Karakteristik segmentasi demografis dan psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.

(1)

Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Bonaventura Dewata Arya Pradana NIM : 092214035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

Skripsi

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Oleh :

Bonaventura Dewata Arya Pradana Nim : 092214035

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. Tanggal, 10 Mei 2013

Pembimbing II


(3)

Skripsi

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Dipersiapkan dan Ditulis oleh : Bonaventura Dewata Arya Pradana

NIM : 092214035

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Mei 2013

Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dra. Diah Utari Bertha Riveda, M.Si Sekretaris Drs. Th. Sutadi, M.B.A

Anggota Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D.

Anggota Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M

Anggota Drs. Th. Sutadi, M.B.A

Yogyakarta, 31 Mei 2013 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. Yogyakarta, 28 Juni 2013


(4)

Motto :

“ Museum adalah tempat belajar untuk memaknai berbagai proses sejarah”

Skripsi ini dipersembahkan kepada : Y. Khrisharianto (Papa) , Th. Dharmayanti (Mama), Cosma Dian Arta (Adik), yang terus memberi dorongan dan memberikan semangat selama masa kuliah. Fransisca Eka Budiarti, Agasi Winda, Martinus Ganang P, Anggi Setiawan, Yosep Rizki, Florentina Linda, Devi Rosalia Juwita L, Agustina Andriani dan teman – teman Manajemen 2009 yang terus menerus menemani bermain dan belajar di kampus selama 4 tahun.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bonaventura Dewata Arya Pradana

Nomor Mahasiswa : 092214035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 8 Mei 2013 Yang menyatakan,


(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 30 Mei 2013 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah–olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yaitu yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta 8 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

Bonaventura Dewata Arya Pradana NIM: 09221403


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahma-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penuliasan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepda:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M., selaku dosen pembimbing II, yang juga

telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Drs. Th. Sutadi, M.B.A Selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.

6. Pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Monumen Yogya Kembali, Museum Sono Budoyo, Museum Ulen Sentalu, Museum Gunung Merapi, Museum Biologi yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 8. Papa dan mama berserta keluarga besar yang telah mendukung hingga


(8)

9. Teman-teman Manajemen 2009 Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Sehingga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 8 Mei 2013 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HAKANAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 6

I.3. Batasan Masalah ... 7

I.4. Tujuan Penelitian ... 9

I.5. Manfaat Penelitian ... 9

I.6. Sistematika Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 11

II.1. Tinjauan Literatur ... 11

II.1.1. Segmentasi Demografi ... 13

II.1.2. Segmentasi Psikografis ... 15

II.1.3. Perilaku Konsumen ... 20

II.1.4. Pariwisata ... 22

II.1.5. Museum ... 23


(10)

III.1. Jenis Penelitian ...25

III.2. Subjek dan Objek Penelitian ...26

III.3. Populasi dan Sampel ...26

III.4. Teknik Pengambilan Sampel ...27

III.5. Variabel Penelitian ...31

III.6. Operasional Variabel ...32

III.6.1. Operasional Variabel yang Dilakukan ...32

III.6.2. Skala Penelitian ...34

III.6.3. Teknik Pengumpulan Data...35

III.7. Uji Instrumen Penelitian ...36

III.7.1. Uji Face Validity ...36

III.7.2. Uji Construct Validity ...37

III.7.3. Uji Reliabilitas ...37

III.8. Teknik Analisis Data ...38

III.8.1. Teknik Presentase ...38

III.8.2. Teknik Croos Tabulation ...39

BAB IV GAMBARAN UMUM MUSEUM ...41

IV.1. Gambaran Museum ...41

IV.2. Pengelolaan Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ...42

IV.3. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ...42

IV.4. Nama Museum dan Jenis Koleksi ...44

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...49

V.1. Karakteristik Responden ...49

V.2. Deskripsi Karakteristik Responden secara Psikografis ...57

V.3. Penentuan Range Skala Sematik Difrensial ...60

V.4. Motivasi Kunjungan ke Museum ...65

V.5. Penentuan Range Skala Likert ...66


(11)

V.7. Pengujian Reliabilitas dan Validitas ...69

V.8. Analisis dan Pembahasan Tabulasi Silang ...70

V.9. Tabulasi Silang Motivasi Utama ke Museum ...123

V.10.Diskusi ...134

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN...136

VI.1. Kesimpulan ...136

VI.2. Implikasi Hasil Penelitian ...138

VI.2.1. Implikasi Penelitian Lanjutan ...138

VI.2.2. Implikasi Manajerial ...139

DAFTAR PUSTAKA...147


(12)

DAFTAR TABEL

2.1 Segmentasi Demografis……… 14

3.1 Museum yang Terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta……….. 29

3.2 Enam Museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang diteliti………... 31

3.3 Karakteristik Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum………... 34

4.1 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenian yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 45

4.2 Museum dan Jenis Koleksi Museum Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 46

4.3 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung di Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta………... 47

5.1 Karakteristik Responden berdasar Jenis Kelamin……… 49

5.2 Karakteristik Responden berdasar Usia………... 50

5.3 Karakteristik Responden berdasar Pendidikan……… 51

5.4 Karakteristik Responden berdasar Pekerjaan ……….. 52

5.5 Karakteristik Responden berdasar Pemasukan/Uang Saku……….. 53

5.6 Karakteristik Responden berdasar Berapa Kali Berkunjung ke Museum……… 54

5.7 Karakteristik Responden berdasar Berapa Waktu yang Dihabiskan dalam Kunjungan ke Museum……….. 55

5.8 Karakteristik Responden berdasar Tujuan Kemana Wisatawan Nusantara akan melakukan Kunjungan Perjalanan Wisata……….. 56

5.9 Karakteristik Psychocentric dan Allocentric……… 58

5.10 Karakteristik Psychocentric dan Allocentric Skala Difrensial……. 62

5.11 Karakteristik Responden bedasar Tujuana Utama (Motivasi) Mengunjungi Musuem………. 65

5.12 Tangggapan Responden terhadap Loyalitas………. 67

5.13 Hasil Pengujian Reliabilitas………. 69


(13)

5.15 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Jenis Kelamin…………. 70 5.16 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJenis Kelamin………. 71 5.17 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJenis

Kelamin……… 73

5.18 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata baru) Dengan Jenis Kelamin………... 74 5.19 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)

dengan Jenis Kelamin………... 75 5.20 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Umur………..…………. 77 5.21 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganUmur………..………. 79 5.22 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganUmur.. 81 5.23 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata baru) Dengan Umur………..………... 83 5.24 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)

dengan Umur……….………... 85

5.25 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Pendidikan Sekarang….. 87 5.26 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganPendidikan Sekarang………….. 89


(14)

5.27 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) Dengan

Pendidikan Sekarang……… 91 5.28 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata baru) Dengan Pendidikan Sekarang……… 93 5.29 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)

dengan Pendidikan Sekarang………... 95 5.30 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Jenis Pekerjaan………... 98 5.31 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJenis Pekerjaan………... 100 5.32 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJenis

Pekerjaan……….. 102

5.33 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata

baru) Dengan Jenis Pekerjaan………. 104 5.34 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)

dengan Jenis Pekerjaan..………... 106 5.35 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Jumlah Pemasukan……. 108 5.36 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganJumlah Pemasukan………. 111 5.37 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil) DenganJumlah

Pemasukan………... 114

5.38 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata


(15)

5.39 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)

dengan Jumlah Pemasukan………... 120 5.40 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 1 (daerah tujuan wisata yang nyaman versus daerah tujuan

wisata yang menantang dan asli) dengan Motivasi………….……. 123 5.41 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 2 (aktivitas melihat-lihat dan menikmati versus melihat–lihat dan melakukan kegiatan) denganMotivasi……….………. 125 5.42 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 3 (rombongan besar versus rombongan kecil)

DenganMotivasi………

………… 127

5.43 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric Item 4 (daerah tujuan wisata popular versus daerah tujuan wisata

baru) Dengan Motivasi……….………... 129 5.44 Tabulasi Silang (Cross Tabulation) Psychocentric dan Allocentric

Item 5 (fasilitas lengkap versus fasilitas sederhana dan terbatas)


(16)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Vals Freamwork……...……… 15


(17)

ABSTRAK

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Bonaventura Dewata Arya Pradana Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografis dan psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum, motivasi wisatawan nusantara dalam berkunjung ke museum, dan untuk mengetahui loyalitas wisatawan nusantara terhadap kunjungan ke museum. Jenis penelitian menggunakan penelitian diskriptif eksploratif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel yang sebanyak 180 wisatawan nusantara yang berkunjung ke 6 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis presentase dan Cross Tabulation. Hasil penelitian menunjukan Karakteristik Demografis wisatawan nusantara berusia antara 13 – 30 tahun,minimal sedang menempuh masa pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan tingkat penghasilan dari kurang dari Rp.500.000,00-Rp. 2.000.000,00. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di DIY memiliki karakteristik psychocentric: suka akan daerah tujuan wisata yang memberikan kenyamanan, lebih menyukai aktivitas melihat-lihat dan lebih suka daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap. Disisi lain wisatawan nusantara memiliki karakterallocentric: suka akan daerah wisata yang baru dan suka berkunjung dengan rombongan kecil atau sendiri.Penelitian ini juga menemukan motivasi wisatawan nusantara ke museum untuk keperluan tugas dan wisata. Temuan lain dari penelitian ini adalah wisatawan nusantara menunjukan loyalitas yang tinggi terhadap museum di DIY yang ditunjukan dengan minat untuk melakukan kunjungan kembali ke museum, akan terus berkunjung ke museum walau ada daya tarik yang berbeda, dan akan merekomendasikan museum yang pernah dikunjungi.

Kata kunci : segmentasi, demografis, psikografi, psychocentric, allocentric, motivasi, loyalitas.


(18)

ABSTRACT

Demographic and Psychographic Characteristics Segmentation of Domestic Tourists Visiting Museums in Daerah Istimewa Yogyakarta

Bonaventura Dewata Arya Pradana Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research attempts to learn the demographic and psychographic characteristics of domestic tourists visiting museums,and to determine the loyalty of tourists in doing so. Theresearch was a descriptive exploratory study. Population used in this research was domestic tourists who visited the museums in Daerah Istimewa Yogyakarta with a sample of 180 domestic tourists who visited 6 museumsin Daerah Istimewa Yogyakarta. The sampling method was purposive sampling. The data for this study was collected through questionnaires. The data was analyzed using crosstabulation and percentage analysis. The results showed that the demographics characteristics of domestic tourists visiting to museum where as follows: aged between 13-30 years and is currently undertaking or having education background junior high school, earning income Rp.500.000,00 – Rp.2.000.000,00. As for the psychographic characteristics, the result showed that the domestic tourist visiting museums in DIY to be psychocentric in terms of preffering comfortable and well-equipped tourism attractions and sightseeing activities. On the other hand, domestic tourist visiting museums in DIY, tend to be allocentric in terms of preferring new tourism attractions and having small groups when doing tourism activities. The motivation of visiting museums was fulfilling assignments and doing leisure activity.The researchfound that domestic tourists visiting museums in DIY showed a quite high loyalty indicated by the intention to re-visit the museums, keep visiting the museums despite many other tour attractions and recommended the museum they have visited to others.

Keywords: segmentation, demographic, psychographic, psychocentric, allocentric, motivation, loyalty.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia memiliki beranekaragam jenis wisata mulai dari wisata budaya, wisata pendidikan, wisata alam dan wisata modern. Beraneka ragam tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta harus secara terus menerus dikembangkan dan dieksplorasi untuk dapat menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Tidak terkecuali pengembangan daya tarik wisata pada museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta yang memiliki daya tarik wisata yang mendunia memiliki sekitar 31 museum dengan tiga jenis tema mulai dari tema perjuangan bangsa Indonesia dan sejarah, seni dan budaya, dan yang terakhir pengetahuan dan teknologi.

Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda– benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu tempat menyimpan barang kuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :601). Buku Pengelolaan Koleksi Museum yang diterbitkan oleh Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 tentanghasil musyawarah

umum

ke-11 (11th General


(20)

Assembly) International Council of Museum (ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dikemukakan :

“Sembilan fungsi museum: (1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preservasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan (9) Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.”

“Pasal 1.(1).PP. No.19.Tahun 1995 Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.”

Menurut data Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam catalog museum di Yogyakarta terdapat 30 museum pada 2010 dan pada 2012 tercatat ada 31 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, bila dilihat dari jenis benda yang disimpan dan tema museum, museum diYogyakarta termasuk museum yang lengkap hal ini dikarenakan adanya variasi tema museum yaitu teknologi dan pendidikan, perjuangan bangsa, dan budaya.

Peraturan Undang–undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan kepada Kabupaten/Kota untuk mengurus kepariwisataan, dengan tujuan untuk memberikan sumber baru dalam perekonomian daerah. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 membuka peluang bagi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendorong daya tarik wisata Museum menjadi bagian dari program unggulan pariwisata di Daerah Istimewa


(21)

Yogyakarta. Daya tarik wisata museum bisa menjadi program unggulan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dikarenakan setiap museum di Yogyakarta memiliki ciri khas yang unik dan berbeda beda dan tidak didapat pada daerah lain sehingga dengan menjual ciri khas yang unik dan berbeda ini mampu membuat dan menarik minat wisatawan untuk dapat berkunjung ke museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum dapat didorong untuk menjadi daya tarik wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mencari peluang bagaimana cara pemasaran museum agar menarik perhatian dari para wisatawan. Peluang menarik minat dari wisatawan baik nusantara dan mancanegara cukup terbuka. Menurut data dari Buku Statistik Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 dilihat dari data kunjungan wisatawan baik nusantara dan mancanegara yang berkunjung pada tahun 2010 ke Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 8.270.998 orang wisatawan dengan mampu menghasilkan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 95.683.242.777,00. Begitu pula dengan minat wisatawan nusantara dalam berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 terdapat 7.855.784 orang dari 8.270.998 orang wisatawan yang ke Daerah Istimewa Yogyakarta dapat menjadi target pasar yang potensial bagi pengelola museum untuk dapat menarik minat dari para wisatawan nusantara untuk dapat juga menyempatkan berkunjung ke museum.


(22)

Untuk menarik perhatian wisatawan maka diperlukan media promosi. Promosi sangatlah penting untuk dapat mengenalkan objek wisata museum kepada wisatawan nusantara. Membuat media promosi perlu memperhatikan segmentasi pasar apa yang dituju, sehingga dalam membuat media promosi dapat tepat sasaran apa yang akan dituju. Menurut Theresia Militina dalam jurnal Perbedaan Proposi Segmentasi Pasar Geografis, Demografis, Psikografis dan Perilaku terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur (2005) mengatakan segmentasi pasar yang dikaitkan dengan dengan bidang kepariwisataan merupakan suatu keseharusan karena wisatawan terdiri dari orang yang berbeda dalam perilaku, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin asal negara, keinginan dan kebutuhan, serta perilakunya. Melalui segmentasi pasar kita dapat mengetahui kebutuhan wisatawan khususnya promosi dapat dilakukan secara tepat. Ike Janita Dewi dalam buku Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggung Jawab (2011) mengatakan dasar penggolongan dalam segmentasi pasar tidak bisa dilakukan dengan sederhana menggunakan kriteria tunggal. Seorang pemasar biasanya menggunakan berapa dasar dalam melakukan segmentasi untuk bisa menggambarkan struktur pasar dengan lebih baik.

Kolter dan Keller (2012) membagi segmentasi pasar menjadi beberapa bagian : 1. Segmentasi Demografis berdasar umur, jenis kelamin, siklus hidup,


(23)

2. Segmentasi Geografis pembagian golongan ke wilayah, ukuran negara, ukuran kota, tingkat kepadatan penduduk dan iklim.

3. Segmentasi Psikografis meliputi kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.

“Segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok wisatawan yang mempunyai ‘gaya, cara dan selera’ berwisata yang berbeda. Karakteristik psikografis bisa dianggap sebagai gaya hidup dan nilai yang dianut seseorang seseorang dan akan menentukan prefensi dan cara menikmati suatu produk atau jasa. Dalam perkembangan segmentasi psikografis menggunakan dasar VALS (Values, Activities, and Lifestyle) untuk menggolongkan konsumen. Segmentasi pasar berdasar gaya hidup atau VALS (Values, Activities, and Lifestyle) adalah pembagian yang paling relevan digunakan dalam memasarkan pariwisata yang berkelanjutan. Konsumen ‘hijau’ pada umumnya dan ‘wisatawan budaya (cultural tourists) atau wisatawan budaya (geo tourists) adalah jenis atau tipe wisatawan yang menjadi sasaran pasar utama untuk destinasi dan produk wisata yang berbasis nilai berkelanjutan” (Dewi,2011)”.

Berlatar belakang pendapat dan hasil kajian data yang telah dilakukan oleh berbagai pihak maka penelitian ini mencakup analisis segmentasi demografi dan psikografi wisatawan dalam mengunjungi museum. Lebih sempit lagi penelitian ini hanya melibatkan wisatawan domestik nusantara di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian penelitian ini berjudul “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Alasan peneliti memilih topik dan judul ini adalah untuk menggali potensi karakteristik wisatawan domestik atau wisatawan nusantara dalam segmentasi


(24)

demografi dan psikografis untuk dapat berwisata ke museum–museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga memberikan peluang kepada pemerintah daerah dan pengelola museum dalam pembuatan promosi dan pengelolaan museum.

I.2.Rumusan Masalah

Museum yang telah memposisikan diri sebagai tempat untuk wisata dan belajar, selama ini selalu menghadapi tantangan mulai dari sepinya pengunjung yang datang sampai dengan adanya tempat wisata pesaing khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum sebagai salah satu daerah tujuan wisataunggulan masih kalah bersaing dengan adanya tempat wisata alam seperti hanya wisata alam pantai dan pegunungan, wahana wisata modern seperti kebun binatang Gembira Loka, Kids Fun, Time Zone dll. Juga masih kalah dengan tempat wisata belanja dan mall seperti Ambarukmo Plaza, Malioboro Mall dan Galeria Mall. Museum sebagai daerah tujuan wisata unggulan yang kurang diminati oleh wisatawan membuka peluang bagi museum dapat menjadi daerah tujuan wisata utama di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan memanfaatkan pasar potensial pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta yang pada tahun 2010 sebesar 8.270.988 orang, dari 8.270.988 diantaranya adalah 7.855.784 orang wisatawan nusantara.


(25)

Dengan demikian pertanyaan yang penulis ajukan adalah :

1. Bagaimana karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan jumlah pengeluaran per-bulan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum?

2. Bagaimana karakteristik psikografis (Plog’s Psychographics : psychocentric dan allocentric)wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum?

3. Apakah motivasi konsumen wisatawan nusantara ke museum?

4. Apakah ada perbedaan loyalitas terhadap kunjungan ke museum dilihat dari demografis dan psikografis yang berkunjung ke museum?

I.3.Batasan Masalah

I.3.1. Objek Penelitian :

Objek penelitian ini adalah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. I.3.2. Variabel :

Penelitian segmentasi meliputi variabel–variabel dasar segmentasi : 1) Variabel Demografis :

Jenis kelamin : laki – laki atau perempuan.

Usia : 10 – lebih dari 55 tahun .

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil,TNI/Polisi, swasta, wirausaha, belum bekerja,


(26)

profesional (dokter, dosen, guru, arsektur dll), pekerjaan lainnya. Pendidikan terakhir :Sekolah dasar, Sekolah Menegah

Pertama, Sekolah Menengah Atas, Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana.

Jumlah pengeluaran per bulan : kurang dari Rp. 500.000,00 sampai dengan lebih dari Rp. 4.000.000,00 2) Variabel Psikografis :

Kelas sosial : Tingkat penghasilan/besar gaji.

Karakteristik Psikografi (Psychocentric dan Allocentric)

Karakteristik Psychocentric Karakteristik Allocentric

Suka dengan daerah tujuan wisata yang nyaman.

Suka dengan daerah tujuan wista yang menantang dan asli.

Kurang eksplorasi daerah tujuan

wisata. Eksplorasi daerah tujuan wisata. Bersifat konservatif. Bersifat terbuka.

Daerah tujuan wisata yang popular.

Daerah tujuan wisata yang masih baru.

Fasilitas lengkap. Fasilitas yang alami atau sederhana.


(27)

I.4.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengetahui karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan jumlah pengeluaran per-bulan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.

2. Untuk mengetahui karakteristik psikografis (Plog’s Psychographics : psychocentric dan allocentric)wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.

3. Untuk mengetahui motivasi konsumen wisatawan nusantara dalam berkunjung ke museum.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan loyalitas terhadap kunjungan ke museum dilihat dari demografis dan psikografis yang berkunjung ke museum.

I.5.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pengelola museum

Penelitian ini bermanfaat untuk pengelolaan museum baik yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan swasta dalam pengelolaan dan promosi museum ke wisatwan nusantara.

2. Penelitian ini bermaanfaat bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal regulasi pengelolaan baik


(28)

pembuatan peraturan pengelolaan ataupun pembangunan sarana pendukung museum begitu pula dengan pembuatan strategi pomosi pemerintah daerah untuk mendorong wisatawan berkunjung ke museum.

3. Mengusulkan strategi promosi pemasaran pariwisata di museum Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Menarik minat para wisatawan guna mengunjungi museum–museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

I.6.Sistematika Penulisan :

Penelitian dan penulisan disusun berdasarkan pada sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan sebelum memasuki langkah subtansi pambahasan dan penelitian. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini memaparkan tinjauan literatur yang digunakan dalam penelitian. Penjabaran teori segmentasi akan dijabarkan secara luas dan akan ditekankan pada teori segmentasi psikografi dan demografi sebagai landasan dasar penelitian ini dan perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian.


(29)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi dn sampel, sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV :GAMBARAN UMUM MUSEUM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Bab ini berisi gambaran umum tentang Museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengelolaan data dan analisis data dari hasil penelitian.

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini memuat kesimpulan dan hasil penelitian yang merangkum bab sebelumnya. Hasil kongkrit yang dihasilkan adalah hasil yang dihasilkan dari data yang diolah. Pemberian saran dikaitkan dengan situasi yang terjadi di lapangan atau kondisi rill dan teori yang relevan.


(30)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

Pada BAB II berisi tinjauan literatur dimana pada BAB II akan dimulai dari literatur–literatur yang berhubungan dengan judul skripsi yaitu “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta” sehingga pada BAB II akan dimulai membahas literatur dari segmentasi demografi, segmentasi psikografi, prilaku konsumen dan pariwisata kunjungan museum di Yogyakarta.

Sebelum memasuki inti pokok dari BAB II maka akan dibahas terlebih dahulu arti segmentasi.

II.1.Tinjauan Literatur

Segmentasi adalah pembagian kelompok kedalam satu kotak yang mempunyai karakteristik yang sama. Segmentasi meneurut beberapa tokoh pemasaran adalah:

“Market segmentation divides a market into well-defined slices. A market segment consists of a group of customers who share a similar set of needs and wants. The marketer’s task is to identify the appropriate number and nature of market segments and decide which one(s) to target”(Kotler dan Keller 2012:214).

Malcom Mc Donald mengatakan (1995:10) (dicuplik dari Muray, 2007):

“market segmentation is the process of splitting customers into different groups, or segment, within which customers with similar characteristics have similar needs. By doing this, each one can be targeted and reached with a distinct marketing mix”.


(31)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan proses pengkotak–kotakan pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok–kelompok yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.

Kotler dan Keller dalam Dewi (2012) segmentasi pasar adalah proses menggolongkan konsumen kedalam kelompok–kelompok berdasarkan kebutuhan yang berbeda, karakteristik atau prilaku, di mana setiap kelompok bisa dipilih sebagai pasar sasaran yang akan diraih dengan strategi bauran pemasaran tertentu. Strategi untuk memilih satu atau berapa kelompok wisatawan disebut “differentiated marketing” (Kotler dan Keller, 2009,yang dikutip melalui Dewi, 2012). Sebuah destinasi wisata atau usaha pariwisata menyasar berapa segmen atau ceruk pasar (niche market) dan kemudian merancang produk yang disesuaikan dengan masing–masing segmen (Dewi, 2012).

Dengan memakai berbagai sumber maka dapat disimpulkan bahwa segmentasi adalah pembagian konsumen ke dalam berbagai kelompok yang mempunyai karakter dan kebutuhan yang sama.

II.1.1. Segmentasi Demografi

Segmentasi secara demografis membagi pasar menjadi kelompok– kelompok berdasarkan umur, jenis kelamin, siklus hidup, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan kelompok etnis (Dewi, 2012).


(32)

Pengelompokan demografis akan membagi konsumen parwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunjungi museum kedalam berbagai kotak– kotak pengelompokan menurut umur, jenis kelamin, siklus hidup, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan kelompok etnis. Karakter demografis dianggap sebagai dasar pengelompokan yang sangat berarti dan terpasang dengan kuat (embedded) dalam semua riset pemasaran (Dewi, 2012).

Penelitian dan riset pemasaran segmentasi demografis adalah segmentasi yang dasar pengelompokanya sangat kuat. Hal ini dikarenakan segmentasi demografis adalah dasar dasar dari informasi pribadi konsumen untuk dilakukanya penelitian pemasaran.

Tabel 2.1

Segmetasi Demografis

Sumber : Dewi, 2012

Segmentasi Demografis

• Umur

• Jenis Kelamin • Tingkat Pendidikan • Kelompok Etnis • Siklus Hidup • Pendapatan • Agama


(33)

II.1.2. Segmentasi Psikografis

Segmentasi akan menggolongkan konsumen ke dalam beberapa kelompok segmentasi yang dengan gaya yang homogen atau sejenis. Dewi (2012) mengatakan segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok–kelompok wisatawan yang mempunyai ‘gaya, cara, dan selera’ berwisata yang berbeda.

a. Segmentasi psikografis menggunakan dasar VALS (Values, Activities, and Lifestyle) untuk menggolong – golongkan konsumen.

Gambar 2.1

VALS FREAMWORK


(34)

VALS (Values, Activities, and Lifestyle) adalah sebuah metode segmentasi yang bersifat psikografis. VALS diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat. Keunggulan VALS juga dapat memprediksi prilaku serta gaya konsumsi dari pelaku bisnis dan konsumen. The US Framework, a graphic representation of VALS, illustrates the eight types and two critical concepts for understanding

consumers: primary motivation and

resources(www.strategicbusinessinsights.com).

VALS Framework dapat membagi kelompok konsumen ke dalam segi empat dan mempunyai dua dimensi. Dimensi vertikal merupakan respresentasi dari tingkat inovasi dan resources. Resourcesdapat berupa: penghasilan, tingkat pedidikan, tingkat kepercayaan diri, kepemimpinan dan pengaruh.

High Resourcesadalah pengelompokan pada golongan atas, sementara Low Resources adalah pengelompokan pada bagian bawah. Dimensi horizontal respresentasi dari motivasi yang terdiri dari 3 jenis yaitu

1). Thinkers dan Believers adalah segi empat paling kiri yang melambangkan/mengambarkan konsumen termotivasi oleh nilai.


(35)

2). Achievers dan Strives adalah konsumen termotivasi oleh prestasi. Bagi mereka pembelian adalah keberhasilan bagi mereka.

3). Experiencers dan Makers adalah orang yang suka aktivitas, variasi hidup serta menyukai resiko.

Innovators mempunyai resources yang besar dan juga tingkat inovasi yang menjulang. Mereka dapat mempunyai salah satu atau kombinasi dari tiga motivasi pokok.

Survivors biasanya tidak mempunyai motivasi yang kuat sertakebanyakan merupakan orang yang kolot dan statis.

b. Plog’s Psychographics

Model Plog seperti yang dikutip Park dan Jang (2011) mengatakan lima jenis kepribadian psikografis yaitu psychocentric, mendekati psychocentric, midcentric, mendekati allocentric (near allocentric), dan allocentric. Karakteristik psychocentric dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Kurang menantang dan mengeksplorasi. 2) Hati-hati dan konservatif.

3) Ketat dalam pengeluaran pendapatan. 4) Lebih memilih merek terkenal.

5) Kecenderungan tinggi terhadap minat berkunjung kembali setelah mereka puas.


(36)

Karakteristik Allocentric dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Penasaran dan ingin menjelajahi.

2) Membuat keputusan dengan mudah.

3) Membelanjakan pendapatan dengan mudah.

4) Memilih produk baru dari pada menempel dengan merek popular

5) Mencari tujuan baru secara terus menerus.

Kolter dan Keller (2012:226) mengatakan psychographic segmentation, buyers are divided into different groups on the basis of psychological/personality traits, lifestyle, or values. Segmentasi psikografi membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik

1). Kelas sosial

Kelas sosial adalah pengelompokan orang dalam kelomopok berdasarkan pendapatan atau posisi ekonomi. Dengan adanya pembagian kelas sosial maka terjadilah sebuah perbedaan yang sangat signifikan dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang digunakan oleh berbagai orang untuk dapat hidup.

2). Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola prilaku dan keseharian seorang manusia dalam mengisi waktu. Gaya hidup dapat juga dikaitkan dengan pengaruh pembelian produk. Gaya hidup terdiri dari variabel–variabel


(37)

aktivitas, minat dan pendapat. Aktivitas adalah cara seseorang menghabiskan waktu dan uangnya, minat adalah mana saja yang dianggap lebih penting dan kurang penting, pendapat adalah pandangan seseorang mengenai dunia di sekitar mereka (Gonzalez, 2002 seperti dikutip oleh Muray , 2007).

3). Kepribadian

Kepribadian adalah sifat hakiki yang tercemin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Oleh karena itu sikap seseorang dalam memiliki kepribadian tidak bisa dipisahkan oleh adanya pola pemikiran dan gaya hidup.

“Penggunaan psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti manfaat yang diinginkan (dari perilaku yang dipelajari), konsep diri, dan gaya hidup untuk menentukan bagaimana pasar bisa disegmentasikan berdasarkan pada kecenderungan kelompok–kelompok dalam pasar dan alasan mereka untuk membuat keputusan tertentu tentang produk, orang, idiologi, atau membentuk sikap dan menggunakan suatu medium tertentu” (diadaptasi dari Chandler dan Castello, 2002 , seperti dikutip melalui Dewi, 2012)”.


(38)

II.1.3. Perilaku Konsumen

Definisi perilaku konsumen adalah :

“Consumer behavior is the study of how individuals, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants”(Kotler dan Keller, 2012:151)”.

Mangkunegara dan Prabu (2008:3, seperti dikutip melalui Husaini, 2011) mengatakan tindakan–tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, meggunakan suatu produk, peranan, sumber–sumber lainya. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Kotler dan Keller (2012:151).

Kotler dan Keller (2012:161) menggambarkan model perilaku konsumen. Berikut gambar model perilaku konsumen

Gambar 2.2

Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kolter dan Keller, 2012:161

Psikologi Konsumen

• Mot ivasi • Presepsi • Pembel aj aran

• Memori Proses Keputusan

Pembelian • Pengenalan masalah • Pencarian informasi • Penilaian alternatif • Keputusan

pembelian • Prilaku pasca

pembelian Karakteristik Konsumen • Budaya • Sosial • Personal Ransangan Lain • Ekonomi • Teknologi • Politik • Budaya Ransangan Pemasaran

• Produk & Jasa • Harga • Distribusi • Komunikator

Keputusan Pembelian

• Pilihan produk • Pilihan merek • Pilihan deler • Jumlah pembelian • Saat yang tepat

melakukan pembelian • metode pembayaran


(39)

Dari pengertian diatas bahwa perilaku konsumen sangat erat dengan hubungan antara faktor utama dalam mempengaruhi pembelian didorong dengan psikologi konsumen dan karakteristik konsumen sampai konsumen membuat keputusan untuk membeli.

Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2012:160) orang didorong oleh kebutuhan pada waktu tertentu karena :

“Kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling mendesak untuk kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting bagi diri mereka dan kemudian mencoba untuk memuaskan yang paling penting berikutnya. Misalnya, orang kelaparan (kebutuhan 1) tidak akan tertarik pada kejadian terbaru dalam dunia seni (kebutuhan 5), maupun dalam bagaimana dia dipandang oleh orang lain (butuh 3 atau 4), atau bahkan dalam apakah ia bernapas udara bersih (kebutuhan 2), tetapi ketika ia memiliki cukup makanan dan air, kebutuhan berikutnya yang paling penting akan menjadi penting”, Kotler dan Keler (2012:161-162).

Gambar 2.3

Maslow’s Hierarchy of Needs

Sumber : Kolter dan Keller, 2012:161

5. Sel f act ual i zat i on Needs (sel f -devel opment

and r eal i zat i on)

4. Est eem Needs (sel f -est eem, r ecogni t i on, st at us)

3. Soci al Needs (sense of bel ongi ng, l ove)

2. Saf et y Needs (secur i t y, pr ot ect i on)


(40)

Kotler dan Keller mengatakan yang mempengaruhi penggolongan pembelian adalah:

“Four main psychological processes that affect consumer behavior are motivation, perception, learning, and memory” (Kotler dan Keller 2012:177).

II.1.4. Pariwisata

“Pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan yang dimaksud” (Machinotosh, 1995, seperti dikutip melalui Muray, 2007)

Jenis pariwisata menurut Spillane (1989) dibagi menjadi beberapa golongan yaitu pariwisata yang menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olah raga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, pariwisata berkonvensi. Pengelola pariwisata perlu menampilkan pertunjukan pariwisata sebagai daya tarik untuk meningkatkan daya beli konsumen dan kunjungan konsumen dalam hal ini wisatawan. Pertunjukan merupakan sektor yang sangat kompleks dalam industri pariwisata, (Swarbrooke, 1995:3 ,seperti yang dikutip pada www.budpar.com). Pertunjukan wisata harus terbuka untuk umum tanpa harus ada pemesanan, harus di publikasikan setiap tahun dan harus dapat menarik wisatawan dan masyarakat lokali. (Scottish Tourist Board, 1991 ,seperti yang dikutip pada www.budpar.com). Pertunjukan juga merupakan sumber daya yang bersifat alami yang dikontrol dan diatur untuk


(41)

bersenang-senang, hiburan, musik dan pendidikan yang dikunjungi oleh publik (Middleton, 1988, seperti yang dikutip pada www.budpar.com).

Empat kelompok (Swarbrooke, seperti yang dikutip pada www.budpar.com) adalah

“menonjolkan keistimewaan kealamian lingkungan, terbentuk dari buatan manusia, struktur dan tempatnya tergantung kepada tujuan para pengunjung, seperti kegiatan budaya dan tempat bersejarah, akan tetapi sekarang ada beberapa wisatawan yang menggunakannya untuk kegiatan bersantai, terbentuk dari buatan manusia, struktur dan tempatnya dengan desain untuk menarik wisatawan dan kebutuhan tujuan mereka seperti seperti Taman Safari, special event”.

II.1.5. Museum

Museum pada saat ini sudah berdiri dimana-mana tidak kecuali keberadaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seiring dengan kemajuan jaman maka museum selalu mendapat berbagai tantangan. Menurut Buku Besar Indonesia Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda– benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu tempat menyimpan barang kuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :601).

“Museum merupakan suatu badan tetap, tidak tergantung kepada siapa pemiliknya melainkan harus tetap ada. Museum bukan hanya merupakan tempat kesenangan, tetapi juga untuk kepentingan studi dan penelitian. Museum terbuka untuk umum dan kehadiran serta fungsi-fungsi museum adalah untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat” (Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007).


(42)

“Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Pasal 1. (1). PP. No. 19 Tahun 1995). Namun museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya mempunyai arti yang sangat luas. Koleksi museum merupakan bahan atau obyek penelitian ilmiah. Museum bertugas mengadakan, melengkapi dan mengembangkan tersedianya obyek penelitian ilmiah itu bagi siapapun yang membutuhkan. Selain itu museum bertugas menyediakan sarana untuk kegiatan penelitian tersebut bagi siapapun, di samping museum bertugas melaksanakan kegiatan penelitian itu sendiri dan menyebar luaskan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu pengetahuan umumnya” (Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007).


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif eksploratif. Penelitian eksploratif adalah memetakan dan mengolah menentukan prioritas ( Cooper dan Emory,1996:126).

“Exploratory research is appropriate for the total study in topic areas wher developed data are limited. In most other studies , exploration is the first stage of projet and is used to orient the researcher and study. The objective of exploration is the development of hypothesis, not testing.(Cooper and Schindler 2008 : 157)”

Penelitian eksploratif sangat cocok dilakukan pada penelitian keseluruhan dalam bidang-bidang di mana data dikembangkan adalah terbatas. Kebanyakan penelitian eksploratif merupakan tahap pertama dari satu proyek dan dipakai sebagai orientasi bagi peneliti dan penelitian itu sendiri. Tujuan eksploratif adalah pengembangan hipotesis bukan pengujiannya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berdasar pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono,2010:13). Filsafat positivisme memandang


(44)

realitas/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2010:13).

Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2010:33), penelitian kuantitatif cocok untuk digunakan untuk mendapat informasi yang luas dari suatu populasi.

III.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah pengunjung yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedang objek penelitiannya adalah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010:115). Penelitian ini akan melibatkan populasi museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:116). Dengan memilih populasi wisatawan nusantara museum yang berkunjungke museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta maka sampel yang dipilih adalah wisatawan nusantara


(45)

yang berkunjung ke 6 museum (Museum Monumen Jogja Kembali, Monumen Ulen Sentalu, Monumen Gunung Merapi, Museum Benteng Vredebrug, Museum Sono Budoyo, Museum Biologi UGM) yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

III.4. Teknik Pengambilan Sampel

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sempel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:120-121). Teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling pada penelitian ini mengunakan purposive samplingdimana dikatakan oleh Sugiyono (2010) teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dimana pertimbangan tertentu adalah orang yang dianggap paling tahu apa yang kita harapkan atau dia sebagai penguasa yang akan membantu menjelajahi obyek/subyek sosial yang diteliti.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling juga dikatakan Cooper dan Schinder :

Researcher choose participants arbitrarily for their unique characteristics or their experience, attitudes, or perceptions; as conceptual or the theoretical categories of participants develop during the interviewing process, researchers seek week new participants to challenge emerging patterns. (Cooper dan Schindler 2008:169)


(46)

Dapat diartikan sebagai Peneliti memilih peserta sewenang-wenang untuk karakteristik unik mereka atau pengalaman mereka, sikap, atau persepsisebagai konseptual atau kategori teoritis peserta mengembangkan selama proses penelitian, peneliti mencari peserta baru untuk menantang/membahas pola yang muncul.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara terukur menurut keterwakilan jumlah pengunjung dilihat dari museum yang paling banyak dikunjungi dan disertai kriteria kriteria tertentu yaitu :

1). Berada di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.Pemilihan dua daerah yaitu Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman karena sebagian besar letak museum berada

2). Sampel berdasar syarat–syarat yang dibagi dalam 3 golongan tema koleksi (sejarah dan perjuangan bangsa, seni dan budaya, pengetahuan dan teknologi) sehingga dipilihlah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman memiliki 3 golongan tema, yaitu sejarah dan perjuangan bangsa, seni dan budaya, pengetahuan dan teknologi.

3). Wisatawan nusantara minimal sedang berusia 13 tahun atau minimal sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menegah Pertama dan sudah lulus dari Sekolah Dasar.


(47)

4). Responden tidak berada dalam kelompok yang sama. Tabel 3.1

Museum yang Terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis dan Tema Museum Lokasi Museum 1 Museum Dewantara

Kirti Griya Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 2

Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman

Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta

3 Museum Pusat TNI

AD Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 4 Museum Monumen P.

Diponegoro Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 5 Museum Bahari

Yogyakarta Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 6 Museum Benteng

Vredeburg Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta

7

Museum Negri Sonobudoyo Unit 1

dan 2 Seni dan Budaya Kota Yogyakarta

8 Museum Kraton

Yogyakarta Seni dan Budaya Kota Yogyakarta 9 Museum Batik

Yogyakarta Seni dan Budaya Kota Yogyakarta 10 Museum Puro

Pakualam Seni dan Budaya Kota Yogyakarta

11 Museum Mata

“Dr.Yap” Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 12 Museum Biologi

UGM Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 13 Museum Sandi Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta


(48)

No Nama Museum Jenis dan Tema Museum Lokasi Museum 14 Museum Anak

Kolong Tangga Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 15 Museum Gembira

Loka Pengetahuan dan Teknologi Kota Yogyakarta 16 Museum Monumen

Yogya Kembali. Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman 17

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman

18 Museum Pergerakan

Wanita Indonesia Sejarah dan Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman 19 Museum Ullen

Sentalu Seni dan Budaya Kabupaten Sleman

20 Museum Seni Lukis

Affandi Seni dan Budaya Kabupaten Sleman

21 Museum Seni Lukis

Kontenporer Seni dan Budaya Kabupaten Sleman 22 Museum Gunung

Merapi Pengetahuan dan Teknologi Kabupaten Sleman Sumber : diolah dari berbagai sumber.

Dari 22 museum yang terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman maka dipilih 6 museum dengan pembagian masing masing Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dipilih 3 museum dengan tema yang berbeda dengan total 180 responden. Enam museum yang dipilih berdasarkan pertimbangan letak strategis museum dan museum yang sering dikunjungi wisatawan.


(49)

Tabel 3.2

Enam Museum di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang Diteliti

No Nama Museum Jenis Museum Letak

1 Museum Benteng Vredeburg Sejarah dan

Perjuangan Bangsa Kota Yogyakarta 2 Museum Negri Sono Budoyo Unit

1 dan Unit 2 Seni dan Budaya Kota Yogyakarta 3 Museum Biologi UGM Pengetahuan dan

Teknologi Kota Yogyakarta 4 Museum Monumen Yogya

Kembali

Sejarah dan

Perjuangan Bangsa Kabupaten Sleman 5 Museum Ullen Sentalu Seni dan Budaya Kabupaten Sleman 6 Museum Gunung Merapi Pengetahuan dan

Teknologi Kabupaten Sleman

III.5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah :

1. Karakteristik Demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.

2. Karakteristik Psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.

3. Karakteristik perilaku konsumen wisatawan nusantara dalam motivasi berkunjung.

4. Perbedaan minat karakteristik loyalitas pada kunjungan ke museum dilihat dari segmentasi demografis dan psikografis.


(50)

III.6. Operasionalisasi variabel

III.6.1.Operasionalisasi variabel yang dilakukan adalah :

a. Karakteristik Demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum:

1). Jenis kelamin wisatawan nusantara apakah laki-laki atau perempuan yang melakukan kunjungan museum.

2). Usia wisatawan nusantara pada saat melakukan kunjungan ke museum.

a). Kurang dari 20 tahun b). 21 – 30 tahun

c). 31 – 40 tahun d). 41 – 50 tahun e). 51 tahun lebih

3). Jenis pekerjaan yang dimiliki wisatawan nusantara pada saat melakukan kunjungan ke museum.

a). Pegawai negeri sipil

b). Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri c). Pegawai Swasta

d). Wiraswasta e). Profesional


(51)

g). Pekerjaan Lain-lain

4). Pendidikan terakhir wisatawan nusantara pada saat berkunjung ke museum.

a). Tamat Sekolah Dasar

b). Tamat Sekolah Menengah Pertama c). Tamat Sekolah Menengah Atas d). Tamat Diploma (I,II,III)

e). Tamat Sarjana (S1)

f). Tamat Pasca Sarjana (S2, S3) 5). Jumlah pemasukan

a). Kurang dari Rp. 500.000,00/bulan

b). Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00/bulan c). Rp. 1.000.100,00 – Rp. 2.000.000,00/bulan d). Rp. 2.000.100,00 – Rp. 3.000.000,00/bulan e). Rp 3.000.100,00 – Rp. 4.000.000,00/bulan f). Lebih dari Rp. 4.000.000,00/bulan

b. Karakteristik Psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum.

Plog seperti dikutip oleh Park dan Jang (2011)membagi jenis kepribadian menjadi dua bagian, yaitu Psychocentric dan Allocentric.


(52)

Tabel 3.3

Karakteristik Psikografis (Psychocentric dan Allocentric) Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum Karakteristik Psychocentric Karakteristik Allocentric

Suka dengan daerah tujuan wisata yang nyaman.

Suka dengan daerah tujuan wista yang menantang dan asli.

Kurang eksplorasi daerah tujuan wisata.

Eksplorasi daerah tujuan wisata. Bersifat konservatif. Bersifat terbuka.

Daerah tujuan wisata yang popular.

Daerah tujuan wisata yang masih baru.

Fasilitas lengkap. Fasilitas yang alami atau sederhana.

Sumber : Park dan Jang (2011)

c. Karakteristik motivasi konsumen wisatawan nusantara.

Motivasi atau keinginan wisatawan nusantara dalam kunjungan ke museum.

d. Loyalitas Kunjungan Konsumen

1). Berencana kunjungan kembali ke museum.

2). Berkunjung ke museum walaupun ada daya tarik wisata yang berbeda.

III.6.2.Skala Penelitian a. Skala Likert

Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2010:132) skala Likert digunakan


(53)

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Tingkat kesetujuan responden terhadap variabel yang ditanyakan adalah :

Sangat setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Ragu-ragu : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1 b. Skala Diferensial Semantik

Penelitian ini selain menggunakan Skala Likert juga menggunakan Skala Difrensial Semantik. Skala difrensial semantic mengukur psikologis menggunakan kata sifat bipolar dari sebuah objek sikap (Cooper dan Schindler 2006:42).

III.6.3.Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabpada kuesioner. Pertanyaan kuesioner berdasar pada 4 pertanyaan yaitu :


(54)

1. Karakteristik demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Yogyakarta.

2. Karakteristik psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Yogyakarta.

3. Karakteristik motivasi konsumen wisatawan nusantara dalam dalam motivasi kunjungan ke museum.

4. Loyalitas kunjungan ke museum.

III.7. Uji Instrumen Penelitian

Uji keabsahan instrument penelitian kuantitatif dilakukan sebagai berikut:

III.7.1.UjiFace Validity

a. Validitas muka menunjukkan sejauh mana suatu instrumen tampak pada permukaan mampu mengukur kualitas variabel yang diinginkan (Ayubi, www.staf.ui.ac.id diakses pada tanggal 12 Septrmber 2012)

b. Face validity merupakan pengukuran validitas berdasarkan pendapat dari para ahli atas instrumen yang digunakan (Sekaran, 2004: dikutip www.thesis.binus.ac.iddiakses pada tanggal 12 September 2012).


(55)

Uji Face Validity dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dan dengan dibantu berbagai tinjauan literatur. III.7.2.Uji Construct Validity

Pengujian validitas konstruksi (Construct Validity)adalah instrumen yang dibuat dari pengujian para ahli dengan pengalaman empiris di uji cobakan dari mana populasi diambil (Sugiyono 2010:177). Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasi antara skor faktor dengan skor total (Sugiyono 2010:177).

III.7.3.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsitensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran) (Kuncoro 2009:175). Pengujian reliabilitas dilakukan secara eksternal maupun internal. Penujian secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya dan pengujian secara internal dengan menggunakan internal consistency (Sugiyono 2010:184-185). Untuk penelitian ini akan menggunakan pengujian secara internal dimana dilakukan dengan uji-coba instrumen sekali saja kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono 2010:185).

Pengujian instrumen dapat dilakukan dengan Spearman Brown (Split galf).


(56)

a. Rumus Spearman Brown :

=

Dimana :

= Reliabilitas internal seluruh instrumen.

=korelasi produk momen antara belahan pertama dan

kedua. III.8. Teknik Analisis Data

III.8.1.Teknik Persentase

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner, kemudian didiskripsikan dengan cara menggunakan analisis persentase.

Rumus :

P

=

× 100%

P = Presentase F = Frekuensi


(57)

III.8.2.Teknik Cross Tabulation

Cross – Tabulation is a technique for comparing data from tow or more categorical variables such as gender and selection by one company for an overseas assignment (Cooper and Schindler 2010:459).

Dapat diartikan sebagai Cross-Tabulasi adalah teknik untuk membandingkan data dari variabel kategori derek atau contohnya seperti gender dan seleksi oleh satu perusahaan untuk tugas di luar negeri (Cooper dan Schindler 2010:459). Atau Cross - Tabulation a Technique for comparing data from tow or more categorical variables (Cooper and Schindler 2010:702)atau yang dapat diartikan teknik untuk membandingkan data dari dua variabel atau lebih (Cooper dan Schindler 2010:459). Santoso dan Tjiptono (2001, p137) yang dikutip pada thesis.binus.ac.id mengatakan bahwa penelitian cross-tab (tabulasi silang) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom.

Rumus cross tab (tabulasi silang) menurut Umar (2003:192) adalah

r =

∑ ∑ ∑


(58)

dimana :

u = koding untuk variabel X v = koding untuk variabel Y

= frekuensi dalam interval variabel X = frekuensi dalam interval variabel Y = frekuensi dalam setiap sel


(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM MUSEUM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pada BAB IV berisi gambaran umum museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana pada BAB IV akan dimulai dari gambaran – gambaran museum yang berhubungan dengan judul skripsi yaitu “Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta” sehingga pada BAB IV akan dimulai membahas bagaimana kondisi museum pada saat ini, pengelolaan museum, program-program promosi museum, nama museum dan jenis koleksi museum.

IV.1. Gambaran Museum

Pada saat ini museum di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bergabung dengan Barahmus (Badan Musyawarah Museum) Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 32 museum. Menurut Ketua II Barahmus DIY, Donny Suryo Megananda dikutip dari harian Tribun edisi 15 Maret 2013 menjelaskan bahwa tingkat kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara mengalami penurunan di setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2010 kunjungan di museum mencapai 2,2 juta orang. Turun menjadi 2 juta orang pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan hingga 1,7 juta orang.


(60)

IV.2. Pengelolaan Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a. Museum yang dikelola oleh Instansi Pemerintah baik itu dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah ataupun Lembaga-lebaga pemerintahan.

b. Museum yang dikelola oleh swasta baik itu dalam kelompok atau individu.

Organisasi pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Badan Musyawarah Museum yang pada saat ini diketuai oleh KRT Thomas Haryonagoro. Selain itu museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Asosiasi Museum Indonesia.

(www.asosiasimuseumindonesia.org diakses pada tanggal 20 Maret 2013)

IV.3. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Program dan promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta terus di jalankan guna meningkatkan kunjungan wisatawan untuk ke museum.

a. Bus gratis bagi rombongan sekolah yang akan melakukan kunjungan ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini dijalankan dengan adanya kerjasama antara Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan Barahmus DIY pada tahun 2013


(61)

b. Program kunjungan museum ditahun 2012 adalah frestival museum dengan tema “Museum Goes to Istana di Istana Kraton Kasultanan Yogyakarta ,Program kunjungan museum ditahun 2011 adalah frestival museum dengan tema “Museum Goes to Mall”. Sedangkan frestifal museum tahun 2013 dengan tema ‘Museum Goes to Universitas”, dalam frestival museum diisi dengan 2 bagian yaitu pameran museum dan karnaval museum (www.tembi.net/id/news diakses pada tanggal 29 Maret 2013).

c. Selain program promosi di Yogyakarta terdapat sebuah program Friends of museum (Sahabat museum). Sahabat Museum adalah gerakan moral yang digagas oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menghimpun siapa saja yang memiliki kepedulian terhadap museum di Indonesia pada umumnya dan museum di Kota Yogyakarta pada khususnya. Sebuah gerakan untuk mencintai museum sebagai sarana transformasi nilai, ilmu pengetahuan dan informasi. (www.boeztanoel21.blogspot.com diakses pada tanggal 29 Maret 2013).

d. Gerakan Nasional Cinta Museum 2010-2014, dengan diawali oleh aktivitas Tahun Kunjung Museum 2010. Gerakan Nasional Cinta Museum adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku tanggungjawab (stakeholder) dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat apresiasi


(62)

masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Upaya strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itu kemudian ditindaklanjuti dengan dicanangkannya program nasional berupa Revitalisasi Museum Indonesia, yaitu suatu program yang berupaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat sesuai dengan fungsi museum, yang pada akhirnya museum diharapkan dapat menjadi tempat yang dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat untuk dikunjungi. (www.budpar.go.id diakses 29 Maret 2013)

e. Program Wajib Kunjung Museum pada tahun 2013 dimaksudkan untuk dapat mengenalkan mengenalkan, mendekatkan, dan meningkatkan kecintaan siswa kepada museum sejak dini. (www.oase.kompas.com diakses 29 Maret 2013)

IV.4. Nama Museum dan Jenis Koleksi

Jenis museum dan koleksi museum yang tergabung dalam Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 3 golongan yaitu budaya dan kesenian, pendidikan dan ilmu pengetahuan, sejarah dan perjuangan.

1. Museum dan Jenis Museum kategori Budaya dan Kesenian.

Museum dan jenis museum dengan kategori budaya dan kesenian yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah:


(63)

Tabel 4.1

Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenianyang Tergabung Badan Musyawarah Museum

Daerah Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi yang

Disimpan

1 Museum Kraton Yogyakarta Mengkoleksi dari alat fotografi sampai dengan kreta kencana. 2 Museum Negri Sono Budoyo Unit

1

Mengkoleksi benda – benda prasejarah pada zaman Mataram. 3 Museum Negri Sonobudoyo Unit

II (Museum Condrokiranan)

Mengkoleksi benda bersejarah berasitektur Jawa.

4 Museum Puro Pakualam Museum yang menyimpan busana dan perlengkapan Puro Pakualam. 5 Museum Batik Yogyakarta Menyimpan batik Indonesia

6 Museum Seni Lukis Affandi Menyimpan lukisan, seni pahat dll dari seniman Afandi, Basuki Abdulah, Popo Iskandar, Barli dll 7 Museum Ullen Sentalu Menyimpan warisan budaya yang

hampir dilupakan masyarakat. 8 Museum Wayang Kekayon Menyimpan koleksi wayang. 9 Museum Tani Jawa Indonesia Museum dengan jenis pengunjung

dapat melihat museum bukan hanya benda mati tetapi juga benda hidup seperti dapat belajar dan melakukan aktivitas pertanian. 10 Museum Tembi Rumah Budaya Mengoleksi etnografi dan media

rekam visual kebudayaan Jawa. Sumber : Katalog Museum 2013


(64)

2. Museum dan Jenis Museum kategori Budaya dan Kesenian.

Museum dan jenis museum kategori budaya dan kesenian yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel 4.2

Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum

Daerah Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi

yang Disimpan

1 Museum Anak Kolong Tangga Berisi permainan tradisional anak Indonesia.

2 Museum Bahari Yogyakarta Berisi peralatan dan dokumen TNI AL.

3 Museum Biologi UGM Museum menyimpan koleksi verterbrata, mamalia,

invertebrate, kerangka primitive, aves, herbivore dan herbarium. 4 Museum Museum Dewantara Kirti

Griya

Museum yang mengoleksi benda – benda peninggalan Ki Hajar Dewantara.

5 Museum Gumuk Pasir Museum dengan konsep laboratorium geospasial. 6 Museum Gembira Loka Laboratorium flora dan fauna

dengan konsep kebun raya dan kebun binatang.

7 Museum Geoteknologi Mineral Koleksi berbagai mineral, batuan dll yang berhubungan dengan bidang geologi.

8 Museum RS Mata “Dr. Yap” Memberikan alternative wisata ilmu pengetahuan, kususnya


(65)

pengetahuan tentang kesehatan mata.

9 Museum Gunung Merapi Museum yang berisi tentang sejarah gunung Merapi dan teknologi pergunung-apian 10 Museum Kayu Wanagama Mengkoleksi beraneka ragam

ukiran kayu.

11 Museum Peta Geografi UGM Berisi sejarah pembuatan peta, dan beragam peta tua yang terdapat di nusantara. 12 Museum Pendidikan Indonesia Sejarah dan ilmu – ilmu

pengetahuan tentang

perkembangan pendidikan di Indonesia

Sumber : Katalog Museum 2013

3. Museum dan Jenis Museum kategori Sejarah dan Perjuangan.

Museum dan jenis museum kategori sejarah dan perjuangan yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel 4.3

Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum

Daerah Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi

yang Disimpan 1 Museum Monumen Yogya

Kembali

Mengkoleksi benda benda dan dokumentasi Indonesia.

2 Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman

Museum bekas peninggalan rumah Jendral Sudirman.

3 Museum Pusat TNI AD Museum yang mengkoleksi dokumen dan benda-benda milik TNI AD


(66)

Sasana Wiratama gamelan milik Sri Sultan Hamengkubuwono II buatan tahun 1752

5 Museum Monumen Pahlawan Pancasila

Museum yang merupakan penghormatan kepada Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Soegiyono atas kekejaman PKI. 6 Museum Perjuangan Yogyakarta Menyimpan patung pahlawan

nasional dan relief. 7 Museum Pusat TNI AU Dirgantara

Mandala

Museum yang mengoleksi pesawat pesawat yang dimiliki TNI AU

8 Museum Sandi Menyimpan benda dan alat sandi.

9 Museum Benteng Vredeburg Museum yang menyimpan mulai diorama dari Pengeran Diponogoro sampai dengan Pejanjian Renville. Dan mendapat julukan The Excelent Display of Historical Diorama. 10 Mueseum Pergerakan Wanita

Indonesia

Museum yang menyimpan berbagai peralatan dan lukisan tokoh wanita.


(1)

5. Jumlah pemasukan/uang saku : a. Kurang dari Rp.

500.000,00/bulan b. Rp. 500.000,00 –

Rp.1.000.000,00/bulan c. Rp. 1.000.100,00 –

Rp.2.000.000,00/bulan

d. Rp. 2.000.100,00 – Rp.3.000.000,00/bulan e. Rp 3.000.100,00 –

Rp.4.000.000,00/bulan f. Lebih dari Rp.

4.000.000,00/bulan 6. Apa tujuan utama anda ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ?

a. Wisata

b. Keperluan tugas c. Penelitian

d. Belajar Budaya dan Sejarah

e. Lihat-lihat saja f. Mengantar anak

g. Dan lain-lain ………..

7. Sudah berapa kali anda mengunjungi museum di Daerah Istimewa Yogyakar a. Saat ini untuk pertama kalinya

b. Antara 2-3 kali c. Antara 4-5 kali

d. Lebih dari 5 kali

e. Secara rutin dan berkala saya

mengunjungi museu.

8. Berapa lama anda waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi museum? a. Kurang dari 30 menit

b. Antara 30 menit – 1 jam c. Antara 1 jam – 2 jam

d. Antara 2 – 3 jam e. Lebih dari 3 jam

9. Dalam kunjungan kali ini selain ke museum destinasi wisata yang saya kunjungi adalah? (boleh di isi lebih dari satu)?

a. Keraton b. Taman Sari c. Kaliurang d. Alun-alun

e. Pantai di Kabupaten Gungung Kidul / Kabupaten Bantul / Kabupaten Kulon Progo (lingkari salah satu)


(2)

Bagian II :

Tabel dibawah ini mewakili selera anda dalam berwisata. Silakan melihat pernyataan pada sisi kiri dan sisi kanan. Berilah tanda (X) pada masing-masing kolom sesuai pilihan Anda, yaitu apakah anda sangat setuju atau setuju pada pernyataan pada sisi KIRI atau KANAN, atau Anda berada di tengah-tengah kedua pernyataan tersebut.

SANGAT SETUJU Dengan pernyataan sisi KIRI SETUJU dengan pernyataan sisi KIRI Di tengah-tengah SETUJU dengan pernyataan di sisi KANAN SANGAT SETUJU Dengan pernyataan sisi KANAN Saya suka dengan daerah tujuan wisata yang nyaman. Saya suka dengan daerah tujuan wisata yang menantang dan asli. Aktivitas

utama saya di daerah tujuan wisata adalah melihat-lihat dan menikmati

Aktivitas utama saya di daerah tujuan wisata melihat-lihat dan melakukan kegiatan Saya suka pergi berombongan ke daerah tujuan wisata dengan orang banyak dan memakai jasa tour. Saya suka berkunjung ke daerah tujuan wisata sendiri atau dalam rombongan kecil.


(3)

SANGAT SETUJU Dengan pernyataan sisi KIRI

SETUJU dengan pernyataan sisi KIRI

Di tengah-tengah

SETUJU dengan pernyataan di sisi KANAN

SANGAT SETUJU Dengan pernyataan sisi

KANAN

Saya suka berkunjung daerah tujuan wisata yang popular

.

Saya suka daerah tujuan wisata yang masih baru. Saya suka

daerah tujuan wisata yang menyediakan fasilitas lengkap.

Saya tidak bermasalah dengan fasilitas sederhana dan terbatas.

Bagian 3 : Petunjuk :

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban apabila : Sangat setuju : SS

Setuju : S

Ragu-ragu : R

Tidak setuju : TS Sangat tidak setuju : STS


(4)

No Pertanyaan Jawaban

SS S R TS STS

1 Suatu hari saya akan berkunjung kembali ke museum.

2 Saya akan tetap berkunjung ke museum walaupun ada daya tarik wisata yang berbeda.

3 Saya akan merekomendasikan museum yang saya kunjungi.


(5)

ABSTRAK

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

Bonaventura Dewata Arya Pradana Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografis dan psikografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum, motivasi wisatawan nusantara dalam berkunjung ke museum, dan untuk mengetahui loyalitas wisatawan nusantara terhadap kunjungan ke museum. Jenis penelitian menggunakan penelitian diskriptif eksploratif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel yang sebanyak 180 wisatawan nusantara yang berkunjung ke 6 museum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis presentase dan Cross Tabulation. Hasil penelitian menunjukan Karakteristik Demografis wisatawan nusantara berusia antara 13 – 30 tahun,minimal sedang menempuh masa pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan tingkat penghasilan dari kurang dari Rp.500.000,00-Rp. 2.000.000,00. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa wisatawan nusantara yang berkunjung ke museum di DIY memiliki karakteristik psychocentric: suka akan daerah tujuan wisata yang memberikan kenyamanan, lebih menyukai aktivitas melihat-lihat dan lebih suka daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap. Disisi lain wisatawan nusantara memiliki karakterallocentric: suka akan daerah wisata yang baru dan suka berkunjung dengan rombongan kecil atau sendiri.Penelitian ini juga menemukan motivasi wisatawan nusantara ke museum untuk keperluan tugas dan wisata. Temuan lain dari penelitian ini adalah wisatawan nusantara menunjukan loyalitas yang tinggi terhadap museum di DIY yang ditunjukan dengan minat untuk melakukan kunjungan kembali ke museum, akan terus berkunjung ke museum walau ada daya tarik yang berbeda, dan akan merekomendasikan museum yang pernah dikunjungi.

Kata kunci : segmentasi, demografis, psikografi, psychocentric, allocentric, motivasi, loyalitas.


(6)

ABSTRACT

Demographic and Psychographic Characteristics Segmentation of Domestic Tourists Visiting Museums in Daerah Istimewa Yogyakarta

Bonaventura Dewata Arya Pradana Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research attempts to learn the demographic and psychographic characteristics of domestic tourists visiting museums,and to determine the loyalty of tourists in doing so. Theresearch was a descriptive exploratory study. Population used in this research was domestic tourists who visited the museums in Daerah Istimewa Yogyakarta with a sample of 180 domestic tourists who visited 6 museumsin Daerah Istimewa Yogyakarta. The sampling method was purposive sampling. The data for this study was collected through questionnaires. The data was analyzed using crosstabulation and percentage analysis. The results showed that the demographics characteristics of domestic tourists visiting to museum where as follows: aged between 13-30 years and is currently undertaking or having education background junior high school, earning income Rp.500.000,00 – Rp.2.000.000,00. As for the psychographic characteristics, the result showed that the domestic tourist visiting museums in DIY to be psychocentric in terms of preffering comfortable and well-equipped tourism attractions and sightseeing activities. On the other hand, domestic tourist visiting museums in DIY, tend to be allocentric in terms of preferring new tourism attractions and having small groups when doing tourism activities. The motivation of visiting museums was fulfilling assignments and doing leisure activity.The researchfound that domestic tourists visiting museums in DIY showed a quite high loyalty indicated by the intention to re-visit the museums, keep visiting the museums despite many other tour attractions and recommended the museum they have visited to others.

Keywords: segmentation, demographic, psychographic, psychocentric, allocentric, motivation, loyalty.


Dokumen yang terkait

PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA DI MUSEUM PERUNDINGAN LINGGARJATI.

6 18 50

PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG Survei Pada Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Museum Kereta Api Ambarawa.

0 3 64

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN : Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

0 2 58

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

13 39 49

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN DALAM PEMBENTUKAN CREATIVE TOURISM DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei terhadap Wisatawan Mancanegara (Negara Belanda, Perancis dan Jerman) yang Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta).

2 5 65

EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG :Survei terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung.

1 6 67

PENGARUH VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG: Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

3 18 120

PENGARUH EXPANDED MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG:Survei pada Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

0 1 73

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA BERKUNJUNG KE PASAR SENI SUKAWATI GIANYAR.

15 139 52

Karakteristik Segmentasi Demografis dan Psikografis Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 0 197