Penggunaan metode poe dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kesenangan tentang hukum archimedes dalam fluida statis di kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang.
viii ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE POE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KESENANGAN TENTANG HUKUM ARCHIMEDES DALAM FLUIDA
STATIS DI KELAS XI IPA SMA TARAKANITA MAGELANG
Alfadiani Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum Archimedes dalam Fluida Statis dengan menggunakan metode POE (Predict-Observation-Explanation) dan (2) Kesenangan siswa kelas belajar Hukum Archimedes dalam Fluida Statis.
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Tarakanita Magelang pada bulan Mei 2015. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 22 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Soal Pre-test dan Post-test, (4) Angket Kesenangan dan (5) Lembar Observasi Siswa. RPP digunakan untuk membantu guru dalam mengarahkan jalannya proses belajar mengajar di dalam kelasdan LKS digunakan untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan Soal Pre-test dan Post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif dan konsep awal dan akhir siswa. Angket Kesenangan dan Lembar Observasi Siswa digunakan sebagai instrumen bantu untuk mengetahui tingkat kesenangan siswa belajar fisika dengan menggunakan metode POE.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode POE dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Hukum Archimedes dalam Fluida Statis dan (2) disenangi oleh siswa di kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang.
(2)
ix ABSTRACT
THE USE OF POE METHOD IN LEARNING PHYSICS TO IMPROVE COMPREHENSION AND SATISFACTION OF ARCHIMEDES LAW IN
STATIC FLUID IN CLASS XI TARAKANITA MAGELANG SENIOR HIGH SCHOOL
Alfadiani Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2015
This study aims to determine: (1) The Improvement of students' concept comprehension on Archimedes Law in Static Fluid using POE method (Predict-Observation-Explanation) and (2) Students satisfaction studying Archimedes Law in Fluid Static.
This study had been conducted in Tarakanita Magelang Senior High School in May 2015. This study took a sample of 22 students of class XI IPA. The instruments used in this study were (1) Lesson Plan (RPP), (2) Student Worksheet (LKS), (3) Pre-test and post-test worksheets, (4) Satisfaction Questionnaire and (5) Observation Sheet. Lesson plan was used to help teachers in directing the teaching and learning process in the classroom and worksheets were used to help students work on assignments in the achievement of learning objectives. While Pre-test and post-test worksheets were used to determine cognitive ability and the
initial and final students’ concept. Satisfaction Questionnaire and Observation
Sheet were used as an assisting instrument to determine the student satisfaction level studying Physics by using POE method.
The results show that: (1) POE method improve students' comprehension on Archimedes Law in Static Fluid and (2) is favored by the students in class XI Tarakanita Magelang Senior High School.
(3)
PENGGUNAAN METODE POE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KESENANGAN TENTANG HUKUM ARCHIMEDES DALAM FLUIDA STATIS DI KELAS
XI IPA SMA TARAKANITA MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALFADIANI PURNOMO NIM: 111 424 019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
PENGGUNAAN METODE POE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KESENANGAN TENTANG HUKUM ARCHIMEDES DALAM FLUIDA
STATIS DI KELAS XI IPA SMA TARAKANITA MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALFADIANI PURNOMO NIM: 111 424 019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Keluarga saya tercinta,
E. Edi Ruyanto, MM. Suyatmi dan Vina A.P dan
(8)
v MOTTO
Ingat, kesuksesanmu tinggal berjarak tak lebih dari 5 cm. Tetaplah semangat dan teruslah berjalan.
(9)
(10)
(11)
viii ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE POE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KESENANGAN TENTANG HUKUM ARCHIMEDES DALAM FLUIDA
STATIS DI KELAS XI IPA SMA TARAKANITA MAGELANG
Alfadiani Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum Archimedes dalam Fluida Statis dengan menggunakan metode POE (Predict-Observation-Explanation) dan (2) Kesenangan siswa kelas belajar Hukum Archimedes dalam Fluida Statis.
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Tarakanita Magelang pada bulan Mei 2015. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 22 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Soal Pre-test dan Post-test, (4) Angket Kesenangan dan (5) Lembar Observasi Siswa. RPP digunakan untuk membantu guru dalam mengarahkan jalannya proses belajar mengajar di dalam kelasdan LKS digunakan untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan Soal Pre-test dan Post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif dan konsep awal dan akhir siswa. Angket Kesenangan dan Lembar Observasi Siswa digunakan sebagai instrumen bantu untuk mengetahui tingkat kesenangan siswa belajar fisika dengan menggunakan metode POE.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode POE dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Hukum Archimedes dalam Fluida Statis dan (2) disenangi oleh siswa di kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang.
(12)
ix ABSTRACT
THE USE OF POE METHOD IN LEARNING PHYSICS TO IMPROVE COMPREHENSION AND SATISFACTION OF ARCHIMEDES LAW IN
STATIC FLUID IN CLASS XI TARAKANITA MAGELANG SENIOR HIGH SCHOOL
Alfadiani Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2015
This study aims to determine: (1) The Improvement of students' concept comprehension on Archimedes Law in Static Fluid using POE method (Predict-Observation-Explanation) and (2) Students satisfaction studying Archimedes Law in Fluid Static.
This study had been conducted in Tarakanita Magelang Senior High School in May 2015. This study took a sample of 22 students of class XI IPA. The instruments used in this study were (1) Lesson Plan (RPP), (2) Student Worksheet (LKS), (3) Pre-test and post-test worksheets, (4) Satisfaction Questionnaire and (5) Observation Sheet. Lesson plan was used to help teachers in directing the teaching and learning process in the classroom and worksheets were used to help students work on assignments in the achievement of learning objectives. While Pre-test and post-test worksheets were used to determine cognitive ability and the
initial and final students’ concept. Satisfaction Questionnaire and Observation
Sheet were used as an assisting instrument to determine the student satisfaction level studying Physics by using POE method.
The results show that: (1) POE method improve students' comprehension on Archimedes Law in Static Fluid and (2) is favored by the students in class XI Tarakanita Magelang Senior High School.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Metode POE Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kesenangan Tentang Hukum Archimedes Dalam Fluida Statis Di Kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang”.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam
penyusunan skripsi.
2. Dr. Ignatius Edi Santosa M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) dan Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan,
motivasi selama studi dari awal hingga akhir.
3. E. Edi Ruyanto, MM. Suyatmi dan Vina A.P yang selalu mendoakan,
memberikan semangat dan mendukung baik secara moral dan material.
4. Siska Natalia dan seluruh mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2011
yang selalu sabar menjadi pendengar yang baik, serta memberikan
(14)
xi
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan serta motivasi selama proses skrispsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan rendah hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis
(15)
xii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAB PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ……….………...……...1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan yang Diteliti ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI………...……...5
A. Hakikat Belajar ... 5
(16)
xiii
1. Filsafat konstruktivisme ... 5
2. Dampak Belajar Konstrutivisme Bagi Siswa ... 7
3. Dampak Belajar Konstrutivisme Bagi Guru... 7
C. Metode POE ... 9
1. Pengertian POE ... 9
2. Proses POE ... 9
3. Keuntungan POE ... 10
D. Pemahaman Konsep ... 11
E. Kesenangan Belajar... 12
F. Hukum Archimedes ... 14
G. PenerapanTeori Dalam Penelitian ... 19
BAB III METODE PENELITIAN………..………...…….20
A. Design Penelitian ... 20
B. Lokasi Penelitian ... 20
C. Waktu Penelitian ... 21
D. Sampel Penelitian ... 21
E. Treatment ... 21
F. Instrumen Penelitian ... 23
1. Instrumen Pembelajaran ... 23
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 24
G. Validitas ... 29
H. Analisis Data ... 30
BAB IV DATA DAN ANALISA………...30
A. Deskripsi Penelitian ... 36
1. Kegiatan Penelitian ... 36
2. Pelaksanaan Penelitiandan Data Penelitian... 36
(17)
xiv
1. Metode POE Dapat Meningkatkan PemahamanSiswa ... 39
2. Metode POE Disenangi ... 44
C. Pembahasan ... 47
1. Peningkatan Pemahaman KonsepSiswa... 47
2. Peningkatan Kesenangan Siswa ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pre-test dan Post-test ... 25
Tabel 3.2 Pedoman Jawaban ... 26
Tabel 3.3 Indikator dan pernyataan angket ... 28
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa ... 29
Tabel 3.5Distribusi Skor Pre-test/Post-test Siswa ... 31
Tabel 3.6 Distribusi Hasil Pre-test dan Post-test ... 32
Tabel 3. 7 Penyekoran Pilihan ... 35
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesenangan ... 35
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan... 36
Tabel4.2Distribusi SkorPre-tes tSiswa... 37
Tabel4.3Distribusi SkorPost-test Siswa ... 38
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Pre-test dan Post-test ... 40
Tabel 4.5Klasifikasi Tingkat Kesenangan ... 45
(19)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Ijin Penelitian………53
Lampiran II Surat Keterangan Melakukan Penelitian Di SMA Tarakanita Magelang………54
Lampiran 3.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hukum Archimedes Dalam Fluida Statis...55
Lampiran 3.2. Lembar Kerja Siswa………..59
Lampiran 3.3. Angket Kesenangan………...………64
Lampiran 3.4. Pernyataan Validitas Alat Ukur oleh Ahli…..………66
Lampiran 3.5. Data Pre-test dan Post-test…………...…………...71
Lampiran 3.6. Sampel Pre-test, Post-test dan Angket………..……….75
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses belajar berhubungan dengan materi pelajaran yang disajikan
pada siswa melalui proses penerimaan dan proses penemuan. Namun,
proses belajar yang selama ini terjadi hanya yang berhubungan dengan
materi pelajaran yang disajikan pada siswa dan hanya melalui proses
penerimaan saja. Proses belajar yang hanya melalui proses penerimaan
saja inilah yang sering dan hampir selalu digunakan. Tak jarang siswa
hanya mendapat transfer ilmu saja tanpa mengalami proses penemuan.
Seringkali hal ini membuat siswa bosan dan kurang memperhatikan
materi yang disampaikan guru.
Salah satu bentuk metode yang tidak hanya mentransfer ilmu saja
adalah POE. POE merupakan singkatan dari Predict- Observation-Explanation. Dengan demikian, POE adalah suatu metode pembelajaran yang melalui proses penemuan untuk menjelaskan suatu
peristiwa (Suparno, 2013). Hal tersebut tergambar dengan adanya
tahapan-tahapan atau proses-proses memprediksi, mengamati dan
menjelaskan. POE merupakan suatu metode yang efisien untuk
menciptakan diskusi untuk siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan.
POE dapat menumbuhkan sikap ilmiah karena dalam POE ini siswa
(21)
suatu peristiwa, kemudian melakukan pengamatan atau observasi dan
menindak lanjutinya dengan menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut
terjadi.
Dengan metode POE ini siswa dapat lebih terlibat aktif dalam
proses belajar dan memperoleh pengalaman secara langsung. Metode
ini juga bersifat kontruktivis. Hal itu ditunjukkan dengan siswa diberi
kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri lewat berpikir,
praktik dan mencari penjelasan.
Oleh karena siswa yang membangun pengetahuannya sendiri,
diharapkan siswa akan lebih paham dengan materi yang diajarkan. Hal
inilah yang akan berdampak pada tingkat pemahaman siswa terhadap
suatu pembelajaran. Apabila pemahaman siswa terhadap suatu
pembelajaran telah meningkat, diharapkan hal ini juga akan
berdampak positif pada meningkatnya prestasi siswa tersebut.
Penelitian yang berkaitan dengan metode POE telah banyak
dilakukan. Penelitian tentang metode POE dalam pembelajaran fisika
juga telah banyak dilakukan. Penelitian tentang penggunaan metode
POE menyimpulkan bahwa metode POE dapat lebih meningkatkan
pemahaman dari pada metode ceramah (Meitarita, 2011). Tidak hanya
sekedar meningkatkan pemahaman siswa tetapi, metode POE ini juga
dapat meningikatkan keaktifan siswa dan dapat lebih mengembangkan
(22)
Namun, penggunaan metode POE dalam kegiatan pembelajaran di
SMA Tarakanita Magelang masih sangat jarang. Belum banyak
kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode POE atau bisa
dikatakan hampir tidak ada kegiatan pembelajaran yang berkaitan
dengan penggunaan metode POE yang dilakukan di SMA Tarakanita
Magelang. Tidak hanya kegiatan pembelajaran saja, tetapi penelitian
tentang metode POE juga belum pernah dilakukan di lingkup SMA
Tarakanita Magelang. Hal inilah yang mendasari dilakukannya
penelitian yang berkaitan dengan penggunaan metode POE.
Metode POE ini akan digunakan dalam pembelajaran yang
berkaitan dengan Hukum Archimedes dalam Fluida Statis untuk
mengetahui apakah metode POE ini benar-benar dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa di SMA Tarakanita Magelang.
B. Permasalahan yang Diteliti
Masalah yang ingin di teliti adalah :
1. Apakah metode POE dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang Hukum Archimedes dalam Fluida Statis di kelas XI IPA
SMA Tarakanita Magelang?
2. Apakah metode POE ini disenangi oleh siswa di kelas XI IPA
(23)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum
Archimedes dalam Fluida Statis di kelas XI IPA SMA Tarakanita
Magelang dengan menggunakan metode POE.
2. Kesenangan siswa kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang dalam
belajar Hukum Archimedes dalam Fluida Statis dengan
menggunakan metode POE.
D. Kegunaan Penelitian
1. Memberikan alternatif lain dalam metode pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman tentang Hukum Archimedes dalam
Fluida Statis.
2. Memberikan alternatif lain dalam metode pembelajaran yang
(24)
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar juga dapat diartikan sebagai proses yang
diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
Suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan juga dapat disebut
belajar.
Proses belajar dapat dipandang juga dari sisi kognitif, yaitu berhubungan
dengan perubahan-perubahan tentang variabel-variabel hipotesis, kekuatan,
asosiasi, hubungan dan kebiasaan atau kecenderungan prilaku (Dahar, 1989).
B. Belajar Konstruktivisme 1. Filsafat konstruktivisme
Filsafat konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan adalah
konstruksi kita sendiri. Pengetahuan bukan hanya suatu tiruan dari kenyataan
yang ada tetapi, pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif
(25)
Beberapa hal yang dapat membatasi proses konstruksi dari suatu
pengetahuan antara lain (1) konstruksi seseorang yang lama, (2) domain dari
pengalaman seseorang, dan (3) jaringan struktur kognitif seseorang.
Kurangnya pengalaman atau terbatasnya pengalaman yang dimiliki akan
sangat membatasi perkembangan pembentukan pengetahuan seseorang.
Adanya pengalaman tentang suatu fenomena yang baru akan menjadi unsur
yang sangat penting dalam pengembangan pengetahuan seseorang (Suparno,
1996).
Dalam bidang ilmu fisika, peranan pengalaman ataupun
percobaaan-percobaan dalam perkembangan hukum, teori, ataupun konsep-konsep ilmu
fisika tersebut cukup penting. Hal ini dikarenakan hukum, teori, ataupun
konsep-konsep tersebut membentuk struktur kognitif yang saling
berhubungan (Suparno, 1996).
Konstruktivisme ini dibedakan menjadi tiga taraf yaitu (1)
konstruktivisme radikal, (2) realisme hypotetis, dan (3) konstruktivisme yang
biasa. Konstruktivisme radikal menyatakan bahwa pengetahuan itu
merupakan konstruksi dari seseorang yang mengetahui, jadi tidak dapat
ditransfer kepada penerima yang pasif. Penerima sendiri yang harus
mengkonstruksi pengetahuannya. Sedangkan menurut realisme hypotetis
pengetahuan seseorang dipandang sebagai suatu hypotetis dari suatu struktur
kenyataan dan sedang berkembang menuju suatu pengetahuan yang sejati
(26)
pengetahuan diartikan sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan
suatu objek dalam dirinya sendiri (Suparno, 1996).
2. Dampak Belajar Konstrutivisme Bagi Siswa
Belajar menurut konstruktivisme adalah proses dimana siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Siswa mampu mencari arti sendiri dari apa yang
dipelajari. Siswa sendri jugalah yang bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya. Belajar bukan hanya suatu kegiatan untuk mengumpulkan fakta
tetapi, suatu perkembangan berpikir dengan membuat kerangka pengertian
yang baru (Suparno, 1996).
Oleh karena itu, siswa harus memiliki pengalaman dengan membuat
hipotesis, meramalkan, mengetes hipotesa, memanipulasi objek, memecahkan
persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,
mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, dan mengekspresikan
gagasan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan siswa akan mampu
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Suparno, 1996).
3. Dampak Belajar Konstrukstivisme Bagi Guru
Bedasarkan kaidah belajar konstruktivisme, mengajar bukan hanya
memindahkan pengetahuan dari otak guru ke siswa. Mengajar lebih mengarah
pada kegiatan untuk membantu siswa sendiri membangun pengetahuannya.
(27)
telah dimiliki kepada siswa, tetapi lebih sebagai fasilitator dan mediator yang
membantu siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
(Suparno, 1996).
Secara garis besar fungsi guru sebagai fasilitator dan mediator diantaranya
adalah: (1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
mengambil tanggung jawab dalam membuat perencanaan belajar, melakukan
proses belajar, dan membuat penelitian; (2) menyediakan atau memberikan
kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu
untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dari siswa; (3) menyediakan sarana
yang merangsang berpikir siswa secara produktif dengan menyediakan
kesempatan dan pengalaman yang mendukung belajar siswa; (4) memonitor,
mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berkembang atau
tidak dan mempertanyakan apakah siswa mampu menggunakan
pengetahuannya tersebut untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.
Oleh karena itu, tugas guru yang sesungguhnya adalah membantu banyak
siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan cara dan
(28)
C. Metode POE 1. Pengertian POE
Prediction-Observation-Explanation atau yang lebih dikenal dengan sebutan POE, merupakan salah satu metode pembelajaran yang bersifat
konstruktivis yang menggunakan proses Prediction, Observation dan
Explanation. Prediction yaitu membuat prediksi atau dugaan terhadap suatu peristiwa atau suatu masalah tertentu. Observation diartikan melakukan penelitian, atau pengamatan terhadap apa yang akan terjadi pada suatu
peristiwa atau suatu masalah tertentu. Explanation yaitu memberikan penjelasan dimana penjelasan tersebut diutamakan dengan kesesuaian antara
prediksi dan apa yang terjadi sesungguhnya atau pengamatan (Suparno, 2013).
2. Proses POE
POE menggunakan tiga tahap utama. Pertama, membuat prediksi. Siswa
diminta membuat prediksi setelah disajikan suatu persoalan atau
permasalahan. Dalam tahapan ini siswa juga diminta alasan mengapa siswa
dapat membuat prediksi tersebut. Kedua, melakukan pengamatan. Siswa dapat
diarahkan untuk melakukan percobaan untuk mengetahui apakah prediksi
yang telah dibuat benar atau salah. Dalam tahapan ini, siswa mengamati apa
yang terjadi dan dapat mengetahui apakah prediksi yang telah dibuat benar
atau salah. Ketiga, membuat penjelasan. Dalam tahapan ini dapat terjadi dua
(29)
dalam percobaan. Bila hal ini terjadi siswa akan semakin yakin dengan konsep
atau pemahaman yang telah dimilikinya. Dengan demikian, siswa tinggal
merangkum yang ditemukan dan menguraikan dengan lengkap. Kemungkinan
yang kedua, prediksi siswa ternyata tidak terjadi dalam percobaan. Bila hal ini
terjadi, siswa dibantu untuk mencari penjelasan mengapa prediksinya tidak
terjadi. Setelah hal tersebut terjadi, siswa dapat dibantu untuk mengubah
prediksinya dan membenarkan prediksinya yang salah. Hal ini akan member
perubahan konsep, dari konsep yang salah menjadi konsep yang benar
(Suparno, 2013).
3. Keuntungan POE
POE merupakan salah satu metode pembelajaran yang konstruktivis.
Dalam hal ini siswa diberi kebebasan untuk menyusun kerangka pengetahuan
sendiri. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih paham akan suatu
konsep tertentu karena kerangka pengetahuannya atau pemikirannya disusun
sesuai dengan kemampuan kognitif siswa tersebut. Selain hal diatas, dengan
metode POE guru dapat mengerti bagaimana konsep dan pengertian fisika
tentang persoalan yang telah diajukan. Guru dapat mengerti miskonsepsi apa
(30)
D. Pemahaman Konsep
Pemahaman adalah kemampuan menjelaskan suatu situasi dengan
kata-kata yang berbeda dan dapat menginterpretasikan atau menarik kesimpulan
dari tabel, data, grafik, dan sebagainya. Pemahaman juga dapat diartikan
untuk menggambarkan suatu pengertian, sehingga seseorang mengetahui
bagaimana idenya untuk berkomunikasi (Susanto, 2013). Dengan kata lain,
seseorang dikatakan paham jika dapat mengemukakan idenya kepada orang
lain. Seseorang juga dapat dikatakan paham bila orang tersebut dapat
mengubah informasi yang diperoleh ke dalam bentuk lain yang lebih berarti.
Menurut Sumarno (Susanto, 2013), pemahaman dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu pemahaman instrumental dan relasional. Pemahaman
instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep dan dapat menerapkan
rumus dalam perhitungan sederhana. Sedangkan pemahaman relasional
diartikan sebagai pemahaman yang dapat mengkaitkan suatu konsep atau
prinsip dengan konsep lainnya dan sifat pemakaiannya lebih bermakna. Pada
pemahaman ini, siswa dapat mengerti proses yang dilakukannya.
Menurut Kartika Budi, salah satu tujuan belajar mengajar adalah agar
siswa memahami konsep. Untuk mengetahui seseorang dapat memahami
suatu konsep atau tidak diperlukan suatu indikator. Beberapa indikator yang
dapat menunujukkan pemahaman seseorang diantaranya adalah: (1) dapat
menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat
(31)
lain; (3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum; (4)
dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan
gejala-gejala alam khusus, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis
maupun secara praktis, (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi; (5) dapat
mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat; (6) dapat
membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah dan dapat
membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok
bahasan (Kartika Budi, 1992).
E. Kesenangan Belajar
Belajar biasanya dikaitkan dengan kecerdasan kognitif atau kecerdasan
intelektual. Nilai yang ada pada kertas ujian atau di buku rapor menjadi
ukuran standar prestasi (Novela, 2013). Namun menurut Darmansyah
kecerdasan intelektual menjadi tidak berarti sama sekali jika tidak didukung
emosional yang memadai, dan kecerdasan emosional itulah yang
memungkinkan seseorang mampu menikmati pembelajaran secara
menyenangkan (Darmansyah, 2011).
Salah satu kecerdasan emosional yang ditekankan adalah kesenangan
belajar. Kesenangan belajar berkaitan dengan mesin memori. Mesin memori
berkaitan dengan daya ingat seseorang. Daya ingat seseorang akan lebih
(32)
menyenangkan. Kesenangan belajar itu akan memberi peluang lebih besar
untuk mengaktifkan otak. Semakin baik otak memproses informasi, semakin
baik hasil belajar yang akan dicapai siswa (Darmansyah, 2011).
Kesenangan belajar dapat terjadi jika dalam proses pembelajarannya
dibuat menyenangkan. Ketika tercipta interaksi antar guru dan siswa yang
menyenangkan, siswa akan lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik.
Keaktifan siswa tersebut dijelaskan oleh Darmansyah ( Darmansyah, 2011),
yaitu ketika siswa merasa senang siswa akan :
1) Lebih aktif dan kreatif bertanya, berdiskusi dan menjawab
berbagai pertanyaan;
2) mengerjakan tugas-tugas begitu singkat;
3) merasakan waktu pelajaran begitu singkat;
4) menantikan pertemuan-pertemuan berikutnya dengan penuh
antusias dan penuh harapan;
5) mengidolakan guru yang disenanginya
Sebaliknya ketika pembelajaran tidak menyenangkan, siswa akan merasa
bosan dan cenderung untuk:
1) stress dan mengantuk;
2) hilang motivasi;
3) sering ijin keluar kelas;
4) mengobrol dengan sesama teman;
(33)
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesenangan belajar sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Kesenangan belajar yang dialami
siswa akan memberikan dampak positif untuk mengaktifkan otak. Dimana
semakin aktif otak menyerap informasi yang diberikan maka, semakin baik
pula hasil belajar yang akan dicapai.
F. Hukum Archimedes
Ketika sebuah benda seluruhnya atau sebagian dimasukkan ke dalam zat
cair, cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda sama dengan berat
cairan yang dipindahkan benda (Sudirman, 2013). Penyataan tersebut dikenal
sebagai Hukum Archimedes. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
sebuah benda yang bervolume Vb dan bermassa jenis ρb dimasukkan ke dalam
air, besar gaya berat benda adalah
(1)
Volume zat cair (Vf) yang tumpah sama besar dengan volume benda yang
dimasukkan ke dalam zat cair (Vbf). Hal ini berarti Vbf = Vf. Dengan demikian,
(34)
Benda yang dimasukkan ke dalam suatu zat cair atau fluida, mempunyai gaya
tekan ke atas atau yang sering kita sebut sebagai gaya apung ke atas
(Sudirman, 2013). Perhatikan pada Gambar 2. 1. berikut:
Gambar 2.1. Benda dimasukkan dalam zat cair
Pada Gambar 2.1. dapat ditunjukkan bahwa besarnya gaya tekan ke atas
adalah
(2)
Dalam keadaan setimbang, resultan gaya pada arah sumbu y adalah sama
dengan nol, Σ Fy = 0. Dengan demikian,
(35)
Oleh karena terdapat dua gaya yang saling berlawanan yang bekerja
terhadap benda ketika dimasukkan ke dalam zat cair yang sejajar dengan
sumbu y, maka ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi apabila suatu benda
dimasukkan ke dalam zat cair, yaitu: terapung, melayang dan tenggelam
(Sudirman, 2013).
1. Menentukan Benda Terapung, Melayang atau Tenggelam
Pada gambar 2.2, 2.3, dan 2.4 digambarkan situasi benda yang terapung,
melayang dan tenggelam dalam zat cair.
Gambar 2.2. Benda Terapung
(36)
Gambar 2.4. Benda Tenggelam
2. Konsep Benda Terapung, Melayang atau Tenggelam dalam Pemecahan Masalah Keseharian
a. Terapung
Suatu benda dapat terapung apabila massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair atau fluida. Dengan kata lain, ρb < ρf
(Sudirman, 2013). Hal ini serupa dengan yang dikemukan Pristiadi Utomo
yaitu, pada benda mengapung berlaku:
Pada peristiwa terapung, volume benda yang tercelup dalam zat cair (Vf)lebih kecil dari pada volume benda seluruhnya (Vb)
(37)
b. Melayang
Suatu benda dapat melayang apabila massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat cair atau fluida. Dengan kata lain, ρb = ρf (Sudirman,
2013). Pristiadi Utomo juga mengemukakan bahwa pada benda yang
melayang berlaku:
sehingga, (Utomo, 2014) c. Tenggelam
Suatu benda dapat tenggelam apabila massa jenis benda lebih besar
daripada massa jenis zat cair atau fluida. Dengan kata lain, ρb > ρf
(Sudirman, 2013). Menurut Pristiadi Utomo, saat sebuah benda tenggelam
di dalam zat cair, berat benda di dalam zat cair adalah
Volume zat cair yang dipindahkan (Vf) sama dengan volume benda
(Vb), maka berat zat air yang dipindahkan adalah
Gaya tekan ke atas (FA) yang dialami benda sama dengan berat zat cair
(38)
Sehingga benda yang tenggelam berlaku:
+N
maka, (Utomo, 2014)
G. Penerapan Teori Dalam Penelitian
1. Metode POE
Metode POE merupakan metode yang digunakan sebagai treatment
dalam proses penelitian yang akan dilaksanakan di SMA Tarakanita
Magelang.
2. Teori Hukum Archimedes dalam Fluida Statis
Hukum Archimedes dalam Fluida Statis merupakan materi pembelajaran
yang akan digunakan dalam penelitian. Materi Hukum Archimedes dalam
Fluida Statis juga merupakan bahan untuk membuat instrumen dalam
penelitian yang berupa pretest dan posttest.
3. Teori belajar, Pemahaman dan Kesenangan dalam belajar
Teori belajar dan pemahaman dalam belajar digunakan untuk analisis
(39)
20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
Secara umum design penelitian yang akan dilakukan termasuk
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
memerlukan data berupa nilai yang kemudian akan dianalisa. Design
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Design One-Grup Pretest-Posttest. Design One-Grup Pretest-Posttest merupakan design yang hanya memerlukan satu kelompok untuk diobservasi. Pada design
ini juga digunakan pre-test untuk mengetahui konsep awal kelompok yang diobservasi dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui konsep akhir kelompok setelah dilakukan treatment.
Pada dasarnya, penelitian ini terdiri dari empat hal pokok yaitu, (1)
penyusunan instrumen, (2) pre-test, (3) pelaksanaan model pembelajaran POE dan (4) post-test.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Tarakanita Magelang, Jalan Beringin
(40)
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015.
D. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Tarakanita Magelang.
E. Treatment
Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran POE (Predict-Observation-Explanation). Prosedur
pelaksanaan metode POE diuraikan sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Kegiatan diawali dengan menginformasikan materi pelajaran
yang akan dibahas serta mengaitkan dengan materi pelajaran
sebelumnya.
b. Guru membagikan test pendahuluan yang digunakan sebagai
pre-test.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5
siswa.
b. Tiap-tiap kelompok diberikan LKS yng berkaitan dengan materi
(41)
c. Disediakan 3 macam fluida yaitu, air, air garam dan raksa.
Disediakan pula 4 macam barang dengan massa yang hampir sama
yaitu telur, kuningan, kayu dan plastik.
d. Siswa diminta memberikan prediksi apabila
1) Telur dimasukkan ke dalam air, air garam dan raksa.
2) Kuningan dimasukkan ke dalam air, air garam dan raksa.
3) Kayu dimasukkan ke dalam air, air garam dan raksa.
4) Plastik dimasukkan ke dalam air, air garam dan raksa.
e. Siswa kemudian diminta mengamati peristiwa apa yang terjadi
dengan melakukan percobaan sederhana di depan kelas.
f. Siswa diminta menjelaskan apakah hal tersebut sama dengan
prediksi yang dibuat? Mengapa?
g. Guru dan siswa secara bersama-sama menghitung massa jenis dari
tiap benda dan fluida yang digunakan.
h. Guru melengkapi pernyataan siswa mengenai peristiwa yang
terjadi dan memperbaiki apabila terjadi miskonsepsi.
3. Penutup
a. Siswa diminta menceritakan kembali secara singkat apa yang telah
mereka alami.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya
(42)
d. Guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi yang telah
diberikan.
e. Siswa mengisi angket kesenangan.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Pada penelitian ini digunakan dua macam instrumen pembelajaran
yaitu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bertujuan untuk membantu
guru dalam mengarahkan jalannya proses belajar mengajar di
dalam kelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas:
1) Indentitas (Satuan Pendidikan, Kelas/Semester,
Mata Pelajaran, dan Alokasi Waktu)
2) Standar Kompetensi
3) Kompetensi Dasar
4) Indikator
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi Pembelajaran
7) Metode Pembelajaran
8) Kegiatan Pembelajaran
(43)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan
dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.1
halaman 55.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam penelitian ini, Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan
untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan dalam
penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.2
halaman 59.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Pre-test dan Post-test
Pre-test dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Pre-test
digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif awal siswa dan
konsep awal siswa. Sedangkan post-test, digunakan untuk
mengetahui kemampuan kognitif akhir siswa dan konsep akhir
siswa setelah dilakukan suatu treatment tertentu. Pertanyaan dalam
pre-test dan post-test disusun dalam bentuk uraian dimana mengacu pada aspek kognitif, yang meliputi aspek pemahaman,
pengetahuan, aplikasi, dan analisis. Prosedur penyusunan pre-test
dan post-test meliputi: (1) aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek pemahaman, (2) indikator hasil belajar, dan (3)
(44)
menentukan skor soal. Kisi-kisi pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pretest dan Posttest
Nomor Soal Aspek yang Diukur Indikator Hasil Belajar
Pretest- Posttest Skor
1. Pengetahuan Siswa mampu mendefinisikan pengertian benda mengapung dalam suatu fluida Apa yang dimaksud dengan benda mengapung? 3
2. Pengetahuan Siswa mampu mendefinisikan pengertian benda tenggelam dalam suatu fluida Apa yang dimaksud dengan benda tenggelam? 3
3. Pemahaman Siswa mampu menjelaskan mengapa benda dapat mengapung dalam suatu fluida
Bagaimana sebuah benda dapat mengapung dalam suatu fluida?
4
4. Pemahaman Siswa mampu menjelaskan mengapa benda dapat melayang dalam suatu fluida
Bagaimana sebuah benda dapat melayang dalam suatu fluida?
(45)
Nomor Soal Aspek yang Diukur Indikator Hasil Belajar
Pretest- Posttest Skor
5. Pemahaman Siswa mampu menjelaskan mengapa benda dapat tenggelam dalam suatu fluida
Bagaimana sebuah benda dapat tenggelam dalam suatu fluida?
4
Total Skor 18
Dalam memberikan skor juga dipegunakan pedoman dasar yang
diuraikan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Jawaban No.
Soal
Aspek yang
Diukur Pretest- Posttest
1. Pengetahuan Benda dikatakan terapung jika seluruh atau sebagian benda masih muncul diatas permukaan fluida dan benda tersebut tidak mengenai dasar wadah.
2. Pengetahuan Benda dikatakan tenggelam jika seluruh benda tersebut berada dalam fluida dan benda tersebut mengenai dasar fluida.
3. Pemahaman Suatu benda dapat terapung apabila massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair atau fluida.
Wb < FA
(46)
No. Soal
Aspek yang
Diukur Pretest- Posttest
ρb Vb g < ρf Vb g
sehingga, ρb < ρf
4. Pemahaman Suatu benda dapat melayang apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair atau fluida.
Wb = FA
ρb Vb g = ρf Vb g
sehingga, ρb = ρf
5. Pemahaman Suatu benda dapat tenggelam apabila massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair atau fluida.
Wb > FA
ρb Vb g > ρf Vb g
maka, ρb > ρf
b. Angket Kesenangan
Angket kesenangan ini digunakan sebagai instrumen bantu
untuk mengetahui tingkat kesenangan siswa belajar fisika dengan
menggunakan metode POE. Dalam pembuatan angket ini
digunakan beberapa indikator sebagai landasan dalam membuat
suatu pernyataan. Indikator dan pernyataan angket dapat dilihat
(47)
Tabel 3.3 Indikator dan Pernyataan Angket tentang Kesenangan Indikator Nomor
Soal Pernyataan
Siswa antusias belajar fisika dengan metode POE
1. Saya suka dengan pembelajaran dengan metode POE dalam pokok bahasan hukun Archimedes dalam fluida statis
2. Saya ingin belajar fisika dengan model POE untuk pokok bahasan fisika yang lain Siswa aktif bertanya,
berdiskusi, dan menjawab pertanyaan saat proses belajar fisika dengan metode POE
3. Metode belajar hari ini membuat saya betah/kerasan belajar fisika
4. Saya tidak bermain-main (jalan-jalan, dsb) saat pembelajaran POE berlangsung
Siswa memberikan perhatian saat belajar fisika hukun
Archimedes dalam fluida statis dengan metode POE
5. Saya tidak mengantuk saat proses pembelajaran berlangsung
6. Saya memberikan perhatian penuh saat proses pembelajaran berlangsung
Siswa memiliki minat yang tinggi saat belajar fisika dengan metode POE
7. Saya tidak mengobrol dengan teman diluar pokok materi yang sedang dibahas
8. Saya tidak meninggalkan kelas selama proses belajar fisika dengan metode POE berlangsung.
Angket kesenangan ini digunakan dalam penelitian ini secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 64.
c. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat
kesenangan siswa belajar fisika dengan menggunakan metode
POE. Selain itu, lembar observasi siswa juga dapat digunakan
(48)
diperoleh berdasarkan angket. Lembar observasi siswa dapat
dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Nomor Nama
Siswa
Tingkat Kesenangan Siswa Keterangan Rendah Cukup Tinggi
1.
2.
3.
dst.
G. Validitas
Validitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan sungguh
mengukur yang memang ingin diukur (Suparno, 2008). Menurut Sumarna
Supranata (Supranata, 2009), validitas adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu test sungguh
mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan.
Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya
kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.
Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2007).
Penelitian ini menggunakan validitas content validity (validitas isi)
(49)
digunakan sungguh mengukur isi domain yang akan diukur. Apakah item
test sungguh mempresentasikan isi yang mau ditest (Suparno, 2007).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam soal pre-test dan
post-test, harus dapat benar-benar mengukur pemahaman konsep siswa.
Dalam penelitian ini, Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam aspek kognitif pada pokok bahasan Hukum
Archimedes dalam fluida statis. Tercapainya hasil belajar siswa
ditunjukkan dengan tercapainya indikator hasil belajar. Soal Pretest dan
posttest terdiri dari lima soal uraian. Soal-soal di tersebut diharapkan mampu menunjukkan isi yang akan diukur. Selain menggunakan validitas
isi pada soal Pretest dan posttest, digunakan juga validitas ahli. Dalam penelitian ini, ahli yang menvaliditas soal Pretest dan posttest tersebut adalah guru fisika yang mengampu matapelajaran fisika kelas XI IPA.
Validasi yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 3.4 halaman 66.
H. Analisis Data
1. Analisis Pre-test dan Post-test
Pre-test dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Pre-test
bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif awal siswa. Dalam
penelitian ini soal pre-test berhubungan dengan hukum Archimedes dalam fluida statis. Sedangkan post-test, bertujuan untuk mengetahui
kemampuan kognitif akhir siswa setelah dilakukan suatu treatment
(50)
Masing-masing soal pre-test dan post-test akan diberikan skor. Pemberian skor tertera dalam tabel 3.5 Distribusi Skor Pre-test/Post-test Siswa. Skor tersebut merupakan data dari penelitian yang dilakukan. Data tersebut akan analisis dengan analisis statistika.
Tabel 3.5 Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa Nomor
Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal Total Skor
Nilai Akhir Pengetahuan Pemahaman
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
2.
3.
Untuk menentukan nilai akhir pre-test/post-test dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Dari hasil yang diperoleh, peneliti dapat membandingkan skor
rata-rata pretest dan posttest untuk setiap aspek yang diukur. Hal tersebut tertera dalam tabel 3.6 Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan
Posttest.
Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh
siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum
Archimedes dalam fluida statis dengan menggunakan metode POE
(51)
kemudian dapat dibuat daftar nilai pre-test dan post-test sebagai berikut:
Tabel 3.6 Distribusi Hasil Pretest dan Posttest Nomor
Siswa
Nilai Pretest X1
Nilai
Posttest
X2
1. 2. 3.
Untuk mengetahui dan menunjukkan apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa dalam belajar fisika menggunakan metode POE, maka
data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T
digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu
kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest
(Suparno, 2007).
Persamaannya adalah sebagai berikut :
Dimana : X1 = nilai pretest
X2 = nilai posttest
D = perbedaan nilai (X1-X2)
(52)
Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas, maka
dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan level
signifikan . Jika maka signifikan, artinya
bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang mengacu pada
meningkatnya konsep/pemahaman belajar siswa dengan menggunakan
metode POE. Jika maka tidak signifikan yang
berarti bahwa tidak terjadi peningkatan prestasi dengan adanya
treatment yang diberikan (Suparno, 2007).
2. Analisis Kualitatif
Jawaban-jawaban siswa dapat juga dianalisis secara kualitatif.
Dari semua jawaban dapat dirangkum dan dilihat konsep dasar yang
diketahui siswa tentang hukum Archimedes. Kemudian
jawaban-jawaban tersebut dibandingkan dengan konsep setelah pembelajaran
dengan metode POE. Hal ini dilakukan untuk melihat ada atau
tidaknya peningkatan pemahaman konsep antara konsep dasar siswa
dengan konsep siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode
POE.
3. Analisis Angket Kesenangan
Penelitian ini juga memperoleh data dari siswa melalui angket.
Angket kesenangan digunakan sebagai data untuk mengetahui apakah
(53)
statis tentang mengapung, melayang dan tenggelam dengan metode
POE. Angket kesenangan yang digunakan terdiri dari 8 item soal
pernyataan.
Pada umumnya disediakan lima (5) opsi pilihan untuk tiap item
soal pernyataan. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan
empat (4) opsi pilihan dengan meniadakan opsi pilihan KB (Kurang
Benar) untuk mengurangi jawaban yang ragu-ragu.
Oleh karena itu untuk masing-masing pernyataan diberikan pilihan
sebagai berikut:
1) STB : Sangat Tidak Benar;
2) TB : Tidak Benar;
3) B : Benar;
4) SB : Sangat Benar.
Masing-masing pilihan diberi skor seperti pada tabel 3. 7 sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Penyekoran Pilihan
Pilihan Skor
STB 1
TB 2
B 4
SB 5
Berdasarkan tabel 3.7 tersebut, siswa akan memperoleh skor minimum
(54)
pernyataan sebanyak delapan (8) item. Selanjutnya dibuat klasifikasi
seperti pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesenangan
Interval Tingkat Kesenangan Frekuensi Presentase (%) 31-40 Sangat Tinggi
23-30 Tinggi 17-22 Rendah
8-16 Sangat Rendah
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui apakah metode POE
disenangi siswa. Hal ini dapat dilihat dari besarnya presentase siswa
yang senang saat belajar menggunakan metode POE. Jika jumlah
presentase senang dan sangat senang lebih dari 50% maka, dapat
disimpulkan bahwa siswa senang belajar tentang hukum Archimedes
dalam fluida statis tentang mengapung, melayang dan tenggelam
(55)
36
BAB IV
DATA DAN ANALISA A. Deskripsi Penelitian
1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Tarakanita Magelang pada tanggal
Penelitian ini terdiri dari obsevasi kelas dan pengambilan data. Uraian
kegiatan dan jadwal kegiatan tertera pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan
No Hari/ Tanggal Kegiatan
1. Oktober 2014-Desember 2014 Observasi kelas (meng-amati situasi kelas saat pembelajaran berlangsung) 2. Selasa, 5 mei 2015 Melakukan set alat dan set
ruang kelas
3. Rabu, 6 Mei 2015 Pengambilan data dalam pembelajaran (Pre-test dan treatment).
4. Kamis, 7 mei 2015 Pengambilan data dalam pembelajaran (Post-test).
2. Pelaksanaan Penelitian dan Data Penelitian
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan pre-testuntuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa pada materi fluida statis tentang Hukum Archimedes. Data diambil dari seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang yang berjumlah 30 siswa.
(56)
pre-test. Delapan siswa tidak dapat mengikuti pre-test karena sedang mengikuti persiapan perlombaan ansanble, basket dan debat. Sedangkan
pada saat pengambilan data post-test, siswa yang ikut sebanyak 30 siswa. Namun karena delapan anak tidak mengikuti pre-test maka, data yang bisa dianalisis sebanyak 22 data.Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan
hasil Skorpre-test yang seperti pada tabel4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Skor Pretest Siswa Nomor
Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal Total Skor
Nilai Akhir Pengetahuan Pemahaman
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 1 1 1 1 1 5 27,77
2. 1 1 2 3 3 10 55,55
3. 1 1 3 3 3 11 61,11
4. 2 2 1 1 1 7 38,88
5. 1 1 3 3 3 11 61,11
6. 1 1 3 3 3 11 61,11
7. 2 2 3 3 1 11 61,11
8. 1 2 2 2 2 9 50
9. 2 1 1 1 1 6 33,33
10. 1 1 1 1 1 5 27,77
11. 1 1 1 1 1 5 27,77
12. 1 2 1 1 1 6 33,33
13. 2 1 1 1 1 6 33,33
14. 2 2 2 3 3 12 66,66
15. 2 1 1 1 1 6 33,33
16. 2 2 1 1 1 7 38,88
(57)
Nomor Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal Total Skor
Nilai Akhir Pengetahuan Pemahaman
(1) (2) (3) (4) (5)
18. 2 2 3 3 3 13 72,22
19. 2 2 3 3 3 13 72,22
20. 2 2 1 3 1 9 50
21. 2 2 1 1 1 7 38,88
22. 1 1 2 1 2 7 38,88
Kegiatan kedua yang dilakukan adalahmemberikan treatment berupa
pembelajaran tentang Hukum Archimedes sesuai dengan metode POE. Setelah diberikan treatment, dilakukan post-test untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum
Archimedes . Berdasakan data yang diperoleh didapatkan hasil Skor post-test yang seperti pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Skor Posttest Siswa Nomor
Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal Total Skor
Nilai Akhir Pengetahuan Pemahaman
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 1 1 3 3 3 11 61,11
2. 1 1 3 1 3 9 50
3. 2 2 3 3 3 13 72,22
4. 1 1 1 1 1 5 27,77
5. 2 2 2 2 2 10 55,55
6. 2 2 3 3 3 13 72,22
(58)
Nomor Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal Total Skor
Nilai Akhir Pengetahuan Pemahaman
(1) (2) (1) (2) (1)
8. 2 3 4 4 4 17 94,44
9. 1 1 2 1 1 6 33,33
10. 1 1 3 4 3 12 66,66
11. 1 1 3 3 3 11 61,11
12. 2 2 3 3 3 13 72,22
13. 2 1 1 1 1 6 33,33
14. 1 1 3 3 3 11 61,11
15. 2 3 1 1 1 8 44,44
16. 2 2 4 4 4 16 88,88
17. 3 3 1 3 3 13 72,22
18. 2 2 3 3 3 13 72,22
19. 2 3 3 3 3 14 77,77
20. 2 2 3 3 3 13 72,22
21. 2 2 4 4 4 16 88,88
22. 2 2 2 2 2 10 55,55
Dari hasil yang diperoleh, dapatdibandingkan skor rata-rata pre-test
dan post-test untuk setiap aspek yang diukur. Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa yang
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum Archimedes dalam fluida
statis dengan menggunakan metode POE dapat diukur melalui tes hasil
(59)
B. Analisis
1. Metode POE Dapat MeningkatkanPemahaman Siswa a. Data Pre-test dan Post-test
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
pemahaman konsep siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar
yang diperoleh siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan
Hukum Archimedes dalam fluida statis dengan menggunakan metode POE
dapat diukur melalui tes hasil belajar secara kuantitatif.
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Pretest dan Posttest Nomor Siswa Nilai Pretest X1 NilaiPosttes t X2 � = � − � �
1. 27,77 61,11
-33,34 1111,556
2. 55,55 50
5,55 30,8025
3. 61,11 72,22
-11,11 123,4321
4. 38,88 27,77
11,11 123,4321
5. 61,11 55,55
5,56 30,9136
6. 61,11 72,22
-11,11 123,4321
7. 61,11 72,22
-11,11 123,4321
8. 50 94,44
-44,44 1974,914
9. 33,33 33,33
0 0
10. 27,77 66,66
-38,89 1512,432
11. 27,77 61,11
-33,34 1111,556
12. 33,33 72,22
-38,89 1512,432
13. 33,33 33,33
0 0
14. 66,66 61,11
5,55 30,8025
15. 33,33 44,44
-11,11 123,4321
16. 38,88 88,88
-50 2500
17. 27,77 72,22
(60)
Nomor Siswa Nilai Pretest X1 NilaiPosttes t X2 � = � − � �
18. 72,22 72,22
0 0
19. 72,22 77,77
-5,55 30,8025
20. 50 72,22
-22,22 493,7284
21. 38,88 88,88
-50 2500
22. 38,88 55,55
-16,67 277,8889 �
̅̅̅̅ = 45,955 �̅̅̅̅ = 63,885
Untuk mengetahui dan menunjukkan apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa dalam belajar fisika menggunakan metode POE, maka data
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu kelompok yang
sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest (Suparno, 2007).
Dengan menggunakan persamaan pada halaman 32 dan melihat hasil
perhitungan pada table 4.4, diperoleh hasil sebagai berikut :
∑ D = -394.46
(∑ D)2 = 155598,7 ∑ D2 = 15710,79
N = 22
�̅̅̅ = 45,955
�̅̅̅ = 63,885
|�����| = | | �̅̅̅ − �̅̅̅ √∑� −∑ �� � �− | |
(61)
|�����| = |
| , − , √ , − 555 ,
− | |
|�����| = || − ,
√ , − , ||
|�����| = || − , √ , || |�����| = |− ,
√ , | |�����| = |− ,, | |�����| = |− , |
Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas sebesar
|− , |, maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel
dengan level signifikan � = , sebesar 2,086. Oleh karena itu, |�����| >
|���������| maka signifikan.
b. Analisis Kualitatif
Jawaban-jawaban siswa dapat juga dianalisis secara kualitatif. Dari
semua jawaban dapat dirangkum dan dilihat konsep dasar yang diketahui
siswa tentang hukum Archimedes. Kemudian jawaban-jawaban tersebut
(62)
Hal ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan
pemahaman konsep antara konsep dasar siswa dengan konsep siswa
setelah dilakukan pembelajaran dengan metode POE. Rangkuman jawaban
berdasarkan soal-soal yang digunakan disajikan seperti berikut:
1. Definisi benda mengapung dalam suatu fluida
Pre-test : Benda di atas permukaan air
Post-test : Seluruh atau sebagian benda di atas permukaan air dan tidak menyentuh dasar fluida
Perubahan : Seluruh atau sebagian benda di atas permukaan air dan tidak menyentuh dasar fluida
2. Definisibenda tenggelam dalam suatu fluida
Pre-test : Benda di dasar air.
Post-test : Seluruh benda masuk dalam fluida dan benda di dasar fluida.
Perubahan :Seluruh benda masuk dalam fluida dan benda di dasar fluida
3. Penyebab benda dapat mengapung dalam suatu fluida
Pre-test : Massa benda lebih kecil dari massa fluida.
Post-test : Massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida.
Perubahan :Massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida
4. Penyebabbenda dapat melayang dalam suatu fluida
Pre-test : Massa benda lebih sama dari massa fluida.
Post-test : Massa jenis benda lebih sama dari massa jenis fluida.
Perubahan :Massa jenis benda lebih sama dari massa jenis fluida
(63)
5. Penyebabbenda dapat tenggelam dalam suatu fluida
Pre-test : Massa benda lebih besar dari massa fluida.
Post-test : Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida.
Perubahan :Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida
2. Metode POE Disenangi Oleh Siswa
Dalam penelitian ini juga digunakan instrument penelitian berupa
angket dan lembar oservasi siswa. Angket kesenangan dan lembar
observasi siswa ini digunakan sebagai instrumenuntuk mengetahui tingkat
kesenangan siswa belajar fisika dengan menggunakan metode POE.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Analisis Angket Kesenangan
Dengan berdasarkan tabel 3.7, siswa akan memperoleh skor minimum
delapan (8) dan skor maksimum empat puluh (40) dengan mengingat
jumlah item pernyataan sebanyak delapan (8) item. Selanjutnya dibuat
klasifikasi seperti pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Klasifikasi Tingkat Kesenangan
Interval Tingkat Kesenangan Frekuensi Presentase (%)
31-40 Sangat Tinggi 10 45,454
23-30 Tinggi 10 45,454
17-22 Rendah 2 9,09
(64)
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui siswa senang belajar dengan
menggunakan metode POE tinggi dan sangat tinggi.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat
kesenangan siswa belajar fisika dengan menggunakan metode POE.
Lembar observasi siswa juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk
membantu dan menunjang data yang diperoleh berdasarkan angket.
Hasil dari lembar observasi ini diperoleh dengan cara mengamati
tingkat kesenangan siswa selama pembelajaran berlangsung. Siswa diberi
tanda pengenal untuk mempermudah memberikan penilaian. Siswa yang
dibagi dalam masing-masing kelompok dapat diamati dengan melihat
siswa yang tingkat kesenangannya tinggi dan siswa yang tingkat
kesenangannya rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat
siswa senang belajar dengan menggunakan metode POE. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya siswa yang aktif berdiskusi saat memberikan
prediksi dari permasalahan yang diberikan dan aktif bertanya saat prediksi
yang dibuat tidak sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan. Hasil
(65)
Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa
Nomor Nama Siswa Tingkat Kesenangan Siswa Keterangan Rendah Cukup Tinggi
1. A √
2. B √
3. C √
4. D √
5. E √
6. F √
7. G √
8. H √
9. I √
10. J √
11. K √
12. L √
13. M √
14. N √
15. O √
16. P √
17. Q √
18. R √
19. S √
20. T √
21. U √
22. V √
Total 15 7
Presentase 68,18% 31,81%
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui siswa senang belajar dengan
(66)
4.5 dan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa kedua hasil yang diperoleh dari
angket dan dari lembar observasi sama-sama menunjukkan bahwa siswa
senang belajar dengan metode POE.
C. Pembahasan
1. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa
Pengaruh metode POE untuk mengetahui peningkatan pemahaman
kosep siswa dapat dilihat berdasarkan analisis hasil pre-test dan post-test
serta hasil analisis deskriptif jawaban siswa. Berdasarkan data analisis
hasil pre-test dan post-testtersebut diperoleh |�����|sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas sebesar , maka, dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan level signifikan � = , sebesar
2,086.Oleh karena |�����| > |���������| maka signifikan, artinya bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang mengacu pada
meningkatnya konsep/pemahaman belajar siswa dengan menggunakan
metode POE.
Sedangkan berdasarkan analisis deskriptif yang telah dijabarkan dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemahaman awal siswa tentang hukum
Archimedes dalam fluida statis tentang benda mengapung, melayang dan
tenggelam karena adanya pengaruh massa benda terhadap massa fluida.
Sedangkan pada pemahaman konsep setelah treatment diperoleh bahwa
ada perubahan pemahaman dan peningkatan dari konsep awal benda
(67)
benda terhadap massa fluida menjadi benda mengapung, melayang dan
tenggelam karena adanya pengaruh massa jenis benda terhadap massa jenis
fluida.
Oleh kerena itu, berdasarkan hasil analisis pre-test dan post-test yang signifikan serta analisis deskriptif jawaban siswa dari hasil pre-test dan
post-test dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA Tarakanita Magelang mengalami peningkatan pemahaman konsep belajar tentang
hukum Archimedes dalam fluida statis tentang mengapung, melayang dan
tenggelam menggunakan metode POE.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang digunakan dimana dalam POE
siswa diberi kebebasan untuk menyusun kerangka pengetahuan
sendiri.Dengan demikian, siswa lebih paham akan suatu konsep tertentu
karena kerangka pengetahuannya atau pemikirannya disusun sesuai dengan
kemampuan kognitif siswa tersebut
2. Peningkatan Kesenangan Siswa
Berdasarkan data angket tersebut dapat diketahui metode POE
disenangi siswa. Hal ini dapat dilihat dari besarnya presentase kesenangan
siswa yang senang saat belajar menggunakan metode POE. Jika dijumlah
presentase senang dan sangat senang lebih dari 50% yaitu 90,91% maka,
dapat disimpulkan bahwa siswa senang belajar tentang hukum Archimedes
dalam fluida statis tentang mengapung, melayang dan tenggelam
menggunakan metode POE. Hal tersebut juga didukung dengan adanya
(68)
siswa cukup senang belajar dengan menggunakan metode POE,bahkan,
ada 31,81% siswa yang sangat senang belajar dengan menggunakan
metode POE.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis angket dan lembar
observasi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA Tarakanita
Magelang mengalami kesenangan belajar tentang hukum Archimedes
dalam fluida statis tentang mengapung, melayang dan tenggelam
menggunakan metode POE.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang digunakan yaitu kesenangan
belajar yang dialami siswa akan memberikan dampak positif untuk
mengaktifkan otak. Semakin aktif otak menyerap informasi yang
(69)
50 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian
dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode POE dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Hukum
Archimedes dalam FluidaStatis di kelas XI IPA SMA Tarakanita
Magelang.
2. Metode POE ini disenangi oleh siswa di kelas XI IPA SMA Tarakanita
Magelang
B. Saran
1. Metode POE dapat dicoba digunakan untuk topik-topik yang lain.
2. Metode POE bersifat kontruktif, yang baik untuk meningkatkan
pemahaman siswa tetapi untuk memperoleh peningkatan pemahaman
siswa, guru memerlukan persiapan yang matang agar terjadi segala
instrument yang digunakan dapat membantu siswa meningkatkan
pemahamannya.
3. Guru harus paham benar tentang keadaan siswa sehingga bila terjadi
kendala dapat segera dilakukan tindakan untuk mengatasi kendala
(70)
51
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, RantaWilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Darmansyah. 2011. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto, Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.
Kartika Budi, Fr. 1992. Pemahaman dan Beberapa salah konsepsi yang terjadi. Widya Dharma. Vol III no. 1, edisi Oktober. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Meitarita, Yulista Librolva. 2011. Metode POE (Pediction-Observation-Explanation) pada pembelajaran fisika dalam meningkatkan pemahaman, konsep, dan keaktifan siswa pada pokok bahasan zat dan wujudnya di SMPN 2 Parindu Sanggau Kalimantan Barat. Yogyakarta: USD (Skripsi).
Novela, Marcellina Anita Prisca. 2013. Tingkat Pemahaman dan Kesenangan Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Rembang Dalam Pembelajaran Gelombang Elektromagnetika Dengan Menggunakan Model Ceramah, Peta Konsep, dan Pemutaran Video Pembelajran. Yogyakarta: USD (Skripsi).
Sudirman. 2013. Fisika Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
(71)
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
. 1996. Kontruktivisme Dalam Pendidikan Sains Dan Matematik.
Widya Dharma edisi Oktober. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik. Yogyakarta: PT. Grasindo.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Utomo, Pristiadi. 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan unutk SMK/MAK kelas X. Jakarta: Erlangga.
(72)
(73)
54
(74)
55 Lampiran 3.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
HUKUM ARCHIMEDES DALAM FLUIDA STATISNama Sekolah : SMA Tarakanita Magelang Mata pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 2 Alokasi waktu : 2 JP
I Standar Kopetensi
2. Menetapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistim kontinyu ( benda tegar dan Fluida ) dalam penyelesaian masalah.
II Kopetensi Dasar
2.2Menganalisis Hukum – hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
III. Indikator Kopetensi
Siswa dapat membedakan benda terapung, melayang dan tenggelam dalam zat cair.
Siswa dapat menjelaskan mengapa suatu benda dapat terapung, melayang dan tenggelam dalam zat cair.
IV Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran hukum Archimedes dalam fluida statik siswa diharapkan memiliki kemampuan :
(75)
Menjelaskan mengapa suatu benda dapat terapung, melayang dan tenggelam dalam zat cair.
V. Materi Pembelajaran
Hukum Archimedes
VI. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Rincian Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan a.Kegiatan diawali dengan
menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya.
b.Guru membagikan test pendahuluan yang digunakan sebagai pre-test.
15 menit
Kegiatan Inti a.Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 siswa.
b.Tiap-tiap kelompok diberikan LKS yng berkaitan dengan materi pembelajaran. c.Disediakan 3 macam fluida
yaitu, air, air garam dan raksa. Disediakan pula 3 macam barang dengan massa yang hampir sama yaitu, telur, kuningan dan kayu. d.Siswa diminta memberikan
(76)
prediksi apabila
1)Telur dimasukkan kedalam air, air garam dan raksa.
2)Kuningan dimasukkan kedalam air, air garam dan raksa.
3)Kayu dimasukkan kedalam air, air garam dan raksa. 4)Plastik dimasukkan kedalam
air, air garam dan raksa.
e.Siswa kemudian diminta mengamati peristiwa apa yang terjadi dengan melakukan percobaan sederhana di depan kelas.
f. Siswa diminta menjelaskan apakah hal tersebut sama dengan prediksi yang dibuat? Mengapa?
g.Guru dan siswa secara bersama-sama menghitung massa jenis dari tiap benda dan fluida yang digunakan. h.Guru melengkapi pernyataan
siswa mengenai peristiwa yang terjadi dan memperbaiki apabila terjadi miskonsepsi.
Kegiatan Penutup a.Siswa diminta menceritakan kembali secara singkat apa yang telah mereka alami.
b.Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin
(77)
bertanya
Pertemuan II
Rincian Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan a. Kegiatan diawali dengan
menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
5 menit
Kegiatan Inti
a. Siswa diminta menceritakan kembali secara singkat apa yang telah mereka alami dan pelajari pada pertemuan sebelumnya.
b.Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya tentang materi yang kemarin telah dipelajari.
c.Siswa diminta mengerjakan post-test.
d.Siswa mengisi angket kesenangan.
35 menit
Kegiatan Penutup a. Guru memberikan kesimpulan akhir tetang materi yang telah diberikan.
(78)
59
Lampiran 3.2
Lembar Kerja Siswa
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
I. Prediksi
Prediksikan dan berilah alasan apa yang akan terjadi bila:
1) a. Telur dimasukkan ke dalam air maka telur tersebut
akan………dalam air.
Alasan :
b. Telur dimasukkan ke dalam air garam maka telur tersebut
akan………dalam air garam. Alasan :
(79)
c. Telur dimasukkan ke dalam raksa maka telur tersebut
akan……….dalam raksa. Alasan :
2) a. Kuningan dimasukkan ke dalam air maka kuningan tersebut
akan………dalam air.
Alasan :
b. Kuningan dimasukkan ke dalam air garam maka kuningan tersebut
akan………dalam air garam. Alasan :
c. Kuningan dimasukkan ke dalam raksa maka kuningan tersebut
akan……….dalam raksa. Alasan :
(80)
3) a. Kayu dimasukkan ke dalam air maka kayu tersebut
akan……….dalam air.
Alasan :
b. Kayu dimasukkan ke dalam air garam maka kayu tersebut
akan………..dalam air garam. Alasan :
c. Kayu dimasukkan ke dalam raksa maka kayu tersebut
akan……….dalam raksa. Alasan :
4) a. Plastik dimasukkan ke dalam air maka plastik tersebut
akan………...dalam air. Alasan :
(81)
b. Plastik dimasukkan ke dalam air garam maka plastik tersebut
akan………dalam air garam. Alasan :
c. Plastik dimasukkan ke dalam raksa maka plastik tersebut
akan………..dalam raksa. Alasan :
(82)
II. Konfirmasi
Dari hasil prediksi dan alasan yang telah dibuat:
1. Adakah prediksi yang tidak sesuai dengan kenyataannya? Jika ada sebut dan jelaskan mengapa prediksi awal kurang tepat!
2. Adakah prediksi yang sesuai dengan kenyataannya? Jika ada sebut dan jelaskan mengapa prediksi awal tepat!
(83)
64
Lampiran 3.3
Angket Kesenangan
Nama :
No absen :
Berilah tanda (X) pada jawaban pilihan anda ! STB : Sangat Tidak Benar
TB : Tidak Benar
B : Benar
SB : Sangat Benar
No. Pernyataan Pilihan
STB TB B SB
1. Saya antusias dengan pembelajaran menggunakan metode POE dalam pokok bahasan hukun Archimedes dalam fluida statis
2. Saya ingin belajar fisika dengan model POE untuk pokok bahasan fisika yang lain
3. Metode belajar hari ini membuat saya betah/kerasan belajar fisika
4. Saya tidak bermain-main (jalan-jalan, dsb) saat pembelajaran POE berlangsung
5. Saya tidak mengantuk saat proses pembelajaran berlangsung
6. Saya memberikan perhatiaan penuh saat proses pembelajaran berlangsung
(84)
7. Saya tidak mengobrol dengan teman diluar pokok materi yang sedang dibahas
8. Saya tidak meninggalkan kelas selama proses belajar fisika dengan metode POE berlangsung.
(85)
(86)
Validitas Soal
“Hukum Archimedes Dalam Fluida Statis Tentang Mengapung, Melayang dan Tenggelam” Nomor Soal Aspek yang Diukur Indikator Hasil Belajar
Pretest- Posttest Komentar
1. Pengetahuan Siswa mampu
mendefinisikan
pengertian benda
mengapung dalam
suatu fluida
Apa yang
dimaksud dengan
benda
mengapung?
2. Pengetahuan Siswa mampu
mendefinisikan
pengertian benda
tenggelam dalam
suatu fluida
Apa yang
dimaksud dengan
benda tenggelam?
3. Pemahaman Siswa mampu
menjelaskan
mengapa benda
dapat mengapung
dalam suatu fluida
Bagaimana sebuah
benda dapat
mengapung dalam
suatu fluida?
4. Pemahaman Siswa mampu
menjelaskan
Bagaimana sebuah
(1)
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
84 Lampiran 4.1
Lembar Observasi Siswa
Nomor Nama Siswa Tingkat Kesenangan Siswa Keterangan
Rendah Cukup Tinggi
1. Angelica Pradita Adelide L. √
2. Chirtopher Kurniawan S. √
3. Denita Meyke P. √
4. Dicky Rulando √
5. Edward Susbastian √
6. Eunike Yelena W. √
7. Felicia Stevanie √
8. Irena Widya P. √
9. Kenny Hendrawan √
10. Kristina Ratri Pertiwi √
11. Maura Inka T. √
12. Nanita Kristi K. √
13. Natanael Kenan G. √
14. Prasetyo Henry K. √
15. Sally Marcella W. √
16. Stephanie Budiarta √
17. Theresia Ardya Resti P. √
18. Tirza Madaha P. √
19. Veryka Budianto √
20. Virgo Viaktor S. A. √
21. Yemima Yoke H. √
22. Yonatan Kurniawan K. A. √
Total 15 7
Presentase 68,18% 31,81%