PENERAPAN METODE BELAJAR DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG: Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan sebuah upaya bersama antara guru dan siswa dalam berbagi dan mengolah informasi. Dalam proses pembelajaran selalu dituntut bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai siswa secara tuntas. Dengan mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas, penentuan metode belajar, fasilitas, dan penggunaan media pembelajaran yang efektif sangat diperlukan sebagai upaya dalam menyampaikan materi pengajaran agar lebih mudah diterima oleh siswa.

Selama ini, model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, di mana guru lebih banyak menyampaikan materi secara lisan yang dibantu dengan fasilitas modul cetak dan papan tulis, nyatanya masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga berakibat pada kurangnya daya tangkap siswa terhadap pesan yang akan disampaikan.

Metode belajar yang digunakan akan sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar itu sendiri. Maka berdasarkan masalah di atas, untuk memperoleh proses belajar yang efektif, serta mampu menarik perhatian siswa sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar, diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih inovatif, mudah dipahami, dan menarik. Yaitu dengan menggunakan beberapa fasilitas pendukung, alat peraga, dan media pembelajaran lainnya yang banyak diminati oleh siswa.


(2)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Fasilitas pendukung dalam penyampaian materi tersebut salah satunya adalah dengan cara menggunakan alat multimedia dengan sistem audio visual, yaitu metode penyampaian materi yang disajikan melalui visualisasi film, slide, dokumenter, ataupun animasi yang diiringi suara sebagai bentuk penggambaran dalam menyampaikan materi pelajaran yang tengah disampaikan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh siswa.

Multimedia yang menggabungkan teks grafik, animasi, audio, video dan interaktif sebagai bahan ajar dapat membantu menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih nyata. Multimedia juga dapat membantu mengatasi keterbatasan indera, ruang, waktu dan memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertitik tolak pada permasalahan di atas, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran. Dengan demikian penelitian ini mengambil judul sebagai berikut :

“Penerapan Metode Belajar dengan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMK Negeri 1 Sumedang”.


(3)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMK Negeri 1 Sumedang.

2. Adanya siswa yang kurang bisa mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan yang disampaikan dengan metode ceramah. 3. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam

proses belajar di SMKN 1 Sumedang.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan kelas X (satu)

di SMK Negeri 1 Sumedang.

2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan dengan silabus kurikulum yang dipakai pada tahun ajaran 2011/2012.

3. Media pembelajaran yang dipakai adalah media film animasi.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual, dengan siswa yang menggunakan metode ceramah.

2. Apa saja kendala dalam menerapkan metode pembelajaran dengan media audio visual pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMK Negeri 1 Sumedang.


(4)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa setelah diterapkan metode belajar dengan media audio visual.

2. Mengetahui kendala dalam penerapan metode pembelajaran dengan media audiovisual pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMKN 1 Sumedang.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar, khususnya di SMK Negeri 1 Sumedang, jurusan Teknik Gambar Bangunan tentang penerapan metode belajar dengan menggunakan media audio visual, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan. 2. Sebagai penambah wawasan baru khususnya bagi penulis, umumnya bagi

individu-individu maupun pihak-pihak penggiat pendidikan tentang pengaruh penggunaan media audio visual sebagai bahan ajar. Sehingga diharapkan dapat menjadi bekal untuk masa depan.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan institusi-institusi pendidikan dalam rangka menyiapkan tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional.


(5)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DESKRIPSI DATA

Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Adapun dalam analisis data yang disajikan adalah uji peningkatan (gain) dan uji hipotesis.

4.1.1. Proses Pelaksanaan Pre Test

Pelaksanaan pre test dilaksanakan pada awal pembelajaran yaitu sebelum siswa mendapatkan materi dari guru. Soal pre test terdiri dari 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda. Pelaksanaan pre tes dilakukan seperti tes tertulis biasa (Gambar 4.1). Siswa tidak dikelompokkan.


(6)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.1.2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Karena eksperimen yang dilakukan berkenaan dengan media pembelajaran yang digunakan, maka tahapan kegiatan pembelajaran kelompok kontrol sama dengan tahapan kegiatan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol belajar dengan menggunakan media konvensional. Sedangkan kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan metode audio visual yaitu pemutaran film animasi tentang materi yang disampaikan yaitu bahan bangunan kayu.

Kegiatan Awal

1. Pembukaan diawali dengan salam dan berdoa untuk menambah kesiapan siswa dalam menerima pelajaran;

2. Guru mengajukan pertanyaan seputar bahan bangunan kayu;

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetisi dasar yang akan dicapai, dan

4. Guru menggali pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan melalui pretest dan tanya jawab.

Kegiatan inti

1. Guru melakukan arahan dan penjelasan tentang materi yang sedang dibahas; 2. Guru menyampaikan materi,

3. Siswa menanyakan materi yang kurang jelas dan 4. Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.


(7)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Kegiatan Akhir

1. Tanya jawab materi pembelajaran yang telah disampaikan pada kegiatan inti dan menginformasikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya; dan

2. Diadakan post test setelah materi mengenai bahan bangunan kayu disampaikan.

4.1.3. Kegiatan Belajar Kelompok Kontrol

Kegiatan belajar dilaksanakan secara konvensional dengan bahan ajar modul (buku) dan fasilitas papan tulis. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali tatap muka, dengan lama waktu untuk setiap tatap muka adalah 90 menit atau dua jam pelajaran. (Gambar 4.2)

.

Gambar 4.2 : Suasana belajar di kelas kontrol

4.1.4. Kegiatan Belajar Kelompok Eksperimen

Sama dengan kelompok kontrol, sebelum diberikan pre test siswa diberikan teori mengenai ilmu bangunan kayu, secara khusus membahas tentang bahan bangunan yang akan diujikan terlebih dahulu. Kegiatan pemberian teori termasuk


(8)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tanya jawab, diskusi dan pemutaran film animasi tentang bahan bangunan kayu juga dilaksanakan dalam waktu 90 menit dalam setiap pertemuan. Adapun pertemuan/tatap muka juga dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap kelas, termasuk pre test dan post test. Media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual berupa pemutaran film animasi tentang kayu. (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 : Suasana belajar di kelas eksperimen

4.1.5. Proses Pelaksanaan Post Test

Post test dilaksanakan pada pertemuan terakhir terhadap masing-masing siswa setelah materi disampaikan dilaksanakan sekali latihan di akhir kegiatan belajar mengajar. Soal yang diberikan ketika post test adalah 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda yang harus dikerjakan siswa dalam waktu 30 menit (Gambar 4.4). Setelah siswa selesai mengerjakan, jawaban dikumpul dan kemudian diperiksa oleh peneliti.


(9)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Gambar 4.4 : Peneliti sedang memberikan soal postest di kelas eksperimen

4.2. HASIL ANALISIS DATA

4.2.1. Data Skor Pre Test

Pre test yang diberikan adalah 20 butir soal pilihan ganda dengan nilai setiap item test yang benar adalah 5, sehingga nilai hasil test menyebar dari yang terendah yaitu 5, dan yang tertinggi yaitu 100. Sedangkan kriteria penilaian skor mentah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Kriteria penilaian skor mentah

Rentang Skor Interpretasi

0 - 20 Sangat Kurang

21 - 40 Kurang

41 - 60 Cukup

61 - 80 Baik


(10)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1. Skor Pre Test Kelompok Kontrol

Jumlah responden pada kelompok kontrol di kelas XB2 sebanyak 32 siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 10, dan skor tertinggi adalah 55. Dengan skor rata-rata pada kelompok kontrol adalah 27,19. Perolehan skor pre tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perolehan skor mentah pre tes kelompok kontrol

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang 13

25 - 40 Kurang 15

45 - 60 Cukup 4

65 - 80 Baik Tidak Ada

85 - 100 Sangat Baik Tidak Ada

Karena hasil pre tes akan diperbandingkan dengan hasil post test, maka untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor mentah yang didapat dari pre tes kemudian diolah melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.3).

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi skor pre test kelompok kontrol Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

81 – 100 Baik Sekali 1 3

61 – 80 Baik 7 22

41 – 60 Cukup 8 25

21 – 40 Kurang 11 34

0 – 20 Kurang Sekali 5 16


(11)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Skor Pre Test Kelompok Eksperimen

Jumlah responden pada kelompok eksperimen di kelas XB3 sebanyak 33 siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 15, dan skor tertinggi adalah 50. Dengan skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 28,33. Perolehan skor pre tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perolehan skor mentah pre tes kelompok eksperimen

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang 11

25 - 40 Kurang 18

45 - 60 Cukup 4

65 - 80 Baik Tidak Ada

85 - 100 Sangat Baik Tidak Ada

Karena hasil pre tes akan diperbandingkan dengan hasil post test, maka untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor mentah yang didapat dari pre tes kemudian diolah melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.5).

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi skor pre test kelompok eksperimen Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

81 – 100 Baik Sekali 4 12

61 – 80 Baik 3 9

41 – 60 Cukup 9 27

21 – 40 Kurang 10 30

0 – 20 Kurang Sekali 7 21


(12)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.2.2. Data Skor Post Test

Mengenai data hasil post test yang dijaring menggunakan soal sebanyak 20 butir pilihan ganda. Sedangkan nilai setiap item tes yang benar adalah 5, sehingga nilai hasil tes menyebar dari yang terendah yaitu 5, dan yang tertinggi yaitu 100. Tingkat kesulitan setiap butir soal post test juga sesuai dengan tingkat kesulitan pada soal pre test.

1. Data Skor Post Test Kelompok Kontrol

Jumlah siswa yang menjadi responden kelompok kontrol sama dengan jumlah siswa pada saat melaksanakan pre test yaitu sebanyak 32 siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 45, dan skor tertinggi adalah 100. Dengan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 71,88.

Perolehan skor postest tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6

Perolehan skor mentah post tes kelompok kontrol

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang Tidak Ada

25 - 40 Kurang Tidak Ada

45 - 60 Cukup 8

65 - 80 Baik 18

85 - 100 Sangat Baik 6

Karena hasil post tes akan diperbandingkan dengan hasil pre test, maka untuk memudahkan penghitungan statistik selanjutnya, skor yang didapat dari post tes ini harus diolah dahulu melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.7).


(13)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.7

Distribusi frekuensi skor post test kelompok kontrol Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase

(%)

81 – 100 Baik Sekali 2 6

61 – 80 Baik 10 31

41 – 60 Cukup 9 28

21 – 40 Kurang 8 25

0 – 20 Kurang Sekali 3 9

Jumlah 32 100

2. Data Skor Post Test Kelompok Eksperimen

Jumlah siswa yang menjadi responden kelompok eksperimen sama dengan jumlah siswa pada saat melaksanakan pre test yaitu sebanyak 33 siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 55, dan skor tertinggi adalah 100. Dengan skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 80,91.

Perolehan skor pos tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8

Perolehan skor mentah post tes kelompok eksperimen

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang Tidak Ada

25 - 40 Kurang Tidak Ada

45 - 60 Cukup 5

65 - 80 Baik 12

85 - 100 Sangat Baik 16

Karena hasil post tes akan diperbandingkan dengan hasil pre test, maka untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor yang didapat dari post tes ini harus diolah terlebih dahulu melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.9).


(14)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.9

Distribusi frekuensi skor post test kelompok eksperimen Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

81 – 100 Baik Sekali 6 18

61 – 80 Baik 6 18

41 – 60 Cukup 12 36

21 – 40 Kurang 6 18

0 – 20 Kurang Sekali 3 9

Jumlah 33 100

4.2.3. Perbandingan Data Pre Test dan Data Post Test

1. Perbandingan Data Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

Dari data hasil pre-test dan post-test kemudian dilakukan pengolahan data dengan membandingkan nilai rata-rata gain antara skor rata-rata pre test dan skor rata-rata post test. Dari hasil pengolahan data, perbandingan rata-rata skor gain dari kedua test ditunjukan oleh Tabel 4.10. Perbandingan nilai gain antara pre test dan postest kelompok kontrol selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.10

Perbandingan skor pre test dan post test kelompok kontrol Jumlah

Responden

Rata-rata Pre

test

Post

test Gain

32 27.19 71.88 44.69

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah responden pada kelompok sebanyak 32, dengan rata skor post test lebih besar dari pada rata-rata skor pre test. Dan nilai rata-rata-rata-rata gain pada skor rata-rata-rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol adalah 44.69. Sedangkan perbandingan distribusi frekuensi skor Pre Test dan Post Test pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.


(15)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.11

Perbandingan distribusi frekuensi kelompok kontrol

Nilai Interpretasi

Frekuensi Persentase (%) Pre Test Post Test Pre Test Post Test

81 – 100 Baik Sekali 1 2 3 6

61 – 80 Baik 7 10 22 31

41 – 60 Cukup 8 9 25 28

21 – 40 Kurang 11 8 34 25

0 – 20 Kurang Sekali 5 3 16 9

Jumlah 32 100

2. Perbandingan Data Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen

Dari hasil pengolahan data skor rata-rata pre test dan post test pada kelompok eksperiment, selanjutnya diolah untuk diperbandingkan. Dan perbandingan skor gain dari skor rata-rata pre test dan post test kelompok eksperimen ditunjukan oleh Tabel 4.12. Perbandingan nilai gain antara pre test dan post test kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.12

Perbandingan skor pre test dan post test kelompok eksperimen

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah responden pada kelompok sebanyak 33, dengan rata skor post test lebih besar dari pada rata-rata skor pre test. Dan nilai rata-rata-rata-rata gain pada skor rata-rata-rata-rata pre test dan post test kelompok eksperimen adalah 52.58. Sedangkan perbandingan distribusi frekuensi skor Pre Test dan Post Test pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.13.

Jumlah Responden Rata-rata Pre test Post

test Gain


(16)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.13

Perbandingan distribusi frekuensi kelompok eksperimen

aNilai Interpretasi

Frekuensi Persentase (%) Pre

Test

Post Test

Pre Test

Post Test

81 – 100 Baik Sekali 4 6 12 18

61 – 80 Baik 3 6 9 18

41 – 60 Cukup 9 12 27 36

21 – 40 Kurang 10 6 30 18

0 – 20 Kurang Sekali 7 3 21 9

Jumlah 33 100

4.2.4.Uji Normalitas

Rumus yang digunakan peneliti adalah rumus (χ2) chi kuadrat.

χ2

= (f0– fh)2

fh

Keterangan: χ2 = harga chi kuadrat

f0 = frekuensi/jumlah hasil observasi

fh = frekuensi/jumlah yang diharapkan

f0– fh = selisih data f0 dengan fh

1. Uji Normalitas Pre Test Pada Kelompok Kontrol

Uji normalitas data pre test pada kelompok kontrol didapat bahwa jumlah kelas adalah 6 dengan interval delapan. Dapat dilihat pada tabel 4.14.


(17)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.14

Uji normalitas data pre test kelompok kontrol

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

10-17 9 13.9 -4.9 24.0 1.73

18-25 7 23.7 -16.7 279.2 11.78

26-33 5 14.2 -9.2 85.2 5.99

34-41 7 18.7 -11.7 136.7 7.31

42-49 3 8.3 -5.3 27.6 3.34

50-57 1 2.4 -1.4 1.9 0.81

32 81.2 30.95

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 30.95 > 7.81. Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

2. Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Kontrol

Uji normalitas data post test pada kelompok kontrol didapat bahwa jumlah kelas adalah 6 dengan interval enam. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Uji normalitas data post test kelompok kontrol

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

45-54 3 6.1 -3.1 9.6 1.58

55-64 5 17.0 -12.0 144.5 8.49

65-74 8 22.7 -14.7 216.1 9.52

75-84 10 26.9 -16.9 284.9 10.60

85-94 4 14.7 -10.7 115.3 7.83

95-104 2 4.6 -2.6 6.9 1.49

32 92.1 39.50

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 39.50 > 7.81. Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.


(18)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Uji Normalitas Data Pre Test Pada Kelompok Eksperimen

Uji normalitas data pre test pada kelompok eksperimen didapat jumlah kelas adalah 6 dengan interval delapan. Dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Uji normalitas data pre test kelompok eksperimen

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

15-20 11 12.5 -1.5 2.3 0.18

21-26 4 20.0 -16.0 256.0 12.80

27-32 6 4.2 1.8 3.2 0.76

33-38 5 18.6 -13.6 183.6 9.90

39-44 3 11.2 -8.2 67.2 6.00

45-50 4 5.0 -1.0 0.9 0.19

33 71.5 29.84

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 29.84 > 7.81. Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

4. Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Eksperimen

Uji normalitas data post test pada kelompok eksperimen didapat jumlah kelas adalah 6 dengan interval delapan. Dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Uji normalitas data post test kelompok eksperimen T

a b e l

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 35.58 > 7.81. Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

55-62 5 6.3 -1.3 1.61 0.26

63-70 4 13.4 -9.4 87.42 6.55

71-78 3 20.5 -17.5 306.25 14.94

79-86 9 8.0 1.0 0.94 0.12

87-94 4 18.2 -14.2 202.49 11.11

95-102 8 10.5 -2.5 6.45 0.6121


(19)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.2.5. Uji Peningkatan (Gain)

Secara keseluruhan, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Gain dari kedua kelompok tersebut. Nilai rata-rata Gain kelompok kontrol dari jumlah responden 32 siswa adalah 44,69 dengan indeks gain sebesar 0,61, yang artinya berada pada interpretasi sedang (Hake 1998). Sedangkan nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan jumlah responden 33 siswa adalah 52,58 dengan indeks gain sebesar 0.73 dengan interpretasi tinggi (Hake 1998). Dari hasil ini, dapat diketahui bahwa besarnya nilai rata-rata Gain kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol, hal ini menunjukan bahwa pendekatan belajar dengan metode dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Perbandingan nilai pre test, post test dan rata-rata Gain pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini.

Tabel 4.18

Perbandingan Rata-rata Gain kelompok kontrol dan eksperimen

Kelompok Rata-rata

Pre test

Rata-rata Post test

Rata-rata Gain

Indeks

Gain Interpretasi

Kontrol 27,19 71,88 44,69 0.61 Sedang

Eksperimen 28,33 80,91 52,58 0.73 Tinggi

4.2.6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis (Uji T) diperlukan sebagai jawaban dari anggapan dasar pada penelitian ini. Data untuk uji T diperbandingkan antara nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 44,69 dengan nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 52,58. Untuk data nilai kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada lampiran.


(20)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hipotesis untuk uji T pada perbandingan kedua kelompok tersebut adalah: H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang siginifikan pada siswa yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual.

T = M1-M2

√SD1²/n1 +SD2²/n2

T Hitung = 1.42 T Tabel = 1.67

DK= (n1-1)+(n2-1) = 63

TK= 95%=

α

= 5%

T Hitung = 1.42 < t tabel = 1.67, maka Ho = diterima.

Dari hasil perhitungan Uji Hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan perbandingan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah, maka tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa kelompok eksperimen yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual. Hal ini dapat ditunjukan dengan perbedaan rata-rata nilai kelas eksperimen dan rata-rata nilai kelompok kontrol. Untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.

Tabel 4.19

Perbedaan rata-rata nilai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

No. Kelas f M SD

1 Eksperiment 33 55.00 12.16


(21)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh data nilai rata-rata pre test kelompok kontrol (27,19) dengan kelompok eksperimen (28,33) tidak jauh berbeda. Hal ini karena tingkat pemahaman siswa masih dalam tahap yang sama, yaitu belum diberikan perlakuan terhadap keduanya. Nilai pre test ini dijadikan sebagai tolak ukur penilaian dengan membandingkannya dengan nilai post test. Sedangkan perbedaan terjadi pada nilai rata-rata post test kedua kelompok. Yaitu nilai rata-rata post test kelompok eksperimen yang mencapai 80,91, sementara kelompok kontrol hanya mencapai nilai rata-rata 71,88. Hal ini terjadi karena adanya perlakuan yang berbeda antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Maka, setelah didapat rata-rata test kedua kelompok, lalu dilakukan analisis dengan uji Gain untuk melihat perbedaan peningkatan nilai rata-rata kedua kelompok tersebut. Dan dari analisis data tersebut, didapat hasil bahwa nilai rata-rata gain kelompok kontol adalah 44.69 dengan indeks gain sebesar 0,61 yang artinya berada pada interpretasi sedang. Nilai rata-rata gain kelompok eksperimen adalah 52.58 dengan indeks gain sebesar 0,73, menunjukan bahwa nilai indeks gain tersebut berada pada interpretasi tinggi. Dilihat dari hasil nilai rata-rata gain kedua kelompok, maka nilai rata-rata gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata gain kelompok kontrol. Adapun perbandingan rata-rata nilai Gain kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat digambarkan melalui grafik 4.1 berikut ini.


(22)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Grafik 4.1

Perbedaan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Bila dilihat dari grafik diatas, kedua kelompok sama-sama memiliki peningkatan hasil belajar. Akan tetpi nilai rata-rata post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada kelompok kontrol. Berdasarkan pengamatan Peneliti selama melaksanakan eksperimen, ada beberpa hal yang menyebabkan nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai siswa kelompok kontrol, yaitu:

1. Perbedaan hasil ini terjadi karena adanya perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok ketika pembelajaran. Perlakuan penelitian diberikan kepada kelompok eksperimen yang menggunakan media belajar dengan audio visual yaitu menyampaikan materi melalui sajian video animasi, sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah.


(23)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Kegiatan belajar siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan diantaranya dalam hal keaktifan siswa untuk bertanya ketika melihat beberapa gambar dari materi yang disampaikan. Siswa jadi lebih antusias karena melihat berbagai contoh dari teori yang diajarkan.

3. Sedangkan pada kelompok kontrol siswa lebih pasif karena guru menjadi satu-satunya sumber belajar, sehingga penerimaan siswa menjadi kurang maksimal. Sehingga dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa metode belajar dengan menggunakan media audio visual sebagai fasilitas pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran, terasa lebih efektif dalam tujuan meningkatkan hasil belajar yang baik bagi siswa meski dengan perbedaan hasil belajar yang tidak terlalu signfikan. Perbedaan ini juga terasa pada proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan Peneliti selama proses belajar di kelas eksperimen, siswa cenderung lebih aktif dan antusias dalam menyimak materi demi materi yang disampaikan. Berbeda dengan suasana dalam proses belajar pada kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah dan fasilitas pendukung seperti spidol dan whiteboard. Antusias siswa di kelas ini tidak sebesar seperti kelas eksperimen.


(24)

73

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengenai penggunaan media audio visual dalam penyampaian materi pada Mata Diklat Ilmu Bahan Bangunan di Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri I Sumedang, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Setelah dilakukan perlakuan (treatment), terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen meski tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data yang ada, setelah dilakukan perlakuan (treatment) prestasi belajar siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan (gain) sebesar 52,58, dengan indeks gain sebesar 0.73, dan berada pada rentang interpretasi tinggi, dengan demikian skor rata-rata kelompok ini di atas kelompok kontrol.

2. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, didapat beberapa kendala dalam proses penyampaian materi yang menggunakan media film animasi, diantaranya :

 Minimnya fasilitas yang mendukung, dan minimnya bahan ajar (film animasi tentang kayu) untuk disampaikan dalam produk presentasi, sehingga guru harus lebih aktif dalam membuat sendiri atau mencari dan mengumpulkan bahan yang relevan dengan media yang digunakan.


(25)

 Rentang waktu eksperimen hanya dibatasi pada dua kali pertemuan yang mengambil sampel salah satu sub kompetensi saja, Sehingga penggunaan metode belajar dengan media audio visual ini dinilai belum efektif. Peningkatan yang signifikan mungkin akan tejadi apabila metode ini digunakan secara continue dalam beberapa pertemuan, misal dalam rentang satu semester.

5.2.SARAN-SARAN

1. Untuk guru, penggunaan multimedia presentasi dapat dimanfaatkan untuk mata diklat selain Ilmu Bangunan Kayu. Karena multimedia presentasi tergolong sebagai media yang baru diperkenalkan sehingga dapat lebih menarik perhatian siswa ketika belajar di kelas. Selain itu, guru juga dapat memberikan contoh gambar atau tayangan yang nyata sesuai dengan bahasannnya.

2. Untuk siswa, pembelajaran dengan multimedia presentasi dapat meminimalisir kejenuhan belajar karena dengan fasilitas multimedia dapat dibuat selingan berupa tayangan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. 3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan pengkajian penggunaan

media audio visual sebagai alat pembelajaran pada mata diklat lainnya, dengan jumlah sampel dan populasi yang lebih besar, dan rentang waktu penelitian lebih panjang. Sehingga dapat benar-benar menilai efektivitas penggunaan media audio visual, khususnya film animasi sebagai media pembelajaran.


(26)

4. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, media merupakan salah satu dari sekian banyak faktor tersebut. Untuk peneliti selanjutnya dapat pula melakukan penelitian peningkatan prestasi belajar dengan memperhatikan faktor-faktor lainnya. Sehingga dapat diketahui faktor yang mendominasi prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Sumedang

5. Selain melakukan inovasi media pembelajaran yang digunakan, guru juga bisa menerapkan berbagai model pembelajaran yang berkembang saat ini. Sehingga pembelajaran tidak hanya menggunakan model ceramah yang monoton dan terkesan membuat jenuh peserta didik.


(27)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2003). Media Pembelajaran dan Peranannya Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Bandung : JPTM FPTK UPI.

Ali, M. (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Basuki W dan Mukti Farida, (1991/1992). Media Pengajaran. Jakarta :

Depdikbud

Dewi S., N. (2004). Pembuatan Media Audio Visual Pengantar Praktikum Fisika

Dasar I dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Praktikum Fisika Dasar I. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dimyati, dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hake. (1998). Interactive Engagment Methods in Inroductory Mechanic Course. Tersedia [online] http://physics.indana/edu/sad/IEM_2bfdf (6 Feb 2010)

Hamalik, O. (1998). Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adya Bakti

Heinich & Molenda. (2005). Instructional technology and media for learning 8th

edition. New Jersey : Pearson

Ibrahim, R., dkk. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Miarso, Y.H. (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta : CV. Rajawali Moedjiono - Dimyati, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Departemen


(28)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Muhibinsyah. (1995). Psikologi pendidikan:suatu pendekatan baru. Bandung: RRK

Nasution. (1990). Didaktik asas-asas mengajar. Bandung: Jemars

Nurhadi. (2005). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Roestiyah N. K. (1988). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Bina Aksara

Rohani, A. (1997) Media Instruksional Pendidikan Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Sadiman. (2002). Media Pendidikan : Pengaertian, Pengembangan dan.

Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suherlan, Ase (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Proyek Pengembangan Teknologi Pendidikan. (2004). Pengantar Model

Pemelajaran (Perangkat Riset Dasar) 01. Bandung: Tim Riset Balai

Pengembangan Teknologi Pendidikan.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, dasar dan teknik

metodologi pengajaran. Bandung; Tarsito

Wahyudin, D., Supriadi, dan Abdulah, I. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

Wragg, E.C. (1997). Keterampilan Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Gramedia


(1)

72

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Kegiatan belajar siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan diantaranya dalam hal keaktifan siswa untuk bertanya ketika melihat beberapa gambar dari materi yang disampaikan. Siswa jadi lebih antusias karena melihat berbagai contoh dari teori yang diajarkan.

3. Sedangkan pada kelompok kontrol siswa lebih pasif karena guru menjadi satu-satunya sumber belajar, sehingga penerimaan siswa menjadi kurang maksimal. Sehingga dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa metode belajar dengan menggunakan media audio visual sebagai fasilitas pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran, terasa lebih efektif dalam tujuan meningkatkan hasil belajar yang baik bagi siswa meski dengan perbedaan hasil belajar yang tidak terlalu signfikan. Perbedaan ini juga terasa pada proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan Peneliti selama proses belajar di kelas eksperimen, siswa cenderung lebih aktif dan antusias dalam menyimak materi demi materi yang disampaikan. Berbeda dengan suasana dalam proses belajar pada kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah dan fasilitas pendukung seperti spidol dan whiteboard. Antusias siswa di kelas ini tidak sebesar seperti kelas eksperimen.


(2)

73

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengenai penggunaan media audio visual dalam penyampaian materi pada Mata Diklat Ilmu Bahan Bangunan di Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri I Sumedang, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Setelah dilakukan perlakuan (treatment), terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen meski tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data yang ada, setelah dilakukan perlakuan (treatment) prestasi belajar siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan (gain) sebesar 52,58, dengan indeks gain sebesar 0.73, dan berada pada rentang interpretasi tinggi, dengan demikian skor rata-rata kelompok ini di atas kelompok kontrol.

2. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, didapat beberapa kendala dalam proses penyampaian materi yang menggunakan media film animasi, diantaranya :

 Minimnya fasilitas yang mendukung, dan minimnya bahan ajar (film animasi tentang kayu) untuk disampaikan dalam produk presentasi, sehingga guru harus lebih aktif dalam membuat sendiri atau mencari dan mengumpulkan bahan yang relevan dengan media yang digunakan.


(3)

74

 Rentang waktu eksperimen hanya dibatasi pada dua kali pertemuan yang mengambil sampel salah satu sub kompetensi saja, Sehingga penggunaan metode belajar dengan media audio visual ini dinilai belum efektif. Peningkatan yang signifikan mungkin akan tejadi apabila metode ini digunakan secara continue dalam beberapa pertemuan, misal dalam rentang satu semester.

5.2.SARAN-SARAN

1. Untuk guru, penggunaan multimedia presentasi dapat dimanfaatkan untuk mata diklat selain Ilmu Bangunan Kayu. Karena multimedia presentasi tergolong sebagai media yang baru diperkenalkan sehingga dapat lebih menarik perhatian siswa ketika belajar di kelas. Selain itu, guru juga dapat memberikan contoh gambar atau tayangan yang nyata sesuai dengan bahasannnya.

2. Untuk siswa, pembelajaran dengan multimedia presentasi dapat meminimalisir kejenuhan belajar karena dengan fasilitas multimedia dapat dibuat selingan berupa tayangan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. 3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan pengkajian penggunaan

media audio visual sebagai alat pembelajaran pada mata diklat lainnya, dengan jumlah sampel dan populasi yang lebih besar, dan rentang waktu penelitian lebih panjang. Sehingga dapat benar-benar menilai efektivitas penggunaan media audio visual, khususnya film animasi sebagai media pembelajaran.


(4)

4. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, media merupakan salah satu dari sekian banyak faktor tersebut. Untuk peneliti selanjutnya dapat pula melakukan penelitian peningkatan prestasi belajar dengan memperhatikan faktor-faktor lainnya. Sehingga dapat diketahui faktor yang mendominasi prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Sumedang

5. Selain melakukan inovasi media pembelajaran yang digunakan, guru juga bisa menerapkan berbagai model pembelajaran yang berkembang saat ini. Sehingga pembelajaran tidak hanya menggunakan model ceramah yang monoton dan terkesan membuat jenuh peserta didik.


(5)

76

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2003). Media Pembelajaran dan Peranannya Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Bandung : JPTM FPTK UPI.

Ali, M. (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Basuki W dan Mukti Farida, (1991/1992). Media Pengajaran. Jakarta :

Depdikbud

Dewi S., N. (2004). Pembuatan Media Audio Visual Pengantar Praktikum Fisika

Dasar I dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Praktikum Fisika Dasar I. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dimyati, dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hake. (1998). Interactive Engagment Methods in Inroductory Mechanic Course. Tersedia [online] http://physics.indana/edu/sad/IEM_2bfdf (6 Feb 2010)

Hamalik, O. (1998). Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adya Bakti

Heinich & Molenda. (2005). Instructional technology and media for learning 8th

edition. New Jersey : Pearson

Ibrahim, R., dkk. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Miarso, Y.H. (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta : CV. Rajawali Moedjiono - Dimyati, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Departemen


(6)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Muhibinsyah. (1995). Psikologi pendidikan:suatu pendekatan baru. Bandung: RRK

Nasution. (1990). Didaktik asas-asas mengajar. Bandung: Jemars

Nurhadi. (2005). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Roestiyah N. K. (1988). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Bina Aksara

Rohani, A. (1997) Media Instruksional Pendidikan Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Sadiman. (2002). Media Pendidikan : Pengaertian, Pengembangan dan.

Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suherlan, Ase (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Proyek Pengembangan Teknologi Pendidikan. (2004). Pengantar Model

Pemelajaran (Perangkat Riset Dasar) 01. Bandung: Tim Riset Balai

Pengembangan Teknologi Pendidikan.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, dasar dan teknik

metodologi pengajaran. Bandung; Tarsito

Wahyudin, D., Supriadi, dan Abdulah, I. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

Wragg, E.C. (1997). Keterampilan Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Gramedia


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

0 7 1

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI MODEL TPS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 46

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

2 10 121

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI TRANSAKSI MELALUI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN 2014 2015

1 1 49

View of PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK UKUR TANAH TENTANG CARA MENGHITUNG LUAS AREAL PADA PETA DENGAN CARA SEDERHANA DI KELAS X BA SMK NEGERI 2 BOGOR SEMESTER I TAHUN PEL

0 0 14

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KKPI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 73

SISTEM INFORMASI TRANSAKSIONAL PENGOLAHAN NILAI MATA PELAJARAN DI SMK NEGERI 1 GEMPOL BERBASIS WEB

0 1 11

RPP SMK Kelas X AK KD 1

3 8 9

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PELUANG DI KELAS X TKR SMK NEGERI 1 SEMARANG”

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEMESTER GENAP UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 201520

0 1 13