LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS VIII

SMP N 1 SUNGAI BEREMAS PASAMAN BARAT SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Tadris IPA Konsentrasi Fisika

Oleh: IMAM BUDIMAN 412.294 JURUSAN TADRIS IPA-FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL PADANG 1438 H / 2017 M

Sesungguhnya Setelah kesulitan itu ada kemudahan (Alm Nasrah:5) NO gain without pain. Dilegent is the mother of succes (tiada bahagia tanpa derita, kerajinan adalah pangkal keberhasilan )

Tidak mudah untuk mengecap kesuksesan Kesulitan itu tidak bisa datang sendiri Tapi..... Butuh Usaha doa, dan niat yang ikhlas Demi yang dicita-citakan

Tahapan awal telah kerusakan Hari demi hari telah aku lewati Pahit getirnya telah aku rasakan Tangis dan tawa, dan canda, semuanya jadi satu Mengeringiku untuk mengejar impian dan cita cita Demi keberhasilan yang hakiki

Ya Rabbi dengan ridho-Mu aku melangkah Dengan izin- Mu aku berlari Berlari untuk meraih, mengejar segudang impian Hari ini..... Engkau perlihatan kebesaran dan kuasa Mu..... Sujud Syukur ku persembahkan pada Mu....

Ibu. Bapakku sang inspirator. Karena Engkaulah aku bisa mengecap pendidikan dan menjadi orang yang berilmu Terimakasih atas cinta tulis yang engakau berikan untuk kami Begitu besar pengerbananmu untuk keberasilan anak-anakmu derai titik peluhmu terpaaan panas dan teriknya matahari tak engkau hiraukan Siang malam mencari nafkah tanpa kenal lelah dan letih demi anak- anakmu. Hati yang tak pernah lelah untuk selalu berdoa demi kesusesan kami Demi sebuah harapan dan keinginan agar kami bisa menuntut ilmu Terima kasih Ya Allah Engkau memberikan orang tua yang terbaik untuk hamba... Dalam setiap doaku, aku berharap agar engkau selalu menjaga keduanya Memberikan kebahagian kepada keduanya

Mother and Father You Are the best, you is my life I Love you full

Terimakasih buat kakak dan adikku yang memberi motifasi kepadaku sehingga aku bisa menyelesaikan semua ini. Doa dan pengorbanan kalian membuat aku terus bangkit dari kemalasan dan keletihan. Buat adikku tersayang Rembulan Mentari, Indah Mentari dan kakaku, Dadang Budiman, Supaya kalian lebih tinggi pendidikannya dari pada saya.

Buat teman-teman Fisika. Juniorku yang senasib dan seperjuangan denganku.. Semoga kita sama-sama mengecap kesuksesan Keluarga besar belimbing (ibu, apak (ALM). Rizka, Rizki (ALM) Hari, Aldo. Dan buat teman- temanku Haqiqi, abang trisno, Rio, Anggia Murni yang selalu memberikan semangat kepadaku dalam penyelesain semua ini

Thank For you all

Wassalam

Imam Budiman

ABSTRAK

Judul: " Penerapan Pembelajaran Mind Mapping Dalam Metode

Quantum learning Terhadap Pemahan Konsep Fisika Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri I Sungai Beramas Pasaman Barat ” disusun oleh Imam

Budiman, BP. 412.294. Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang tahun 2017.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep fisika yang berdampak kepada rendahnya hasil belajar fisika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Beramas. Diantara faktor penyebabnya adalah metode yang digunakan guru kurang bervariasi, Sehingga siswa tidak berminat melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran fisika dan sifat pembelajaran yang tidak menunjang kreatifitas siswa, akibatnya pemahaman konsep Peseta didik menjadi rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan Pemahaman Konsep fisika siswa adalah dengan penerapan Pembelajaran Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning terhadap pemehaman konsep fisika peserta didik . Tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan untuk melihat penguasaan konsep fisika peserta didik yang belajar dengan menggunakan penerapan Mind Mipping dalam metode Quantum Learning. Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini adalah pemahaman konsep fisika peserta didik dengan menerapkan pembelajaran Mind Mapping dalam metode Quantum learning lebih baik dari pada pembelajaran konvensional dikelas VIII SMP N 1 Sungai Beremas.

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksprimen dan rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP 1 Negeri Sungai Beremas tahun ajaran 2016/2017. Sampel penelitian adalah kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol. kelas VIII.1 sebagai kelas eksprimen. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Karena data terdistribusi normal dan kelompok data mempunyai varians yang homogen.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung = 2,54 dan t tabel = 1,66. Karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning berpengaruh terhadap Pemahaman Konsep fisika siswa. Dimana hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan Pembelajaran Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya. Atas nikmat, rahmat dan karunia- Nya itulah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning Terhadap pemahaman Konsep Fisika Siswa di Kelas VIII SMP 1 Negeri Sungai

Beremas Pasaman Barat ”. Salawat dan salam semoga disampaikan Allah SWT buat Rasulullah SAW, yang merupakan suri tauladan bagi kita. Semoga kita selalu berada dalam dua pusaka yang ditinggalkannya, Amin Ya Robbal’alamin.

Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan dalam menyelesaikan program studi strata satu (SI) pada Program Studi Tadris IPA Konsentrasi Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Olah karena itu, penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag selaku Dosen Pembimbing I Ibu Media Roza, M.Si Si selaku Pembimbing II dan Penasehat Akademik (PA).

2. Bapak Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang.

3. Ibu Prima Aswirna, S.Si, M. Sc selaku Ketua dan Ibu Hurriah, S.Si, MT selaku skretaris Program Studi Tadris IPA Konsentrasi Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Bapak ibu Staf Pengajar

ii

Program Studi Tadris IPA Konsentrasi Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Bapak Ibu pengawai Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Imam Bonjol Padang.

4. Ibu Nensi Prima, S.Pd selaku Pendidik IPA Kelas VIII SMP N 1 Sungai Beremas.

5. Rekan-rekan Program Studi Tadris IPA Konsentrasi Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang, Khususnya Angkatan 2012.

Teristimewa buat ibunda dan ayahanda tercinta yang telah menjadi motivasi penulis dalam segala hal. Buat kakanda-kakanda tercinta yang telah memberikan segala daya dan upaya baik itu moril maupun materil dalam proses studi penulis dari kecil sampai menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang Bapak/ Ibu berikan kepada penulis, menjadi amal ibadah disisi- Nya, Amin

Padang, 05 September 2017

Imam Budiman Nim: 412.294

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya dalam kehidupan sehari–hari. Proses pembelajarannya menekankaan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjalajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan sebagai inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu sehingga dapat membantu untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. (Depniknas, 2003:55)

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari–hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Ditingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan teknologi, masyarakat) secara terpadu yang diarahkan secara pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menggunakan matematika, seta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Depniknas, 2003: 56). Tujuan pembelajaran fisika adalah agar peserta didik dapat Menyadari keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan kepada tuhan yang maha esa, memupuk sikap ilmiah, memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan mennguji hipotesis melalui percobaan, mengembangkan kemampuan berfikir secara analitis, menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menikmati dan menyadari keindahan dan ketaraturan prilaku alam.

Mengacu dari pendapat, fungsi dan tujuan di atas, diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya mata pelajaran fisika membuat proses yang konteniu untuk menjadikan seorang peserta didik menjadi insan kamil dan terampil dalam menterjemahkan alam agar bernilai positif untuk kemandirian dirinya. Hal ini diupayakan agar diwujudkan peserta didik dengan melakukan pengamatan dan beriteraksi dengan dunia luar melalui kerja ilmiah dengan melakukan langkah–langakah metode ilmiah dengan memadukan anatara keterampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi dalam pembelajaran.

Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar IPA di SMP/MTs merupakan satandar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidik.

Pencapain SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh pendidik.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII SMP Negeri

1 Sungai Beremas saat pembelajaran IPA bersama Nensi Prima, S.Pd, tanggal

6 Januari 2017, diperoleh informasi bahwa pembelajaran masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Pembelajaran masih didominasi oleh pendidik atau bersifat “teacher center” . yaitu dengan metode ceramah dan pemberian latihan. Pendidik menjelaskan materi pembelajaran, memberi contoh soal, selanjutnya memberikan latihan pada peserta didik, pendidik sudah mengadakan pembelajaran secara kelompok, adapun pembagian kelompok diatur berdasarkan tempat duduk yang berdekatan.

Proses pembelajaran yang berjalan tidak sesuai yang diharapkan pendidik, Peserta didik cendrung pasif dan kurang berkosentrasi dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktifitas peserta didik, mendengar dan sedikit bertanya. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar pada umumnya berlangsung satu arah, yaitu dari pendidik ke peserta didik.

Hal ini menimbulkan belajar menjadi menonton, peserta didik kurang terlibat secara aktif, cepat bosan dan kurang serius, peserta didik kurang semangat dalam proses pembelajaran akibatnya pemahaman peserta didik terhadap konsep fisika menjadi rendah, ini berdampak juga rendahnya hasil belajar fisika peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tangal 6 Januari 2017 dengan beberapa peserta didik di kelas VIII, diperoleh informasi bahwa pembelajaran fisika kurang menarik dan sulit dipahami. kalau konsep tidak dipahami, peserta didik akan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh pendidik. Apalagi jika soal yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang diterangkan pendidik.

Penguasaan konsep yang rendah menyebabkan hasil belajar fisika peserta didik menjadi rendah, hal ini ditandai dengan nilai peserta didik banyak yang belum mencapai (KKM) ditetapkan di SMP Negeri 1 Sungai Beremas yaitu 78

Tabel 1.1 Nilai Ketuntasan Ujian Tengah Semester 1 IPA Peserta didik Kelas VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI BEREMAS PASAMAN BARAT Tahun Ajaran 2016/2017

Persentase Peserta didik Jumlah

Peserta didik yang Kelas Peserta

Peserta didik yang

tidak tuntas didik

(Sumber: Pendidik bidang studi IPA SMP NegeriI 1 Sungai Beremas)

Berdasarkan Table 1.1 terlihat bahwa masih banyak peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 1 Sungai Beremas yang belum tuntas, bahkan ada salah satu kelas yang hanya dua orang saja yang tuntas pada pada ujian tengah semester ganjil.

Menyikapi hal tersebut Pendidik sudah berusaha untuk memperbaiki dan membantu peserta didik dalam memahami konsep – konsep fisika serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Diantaranya uasaha yang telah

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka penelitian ini dirumuskan “ Apakah dengan menerapkan pembelajaran Mind Mapping dalam metode Quantum Learning memberikan pemahaman konsep fisika yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional dikelas VIII SMP Nagari 1 Sungai Beremas?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas adalah untuk melihat penguasaan konsep fisika peserta didik yang belajar dengan menggunakan penerapan Mind Mipping dalam motode Quantum Learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai pengembangan ilmu dan pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan atau pembelajaran.

2. Sebgai bahan masukan dalam menjalankan kebijakan dan pengambilan keputusan, terutama dalam pengadaan kualitas yang dibutuhkan dalam peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran.

3. Sebagai dasar untuk memunculkan suatu masalah atau ide baru dalam penilitian relevan.

4. Sabagai sampel atau contoh jika model pembelajaran yang diterapkanjuga disekolah–sekolah yang lainnya dalam proses belajar mengajar berlangsung.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Belajar dan Pembelajaran Fisika

a. Belajar

Belajar merupakan perpaduan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru melalui disain pembelajaran sehingga peserta didik melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kurikulum. Kurikulum yang digunakan pendidikan saat ini merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran berbasis KTSP dapat didefenisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Pembelajaran berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:

1) Karakteristik KTSP; yang mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2) Strategi pembelajaran; yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.

3) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran (Mulyasa, 2007: 247).

Belajar dan pembelajaran saling berhubungan satu sama lain yang dilakukan secara bersamaan. Hal ini disebabkan adanya interaksi maupun Belajar dan pembelajaran saling berhubungan satu sama lain yang dilakukan secara bersamaan. Hal ini disebabkan adanya interaksi maupun

1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar

2) Respons si pembelajar, dan

3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi stimulus yang menggunakan konsekuensi tersebut. Orang yang belajar baik diberi hadiah, yang malas ditegur atau diberi hukuman (Syafaruddin, 2005:60).

Sedangkan menurut Slameto (1995:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Perubahan tingkah laku peserta didik dilakukan di dalam pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam pembelajaran. Guru harus mampu membimbing peserta didik sehingga dalam pembelajaran peserta didik dapat menguasai pelajarannya. Langkah pembelajaran menurut Skinner dalam teori kondisioning operan sebagai berikut:

1) Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku peserta didik yang positif dan negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah atau dikurangi.

2) Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh peserta didik, perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.

3) Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya

4) Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modofikasi selanjutnya (Syafaruddin, 2005:61).

Di dalam proses pembelajaran adanya proses stimulus dan respon antara guru dan peserta didik yang bermuara pada peserta didik itu sendiri dengan rancangan yang dilakukan oleh guru. Tujuan pembelajaran digunakan untuk membantu seorang guru dalam perencanaan urutan pengajarannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

Keaktifan peserta didik tentu juga dipengaruhi oleh guru dalam memberikan pembelajaran. Sebagai seorang guru tidak hanya mengajarkan materi saja namun juga mempunyai tugas sebagai pembimbing peserta didik dalam belajar.

Menurut Sardiman (1992:162) guru harus memiliki sepuluh kompetensi dasar, antara lain :

a) Menguasai bahan

b) Mengelola program belajar-mengajar

c) Mengelola kelas

d) Menggunakan media/ sumber

e) Menguasai landasan-landasan kependidikan

f) Mengelola interaksi belajar-mengajar

g) Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran

h) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

i) Mengenal dan menyelenggarakan admistrasi sekolah j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Apabila kompetensi tersebut telah dimiliki oleh semua guru maka akan memudahkan peserta didik dalam belajar aktif. Karena tanpa kemampuan yang dimiliki guru pembelajaran menjadi tidak bermakna. Dengan meningkatnya aktivitas peserta didik dalam belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap dan keterampila

b. Pembelajaran Fisika

Fisika adalah bagian dari sains (IPA), pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. IPA sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. IPA sebagai cara berpikir merupakan aktivitas yang berlangsung di dalam pikiran orang yang berkecimpung di dalamnya karena adanya rasa ingin tahu dan hasrat untuk memahami fenomena alam. IPA sebagai cara penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan divalidasikan.

Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efesien yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan praktik, peserta didik melakukan olah pikir dan juga olah tangan.Kegiatan praktik dalam pembelajaran fisika mempunyai peran motivasi dalam belajar, memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan sejumlah keterampilan, dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Strategi atau teknik, metode dan pendekatan merupakan tiga hal yang berbeda meskipun penggunaannya sering bersama-sama dijumpai dalam pembelajaran.Pendekatan merupakan teori atau asumsi.Metode adalah pengembangan yang lebih konkret dari teori tersebut, berupa prosedur-prosedur berdasarkan teori tersebut di dalam berbagai bentuk kegiatan kelas.

2. Pembelajaran fisika dalam perspektif islam

Pelajaran fisika merupakan salah satu pembelajaran yang ada disekolah – sekolah,Hal ini merupakan bagian dari kajian ilmu fisika yang dipelajri didalam pendidikan formal (Abdushshamad, 2003:32). Matahri adalah sumber kehidupan dengan sinarnya dengan memancar panas menghidupi bumi yang berisi macam – macam Makluk. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Nuh ayat 16 sebagai berikut:

        

Artinya: “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita.” (Departemen Agama RI, 2009).

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa matahari memiliki bagian yang disebut dengan sember panas.Sumber panas ini merupakan zona paling inti dari matahari yang panasnya selalu menyebur.Semburan panas ini kerana adanya areal-areal magnetis yang mengahasilkan partikel-partikel panas yang bergerak sangat cepat menghantam materi udara matahari yang mengakibatkan bagaian inti tertarik kesumber panasnya (Abdush shamad 2003: 33). Dengan demekian penulis menyempulakan bahwa Cahaya matahari sampai kebulan tanpa memerlukan medium, oleh karena itu cahaya matahari disebut gelombang elektromagnetik.

Al-Qur’an menyatakan bahwa konsep cahaya yang dipelajari dalam ilmu fisika itu ditemukan oleh para ahli fisika yang ada. Suara adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergetar. Jadi semua benda yang bergetarakan menghasilkan bunyi. Hal ini sesuaidengan firman Allah dalam surat Al – Hujurat ayat 2 sebagai berikut:

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan jangan kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagai mana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari .

Salah satu penerapan energi bunyi adalah ketika kita berbicara, jika kita sedang berbicara maka bunyi yang kita dengar memiliki energi, energi itulah yang disebut energi bunyi. Ayat diatas mengatakan agar jangan Salah satu penerapan energi bunyi adalah ketika kita berbicara, jika kita sedang berbicara maka bunyi yang kita dengar memiliki energi, energi itulah yang disebut energi bunyi. Ayat diatas mengatakan agar jangan

Jadi dalam disimpulakan bahwa kandungan Al-qur’an sudah mencakup semua fenomena yang ada dijagad raya ini baik yang nyata maupun yang gaib.

3. Hakikat IPA Fisika

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010: 137).Pada hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.

Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sikap ilmiah adalah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sikap ilmiah adalah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk

Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika dan kimia.Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala- gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010:138).

Mata Pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis, induktif dan dedukatif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Depdiknas, 2003: 56). Selain itu dijelaskan secara rinci fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika sebagai berikut:

a. Menyadari keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup:

a) Jujur dan objektif terhadap data.

b) Terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu.

c) Ulet dan tidak cepat putus asa.

d) Kritis terhadap pernyataan ilmiah yang tidak mudah percaya tanpa ada. dukungan hasil observasi empiris.

e) Dapat bekerja sama dengan orang lain.

c. Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang, merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan data, menyusun laporan, mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

d. Mengembangkan kemampuan berpikir secara analisis, induktif dan dedukatif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam serta menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

e. menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

f. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menikmati dan menyadari keindahan dan keteraturan perilaku alam serta dapat menjelaskan berbagai peristiwa alam serta keluasan penerapan fisika dalam teknologi.

Mengacu dari pendapat, fungsi, dan tujuan diatas, kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya mata pelajaran fisika membuat proses yang kontinu untuk menjadikan seorang peserta didik sebagai insan kamil dan terampil dalam menterjemahkan alam agar bernilai positif untuk kemandirian dirinya. Hal ini diupayakan agar diwujudkan peserta didik dengan melakukan pengamatan dan berinteraksi dengan dunia luar melalui kerja ilmiah dengan melakukan langkah-langkah metode ilmiah dengan memadukan antara keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi Mengacu dari pendapat, fungsi, dan tujuan diatas, kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya mata pelajaran fisika membuat proses yang kontinu untuk menjadikan seorang peserta didik sebagai insan kamil dan terampil dalam menterjemahkan alam agar bernilai positif untuk kemandirian dirinya. Hal ini diupayakan agar diwujudkan peserta didik dengan melakukan pengamatan dan berinteraksi dengan dunia luar melalui kerja ilmiah dengan melakukan langkah-langkah metode ilmiah dengan memadukan antara keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi

IPA khususnya Fisika hakikatnya mentautkan antara aspek logika– materil dengan aspek jiwa-spiritual, yang sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena suatu anggapan antara IPA-Fisika dengan agama merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin dipersatukan satu sama lain dalam satu bidang kajian. Padahal senyatanya terdapat benang merah ketertautan diantara keduanya.

Trianto (2010: 138) Sekalipun sebagian besar ilmuan mengatakan bahwa IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral dan etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan (estetika), tetapi IPA mengandung nilai- nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud nilai disini adalah sesuatu yang dianggap beharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai. Nilai-nilai dimaksud bukanlah nilai-nilai non kebendaan. Nilai-nilai non kebendaan yang terkandung didalam IPA antara lain sebagai berikut:

a. Nilai Praktis Penerapan dari penemuan-penemuan IPA-Fisika telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat.

Kemudian dengan teknologi tersebut membantu pula mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan.Dengan demikian, Sains mempunyai nilai praktis, yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: penemuan listrik oleh Faraday diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan alat-alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan.

b. Nilai Intelektual Metode Ilmiah yang digunakan dalam IPA-Fisika banyak dimanfaatkan manusia untuk memecahkan masalah.Tidak saja masalah- masalah sosial, ekonomi dan sebagainya.Metode ilmiah telah melatih keterampilan, ketekunan, dan melatih mengambil keputusan dengan pertimbangan yang rasional dan menuntut sikap-sikap ilmiah bagi penggunanya. Keberhasilan memecahkan masalah tersebut akan memberikan kepuasan intelektual, inilah yang dimaksud dengan nilai intelektual.

c. Nilai sosial-budaya-ekonomi dan politik IPA mempunyai nilai-nilai sosial-ekonomi-politik bearti kemajuan IPA dan teknologi suatu bangsa, menyebabkan bangsa tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan sosial-ekonomi- politik internasional.Sebagai Contoh negara-negara maju seperti USA, Uni Eropa, merasa sadar dan bangga terhadap kemampuan atau potensi bangsanya dalam bidang sosial-politik dan mengklaim diri mereka sebagai Negara adidaya.

d. Nilai Kependidikan Berkembangnya IPA-Fisika dan Teknologi serta diterapkannya psikologi belajar pada pelajaran IPA-Fisika, maka IPA-Fisika diakui bukan hanya sebagai suatu pelajaran melainkan juga sebagai alat pendidikan. Artinya, pelajaran IPA-Fisika dan pelajaran lainnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut metode ilmiah.

b) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, dan mempergunakan peralatan untuk memecahkan masalah.

c) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, jelas bahwa IPA khususnya Fisika memiliki nilai- nilai pendidikan karenadapat menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

e. Nilai Keagamaan Suatu pandangan yang naïf apabila dengan mempelajari IPA khususnya Fisika akan mengurangi kepercayaan kepada Tuhan. Karena secara impiris orang yang mendalami mempelajari Fisika, makin sadarlah dirinya akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya keterkaitan di dalam alam raya ini dengan Maha pengaturnya. Walau bagaimanapun manusia membaca, mempelajari dan menerjemahkan alam, manusia akan sadar akan keterbatasan ilmunya.

Seorang ilmuan yang beragama akan lebih tebal keimannya, karena selain didukung oleh dogma-dogma agama juga ditunjang oleh alam pikiran dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam, sebagai manifestasi kebesaran Tuhan. Townes (dalam Sila, 1998) yang dikutip oleh Trianto (2010: 140) mengatakan bahwa banyak orang yang merasakan bahwa pastilah ada sesuatu yang Maha pintar dibalik kehebatan hukum alam. Dengan demikian, jelaslah bahwa IPA-Fisika mempunyai nilai keagamaan yang sejalan dengan pandangan agama sehingga Albert Einstein menggambarkan ungkapan tersebut sebagai berikut: “Sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh”. Penanaman nilai-nilai agama yang penulis maksud disini adalah suatu tindakan atau cara untuk menanamkan pengetahuan yang berharga berupa nilai keimanan, ibadah dan akhlak yang berlandasan pada wahyu Allah dengan tujuan anak mampu mengamalkan pengetahuanya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar dengan kesadaran tanpa paksaan. Cara sederhana bisa penulis lakukan mengajak siswa senang tiasa bersukur kepada Allah kerena telah menciptakan bunyidan gelombang yang sesuai dengan pendengaran kita tentu akan merusak fungsi telinga kita.

4. Quantum Learning

a. Pengertian Quntum Learning

Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, satrategi dan seluruh proses belajar yang dapat menghemat waktu, mempertajam daya Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, satrategi dan seluruh proses belajar yang dapat menghemat waktu, mempertajam daya

Quantum learning ini berakar dari upaya Dr. George Lizanov, pendidik yang berkebangsaan Bulgaria, seorang psikolog yang berupa mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology” Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruh hasil belajar dan setiap detil keadaan apapun memberi atau negative.

a) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.

a. Lingkungan. Positif, aman mendukung, santai, penjelahan, menggembirakan,

b. Fisik Gerakan, terbobosan keadaan, permainan-permainan fiologi, estafet, partisipasi

c. Suasana Nyaman, cukup penerangan, enak dipandang, ada musiknya

d. Interaksi Pengetahuan, pengalaman, hubungan, inspirasi,

e. Motode Mencontoh, permainan, simulasi, symbol,

f. Belajar untuk mempelajari keterampilan. Menghafal, membaca, menulis, mencatat, kreativitas, cara belajar, komunikasi, hubungan.

b. Langkah-langkah Quantum Learning

1) Tumbuhkan Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaatnya bagiku (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.

2) Alami Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti sumua belajar sumua pelajar.

3) Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”

4) Demonstrasikan Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka tau”

5) Ulangi Tujukkan pealajar cara- cara mengulang materidan menegaskan,”Aku tahu bahwa aku tahu ini”.

6) Rayakan Pengakuan untuk penyelesain, partisipasi, dan pemerolehan dan ilmu pengetahuan.Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung pada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberi sugesti sugesti yang positif, maka akan baik dampaknya bagi pemahaman konsep fisika, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti positif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasi belajar. Dan dapat ditarik kesimpulan Quantum Learning adalah suatu metode belajar yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan inteksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pemahaman konsep seseorang.

Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi sebagai keteribatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam sebuah proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar.

Tokoh utama dibalik Quantum Learning adalah Babbi Deporter. Dia perintis, pencetus dan pegembang utama Quantum Learning sejak tahun 1982 mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Leraning disuper camp.

c. Tujuan dari Quantum learning adalah :

1) Untuk menciptakan lingkungan belajar lebih efektif

2) Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

3) Untuk menyesuain kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.

4) Untuk membantu untuk meningkatkan keberhasilan hidup dan karir

5) Untuk membantu mempercepat dalam proses pembelajaran.

5. Pembelajaran Mind Mapping

a. Defenisi Mind Mapping

Mind Mapping diperpulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970an. Aslinya diciptakan oleh Gelb.Maichel Gelb dalam Buzan (2007:179-181).Mind Mapping dapat diartikan sistem revosioner dalam peranjaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah jutaan hidup orang diseluruh dunia. Pembuatan Mind Mipping didasarkan pada cara kerja ilmiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.

b. Kiat – kiat untuk membuat peta pikiran

1. Di tengah kertas, buatlah lingkaran dari gagasan utamanya.

2. Tamabahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci gunakan pulpen warna-warni.

3. Tulisalah kata kunci/frase pada tiap-tiap cabang, kembangkan untuk menambahkan detail-detail

4. Tamabahkan syimbol dan ilustrasi

5. Gunakan huruf-huruf KAPITAL

6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih

7. hidupkanlah peta pikiran anda

8. Garis bawahikata – kata itu dan gunakan huruf – huruf tebal

9. Bersikaplah kreatif dan berani

10. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau gagasan-gagasan

11. Buatlah peta pikiran secara horizontal Menurut Bobbi porter dan Henarcki (2008:152-159) Mind Mipping juga dapat disebut peta pikiran.Mind Mipping juga merupakan mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman.Mind Mipping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam satu pola dari ide-ide yang berkaitan.Peta pikiran pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya untuk membentuk kesan pada otak.

Mind Map (peta pikiran) yakni membuat materi/bahan pelajaran menjadi suatu peta pikiran (memetakan pikiran kita).Mind Mapingg merupakan suatu pendekatan yang lebih efektif, membantu otak untuk berfikir secara teratur, memasukan informasi dalam otak dan mengambil informasi kedalam otak, ini merupakan cara yang paling kreatif dan inofatif dalam membuat catatan.

Manfaat dari Metode Mind Mapping adalah sebagai berikut:

a. Mempercepat pembelajaran, kerana mampu memahami konsep yang sama dengan kerja otak ketika menerima pelajaran.

b. Melihat keneksi antar yang satu dengan yang lain yang memiliki keterkaitan

c. Membantu brainstorming, mengesah kemampuan otak untuk berkerja

d. Membantu serta gagasanyang mengalir karenatidak selalu ide dan gagasan dapat mudah direkam

e. Melihat gagasan secara secara luas dan besar, sehingga membantu otak bekerja secara maksimal dan berpikir besar terhadap suatu gagasan.

f. Menyederhanakan stuktur ide gagasan tersebut.

g. Memudahkan untuk mengingat ide dan gagasan tersebut.

h. Meningkat daya kreatifitas dan inovatif Dengan digunakannya Mind Mapping maka akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan Tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind Map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut.

Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendem yang memiliki dan membuat asosiasi dianatara ide Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendem yang memiliki dan membuat asosiasi dianatara ide

Bentuk Mind Mapping seperti peta sebuah jalan dikota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok maslah dalam satu area yang sanagat luas.Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta pikiran. Metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman.Mind mapping menggunakan pengingat – pengingat Visual dan sensori dalam suatu pola dan ide – ide yang berkaitan.Mind Mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya into membentuk kesan pada otak.

b. Langkah – Langkah pembelajaran Mind Mapping dengan metode Quantum Learning sebagai berikut:

Menurut Bobbi deporter dan Henarcki (2008:15-159) Pelajaran yang memadukan anatara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi serta sebagai keteribatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri sesseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar.

1) Tahap Orientasi;Guru memusatkan perhatian peserta didik dengan menyebutkan beberapa fenomena yang ada dikehidupan nyata yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. Peserta didik mengaitkan fenomena yang disebutkan oleh guru dengan materi yang akan dipelajari.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Venty Indriatna, Universitas Pendidikan Genesha Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik SMP Negeri 3 Singaraja kelas VII J, dengan menggunakan materi Tik. Penelitian yang dilakukan masih menggunakan Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning diberikan pada kelas eksprimen sedangkan kelas control haya pelajaran biasa. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan. Penerapan Mind Mapping dalam metode Quantum Leraning dapat meningkatkan hasil belajar kelas VII J SMP Negeri 3 Singaraja Tahun ajaran 2012/2013.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yustina, Rosmaini S dan Yessi Wulandari Universitas Riu Tahun 2009. Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik SMA Nurul Farah kelas XI IPA Pekanbaru tahun ajaran 2009/2010, dengan menggunakan Materi Biologi. Penelitian yang dilakukan masih penerapan Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning iberikan pada kelas ekprimen sedangkan kelas kontrolnya diberi pembelajaran biasa. Berdasarkan hasil penelitian, Maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut pelakasanaan pembelajaran Teknik Mind Mapping dalam Strategi Quantum Learning dapat meningkatkan motifasi dan hasil belajar biologi Peserta didik kelas IPA SMA Nurul Falah pekanbaru pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010.

Penulis melakukan penelitian ini masih menggunakan penerapan pembelajaran mid mapping dalam Metode Quantum Learning terhadap pemahaman konsep. Perlakuan yang diberikan masih sama pada penelitian Penulis melakukan penelitian ini masih menggunakan penerapan pembelajaran mid mapping dalam Metode Quantum Learning terhadap pemahaman konsep. Perlakuan yang diberikan masih sama pada penelitian

Penelitaian sebelumnya dilaksankan pada SMP Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 kelas VII, SMA Nurul pekaranbaru tahun ajaran 2009/2010, Sedangkan penulis ingin melakukan penelitian SMP Negeri 1 Sungai Beremas kelas VIII semester dua. Dengan demikaian keadaan fisik dan psokologis peserta didik tentunya juga berbeda. perbedaan juga terdapat dari penilian, penilain yang diberikan tidak hanya pada aspek kognnitif tetapi juga aspek efektif.

C. Kerangka Berfikir

Konsep fisika merupakan suatu konsep memerlukan penalaran dan proses mental yang kuat pada diri seorang peserta didik. Proses mental peserta didik dalam mempelajari fisika merupakan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan atau skema kognitif peserta didik yang tersusun dari atribut- atribut dalam bentuk keterampilan dan nilai untuk mempelajari fenomena- fenomena alam.

Pembelajaran fisika masih rendahnya partisipasi peserta didik dalam aktifitas pembelajaran di kelas, diakibatkan oleh peserta didik kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri dan kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Hal ini Pembelajaran fisika masih rendahnya partisipasi peserta didik dalam aktifitas pembelajaran di kelas, diakibatkan oleh peserta didik kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri dan kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Hal ini

Untuk mengetahui apakah proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan mampu meningkatkan belajar peserta didik maka dilakukan penilaian hasil belajar berupa soal pilihan ganda. Melaluipenerapan Mind Mapping dalam Metode Quantum Leraning terhadap pemahaman konsep fisika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konseptual berikut:

Guru didik

Proses

pembelajaran

Pembelajaran pada Pembelajaran pada

kelas eksperimen kelas konterol

Menggunakan Mind Menggunakan Mapping dalam

pembelajaran Metode Quantum

konvensiol Learning

Tes akhir Tes akhir

Pemahaman Konsep Pemahaman Konsep

Hasil Belajar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

D. Perumusan Hipotesis Penelitian

H 0: Pemahaman konsep fisika peserta didik dengan menerapkan pembelajaran Mind Mappig dalam metode Quantum Learning tidak lebih baik dari pada pembelajaran konvensional di VIII SMP NEGERI 1 Sungai Beremas 2016-2017.

H 1 : pemahaman konsep fisika peserta didik dengan menerapkan pembelajaran Mind Mapping dalam metode Quantum Learning lebih baik dari pada pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Beremas 2016-2017.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian Quasi eksperimen. Pada penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel.Kelas pertama diberikan perlakuan berupa penerapan Map Mapping dalam Metode Quantum Leraning dan kelas ini disebut dengan kelas eksperimen.Kelas kedua adalah kelas kontrol, kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes untuk melihat hasil belajar. Perbedaan hasil belajar kedua kelas ditentukan dengan metode statistika.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design, yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Table 3.1.rancangan penelitian

Kelas eksperimen

Kelas control

(Suryabrata, 2012: 104)

keterangan :

X : Penerapan Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning T : Tes Akhir di beri pada kelas ekperimen dan kelas kontrol.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Menurut Arikunto (2006:130) bahwa ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Irawan dalam Hanafi (2006: 46) juga memberikan pengertian populasi bahwa “ populasi itu adalah keseluruhan elemen yang dijelaskan oleh peneliti dalam penelitiannya”. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI BEREMAS yang terdaftar tahun ajaran 2016 / 2017 terdiri dari kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 143 orang. Terlihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Beremas

NO

Kelas

Banyak Kelas

1 VIII. 1 35 Orang

2 VIII. 2 35 Orang

3 VIII. 3 36 Orang

4 VIII. 4 37 Orang Jumlah

(Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Sungai Beremas)