UU RI NOMOR 7 TAHUN 2006 UU RI NOMOR 30 TAHUN 2002 PENJELASAN UU RI NOMOR 30 TAHUN 2002 UU RI NOMOR 31 TAHUN 1999 UU RI NOMOR 20 TAHUN 2001 UU RI NOMOR 28 TAHUN 1999 PENJELASAN UU RI NOMOR 28 TAHUN 1999

EDISI PERTAMA 2006 UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003

UU RI NOMOR 7 TAHUN 2006 UU RI NOMOR 30 TAHUN 2002 PENJELASAN UU RI NOMOR 30 TAHUN 2002 UU RI NOMOR 31 TAHUN 1999 UU RI NOMOR 20 TAHUN 2001 UU RI NOMOR 28 TAHUN 1999 PENJELASAN UU RI NOMOR 28 TAHUN 1999

Diterbitkan oleh:

DIREKTORAT PEMBINAAN KERJA ANTAR KOMISI DAN INSTANSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Penterjemah : Biro Hukum dan Direktorat PJKAKI Penyusun

: Direktorat PJKAKI Desain Sampul : Direktorat Dikyanmas Editor

: Direktorat Dikyanmas

Hak cipta desain poster dan ilustrasi grafis dilindungi oleh undang-undang.

TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN

DAFTAR ISI

UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSAMENENTANG KORUPSI, 2003)................................................................................................................. 7

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATION CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) ................................................................................... 91

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ......... 95

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI...................................................................................................... 117

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ..................... 129 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ............ 141

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME ....................................................... 153

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME................................ 163

DIREKTORAT PEMBINAAN JARINGAN KERJA ANTAR KOMISI DAN INSTANSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2006 TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN

JUARA I LOMBA POSTER KPK KATEGORI UMUM

JUARA I LOMBA POSTER KPK KATEGORI MAHASISWA

UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSAMENENTANG KORUPSI, 2003)

(Terjemahan Tidak Resmi)

Preamble Pembukaan

The States Parties to this Convention, Negara-Negara Pihak pada Konvensi ini, Concerned about the seriousness of

Prihatin atas keseriusan masalah dan problems and threats posed by corruption ancaman yang ditimbulkan oleh korupsi to the stability and security of societies,

terhadap stabilitas dan keamanan undermining the institutions and values of masyarakat yang merusak lembaga- democracy, ethical values and justice

lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai- and jeopardizing sustainable

nilai etika dan keadilan serta development and the rule of law,

mengacaukan pembangunan yang berkelanjutan dan penegakan hukum,

Concerned also about the links between Prihatin juga atas hubungan antara corruption and other forms of crime, in

korupsi dan bentuk-bentuk lain particular organized crime and economic

kejahatan, khususnya kejahatan crime, including money-laundering,

terorganisir dan kejahatan ekonomi, termasuk pencucian uang,

Concerned further about cases of Prihatin lebih lanjut atas kasus-kasus corruption that involve vast quantities of

korupsi yang melibatkan jumlah aset assets, which may constitute a

yang besar yang dapat merupakan substantial proportion of the resources of

bagian penting sumber-daya Negara, dan States, and that threaten the political

yang mengancam stabilitas politik dan stability and sustainable development of

pembangunan yang berkelanjutan those States,

Negara tersebut,

Convinced that corruption is no longer a Meyakini bahwa korupsi tidak lagi local matter but a transnational

merupakan masalah lokal, tetapi

phenomenon that affects all societies and merupakan fenomena internasional yang economies, making international

mempengaruhi seluruh masyarakat dan cooperation to prevent and control it

ekonomi, yang menjadikan kerja sama essential,

internasional untuk mencegah dan mengendalikannya sangat penting,

Convinced also that a comprehensive Meyakini juga bahwa suatu pendekatan and multidisciplinary approach is required yang komprehensif dan multidisipliner to prevent and combat corruption

diperlukan untuk mencegah dan effectively,

memberantas korupsi secara efektif,

Convinced further that the availability of Meyakini lebih lanjut bahwa keberadaan technical assistance can play an

bantuan teknis dapat memainkan bantuan teknis dapat memainkan

meningkatkan kemampuan Negara, capacity and by institution-building, to

termasuk dengan memperkuat kapasitas prevent and combat corruption

dan dengan peningkatan kemampuan effectively,

lembaga untuk mencegah dan memberantas korupsi secara efektif,

Convinced that the illicit acquisition of Meyakini bahwa perolehan kekayaan personal wealth can be particularly

pribadi secara tidak sah dapat secara damaging to democratic institutions,

khusus merusak lembaga-lembaga national economies and the rule of law,

demokrasi, sistem ekonomi nasional, dan penegakan hukum,

Determined to prevent, detect and deter Berketetapan untuk mencegah, in a more effective manner international

mendeteksi, dan menghambat dengan transfers of illicitly acquired assets and to

cara yang lebih efektif transfer strengthen international cooperation in

internasional aset yang diperoleh secara asset recovery,

tidak sah dan untuk memperkuat kerja sama internasional dalam pengembalian

aset,

Acknowledging the fundamental Mengakui prinsip-prinsip dasar prosedur principles of due process of law in

hukum dalam proses pidana dan perdata criminal proceedings and in civil or

atau proses administratif untuk mengadili administrative proceedings to adjudicate

hak-hak atas kekayaan, property rights,

Bearing in mind that the prevention and Mengingat bahwa pencegahan dan eradication of corruption is a

pemberantasan korupsi merupakan responsibility of all States and that they

tanggung jawab semua Negara dan must cooperate with one another, with

bahwa Negara-negara harus saling the support and involvement of

bekerja sama, dengan dukungan dan individuals and groups outside the public

keterlibatan orang-perorangan dan sector, such as civil society, non-

kelompok di luar sektor publik, seperti governmental organizations and

masyarakat madani, organisasi non- community-based organizations, if their

pemerintah, dan organisasi efforts in this area are to be effective,

kemasyarakatan agar upaya-upaya dalam bidang ini dapat efektif,

Bearing also in mind the principles of Mengingat juga prinsip-prinsip proper management of public affairs and

pengelolaan yang baik urusan-urusan public property, fairness, responsibility

publik dan kekayaan publik, keadilan, and equality before the law and the need

tanggung jawab, dan kesetaraan di to safeguard integrity and to foster a

muka hukum dan kebutuhan untuk culture of rejection of corruption,

menjaga integritas dan untuk meningkatkan budaya penolakan

terhadap korupsi,

Commending the work of the Menghargai hasil kerja Komisi Commission on Crime Prevention and

Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Criminal Justice and the United Nations

Pidana dan Kantor Perserikatan Office on Drugs and Crime in preventing

Bangsa-Bangsa untuk Obat Terlarang dan Kejahatan dalam mencegah dan Bangsa-Bangsa untuk Obat Terlarang dan Kejahatan dalam mencegah dan

Recalling the work carried out by other Mengingat hasil kerja organisasi- international and regional organizations

organisasi internasional dan regional in this field, including the activities of the

lainnya dalam bidang ini, termasuk African Union, the Council of Europe, the

kegiatan-kegiatan Uni Afrika, Dewan Customs Cooperation Council (also

Eropa, Dewan Kerja sama Kepabeanan known as the World Customs

(juga dikenal sebagai Organisasi Organization), the European Union, the

Kepabeanan Dunia), Uni Eropa, Liga League of Arab States, the Organisation

Negara- Negara Arab, Organisasi untuk for Economic Cooperation and

Kerja sama Ekonomi dan Development and the Organization of

Pembangunan dan Organisasi Negara- American States,

Negara Amerika,

Taking note with appreciation of Mencatat dengan penghargaan multilateral instruments to prevent and

instrumen-instrumen multilateral untuk combat corruption, including, inter alia,

mencegah dan memberantas korupsi, the Inter-American Convention against

termasuk antara lain Konvensi Antar Corruption, adopted by the Organization

Amerika Anti Korupsi yang disahkan of American States on 29 March 1996,1

oleh Organisasi Negara-Negara the Convention on the Fight against

Amerika pada tanggal 29 Maret 1996, 1 Corruption involving Officials of the

Konvensi tentang Pemberantasan European Communities or Officials of

Korupsi yang melibatkan Pejabat- Member States of the European Union,

pejabat Masyarakat Eropa atau adopted by the Council of the European

Pejabat-pejabat Negara-Negara Union on 26 May 1997,2 the Convention

Anggota Uni Eropa yang disahkan on Combating Bribery of Foreign Public

oleh Dewan Uni Eropa pada tanggal 26 Officials in International Business

Mei 1997, 2 Konvensi tentang Transactions, adopted by the

Memberantas Penyuapan Pejabat- Organisation for Economic Cooperation

pejabat Publik Asing dalam Transaksi- and Development on 21 November

transaksi Bisnis Internasional yang 1997,3 the Criminal Law Convention on

disahkan oleh Organisasi untuk Kerja Corruption, adopted by the Committee of

Sama Ekonomi Dan Pembangunan pada Ministers of the Council of Europe on 27

tanggal 21 November 1997, 3 Konvensi January 1999,4 the Civil Law Convention

Hukum Pidana tentang Korupsi, yang on Corruption, adopted by the Committee disahkan oleh Komite Menteri-menteri of Ministers of the Council of Europe on 4 Dewan Eropa pada tanggal 27 Januari November 1999,5 and the African Union

1999, 4 Konvensi Hukum Perdata Convention on Preventing and

tentang Korupsi, yang disahkan oleh Combating Corruption, adopted by the

Komite Menteri-menteri Dewan Eropa Heads of State and Government of the

pada tanggal 4 November 1999, 5 dan African Union on 12 July 2003,

Konvensi Uni Afrika tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, yang

disahkan oleh Kepala-kepala Negara dan

1 Lihat Dokumen E/1996/99.

2 Jurnal Resmi Masyarakat Eropa, C 195, 25 Juni 1997.

3 Lihat Dokumen PBB, “Corruption and Integrity Improvement Initiatives

in Developing Countries” (UN Publication, Sales No. E.98.III.B.18).

4 Dewan Eropa, European Treaty Series, No. 173.

5 Ibid, No. 174.

Pemerintahan Uni Afrika pada tanggal

12 Juli 2003,

Welcoming the entry into force on 29 Menyambut berlakunya Konvensi September 2003 of the United Nations

Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang 6 Convention against Transnational

Kejahatan Lintas-Negara Terorganisir Organized Crime,6

pada tanggal 29 September 2003,

Have agreed as follows: Telah menyetujui sebagai berikut:

Chapter I BAB I General provisions

Ketentuan Umum Article 1

Pasal 1 Statement of purpose

Tujuan

The purposes of this Convention are: Tujuan Konvensi ini adalah:

(a) To promote and strengthen measures (a) Meningkatkan dan memperkuat to prevent and combat corruption

upaya-upaya untuk mencegah dan more efficiently and effectively;

memberantas korupsi secara lebih

efisien dan efektif; (b) To promote, facilitate and support

(b) Meningkatkan, memfasilitasi, dan international cooperation and

mendukung kerja sama technical assistance in the prevention

internasional dan bantuan teknis of and fight against corruption,

dalam pencegahan dan including in asset recovery;

pemberantasan korupsi, termasuk

dalam pengembalian aset; (c) To promote integrity, accountability

(c) Meningkatkan integritas, and proper management of public

akuntabilitas, dan pengelolaan yang affairs and public property.

baik urusan-urusan publik dan kekayaan publik.

Article 2 Pasal 2

Use of terms Penggunaan Istilah

For the purposes of this Convention: Dalam Konvensi ini :

(a) “Public official” shall mean: (a) “Pejabat publik” adalah: (i) any person holding a legislative,

(i) setiap orang yang memegang executive, administrative or

jabatan legislatif, eksekutif, judicial office of a State Party,

administratif, atau yudikatif di whether appointed or elected,

suatu Negara Pihak, baik diangkat whether permanent or temporary,

atau dipilih, baik tetap atau untuk whether paid or unpaid,

sementara, baik digaji atau tidak irrespective of that person’s

digaji, tanpa memperhatikan seniority;

senioritas orang itu; (ii) any other person who performs a

(ii) setiap orang yang public function, including for a

melaksanakan fungsi publik, public agency or public enterprise,

termasuk untuk suatu instansi or provides a public service, as

publik atau perusahaan publik,

6 Resolusi Majelis Umum 55/25, annex I.

defined in the domestic law of the atau memberikan layanan umum, State Party and as applied in the

sebagaimana dimaksud dalam pertinent area of law of that State

undang-undang nasional Negara Party;

Pihak dan sebagaimana berlaku di bidang hukum yang sesuai di

Negara Pihak tersebut; (iii) any other person defined as a

(iii) setiap orang yang dinyatakan “public official” in the domestic law

sebagai “pejabat publik” dalam of a State Party. However, for the

undang-undang nasional Negara purpose of some specific

Pihak. Namun, untuk upaya- measures contained in chapter II

upaya tertentu sebagaimana of this Convention, “public official”

dimaksud dalam Bab II Konvensi may mean any person who

ini, “pejabat publik” dapat berarti performs a public function or

setiap orang yang melaksanakan provides a public service as

fungsi publik atau menyediakan defined in the domestic law of the

layanan umum sebagaimana State Party and as applied in the

dimaksud dalam undang- undang pertinent area of law of that State

nasional Negara Pihak dan Party;

sebagaimana berlaku di bidang hukum yang sesuai di Negara

Pihak tersebut; (b) “Foreign public official” shall mean

(b) “Pejabat publik asing” adalah any person holding a legislative,

setiap orang yang memegang jabatan executive, administrative or judicial

legislatif, eksekutif, administratif, office of a foreign country, whether

atau yudikatif di suatu negara appointed or elected; and any person

asing, baik diangkat atau dipilih, dan exercising a public function for a

setiap orang yang melaksanakan foreign country, including for a public

fungsi publik untuk negara asing, agency or public enterprise;

termasuk untuk instansi publik atau perusahaan publik;

(c) “Official of a public international (c) “Pejabat organisasi internasional organization” shall mean an

publik” adal;ah setiap pegawai sipil international civil servant or any

internasional atau setiap orang yang person who is authorized by such an

diberi kewenangan oleh organisasi organization to act on behalf of that

tersebut untuk bertindak atas nama organization;

organisasi tersebut;

(d) “Property” shall mean assets of every (d) “Kekayaan” adalah setiap jenis aset, kind, whether corporeal or

baik bertubuh atau takbertubuh, incorporeal, movable or immovable,

bergerak atau takbergerak, berwujud tangible or intangible, and legal

atau takberwujud, dan dokumen atau documents or instruments evidencing

instrumen hukum yang membuktikan title to or interest in such assets;

hak atas atau kepentingan dalam aset tersebut;

(e) “Proceeds of crime” shall mean any (e) “Hasil kejahatan” adalah setiap property derived from or obtained,

kekayaan yang berasal atau directly or indirectly, through the

diperoleh, langsung atau tidak commission of an offence;

langsung, dari pelaksanaan kejahatan;

(f) “Freezing” or “seizure” shall mean (f) “Pembekuan” atau “penyitaan” berarti temporarily prohibiting the

pelarangan sementara transfer, pelarangan sementara transfer,

kekayaan, atau penempatan assuming custody or control of

sementara kekayaan dalam property on the basis of an order

pengawasan atau pengendalian issued by a court or other competent

berdasarkan perintah pengadilan atau authority;

pejabat berwenang lainnya; (g) “Confiscation”, which includes

(g) “Perampasan” yang meliputi forfeiture where applicable, shall

pembayaran denda, jika ada, adalah mean the permanent deprivation of

perampasan kekayaan secara tetap property by order of a court or other

berdasarkan perintah pengadilan atau competent authority;

pejabat berwenang lainnya; (h) “Predicate offence” shall mean any

(h) “Kejahatan asal” adalah setiap offence as a result of which proceeds

kejahatan yang mengakibatkan have been generated that may

bahwa hasil-hasil yang diperoleh become the subject of an offence as

dapat menjadi subyek dari kejahatan defined in article 23 of this

sebagaimana dimaksud dalam Pasal Convention;

23 Konvensi ini;

(i) “Controlled delivery” shall mean the (i) “Penyerahan terkendali” adalah cara technique of allowing illicit or suspect

untuk memungkinkan kiriman yang consignments to pass out of, through

taksah atau mencurigakan keluar or into the territory of one or more

dari, melalui atau masuk ke dalam States, with the knowledge and under

wilayah satu atau lebih Negara, the supervision of their competent

dengan sepengetahuan dan di bawah authorities, with a view to the

pengawasan pejabat berwenangnya, investigation of an offence and the

dalam rangka penyidikan kejahatan identification of persons involved in

dan identifikasi orang-orang yang the commission of the offence.

terlibat dalam pelaksanaan kejahatan.

Article 3 Pasal 3 Scope of application

Ruang Lingkup Pemberlakuan

1. Konvensi ini berlaku, sesuai dengan accordance with its terms, to the

1. This Convention shall apply, in

ketentuan-ketentuannya, bagi prevention, investigation and

pencegahan, penyidikan dan prosecution of corruption and to the

penuntutan korupsi dan bagi freezing, seizure, confiscation and

pembekuan, penyitaan, perampasan return of the proceeds of offences

dan pengembalian hasil kejahatan established in accordance with this

menurut Konvensi ini. Convention.

2. Jika tidak dinyatakan lain, Konvensi Convention, it shall not be necessary,

2. For the purposes of implementing this

ini wajib dilaksanakan tanpa except as otherwise stated herein, for

memperhatikan apakah kejahatan the offences set forth in it to result in

sebagaimana dimaksud dalam damage or harm to state property.

Konvensi ini menimbulkan kerugian atau kerusakan pada kekayaan

negara.

Article 4 Pasal 4 Protection of sovereignty

Perlindungan Kedaulatan

1. Negara Pihak wajib melaksanakan obligations under this Convention in a

1. States Parties shall carry out their

kewajiban-kewajiban dalam Konvensi manner consistent with the principles

ini berdasarkan prinsip kedaulatan ini berdasarkan prinsip kedaulatan

Negara serta prinsip tidak melakukan intervention in the domestic affairs of

intervensi terhadap masalah dalam other States.

negeri Negara lain.

2. Konvensi ini tidak memberikan hak entitle a State Party to undertake in

2. Nothing in this Convention shall

kepada suatu Negara Pihak untuk the territory of another State the

mengambil tidakan dalam wilayah exercise of jurisdiction and

Negara Pihak lain untuk menerapkan performance of functions that are

yurisdiksi atau melaksanakan fungsi- reserved exclusively for the

fungsi yang menurut hukum nasional authorities of that other State by its

Negara Pihak lain secara khusus domestic law.

dimiliki oleh pejabat berwenangnya.

Chapter II Bab II Preventive measures

Tindakan Pencegahan Article 5

Pasal 5 Preventive anti-corruption policies

Kebijakan dan Praktek Pencegahan and practices

Korupsi

1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan with the fundamental principles of its

1. Each State Party shall, in accordance

prinsip-prinsip dasar sistem legal system, develop and implement

hukumnya, mengembangkan dan or maintain effective, coordinated

melaksanakan atau memelihara anticorruption policies that promote

kebijakan anti korupsi yang efektif the participation of society and reflect

dan terkoordinasi yang meningkatkan the principles of the rule of law,

partisipasi masyarakat dan proper management of public affairs

mencerminkan prinsip-prinsip and public property, integrity,

penegakan hukum, pengelolaan transparency and accountability.

urusan publik dan kekayaan publik secara baik, integritas, transparansi

dan akuntabilitas.

2. Negara Pihak wajib mengupayakan establish and promote effective

2. Each State Party shall endeavour to

untuk membangun dan practices aimed at the prevention of

meningkatkan praktek-praktek yang corruption.

efektif untuk tujuan pencegahan korupsi.

3. Negara Pihak wajib mengupayakan periodically evaluate relevant legal

3. Each State Party shall endeavour to

untuk mengevaluasi instrumen- instruments and administrative

instrumen hukum dan upaya-upaya measures with a view to determining

administratif yang terkait secara their adequacy to prevent and fight

berkala agar memadai untuk corruption.

mencegah dan memberantas korupsi.

4. Negara Pihak wajib, jika dipandang and in accordance with the

4. States Parties shall, as appropriate

perlu dan sesuai dengan prinsip- fundamental principles of their legal

prinsip dasar sistem hukumnya, system, collaborate with each other

bekerja sama dengan Negara Pihak and with relevant international and

lain dan dengan organisasi regional organizations in promoting

internasional dan regional yang terkait and developing the measures referred

untuk meningkatkan dan to in this article. That collaboration

mengembangkan upaya-upaya may include participation in

sebagaimana dimaksud dalam Pasal international programmes and

ini. Kerja sama itu dapat meliputi ini. Kerja sama itu dapat meliputi

internasional yang ditujukan untuk pencegahan korupsi.

Article 6 Pasal 6 Preventive anti-corruption body or

Badan atau badan-badan pencegahan bodies

korupsi

1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan with the fundamental principles of its

1. Each State Party shall, in accordance

prinsip-prinsip dasar sistem legal system, ensure the existence of

hukumnya, mengusahakan adanya

a body or bodies, as appropriate, that badan atau badan-badan, jika prevent corruption by such means as:

dipandang perlu, yang mencegah korupsi dengan cara seperti:

(a) Implementing the policies referred (a) Mengimplementasikan kebijakan to in article 5 of this Convention

sebagaimama dimaksud dalam and, where appropriate,

Pasal 5 Konvensi ini dan, bila overseeing and coordinating the

dianggap perlu, mengawasi dan implementation of those policies;

mengkoordinasi implementasi kebijakan itu;

(b) Increasing and disseminating (b) Meningkatkan dan knowledge about the prevention

menyebarluaskan pengetahuan of corruption.

tentang pencegahan korupsi.

2. Negara Pihak wajib memberikan or bodies referred to in paragraph 1 of

2. Each State Party shall grant the body

kepada badan atau badan-badan this article the necessary

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) independence, in accordance with the

Pasal ini kemandirian yang fundamental principles of its legal

diperlukan, sesuai dengan prinsip- system, to enable the body or bodies

prinsip dasar sistem hukumnya, guna to carry out its or their functions

memungkinkan badan atau badan- effectively and free from any undue

badan tersebut melaksanakan fungsi- influence. The necessary material

fungsinya secara efektif dan bebas resources and specialized staff, as

dari pengaruh yang tidak semestinya. well as the training that such staff

Sumber-sumber material dan staf may require to carry out their

khusus yang diperlukan, juga functions, should be provided.

pelatihan yang mungkin dibutuhkan staf tersebut untuk melaksanakan fungsi-fungsinya wajib disediakan.

3. Negara Pihak wajib memberikan Secretary-General of the United

3. Each State Party shall inform the

kepada Sekretaris Jenderal Nations of the name and address of

Perserikatan Bangsa-Bangsa the authority or authorities that may

informasi mengenai nama dan alamat assist other States Parties in

badan atau badan-badan berwenang developing and implementing specific

yang dapat membantu Negara Pihak measures for the prevention of

lain mengembangkan dan corruption.

melaksanakan tindakan-tindakan

khusus untuk pencegahan korupsi.

Article 7 Pasal 7 Public sector

Sektor Publik

1. Negara Pihak wajib, menurut appropriate and in accordance with

1. Each State Party shall, where

kebutuhan dan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan

hukumnya, mengupayakan untuk and strengthen systems for the

mengadakan, melaksanakan dan recruitment, hiring, retention,

memperkuat sistem rekrutmen, promotion and retirement of civil

penempatan, pemakaian, promosi servants and, where appropriate,

dan pemensiunan pegawai sipil dan, other non-elected public officials:

bila dianggap perlu, pejabat publik lain yang tidak melalui proses

pemilihan:

(a) That are based on principles of (a) yang didasarkan pada prinsip- efficiency, transparency and

prinsip efisiensi, transparansi, dan objective criteria such as merit,

kriteria obyektif seperti prestasi, equity and aptitude;

sikap adil, dan bakat; (b) That include adequate procedures

(b) yang meliputi tata cara yang for the selection and training of

memadai bagi seleksi dan individuals for public positions

pelatihan orang untuk jabatan considered especially vulnerable

publik yang khususnya to corruption and the rotation,

dianggap rawan korupsi serta where appropriate, of such

rotasi, jika dianggap perlu, orang individuals to other positions;

tersebut ke jabatan lain;

(c) That promote adequate (c) yang mendorong pemberian remuneration and equitable pay

imbalan yang memadai dan skala scales, taking into account the

gaji yang adil dengan level of economic development of

mempertimbangkan tingkat the State Party;

perkembangan ekonomi Negara

Pihak;

(d) That promote education and (d) yang meningkatkan program training programmes to enable

pendidikan dan pelatihan guna them to meet the requirements for

memungkinkan mereka the correct, honourable and

memenuhi persyaratan untuk proper performance of public

melaksanakan fungsi-fungsi publik functions and that provide them

secara yang benar, terhormat dan with specialized and appropriate

baik dan memberikan kepada training to enhance their

mereka pelatihan khusus dan awareness of the risks of

tepat untuk meningkatkan corruption inherent in the

kewaspadaan mereka pada risiko- performance of their functions.

risiko korupsi yang melekat pada Such programmes may make

pelaksanaan fungsi-fungsi reference to codes or standards of

mereka. Program-program conduct in applicable areas.

tersebut dapat mengacu pada kode dan standar-standar etika di

bidang-bidang terkait.

2. Negara Pihak wajib juga adopting appropriate legislative and

2. Each State Party shall also consider

mempertimbangkan untuk mengambil administrative measures, consistent

tindakan-tindakan legislatif dan with the objectives of this Convention

administratif yang layak, sesuai and in accordance with the

dengan tujuan Konvensi ini dan fundamental principles of its domestic

berdasarkan prinsip-prinsip dasar law, to prescribe criteria concerning

hukum nasionalnya, untuk candidature for and election to public

merumuskan kriteria pencalonan dan office.

pemilihan jabatan publik.

3. Negara Pihak wajib juga taking appropriate legislative and

3. Each State Party shall also consider

mempertimbangkan untuk administrative measures, consistent

mengambil tindakan-tindakan with the objectives of this Convention

legislatif dan administratif yang layak, and in accordance with the

sesuai dengan tujuan Konvensi ini fundamental principles of its domestic

dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar law, to enhance transparency in the

hukum nasionalnya, untuk funding of candidatures for elected

meningkatkan transparansi dalam public office and, where applicable,

pendanaan pencalonan untuk the funding of political parties.

jabatan publik dan, bila dianggap

perlu, pendanaan partai-partai politik.

4. Negara Pihak wajib, sesuai dengan with the fundamental principles of its

4. Each State Party shall, in accordance

prinsip-prinsip dasar hukum domestic law, endeavour to adopt,

nasionalnya, mengupayakan untuk maintain and strengthen systems that

mengadakan, melaksanakan, dan promote transparency and prevent

memperkuat sistem yang conflicts of interest.

meningkatkan transparansi dan mencegah benturan kepentingan.

Article 8 Pasal 8 Codes of conduct for public officials

Kode Etik bagi Pejabat Publik

1. Untuk melawan korupsi, Negara Party shall promote, inter alia,

1. In order to fight corruption, each State

Pihak wajib meningkatkan, antara integrity, honesty and responsibility

lain, integritas, kejujuran dan among its public officials, in

tanggung jawab pada pejabat publik accordance with the fundamental

mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip principles of its legal system.

dasar sistem hukumnya.

2. Khususnya, Negara Pihak wajib endeavour to apply, within its own

2. In particular, each State Party shall

mengupayakan untuk menerapkan institutional and legal systems, codes

kode atau standar etik pelaksanaan or standards of conduct for the

fungsi-fungsi publik secara benar, correct, honourable and proper

terhormat dan baik di dalam sistem performance of public functions.

kelembagaan dan hukum.

3. Untuk melaksanakan ketentuan pasal provisions of this article, each State

3. For the purposes of implementing the

ini, Negara Pihak wajib, menurut Party shall, where appropriate and in

kebutuhan dan sesuai dengan accordance with the fundamental

prinsip-prinsip dasar sistem principles of its legal system, take

hukumnya, mencatat prakarsa- note of the relevant initiatives of

prakarsa terkait dari organisasi regional, interregional and multilateral

regional, antar regional dan organizations, such as the

multilateral seperti Kode Etik International Code of Conduct for

Internasional untuk Pejabat Publik Public Officials contained in the annex

yang tercantum dalam lampiran to General Assembly resolution 51/59

Resolusi Majelis Umum Nomor of 12 December 1996.

51/59 tanggal 12 Desember 1996.

4. Negara Pihak wajib juga in accordance with the fundamental

4. Each State Party shall also consider,

mempertimbangkan, sesuai dengan principles of its domestic law,

prinsip-prinsip dasar hukum establishing measures and systems

nasionalnya, untuk mengambil to facilitate the reporting by public

tindakan-tindakan dan mengadakan officials of acts of corruption to

sistem guna memfasilitasi pelaporan appropriate authorities, when such

oleh pejabat publik tentang perbuatan oleh pejabat publik tentang perbuatan

yang sesuai, jika dalam pelaksanaan fungsinya ia mengetahui perbuatan

tersebut.

5. Negara Pihak wajib mengupayakan, where appropriate and in accordance

5. Each State Party shall endeavour,

menurut kebutuhan dan sesuai with the fundamental principles of its

dengan prinsip-prinsip dasar hukum domestic law, to establish measures

nasionalnya untuk mengambil and systems requiring public officials

tindakan-tindakan dan mengadakan to make declarations to appropriate

sistem yang mewajibkan pejabat authorities regarding, inter alia, their

publik membuat pernyataan kepada outside activities, employment,

pejabat berwenang yang sesuai investments, assets and substantial

mengenai, antara lain, kegiatan gifts or benefits from which a conflict

sampingan, penempatan, investasi, of interest may result with respect to

aset dan pemberian atau manfaat their functions as public officials.

yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan fungsinya

sebagai pejabat publik.

6. Negara Pihak wajib taking, in accordance with the

6. Each State Party shall consider

mempertimbangkan untuk fundamental principles of its domestic

mengambil, sesuai dengan prinsip- law, disciplinary or other measures

prinsip dasar hukum nasionalnya, against public officials who violate the

tindakan disipliner atau lainnya codes or standards established in

terhadap pejabat yang melanggar accordance with this article.

kode atau standar yang dibuat

berdasarkan pasal ini.

Article 9 Pasal 9 Public procurement and management

Pengadaan Umum dan Pengelolaan of public finances

Keuangan Publik

1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan with the fundamental principles of its

1. Each State Party shall, in accordance

prinsip-prinsip dasar sistem legal system, take the necessary

hukumnya, mengambil langkah- steps to establish appropriate

langkah yang perlu untuk membuat systems of procurement, based on

sistem pengadaan yang baik, transparency, competition and

berdasarkan transparansi, kompetisi objective criteria in decision-making,

dan kriteria obyektif dalam that are effective, inter alia, in

pengambilan keputusan yang efektif preventing corruption. Such systems,

untuk, antara lain, mencegah which may take into account

korupsi. Sistem tersebut, yang appropriate threshold values in their

dalam pelaksanaannya dapat application, shall address, inter alia:

mempertimbangkan nilai ambang batas, wajib memperhatikan, antara lain:

(a) The public distribution of (a) Pemberian informasi kepada information relating to

publik mengenai tata cara dan procurement procedures and

kontrak pengadaan, termasuk contracts, including information on

informasi mengenai undangan invitations to tender and relevant

tender dan informasi yang or pertinent information on the

bersangkutan atau penting award of contracts, allowing

dalam pemenangan kontrak, potential tenderers sufficient time

yang memberikan waktu yang to prepare and submit their

cukup kepada peserta tender cukup kepada peserta tender

(b) The establishment, in advance, of (b) Penetapan, yang dilakukan conditions for participation,

sebelumnya, mengenai including selection and award

persyaratan bagi peserta, criteria and tendering rules, and

termasuk kriteria pemilihan dan their publication;

pemenangan serta aturan-aturan

tender, dan publikasinya; (c) The use of objective and

(c) Penggunaan kriteria obyektif predetermined criteria for public

dan yang telah ditentukan procurement decisions, in order to

sebelumnya, bagi keputusan facilitate the subsequent

pengadaan publik, guna verification of the correct

memudahkan verifikasi application of the rules or

berikutnya menyangkut procedures;

pelaksanaan aturan atau prosedur secara benar;

(d) An effective system of domestic (d) Sistem peninjauan-kembali yang review, including an effective

efektif, termasuk sistem upaya- system of appeal, to ensure legal

banding yang efektif untuk recourse and remedies in the

menjamin adanya upaya dan event that the rules or procedures

penyelesaian hukum dalam hal established pursuant to this

aturan dan prosedur yang dibuat paragraph are not followed;

berdasarkan ayat ini tidak diikuti;

(e) Where appropriate, measures to (e) Jika diperlukan, aturan mengenai regulate matters regarding

hal-hal menyangkut orang yang personnel responsible for

bertanggung jawab atas procurement, such as declaration

pengadaan, seperti pernyataan of interest in particular public

mengenai kepentingan dalam procurements, screening

pengadaan publik tertentu, procedures and training

prosedur penyaringan dan requirements.

kebutuhan pelatihan tertentu.

2. Negara Pihak wajib, sesuai dengan with the fundamental principles of its

2. Each State Party shall, in accordance

prinsip-prinsip dasar sistem legal system, take appropriate

hukumnya, tindakan-tindakan yang measures to promote transparency

sesuai untuk meningkatkan and accountability in the management

transparansi dan akuntabilitas dalam of public finances. Such measures

pengelolaan keuangan publik. shall encompass, inter alia:

Tindakan-tindakan tersebut harus

mencakup, antara lain: (a) Procedures for the adoption of the

(a) Tata cara penetapan anggaran national budget;

belanja nasional;

(b) Timely reporting on revenue and (b) Pelaporan yang tepat-waktu expenditure;

mengenai pendapatan dan

pengeluaran; (c) A system of accounting and

(c) Sistem akuntansi dan standar auditing standards and related

oversight; audit serta pengawasan terkait; (d) Effective and efficient systems of (d) Sistem pengelolaan risiko dan oversight; audit serta pengawasan terkait; (d) Effective and efficient systems of (d) Sistem pengelolaan risiko dan

dan efisien; dan

(e) Where appropriate, corrective (e) Tindakan korektif, jika dipandang action in the case of failure to

perlu, apabila hal-hal yang comply with the requirements

dipersyaratkan dalam ayat ini established in this paragraph.

tidak dipenuhi.

3. Negara Pihak wajib mengambil and administrative measures as may

3. Each State Party shall take such civil

tindakan perdata dan administratif

be necessary, in accordance with the yang perlu, sesuai dengan prinsip- fundamental principles of its domestic

prinsip dasar sistem hukumnya, law, to preserve the integrity of

untuk menjamin integritas buku, accounting books, records, financial

catatan akuntansi, laporan statements or other documents

keuangan atau dokumen lain yang related to public expenditure and

terkait dengan pengeluaran dan revenue and to prevent the

pendapatan publik serta untuk falsification of such documents.

mencegah pemalsuan dokumen- dokumen tersebut.

Article 10 Pasal 10 Public reporting

Pelaporan Publik

Taking into account the need to combat Dengan mempertimbangkan kebutuhan corruption, each State Party shall, in

untuk memberantas korupsi, setiap accordance with the fundamental

Negara Pihak wajib, sesuai dengan principles of its domestic law, take such

prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya, measures as may be necessary to

mengambil tindakan yang diperlukan enhance transparency in its public

untuk meningkatkan transparansi administration, including with regard to its

administrasi publik, termasuk yang organization, functioning and decision-

menyangkut organisasi, fungsi dan making processes, where appropriate.

pengambilan keputusan, jika dipandang Such measures may include, inter alia: perlu. Tindakan-tindakan tersebut dapat

meliputi, antara lain:

(a) Adopting procedures or regulations (a) Menetapkan tata cara atau aturan allowing members of the general

yang memungkinkan anggota public to obtain, where appropriate,

masyarakat umum memperoleh, jika information on the organization,

dianggap perlu, informasi mengenai functioning and decision-making

organisasi, fungsi, dan pengambilan processes of its public administration

keputusan administrasi publik serta and, with due regard for the protection

keputusan dan tindakan hukum yang of privacy and personal data, on

menyangkut para anggota decisions and legal acts that concern

masyarakat dengan memperhatikan members of the public;

perlindungan atas privasi dan data pribadi;

(b) Simplifying administrative procedures, (b) Menyederhanakan tata cara where appropriate, in order to

administratif, jika dipandang perlu, facilitate public access to the

untuk memudahkan akses publik competent decision-making

pada pejabat berwenang pengambil authorities; and

keputusan; dan

(c) Publishing information, which may (c) Mempublikasikan informasi, yang include periodic reports on the risks of

dapat mencakup laporan-laporan corruption in its public administration.

berkala mengenai risiko korupsi dalam administrasi publik.

Article 11 Pasal 11 Measures relating to the judiciary and

Tindakan yang Berhubungan dengan prosecution services

Layanan Peradilan dan Penuntutan

1. Mengingat kemandirian peradilan dan the judiciary and its crucial role in

1. Bearing in mind the independence of

perannya yang penting dalam combating corruption, each State

memberantas korupsi, Negara Pihak Party shall, in accordance with the

wajib, sesuai dengan prinsip-prinsip fundamental principles of its legal

dasar sistem hukumnya dan dengan system and without prejudice to

memperhatikan kemandirian judicial independence, take measures

peradilan, mengambil tindakan untuk to strengthen integrity and to prevent

memperkuat integritas dan mencegah opportunities for corruption among

kesempatan melakukan korupsi di members of the judiciary. Such

antara anggota peradilan. Tindakan measures may include rules with

itu dapat meliputi aturan mengenai respect to the conduct of members of

the judiciary. etika perilaku anggota peradilan.

2. Tindakan yang dampaknya serupa taken pursuant to paragraph 1 of this

2. Measures to the same effect as those

dengan tindakan sebagaimana article may be introduced and applied

dimaksud pada ayat 1 dapat within the prosecution service in those

dilakukan dan diterapkan dalam States Parties where it does not form

layanan penuntutan di Negara Pihak part of the judiciary but enjoys

di mana layanan ini tidak merupakan independence similar to that of the

bagian dari peradilan tetapi memiliki judicial service.

kemandirian yang sama seperti pada layanan peradilan.

Article 12 Pasal 12 Private sector

Sektor swasta

1. Negara Pihak wajib mengambil measures, in accordance with the

1. Each State Party shall take

tindakan-tindakan, sesuai dengan fundamental principles of its domestic

prinsip-prinsip dasar hukum law, to prevent corruption involving

internalnya, untuk mencegah korupsi the private sector, enhance

yang melibatkan sektor swasta, accounting and auditing standards in

meningkatkan standar akuntansi dan the private sector and, where

audit di sektor swasta dan, jika appropriate, provide effective,

dipandang perlu, memberikan sanksi proportionate and dissuasive civil,

perdata, administratif atau pidana administrative or criminal penalties for

yang efektif, proporsional dan bersifat failure to comply with such measures.

larangan bagi yang tidak mematuhi

tindakan-tindakan tersebut.

2. Tindakan untuk mencapai tujuan ini include, inter alia:

2. Measures to achieve these ends may

dapat mencakup, antara lain: (a) Promoting cooperation between

(a) Meningkatkan kerja sama antar law enforcement agencies and

instansi penegakan hukum dan relevant private entities;

badan swasta terkait;

(b) Promoting the development of (b) Meningkatkan pengembangan standards and procedures

standar dan tata cara yang designed to safeguard the

dirancang untuk menjaga integrity of relevant private

integritas badan swasta terkait, entities, including codes of

termasuk kode etik bagi conduct for the correct,

pelaksanaan kegiatan usaha dan pelaksanaan kegiatan usaha dan

terhormat dan baik, dan business and all relevant

pencegahan benturan professions and the prevention of

kepentingan, serta bagi conflicts of interest, and for the

peningkatan penggunaan praktek promotion of the use of good

komersial yang baik dan dalam commercial practices among

hubungan kontraktual usaha businesses and in the contractual

dengan Negara; relations of businesses with the

State; (c) Promoting transparency among

(c) Meningkatkan transparansi di private entities, including, where

badan swasta, termasuk, jika appropriate, measures regarding

dianggap perlu, melakukan the identity of legal and natural

tindakan yang menyangkut persons involved in the

identitas badan hukum dan orang- establishment and management

perorangan yang terlibat dalam of corporate entities;

pendirian dan pengelolaan badan

usaha;

(d) Preventing the misuse of (d) Mencegah penyalahgunaan tata procedures regulating private

cara yang mengatur badan entities, including procedures

swasta, meliputi tata cara regarding subsidies and licenses

mengenai subsidi dan lisensi granted by public authorities for

untuk kegiatan komersial yang commercial activities;

diberikan oleh badan publik;

(e) Preventing conflicts of interest by (e) Mencegah benturan kepentingan imposing restrictions, as

dengan mengenakan appropriate and for a reasonable

pembatasan-pembatasan, jika period of time, on the professional

dipandang perlu dan untuk jangka activities of former public officials

waktu yang wajar, terhadap or on the employment of public

kegiatan profesional mantan officials by the private sector after

pejabat publik atau terhadap their resignation or retirement,

penggunaan pejabat publik oleh where such activities or

sektor swasta setelah ia employment relate directly to the

mengundurkan diri atau pensiun, functions held or supervised by

jika kegiatan atau penggunaan those public officials during their

tersebut berkait langsung dengan tenure;

fungsi yang dipegang atau diawasi oleh pejabat publik itu

selama masa jabatannya; (f) Ensuring that private enterprises,

(f) Mengusahakan agar perusahaan taking into account their structure

swasta, dengan memperhatikan and size, have sufficient internal

struktur dan ukurannya, memiliki auditing controls to assist in

pengendalian audit internal yang preventing and detecting acts of

cukup untuk membantu corruption and that the accounts

pencegahan dan deteksi and required financial statements

perbuatan korupsi dan agar of such private enterprises are

catatan dan laporan keuangan subject to appropriate auditing

perusahaan swasta tersebut and certification procedures.

tunduk pada tata cara audit dan

sertifikasi yang sesuai.

3. Untuk mencegah korupsi, Negara State Party shall take such measures

3. In order to prevent corruption, each

Pihak wajib mengambil tindakan- Pihak wajib mengambil tindakan-

dengan hukum dan peraturan regarding the maintenance of books

nasionalnya menyangkut and records, financial statement

penyimpanan buku dan catatan, disclosures and accounting and

pengungkapan laporan keuangan auditing standards, to prohibit the

serta standar akuntansi dan audit, following acts carried out for the

untuk melarang perbuatan-perbuatan purpose of committing any of the

berikut yang dilakukan untuk offences established in accordance

melakukan kejahatan yang ditetapkan with this Convention:

dalam Konvensi ini:

(a) The establishment of off-the- (a) Pembuatan akuntasi pembukuan books accounts;

ekstra;

(b) The making of off-the-books or (b) Pembuatan transaksi yang inadequately identified

dicatat secara kurang jelas atau di transactions;

dalam buku ekstra; (c) The recording of non-existent

(c) Pencatatan pengeluaran fiktif; expenditure;

(d) The entry of liabilities with (d) Pencatatan hutang dengan incorrect identification of their

identifikasi obyek yang tidak objects;

benar;

(e) The use of false documents; and (e) Penggunaan dokumen palsu; dan

(f) The intentional destruction of (f) Perusakan dokumen pembukuan bookkeeping documents earlier

dengan sengaja lebih awal dari than foreseen by the law.

yang ditetapkan oleh undang- undang.

4. Negara Pihak wajib tidak tax deductibility of expenses that

4. Each State Party shall disallow the

membolehkan pengurangan pajak constitute bribes, the latter being one

atas biaya-biaya yang merupakan of the constituent elements of the

suap, mengingat suap merupakan offences established in accordance

satu dari unsur utama kejahatan with articles 15 and 16 of this

berdasarkan ketentuan pasal 15 dan Convention and, where appropriate,

pasal 16 Konvensi ini serta, jika other expenses incurred in

dianggap perlu, pengeluaran lain furtherance of corrupt conduct.

yang yang dikeluarkan untuk melanjutkan perilaku korup.

Article 13 Pasal 13 Participation of society

Partisipasi masyarakat

1. Negara Pihak wajib mengambil appropriate measures, within its

1. Each State Party shall take

tindakan-tindakan yang perlu, sesuai means and in accordance with

kewenangannya dan sesuai dengan fundamental principles of its domestic

prinsip-prinsip dasar hukum law, to promote the active

nasionalnya, untuk meningkatkan participation of individuals and groups

partisipasi aktif orang-perorangan dan outside the public sector, such as civil

kelompok di luar sektor publik, seperti society, non-governmental

masyarakat sipil, organisasi non- organizations and community-based

pemerintah dan organisasi organizations, in the prevention of

kemasyarakatan, dalam pencegahan and the fight against corruption and to

dan pemberantasan korupsi serta dan pemberantasan korupsi serta

akan adanya, penyebab dan the threat posed by corruption. This

kegawatan korupsi serta ancaman participation should be strengthened

yang ditimbulkan oleh korupsi. by such measures as:

Partisipasi ini harus diperkuat dengan

tindakan-tindakan seperti: (a) Enhancing the transparency of

(a) Meningkatkan transparansi dan and promoting the contribution of

mendorong kontribusi publik pada the public to decision-making

processes; proses pengambilan keputusan;

(b) Ensuring that the public has (b) Mengusahakan agar publik effective access to information;

memiliki akses yang efektif pada informasi;

(c) Undertaking public information (c) Melakukan kegiatan informasi activities that contribute to non-

publik yang menimbulkan sikap tolerance of corruption, as well as

non-toleransi terhadap korupsi, public education programmes,

serta program pendidikan publik, including school and university

meliputi kurikulum sekolah dan curricula;

universitas;