02. PPT.SD.Tinggi_KK A Profesional

(1)

A

Karakteristik & Pengembangan Potensi Peserta Didik

Kajian Materi Bahasa Dan Sastra Indonesia SD


(2)

PROFESIONAL:


(3)

Brainstorming

Jelaskan yang dimaksud dengan Ragam

Bahasa Indonesia?

Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang

Pemerolehan Bahasa Anak?

Sebutkan Empat Keterampilan Bahasa?

Bagaimana Pengajaran Sastra Indonesia di


(4)

PEMBELAJARAN 1.

HAKIKAT, FUNGSI, KEDUDUKAN, DAN RAGAM BAHASA INDONESIA


(5)

Tujuan

Setelah mempelajari materi dalam modul ini, Bapak dan ibu diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hakikat bahasa Indonesia dengan rasa percaya diri.

2. Menyebutkan fungsi bahasa Indonesia dengan rasa tanggung jawab.

3. Membedakan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dengan kreatif.

4. Mengidentifikasi ragam bahasa Indonesia dengan menghargai pendapat orang lain.


(6)

Indikator Pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan hakikat bahasa Indonesia.

2. Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia. 3. Menyebutkan fungsi bahasa Indonesia.

4. Membedakan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. 5. Mengidentifikasi ragam bahasa Indonesia.

6. Membuat contoh ragam bahasa Indonesia.

7. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.


(7)

Materi

1. Hakikat Bahasa

2. Kedudukan Bahasa Indonesia

3. Fungsi Bahasa Indonesia

4. Ragam Bahasa


(8)

(9)

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (manasuka) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana: 1983). Ciri atau sifat bahasa, bahasa itu adalah:

•sebuah sistem

•berwujud lambang

•berupa bunyi

•bersifat arbitrer

•bermakna

•bersifat konvensional

•bersifat unik

•bersifat universal

•bersifat produktif

•bervariasi

•bersifat dinamis


(10)

(11)

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

a. Bahasa kebangsaan atau bahasa nasional,

kedudukannya berada di atas

bahasa-bahasa daerah.

b. Bahasa negara (bahasa resmi Negara

Kesatuan Republik Indonesia.


(12)

(13)

Melihat kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Lambang jati diri (identitas). b. Lambang kebanggaan bangsa.

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang

mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.


(14)

Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.

a. Bahasa resmi negara.

b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.

c. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.

d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.


(15)

Bahasa baku ini mendukung empat fungsi

bahasa:

a. Fungsi pemersatu

b. Fungsi pemberi kekhasan

c. Fungsi pembawa kewibawaan

d. Fungsi sebagai kerangka acuan


(16)

(17)

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut

pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan

bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Subarianto, 2000).

Ragam bahasa dilihat dari media atau sarananya ada dua yaitu ragam tulis dan ragam lisan.

Dilihat dari penuturnya, ragam bahasa dibagi menjadi tiga yaitu dialek, resmi, dan tak resmi.


(18)

(19)

Kriteria yang dipakai untuk melihat pemakaian bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah itu meliputi aspek:

1) Tata bunyi atau fonologi

2) Tata bahasa (kata dan kalimat)

3) Kosa kata, termasuk di dalamnya penggunaan istilah 4) Ejaan


(20)

Bahasa yang Baik dan Benar

Memiliki Empat Fungsi:

1. Fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan.

2. Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain.

3. Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar.

4. Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.


(21)

(22)

Aktivitas Hakikat, Fungsi,

Kedudukan, dan Ragam Bahasa

Indonesia

LK 1.1 (Penggunaan Kata atau Kalimat) LK 1.2 (Bentuk Baku Bahasa Indonesia)

Halaman 26 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(23)

PEMBELAJARAN 2


(24)

Tujuan

Setelah mempelajari meteri dalam modul ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu:

1. Membedakan pemerolehan dan pembelajaran bahasa dengan rasa tanggung jawab.

2. Menjelaskan tahapan pemerolehan bahasa dengan rasa percaya diri.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa dengan kreatif.


(25)

Indikator Pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan pemerolehan bahasa anak. 2. Menjelaskan pembelajaran bahasa anak.

3. Membedakan pemerolehan dan pembelajaran bahasa. 4. Menjelaskan tahapan pemerolehan bahasa.

5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa.


(26)

Materi

1. Pemerolehan Bahasa Anak

2. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa Anak 3. Pemerolehan Bahasa Anak secara Hirarkis

4. Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak


(27)

(28)

Pemerolehan bahasa adalah proses alami di

dalam diri seseorang untuk menguasai

bahasa. Pemerolehan bahasa biasanya

didapatkan dari hasil kontak verbal dengan

penutur asli lingkungan bahasa itu Huda


(29)

(30)

Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa, biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut:

1) Tahap satu kata atau Holofrastis 2) Tahap dua kata, Satu frase 3) Ujaran Telegrafis


(31)

3. Pemerolehan Bahasa Anak

secara Hirarkis


(32)

Bila dilihat secara hirarkis, maka pemerolehan bahasa anak dapat diuraikan seperti penjelasan di bawah ini:

1) Pemerolehan dalam Bidang Fonologi 2) Pemerolehan dalam Bidang Sintaksis 3) Pemerolehan dalam bidang Semantik


(33)

Tahap-tahap pemeroleh bahasa anak sebagai berikut: 1) Mendekut (mengeluarkan bunyi vokal)

2) Meraban/Mengoceh (mengandung konsonan dan bunyi vokal)

3) Ucapan Satu Kata

4) Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik 5) Struktur Kalimat Dasar (Zuchdi (2001) .


(34)

4. Periode dan Perkembangan Pemerolehan

Bahasa Pertama


(35)

Perkembangan pemerolehan bahasa anak

dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu:

1)

Perkembangan Prasekolah

2)

Perkembangan Ujaran Kombinatori


(36)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak


(37)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemerolehan Bahasa Anak

1) Faktor Biologis

2) Faktor Lingkungan Sosial 3) Faktor Intelegensi


(38)

(39)

Istilah Pemerolehan dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama, yaitu satu proses perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak lahir.

Istilah Pembelajaran dipakai dalam proses belajar bahasa, umumnya bahasa yang dipakai yang dipelajari secara formal di sekolah atau bahasa asing, yang dialami oleh seorang anak atau orang dewasa setelah ia


(40)

(41)

Aktivitas Pemerolehan Bahasa Anak

LK 2.1 (Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa Anak) LK 2.2 (Pembelajaran Bahasa Anak)

Halaman 40-41 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(42)

PEMBELAJARAN 3


(43)

Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta didik

dapat meningkatkan pemahaman/penguasaan

terhadap dasar-dasar dan kaidah tata

bentukan dan tata istilah, kelas kata, tata

kalimat, dan wacana sebagai rujukan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benardengan rasa percaya diri.


(44)

Indikator Pencapaian kompetensi

1. Menggunakan kaidah tata bentukan dan tata istilah sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Membedakan kaidah tata bentukan dan tata istilah dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Menggunakan kaidah kelas kata sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

4. Menggunakan kaidah tata kalimat sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Menggunakan kaidah wacana sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


(45)

Materi

1. Tata Bentukan dan Tata Istilah

2. Konsep-konsep Dasar Morfologi

3. Bentuk, Fungsi, dan Makna

4. Tata Kalimat

5. Wacana


(46)

(47)

Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah

pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah.

Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang

linguistik yang disebut morfologi, yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata dan cara pembentukannya.

Tata istilah berhubungan dengan seluk beluk pembentukan


(48)

(49)

Konsep-konsep Dasar dalam

Morfologi

1) Morfem

Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna yang sudah tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil (Zaenal Arifin, 2008:2).

2) Alomorf

Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya

berbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama (Hasan Alwi, 2003: 29).


(50)

(51)

Kata jadian dapat dibentuk dari dua macam bentuk dasar, yakni bentuk dasar bebas atau bentuk dasar terikat, melalui proses morfologis tertentu, yaitu:

Afiksasi (Pengimbuhan)

Reduplikasi (Pengulangan) Komponisasi (Pemajemukan)Abreviasi (Penyingkatan)


(52)

Awalan

ber-, dan me-:

Bentuk

Fungsi


(53)

Tata Istilah

1) Istilah Umum dan Istilah Khusus 2) Persyaratan Istilah yang Baik 3) Nama dan Tata Nama


(54)

Kelas Kata

Nomina (Kata Benda)

Verba (Kata Kerja)

Adjektiva (Kata Sifat)


(55)

(56)

Unsur-unsur pembentuk kalimat:

Subjek (S)Predikat (P)Objek (O)

Keterangan (K)Pelengkap (Pel)

Contoh:

Kami mengendarai sepeda ke sekolah. S P O K


(57)

Jenis-jenis kalimat

1) Kalimat aktif 2) Kalimat pasif 3) Kalimat tunggal 4) Kalimat majemuk

(a) Kalimat majemuk setara

(b) Kalimat majemuk bertingkat (c) Kalimat majemuk campuran


(58)

(59)

Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan

tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau

klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi

yang berkesinambungan, yang mampu

mempunyai awal dan akhir yang nyata

(Tarigan dalam Djajasudarma, 1994:5).


(60)

Kohesi dan Koherensi dalam Wacana

Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi

yang dinyatakan secara ekplisit oleh unsur-unsur

gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (Hasan Alwi, 2003:427).

Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan

dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang


(61)

(62)

Aktivitas Linguistik Bahasa Indonesia

LK 3.1 Tata bentukan LK 3.2 Tata Kalimat

Halaman 60-61 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(63)

PEMBELAJARAN 4


(64)

Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat

meningkatkan pemahaman/penguasaan terhadap dasar-dasar dan kaidah semantik bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan kreatif dan rasa percaya diri.


(65)

Indikator Pencapaian kompetensi

1. Menjelaskan kaidah makna kata dan hubungan makna sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Menggunakan kaidah makna kata dan hubungan makna sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Menggunakan kaidah pertalian makna sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Menggunakan perubahan makna kata sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Menggunakan berbagai jenis idiom, pameo, dan peribahasa sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


(66)

Materi

1. Makna Kata

2. Pertalian Makna

3. Perubahan Makna


(67)

(68)

1) Makna Leksikal dan Gramatikal 2) Makna Denotatif dan Konotatif


(69)

(70)

Pertalian makna atau hubungan makna adalah hubungan

kemaknaan antara sebuah kata atau satuan bahasa (frase, klausa, kalimat) dengan kata atau satuan bahasa lainnya.

Hubungan ini dapat berupa:

Kesamaan Makna (Sinonim) Kebalikan Makna (Antonim) Kegandaan Makna (Polisemi)Kelainan Makna (Homonim)Ketercakupan Makna (Hiponim)


(71)

(72)

Jenis Perubahan Makna

1) Meluas (Generalisasi) 2) Menyempit (Spesialisasi) 3) Peninggian (Ameliorasi) 4) Penurunan (Peyorasi) 5) Pertukaran (Sinestesia) 6) Persamaan (Asosiasi)


(73)

(74)

Idiom

Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya (Gorys Keraf, 2010: 109).

• Contoh:

buah bibir = jadi pembicaraan tinggi hati = sombong


(75)

Pameo

• Pameo adalah gabungan kata yang mengandung dorongan semangat yang biasanya dipakai untuk semboyan-semboyan. Selain itu, pameo juga dipakai untuk menghidupkan suasana.

Contoh:

Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit. Patah tumbuh hilang berganti.


(76)

Peribahasa

• Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip, dan aturan tingkah laku. Susunan kata dalam

peribahasa bersifat tetap dan tidak bisa diubah.

• Contoh:

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau. Arti: Mengerjakan sesuatu harus sampai selesai.


(77)

(78)

Aktivitas Semantik Bahasa Indonesia

LK 4.1 (Makna Leksikal dan Gramatikal) LK 4.2 (Makna Konotatif)

Halaman 77-78 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(79)

PEMBELAJARAN 5


(80)

Tujuan

Setelah mempelajari meteri dalam modul ini, baik secara mandiri maupun dalam pelatihan peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan reseptif (menyimak) dalam pembelajaran SD kelas tinggi dengan penuh rasa percaya diri.

2. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan

produktif (berbicara) dalam pembelajaran SD kelas tinggi dengan kreatif. 3. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis

reseptif (membaca) dalam pembelajaran SD kelas tinggi dengan teliti. 4. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis

produktif (menulis) dalam pembelajaran SD kelas tinggi dengan rasa tanggung jawab.


(81)

Indikator Pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan reseptif (menyimak) dalam pembelajaran SD kelas tinggi.

2. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif (berbicara) dalam pembelajaran SD kelas tinggi.

3. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif (membaca) dalam pembelajaran SD kelas tinggi.

4. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis produktif (menulis) dalam pembelajaran SD kelas tinggi.


(82)

Materi

1. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Lisan

(Menyimak) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi

2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi

3. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Tertulis

Reseptif (Membaca) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi

4. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Tertulis Produktif (Menulis) dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi


(83)

1. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Lisan

(Menyimak) dalam Pembelajaran SD Kelas

Tinggi


(84)

Pengertian Menyimak

Menyimak merupakan suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan:1994).


(85)

Tujuan Menyimak

1) Mendapatkan Fakta 2) Menganalisis Fakta 3) Mengevaluasi Fakta 4) Mendapatkan Inspirasi 5) Menghibur Diri


(86)

Teknik Menyimak

1)Teknik loci (Loci System)

2)Teknik penggabungan (link system)

3)Teknik Fonetik (phonetic system)

4)Teknik pengelompokan kategorial 5)Teknik Pemenggalan


(87)

2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara

Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran

SD Kelas Tinggi


(88)

Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi langsung secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2006).


(89)

Penerapan Materi Keterampilan

Berbicara

Wawancara

1) Wawancara serta merta

2) Wawancara dengan petunjuk umum

3) Wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan

Diskusi

1) Seminar

2) Sarasehan/Simposium 3) Diskusi Panel

4) Konferensi 5) Lokakarya


(90)

3. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara

Tertulis Reseptif (Membaca) dalam Pembelajaran

SD Kelas Tinggi


(91)

Pengertian Membaca

• Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi, dan penjedaannya, sehingga

komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks (Amir; 1996).

• Membaca merupakan kegiatan yang merespon

lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S Harja Sujana; 1985).


(92)

Jenis-jenis membaca

1) Membaca dalam Hati 2) Membaca Cepat

3) Membaca Teknik 4) Membaca Kreatif


(93)

Aplikasi Pengembangan Model

Pembelajaran Membaca di SD Kelas

Tinggi

Model Pembelajaran Membaca Cepat

1) Skimming

2) Scanning


(94)

4. Prinsip dan Prosedur Berbahasa

secara Tertulis Produktif (Menulis)

dalam Pembelajaran SD Kelas Tinggi


(95)

Pengertian Menulis

Menulis pada hakikatnya merupakan

pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam

bentuk lambang bahasa (Semi:1990).


(96)

Tujuan Menulis

1)Menginformasikan

2)Membujuk

3)Mendidik

4)Menghibur


(97)

Jenis-jenis Tulisan

1) Eksposisi

2) Deskripsi

3) Narasi

4) Argumentasi

5) Persuasi


(98)

Penerapan Pembelajaran Menulis

Buku Harian

Menulis Surat a. Surat Pribadi


(99)

(100)

Aktivitas Keterampilan Berbahasa

Indonesia

LK 5.1 (Teknik Menyimak)

LK 5.2 (Hubungan antara Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis)

Halaman 108-109 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(1)

(2)

Aktivitas Apresiasi Sastra

LK 6.1 (Genre Sastra)

LK 6.2 (Unsur Intrinsik Puisi)

Halaman 133 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(3)

PENILAIAN BERBASIS KELAS

LK 7.1 (Pengembangan Soal)

• Halaman 150 pada Buku Modul SD Tinggi Profesional Kelompok Kompetensi A


(4)

(5)

Latihan

Mengerjakan Latihan Evaluasi yang Terdapat pada

Halaman 155 s.d. 163 Buku Modul SD Tinggi Pedagogik Kelompok Kompetensi A


(6)