi pelayanan makan untuk menjual atau


(22)

mengantarkan produksi makanan secara efesien. Efesiensi juga berarti suatu restoran cepat saji dan segala sesuatu yang berkenaan dengan langkah – langkah pelayanan yang baik waktu tamu sedang sepi namun dapat menghasilkan profit rata – rata yang tinggi, di dalam restoran yang menjual hidangan ala carte. Efesiensi juga berarti mengurangi pemborosan dari suatu sumber yang mahal agar biaya tidak lebih tinggi dari yang telah ditentukan, yang akan menyebabkan kekurangannya laba atau keuntungan restoran.

Salah satu tujuan dari seorang Food and Beverage Manager adalah memberikan kesempatan kepada staff pelayanan untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki dan meningkatkannya lebih jauh lagi. Dengan cara ini maka tamu tidak hanya akan menghargai cara pendekatan petugas restoran, tetapi operasional restoran yang akan menjadi keuntungan atau pendapatan.

2.3 Peralatan (Equipment) di Restoran

Keberhasilan dalam melaksankan suatu usaha restoran sangat ditentukan oleh adanya kelengkapan peralatan dan perlengkapan yang dapat menunjang operasional restoran. Tata letak yang menarik juga diperlukan untuk memberikan kesan pertama yang baik kepada semua tamu yang berkunjung.

Kualitas perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan memegang peranan sangat penting. Oleh karena itu, dalam memilih pengadaannya harus disesuaikan dengan :


(23)

2. Jenis restoran dan jenis pelayanan yang akan diterapkan. 3. Lokasi dan tata letak restoran.

4. Dana yang tersedia.

Perlengkapan dan peralatan restoran dapat dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jenisnya yang meliputi :

1. Furniture 2. Linen 3. Chinawares 4. Glasswares 5. Tablewares

2.3.1 Furniture

Furniture atau perabot untuk keperluan restoran harus benar – benar diseleksi secara cermat sehingga semua dapat berfungsi dengan kebutuhannya. Furniture tersebut harus praktis, nyaman dipakai, serta sedap dipandang.

Hal – hal yang harus diperhatikan waktu membeli peralatan untuk keperluan restoran ialah :

• Tipe pelayanan yang akan ditampilkan dalam restoran tersebut, • tipe tamu – tamu yang diharapkan,


(24)

• warna yang disenangi,

• mudah disimpan dan apabila rusak mudah diperbaiki, • perbandingan untuk barang yang mudah pecah, • tetap dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, • harga dan dana yang tersedia.

a. Kursi

Kursi – kursi dalam ruang makan disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga selalu Nampak rapi dalam barisannya, model dan warna yang menarik setiap saat. Karena kursi bervariasi bentuk dan ukurannya, tinggi dan lebarnya, maka agar ruangan itu dapat menampung banyak tamu, ruangan itu perlu diatur dengan patokan tertentu.

b. Meja

Ada bermacam – macam bentuk meja makan, dan bentuk meja makan yang umum digunakan adalah :

• bentuk bulat,

• bentuk elips atau lonjong telur, • bentuk bujur sangkar,


(25)

Restoran – restoran yang baik biasanya di atas permukaan meja ditutupi dengan kain moulton atau silent cloth terlebih dahulu sebelum dipasang taplak meja. Kain moulton atau silent cloth atau sering juga disebut silent pad, yaitu kain yang tebuat dari bahan yang mudah menyerap cairan, seperti kain flannel misalnya, atau sejenis kain busa dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari taplak meja yang akan dipakai untuk menutupi meja itu.

Manfaat taplak meja dan silent pad adalah :

1. Menahan panas dari barang – barang panas yang diletak di atas meja itu sehingga permukaan meja tidak cepat rusak.

2. Menahan bunyi dari benda – benda keras yang diletak di atas meja, seperti piring, pisau dan sebagainya.

3. Untuk menahan taplak meja agar tidak mudah tergelincir. 4. Untuk menyiap cairan atau minuman yang tumpah.

c. Side Stand

Side stand, side board atau meja samping ialah semacam meja atau yang di letakkan di pojok atau tepi – tepi ruang makan untuk melancarkan pelayanan.

Bagian atas atau permukaan dari side board dibuat dari bahan yang tahan panas dan mudah dibersihkan. Apabila kita menggunakan hot plate yang harus diletakkan di atas side board itu, sebaiknya jangan disimpan terlalu tinggi agar mudah untuk mengambilnya.


(26)

Alat – alat yang biasanya di simpan di side board adalah : 1. Service spoons and forks

2. Dessert spoons and forks 3. Fish knives and forks 4. Meat knives

5. Side knives.

2.3.2 Linen

Linen adalah barang – barang yang terbuat dari kain untuk keperluan operasi restoran. Persediaan linen yang masih baru dan siap dipakai disimpan oleh Housekeeping Department, di Linen Room. Linen hanya bisa dikeluarkan apabila ada permintaan yang dibubuhi tandatangan Food and Beverage Manager yang dibuat rangkap dua,yang asli disimpan oleh Housekeeping Department dan yang rangkap disimpan di buku permintaan, dan disimpan di Food and Beverage Service Area sebagai pegangan.

Cara penyimpanan linen yaitu:

1. Dikelompokkan dengan sejenisnya, misalnya serbet makan dengan serbet makan. Untuk taplak meja, pengelompokkannya berdasarkan ukurannya. 2. Ditumpuk secara rapi dengan lipatan yang menghadap ke arah luar agar


(27)

3. Kalau linen tidak dapat disimpan di lemari, haruslah diberi tutup agar permukaan terhindar dari kotoran dan debu.

Tabel 2.1 Jenis – jenis Linen di Restoran No. Jenis Linen Keterangan

1 Taplak meja Ukuran 137 cm x 137 cm, untuk meja ukuran 76 cm x 76 cm atau meja yang berdiameter 100 cm. ukuran 183 cm x 244 cm untuk meja berbentuk bujur sangkar. Ukuran 183 cm x 173 cm untuk meja berbentuk bujur sangkar.

2 Slip Cloths Ukuran 100 cm x 100 cm. Gunanya untuk menutupi a gubby table cloth (taplak meja yang hanya kotor sedikit). 3 Napkin atau serbet

makan

Ukuran 46 cm/50 cm persegi (dari kain) 36 cm/42 cm (untuk kertas). Gunanya untuk penghias meja makan, menutupi pangkuan waktu di meja makan agar apabila ada makanan yang jatuh tidak mengotori baju, untuk mengelap mulut sewaktu dan sehabis makan.

4 Buffet cloths

(taplak meja khusus untuk prasmanan)

Ukuran 200 cm x 200 cm.

5 Trolley and side board cloths

Biasanya diambil dari taplak meja yang sudah tidak dipakai lagi atau sudah robek.


(28)

6 Waiters cloths, service cloths

Kadang juga disebut dengan arm towels, yang biasnya digunakan untuk melindungi tangan agar tidak terkena panas oleh waiters.

7 Tea and glass cloths

Kadang juga disebut dengan glass towel yang biasanya digunakan untuk mengelap dan membersihkan gelas – gelas. Biasanya terbuat dari bahan kapas karena sifatnya menyerap cairan.

8 Tray cloths Biasnya terbuat dari kain flannel yang berguna untuk menjaga agar baki tidak licin dan menyerap cairan/minuman yang tumpah di atas baki.

9 Skirting Berguna untuk menutupi keliling bagian bawah meja sehingga segala sesuatu yang ada dibawah meja itu tidak kelihatan dan Nampak rapi.

Sumber : Buku Restoran & Segala Permasalahannya, Masrum W. A.

2.3.3 Chinawares

Chinaware adalah pecah belah yang terbuat dari bahan keramik, porselin atau tembikar untuk keperluan operasi restoran.


(29)

Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam membeli pecah-belah dari keramik, perlu diingat hal-hal seperti penggunaan pecah belah dari keramik antara lain :

1. Setiap barang keramik hendaknya lengkap dengan tutupnya dan barang itu hendaknya bersifat kekaca-kacaan agar tetap tahan lama.

2. Barang keramik tersebut hendaknya berbentu gilingan pada ujung tepinya. 3. Periksalah contohnya apakah dibagian bawah dan atasnya sudah halus

mengkilap dan bersifat kekaca-kacaan.

Beberapa contoh merek keramik yang terkenal : 1. Vitreous

2. Vitrock

3. Viterx-Vitresso 4. Ironstone 5. Vitrified

Sedangkan Micratex adalah salah satu bentuk tembikar di mana kekuatannya melebihi chinawares, dibuat dari tanah liat yang diproses melalui teknik – teknik yang sedemikian rupa sehingga menambah kekuatannya tetapi tanpa menambah beratnya.

Berikut ini adalah contoh chinaware yang biasanya digunakan pada restoran di hotel yaitu :


(30)

2. Dessert plate

3. Bread & Butter plate 4. Fish plate

5. Souph plate

6. Consomme with saucer 7. Soup cup with saucer 8. Demitasse cup with saucer 9. Tea pot

10.Hot water jug 11.Cream jug 12.Milk jug 13.Egg cup 14.Ashtray 15.Sugar bowl 16.Butter dishes

17.Salt & papper shaker 18.Flower pass

2.3.4 Glasswares

Gelas merupakan salah satu peralatan pelengkap untuk ditata diatas meja yang tidak kalah penting dibandingkan peralatan lainnya dalam menunjang penampilan di


(31)

Pada umumnya ada tiga macam glassware yang biasa digunakan untuk ditata di atas meja seperti yang tertera pada gambar 2.1, yaitu :

1. Water goblet 2. Red wine glass 3. White wine glass

Gambar 2.1 (dari kiri ke kanan) : Water Goblet, White Wine Glass, Red Wine Glass (dari kiri)

Sumber :

2.3.5 Tablewares

Tableware atau peralatan makan (gambar 2.2) adalah peralatan yang biasa dipergunakan untuk makan di restoran dan biasanya ditata di atas meja makan.


(32)

Peralatan tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu : • Flatwares : mengacu pada semua jenis sendok dan garpu.

Cutlery : mengacu pada semua jenis pisau atau alat memotong lainnya.

Hollowares : terdiri dari semua jenis peralatan yang beronggs, sperti


(33)

Gambar 2.2 : Tablewares

Sumber:http://www.chinatraderonline.com/Tableware/Fork-Knife Spoons/Tableware-115645371.htm


(34)

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Pegawai Restoran

Dalam suatu usaha restoran pegawai atau staff merupakan suatu elemen penting untuk memajukan dan mewujudkan suatu usaha restoran tersebut tersebut. Pegawai yang ada pada suatu restoran terbentuk dalam suatu organisasi restoran yang memiliki suatu tanggung jawab dan uraian tugas sesuai dengan jabatan.

2.4.1 Restaurant Manager

Restaurant Manager mengepalai seluruh operasi dari semua restoran atau outlet yang ada disuatu hotel, atau pimpinan tertinggi di suatu restoran di luar hotel. Secara garis besar, tugas – tugas seorang Restaurant Manager adalah :

1. Mengontrol seluruh personalia restoran 2. Mengontrol mengenai pekerjaannya 3. Mengontrol jam kerja atau absensinya

4. Selalu menjaga mutu pelayanan dan konsistensi 5. Bertanggung jawab atas operasional seluruh restoran.

2,4.2 Head Waiters dan Asistant

1. Bertanggung jawab atas semua tingkat pelayanan.

2. Memelihara ruangan restoran agar tetap bersih, nyaman, rapi, dan menarik. 3. Sebelum dining room buka, sebagian besar peralatan restoran harus dikontrol

dan diperhatikan.


(35)

5. Menerima informasi – informasi penting baik dari Chef maupun Restaurant Manager.

6. Menerima pembukuan atau pesanan tempat pada special event, tamu – tamu penting atau VIP Guests.

7. Menentukan tempat untuk tamu – tamu rombongan ataupun VIP Guests. 8. Mengatur para Captain, Waiters serta Busboy pada station masing – masing. 9. Menangani keluhan tamu yang merasa tidak puas terhadap pelayanan yang

diberikan.

2.4.3 Captain

1. Sebelum restoran dibuka, Captain harus memeriksa apakah restoran sudah ready untuk dibuka atau belum.

2. Sewaktu tamu masuk ke restoran, tamu harus disambut dengan greetings dan diantar ketempat duduknya.

2.4.4 Waiters

Tabel 2.2 : Tugas dan tanggung jawab waiters di restoran No. Jadwal Tugas Waiters Tugas – tugasnya

1. Tugas Waiters sebelum jadwal operasional restoran

1. Memeriksa tutup meja atau table setting secara keseluruhan. Apabila ada alat yang kurang, harus dilengkapi; yang cacat, flek, gempil atau retak, harus diganti; kalau


(36)

belum rapi, harus dirapikan.

2. Memeriksa meja samping atau side stand. Side stand merupakan tempat mise en place, yakni tempat persiapan alat-alat yang sudah siap pakai dan disusun secara rapi; juga tempat menaruh bumbu atau sedap-sedapan; sehingga dalam keadaan sibuk pun kelengkapan alat-alat maupun bumbu dapat diatasi demean baik

3. Memberi petunjuk kepada Busboy cara membersihkan alat-alat, sedap-sedapan, juga cara kerja lain setiap hari

4. Mempersiapkan daftar makanan, minuman, serta daftar minuman anggur

5. Melengkapi tutup meja sesuai dengan makanan yang dipesan terlebih dahulu; misalnya tamu-tamu rombongan; dan sebagainya.

2. Tugas Waiters sewaktu jadwal opersional restoran

1. Membantu Captain atau Head Waiter dalam hal menyambut dan mengantar tamu ke tempat duduk yang sesuai atau ke meja yang


(37)

sudah dipesannya.

2. Mengambil pesanan minuman ke bar atau makanan ke dapur dengan dibantu oleh

Busboy kalau perlu, serta

menghidangkannya kepada tamu yang memesannya

3. Memeriksa apakah mungkin soup sudah dapat dihidangkan karena tamunya telah selesai dengan makanan pembuka; adakah pesanan makanan untuk anak-anak yang perlu didahulukan, dan sebagainya

4. Melayani para tamu secara keseluruhan demean baik

5. Dalam waktu-waktu tertentu mengadakan penghitungan atau inventory terhadap semua alat di restoran, teramasuk juga taplak meja, serbet makan, lap gelas, dan sebagainya. 3. Tugas Waiters sesudah

jadwal operasional restoran

1. Merapikan meja-kursi serta kereta yang tadi dipakai untuk melayani tamu; mengatur dan menyusunnya di tempatnya masing-masing 2. Mengganti taplak meja yang perlu diganti


(38)

3. Membersihkan meja dan kursi Dari remah-remahan makanan

4. Membersihkan dan mengeringkan semua alat yang habis dicuci Dari tempat pencucian; gelas untuk air es, pisau, sendok, garpu, pengoles mentega, piring roti, cangkir, tatakan, dan sebagainya

5. Menutup kembali meja makan dengan lengkap dan rapi

6. Menyimpan kembali daftar makanan, minuman dan anggur di tempatnya dengan rapi

7. Membersihkan mulut botol – botol penambah rasa dan kemudian menyusunnya kembali dengan rapi di atas meja samping atau side stand

8. Merapikan dan membersihkan side stand secara keseluruhan

9. Menyingkirkan semua sisa makanan dan minuman dari daerah restoran; selain demi kerapian dan kebersihan, juga untuk


(39)

menghindari adanya tikus serta kecoa

10.Mengantarkan seluruh alat yang kotor ke tempat pencucian

11.Menghubungi Houseman untuk

membersihakan karpet serta bak-bak sampah yang ada di dalam restoran

12.Menghubungi bagian Engineering untuk mematikan AC

13.Mematikan lampu; memutuskan atau mematikan aliran listrik yang sudah tidak dipakai lagi

14.Melaporkan kepada Captain atau Head Waiter apabila terjadi kesulitan-kesulitan, pernyataan tidak puas, atau saran-saran dari tamu

15.Mengusahakan agar saat-saat berikutnya segala sesuatunya akan menjadi lebih baik dan lebih lancar.

16.Seorang waiters harus mempunyai daya ingat (Memory) tentang tamu – tamu. Hal ini dapat dilakukan dengan mencatatnya dan


(40)

mengingat apa kesukaan tamu yang sering datang ke restoran karena tamu itu akan senang dan merasa mendapat kehormatan kalau namanya di hafal oleh waiters, captain, maupun Head Waiter.

17.Sewaktu meninggalkan restoran memastikan bahwa semuanya, memeriksa semua laci dan pintu sudah dikunci dengan baik. Juga memeriksa keseluruhan di dalam restoran agar sudah teratur dengan baik.

Sumber : Buku Restoran & Segala Permasalahannya, Masrum W. A. 2.4.5 Bushboy

Bertugas membantu waiter dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari di restoran, restoran, terutama pada waktu persiapan (mise en place), mengangkat piring kotor, maupun mengambil makanan dari dapur.

2,4.6 Hostess

Bertugas sebagai nyonya rumah atau greeter demean tugas menyambut tamu yang datang ke restoran, mulai dari mengucapkan salam, membimbing tamu ke meja, membantu tamu duduk, dan mengantar tamu meninggalkan restoran sampai ke pintu


(41)

Wine butler adalah petugas restoran yang mempunyai keahlian tentang minuman anggur (wine), mulai dari cara menawarkan, membuka, mencicipi, hingga menyajikannya kepada tamu.

2.5 Hubungan Kerjasama Antara Restoran dengan Departemen Lainnya di

Hotel

1. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Front Office Cashier : petugas restaurant cashier harus segera mengirimkan setiap bon penagihan yang dibayar oleh tamu. Baik tamu yang menggunakan kartu kredit maupun tamu yang membubuhkan tanda tangan pada restaurant bill ke Front Office Cashier, yakni untuk digabungkan pada Front Office Guest Bill tamu yang bersangkutan yang terdapat di Front Office. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya keterlambatana dalam pembayaran pada saat tamu Check Out. 2. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Bar : bar merupakan bagian

yang khusus dalam menyediakan kebutuhan tamu akan minuman. Oleh karena itu, bar akan selalu menyediakan dan memenuhi setiap jenis minuman sesuai dengan pesanan tamu yang berada di restoran.

3. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Kitchen : kitchen merupakan bagian yang memproduksi, menyediakan, dan memenuhi setiap jenis makanan sesuai dengan pesanan tamu yang tertulis pada Slip Order.

4. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Pastry : dalam setiap pemesanan makanan penutup.


(42)

5. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Linen Room : bagian linen akan menyediakan dan memenuhi berbagai jenis linen bersih yang diperlukan oleh restoran sesuai dengan permintaan yang tertulis di Requisition Sheet.

6. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Daily Store : daily store bertugas menyediakan kebutuhan restoran berdasarkan daftar permintaan yang diajukan, seperti bumbu – bumbu, salt&papper, dan lain sebagainya yang diperlukan sehari – hari.

7. Hubungan kerjasama antara restoran dengan General Store : general store bertugas menyediakan kebutuhan bagi setiap daily store di setiap departemen. Khusus untuk restoran, general store memenuhi kebutuhan untuk barang – barang seperti serbet kertas, placemats, stirrer, toothpicks, dan lain sebagainya. Permintaan dilakukan secara periodic dengan menggunakan requisition form.

8. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Housekeeping : housekeeping secara rutin akan membersihkan area restoran dengan menggunakan berbagai peralatan, seperti alat pel atau alat penyerap debu.

9. Hubungan kerjasama antara restoran dengan Stewarding : stewarding bertugas sebagai penyedia peralatan dan perlengkapan makanan dan minuman direstoran.

10.Hubungan kerja sama dengan Engineering : engineering akan segera memperbaiki kerusakan perlengkapan dan peralatan yang digunakan di


(43)

2.6 Struktur Organisasi Restoran

Beberapa jenis struktur organisasi restoran seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.3 : Struktur Organisasi di Restoran Kecil


(44)

(45)

Gambar 2.5 : Struktur Organisasi Restoran Besar


(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM HOTEL J.W. MARRIOTT MEDAN

3.1 Visi dan Misi J.W. Marriott Hotel

Visi dari Marriott yakni: “To be the global hospitality leader”, yang berarti menjadi pemimpin dalam usaha perhotelan dunia. Adapun misi dari hotel tersebut yakni: “"We are committed to being the best lodging and food service company in the world, by treating employees in ways that create extraordinary customer service and shareholder value” ("Kami berkomitmen untuk menjadi akomodasi yang terbaik dan perusahaan makanan di dunia, dengan memperlakukan karyawan dengan cara yang membuat layanan pelanggan yang luar biasa dan nilai pemegang saham.")

3.2 Sejarah Hotel J.W. Marriott

J. Willard Marriott adalah pendiri salah satu hotel chain bintang lima yang terkenal hampir di seluruh dunia, yakni Hotel J.W. Marriott Medan. Pria yang dilahirkan tanggal 17 September 1900 itu awalnya hanya membuka sebuah kedai bir dimusim panas bernama A&W yang hanya memiliki 9 buah tempat duduk. Kemudian, ketika musim dingin datang, kedai tersebut sepi pengunjung dikarenakan cuaca yang sangat dingin sehingga jarang ada yang datang untuk sekedar minum bir. Lalu, Alice, isrri J.W. Willard Marriott, mencoba untuk menjual hamburger, hot dog, tamales, beserta bir.


(47)

Tahun 1937, J.W. Marriott melihat begitu banyaknya orang yang datang ke kedainya untuk membeli hamburger ataupun hotdog tapi mereka tidak mengkonsumsinya di dalam kedai tersebut melainkan membungkusnya dan pergi. Lalu, beliau menanyakan beberapa pelanggannya mengenai alasan mengapa mereka tidak duduk dan menikmati makanan di dalam kedai melainkan pergi terburu-buru setelah membelinya. Ternyata, semua orang yang terburu-buru tersebut merupakan penumpang pesawat yang takut ketinggalan pesawat mereka. Sehingga, beliau pun memikirkan sebuah ide cemerlang yakni menawarkan kotak bekal sederhana untuk beberapa maskapai penerbangan seperti Eastern, American dan United Airlines.

Berkembangnya usaha tersebut, membuat J.W. Marriott membangun hotel pertamanya pada tahun 1957 dengan nama Twin Bridges Motor Hotel di Airlington, Virginia. Kemudian perusahaan perhotelan tersebut terus maju dan J.W. Marriott, Jr., anak J.W. Marriott ditugaskan untuk mengatur perhotelan tersebut.

Hotel J.W. Marriott pertama sekali dibangun di Washington pada tahun 1984, kemudian di Houston (1988), Hongkong (1989), Atlanta (1990), Dubai (1993), Mexico (1996). Sampai tahun 2012 ini, sudah ada 54 hotel dengan brand Hotel J.W. Marriott di seluruh dunia dan 15 di antaranya berada di Benua Asia.

Hotel J. W. Marriott Medan di Indonesia dibangun pada pertengahan tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 Februari 2009 dengan pemiliknya yakni Mr. Charlie yang juga merupakan owner PT. Kurnia Tetap Mulia (KTM). PT. KTM membeli izin beserta penggunaan sistem Marriott untuk recruitment, report and training system.


(48)

3.3 Profil Hotel J.W. Marriot Medan

Hotel J.W. Marriott Medan terletak di Jln. Putri Hijau No. 10 (gambar 3.1). Outlet-oultet yang ada di hotel tersebut, yakni;

1. Prime Bar (Western Food) (gambar 3.2)

2. Marriott Café ( International Buffet) (gambar 3.3) 3. The Lounge (Beverage with live piano) (gambar 3.4) 4. Jade Restaurant ( Chinese Cuisine) (gambar 3.5) 5. Marriott Gourmet ( Daily Selling Pastry) (gambar 3.6) 6. Prime Steak (gambar 3.7)


(49)

Gambar 3.1 : Hotel J.W. Marriott Medan (outdoor & indoor)


(50)

Gambar 3.2 : Prime Bar Hotel J.W. Marriott Medan


(51)

Gambar 3.3 : Marriott Café di Hotel J. W. Marriott Medan


(52)

Gambar 3.4 : The Lounge di Hotel J. W. Marriott Medan


(53)

Gambar 3.5 : Jade Restaurant di Hotel J. W. Marriott Medan


(54)

Gambar 3.6 : Marriott Gourmet di Hotel J. W. Marriott Medan


(55)

Gambar 3.7 : Prime Steak di Hotel J. W. Marriott Medan


(56)

Tahun 2012, Hotel J.W. Marrriott Medan berada di bawah pimpinan Mr. Sujeet Kumar sebagai General Manager. Mr. Sujeet Kumar membawahi beberapa director yakni Director of Engineering, Director of Finance, Director of Sales, Director of Human Resources, dan Director of Rooms ( Front Office Manager dan Executive Housekeeper).

Hotel tersebut terdiri dari 29 lantai, yakni lantai ground, lantai pertama, lantai kedua, dan lantai ke-16 sampai ke-29 dipakai untuk fasilitas hotel tersebut, sedangkan dari lantai ke-3 sampai lantai ke-15 disewakan untuk dijadikan gedung perkantoran. Lobby hotel tersebut berada di lantai ground, pada lantai ke-1 dan ke-2 ada beberapa gedung pertemuan dan sebuah grand ballroom yang bisa menampung 1000 pax.

Terdapat enam jenis kamar di Hotel J.W. Marriott Medan (gambar 3.8) yakni; 1. Deluxe Room ( 45 m2) = 187 kamar

2. Executive Room (45 m2) = 56 kamar

3. Executive Deluxe Room (65 m2) = 38 kamar 4. Junior Suite (90 m2) = 3 kamar

5. Ambassador Suite (125 m2) = 1 kamar 6. Presidential Suite (200 m2) = 1 kamar


(57)

Gambar 3.8 : Contoh kamar Deluxe (atas) dan Executive Deluxe (bawah) di Hotel J. W. Marriott Medan


(58)

Fasilitas lain yang dimiliki oleh Hotel J.W. Marriot Medan yaitu : 1. Swimming pool (gambar 3.9)

2. 3 Bussines centre rooms ( meeting room A, meeting room B, dan meeting room C ) (gambar 3.10)

3. 6 function room ( Florida, Maryland, Oregon, California, New York, dan Washington ) (gambar 3.11)

4. Furniture and meuble air 5. Fitness & Quan Spa (3.12)

Gambar 3.9 : Pool di Hotel J. W. Marriott Medan


(59)

Gambar 3.10 : Business Centre di Hotel J. W. Marriott Medan


(60)

Gambar 3.11 : Function Room di Hotel J. W. Marriott Medan


(61)

Gambar 3.12 : Fitness and Spa di Hotel J. W. Marriott Medan


(62)

3.4 Slogan dan Logo Hotel J.W. Marriott Medan

Gambar 3.13 : Logo Hotel J.W. Marriott Medan Sumber : Hotel J.W. Marriott Medan

Logo Hotel J.W. Marriott Medan adalah burung griffin yakni sebuah ikon hewan yang memiliki kepala elang, sayap dan berbadan singa. Simbol tersebut mewakili;

1. Kekuatan dan keberanian seperti seekor singa 2. Penglihatan dan kemampuan terbang seekor elang 3. Pengawalan dan perlindungan

4. Visi dalam menciptakan industri perhotelan berkelas dunia dengan kekuatan dan kekuasaan dari warisan J.W. Marriott.

Atas kepemimpinan Mr. Charlie sebagai owner (pemilik) hotel ini terus melakukan perbaikan mengenai luas, gudang, fasilitas dan lain sebagainya, demi terbentuknya imej yang baik bagi citra hotel JW Marriot Medan.


(63)

3.5 Fasilitas yang Dimiliki Hotel J.W. Marriott Medan a. Fasilitas Utama

• Jumlah kamar: 280

• Fasilitas Penyandang Cacat • AC dalam kamar

• Resepsionis 24 Jam • Layanan pengasuhan bayi • Tersedia Ranjang Bayi

• Merokok diperbolehkan di area publik • Tersedia kamar bagi Perokok

• Brankas

• Fasilitas pembuat Teh/Kopi di tiap kamar • Pengering rambut di tiap kamar

• Setrika Dan Papan Setrika di Tiap Kamar • Minibar di tiap kamar

• Telepon di Tiap Kamar • Layanan Kamar 24 jam • Concierge

• Layanan Laundry/Valet • Tersedia Wake Up Call • Kurs


(64)

• Tersedia kamar saling berhubungan • Dokter Panggilan

• Porter

• Lift ke semua lantai • AC Bersama

b. Parkir

• Tersedia parkir mobil di lokasi 0.5 Per 1 Hour(s) • Antar Jemput Bandara

• Parkir Valet

c. Bisnis

• Tersedia Wi-Fi • Fasilitas Pertemuan • Broadband Dalam Kamar • Wi-Fi Tersedia di Area Publik • Pusat Bisnis

• Layanan Sekretaris • Layanan Penerjemahan • Layanan santap pribadi

d. Makan • Restoran • Menu Lounge


(65)

• Bar

• Breakfast To Go

e. Bersantai

• Kolam Luar Ruangan • Pusat Kebugaran • Sauna

• Kamar Uap • Pemijatan • Jacuzzi

f. Hiburan Dalam Kamar

• TV

• TV Satelit • [Saluran] Berita • [Saluran] Sky Sports • [Saluran] Film (Gratis) • [Saluran] Asing (Lainnya) • [Saluran] Musik

• [Saluran] Anak-anak

g. Aksesibilitas

• Area Publik Akses Penyandang Cacat • Kamar Tidur Akses Penyandang Cacat


(66)

• Toilet Penyandang Cacat di lantai dasar • Akses Kursi Roda

• Akses Kursi Roda Ke Resepsionis • Akses Kursi Roda Ke Restoran

• Akses Kursi Roda ke Ruang Konferensi • Akses Kursi Roda ke Fasilitas Rekreasi

3.6 Klasifikasi Hotel J.W. Marriott Medan

Klasifikasi Hotel J.W. Marriott Medan dapat dibagi berdasarkan beberapa hal yakni :

3.6.1 Berdasarkan Lokasi

Apabila dilihat dari lokasi Hotel J.W. Marriott Medan didirikan maka hotel tersebut diklasifikasikan sebagai City Hotel, sebab hotel tersebut terletak di jantung kota atau di tengah kota.

3.6.2 Berdasarkan Lamanya Buka

Hotel J.W. Marriott Medan beroperasi sepanjang tahun , tidak ada sela untuk berhenti sehingga hotel ini dimasukkan ke dalam jenis hotel All Year Around.

3.6.3 Berdasarkan Kelas

Hotel di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis, yaitu hotel melati dan hotel bintang. Hotel melati diklasifikasikan menjadi melati satu, mealti dua dan melati tiga. Sedangkan hotel berbintang diklasifikasikan menjadi hotel bintang satu, bintang dua,


(67)

bintang tiga, bintang empat dan bintang lima. Penggolongan hotel di negara kita didasarkan pada tiga criteria yaitu; fisik, operasional/ manajemen, dan pelayanan. Hotel J.W. Marriott Medan termasuk hotel berbintang lima.

3.6.4 Berdasarkan Fasilitas dan Tingkat Pelayanan

Berdasarkan fasilitas dan tingkat pelayanan, Hotel J.W. Marriott Medan termasuk ke dalam Hotel Ekonomis (Economy Class Hotel/Limited Service Hotel) karena hotel tersebut memiliki segmentasi pasar tertentu, yaitu hanya untuk tamu-tamu bisnis dan para wisatawan dengan anggaran terbatas. Selain akomodasi, hotel ekonomis juga menawarkan layanan reservasi, restoran umum, fasilitas pertemuan, televise, valet dan laundry, transportasi dan ke Bandar udara.

3.6.5 Berdasarkan Komponen Harga Kamar (Hotel Plan Usage)

Ditinjau dari komponen harga kamar, Hotel J.W. Marriott Medan merupakan hotel yang menggunakan Continental Plan dimana hotel tersebut menerapkan ketentuan harga kamar termasuk satu kali makan pagi.

3.6.6 Berdasarkan Ukuran Besar Hotel

Melihat ukuran hotel dan jumlah kamar sebanyak 286 kamar, maka hotel tersebut dikategorikan sebagai Average hotel.


(68)

Gambar 3.9 : Struktur Organisasi Hotel J.W. Marriott Medan Sumber : Hotel J.W. Marriott Medan


(69)

BAB IV

MARRIIOTT CAFÉ SEBAGAI OUTLET PENDUKUNG FOOD

AND BEVERAGE DEPARTEMENT

DI HOTEL J.W. MARRIOTT MEDAN

4.1 Ruang Lingkup Food and Beverage Departement

Food and Beverage Department adalah merupakan suatu bidang yang bertugas menangani kebutuhan makan dan minum di sebuah hotel. Dimana kebutuhan makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia termasuk tamu – tamu hotel atau setiap individu yang menginginkan jasa hotel. Oleh sebab itu departemen ini sangat mutlak dibutuhkan oleh sebuah hotel.

Istilah Food and Beverage Departement berasal dari bahasa Inggris yang berarti bagian makan dan minum. Oleh sebab itu bagian ini yang bertanggung jawab atas penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman. Kegiatan menyelenggarakan jasa pelayanan makanan dan minuman dapat ditinjau melalui ruang lingkup yang sempit dan yang luas. Ditinjau dari ruang lingkup yang sempit penyelenggaraan jasa makanan dan minuman dibagi atas tiga aspek, yaitu :

1. Food and Beverage Service 2. Food Product


(70)

Sedangkan apabila dinjau dari ruang lingkup yang luas, penyelenggaraan jasa makanan dan minuman dapat dibagi beberapa aspek yakni :

Purchasing (pengadaan barang yang dibutuhkan Food and Beverage

Department)

Receiving ( bagian ini yaitu bagian yang menerima semua bahan yang telah

dibeli)

Storing (bagian yang menyimpan barang yang telah dibeli) • Producing (kegiatan pengolahan makanan dan minuman)

Serving and Selling (kegiatan yang menjual dan menyajikan makanan dan

minuman)

Stewarding (bagian yang menyiapkan peralatan makanan dan miniman)

4.2 Tujuan Kegiatan Food and Beverage Departement

Berdasarkan ruang lingkup operasionalnya maka dapat disimpulkan bahwa disamping mempunyai peranan dan fungsi yang demikian penting bagi kegiatan operasional hotel, Food and Beverage Departement juga merupakan sumber pendapatan, reputasi, dan kepuasan tamu.

1. Sumber Pendapatan hotel Melalui Penjualan Makanan dan Minuman

Tujuan utama dari pengelolaan usaha hotel yaitu memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Keuntungan yang diperoleh hotel adalah dari penghasilan hotel


(71)

berupa produk yang dijual kepada tamu. Contoh produk yang dijual oleh hotel yaitu makanan dan minuman.

2. Meningkatkan Reputasi hotel

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun citra hotel yaitu bisa dengan membangun gedung yang luas serta kelengkapan fasilitas yang mewah, tetapi sulit membangun citra hotel dengan pelayanan yang berkualitas. Padahal citra perusahaan dapat dikembangkan melalui faktor ini, keuntungan yang lebih besar akan mudah dicapai, permaslahan yang dihadapi adalah tidak adanya standar baku pelayanan. Penilaian baik buruknya pelayanan sangat tergantung pada kepuasan tamu atau harapan tamu. Melalui pramusaji yang ada di hotel diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkesan kepada tamu yang datang ke hotel.

3. Menambahkan Kepuasan Tamu dari Segi Pelayanan

Jaminan kualitas pelayanan yang disajikan harus menjadi kebijaksanaan Management Food and Beverage Department di hotel, karena pelayanan yang memuaskan akan menjadi gambaran mutu hotel tersebut serta dapat meningkatkan citranya. Setiap tamu menginginkan pelayanan yang baik seperti yang diharapkan, oleh karena itu Food and Beverage Departement harus serius dalam menangani pelayanan makanan dan minuman di hotel guna menghindari komplin dari pelanggan.

4.3 Struktur Organisasi Food & Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan


(72)

Struktur organisasi suatu restoran di hotel antara satu dengan yang lain pada umumnya akan berbeda – beda sesuai dengan kriteria yang dimiliki suatu hotel. Di samping adanya perbedaan yang disebabkan oleh kriteria hotel, struktur organisasi restoran juga dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Jumlah restoran yang terdapat di hotel.

2. Ruang lingkup kegiatan (aktivitas) operasional restoran. 3. Kebijakan manajemen hotel.

Struktur organisasi yang terdapat di Marriott Café pada hotel J. W. Marriott Medan memiliki dua bagian jabatan yaitu bagian service dan product. Hal ini dikarenakan Marriott Café memiliki kitchen khusus.

Adapun struktur organisasi Food and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan dapat terlihat pada gambar di bawah ini :


(73)

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Food and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan

Sumber : Hotel J.W. Marriott Medan


(74)

Gambar 4.2 : Marriott Café


(75)

Hotel J.W. Marriott Medan terdapat suatu outlet pendukung Food and Beverage Departement yang di sebut dengan Marriott Café. Adapun peran dari Marriott Café ini adalah :

1. Sebagai buffet breakfast, lunch dan dinner dihotel tersebut. Khusus untuk breakfastnya, seluruh tamu hotel yang menginap di hotel tersebut dapat menikmati makanan yang tersedia di buffet itu secara free karena jenis penjualan kamar di Hotel J.W. Marriott Medan adalah jenis American Type yaitu harga kamar sama dengan breakfast untuk dua orang, tetapi tamu yang berasal dari luar hotel atau bukan tamu yang bukan menginap di hotel dapat berkunjung dengan cara pesan buffet atau Ala Carte. Untuk lunch dan dinner, Marriott Café juga membuka buffet untuk tamu hotel ataupun tamu dari luar hotel, akan tetapi tidak free untuk tamu hotel.

2. Sebagai restoran dengan menu Ala Carte. Yang dimaksud dengan menu Ala Carte ialah suatu menu yang disusun dengan haraga tiap item makanan, jadi tamu dari dalam hotel maupun dari luar hotel dapat memesan makanan dengan cara Ala Carte.

3. Sebagai promosi makanan luar negeri. Biasanya suatu hotel yang memiliki Brand Marriott sering mengadakan promosi masakan dari Negara lain. Di Marriot Café pernah mengadakan promosi masakan dari Hotel yang ber-Brand Marriott dari Negara Thailand, Yaman, Prancis dan lain – lain.

4. Sebagai penyedia makanan untuk Lobby Lounge dan Room Service. Setiap peng-orderan makanan dari lobby lounge atau Room Service harus melalui


(76)

Marriott Café, karena kitchen yang ada di Marriott café yang menyediakannya.

5. Sebagai penyedia makanan untuk Executive Lounge. Setiap makanan yang dibawa ke Executive Lounge, sebagian besar di olah di kitchen Marriott café. 6. Sebagai tempat miny meeting atau kumpul keluarga, dengan kapasitas ada

yang 10 sheets dan 24 sheets. Marriott Café memiliki ruang khususnya.

4.5 Ruang Lingkup Operasional

4.5.1 Kegiatan Mengorder Barang

Hotel J.W. Marriott Medan dalam pengadaan bahan makanan dan minuman yang belum diolah dan diorder kepada general store yang selanjutnya general store mengorder ke luar. Biasanya untuk pengorderan barang menggunakan form requestition yang dibuat tiga rangkap. Slip yang asli untuk pertinggal, yang rangkap selanjutnya untuk general store dan yang satunya lagi untuk accounting. Form requestition harus dibubuhi tandatangan manager atau supervisor yang bersangkutan.

4.5.2 Kegiatan Mengolah Makanan dan Minuman

Proses selanjutnya adalah bahan makanan atau minuman yang telah di order kemudian diolah sehingga dapat menghasilkan makanan dan minuman yang terdapat di menu. Pengolahan makanan dan minuman adalah satu kunci utama dalam keberhasilan produk makanan dan minuman. Karena, tujuan utama tamu adalah mendapatkan makanan dan minuman yang memiliki kualitas tinggi dan rasa yang


(77)

memuaskan. Segala makanan yang dihasilkan berasal dari kitchen yang berada di Marriott Café.

4.5.3 Kegiatan Menyajikan dan Menjual

Kegiatan terakhir dalam kegiatan yang ada di Marriott Café adalah menyajikan dan menjual makanan dan minuman kepada tamu. Sebelum menyajikan dan menjual makanan, para pimpinan yang ada di hotel harus memikirkan bagaimana cara dan bentuk penyajian makanan dan minuman yang ada di Marriott Café. Kegiatan yang dilakukan pada umumnya dimulai dari pemberian menu, pemesanan makanan, penyajian makanan dan ,sampai dengan pendapatan yang diperoleh.

4.6 Peningkatan Kualitas Marriott Café 4.6.1 Peningkatan Pelayanan

Peningkatan pelayanan kepada tamu merupakan jalur terakhir dalam menjual produk memegang peranan yang sangat penting. Kesalahan atau keterlabatan dalam penyajian akan membuat tamu tidak merasa puas dan komplin. Pelayanan yang dibutuhkan tamu agar merasa puas yaitu dengan pelayanan tamu yang tepat dan cepat, serta dengan staff yang bekerja memiliki keramah-tamahan.

4.6.2 Produk yang Bermutu

Produk yang bervariasi memerlukan penanganan yang professional. Produk yang dikembangkan memiliki konsep harus terjual dan menguntungkan. Cost control


(78)

yang sangat teliti sangat diperhatikan dalam mengembangkan produk. Kualitas dan cita rasa adalah suatu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk.

4.6.3 Kebersihan dan Kelengkapan Peralatan

Keberhasilan dan kelengkapan peralatan adalah salah satu syarat penting dalam operasional di Marriott Café. Tersedianya peralatan dan kelengkapan restoran sangat menunjang kelancaran operasionalnya. Disamping jumlah, mutu, dan penampilan peralatan yang digunakan harus baik, karena peralatan tersebut akan dilihat dan digunakan tamu.

4.6.4 Sistem Pengawasan Kerja yang Baik

Dalam operasional di Marriott Café, pimpinan atau manager yang bersangkutan senantiasa melakukan pengawasan secara langsung di lapangan pada saat operasional. Hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung kendala yang terjadi dan dapat mengganggu operasional, seperti :

1. Meneliti peralatan restoran baik dari segi kwalitas dan kuantitas dengan alat bantu yang di inventori.

2. Mengkonfirmasi penambahan atau pembatalan tamu yang akan datang di Marriott Café.

3. Melakukan pendekatan kepada waiters dalam mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dalam menjalankan tugas. Hal ini dilakukan agar terjalin kerjasama yang baik antara karyawan dan atasan.


(79)

4.7 Hubungan Kerja Sama Marriott Café dengan Outlet Food and Beverage Departement Lainnya

Dalam operasionalnya, Marriott Café menjalin hubungan kerjasama dengan sesame outlet Food and Beverage Departemen lainnya. Outlet – outlet tersebut yaitu:

1. Room Service : Setiap yang dipesan oleh room service, berasal dari kitchen yang ada di Marriott Café.

2. Lobby Lounge : setiap makanan yang dipesan dari Lobby Lounge berasal dari kitchen Marriott Café dan waiters yang bertugas yaitu waiters yang ada di Marriott Café.

3. Executive Lounge : setiap makanan yang di bawa ke Executive Lounge berasal atau diolah dari kitchen Marriott Café.

4. Bar : setiap pemesanan minuman yang diorder di Marriott Café disediakan oleh Bar.

5. Stewarding : setiap peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh Marriott Café disediakan oleh bagian Steward.

6. Kitchen : Marriott Café memiliki beberapa kitchen yaitu Western Kitchen. Asian Kitchen, Japanese Kitchen, Indian Kitchen, Pantry (tempat salad dan buah-buahan). Setiap makanan yang di order dari Marriott Café diolah oleh kitchen yang bersangkutan.


(80)

Marriott Café Manager

Head Waiters/Asst.Head Waiters

Captain

Waiters

F&B Manager

Executive Chef Executive Saos Chef

Chef De Partie Marriott Café

Demi Chef

Commis I

Commis II

Cook Helper

Gambar 4.3 : Struktur Organisasi Marriott Café Sumber : Hotel J.W. Marriott Medan


(81)

BAB V

PENUTUP

Penulisan kertas karya ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan serta saran selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama tiga bulan di Hotel J.W. Marriott Medan.

5.1. Simpulan

1. Hotel J.W. Marriott Medan merupakan hotel bertaraf International bintang lima (*****) yang memiliki jumlah kamar 282 kamar.

2. Hotel J.W. Marriott medan termauk dalam city hotel, everage hotel, hotel bisnis yamh memiliki fasilitas sangat mewah di kota Medan.

3. Memilik function room yang bisa menampung 1000 orang.

4. Marriott Café memiliki peranan sebagai salah satu outlet pendukung Food and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan.

5.2. Saran

Peningkatan kualitas pelayanan serta penerapan strategi yang tepat sangat membantu dalam persaingan pasar dengan hotel – hotel lain.

1. Kerja sama antar Marriott Café dengan outlet – outlet pendukung lainnya harus terjalin harmonis untuk menciptakan kesuksesan operasional.


(82)

3. Sebagai owner yang memiliki kekuasaan atas hotel sebaiknya jangan terlalu mencampuri pekerjaan para karyawan karena akan membuat para pekerja merasa terkucil dan tidak nyaman dengan pekerjaannya.


(83)

DAFTAR PUSTAKA

D.P, Naimudin. 2007. Penuntun Praktikum Tata Hidang Makana & Minuman. Medan : Diktat.

W.A, Marsum. 1999. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Wiwoho, Ardjuno. 2008. Pengetahuan Tata Hidang. Bandung : Penerbit Erlangga.

http://www.chinatraderonline.com/Tableware/Fork-Knife-Spoons/Tableware-115645371.htm

http://www.marriott.com/hotels/travel/mesmc-jw-marriott-hotel-medan/


(1)

yang sangat teliti sangat diperhatikan dalam mengembangkan produk. Kualitas dan cita rasa adalah suatu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk.

4.6.3 Kebersihan dan Kelengkapan Peralatan

Keberhasilan dan kelengkapan peralatan adalah salah satu syarat penting dalam operasional di Marriott Café. Tersedianya peralatan dan kelengkapan restoran sangat menunjang kelancaran operasionalnya. Disamping jumlah, mutu, dan penampilan peralatan yang digunakan harus baik, karena peralatan tersebut akan dilihat dan digunakan tamu.

4.6.4 Sistem Pengawasan Kerja yang Baik

Dalam operasional di Marriott Café, pimpinan atau manager yang bersangkutan senantiasa melakukan pengawasan secara langsung di lapangan pada saat operasional. Hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung kendala yang terjadi dan dapat mengganggu operasional, seperti :

1. Meneliti peralatan restoran baik dari segi kwalitas dan kuantitas dengan alat bantu yang di inventori.

2. Mengkonfirmasi penambahan atau pembatalan tamu yang akan datang di Marriott Café.

3. Melakukan pendekatan kepada waiters dalam mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dalam menjalankan tugas. Hal ini dilakukan agar terjalin kerjasama yang baik antara karyawan dan atasan.


(2)

4.7 Hubungan Kerja Sama Marriott Café dengan Outlet Food and Beverage Departement Lainnya

Dalam operasionalnya, Marriott Café menjalin hubungan kerjasama dengan sesame outlet Food and Beverage Departemen lainnya. Outlet – outlet tersebut yaitu:

1. Room Service : Setiap yang dipesan oleh room service, berasal dari kitchen yang ada di Marriott Café.

2. Lobby Lounge : setiap makanan yang dipesan dari Lobby Lounge berasal dari kitchen Marriott Café dan waiters yang bertugas yaitu waiters yang ada di Marriott Café.

3. Executive Lounge : setiap makanan yang di bawa ke Executive Lounge berasal atau diolah dari kitchen Marriott Café.

4. Bar : setiap pemesanan minuman yang diorder di Marriott Café disediakan oleh Bar.

5. Stewarding : setiap peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh Marriott Café disediakan oleh bagian Steward.

6. Kitchen : Marriott Café memiliki beberapa kitchen yaitu Western Kitchen. Asian Kitchen, Japanese Kitchen, Indian Kitchen, Pantry (tempat salad dan buah-buahan). Setiap makanan yang di order dari Marriott Café diolah oleh kitchen yang bersangkutan.

4.8 Struktur Organisasi Marriott Café


(3)

Marriott Café Manager

Head Waiters/Asst.Head Waiters

Captain

Waiters

F&B Manager

Executive Chef

Executive Saos Chef

Chef De Partie Marriott Café

Demi Chef

Commis I

Commis II

Cook Helper

Gambar 4.3 : Struktur Organisasi Marriott Café Sumber : Hotel J.W. Marriott Medan


(4)

BAB V

PENUTUP

Penulisan kertas karya ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan serta saran selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama tiga bulan di Hotel J.W. Marriott Medan.

5.1. Simpulan

1. Hotel J.W. Marriott Medan merupakan hotel bertaraf International bintang lima (*****) yang memiliki jumlah kamar 282 kamar.

2. Hotel J.W. Marriott medan termauk dalam city hotel, everage hotel, hotel bisnis yamh memiliki fasilitas sangat mewah di kota Medan.

3. Memilik function room yang bisa menampung 1000 orang.

4. Marriott Café memiliki peranan sebagai salah satu outlet pendukung Food and Beverage Departement di Hotel J.W. Marriott Medan.

5.2. Saran

Peningkatan kualitas pelayanan serta penerapan strategi yang tepat sangat membantu dalam persaingan pasar dengan hotel – hotel lain.

1. Kerja sama antar Marriott Café dengan outlet – outlet pendukung lainnya harus terjalin harmonis untuk menciptakan kesuksesan operasional.

2. Mempertahankan pelayanan dan cita rasa makanan yang disajikan.


(5)

3. Sebagai owner yang memiliki kekuasaan atas hotel sebaiknya jangan terlalu mencampuri pekerjaan para karyawan karena akan membuat para pekerja merasa terkucil dan tidak nyaman dengan pekerjaannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

D.P, Naimudin. 2007. Penuntun Praktikum Tata Hidang Makana & Minuman. Medan : Diktat.

W.A, Marsum. 1999. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Wiwoho, Ardjuno. 2008. Pengetahuan Tata Hidang. Bandung : Penerbit Erlangga.

http://www.chinatraderonline.com/Tableware/Fork-Knife-Spoons/Tableware-115645371.htm

http://www.marriott.com/hotels/travel/mesmc-jw-marriott-hotel-medan/