Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD T1 292012129 BAB IV

(1)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian yang terdiri atas bagaimana cara mengembangkan komik discovery learning dengan model sistem pembelajaran ADDIE, kevalidan komik, keefektivan komik, serta kepraktisan komik. Selanjutnya akan dijelaskan pula pembahasan secara mendalam. Hasil penelitian dan pembahasan akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan model desain sistem pembelajaran ADDIE, langkah-langkah pembuatan Komik Pembelajaran Discovery Learning adalah sebagai berikut:

4.1.1 Analisis (Analysis)

Dalam tahap analisis dilakukan beberapa analisis yaitu : 1. Analisis Kurikulum dan Materi

Analisis kurikulum 2006 IPA kelas V semester genap dengan SK (Standar Kompetensi) Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan dibagi menjadi satu KD (Kompetensi Dasar) mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) Penyusunan komik ini diperlukan spesifikasi materi yaitu magnet. Indikator berdasarkan spesifikasi materi yaitu:

1. Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

2. Mengetahui sifat-sifat magnet

3. Mengetahui cara membuat magnet sederhana.

4. Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator pencapaian kemudian disusun sesuai dengan komik. Pendukung keterlaksanaannya penggunaan komik maka digunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan kegiatan belajara menggunaka komik yang akan dihasilkan.


(2)

2. Analisis Kebutuhan

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 5, dalam pembelajaran IPA memiliki kekurangan pada: (1) kurangnya pembelajaran yang bersifat praktik; (2) buku pegangan yang dimiliki siswa minim akan ilustrasi dan memiliki ilustrasi yang kurang bermakna sehingga membuat bingung siswa, selain itu ukuran gambar juga terlalu kecil; (3) ketergantungan siswa terhadap guru dalam memahami materi.

Pembelajaran IPA dengan komik ini membutuhkan peran aktif guru dan siswa dalam proses pembelajaran karena di dalam komik menggunakan kegiatan-kegiatan praktik agar suasana pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Bahan ajar yang menyenangkan dibutuhkan untuk mendukung peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan pula. Keterbatasan bahan ajar tersebut mempengaruhi kualitas pembelajaran, khususnya pemahaman siswa terhadap mempelajari materi IPA. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan dengan menggunakan komik pembelajaran sebagai tambahan (suplemen) bahan ajar siswa dalam mempelajari IPA disamping penggunaan buku pegangan siswa lainnya. Penggunaan Komik Discovery Learning dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat mendorong siswa untuk mempelajari secara mandiri maupun dengan bimbingan dari guru. Penggunaan komik ini juga diharapkan dapat membuat siswa lebih memahami materi tentang magnet dengan berbagai praktik di dalamnya.

4.1.2 Perancangan (Design)

Dalam perancangan komik pembelajaran dilakukan beberapa tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Menentukan judul komik

Judul komik pembelajaran ditentukan berdasarkan materi pada komik discovery learning yaitu materi magnet. Judul yang digunakan adalah “ASIKNYA BELAJAR MAGNET”

2. Mengumpulkan referensi materi

Hasil analisis kurikulum dan materi kemudian dilakukan pengumpulan referensi sesuai dengan materi gaya magnet. Materi dikumpulkan dari berbagai


(3)

referensi diantaranya BSE IPA 5 Salingtemas karya Choiril Azmiyawati dkk, BSE Ilmu Pengeyahuan Alam 5 karya Teguh Purwantari dan Kartono , BSE Ilmu Pengetahuan Alam karya Heri Sulistyanto dan edy Wiyono.

3. Menyusun kerangka Komik

Kerangka komik discovery learning dibuat sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat pada komik yaitu judul, pengantar, pemetaan SK, KD dan indikator, langkah penggunaan komik, dan isi komik. Kerangka Komik Asiknya Belajar Magnet ditinjukkan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 Bagan Komik Pembelajaran Discovery Learning 4. Merancang pembelajaran sesuai tujuan pembuatan komik

Komik ini disusun untuk menunjang pembelajaran IPA dengan materi magnet, sehingga ditentukan hal yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran tersebut. Pertama dilakukan penentuan tokoh yang akan berperan, kedua membuat skenario yang akan digunakan sehingga membuat komik menjadi mempunyai alur, menyusun percakapan antar tokoh yang dapat menjelaskan materi tentang magnet dengan model discovery learning. Selanjutnya membuat gambar sesuai

Langkah Penggunaan Komik Pemetaan SK, KD, Indikator

Pengantar Judul

Isi Komik

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3


(4)

dengan skenario yang telah dibuat. Kemudian disusun rencana pembelajaran sesuai komik pembelajaran discovery di dalam pembelajaran IPA sebagai tambahan (suplemen) bahan ajar guru dalam pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

5. Merancang tampilan/ layout komik IPA

Komik yang telah tersusun sesuai kerangka masih belum dapat digunakan oleh siswa apabila penyusunan gambar dan tata letak/tampilan/ layout kurang baik. Kemudian untuk menarik minat siswa dan lebih bersemangat belajar IPA, dilakukan penyesuaian tampilan gambar dan tata letak.

4.1.3 Pengembangan (Development)

Dalam pengembangan atau pembuatan komik discovery learning dilakukan beberapa tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Pembuatan komik awal a. Berbentuk media cetak

Setelah langkah-langkah penyusunan dipenuhi, maka berhasil disusun komik dengan judul Asiknya Belajar Magnet untuk Siswa SD Kelas V. Pembuatan komik IPA menggunakan Shapes pada Microsoft office word 2007. Komik ini merupakan desain sementara yang kemudian dikonsultasikan oleh validator, guru kelas, dan dosen pembimbing. Hasil konsultasi digunakan untuk revisi produk, yang kemudian dilakukan validasi.

b. Komponen-komponen dalam komik pembelajaran discovery learning 1) Langkah Penggunaan Komik

Langkah penggunaan komik berisi tentang cara-cara penggunaan komik, yang ditujukan untuk siswa apabila ingin belajar sendiri dan ditujukan untuk guru agar guru siap dalam pembelajaran menggunakan komik discovery.

2) Lembar Pengenalan Tokoh

Lembar pengenalan tokoh merupakan lembar yang berisi tokoh-tokoh yang ada di dalam komik, pengenalan tokoh bertujuan agar siswa memahami tokoh-tokoh yang digunakan dalam alur komik pembelajaran discovery. Tampilan lembar pengenalan tokoh tampak pada Gambar 3


(5)

Gambar 3Tampilan Lembar Pengenalan Tokoh 3) Lembar Komik Pembelajaran Penemuan

Komik pembelajaran discovery (penemuan) terdiri dari materi dan kegiatan belajar siswa. Tampilan Gambar 4 dan 5.

Gambar 4


(6)

4) Lembar Praktikum

Lembar praktikum juga berisikan kegiatan yang akan dilakukan siswa sesuai langkah-langkah yang ada pada komik. Ketika paktikum siswa membaca langkah dan bahan yang harus disiapkan untuk praktikum, kemudian ketika praktikum dilakukan siswa menutup komik tersebut. Selanjutnya ketika praktikum yang dilakukan siswa telah selesai dilakukan dan telah selesai dipresentasikan siswa membuka kembali komik untuk kemudian mengoreksi hasil praktikum mereka. Lembar praktikum terdapat pada Gambar 6

Gambar 6 Tampilan praktikum Gambar 5


(7)

2. Validitas ahli

Validitas ahli merupakan tahap validasi komik oleh validator. Tahap validitas ahli menggunakan instrumen penelitian atau lembar penelitian yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing. Instrumen penelitian terdiri dari sebelas indikator aspek materi dan sebelas indikator aspek media

Tahap validasi bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para validator yaitu dosen dan guru, selanjutnya masukan akan dijadikan bahan evaluasi. Berikut ini daftar validator komik pembelajaran penemuan pada Tabel 16.

Tabel 16 Daftar Validator

No. Nama Validator Keterangan

1. Adi Winanto Materi Dosen PGSD 2. Birmanti Media Dosen DKV

Validasi dilakukan oleh dosen PGSD dan DKV, kemudian saran dari validator digunakan untuk revisi produk. Saran dan kritik yang diberikan oleh validator tersapat pada Tabel 17 dan 18.

Tabel 17

Saran Perbaikan dari Pakar Materi

No. Bagian yang Perlu Perbaikan Saran Perbaikan 1. Halaman 19

Gambar tolak-menolak magnet tidak tampak

Tali dibuat miring

2. Halaman 23 dan 24

Cara menggosok magnet belum lengkap dan salah

Yang digosok adalah paku dengan magnet

3. Halaman 32

Tabel hasil percobaan belum ada

Hasil percobaan harusnya ditulis dalam tabel

Tabel 18

Saran Perbaikan dari Pakar Media

No. Bagian yang Perlu Perbaikan Saran Perbaikan 1. Dramatisasi kata Diberi efek splash

2. Kalimat terlalu panjang Diberi pemenggalan kalimat supaya tidak lelah pada waktu membaca

3. Background Background ditambah sedikit elemen yang menggambarkan setting tempat


(8)

3. Revisi Draft Produk

Pembuatan komik tahap analysis, design dan development mendapat banyak masukan dari dosen pembimbing. Sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran, komik divalidasi oleh validator dan mengalami revisi.

1) Revisi Aspek Materi

Berdasarkan masukan yang diberikan oleh pakar materi, khususnya dalam materi magnet, pakar memberikan saran pada komik halaman 19, gambar tolak menolak pada magnet tidak tampak pada tali, pakar memberikan saran agar tali dibuat miring.

Gambar 7 Tali Sebelum Revisi


(9)

Pakar juga memberikan saran pada halaman 23 dan 24 bahwa cara dalam menggosok magnet belum lengkap dan salah, cara yang benar adalah paku digosok dengan magnet.

Terakhir, pakar juga memberikan saran pada halaman 32 yang belum terdapat tabel hasil percobaan untuk kemudian diberikan tabel.

Gambar 9 Cara Menggosok Magnet sebelum Revisi

Gambar 11 Sebelum Revisi

Gambar Sesudah Revisi


(10)

2) Revisi Aspek Media

Berdasarkan masukan yang diberikan oleh pakar media, pakar memberikan saran agar diberi efek splash pada beberapa kata untuk memberikan dramatisasi kata.

Pakar juga memberikan saran pada kalimat yang terlalu panjang untuk diberi pemenggalan kalimat agar tidak lelah pada waktu membaca

Gambar 12 Sesudah Revisi

Gambar 13 Kata-kata Sebelum Revisi

Gambar 14 Kata-kata Sebelum Revisi


(11)

Terakhir pakar juga memberikan pada background untuk ditambah sedikit elemen yang menggambarkan setting tempat.

Gambar 16 Pemenggalan kalimat sesudah Revisi

Gambar 17 Background sebelum Revisi


(12)

4.1.4 Implementasi (Implementation)

Komik pembelajaran discovery learning ini diimplementasikan dalam pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Dadapayam 02 setelah mendapatkan persetujuan dari validator dan dosen pembimbing. Implementasi dilaksanakan pada Jum’at 29 April 2016.

Persiapan sebelum implementasi dalam pembelajaran dilakukan beberapa hal berikut.

1. Memberitahukan kepada guru kelasV SD Negeri Dadapayam 02 tentang rencana pembelajaran yang akan dilakukan dalam kelas.

2. Memperbanyak komik sebanyak 4 eksemplar.

3. Memperbanyak lembar pretest -postest sebanyak 17 lembar.

4. Memperbanyak lembar pendapat siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai komik pembelajaran discovery learning yang berjudul asiknya belajar magnet ini.

5. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan komik pembelajaran discovery learning.

Implementasi diawali dengan apersepsi dan penyampaian rencana kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum komik digunakan dalam pembelajaran, diberikan pretest untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pendidik memberikan penjelasan kepada siswa bahwa diberikan pretest sebelum pembelajaran adalah untuk mengetahui kemampuan yang dimilki siswa terhadap penguasaan materi sebelumnya yaitu materi gaya gesek. Pelaksanaan pretest terlihat pada Gambar 19.


(13)

Materi pada pembelajaran menggunakan komik discovery learning adalah materi magnet. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Siswa dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdapat 4 orang, setiap anggota kelompok diberikan gambar dari masing-masing nama kelompok, dimana nama kelompok adalah tokoh yang berperan dalam komik, kemudian guru membagikan komik pembelajaran discovery learning tersebut untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya semua siswa membaca komik secara bergantian hal ini ditujukan agar siswa lebih menghargai temannya yang sedang membaca, dan agar siswa juga dapat berlatih menyimak. Kegiatan membaca komik terlihat pada Gambar 20 berikut

Jika tiba pada kegiatan praktikum siswa diharuskan untuk menutup komik, kemudian kegiatan praktikum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada komik, setelah selesai praktikum siswa mempresentasikan hasil mereka, siswa membuka kembali komik untk mengoreksi hasil mereka.Pembelajaran dengan menggunakan komik berbasis discovery learning atau penemuan membuat siswa semakin semangat dalam belajar, karena terdapat bebearapa praktikum didalamnya, selain itu dengan belajar menemukan sendiri siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi. Gambar Kegiatan praktikum dan presentasi hasil terlihat pada Gambar 21 dan 22 berikut ini


(14)

Hasil Observasi selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 19

Hasil Observasi selama Pembelajaran

No. ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK

1. Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan materi yang terdapat dalam komik √ 2. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah

yang terdapat dalam komik

√ 3. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran √ 4. Memfasilitasi siswa untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam komik √ 5. Mendorong siswa untuk bekerja sama sesuai dengan

petunjuk dalam komik

√ 6. Siswa mampu bekerja sama dan berdiskusi sesuai

dengan materi yang sedang didiskusikan

√ 7. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

yang telah dipelajari

√ 8. Meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi √ 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias √

Gambar 21 Siswa Melakukan Kegiatan Praktikum


(15)

No. ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK 10. Siswa bersama guru membahas soal evaluasi √

11. Memberikan umpan balik sesuai dengan yang terdapat dalam komik

√ 12. Siswa menanggapi umpan balik yang diberikan oleh

guru

Implementasi terakhir adalah melakukan pretest untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan komik pembelajaran discovery learning. Tujuan dari pelaksanaan postest ini adalah untuk mengukur keefektifan dari penggunaan komik pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran IPA. Pelaksanaan postest terlihat pada Gambar 23

4.1.5 Evaluasi (Evaluation)

Tahap terakhir pengembangan komik discovery learning ini adalah evaluasi penggunaan yang telah dihasilkan dan diujicobakan. Hasil evaluasi komik sebagai berit.

4.1.5.1Analisis data kevalidan

Analisis data kevalidan dilakukan berdasarkan penilaian validator pada lembar penilaian komik. Analisis data kevalidan komik meliputi aspek materi dan aspek media. Berikut penjelasan pada masing-masing aspek.

1. Aspek Materi

Lembar penilaian aspek materi meliputi sebelas indikator yang terbagi menjasi dua indikator yang harus dipenuhi. Hasil aspek materi dapat dilihat pada tabel 20 berikut.


(16)

Tabel 20

Hasil Validasi Pakar Materi

No. Indikator Rata-rata Kategori

1. Materi 4 Baik

2. Bahasa 4 Baik

Rata-rata keseluruhan 4 Baik

Berdasarkan penilaian validator pada aspek materi diperoleh skor rata-rata adalah 4 dengan presentase 80%, penilaian pada Tabel 20 menunjukkan kategori baik.

2. Aspek Media

Lembar penilaian aspek media meliputi sebelas indikator yang terbagi menjadi empat indikator yang harus dipenuhi. Hasil aspek media dapat dilihat pada tabel 21

Tabel 21

Hasil Validasi Pakar Media

No. Indikator Rata-rata Kategori

1. Tampilan 3,8 Baik

2. Isi Media 4 Baik

3. Bahasa 3 Cukup Baik

4. Kepraktisan dalam penggunaan

3 Cukup Baik Rata-rata keseluruhan 3,63 Baik

Berdasarkan penilaian validator pada aspek media diperoleh skor rata-rata adalah 3,63 dengan presentase 72,8%, kriteria pada Tabel 21 menunjukkan kategori baik.

4.1.5.2 Analisis data keefektifan

Keefektifan komik dilihat dari perbedaan persentase ketuntasan pretest dan

posttest serta hasil angket respon guru dan angket respon siswa yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut

1. Analisis Data Pretest dan Posttest a. Data hasil pretest dan posttest

Data hasil tes disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Cara menghitung interval kelas adalah sebagai berikut.

K = 1+3,3 log n


(17)

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas Keterangan

K = Jumlah kelas interval n = banyaknya data

Data hasil pretest dan posttest diolah berdasarkan rumus yang telah disajikan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 16 = 1+3,3 x 1,204 = 1+3.98 = 4,98 = 4 atau 5

Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 100-0 + 1 = 101

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 101: 5

= 20,2 = 20

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, data disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan 5 kelas dengan panjang kelas 20. Tabel distribusi frekuensi hasil pretestdapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.

Tabel 22

Distribusi Frekuensi Hasil Pretet dan posttest Kelas Interval Frekuensi (f)

Pretest Posttest

41-60 8 1

61-80 8 7

81-100 - 8

Dari Tabel 22dapat diketahui bahwa jumlah siswa dalam kelas interval 41-60 pada pretest adalah 8 anak dan jumlah siswa pada posttest adalah 1 anak. Sedangkan dalam kelas interval 61-80 pada pretest adalah 8 anak dan jumlah siswa pada posttest adalah 7 anak. Pada pretest tidak ada siswa dalam kelas interval 81-100 sedangkan padaposttest terdapat 8 siswa.


(18)

Berdasarkan distribusi hasil pretest dan posttest tersebut, dapat dilihat persebaran data hasil pretest dalam grafik berikut ini.

Gambar 24 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest dan Posttest b. Data DeskriptifHasil Pretest dan Posttest

Data deskriptif menampilkan nilai terendah (minimum), nilai tertinggi

(maximum), rata-rata (mean) skor hasil pretest dan posttest. Data deskripti ini diolah dengan bantuan SPSS 16,0 for windows yang disajikan dalam Tabel 24 berikut ini.

Tabel 23

Deskriptif Statistik Hasil Pretest dan Posttest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest 16 41 70 59.44 9.416

Postest 16 57 90 78.06 9.788

Valid N (listwise) 16

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa nilai terendah dari pretest adalah 41 dan nilai tertinggi adalah 70 dengan rata-rata 59,44. Sedangkan pada posttest nilai terendah adalah 57 dan nilai tertinggi adalah 90 dengan rata 78,06. Grafik skor rata-rata hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada grafik berikut ini.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

41-60 61-80 81-100

Pretest


(19)

Gambar 25 Grafik Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest

c. Data Ketuntasan Hasil pretest dan posttest

Selain disajikan data skor rata-rata hasil pretest dan posttest, disajikan pula data ketuntasan hasil pretest dan posttestdimana KKM yang ditetapkan sebesar 66. Data ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini.

Tabel 24

Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest

Ketuntasan Pretest Posttest

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tuntas 8 50 % 15 93,75 %

Tidak Tuntas 8 50 % 1 6,25 %

Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa saat dilakukan pretest

jumlah siswa memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 8 anak atau 50 % dan yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 8 anak atau 50 %. Sedangkan saat dilakukan posttest jumlah siswa memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 15 anak atau 93,75 % dan yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 1 anak atau 6,25 %. Data ketuntasan hasil pretest dan posttest juga disajikan dalam grafik berikut ini.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90


(20)

Gambar 26

Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest d. Analisis Hasil Pretest dan Posttest

Hasil belajar siswa diuji secara statistik yakni dengan uji beda rerata. Uji beda rerata dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata antara hasil pretest dan posttest.Sebelum dilakukan uji beda rerata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.

Tabel 25

Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretest .147 16 .200* .914 16 .135

postest .193 16 .113 .918 16 .155

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari uji normalitas hasil pretest, diketahui bahwa nilai signifikansi

Shapiro-Wilk menunjukkan angka 0135. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansi > 0.05. Sedangkan uji normalitas posttest, diketahui bahwa nilai signifikansi Shapiro-Wilk menunjukkan angka 0.155. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Setelah diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji beda rerata, yakni dengan uji T

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pretest Postest

Tuntas Tidak Tuntas


(21)

berpasangan (Paired Sample T-Test). Hasil uji T berpasangan dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini.

Tabel 26

Hasil Uji T Berpasangan

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest

- postest

-18.625 10.301 2.575 -24.114 -13.136 -7.232 15 .000

Berdasarkan uji T berpasangan tersebut Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,000. Karena 0,000 < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara pretest dan posttest.

2. Analisis data kepraktisan

Analisis data kepraktisan dilakukan berdasarkan hasil angket respon guru dan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang menggunakan komik discovery learning. Hasil dari angket respon guru terhadap komik discovery learning dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini.

Tabel 27

Respon Guru terhadap komik

No. Indikator Skor

1. Pembelajaran menggunakan komik lebih mudah 4 2. Komik sangat membantu dalam pembelajaran 4 3. Pembelajaran dengan komik membuat evaluasi lebih mudah 4 4. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih mandiri 3 5. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih memahami

materi

4 6. Pembelajaran dengan komik memfasilitasi siswa menjadi lebih

aktif dan kreatif

4 7. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan tanggung

jawab siswa

5 8. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan rasa ingin

tahu siswa

4

Rata-rata 4

Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh rata-rata 4, kriteria penilaian sesuai dengan tabel menunjukkan kriteria setuju.


(22)

Selain guru, siswa juga memberikan respon terhadap komik yang telah dikembangkan. Hasil dari angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini.

Tabel 28

Respon Siswa terhadap Komik

No. Indikator

Rata-rata

Kategori

1. Komik ini membuatku lebih semangat dalam belajar.

4,5 Sangat Setuju 2. Isi komik yang sesuai dengan kondisi di

sekitarku, membuatku lebih mudah untuk memahami materi.

4,1 Setuju

3. Gambar-gambar ilustrasi di dalam komik ini membuatku lebih mudah untuk memahami materi.

4,4 Sangat Setuju

4. Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam komik ini membuatku semakin aktif dalam belajar.

4,3 Sangat Setuju

5. Kalimat-kalimat di dalam komik ini mudah dipahami.

4,5 Sangat Setuju 6. Petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam

komik ini mudah dipahami.

4,5 Sangat Setuju

Rata-rata Keseluruhan 4,4 Sangat Setuju

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan rata-rata keseluruhan 4,4 yang masuk dalam kriteria sangat setuju.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kevalidan Pembuatan Komik

Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa komik pembelajaran discovery learning. Proses pembuatan dilaksanakan sesuai dengan alur model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan. Produk pengembangan tersebut setelah disetujui oleh validator selanjutnya diuji cobakan setelah memperoleh hasil akhir. Komik pembelajaran yang baik adalah komik yang dapat digunakan sebagai pendamping bahan ajar yang digunakan guru, ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dengan gambar, isi komik juga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Revisi pada komik meliputi revisi materi, dan aspek media tujuan penelitian yaitu komik pembelajaran discovery learning.


(23)

1. Hasil Validasi Pakar Materi

Validasi oleh pakar materi meliputi dua indikator, yakni materi dan bahasa. Dalam indikator bahasa terdiri dari delapan butir penilaian, dimana semua butir penilaian yakni kesesuaian dengan kurikulum sekolah dasar, kesesuaian indikator pembelajaran, kesesuaian tujuan pembelajaran, kelengkapan materi, kejelasan bahasa yang digunakan, kejelasan informasi pada ilustrasi gambar, keruntutan penyajian materi, dan kebermanfaatan media komik dalam mempermudah pemahaman konsep dinyatakan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata materi adalah 4 dengan kategori sangat baik.

Indikator yang kedua yakni indikator bahasa yang terdiri dari tiga butir penilaian. Ketiga butir penilaian yakni keefektifan kalimat dalam media yang disajikan, kebakuan istilah dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik mendapat skor rata-rata 4 sehingga dapat dikatakan indikator tersebut dinyatakan baik.

Jika kedua indikator tersebut digabung maka diperoleh rata-rata 4 dengan presentase 80% dengan kategori baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa menurut uji pakar materi yang telah dilakukan, materi dalam komik sudah sesuai dan layak untuk diimplementasikan.

2. Hasil Validasi Pakar Media

Pakar media menilai komik berdasarkan empat indikator yaitu tampilan, isi media, bahasa dan kepraktisan dalam penggunaan. Dalam indikator tampilan terdapat lima butir indikator dimana dua butir penilaian yakni kesesuaian jenis dan ukuran huruf juga kesesuaian pemilihan background berada pada kategori cukup sesuai. Dua butir penilaian yakni penggunaan komposisi warna dan kesesuaian pemilihan gambar/ foto berada pada kategori baik, satu butir penilaian yakni kualitas gambar/foto berada pada kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikator tampilan adalah 3,8 dengan kategori baik

Indikator yang kedua yakni indikator isi media terdiri dari tiga butir penilaian. Didapatkan penilaian dengan kategori baik pada semua butir penilaian yang meliputi keseuaian media dengan model pembelajaran, kesesuaian media


(24)

dengan model pembelajaran dan kemampuan media mempermudah pemahaman materi pembelajaran bagi peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikatoryang berkaitan dengan isi media adalah 4 dengan kategori baik.

Indikator ketiga yakni indikator bahasa yang terdiri dari dua butir penilaian. Didapatkan penilaian dalam kategori cukup baik pada semua butir penilaian yang meliputi keefektifan kalimat dalam media yang disajikan dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikator yang berkaitan dengan bahasa adalah 3 dengan kategori cukup baik.

Indikator yang ketiga adalah indikator kepraktisan dalam penggunaan yang terdiri dari satu butir penilaian yakni kejelasan petunjuk media dengan skor 3,berada dalam kategori cukup baik.

Jika keempat indikator digabungkan maka diperoleh rata-rata 3,63 dengan presentase 72,8% dengan kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komik sudah sesuai dan layak diimplementasikan.

4.2.2 Keefektifan Pembuatan Komik

Keefektifan pembuatan komik pembelajaran dapat diketahui dari peningkatan hasil pretest dan posttest. Berdasarkan analisis data hasil pretest dan

posttest yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha menunjukkan bahwa komik yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut terlihat dari rata-rata hasil posttest lebih besar dari pada hasil

pretest. Dimana rata-rata hasil posttest sebesar 78,06 dan rata-rata hasil pretest

sebesar 59,44. Selain itu kefektifan tersebut juga terlihat dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM saat posttest lebih besar dari pada saat

pretest. Saat posttest persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 93,75% sedangkan saat pretest sebesar 50 %.

Keefektifan pembuatan komik juga dinilai berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan angket respon guru dan angket respon siswa terhadap


(25)

komik yang telah diimplementasikan. Berikut akan dijelaskan secara rinci hasil angket respon guru dan respon siswa.

1. Hasil Angket Respon Guru terhadap Komik Discovery Learning

Berdasarkan hasil perhitungan angket respon guru diperoleh skor rata-rata 4 dengan presentase 80% dari keseluruhan enam butir penilaian. Hasil perhitungan berada pada kategori sesuai. Skor ini menunjukkan bahwa guru sangat setuju jika pembelajaran dilaksanakan menggunakan komik yang telah dikembangkan.

2. Hasil Angket Respon Siswa terhadap Komik Discovery Learning

Berdasarkan angket yang telah diisi siswa diketahui bahwa rata-rata keseluruhan skor adalah 4,4 dengan persentase 88%. Hasil perhitungan berada pada kategori sangat sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat setuju belajar menggunakan komik yang telah dikembangkan.

4.3 Temuan Penelitian

Berdasarkan observasi penelitan penggunaan komik pembelajaran discovery learning yang telah dilakukan penelitimendapatkan beberapa hal yang dapat dijadikan temuan penelitian antara lain:

1. Beberapa siswa pada saat kegiatan praktik sedikit gaduh karena terlalu asik dengan kegiatan praktik, akhirnya dapat bekerja sama menyelesaikan kegiatan yang ada di dalam komik.

2. Respon siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan sangat antusias karena sebelumnya siswa jarang mendapatkan model pembelajaran yang diterapkan di dalam komik.

3. Siswa menyukai tampilan dan gambar yang ada di dalam komik pembelajaran discovery learning yang berwarna-warni karena sebelumnya mereka hanya menggunakan bahan ajar berupa LKS yang minim akan ilustrasi atau gambar dengan warna hitam putih.

4. Siswa dapat memahami materi magnet dengan cara penemuan dengan baik.


(1)

Gambar 26

Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest d. Analisis Hasil Pretest dan Posttest

Hasil belajar siswa diuji secara statistik yakni dengan uji beda rerata. Uji beda rerata dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata antara hasil pretest dan posttest.Sebelum dilakukan uji beda rerata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.

Tabel 25

Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretest .147 16 .200* .914 16 .135

postest .193 16 .113 .918 16 .155

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari uji normalitas hasil pretest, diketahui bahwa nilai signifikansi Shapiro-Wilk menunjukkan angka 0135. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansi > 0.05. Sedangkan uji normalitas posttest, diketahui bahwa nilai signifikansi Shapiro-Wilk menunjukkan angka 0.155. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Setelah diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji beda rerata, yakni dengan uji T

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pretest Postest

Tuntas


(2)

berpasangan (Paired Sample T-Test). Hasil uji T berpasangan dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini.

Tabel 26

Hasil Uji T Berpasangan

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest - postest

-18.625 10.301 2.575 -24.114 -13.136 -7.232 15 .000

Berdasarkan uji T berpasangan tersebut Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,000. Karena 0,000 < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara pretest dan posttest. 2. Analisis data kepraktisan

Analisis data kepraktisan dilakukan berdasarkan hasil angket respon guru dan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang menggunakan komik discovery learning. Hasil dari angket respon guru terhadap komik discovery learning dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini.

Tabel 27

Respon Guru terhadap komik

No. Indikator Skor

1. Pembelajaran menggunakan komik lebih mudah 4

2. Komik sangat membantu dalam pembelajaran 4

3. Pembelajaran dengan komik membuat evaluasi lebih mudah 4 4. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih mandiri 3 5. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih memahami

materi

4 6. Pembelajaran dengan komik memfasilitasi siswa menjadi lebih

aktif dan kreatif

4 7. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan tanggung

jawab siswa

5 8. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan rasa ingin

tahu siswa

4

Rata-rata 4

Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh rata-rata 4, kriteria penilaian sesuai dengan tabel menunjukkan kriteria setuju.


(3)

Selain guru, siswa juga memberikan respon terhadap komik yang telah dikembangkan. Hasil dari angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini.

Tabel 28

Respon Siswa terhadap Komik

No. Indikator

Rata-rata

Kategori

1. Komik ini membuatku lebih semangat dalam belajar.

4,5 Sangat Setuju 2. Isi komik yang sesuai dengan kondisi di

sekitarku, membuatku lebih mudah untuk memahami materi.

4,1 Setuju

3. Gambar-gambar ilustrasi di dalam komik ini membuatku lebih mudah untuk memahami materi.

4,4 Sangat Setuju

4. Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam komik ini membuatku semakin aktif dalam belajar.

4,3 Sangat Setuju

5. Kalimat-kalimat di dalam komik ini mudah dipahami.

4,5 Sangat Setuju 6. Petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam

komik ini mudah dipahami.

4,5 Sangat Setuju Rata-rata Keseluruhan 4,4 Sangat Setuju Berdasarkan hasil diatas menunjukkan rata-rata keseluruhan 4,4 yang masuk dalam kriteria sangat setuju.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kevalidan Pembuatan Komik

Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa komik pembelajaran discovery learning. Proses pembuatan dilaksanakan sesuai dengan alur model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan. Produk pengembangan tersebut setelah disetujui oleh validator selanjutnya diuji cobakan setelah memperoleh hasil akhir. Komik pembelajaran yang baik adalah komik yang dapat digunakan sebagai pendamping bahan ajar yang digunakan guru, ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dengan gambar, isi komik juga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Revisi pada komik meliputi revisi materi, dan aspek media tujuan penelitian yaitu komik pembelajaran discovery learning.


(4)

1. Hasil Validasi Pakar Materi

Validasi oleh pakar materi meliputi dua indikator, yakni materi dan bahasa. Dalam indikator bahasa terdiri dari delapan butir penilaian, dimana semua butir penilaian yakni kesesuaian dengan kurikulum sekolah dasar, kesesuaian indikator pembelajaran, kesesuaian tujuan pembelajaran, kelengkapan materi, kejelasan bahasa yang digunakan, kejelasan informasi pada ilustrasi gambar, keruntutan penyajian materi, dan kebermanfaatan media komik dalam mempermudah pemahaman konsep dinyatakan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata materi adalah 4 dengan kategori sangat baik.

Indikator yang kedua yakni indikator bahasa yang terdiri dari tiga butir penilaian. Ketiga butir penilaian yakni keefektifan kalimat dalam media yang disajikan, kebakuan istilah dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik mendapat skor rata-rata 4 sehingga dapat dikatakan indikator tersebut dinyatakan baik.

Jika kedua indikator tersebut digabung maka diperoleh rata-rata 4 dengan presentase 80% dengan kategori baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa menurut uji pakar materi yang telah dilakukan, materi dalam komik sudah sesuai dan layak untuk diimplementasikan.

2. Hasil Validasi Pakar Media

Pakar media menilai komik berdasarkan empat indikator yaitu tampilan, isi media, bahasa dan kepraktisan dalam penggunaan. Dalam indikator tampilan terdapat lima butir indikator dimana dua butir penilaian yakni kesesuaian jenis dan ukuran huruf juga kesesuaian pemilihan background berada pada kategori cukup sesuai. Dua butir penilaian yakni penggunaan komposisi warna dan kesesuaian pemilihan gambar/ foto berada pada kategori baik, satu butir penilaian yakni kualitas gambar/foto berada pada kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikator tampilan adalah 3,8 dengan kategori baik

Indikator yang kedua yakni indikator isi media terdiri dari tiga butir penilaian. Didapatkan penilaian dengan kategori baik pada semua butir penilaian yang meliputi keseuaian media dengan model pembelajaran, kesesuaian media


(5)

dengan model pembelajaran dan kemampuan media mempermudah pemahaman materi pembelajaran bagi peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikatoryang berkaitan dengan isi media adalah 4 dengan kategori baik.

Indikator ketiga yakni indikator bahasa yang terdiri dari dua butir penilaian. Didapatkan penilaian dalam kategori cukup baik pada semua butir penilaian yang meliputi keefektifan kalimat dalam media yang disajikan dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan indikator yang berkaitan dengan bahasa adalah 3 dengan kategori cukup baik.

Indikator yang ketiga adalah indikator kepraktisan dalam penggunaan yang terdiri dari satu butir penilaian yakni kejelasan petunjuk media dengan skor 3,berada dalam kategori cukup baik.

Jika keempat indikator digabungkan maka diperoleh rata-rata 3,63 dengan presentase 72,8% dengan kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komik sudah sesuai dan layak diimplementasikan.

4.2.2 Keefektifan Pembuatan Komik

Keefektifan pembuatan komik pembelajaran dapat diketahui dari peningkatan hasil pretest dan posttest. Berdasarkan analisis data hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha menunjukkan bahwa komik yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut terlihat dari rata-rata hasil posttest lebih besar dari pada hasil pretest. Dimana rata-rata hasil posttest sebesar 78,06 dan rata-rata hasil pretest sebesar 59,44. Selain itu kefektifan tersebut juga terlihat dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM saat posttest lebih besar dari pada saat pretest. Saat posttest persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 93,75% sedangkan saat pretest sebesar 50 %.

Keefektifan pembuatan komik juga dinilai berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan angket respon guru dan angket respon siswa terhadap


(6)

komik yang telah diimplementasikan. Berikut akan dijelaskan secara rinci hasil angket respon guru dan respon siswa.

1. Hasil Angket Respon Guru terhadap Komik Discovery Learning

Berdasarkan hasil perhitungan angket respon guru diperoleh skor rata-rata 4 dengan presentase 80% dari keseluruhan enam butir penilaian. Hasil perhitungan berada pada kategori sesuai. Skor ini menunjukkan bahwa guru sangat setuju jika pembelajaran dilaksanakan menggunakan komik yang telah dikembangkan.

2. Hasil Angket Respon Siswa terhadap Komik Discovery Learning

Berdasarkan angket yang telah diisi siswa diketahui bahwa rata-rata keseluruhan skor adalah 4,4 dengan persentase 88%. Hasil perhitungan berada pada kategori sangat sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat setuju belajar menggunakan komik yang telah dikembangkan.

4.3 Temuan Penelitian

Berdasarkan observasi penelitan penggunaan komik pembelajaran discovery learning yang telah dilakukan penelitimendapatkan beberapa hal yang dapat dijadikan temuan penelitian antara lain:

1. Beberapa siswa pada saat kegiatan praktik sedikit gaduh karena terlalu asik dengan kegiatan praktik, akhirnya dapat bekerja sama menyelesaikan kegiatan yang ada di dalam komik.

2. Respon siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan sangat antusias karena sebelumnya siswa jarang mendapatkan model pembelajaran yang diterapkan di dalam komik.

3. Siswa menyukai tampilan dan gambar yang ada di dalam komik pembelajaran discovery learning yang berwarna-warni karena sebelumnya mereka hanya menggunakan bahan ajar berupa LKS yang minim akan ilustrasi atau gambar dengan warna hitam putih.

4. Siswa dapat memahami materi magnet dengan cara penemuan dengan baik.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas V SD T1 292012119 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas V SD T1 292012119 BAB II

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas V SD T1 292012119 BAB IV

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas V SD T1 292012119 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Discovery Learning untuk Siswa Kelas V SD

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD T1 292012129 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD T1 292012129 BAB II

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD T1 292012129 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Discovery Learning untuk Kelas V SD

0 0 66