PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMTAIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII SMPN 2 NGUNUT TAHUN AJARAN 2014/ 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

1

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan formal maupun informal harus di sesuaikan dengan perkembangan. Penyelenggaran pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang hendak di capai, karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaran pendidikan.

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani Padagogieyang terbentuk dari kata pais yang berarti anak dan again yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka dapat didefinisikan secara leksikal bahwa pendidikan adalah bimbingan/ pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa.1

Sesuai dengan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

1


(2)

2

Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Karena dalam pendidikan manusia akan memperoleh Ilmu Pengetahuan. Ilmu merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan manusia. Sebab suatu tindakan yang dilakukan harus berdasar pada ilmu agar mencapai suatu kesuksesan. Orang yang berilmu dapat meraih posisi tinggi dalam hidup, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun harkat dan martabatnya. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, barang yang kita gunakan juga dibuat karena ada ilmu. Untuk memperoleh kepandaian atau ilmu yang ia inginkan, manusia harus belajar.

Ilmu pengetahuan mencangkup berbagai macam bidang kajian, salah satunya adalah ilmu matematika. Ilmu matematika sangat berguna dalam kehidupan manusia. Ilmu matematika sangat berguna dalam kehidupan manusia. Hal ini didukung oleh pendapat Paling yang mengatakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan

2


(3)

pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, serta menggunakan pengetahuan tentang menghitung.3 Oleh karena itu suatu pendidikan baik itu pendidikan umum ataupun khusus pendidikan matematika dipandang merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang. Mengingat pentingnya matematika, tidaklah mengherankan jika matematika dijadikan sebagai pelajaran wajib disemua jenjang sekolah. Meskipun matematika sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika masih bervariasi, ada yang memuaskan, sedang, dan kurang memuaskan. Mata pelajaran matematika sering kali dianggap sulit, karena matematika merupakan ilmu yang pasti. Sehingga peserta didik cenderung tidak menyukai mata pelajaran matematika dan hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.4 Dengan belajar, manusia diharapkan memiliki kompetensi serta keterampilan tertentu yang dapat menunjang kehidupannya di dunia. Bukan hanya kompetensi dan keterampilan saja, namun melalui kegiatan belajar ini diharapkan sikap manusia juga dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mnguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut

3

Mulyono Abdurrahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 252

4

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni,Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012), hal. 11


(4)

Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.5 Tingkah laku manusia dapat dilihat dari kedisiplinan yang dimilikinya. Kedisplinan siswa merupakan suatu sikap ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir dan batin, serta penuh tanggung jawab, sehingga timbul rasa malu terkena sangsi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa.6 Dengan demikian idealnya siswa disiplin dalam belajar maupun dalam melaksanakan tata tertib sekolah, disiplin dalam hidup bermasyarakat dan bernegara serta disiplin dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan perilaku peserta didik diukur dari kedisiplinan sehingga mampu mengontrol perilaku mereka di kelas maupun di sekolah. Kedisiplinan atau disiplin ialah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan pada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak.7

Kedisiplinan dapat juga menjadi aspek pendukung pencapaian hasil belajar. Dalam proses pembelajaran sikap disiplin dapat menjadi penentu

5

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 44-45

6

Gerakan Disiplin Nasional, dalamMimbar Pembangunan Agama,No.105/Juni, (Kantor Departemen Agama Jawa Timur, 1995), hal. 72

7

Muhammad Fadillah dan Lilik Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 192


(5)

hasil belajar bagi peserta didik. Hal ini dapat kita lihat dari nilai yang diperoleh, peserta didik yang disiplin cenderung mendapatkan nilai yang lebih bagus dibandingkan dengan peserta didik yang kurang disiplin. Tetapi tidak menutup kemungkinan peserta didik yang kurang disiplin mendapatkan nilai yang bagus. Dapat kita simpulkan peserta didik yang tertib dan patuh, baik dalam belajar maupun tata tertib sekolah merupakan peserta didik yang rajin. Hal ini memungkinkan peserta didik tersebut mendapatkan hasil belajar yang baik dan memuaskan.

Seringkali kejadian di sekolah menunjukkan banyak peserta didik yang kurang disiplin. Banyak dari mereka yang melakukan pelanggaran –

pelanggaran atas aturan atau tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah. Mereka cenderung berperilaku yang menunjukkan sikap kurang disiplin seperti halnya, datang ke sekolah tidak tepat waktu, tidak mengikuti kegiatan di sekolah, mencontek ketika ulangan, dan lain sebagainya.

Dengan berbagai permasalahan tersebut perlu diadakan suatu Penelitian. Dalam penelitian ini akan dibahas pengaruh antara kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis akan mengadakan penelitian denga judul PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI


(6)

B. Identifikasi Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari ilmu, baik yang diperoleh melalui pengalaman pribadi, melalui pengalaman bermasyarakat ataupun yang diperolehnya di bangku sekolah. Di era globalisasi yang semuanya serba modern, ilmu mulai berkembang sangat pesat. perkembangan ilmu yang pesat ini juga diikuti dengan banyaknya sekolah yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Di sekolah inilah manusia memperoleh ilmu melalui kegiatan belajar. Kegeiatan belajar dilakukan antara pendidik dan peserta didik, dengan tujuan agar ilmu pengetahuan manusia menjadi berkembang.

Pencapaian hasil belajar bervariasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi bakat, minat, motivasi, kemampuan kognitif, kretif, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor alam sosial dan instrumental.8

Berdasarkan banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar peseta didik, maka peneliti akan mengambil beberapa faktor saja yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Peneliti akan mengambil salahsatu factor yaitu kedisiplinan siswa, sebagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan mengacu pada permasalahan berikut:

1. Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa,

2. Besarnya pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.

8

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 107


(7)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dicari solusinya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi Kubus dan Balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut?

2. Seberapa besar pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunt?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar siswa materi Kubus dan Balok kelas VIII SMPN 2 Ngunut.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok kelas VIII SMPN 2 Ngunut.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas masalah yang diteliti dapat diajukan hipotesa penelitian sebagai berikut:

“Ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika

pada materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut tahun ajaran 2014/2015”


(8)

F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan tentang seberapa besar pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa SMPN 2 Ngunut.

2. Secara Praktis a. Bagi Peserta Didik

Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar jika mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar mereka.

b. Bagi Pendidik

Pendidik dapat mengetahui tingkat kemampuan peserta didiknya ditinjau dari kedisiplinan siswa peserta didik.

c. Bagi Sekolah

1) Mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa SMPN 2 Ngunut.

2) Sebagai penentu kebijakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian dengan judul “Pengaruh

Kedisiplinan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Kubus dan Balok pada Siswa SMPN 2 Ngunut” adalah sebagai berikut:


(9)

a. Kedisiplinan Siswa

Kedisiplinan atau disiplin ialah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan pada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak.9

b. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “ hasil ” dan “ belajar ”. pengertian hasil

(product) menunujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secra fungsional.10 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan seringkali pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

2. Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian sebagaimana diatas, maka selanjutnya peneliti membatasinya agar tidak terjadi pelebaran pembahasan. Adapun pembatasan penelitian yang dimaksud adalah:

9

Muhammad Fadillah dan Lilik Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD…………..hal. 192

10


(10)

a. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari siswa kelas VIII.

b. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas VIII A SMPN 2 Ngunut. c. Hasil belajar matematika sebagai variabel terikat dipengaruhi oleh

banyak variabel. Pada penelitian ini hanya mengambil dua variabel saja yaitu kedisiplinan siswa dan jenis kelamin.

H. Definisi Oprasional

Definisi dari ruang lingkup yang telah ditulis diatas adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh Kedisiplinan siswa

Pengaruh Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran matematika berupa: pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar siswa materi Kubus dan Balok.

2. Kubus dan Balok

Kubus dan Balok merupakan materi yang diajarkan di SMP kelas VIII, materinya meliputi Mengenal Bangun Ruang, Model Kerangka serta Jaring – jaring Kubus dan Balok, dan Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok.

3. Sistematika Pembahasan


(11)

1. Bagian awal

Terdiri dari judul, halaman persetujuan pembimbing, pengesahan dewan penguji, persembahan, motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel. 2. Bagian Isi

a. Bagian pendahuluan tercantum pada bab 1.

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika pembahasan.

b. Bagian ini tercantum pada bab 2 dan 3.

Pada bab 2 terdiri dari uraian penjelasan tentang matematika, kedisiplinan, belajar, dan hasil belajar siswa serta materi Kubus dan Balok.

c. Pada bab 3 terdiri dari penjelasan tentang pendekatan dan jenis peneltian, populasi, sampling, dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan sksala pengukuran, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, analisis data.

3. Bagian Penutup

Bagian penutup tercantum dalam bab 4 dan 5 terdiri dari hasil laporan penelitian, diskripsi singkat keadaan objek, pembahasan laporan penelitian, kesimpulan dan saran

4. Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran, foto-foto kegiatan penelitain, surat izin penelitian.


(12)

12

A. Matematika

Matematika, menurut Rusffendi, adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsure yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi , yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.11

Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.12

Matematika itu sendiri menurut Kline, merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan secara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Lerner mengungkapkan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa

11

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 1

12


(13)

universal yang memungkinkan manusia untuk memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.13 Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.14 Berdasarkan definisi di atas , peneliti mempunyai gambaran tentang apa matematika itu, dengan menggabungkan pengertian dari pendapat-pendapat tersebut. Semua pendapat-pendapat tersebut dapat kita terima, karena sampai saat ini tidak ada yang mendefinisikan matematika secara tunggal. Matematika dapat ditinjau dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks. Dengan demikian dapat dikatakan secara singkat bahwa matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif, ilmu tentang kuantitas, dan digunakan untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia. Untuk bisa memahami atau menguasai materi matematika tidak hanya cukup dengan membacanya, tapi harus mampu menelaah atau mengerti apa yang ada di dalamnya

B. Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktifitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif engan

13

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 252

14


(14)

lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.15 Beberapa ahli mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut.16

1. James O. Whitaker mengartikan belajar sebagai proses ketika perilaku dimunculkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses ketika tingkah laku dimunculkan atau diubah melalui praktik atau latihan.

Jadi belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses yang didalamnya dilakukan berbagai pengalaman untuk menangkap suatu isi dan pesan dalam jangka waktu tertentu yang dapat membawa perubahan diri yang tecermin dalam perilakunya. Dalam proses belajar juga dilibatkan berbagai komponen antara lain pengajar (guru), pembelajar (peserta didik), materi belajar, waktu belajar, dan tempat belajar.17

Seorang dapat mengamati perilaku orang yang telah belajar setelah membandingkannya dengan keadaan sebelum belajar. Jika ada perubahan setelah proses belajar, dapat dikatakan ia telah belajar. Jika pada hakikatnya proses belajar adalah perubahan perilaku, ada beberapa perubahan tertentu yang dapat dimasukkansebagai ciri–ciri belajar sebagai berikut.18

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

15

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar…………..hal. 38-39

16

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 17

17

Ibid, hal. 18

18


(15)

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuab dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan beberapa gambaran definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah diperolehnya pengetahuan dan sikap yang baru dimana situasi muncul atau berubah karena adanya respon terhadap situasi.

C. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan terkait erat dengan pengetahuan dan perilaku yang positif, seperti kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, tolong menolong, kasih sayang, patuh atau taat, serta hormat kepada guru. Kata disiplin sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan peserta didik. Jadi disiplin dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. Kemudian dalam New World Dictionary disiplin diartikan sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter, atau keadaan yang tertib dan efisien.19

Kedisiplinan atau disiplin ialah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan pada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara

19


(16)

membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak.20

Sementara itu beberapa ahli mengemukakan pengertian disiplin sebagai berikut.21

a. The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana orang – orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan–peraturan yang telah ada dengan senang hati.

b. Good’s dalam Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai berikut.

1) Proses atau hasil pengamatan atau pengendalian keinginan, motivasi atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mancapai tindakan yang lebih efektif.

2) Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif, dan diarahkan sendiri walaupun menghadapi hambatan.

3) Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau hadiah.

4) Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman bahkan menyakitkan.

Dari berbagai pengertian diatas maka disiplin dapat diartikan sebagai tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

20

Muhammad Fadillah dan Lilik Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 192

21

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 159-160


(17)

ketentuan dan peraturan baik di sekolah, di rumah maupun di sebuah organisasi, yang mana semua yang terikat oleh disiplin akan melakukannya dengan senag hati.

Disiplin itu sendiri memiliki beberapa kriteria. Menurut Ali Imron disiplin dibagi menjadi tiga, yaitu:22

a. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsepotoritarian.

Menurut konsep ini peserta diik dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi jika mau duduk tenang sambil memperhatikan penjelasan guru saat guru sedang mengajar.

b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konseppermissive.

Menurut konsep ini peserta didik haruslah diberikan kebebasan seluas –

luasnya di dalam kelasnya. Tata tertib atau aturan – aturan di kelas dilonggarkan dan tidak perlu mengikat peserta didik.

c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab.

Disiplin demikian memberikan kebebasan seluas – luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah ia tanggung. Konsep ini merupakan konvergensi antara konsepotoritariandanpermissive.

Menurut konsep kebebasan terkendali ini peserta didik memanglah diberikan kebebasan, tetapi peserta didik tidak diperbolehkan

22

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif…………..hal. 160-161


(18)

menyalahgunakan kebebasan tersebut. Kebebasan jenis ketiga ini juga umunya disamakan dengan istilah kebebasan terbimbing. Terbimbing karena dalam menerapkan kebebasan tersebut diaksentualisasikan kepada hal – hal yang konstruktif. Manakala arah tersebut berbalik atau berbelok ke hal – hal yang destruktif maka dibimbing kembali kearah yang konstruktif.

Berdasarkan beberapa kriteria disiplin diatas menurut peneliti kriteria disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Seperti yang telah dijelaskan diatas kriteria ini memberikan kebebsan yang seluas – luasnya kepada siswa akan tetapi siswa segala konsekuensinya ditanggung oleh siswa. Hal ini dapat memberikan kenyamanan pada siswa karena siswa tidak terlalu terkekang oleh aturan. Kriteria ini memberikan kebebasan yang terbimbing sehingga apabila siswa melakukan kesalahan kan dibimbing kembali kearah yang benar.

Mendisiplinkan anak pada dasarnya mengajarkan anak untuk bertindak secara sukarela berdasarkan suatu rangsangan peraturan dan tata tertib yang membatasi, terlepas apakah kelakuan itu diterima atau tidak. dalam pembinaan disiplin anak diperlukan 3 elemen berikut:

1. Pendidikan

Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. 2. Penghargaan

Ini berupa pujian, hadiah atau perlakuan khusus setelah anak melakukan sesuatu.


(19)

3. Hukuman

Hukuman hanya boleh diberikan bila anak dengan sengaja melakukan kesalahan.

Berapapun usia anak, ketiga elemen diatas harus desertakan dalam latihan kedisiplinan. Elemen petama dan kedua, ditekankan bila anak masih berusia dini, sedangkan unsur ketiga diterapkan saat anak sudah lebih besar.23

Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanam secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang–orang yang berhasil dalam bidangnya masing–masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.24 Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran – pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.25

Disiplin juga memerlukan suatu proses belajar, perlu upaya dari orangtua, hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Melatih anak untuk berdisiplin.

2. Membiasakan diri berperilaku sesuai nilai–nilai moral dan etika.

23

Suryadi,Kiat Jitu dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2006), hal. 71

24

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 172

25


(20)

3. Adanya kontrol orangtua dalam mengembangkan disiplin.

Orang tua juga dituntut untuk membina anak agar dapat memebaca perilaku – perilaku mereka. ketiga upaya diatas disebut dengan kontrol eksternal. Kontrol yang terbuka dan demokratis ini memudahkan anak untuk menginternalisasikan nilai – nilai moral. Setiap upaya yang dilakukan orangtua dalam membantu mengembangkan disiplin anak harus didahului oleh tampilnya hal berikut:26

1. Perilaku yang patut dicontoh.

2. Kesadran orang tua ditularkan pada anak. 3. Penataan lingkungan fisik.

Disiplin sangat penting ditanamkan pada anak baik di rumah maupun di sekolah atau dimanapun anak itu berada. Menurut Soemarmo, sekolah adalah sumber disiplin dan tempat berdisiplin untuk mencapai ilmu pengetahuan yang dicita-citakan. Di dalam tata tertib tersebut diatur mengenai hak dan kewajiban siswa, larangan, dan sanksi-sanksi. Dalam tata tertib sekolah disebutkan bahwa siswa mempunyai kewajiban:27

a. Harus bersikap sopan dan santun, menghormati Ibu dan Bapak Guru, pegawai dan petugas sekolah baik di sekolah maupun di luar sekolah. b. Harus bersikap sopan dan santun, menghormati sesama pelajar, baik di

dalam sekolah maupun di luar sekolah. c. Menggunakan atribut sekolah sekolah.

26

Suryadi,Kiat Jitu dalam Mendidik Anak………, hal. 73 27

http://afa-belajar.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-bentuk-kedisiplinan-di.html (diakses pada Rabu, 11 feb 2015)


(21)

d. Hadir tepat waktu.

e. Patuh kepada nasihat dan petunjuk orang tua dan guru.

f. Tidak dibenarkan untuk meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapat ijin khusus dari guru kelas dan Kepala Sekolah.

Sedangkan Colvin, Kame’enui, and Sugai menyajikan kasus mengenai

perlunya sekolah – sekolah umum mengambil pendekatan disiplin sekolah dengan cara yang berbeda – beda. Argumentasi dibuat bahwa menurut sejarah, disiplin sekolah sebgaian besar berdasarkan ukuran – ukuran hukuman yang reaktif. Pada dasrnya, peraturan ditetapkan dan para pelanggar peraturan ditanggapi dengan konsekuensi – konsekuensi negatif yang ditetapkan sebelumnya. Suatu model yang baru telah dikembangkan dengan fokus pada pengkuran – pengukuran proaktif yang sangat jelas. Fokusnya adalah membuat dan meningkatkan perilaku – perilaku yang memungkinkan keberhasilan murid di sekolah versus model yang muncul berikutnya yang ditujukan pada penghilangan perilaku – perilaku yang tidak diinginkan. Penting untuk dicatat bahwa pendekatan proaktif pada disiplin sekolah pada perilaku yang diinginkan.28

Perilaku yang harus ditanamkan pada siswa agar suatu disiplin proaktif sekolah dapat terlaksana adalah sebagai berikut:29

1. Hormat pada diri sendiri dan lainnya. 2. Siap untuk belajar.

28

Geoff Colvin,7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (Jakarta: PT Indeks, 2008), hal. 9–10

29


(22)

3. Bertanggung jawab.

4. Bekerjasama dengan orang lain.

Beberapa perilaku diatas harus diterapkan oleh siswa untuk mencipkan suatu disiplin proaktif sekolah. Selain perilaku tersebut ada bebrapa perilaku yang perlu dihindari siswa untuk menciptakan suatu disiplin proaktif sekolah. Berikut adalah beberapa perilaku yang harus dihindari oleh siswa:30

1. Meninggalkan gedung sekolah tanpa izin. 2. Merusak fasilitas.

3. Tidak mematuhi peraturan.

Berdasarkan bebrapa pendapat dan kriteria disiplin diatas dapat disimpulkan bahwasannya suatu kedisiplinan siswa dapat diwujudkan dengan pendekatan yang berbeda. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan salah satunya adalah pendekatan yang dikemukan oleh Colvin, Kame’enui, and

Sugai yaitu disiplin proaktif sekolah. Disiplin tersebut dapat terwujud dengan menerapkan bebrapa perilaku positif dan menghindari bebrapa perilaku negatif diatas.

D. Hasil Belajar Matematika

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalu proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak berjalan dengan optimal akan sulit

30


(23)

sekali diharapkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar adalah kemampuan-kamampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.31

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “ hasil ” dan “ belajar ”. pengertian hasil (product) menunujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secra fungsional.32Nana Sudjana

menyatakan, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”33 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan seringkali pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.34 Hordward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.35 Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan dan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.36

31

Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Beajar Mengajar,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal 22

32

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar…………..hal. 44

33

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………… hal. 22

34

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar…………..44

35

Ibid.,hal. 22

36

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Aplikasi dan Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 5


(24)

Bloom membagi hasil belajar ke dalam beberapa ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.37 Berikut ini akan dibahas mengenai ketiga ranah tersebut.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu :

a. Pengetahuan atau ingatan, yaitu tingkat kemampuan yang hanya meminta responden atautesteeuntuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya.38

b. Pemahaman adalah tingkat kemampuan mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.39 c. Aplikasi, yaitu penggunaan pengetahuan yang dimilikinya untuk situasi

konkret.40

d. Analisis, yaitu usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.41

e. Sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh.42

37

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses..., hal. 22

38

Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 44

39

Ibid.,hal. 45

40

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses..., hal. 25

41

Ibid.,hal. 27

42


(25)

f. Evaluasi, yaitu membuat penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi dan sebagainya berdasarkan kriteria tertentu.43

2. Ranah Afektif , berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu: a. Penerimaan, merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika.44

b. Jawaban atau reaksi, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar, mencangkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.45

c. Penilaian, yaitu menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek terebut memiliki nilai dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif maupun negatif.46

d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi.47

e. Karakterisasi, merupakan sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang diterimanya.48 3. Ranah Psikomotorik, nerkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan berindak yang meliputi enam aspek yaitu:49

43

Ibid.,hal. 47

44

Hamdani,Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 152

45

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses..., hal. 30

46

Hamdani,Strategi Belajar ...,hal. 152

47

Ibid.,hal. 153

48


(26)

a. Gerakan refleks

b. Keterampilan gerakan dasar

c. Kemampuan perseptual, termasuk membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya keharmonisan dan ketepatan. e. Gerakan keterampilan kompleks.

f. Gerakan ekspresif dan interpretatif.

Diantara ketiga ranah tersebut di atas, yang paling banyak dijadikan patokan guru dalam menilai hasil belajar peserta didik adalah ranah kognitif, begitu juga dengan hasil belajar matematika yang sering memanfaatkan ranah kognitif untuk menilai siswanya. Karena dalam ranah kognitif ini, seorang guru dapat mengukur sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diterimanya. Sedangkan untuk ranah yang lain (ranah afektif dan ranah psikomotorik) dapat dijadikan sebagai pendukung.

Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mempelajari pelajaran matematika. Matematika itu sendiri menurut Kline, merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan secara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Lerner mengungkapkan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia untuk memikirkan,

49


(27)

mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.50 Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.51

Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting.52 Mengingat pentingnya matematika ini maka alangkah baiknya jika hasil belajar matematika di sekolah juga bagus.

Matematika berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri atas simbol-simbol dan angka.53Dalam materi pembelajaran matematika, banyak menggunakan simbol untuk memudahkan penulisannya. Bukan hanya itu saja, matematika kadang memanfaatkan tabel-tabel untuk menyederhanakan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika.

50

Mulyono Abdurrahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 252

51

Ibid, hal. 252

52

Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani,Mathematical Intelegence Cara Cerdas Melatih Otak dan Menaggulangi Kesulitan Belajar. (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 41

53


(28)

Dalam menilai ataupun mengukur hasil belajar peserta didik termasuk pelajaran matematika, diperlukan alat penilaian hasil belajar, yakni dapat berupa tes. Tes tersebut bisa tes berbentuk uraian (esai) maupun tes obyektif. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).54 Melalui tes tersebut, guru dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi peserta didiknya. Begitu juga dalam mata pelajaran matematika, yang mempunyai andil besar untuk mengukur hasil belajar peserta didik adalah ranah kognitif. Apabila guru memberikan tes berupa uraian, maka guru tersebut dapat mengetahui tingkat penguasaan materi siswa melalui jawaban yang siswa berikan, namun akan lebih baik jika jawaban tersebut disertai dengan langkah-langkah penyelesaiannya.

E. Kubus dan Balok 1. Kubus

54


(29)

a. Pengertian Kubus

Perhatikan Gambar diatas secara saksama. Gambar tersebut menunjukkan sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Bangun ruang seperti dinamakan kubus. Gambar 2.1 menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGHyang memiliki unsur-unsur sebagai berikut.55

1) Sisi/Bidang

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), danADHE(sisi samping kanan).

2) Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Coba perhatikan kembali Gambar 2.1. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaituAB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.

3)

Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari Gambar 2.1, terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. Selain ketiga unsur di

55

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 184–185


(30)

atas, kubus juga memiliki diagonal. Diagonal pada kubus ada tiga, yaitu diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal.

4) Diagonal Bidang

Dari kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.1. Pada kubus tersebut tarik garis dari titik sudutA keFsehingga terdapat garis AF yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang.

5) Diagonal Ruang

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.1. Pada kubus tersebut, tarik ruas garis dari H ke B sehingga terdapat ruas garis HB yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang. 6) Bidang Diagonal

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.1. Pada gambar tersebut, terlihat dua buah diagonal bidang pada kubusABCD. EFGH yaitu AC dan EG. Ternyata, diagonal bidang AC dan EG beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu AE dan CG membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD. Bidang ACGE disebut sebagai bidang diagonal.

b. Sifat-Sifat Kubus


(31)

2) Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.

3) Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang

4) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang. 5) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi

panjang.

c. Luas Permukaan kubus

Jaring – jarring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus = 6 × (s×s)

= 6 × s2 =L= 6s2

Jadi, luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut Luas Permukaan Kubus = 6s2

d. Volume Kubus

Volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali. Sehingga volume kubus = panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk

= s × s × s = s3


(32)

2. Balok

a. Pengertian Balok

Bangun ruang ABCD.EFGH pada gambar tersebut memiliki tiga pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya, di mana setiap sisinya berbentuk persegipanjang. Bangun ruang seperti ini disebut balok. Berikut ini adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh balok ABCD.EFGHpada gambar 2.256

1) Sisi/Bidang

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi berbentuk persegipanjang. Keenam sisi tersebut adalahABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF denganADHE.

2) Rusuk

56


(33)

Sama seperti dengan kubus, balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk. Coba perhatikan kembali Gambar 2.2 secara seksama. Rusuk-rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, danHD.

3) Titik Sudut

Dari Gambar 8.12 , terlihat bahwa balokABCD.EFGHmemiliki 8 titik sudut, yaituA, B, C, D, E, F, G, danH.

4) Diagonal Bidang

Perhatikan Gambar 2.2 tarik garis AC antara dua titik sudut yang saling berhadapan pada satu bidang, yaitu titik sudut A dan titik sudut C, garis tersebut dinamakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH

5) Diagonal Ruang

Tarik garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada balokABCD.EFGH pada Gambar 2.2 garis tersebut disebut diagonal ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu bangun ruang.

6) Bidang Diagonal

Perhatikan balokABCD.EFGHpada Gambar 2.2. Dari gambar tersebut Bidang BDHF adalah bidang diagonal balok ABCD.EFGH.


(34)

1) Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang.

2) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.

3) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang.

4) Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang. 5) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk

persegipanjang. c. Luas Permukaan Balok

Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada gambar . Dengan demikian, luas permukaan balok tersebut adalah luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas persegipanjang 6

= (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) + (p × t) = (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t) = 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)

= 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t) = 2 (pl+ lt + pt)

Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut, Luas permukaan balok = 2(pl + lt + pt)

d. Volume Balok

Volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Jadi volume balok dapat


(35)

dinyatakan dengan rumus sebagai berikut, Volume balok = panjang × lebar × tinggi =p×l×t

F. Penelitian Terdahulu

1. Asmiati Masyhudah dalam penelitiannya tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi garis Singgung Lingkaran Kelas VIII MTsN Pulosari Ngunut Tulungagung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013”. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi garis singgung lingkaran kelas VIII MTsN Pulosari Ngunut Tulungagung semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh nilai Fhitungsebesar 5,10 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikansi 5% adalah 4,13.

2. Rif’atul Aini dalam penelitiannya tahun 2013 denan judul penelitian “Pengaruh Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa di MAN 1 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif dan signifikan antara kedisiplinan mengerjakan tugas belajar dengan prestasi belajar dengan kategori rendah, ada pengaruh positif dan signifikan antara kedisiplinan kehadiran siswa terhadap prestasi belajar dengan kategori agak rendah, ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan mematuhi tata tertib siswa terhadap prestasi belajar dengan kategori cukup, dan ada pengaruh


(36)

signifikan antara kedisiplinan kehadiran belajar siswa terhadap prestasi belajar dengan kategori rendah.

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Peneltian Sekarang Judul Penelitian Prsamaan Perbedaan Penelitian terdahulu Penelitian sekarang Penelitian terdahulu Penelitian sekarang 1. Pengaruh Kedisipli nan Siswa terhadap Hasil Belajar Matemat ika pada Materi garis Singgun g

Lingkara n Kelas VIII MTsN Pulosari Ngunut Tulunga gung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/201 3

- Variabel X sama – sama kedisiplinan siswa - Menggunaka

n teknik analisis rgresi

- Variabel X yang digunaka n sama. - Sama –

sama menggun akan regresi Analisisnya menggunak an Analisis regresi sedrhana - Penelitianny

a dilakukan di MTsN Pulosari

- Analisisnya menggunak an Analisis Regresi berganda - Penelitianny

a dilakukan di SMPN 2 Ngunut. 2. Pengaruh Kedisipli nan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa di MAN 1 Rejotang an

- Variabel X sama – sama kedisiplinan siswa

- Variabel X yang digunaka n sam.

- Peneltianny a dilakukan pada siswa MAN 1 Rejoangan

- Penelitianny a dilakukan pada siswa SMPN 2 Ngunut.


(37)

Tulunga gung Tahun Ajaran 2012/201 3”

G. Kerangka Konseptual Penelitian

Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa SMPN 2 Ngunut. Objek sekaligus variabel bebas dalam penelitian ini adalah kedisiplinan siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar, dimana variabel bebas (kedisiplinan siswa) merupakan faktor penentu keberhasilan belajar siswa. Variabel terikat (kedisiplinan siswa) akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian ilmiah.57Asumsi dan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunuttahun ajaran 2014/2015”.

57


(38)

38

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi penelitan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.58 Pnelitian kuantitatif didasari oleh pisitivisme yang menekankan fenomena – fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka –angka, pengolahan statistic, struktur dan percobaan terkontrol.59

Definisi lain menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan – penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur – prosedur statistic atau cara –

cara lain dari kuantufikasi (pengukuran). Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala –gejala yang mempunyai krakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakannya sebagai variabel.60

58

S. Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal. 105-106

59

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal.53

60

Endang Purwoastuti,Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), hal. 39


(39)

Dari berbagai pengertian penelitian kuantitatif di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang melibatkan angka (pengumpulan data maupun penganalisaan) dalam menguji sebuah teori sehingga didapatkan fakta empiris mengenai pembenaran maupun penolakan teori tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini, akan diuji suatu teori mengenai pengaruh kecerdasan intelektual dan motivasi terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan bukti empiris yang diperoleh dari lapangan maka teori tersebut dapat diterima ataupun ditolak.

2. Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif dapat berupa penelitian hubungan atau penelitian korelasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental.61 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.62

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kedisiplinan siswa terhadap variabel terikat hasil belajar matematika serta dilanjutkan dengan menghitung seberapa besar pengaruh antar variabel tersebut.

62

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 56


(40)

B. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Peneliti dapat melaksanakan penelitian yang bersifat penelitian populasi maupun penelitian sampel. Secara sederhana, popalsi dapat diartikan sebagai berikut.63

a. Pupulasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

b. Populasi adalah kesimpulan dari individu dengan kualitas serta ciri –

ciri yang ditetapkan.

c. Sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.64 Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal – hal yang terjadi.65 Populasi juga dibedakan atas populasi target dengan populasi terukur atau accessable population. Populasi terukur adalah populasi yang secra ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan. Populasi target adalah populasi yang dengan alas an

63

Subana, Moerstyo Rahadi dan Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hal. 24

64

Ibid, hal. 24

65


(41)

yang kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.66

Berdasarkan jenisnya, populasi dibagi menjadi dua sebagai berikut:67 a) Populasi Terbatas

Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.

b) Populasi Tak Terbatas

Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.

Sedangkan populasi dalam penelitian ini yaitu populasi terbatas yaitu seluruh siswa kelas VIII terdiri 10 kelas yang berjumlah sekitar 300 siswa di SMPN 2 Ngunut. Populasinya terdiri dari siswa kleas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H, VIII I, DAN VIII J.

2. Sampling

Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dan biasanya mengikuti teknik atau jenis sampling yang digunakan. Manfaat sampling sangta besar diantaranya, dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga, dapat memperluas ruang lingkup, dan dapat meningkatkan ketelitian.68Teknik Sampling terdiri dari berbagai macam, antara lain yaitu: random sampling,

66

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 250-251

67

Riduwan,Metode dan Teknik Menyusun Thesis,(Bandung: Alfabeta, 2006 ), hal. 55

68


(42)

stratified sampling, quota sampling, purposive sampling, area sampling, cluster sampling, sampel insidental.69

Penelitian ini menggunakan non problability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk diplih menjadi sampel.70

Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu Purposive Sampling. Purposive sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya.71 Peneliti menggunakan teknik sampling purposive sampling dengan alasan sekolah memberikan batasan untuk pengambilan sampel penelitian dan hal ini sudah sesuai dengan pertimbangan pihak sekolah. 3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population). Suatu sampel yang representative adalah sampel yang anggotnya dapat diambil secara random. Penyelidikan melalui sampel dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain karena populasinya tak terhingga (infinite population), artinya keseluruhan objek penelitian itu jumlahnya tak terhingga. Alasan lain adalah walaupun populasinya terhingga , sensus belum tentu dapat dilkukan, mengingat sempitnya waktu, terbatasnya biaya dan tenaga,

69

Ibid, hal. 217-223

70

Ahmad Tanzeh,Pengantar Metode Penelitian,(Yogyakarta: Teras, 2009) hal. 94

71


(43)

serta factor ekonomis lainhya, sehingga penyelidikan sampel harus dilakukan.72

Berdasarkan tekning sampling diatas sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII- A yang berjumlah 29 siswa di SMPN 2 Ngunut.

C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran 1. Sumber Data

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah, dan sebagainya.73

Sumber data ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer merupakan pengambilan data yang himpun langsung oleh peneliti.74 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2 Ngunut.

b. Sumber sekunder adalah pengambilan data yang dihimpun melalui tangan kedua.75 Maksudnya adalah data tersebut dihimpun peneliti secara tidak langsung. Sumber data sekunder dalam penelitian ini

72

Ibid, hal. 215-217

73

Subana, Moerstyo Rahadi dan Sudrajat,Statisti Pendidikan...,hal. 25

74

Riduwan,Belajar Mudah...., hal. 69

75


(44)

adalah kepala sekolah, guru, dokumen mengenai hasil belajar matematika serta dokumen lain yang mendukung.

2. Variabel

Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.76 Variabel merupakan sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda, biasanya diberi simbol huruf X atau Y.77 Namun demikian, pemberian simbol huruf tidak harus selalu menggunakan simbol X dan Y , tetapi tergantung pada keinginan peneliti. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai berikut:

a. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang membawa pengaruh bagi variabel bebas. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas, yaitu Kedisiplinan Siswa (X1).

b. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang mendapat pengaruh dari variabel bebas, dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu hasil belajar matematika materi kubus dan balok (Y).

76

Endang Purwoastuti, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), hal. 44

77


(45)

3. Skala Pengukuran

Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur,karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka.78 Maksud dari penggunaan skala pengukuran ini adalah untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.79 Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert untuk angket motivasi dan menghasilkan data interval.

Skala likert digunakan peneliti untuk mengetahui kedisiplinan siswa. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa, peneliti mengajukan beberapa pernyataan (dalam angket) yang harus dijawab oleh responden. Berikut adalah tabel pernyataan dalam angket dan kriteria pemberian skor pada angket.

Tabel 3.1 Pernyataan Angket Kedisiplinan Siswa

Item Pernyataan

Positif Negatif

1. Mengetahui peraturan–peraturan di sekolah  2. Ketepatan kehadiran siswa 

3. Mengenakan seragam 

4. Hukuman pelanggaran peraturan di sekolah  5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler  6. Mengikuti upacara hari senin 

7. Penampilan siswa 

8. Penyalahgunaan dana sekolah 

9. Perilaku/ siakp siswa 

Tabel Berlanjut…………

78

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 225

79


(46)

LanjutanTabel…………

10.Konsistensi siswa pada saat jam pulang

sekolah 

11.Perusakan fasilitas sekolah 

12.Mengetahui peraturan–peraturan di kelas  13.Berdo’a sebelum belajar 

14.Mengerjakan PR 

15.Mengerjakan tugas 

16.Mencontek ulangan 

17.Melaksanakan piket bersih kelas 

18.Keterangan tidak hadir dalam kelas 

19.Makan dalam kelas 

20.Membuat gaduh 

21.Izin keluar kelas 

Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Skor Angket Kedisiplinan Siswa

No. Pilihan Jawaban Pernyataan

Positif Negative

1 Setuju/ Ya 2 0

2 Kurang Setuju/ kadang–kadang 1 1

3 Tidak Setuju/ Tidak 0 2

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena fenomena yang alami akan lebih dimengerti maknanya secara baik apabila digunakan multi instrument. Tujuannya agar data yang terkumpul dan kesimpulan yang diperoleh tidak hanya dari satu sumber tetapi dari berbagai sumber. Maka dari itu penulis menggunakan metode yang dianggap relevan dengan penelitian, yaitu.


(47)

a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain di mana mereka bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. 80 Dengan demikian, daftar pertanyaan maupun pernyataan yang dibuat oleh peneliti tersebut akan disebarkan kepada responden untuk selanjutnya mereka jawab. Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui kedisiplian siswa.

b. Metode test

Tes ialah sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku/atribut) tertentu dari orang yang dites tersebut.81

Dengan metode inilah peneliti mendapatkan data atau hasil berupa nilai hasil belajar peserta didik, yang nantinya data ini akan diolah untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kels VIII SMPN 2 Ngunut.

c. Metode Observasi

80

Riduwan,Metode dan Teknik ...,hal. 55

81

Sumarna Surapranata,Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 19


(48)

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bernagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama observasi yaitu.82

Bentuk dan alat observasi berupa pedoman observasi belajar mengajar, soal tes, format penilaian kepuasan (angket), umpan balik siswa, perekam elektronik dan sejenisnya. Dalam observasi ada empat metode, yaitu: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, observasi sistematis.83

Untuk memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan. Diantara alat bantu observasi tersebut misalnya termasuk, buku catatan dan chek list yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengamatan. Alat lain yang juga penting yaitu kamera, film proyektor, dan sebagainya.84

d. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter,

82

Zaenal Arifin,Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2012), hal. 231

83

Ibid, hlm. 58-59

84


(49)

serta data lain yang relevan dalam penelitian.85 Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan dokumen-dokumen yang ada pada lokasi penelitian untuk keperluan penelitianmeliputi: data jumlah siswa, daftar nama siswa, serta nilai hasil ulangan matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut, dan juga melakukan dokumentasi melalui pengambilan foto maupun video selama proses pembelajaran.

2. Instrument Penelitian

Instrumen merupakan kmponen kunci dalam penelitian. Oleh karena itu, instrumen harus dibuat dengan sebaik-baiknya.86 Dalam penelitian ini,instrumen yang yang digunakan oleh peneliti antara lain:

a. Pedoman Observasi, yaitu alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomene yang diselidiki.

b. Pedoman Dokumentasi, yaitu alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data dan arsip dokumentasi maupun buku kepustakaan yang terkait dengan variabel

c. Soal Tes, yaitu alat bantu yang berupa soal-soal tes tertulis yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur penelitian. Adapun soal-soal tes tertulis yang akan digunakan untuk instrumen pengumpulan datanya berbentuk soal uraian dan sebelumnya soal-soal tes tersebut yang terlebih dahulu diuji cobakan. Uij coba dilakukan untuk menngetahui validitas dan reliabilitas soal-soal tes tersebut.

85

Riduwan,Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 77

86


(50)

d. Pedoman Angket

Pedoman angket merupakan suatu alat untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data. Alat bantu yang dimaksud adalah pernyataan maupun pertanyaan yang tertulis dalam lembaran yang kemudian dijawab oleh responden. Sebelum angket digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data, maka sebaiknya angket harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.

1) Validitas

Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah nstrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.87 Menentukan validitas alat ukur pada penelitian ini adalah menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

= ( ) ( )( )

{ ( ) } { ( ) }

88

Keterangan:

= Koefisien Korelasi

n = Jumlah responden

= Jumlah skor item

87

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode..., hal 245

88


(51)

= Jumlah skor total (seuruh item)

Namun demikian, uji validitas instrumen akan lebih mudah jika menggunakan alat bantu SPSS. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:89

a. Jikar hitung<r tabelmaka item tidak valid. b. Jikar hitung>r tabelmaka item valid.

2) Reliabilitas

Reliablitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaa dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen apat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu nstrumen dapat dikatakan reliabel jika selalumemberikan hasil yang sama jika diujikan paa kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.90 Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen dapat diukur menggunakan metode Alpha, dengan rumus sebagai berikut:

=

( 1) 1 ( )

91

89

Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: C. V Andi Offset, 2009), hal. 120

90

Ibid., hal. 248

91


(52)

Keterangan:

= Nilai reliabilitas

K = Jumlah butir soal

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

Kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut:92 1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel 2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel

5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel.

Sama seperti uji validitas, uji reliabilitas ini lebih mudah dilakukan dengan bantuan program SPSS.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki

92

Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), hal. 97


(53)

nilai social, akademis dan ilmiah. Analisis data ini dikukan setelah data yang diperoleh dari sampel melalui instrument yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.

Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial (induktif). Fungsi statistik inferensial adalah menentukan hasil analisis data yang berasal dari sampel atau cuplikan dan menggunakan hasil tersebut sebagai hasil dari populasi.93 Alasan peneliti menggunakan statistik inferensial ini karena keterbatasan tenaga, biaya dan waktu. Dengan menggunakan metode statistik inferensial ini peneliti dapat mengeneralisasikan hasil penelitian dari sampel ke populasi tanpa perlu meneliti populasi secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka atau bilangan, baik yang diperoeh dai hasil pengukuran mauapun diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif manjadi data kuantitatif.94 Data kuantitatif ini dianalisis oleh penulis dengan menggunakan statistik. Rumus yang digunakan adalah rumus Regresi dnegan ujiAnalisis Regresi Linier Sederhana.

Sebelum melakukan analisis mengenai pengaruh masing-masing variabel. Maka perlu dilakukan uji linieritas. Menurut Sujianto, uji linieritas

93

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta:Bumi Aksara, 2008), hal. 97

94


(54)

meliputi uji normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik yang meliputi multikoliniaritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.95

Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov untuk data tentang tes hasil belajar.. Sedangkan untuk perhitungannya menggunakan alat bantu SPSS 16.0. Demikian untuk menguji normalitas data mengenai kedisiplinan siswa yang merupakan data interval juga menggunakan analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti menggunakan uji regresi sederhana. Menurut Riduwan, regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil.96 Peneliti melakukan penghitungan regresi melalui alat bantu SPPS 16.0. Namun dapat juga dihitung menggunakan rumus regresi sederhana sebagai berikut:

Persamaan analisis linear sederhana sebagai berikut:

Y = a + bx

Keterangan:97

Y= Kriterium X = Prediktor

95

Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 77

96

Riduwan,Belajar Mudah..., hal. 147

97

Tulus Winarsunu, Statistik Psikologi dan Pendidikan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006) hal. 185


(55)

a = Intersep (konstanta regresi) atau harga yang memotong sumbu Y b = Koefisien

Dengan harga a dan b

= . .

. ( )

= . .

. ( )

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho : tidak ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika.

2. Ha : ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika.

Kriteria Pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:98 1. Jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0diterima

2. Jika -thitung< ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak

3. Jika nilai Fhitung< Ftabeldan taraf nilai Sig.> 0,05, maka Ho diterima.

4. Jika nilai Fhitung> Ftabeldan taraf nilai Sig.≤ 0,05, maka Ho ditolak.

98


(56)

56

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian melalui empat tahapan, yaitu tahap awal, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut ini penjelasannya:

a. Tahap awal

Pada tahap awal, peneliti memastikan ke SMPN 2 Ngunut bahwa boleh mengadakan penelitian di lembaga tersebut dengan meminta izin secara formal, yaitu pada tanggal 22 April 2015. Untuk meminta izin tersebut, peneliti langsung menemui Waka Kurikulum yang bernama Bapak Eko Sihwahju terkait perizinan penelitian. Berhubung Bapak Kepala Sekolah yang bernama Bapak Solikin tidak hadir, peneliti diminta untuk kembali ke sekolah guna menemui Kepala Sekolah.

Pada tanggal 23 April 2015, peneiti datang ke sekolah untuk menemui Kepala Sekolah. Setalah berbincang dengan Kepala Sekolah peneliti diberikan izin langsung untuk penelitian oleh Kepala Sekolah.

Peneliti juga melakukan koordinasi dengan waka kurikulum dan diberikan usulan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas yang akan


(57)

diteliti. Sedangkan kelas untuk uji coba diberikan usulan yaitu di kelas IX-B. Kelas yang diberikan disesuaikan dengan tujuan peneliti dalam pengambilan sampel, yaitupurposive sampling.

b. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti berkordinasi langsung dengan waka kurikulum. Dikarenakan waktu itu sudah mendekati ujian nasional diminta untuk segera langsung melakukan penelitian. Penelitian direncanakan pada tanggal 27 April 2015. Sebelumnya peneliti meminta waktu untuk melakukan uji coba di kelas IX dan diberikan waktu pada tanggal 25 April 2015.

Pada tanggal 23 April 2015, peneliti selesai menyusun rancangan soal dan angket kedisiplinan siswa dan mengujikan kepada para ahli terkait validitas instrumen, dan juga mengujikan soal kepada beberapa siswa yang ditentukan peneliti yaitu beberapa siswa di kelas IX-B.

c. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian adalah pada tanggal 27 April 2015. Penelitian ini dilaksanakan selama satu hari, hal ini sesuai dengan kebutuhan peneliti, untuk pengambilan data lain sesuai kebutuhan penelitian dilaksanakan diluar jadwal penelitian yang ditentukan.

Pada tahap ini, peneliti membagikan angket dan tes soal kepada siswa. Pemberian tes ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dari kelas yang diteliti.


(58)

d. Tahap Akhir

Pada tahap akhir penelitian ini, peneliti melakukan uji analisis

data menggunakan teknik Uji Analisis Regresi Linier Berganda dengan bantuan program SPSS 16.0. Sebelum menganalisis dengan Analisis Regresi Linier tersebut, peneliti memenihi uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji Normalitas pada tes soal.

Pada tahap akhir penelitian ini, peneliti meminta surat keterangan melakukan penelitian dari pihak SMPN 2 Ngunut. Pada bab hasil penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan data masing-masing variabel, hasil pengujian hipotesis, dan hasil temuan yang peneliti dapatka dalam penelitian.

2. Deskripsi Data

Data dalam penelitiaan ini, peneliti peroleh dari beberapa metode, yaitu metode observasi, , mmetode angket, metode dokumentasi, metode tes. Terkait metode-metode tersebut, peneliti membuat pedoman angket (Lampiran 1), pedoman tes (Lampiran 2). Pedoman dokumentasi (Lampiran 3), pedoman dokumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data absensi siwa kelas uji coba dan kelas eksperimen.

Metode angket peneliti gunakan untuk megetahui kedisiplinan siswa dan data tentang jenis kelamin siswa yang dijadikan sampel. Sedangkan metode tes, peneliti gunakan untuk meperoleh data tentang


(59)

hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok. Selain data di atas, berikut ini peneliti uraikan masing-masing variabel dalam penelitian ini.

a. Deskripsi Data Variabel X1(Kedisiplinan Siswa)

Data variabel kedisiplinan siswa diperoleh dari angket tentang kedisiplinan siswa yang dibagikan pada siswa kelas VIII-A berjumlah 29 siswa sebagi kelas yang diteliti. Skor nialai angket Kedisiplinan Siswa dapat dilihat pada lampiran 4.

b. Deskripsi Data Variabel Y(Hasil Belajar Matematika)

Data variabel Y (Hasil Belajar Matematika) berupa nilai yang diperoleh dari niali tes pada materi kubus dan balok kelas yang diteliti. Nilai maksimum untuk nilainya adalah 100. Data nilai tes hasil belajar matematika siswa ini dapat dilihat pada (Lampiran 4).

B. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan valid atau tidak. Instrumen yang diuji kevalidannya adalah soal-soal yang akan diujikan dan juga angket kedisiplinan. Soal yang akan di ujikan adalah 5 soal uraian dan 25 soal angket yang telah diuji validitasnya dengan menggunakan validitas logis dalam bentuk validitas oleh para ahli di bidangnya. Para ahli yang menguji validitas tersebut adalah beberapa dosen matematika di IAIN Tulungagung.


(60)

Selain dengan uji validitas logis, soal dan angket tersebut diuji dengan validitas empiris yaitu dengan cara diujikan dahulu ke siswa selain kelas yang akan diteliti. Setelah itu, nilai dari pekerjaan mereka dihitung kevalidannya dengan perhitungan program komputer yaitu SPSS 16.0. Berdasarkan uji validitas tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument soal dan angket layak digunakan.

Berikut akan disajikan hasil perhitungan uji validitas soal tes dan angket dengan menggunakan SPSS 16.0:

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal

Kesimpulan:

Berdasarkan Item-Total statistics di atas dapat diperoleh kesimpulan yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini, dengan kriteria:99

a Jikar hitung<r tabelmaka item tidak valid. b Jikar hitung>r tabelmaka item valid.

99


(61)

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Tes Soal

Nomor

r hitung/ Corrected

Item Total Correlation r tabel Kriteria

1 .246 .311 Tidak Valid

2 .324 .311 Valid

3 .523 .311 Valid

4 .612 .311 Valid

5 .398 .311 Valid

Berdasarkan tabel diatas soal tes yang tidak valid adalah nomor 1, untuk soal yang lainnya valid.


(62)

Kesimpulan:

Berdasarkan Item-Total statistics di atas dapat diperoleh kesimpulan yang ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini, dengan kriteria:100

a. Jikar hitung<r tabelmaka item tidak valid. b. Jikar hitung>r tabelmaka item valid.

Tabel 4.4 Hasil Validitas Angket

Soal Nomor

r hitung/ Corrected Item

Total Correlation r tabel Kriteria

1 .343 .311 Valid

2 .585 .311 Valid

3 .403 .311 Valid

4 .262 .311 Tidak Valid

5 .531 .311 Valid

6 .447 .311 Valid

7 .131 .311 Tidak Valid

8 .704 .311 Valid

9 .564 .311 Valid

10 .267 .311 Tidak Valid

11 .540 .311 Valid

12 .568 .311 Valid

13 .399 .311 Valid

14 .811 .311 Valid

15 .628 .311 Valid

16 .742 .311 Valid

17 .255 .311 Tidak Valid

18 .381 .311 Valid

19 .510 .311 Valid

20 .438 .311 Valid

21 .267 .311 Tidak Valid

22 .792 .311 Valid

23 .665 .311 Valid

24 .218 .311 Tidak Valid

25 .417 .311 Valid

100


(1)

76

dan diajarkan pada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak.104 Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanam secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang – orang yang berhasil dalam bidangnya masing – masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.105 Dengan kedisiplinan siswa maka memudahkannya dalam mengikuti pelajaran. Dengan kedisiplinan yang dimilikinya, seorang siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan dengan kedisiplinan dapat meningkatkan hasil belajar. Sementara itu Bloom membagi hasil belajar ke dalam beberapa ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.106Pada ranah afektif terdapat satu aspek yang sangat penting dimiliki oleh siswa yaitu aspek karakterisasi. Aspek tersebut merupakan sikap dan perbuatan secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang diterimanya. Berbicara mengenai aspek karakterisasi, maka ada banyak sikap dan perbuatan yang dimiliki oleh manusia salah satunya adalah sikap disiplin dalam mengikuti kegiatan belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Usaha sekolah dalam mendisiplinkan peserta didiknya dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:107

104

Muhammad Fadillah dan Lilik Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 192

105

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 172

106

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses..., hal. 22 107


(2)

1. Mengajarkan kepada peserta didik untuk hormat pada diri sendiri dan lainnya.

2. Mengajarkan kepada peserta didik untuk siap belajar.

3. Mengajarkan kepada peserta didik untuk bertanggung jawab.

4. Mengajarkan kepada peserta didik untuk menyediakan lingkungan yang aman dan teratur untuk belajar.

5. Mengajarkan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu kedisiplinan siswa sangatlah penting diterapakan di sekolah, di rumah atau dimanapun mereka berada. Barikut ini akan dibahas pengaruh antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar yang diperoleh di sekolah.

Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan SPSS 16.0 menunjukkan hasil bahwa nilai thitung (3,367) > ttabel (2,052) pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan hasil analisis regresi menggunakan SPSS 16.0 menunjukkan bahwa nilai Fhitung (11,339) > Ftabel (4,210) pada taraf signifikansi 5%. Hal ini membuktikan bahwa kedisiplinan siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut. Sedangkan besarnya pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar dapat dilihat

pada output Model Summary tertulis R Square mempunyai nilai 0,296 yang

artinya persentase sumbangan pengaruh variabel kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika sebesar 29,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 70,4% dipengaruhi oleh variabel lain selain kedisiplinan siswa.


(3)

78

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ternyata sesuai dengan beberapa uraian diatas yang menjelaskan bahwasannya disiplin dapat mempengaruhi hasil usaha seseorang, dalam hal ini lebih difokuskan pada peserta didik yang memperoleh hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya kedisiplinan siswa dapat memepengaruhi hasil belajar yang dicapai.


(4)

79 PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai hasil penelitian tentang pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut tahun ajaran 2014/ 2015, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1. Ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung = 3,367 dan ttabel = 2,052 yaitu pada taraf sinifikansi 5% untuk jumlah responden (N) sebanyak 29 siswa. Karena thitung(3,367) > ttabel(2,052) maka Ho ditolak. Sedangkan nilai Fhitunghasil regresi adalah 11,339 dengan taraf nilai Sig. 0,002, diketahui nilai df (pembilang) = 1 dan db (penyebut) = 27, sehingga didapat nilai Ftabel = 4,210 untuk taraf 5%. Diketahui bahwa nilai Sig.= 0,002 < 0,05 dan Fhitung = 11,339 > Ftabel = 4,210. Hal ini berarti kedisiplinan siswa mempengaruhi hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut tahun ajaran 2014/ 2015.

2. Besarnya pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut Tahun Ajaran 2014/2015 adalah sebesar 29,6% terhadap hasil belajar matematika, sedangkan sisanya 70,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar


(5)

80

kedisiplinan siswa. Kriteria persentase 29,6% termasuk dalam kategori rendah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap hasil belajar matematika materi kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 2 Ngunut tahun ajaran 2014/ 2015. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya matematika, berikut adalah saran dari peneliti:

1. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan sekolah. Pihak sekolah dapat lebih mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan mengembangkannya di antaranya adalah faktor kedisiplinan siswa. Dengan demikian pencapaian hasil belajar siswa dapat terealisasi sesuai harapan.

2. Bagi Guru

Diharapkan untuk para guru khususnya guru matematika untuk lebih memperhatikan kedisiplinan siswanya. Sebelum memulai pembelajaran di kelas, sebaiknya ditanamkan sikap disiplin pada siswanya. Dengan penanaman disiplin tersebut diharapkan siswa menjadi lebih tertib dalam kegiatan belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya


(6)

Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian ini dan menyusun jenis instrumen lain yang lebih baik lagi.

4. Secara Umum

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan pembaca dan sebagai wujud pengembangan ilmu pengetahuan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25