Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran dan memecahkan masalah perhitungan yang berkaitan dengan uang siswa kelas III sekolah dasar

(1)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Desta Harlita NIM: 131134017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Subhanahuwata‟ala, peneliti mempersembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Allah Subhanahuwata‟ala yang selalu memberi cinta dan kasih-Nya disetiap langkah dan perjuangan yang saya lalui.

2. Kedua Orangtua, Suharyanto dan Sulistyowati yang selalu

memberi semua hal yang terbaik.

3. Kakakku yang menjadi motivasi.

4. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penghibur,

pengingat, dan penyemangat saya.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd

selaku dosen pembimbing I dan II yang membimbing dengan

baik.


(5)

v MOTTO

“Man Jadda Wajada -SiapaBersugguh-sugguh Pasti Berhasil

QS. Al-Ankabut [29] ; 6

“Dan siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR. Turmudzi)

“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikan dengan baik” (HR. Thabrani)

“Barang Siapa yang merasa letih di malam hari karena bekerja, maka di malam itu ia

diampuni” (H.R. Ahmad)


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 April 2017

Peneliti


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Desta Harlita

Nomor Mahasiswa : 131134017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR”

Dengan saya berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,pada tanggal 5 April 2017 Yang menyatakan


(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Oleh: Desta Harlita NIM: 131134017

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pengembangan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru adalah memerlukan contoh tes hasil belajar yang baik. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengembangkan kualitas produk tes yang baik (2) mendeskripsikan kualitas produk tes yang baik. Analisis data diproses melalui software TAP (Test Analysis Program).

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R & D) dengan model pengembangan Borg and Gall. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di SD N Percobaan 3 Pakem. Instrumen pengumpulan data penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, lembar kuesioner dan tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengembangan tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III SD menggunakan 7 langkah yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) uji validitas produk, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi desain; (2) hasil kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III SD menunjukan soal yang valid sebanyak 21 soal pada tipe A dan 27 soal pada tipe B yang diujicobakan

dengan soal reliabel “tinggi” , 6 soal tipe A dan 2 soal tipe B memiliki daya pembeda yang

sangat kurang sehingga harus direvisi. 11 soal pengecoh yang kurang berfungsi dan perlu revisi.

Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesulitan, pengecoh, dan kualitas


(9)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MATHEMATICS ACHIEVEMENT TEST IN MATERIALS MIXTURE ARITHMETIC OPERATIONS AND SOLVE PROBLEMS RELATED TO

MONEY CALCULATIONS F OR THIRD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Oleh: Desta Harlita

131134017

Sanata Dharma University 2017

This research is based on the fact that there are a potential and problems related to the test development of learning result. The problem encountered by classroom teacher need a good learning result test. The purpose f this research is to developing good learning result test and to description the product quality of developing achievement test. The result of the data analysis is processed through the TAP (Test Analysis Program) software

This research was Research and Development (R&D) with developing model by Borg and Gall. Research subject were third grade students of SD N Percobaan 3 Pakem. Collecting data instruments of this research used by questionnaire and test.

The research’s result showed that developing achievement tes about intoduce distance and speed unit for third grade of elementary school used 7 steps: (1) potential and problem, (2) collecting data, (3) product design, (4) prduct validity test, (5) design product, (6) product tials, and (7) product revision. The product quality result of developing mathematics achievement tes about mixture arithmetic operations and solve problems related to money calculations for third grade students of elementary school showed 21 item in tipe A and 27 item in tipe B was valid with “high” reability, 6 item in tipe A and 2 item in tipe B between that had different potency in less distinguishable so it must revision again. 11 items had dysfungsional distractor and need to revising.

Keyword: valid, reliabel, discrimination index, item difficuitty , distractor,


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH

PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III

SEKOLAH DASAR” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti meyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing , mendukung dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir. 5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. dosen pembimbing II yang telah membimbing

dan mendukung dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir.

6. Yuni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N Percobaan 3 Pakem yang telah memberi ijin melakukan penelitian dengan tangan terbuka.

7. Guru Kelas III A dan Guru Kelas III B yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.

8. Siswa Kelas III A dan III B SD N Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2016/2017 yang bersedia terlibat dalam penelitian.


(11)

xi

9. Kedua orang tua, Suharyanto dan Sulistyowati yang dengan sabar dan penuh semangat mendampingi serta memberikan segala yang dibutuhkan.

10.Felix Sutoyo selaku pakde peneliti yang selalu sabar mendengarkan segala keluh kesah.

11.Kakaku Beny Setyohadi yang selalu memberi semangat dan motivasi secara tidak langsung.

12.Bimma Listya Aji Nur Wicaksono yang selalu menemani dan memberi semangat positif.

13.Sahabatku Dinia, Chedy, Tami, Tita yang memberi pandangan berbeda dan kasih sayang.

14. Sahabatku Meifirsta, Agatia Mega, Reza Aditya, dan Aristya Nurdin yang selalu menemani dan memberi pengalaman baru.

15.Sahabat payung Dinia,Chendy, Tita, Dyah, Ramdan serta seluruh sahabat penelitian kolaboratif payung yang telah memberi bantuan dalam penyelesaian skripsi.

16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti satu per satu namun telah mendukung dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yag membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PEDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Peneliti ... 5

2. Bagi Guru ... 5

3. Bagi Siswa... 6

F. Batasan Istilah ... 6

G. Spesifikasi Produk... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Tes Obyektif ... 10

2. Tes Subyektif ... 13

a. Validasi ... 13

b. Reliabilitas ... 14

c. Karakteristik Butir Soal ... 16

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 26


(13)

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian ... 33

1. Tempat Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

3. Subyek Penelitian ... 33

4. Obyek Penelitian ... 33

C. Prosedur Pengembangan ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Wawancara ... 37

2. Kuesioner ... 38

3. Tes ... 38

E. Istrumen Penelitian ... 39

1. Wawancara ... 39

2. Kuesioner ... 41

3. Tes ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 45

1. Analisis Data Kualitatif ... 45

2. Analisis Data Kuantitatif ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 55

2. Kualitas Tes Hasil Belajar ... 60

B. Pembahasan ... 69

1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 69

2. Kualitas Tes Hasil Belajar ... 74

3. Produk Akhir ... 84

BAB V KESIMPULAN, KETERBATSAN PENGEMBANGAN DAN SARAN .... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Pengembangan ... 90

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ahli ... 41

Tabel 3.3 Indikator soal... 43

Tabel 3.4 Kriteria skor ... 45

Tabel 3.5 Kategori reliabilitas ... 49

Tabel 3.6 Kategori tingkat kesulitan ... 50

Tabel 3.7 Klasifikasi daya pembeda ... 52

Tabel 4.1 Hasil validasi ahli ... 57

Tabel 4.2 Komentar validator ... 57

Tabel 4.3 Hasil validasi soal tipe A ... 59

Tabel 4.4 Hasil validasi soal tipe B ... 60

Tabel 4.5 Tingkat kesulitan soal tipe A ... 61

Tabel 4.6 Tingkat kesulitan soal tipe B ... 62

Tabel 4.7 Daya pembeda soal tipe A ... 64

Tabel 4.8 Daya pembeda soal tipe B ... 65

Tabel 4.9 Hasil analisis pengecoh soal tipe A... 66

Tabel 4.10 Hasil analisis pengecoh soal tipe B ... 67

Tabel 4.11 Revisi memperbaiki angka ... 70

Tabel 4.12 Revisi memperbaiki option ... 70

Tabel 4.13 Revisi memperbaiki option ganda... 71

Tabel 4.14 Revisi Pengecoh ... 73

Tabel 4.15 Hasil uji validasi soal tipe A ... 75

Tabel 4.16 Analisis hasil uji tingkat kesulitan soal tipe A ... 76

Tabel 4.17 Pengelompokan daya pembeda soal tipe A ... 77

Tabel 4.18 Penggolongan pengecoh soal tipe A ... 78

Tabel 4.19 Hasil uji validasi soal tipe B ... 79

Tabel 4.20 Analisis hasil uji tingkat kesulitan soal tipe B ... 80

Tabel 4.21 Pengelompokan daya pembeda soal tipe B ... 81

Tabel 4.22 Penggolongan pengecoh soal tipe B ... 82


(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur Map Hasil penelitian yang relevan ... 25

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 28

Gambar 3.1 Langkah metode penelitian pengembangan... 30

Gambar 3.2 Tujuh langkah prosedur pengembangan ... 34

Gambar 3.3 Hasil validitas pada program TAP ... 48

Gambar 3.4 Hasil reliabilitas pada program TAP ... 49

Gambar 3.5 Hasil tingkat kesulitan pada program TAP ... 52

Gambar 3.6 Hasil daya pembeda pada program TAP ... 53


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan tersebut yaitu

latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di seluruh dunia. Negara maju

adalah negara yang memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan sendiri adalah usaha

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang menyenangkan.

Terciptanya pendidikan yang baik diperoleh dari suatu perjuangan yang panjang.

Pendidikan yang baik akan menunjang sebuah negara untuk bersaing dengan negara

lain.

Dengan pendidikan seseorang akan mendapat berbagai macam ilmu baik ilmu

pengetahuan maupun ilmu teknologi. Di era globalisasi seperti sekarang ini,

kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi sangat mempengaruhi dunia

pendidikan. Hal ini mendorong berbagai kalangan pendidikan untuk melakukan

berbagai upaya. Peningkatan kualitas dapat dimulai dari peningkatan kualitas

pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Kualitas penilaian harus

menggunakan beberapa tahap. Arikunto (2012: 50), tes merupakan alat pengumpul


(17)

1

memiliki batasan-batasan masalah. Tes yang baik ialah tes yang memenuhi

kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kriteria dalam tes ialah validitas dan reliabilitas.

Validitas ialah alat ukur untuk menunjukan kekhasan suatu tes. Sesuatu dikatakan

valid jika alat evaluasi tersebut memberikan gambaran data secara benar dan sesuai

dengan kenyataan yang sesungguhnya. Jika data yang dihasilkan benar dan valid

maka instrumen yang digunakan juga valid. Reliabilitas berkaitan dengan validitas

jika data memberikan data yang sesuai maka akan dikatakan reliabel.

Uji daya beda dalam pembuatan soal juga harus diperhatikan agar soal yang

dibuat dapat diketahui jumlah soal yang dikategorikan dalam sukar, sedang, mudah.

Jumlah soal dalam masing-masing tingkatan tidak mutlak. Biasanya, jumlah soal

sedang lebih banyak dibanding dengan jumlah soal mudah dan sukar.

Pengecoh pada soal pilihan ganda sangatlah penting digunakan. Tes soal pilihan

ganda terdapat jawaban dengan satu jawaban benar dan jawaban lainnya salah,

sehingga pada soal pilihan ganda harus ada pengecoh untuk setiap masing-masing

soal. Pada soal yang baik pengecoh akan dipilih secara merata oleh siswa yang

menjawab salah, namun sebaliknya soal yang kurang baik, pegecoh akan dipilih

secara tidak merata.

Memenuhi ciri-ciri tes hasil belajar yang baik suatu hal yang sangat penting

diperhatikan oleh para pendidik. Pada kenyataannya pendidik tidak memperhatikan

bagaimana cara membuat tes hasil belajar yang baik. Hal ini ditunjukan pada

wawancara yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 2016. Hasil yang didapat


(18)

2

mengetahui cara pembuatan tes yang baik. Beliau juga pernah mencoba membuat

soal dengan prosedur yang ada namun karena keterbatasan waktu pembuatan soal

tidak lagi mengacu pada prosedur. Guru mengaku bahwa kadang hanya melihat pada

soal yang sudah ada maupun di LKS. Beliau juga mengatakan bahwa perlu untuk

mendapat contoh tes hasil belajar yang baik terutama pada materi hitung campuran

dan perhitungan dengan uang karena guru kesulitan dalam membuat pengecoh.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru matematika di sekolah dasar,

banyak guru yang tidak memperhatikan kualitas tes yang baik menurut prosedur yang

ada. Guru hanya membuat sesuai prosedur di akhir semester karena dalam pembuatan

soal di akhir semester guru akan berkumpul dengan guru-guru sekolah lain untuk

membuat tes ujian akhir semester. Namun itu juga tidak menjamin kualitas yang baik

pada soal. Karena biasanya guru hanya membuat kisi-kisi, soal, kunci jawaban, dan

pengecoh. Tidak terlebih dahulu di tes validitas dan reliabilitasnya. Dijelaskan oleh

Arikunto (2012: 50) bahwa suatu alat evaluasi dikatakan valid karena alat evaluasi

tersebut dapat memberikan gambaran tentang data secara benar dan sesuai dengan

kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Harus ada beberapa kriteria yang harus

diperhatikan agar mencapai tes hasil belajar yang baik seperti validitas, reliabel, daya

pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.

Berdasarkan analisis yang peneliti buat, maka peneliti akan melakukan penelitian

dan pengembangan untuk menghasilkan sebuah produk tes hasil belajar matematika.

Karena guru belum menggunakan syarat pembuatan soal. Maka dari itu peneliti akan


(19)

3

Hitung Campuran dan Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan

Uang Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Hasil dari penelitian ini akan menghasilkan

contoh soal yang baik yang telah melalui tahap analisis dan teruji kualitasnya,

sehingga dapat membantu guru untuk mendapatkan contoh soal evaluasi yang baik.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil belajar.

Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk mata

pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Materi yang dijadikan alat ukur mengacu pada Kompetensi dasar 1.4 melakukan

operasi hitung campuran dan 1.5 memecahkan masalah perhitungan yang

berkaitan dengan uang.

2. Kemampuan Kognitif yang dikembangkan menurut Bloom.

3. Jenis tes yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan

jawaban.

4. Sulitnya mendapat dosen validasi, sehingga hanya mencari 4 guru SD ahli

matematika untuk validasi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua yaitu :

1. Bagaimana mengembangkan tes pilihan ganda yang baik untuk mata pelajaran

matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang


(20)

4

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran

matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang

untuk siswa kelas III SD?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika

materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang untuk

siswa kelas III SD.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata

pelajaran matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan

dengan uang untuk siswa kelas III SD.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman secara langsung dalam pembuatan tes hasil

belajar pilihan ganda yang sesuai aturan seperti validitas, reliabilitas, daya beda,

tingkat kesukaran dan pengecoh dengan menggunakan aplikasi TAP (Test

Analysis Program).

2. Bagi Guru

Guru memperoleh contoh tes hasil belajar yang baik yang telah dibuat oleh


(21)

5

3. Bagi Siswa

Siswa memperoleh pengalaman mengukur kemampuan mereka pada materi

operasi hitung dan uang.

F. Batasan Istilah

1. Tes Hasil Belajar adalah seperangkat tes yang sah untuk mengetahui

kemampuan siswa yag telah dicapai.

2. Materi adalah pokok bahasan yang mejadi pedoman pembuatan soal.

3. Validitas adalah pengujian untuk menentukan sesuai atau tidak soal dengan

materi ajar serta tujuan dibuatnya soal.

4. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi suatu tes.

G. Spesifikasi Produk

Produk tes hasil belajar disusun secara lengkap yang terdiri dari:

1. Instrumen tes hasil belajar matematika Materi Operasi Hitung Campuran dan

Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan Uang dengan 4

pilihan jawaban yang siap digunakan.

2. Instrumen pilihan ganda sudah memiliki tingkat kesulitan mudah, sedang, dan

sukar. Proporsi tingkat kesulitan 25% soal kategori “mudah” yaitu pada rentan 0,71-1,00, 50% soal kategori “sedang” pada rentan 0,30-0,70, dan 25% soal


(22)

6

3. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik,

mudah dipahami, valid, reliabel, pengecoh yang baik, dan memiliki daya

beda.

4. Instrumen pilihan ganda sudah divalidasi oleh ahli dan dinyatakan layak

untuk digunakan atau diujicobakan.

5. Instrumen pilihan ganda valid karena kriteria r hitung soal melebihi rtabel


(23)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II dalam penelitian ini membahas kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka

berfikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Teori

Kajian teori membahas tentang tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar,

pengembangan tes hasil belajar taksonomi Bloom.

1. Tes Hasil Belajar

Menurut Sulistyorini, (2009: 87) tes merupakan suatu alat pengumpul

informasi yang bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Suatu cara

dalam penilaian yang berbentuk tugas yang wajib dikerjakan siswa dengan

tujuan mendapat data tentang nilai dan prestasi siswa (Suwandi, 2010: 39).

Berdasar pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes

adalah suatu alat pengumpul data yang resmi berbentuk tugas wajib dikerjakan.

Hasil belajar adalah respon yang baru berupa tingkah laku

(Sulistyorini, 2009: 10). Hasil belajar sendiri dapat berbentuk nilai atau karya

yang dapat mengukur penampilan seseorang (Purwanto: 2009: 56).

Berdasarkan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar

suatu alat yang sah untuk mengetahui nilai atau kemampuan sesuai tingkah


(24)

8

a) Ciri-ciri tes

Ada beberapa ciri yang harus dipenuhi oleh suatu tes yang baik. Valid

berarti sesuai dan dapat dikatakan valid jika tes sesuai yang dituju. Sehingga

memberi informasi jika tes tersebut mencapai tujuan. Tes tersebut dapat

memberi gambaran mengenai suatu yang diinginkan (Sulistiyorini, 2009:

161-167). Jadi dapat dijelaskan suatu item yang valid merupakan item yang dapat

memberi informasi bahwa item tersebut telah mencapai tujuan dari tes.

Reliabilitas, tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut tetap tidak menunjukan

perubahan-perubahan yang berarti.

Alat ukur harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan

perbedaan secara teliti dengan adanya daya pembeda. Tingkat kesukaran soal

harus diperhatikan juga sehingga dapat menentukan mudah, sedang, dan sukar

pada soal. Besar kecilnya tingkat kesukaran soal tidak ada yang mutlak.

Biasanya soal mudah dan sukar lebih sedikit dibanding dengan soal sedang.

Namun biasanya soal mudah dan sukar sama banyaknya (Arifin, 2009: 97).

Pada soal pilihan ganda ada alternatif jawaban atau pengecoh. Soal yang baik

membuat peserta didik yang menjawab salah akan memilih secara merata.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengecoh memiliki peran penting dalam

soal pilihan ganda.


(25)

9

Menurut Sulistyorini (2009: 89), tes ditinjau dari bentuk soal, dibedakan

menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes subjektif.

1. Tes Obyektif

Tes obyektif juga disebut short answer tes atau tes jawab singkat.

Biasanya tes obyektif berada pada soal essay karena hanya menjawab

pertanyaan dengan jawab singkat (Sulistyorini, 2009: 89). Tes ini juga disebut

tes dikotomi karena jawaban hanya benar dan salah serta memiliki skor 0 atau

1. Dikatakan tes obyektif karena penilaian bersifat obyektif dimana siapapun

yang mengoreksi hasilnya akan sama karena kunci jawaban jelas.

Jenis tes obyektif yang biasanya digunakan adalah tes jawaban

benar-salah (true-false). Tes benar salah merupakan tes berupa pernyataan-pernyataan

ada benar dan salah. Peserta didik diminta memilih pernyataan-pernyataan yang

ada. Tes ini dapat berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

membedakan antara fakta dan pendapat. Tes benar salah memiliki kelebihan

seperti mencakup bahan yang luas, pertanyaan singkat dan tidak membutuhkan

tempat yang banyak, mudah menyususun, dapat digunakan berkali-kali, dan

pengerjaan mudah dimengerti.

Tes pilihan ganda (multiple choice) tes yang jawabanya dapat memilih

alternatif jawaban yang disediakan (Mardapi, 2004: 74). Pilihan ganda terdiri

dari bagian keterangan, kemungkinan jawaban atau alternatif. Kemungkinan

jawaban yang benar yaitu kunci jawaban atau beberapa pengecoh (Sulistyorini,


(26)

10

yang lebih kompleks dan berkenaan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi (Arifin, 2009: 156). Materi yang dicakup pada pilihan

ganda cenderung luas. Menurut Sulistyorini (2009) ada beberapa yang perlu

diperhatikan dalam membuat soal pilihan ganda: (a) petunjuk yang jelas, (b)

jawaban dibuat homogin, seimbang dan sejenis sehingga seolah-olah benar

semua, (c) hindari penggunaan kalimat dalam bentuk negatif, (d) jumlah options

harus sama, (e) kalimat pada butir soal dibuat singkat, (f) pilihan jawaban dibuat

vertikal. Kelebihan dari tes piliha ganda adalah penilaian yang mudah, cepat,

obyektif dan dapat mencakup materi yang luas, cocok untuk ujian yang memiiki

peserta banyak dan harus segera di umumkan hasilnya. Kelemahan pilihan

ganda adalah kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk

dijadikan umpan balik bagi guru, sehingga kurang dianjurkan untuk penilaian

kelas.

Syarat tes pilihan ganda yang baik menurut Kusnandar (2013: 201) (a)

memiliki validitas yang tinggi (b) memiliki reliabititas tinggi, (c) tiap butir soal

memiliki daya pembeda yang memadai, (d) tingkat kesukaran yang memadai.

Kaidah penulisan tes pilihan ganda menurut Sudjana (2009: 50) memaparkan

bahwa kaidah dan contoh penulisan soal pilihan ganda ada 9, yaitu: (a) pokok

soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas, (b)

perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan peryataan

yang diperlukan saja, (c) untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar,


(27)

11

alternatif jawaban harus logis dan pengecoh harus berfungsi, (f) diusahakan

agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar, (g) diusahakan untuk tidak

menggunakan pilihan jawaban yang berbunyi “semua jawaban di atas salah”

atau “semua jawaban di atas benar”, (h) usahakan agar pilihan jawaban satu

jenis baik dari segi isi maupun dari segi struktur kalimat, (i) apabila pilihan

jawaban berbentuk angka, maka disusun secara berurutan dari angka terkecil ke

angka terbesar atau sebaliknya.

Kaidah penulisan tipe pilihan ganda mempunyai tiga aspek. Aspek

materi, aspek kontruksi, dan aspek bahasa. Ditinjau dari aspek materi: (a) soal

harus sesuai dengan indikator, (b) pilihan jawaban harus sejenis dan logis

ditinjau dari segi materi, (c) setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang

benar. Ditinjau dari aspek konstruksi: (a) pokok soal harus dirumuskan secara

jelas dan tegas, (b) rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja, (c) pokok soal jangan memberikan petunjuk

ke arah jawaban yang benar, (d) pokok soal jangan mengandung pernyataan

yang bersifat negatif, (e) panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama,

(f) pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua jawaban di atas

salah” atau “semua jawaban di atas benar”, (g) pilihan jawaban yang berbentuk

angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecil angka tersebut, (h) gambar,

grafik, diagram harus jelas dan berfungsi, (i) butir materi soal jangan

bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ditinjau dari segi bahasa: (a) setiap


(28)

12

(b) jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan

digunakan untuk daerah lain atau nasional, (c) pilihan jawaban jangan

mengulang kata yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Menjodohkan (matching test) bentuk tes ini terdiri kumpulan soal dan

jawaban yang keduanya dikumulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom

sebelah kiri biasanya kolom soal dan kolom sebelah kanan adalah kolom

jawaban. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak dibanding soal (Arifin,

2009: 106). Isian (Completion tes) tes ini terdiri dari kalimat-kalimat yang

beberapa bagian dihilangkan. Bagian yang hilang itu harus diisi oleh murid.

2. Tes Subjektif

Subjektif atau tes esai suatu bentuk tes yang terdiri dari soal-soal yang

jawabannya berbentuk uraian panjang (Sulistyorini, 2009: 89). Konstruksi Tes

Hasil Belajar Tes hasil belajar yang baik di konstruksi dengan memenuhi

validasi, reliabilitas, dan karakteristik soal yaitu pembeda, tingkat kesukaran

dan pengecoh.

a. Validasi

Supratman (2004: 50) menjelaskan bahwa validasi adalah suatu

konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validasi dapat sesuai apabila tes tersebut benar-benar

meyasar pada apa yag dituju. Tes tersebut benar-benar memberikan

keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan (Sulistyorini,


(29)

13

Berikut ada beberapa jenis validasi berdasarkan yang disampaikan oleh

Arifin (2009: 324-325).

1. Validitas isi

Validitas isi menyatakan apakah tes sudah menngembangkan

kompetensi yang dikembangkan serta materi dan indikator dan materi

pembelajarannya.

2. Validitas Empiris

Validitas empiris biasanya mencari tolak ukur yang berhubungan

dengan skor tes dengan kriteria tertentu diluar tes yang bersangkutan.

Namun dapat relevan dengan apa yang diukur. Validitas empiris

disebut juga validitas statistik.

3. Validitas Kesejajaran

Dapat dikatakan validitas kesejajaran apabila hasilnya sesuai

dengan kriteria yang sudah ada. Berarti tes tersebut memiliki

kesejajaran dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes. Suatu tes

dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan

pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda

(Arifin, 2009: 329). Berikut adalah metode yang biasa digunakan dalam


(30)

14

1. test- retest, hal yang penting dalam hal ini adalah menentukan interval

waktu pelaksanaan tes, jika interval pendek maka siswa masih ingat hasil

yang terdahulu, semakin besar interval maka semakin banyak variabel yang

dapat mempengaruhi hasil tes. Koefisien 0,80-0,90 dianggap standar untuk

tes bakat dalam tahun yang sama.

2. Metode Equivalent-Form, tes menggunakan dua tes yang berbeda pada

kelompok siswa yang sama dan waktu yang berurutan, kemudian hasilnya

di korelasikan. Koefisien korelasi menyatakan koefisien reliabilitas yaitu

ukuran ekuivalen tes. Semakin tinggi ukuran menunjukan kedua tes

menghasilkan hasil yang cenderung sama.

3. Split-Half Method atau metode belah dua, tes ini dapat diberikan dalam

sekali waktu kepada siswa seperti biasa, kemudian tes dibagi dua dalam

pemberian skor. Biasanya dilakukan dengan patokan nomor ganjil dan

genap. Kedua skor bagian tes kemudian direlasikan dengan teknik korelasi

product moment.

4. Metode Kuder Richardson yang didasar pada varian butir. Ada tiga

prosedur dalam memperoleh kosistensi internal skor tes. Kuder Richardson

20 (KR- 20) Cronbac’s Alpa; dan Hoyt. Rumus menurut Kuder Richardson

ada dua bentuk (1) KR-20 yang digunakan yang seluruhnya memiliki butir

soal yang taraf kesukarannya sama. (2) KR-21 yang digunakan pada taraf


(31)

15

yang rentang bobot penskoran yang lebar seperti tes sikap dan uraian. Hoyt

memberikan hasil identik seperti koefisien alpha.

c. Karakteristik Butir Soal

Memiliki tiga bahasan yaitu daya pembeda, tingkat kesukaran, dan

analisis pengecoh.

1. Daya pembeda

Daya pembeda merupakan jawaban benar siswa yang tergolong atas

berbeda dari siswa tergolong kelompok bawah. Menurut Sulistyorini

(2009: 177) daya pembeda merupakan sebuah pedoman yang ada pada

sebuah tes yang mampu membedakan antar kemampuan siswa pandai dan

siswa yang rendah. Daya pembeda menurut Sudjana (2009: 141) dapat

mengkaji butir-butir soal yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

sanggup soal tersebut membedakan siswa yang tergolong memiliki prestasi

pandai dengan siswa yang tergolong memiliki prestasi rendah. Pengujian

daya pembeda memiliki kriteria yaitu bila jawaban salah dari kelompok

siswa berprestasi rendah dengan siswa dengan siswa berprestasi tinggi

sama atau lebih besar dari nilai tabel, maka butir soal itu mempunyai daya

pembeda (Sudjana, 2009: 143). Jika soal tidak memiliki daya pembeda

maka dapat dikatakan soal tersebut terlalu mudah atau terlalu sulit untuk


(32)

16

2. Tingkat kesukaran

Pada suatu tes tingkat kesukaran sangatlah penting karena

menentukan keseimbangan soal-soal mudah, sedang, dan sukar. Tingkat

kesukaran merupakan proporsi peserta tes menjawab dengan benar

terhadap suatu butir soal (Widoyoko, 2014: 132). Kesukaran soal tidak

hanya dilihat dari sudut pandang guru atau pembuat soal, tetapi dari siswa

yang akan mengerjakannya. Karena jika soal yang dibuat terlalu mudah

maka tidak akan ada usaha siswa dalam berfikir secara tinggi dalam

menjawab soal. Menurut Sulistyorini (2009: 173) cara untuk mendapatkan

soal yang baik, harus memenuhi validitas dan reliabilitas serta adanya

keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Sehingga soal yang

tergolong mudah sedang, dan sukar memiliki bobot yang sama. Menurut

Sulistyorini (2009: 174) perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar

dapat dibuat 3-4-3, dimana 30% soal berkategori mudah, 40% berkategori

sedang, dan 30% berkategori sukar. Selain itu dapat dibuat 25-50-25,

dimana 25% soal mudah, 50% soal berkategori sedang, dan 25%

berkategori sukar.

3. Analisis Pengecoh

Pengecoh biasanya dibuat pada soal pilihan ganda untuk mengecoh

seseorang agar memilihnya apabila seseorang itu tidak menguasai materi

dengan baik. Pengecoh biasanya adalah jawaban yang tidak benar namun


(33)

17

Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang

peserta tes dapat terkecoh memilihnya. Pengecoh yaitu pilihan yang tidak

merupakan jawaban yang benar (Arifin, 1990: 35).

4. Pengembangan tes hsil belajar

Tes hasil belajar untuk memberikan penilaian hasil belajar kemampuan

yang dimiliki siswa secara nyata dan menimbang secara adil (Sulistyorini,

2009: 180). Prosedur pengembangan tes hasil belajar menurut Purwanto

(2009: 84) melibatkan tujuh kegiatan, antara lain:

a. Identifikasi hasil belajar

Dalam hal ini peneliti harus tahu materi apa yang akan diteskan

sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima siswa, jadi pemberian

tes saat setelah siswa sudah mempelajari materi yag akan di tes kan.

Hasil belajar harus diidentifikasikan aspek yang diukur, baik ranah

kognitif, afektif, dan psikomotornya (Purwanto, 2009: 84).

b. Deskripsi materi

Menurut Purwanto (2009: 84-85) materi menjadi acuan dalam

pengumpulan data serta dalam memahami hasil belajar. Materi tentang

hasil belajar mempunyai sesuatu yang sangat penting dalam

mengetahui hasil belajar siswa yang akan diukur kemampuannya. Data

sangat ditentukan oleh uraian materi tentang hasil belajar tersebut yang


(34)

18

c. Pengembangan Spesifikasi

Pengembangan pada hasil belajar yang dilakukan dua atau lebih

pengembang menghasilkan kualitas yang sama. Bagi satu pengembang

tes hasil belajar akan membuat dua atau lebih perangkat tes yang setara

sehingga mendapat hasil yang relatif stabil atau konsisten. Menurut

Purwanto (2009: 85-86) hal yang dikembangankan dalam spesifikasi

seperti ini penentuan jenis tes hasil belajar, banyaknya butir soal,

waktu, peserta, aturan penskoran, kriteria uji coba, tujuan instruksional

umum, tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes.

d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban

Purwanto (2009: 87) mejelaskan bahwa pedoman-pedoman dalam

tes ada delapan, yaitu (1) menyatakan soal sejelas mungkin; (2)

memilih kata yang sesuai; (3) menghindari pengaturan kata yang dirasa

janggal dan terlalu berbelit-belit; (4) memasukan semua keterangan

yang dibutuhkan dalam membuat jawaban; (5) merumuskan soal

dengan tepat; (6) menghindari kata-kata yang tidak berfungsi; (7)

menyesuaikan taraf kesukaran soal; (8) menghindari isyarat ke arah

jawaban benar yang tidak seharusnya.

Dalam pembuatan kunci jawaban berbeda-beda tergantung jenis soal.

Untuk soal esai akan berupa uraian, Namun untuk soal objektif dapat


(35)

19

dibuat dengan perhitungan yang tepat disesuaikan dengan soal dari

jawaban tersebut (Purwanto, 2009: 91-92).

e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar

Skor yang telah terkumpul akan diolah dan menjadi data uji coba

hasil belajar yang dapat menjadi pedoman dalam mengukur

kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 92-93). Data yang berbentuk skor

yang sudah dihitung menurut aturan skoring yang telah ditentukan.

Sehingga data uji coba menjadi tolak ukur dalam menentukan baik

tidaknya tes tersebut.

f. Uji kualitas tes hasil belajar

Uji kualitas tes hasil belajar dilakukan agar tes hasil belajar

dijamin kelayakannya sebagai alat ukur. Hasil dari uji kualitas tes

menjadi syarat dari kelayakan tes. Purwanto (2009: 93-94) menjelaskan

bahwa tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan kisi-kisi umumnya

mempunyai butir soal yang baik.

g. Kompilasi tes

Kompilasi tes menjadi penyaring bagi butir soal yang baik dan

yang tidak baik untuk digunakan dalam tes hasil belajar. Pemilihan soal

yang baik harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan

(Purwanto, 2009: 94).


(36)

20

5. Taksonomi Bloom

Anderson & Krathwohl (2001: 6) mengungkapkan tahapan kognitif ini

terdiri dari 6 tingkatan yang berurutan dari paling rendah (mengingat)

sampai paling tinggi (mencipta). Tahapan ini masuk pada dimensi kedua

yang telah direvisi.

a. Mengingat

Mengingat merupakan penggalian informasi kembali yang pernah

diterima berupa pengetahuan-pengetahuan. Menghafal kembali atau

mengulang pengetahuan yang pernah diterima. Pengetahuan mengingat

merupakan bekal yang baik untuk belajar yang bermakna

menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai pada

tugas-tugas yang kompleks (Anderson & Krathwohl 2001: 103). Proses

kognitif yang termasuk dalam kategori mengingat misalnya

menyebutkan, mengidentifikasi, dan menunjukan

b.Memahami

Kemampuan dalam menjabarkan sendiri pengetahuan yang telah

didapat dengan caranya sendiri, yang bersifat lisan atau tulisan yang

disampaikan dari buku pelajaran atau komputer (Anderson &

Krathwohl 2001: 105). Sehingga mereka dapat menyimpulkan dari

pengetahan baru dan pengetahuan lama. Proses kognitif yang termasuk

dalam kategori memahami mencontohkan, menyimpulkan,


(37)

21

c. Mengaplikasi

Kemampuan untuk pemecahan berbagai masalah yang ada dalam

kehidupan sehari-hari seperti pengerjaan soal latihan dan tugas

merupakan masalah (Anderson & Krathwohl 2001: 116). Proses

kognitif yang termasuk dalam kategori mengaplikasi proses

melaksanakan dan proses mengimplementasikan.

d.Menganalisis

Kemampuan memecah-mecah materi menjadi yang lebih kecil,

sehingga mendapat pemahaman yang lebih luas. Tujuan pendidikan

agar dapat menentukan cara menata potongan informasi dan

membentuk tujuan dibalik informasi (Anderson & Krathwohl 2001:

120). Proses kognitif yang termasuk dalam kategori menganalisis

membedakan, mengorganisasi, dan menghubungkan.

e. Mengevaluasi

Kemampuan dalam membuat perkiraan keputusan yang tepat.

Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa

dan mengkritik (Anderson & Krathwohl 2001: 125). Proses kognitif

yang termasuk dalam kategori mengevaluasi memeriksa dan

mengkritik.

f. Mencipta

Kegiatan yang untuk pembuatan produk baru dari beberapa materi


(38)

22

& Krathwohl 2001: 128). Proses kognitif yang termasuk dalam kategori

mencipta biasanya yang dikoordinasikan dengan pengalaman yang

sudah di miliki oleh para siswa sebelumnya.

B. Peneltian Yang Relevan

Pertama, pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes

Matematika dengan Part-Whole pada siswa SD IV Se-Kecamatan

Gianyar” oleh Koyan, dkk (2013). Peneliti bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pegembangan tes matematika, kisi-kisi matematika,

validitas isi, validitas butir dengan teknik part-whole, reliabilitas butir,

taraf kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pegecoh butir tes

matematika berdasarkan SK-KD SD kelas IV. Hasil yang didapat adalah

(1) tes matematika yang dikembangkan yang mengacu pada

langkah-langkah pengembangan tes (2) kisi-kisi tes matematika (3) hasil validasi

isi (4) hasil analisis butir soal pada 40 soal memperoleh 99% valid (5)

hasil analisis reliailitas (6) memperoleh hasil kesukaran kategori sedang

62,5%, kategori jelek 45%, dan baik 12,5%. (7) Pengecoh baik sebanyak

7.5%. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan di kembangkan

yaitu pengembangan tes matematika untuk siswa SD.

Kedua, penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Soal

Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD


(39)

23

bertujuan menghasilkan pemecahan masalah berbasis argumen yang valid

sehingga mengetahui efek potensi soal yang dikembangkan terhadap hasil

belajar siswa kelas V SD Negeri 79 Palembang. Hasil analisis data

menyimpulkan bahwa penelitian telah menghasilkan produk soal

pemecahan masalah berbasis argument untuk siswa kelas V SD Negeri 79

Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian yang relevan kedua

karena kesamaan dengan penelitian yaitu pengembangan.

Ketiga, penelitian berjudul “Pengembangan soal Matematika Model

PISA untuk mengukur Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Sekolah Dasar” oleh Mardhiyannti, dkk (2011). Penelitian ini

mengembangkan prototype perangkat soal yang memiliki potensi

komunikasi matematika siswa SD. Hasil dari penelitian mengukur

kemampuan komunikasi menunjuk nilai rata-rata 47,89 dari skor

maksimal 82. Nilai rata-rata 47,89 termasuk dalam kategori baik.

Penelitian ini merupakan penelitian yang relevan ketiga karena kesamaan

dengan penelitian yaitu pengembangan.

Ketiga penelitian diatas relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti. Berdasarkan penelitian diatas, peneliti ingin membuat

produk tes hasil belajar matematika dengan judul “Pengembangan Tes

Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran dan


(40)

24

Kelas III Sekolah Dasar”. Peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian diatas.

Berikut merupakan literature map ketiga penelitian yang relevan

dengan penelitian peneliti:

Gambar 2.1 Literatur Map Hasil penelitian yang relevan.

“Pengembangan Tes”

Koyan, dkk (2013).

Matematika dengan

Part-Pengembangan Tes

Mardhiyannti, dkk

(2011).

Pengembangan soal

Matematika Model

PISA untuk

Pengembangan Tes

Darmawijoyo,

dkk (2011).

Pengembangan

Soal Pemecahan

Masalah Berbasis Yang diteliti:

Pengembangan tes hasil

belajar matematika

materi operasi hitung

campuran dan


(41)

25 C. Kerangka Berpikir

Tes hasil belajar suatu alat untuk mengukur seberapa jauh tujuan

pendidikan dan pengajaran dicapai, sehingga dapat megetahui kemampuan

siswa dalam bidang akademik. Tes harus dibuat sesuai prosedur

pengembangan tes hasil belajar, tes itu harus valid, reliabel, daya beda

baik, tingkat kesukaran baik, analisis pengecoh yang berfungsi. Karena

siswa hanya perlu memilih satu jawaban yang dianggap benar dari

beberapa pilihan jawaban. Namun tes ini kurang baik karena hanya

menekankan pada daya ingat siswa saja.

Dari hasil wawancara kepada guru matematika kelas III guru tidak

membuat berdasarkan prosedur pengembangan tes hasil belajar. Guru juga

tidak menguji kualitas tes hasil belajar yang digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti akan melakukan penelitian

untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. Produk tersebut dikembangkan

berdasar prosedur pengembangan tes hasil belajar. Kualitas produk juga

akan diuji seperti valid dan reliabel, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan

analisis pengecoh. Serta akan diuji menggunakan program TAP. Sehingga

pembuatan penelitian ini menghasilkan produk berupa tes yang dapat

menjadi contoh untuk para guru dalam membuat tes hasil belajar yang

baik.

Terdapat berbagai macam bentuk tes, salah satu yang sering digunakan


(42)

26

ganda dapat dijawab dengan cepat, jawaban siswa mudah dikoreksi,

reliabilitas skor dapat dijamin. Sedangkan kekurangan dari tes pilihan

ganda siswa dapat menerka-nerka jawaban dan membutuhkan waktu yang

lama dalam pembuatan tes tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti membuat penelitian

mengenai pengembangan tes hasil belajar yang baik. Peneliti membuat tes

yang sudah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan

pengecoh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Taksonomi Bloom

dari ranah mengingat hingga mencipta, agar tidak hanya menekan pada

daya ingatnya saja. Pembuatan tes hasil belajar tersebut diharap bisa

menjadi contoh untuk para guru. Kerangka berpikir pengembangan tes

pilihan ganda yang berkualitas akan disajikan sebagai berikut:


(43)

27

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Tes

Alat untuk mengukur seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran dicapai. Fungsi Tes:

1. Sebagai pengukur terhadap peserta didik.

2. Sebagai pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah

Ciri-ciri tes yang baik 1. Valid

2. Reliabel

3. Daya beda baik

4. Tingkat kesukaran baik

5. Analisis pengecoh yang berfungsi

Hasil Wawancara

1. Guru tidak membuat berdasarkan prosedur pengembangan tes hasil belajar yang baik.

2. Guru memperlukan contoh dalam membuat tes hasil belajar yang baik.

Bentuk tes pilihan ganda

1. Kelebihan dari tes pilihan ganda dapat dijawab dengan cepat, jawaban siswa mudah dikoreksi, reliabilitas skor dapat dijamin.

2. Kekurangan dari tes pilihan ganda siswa dapat menerka-nerka jawaban dan membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan tes tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti membuat penelitian mengenai pengembangan tes hasil belajar materi operasi hitung campuran dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.


(44)

28 D. Pertanyaaan Penelitian

1. Bagaimana cara mengembangkan tes hasil belajar KD Operasi hitung

campuran dan Uang untuk siswa kelas 3 SD yang sesuai?

2. Bagaimana validitas isi berdasarkan hasil penilaian ahli dan hasil uji

coba empiris menggunakan program TAP?

3. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar berdasarkan hasil uji coba

empiris menggunakan program TAP?

4. Bagaimana daya pembeda berdasar hasil uji coba empiris?

5. Bagaimana tingkat kesulitan berdasar hasil uji coba empiris

menggunakan program TAP?

6. Bagaimana hasil analisis pengecoh berdasar hasil uji coba empiris


(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and

development/R&D). Research and development adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu (Sugiyono, 2012: 297).

Pada penelitian ini ada beberapa langkah dan menghasilkan sebuah siklus.

Adapun langkah-langkah prosedur penelitian R&D menurut Borg and Gall

(dalam Sugiyono, 2012: 298) ada sepuluh. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (research and development)

Potensi dan Pengumpula Desain Validasi

Uji Coba Revisi Uji Coba Revisi

Produk Revisi


(46)

30

1. Potensi dan Masalah, merupakan dasar dari adanya penelitian

pengembangan. Pengumpulan data potensi dan masalah sendiri

sebenarnya tidak harus dicari sendiri, namun data berasal dari laporan

penelitian orang lain atau sebuah dokumentasi laporan kegiatan.

2. Pengumpulan data, merupakan pengumpulan data atau informasi yang

dilakukan setelah potensi dan masalah yang digunakan sebagai bahan

dalam perencanaan pembuatan produk.

3. Desain Produk, harus diwujudkan secara visual agar penciptaan atau

pembuatan yang baru berjalan lancar sehingga spesifikasinya lebih dari

produk sebelumnya.

4. Validasi desain, merupakan suatu serangkaian kegiatan yang bertujuan

menilai apakah rancangan secara raisonal lebih efektif dari yang lama

atau tidak.

5. Revisi desain, dilakukan oleh peneliti saat membuat desain produk

untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi setelah validasi desain

berlangsung, sehingga dapat memperbaiki kelemahan.

6. Uji coba produk, pembandingan dengan kelompok yang menggunakan

produk lama dengan kelompok yang menggunakan produk baru dengan

tujuan mendapat data informasi.

7. Revisi produk, pembenahan produk yang mengalami kekurangan


(47)

31

8. Uji coba pemakaian, uji coba di lapangan karena merasa poduk baru

telah memiliki kualitas daripada produk sebelumnya.

9. Revisi Produk, penyempurnaan produk sehingga produk dapat di buat

secara masal pada langkah terakhir.

10. Produksi masal, langkah terakhir produk sudah diujicobakan

dinyatakan efektif dan layak produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes hasil belajar Matematika untuk

siswa kelas 3 SD. Berdasarkan kompetensi dasar 1.4 melakukan operasi hitung

campuran 1.5 memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan

uang. Tujuan penelitian sesuai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya

pembeda, dan analisis pengecoh. Hal ini bertujuan untuk memberikan contoh kepada

guru di Sekolah. Penelitian ini hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu revisi produk,


(48)

32 B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri di Sleman. SD tersebut adalah SD

Negeri Percobaan 3 Pakem yang beralamat di Sukunan Pakembinagun

Pakem Sleman Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Juni 2016 sampai Januari 2017.

Kegiatan penelitian selama tujuh bulan. Dimulai dari wawancara untuk

analisis kebutuhan.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III tahun ajaran 2016/2017

SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang berjumlah 64 siswa. Terdiri dari 32 siswa

kelas A dan 32 siswa kelas B.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar matematika pada

materi operasi hitung campuran dan memecahkan masalah perhitungan


(49)

33 C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Karena

sudah di sederhanakan maka penelitian hanya sampai pada tahap ke tujuh.

Gambar 3.2 Tujuh Langkah Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti.

Potensi Masalah Pengumpulan

data

Desain Produk

Revisi Produk


(50)

34

1. Potensi dan Masalah

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah

melihat potensi dan masalah yang diteliti. Dalam menemukan potensi dan

masalah peneliti melakukan dengan cara wawancara. Potensi yang dicari

adalah guru yang dapat membuat soal sendiri dengan prosedur yang baik.

Masalah yang peneliti gali adalah apakah guru sudah membuat soal sendiri

dengan prosedur yang benar. Narasumber yang peneliti wawancarai adalah

narasumber berasal dari SD N Percobaan 3.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang pertama dilakukan oleh peneliti adalah

wawancara. Wawancara dilakukan tanggal 19 Juni 2016. Data yang

dikumpulkan merupakan data kualitatif. Wawancara yang dilakukan

mengenai ciri-ciri tes, langkah pembuatan tes, bentuk dan kesulitan dalam

pembuatan tes. Pertama peneliti menganalisis hasil wawancara sehingga dapat

menentukan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini agar dapat

memecahkan masalah yang ada pada hasil wawancara kepada narasumber.

Setelah menentukan tujuan peneliti mempersiapkan bahan yang digunakan

untuk mendesain produk.


(51)

35

Peneliti membuat desain produk berdasarkan kebutuhan guru. Peneliti

membuat tes dengan menggunakan taksonomi Bloom dari taraf mengingat

hingga mencipta. Sebelum membuat produk peneliti membuat kisi-kisi

terlebih dahulu dengan disesuaikan materi dengan bobot kesukarannya yaitu

mudah, sedang dan sulit dengan persentase mudah 25%, sedang 50% , dan

sulit 25%.

4. Validasi Desain

Validasi desain dilakukan oleh 4 ahli pada bidang Matematika. Karena

keterbatasan dosen, peneliti hanya meminta bantuan kepada guru matematika

sebanyak 4 orang. Ahli akan memberikan skor dan komentar untuk saran

perbaikan dengan lembar validasi di lengkapi berupa soal lengkap dengan

jawaban, estimasi kesulitan, KD, indikator, aspek yang diukur, kolom skor

dan komentar.

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah dilakukan validasi ahli. Desain yang

telah diberi komentar dan saran akan diperbaiki. Peneliti merevisi berdasar

masukan-masukan yang diberikan oleh ahli.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah dilakukan validasi desain dan juga

revisi desain. Hasil uji coba produk nantinya akan di analisis apakah ada soal

yang perlu untuk diperbaiki dan soal mana saja yang sudah valid dan


(52)

36

7. Revisi Produk

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah revisi produk. Setelah

melakukan uji coba produk akan dilihat validitas, reliabilitas, daya pembeda,

tingkat kesukaran, dan pengecoh. Sehingga peneliti tahu tes hasil belajar

siswa yang layak digunakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data non tes yang

berisi tanya jawab dengan narasumber baik secara langsung ataupun tidak.

Wawancara biasanya bertukar informasi yang dilakukan dua orang melalui tanya

jawab. Ada dua tipe wawancara yaitu langsung dan tidak. Wawancara langsung

adalah pertemuan antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Sedangkan

tidak langsung, pewawancara menanyakan melalui perantara orang lain. Sugiyono

(2012: 138) menjelaskan bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dimana pewawancara membuat

terlebih dahulu secara terperinci pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

Pada kali ini peneliti melakukan wawancara secara langsung tanpa

menggunakan perantara dengan narasumber yang ingin dimintai keterangan.

Wawancara yang dilakukan menggunakan instrumen wawancara yang disebut

pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang harus dijawab

oleh responden sehingga mendapatkan data yang sesuai. Sukmadinata (2013: 217)


(53)

37

dan persepsi. Pada penelitian ini peneliti mewawancarai guru matematika kelas III

SD Negeri Candirejo dan guru kelas III SD Negeri Percobaan 3 Pakem.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung.

Didalam kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi. Pertanyaan pada kuesioner berbentuk pertanyaan ber

skala yang mengandung jawaban. Jawaban disusun menurut gradasi atau

tingkatan. Responden diminta untuk menyatakan persetujuan atau penolakan

terhadap pilihan yang disediakan (Sukmadinata, 2013: 220). Peneliti memberikan

instrumen validasi kepada empat ahli, yaitu empat guru ahli matematika kelas III

dan IV untuk dievaluasi.

3. Tes

Tes merupakan suatu alat yang berisi tugas yang harus dikerjakan dan bersifat

resmi dan harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur pemahaman dan

penguasaan materi (Majid, 2014: 36). Tes merupakan suatu alat pengumpul

informasi yang penuh dengan batasan-batasan yang ada (Sulistiyorini, 2009: 87).

Tes dibagi menjadi beberapa jenis, terdapat dua jenis tes apabila dilihat dari aspek

pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis itu tidak ada batas waktu dalam

mengerjakan dan tes kecepatan dimana diukur kecepatan peserta didik dalam


(54)

38 E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010: 140) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan

alat ukur untuk sebuah kejadian atau fenomena alam maupun sosial untuk

diamati. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari non tes dan tes.

1. Wawancara

Instrumen yang dibuat jenis ini adalah non-tes yaitu pedoman wawancara.

Pedoman wawancara merupakan garis besar tentang suatu hal yang ingin

ditanyakan pada narasumber. Peneliti mengembangkan kembali

pertanyaan kepada narasumber berdasar jawaban yang diberikan pada


(55)

39 Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara

No.

Kisi-kisi Wawancara

1. Menurut bapak/ibu guru apa fungsi dari evaluasi pembelajaran?

2. Berapa kali dalam satu semester bapak/ibu guru melakukan evaluasi pembelajaran? 3. Tes yang baik menurut bapak/ibu guru itu seperti apa?

4. Apakah bapak/ibuguru membuat sendiri soal evaluasi / ulangan harian untuk mata pelajaran matematika?

5. Jika iya, langkah-langkah apa yang bapak/ibuguru lakukan untuk membuat soal ?Jika tidak membuat sendiri, lalu siapa yang membuatkan soal? Apakah bapak / ibu mengetahui langkah-langkahnya?

6. Menurut bapak/ibu guru, bagaimana langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam pembuatan soal? 7. Bentuk tes apa saja yang pernah bapak/ibu guru buat?

8. Apakah ada kesulitan yang ditemui saat bapak/ibu guru membuat soal?

9. /ibu guru membuat soal berdasarkan taraf kognitif Taksonomi Bloom atau tidak? Sampai taraf apa?

10. bapak / ibu guru sudah membuat soal sampai taraf apa? Apakah tarafnya bisa ditingkatkan? Jika iya, Apakah mungkin sampai taraf mencipta ?

11. Dalam pembuatan soal evaluasi apakah guru memperhatikan karakteristik butir soal?

12. Apakah bapak/ibu melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk setiap soal sebelum diberikan untuk dikerjakan siswa? 13. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas yang biasanya bapak/ibu guru lakukan?

14. Bagaimana karakteristik butir soal yang sering bapak/ibu guru buat?

15. Apakah bapak/ibu guru membutuhkan portotipe bentuk soal pilihan ganda yang memiliki kualitas baik 16. Materi matematika apa yang dibutuhkan oleh guru untuk dibuat prototype soal?


(56)

40

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan

dengan objek yang dinilai supaya mendapatkan data atau informasi.

Kuesioner pada validasi ahli memuat 15 butir. Kuesioner ini diberikan

kepada keempat validator. Berikut kuesioner untuk validasi ahli.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Ahli

NO Keterangan

1. Soal mengacu pada KD dan SK

2. Kesamaan soal dengan indicator

3. Setiap butir soal mengacu pada materi

4. Kejelasan instruksi soal jelas

5. Kalimat pada butir soal mengindari bentuk negative

6. Penyusunan kalimat soal sudah menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai EYD.

7. Kalimat soal tidak berbelit-belit

8. Soal disajikan secara sistematis, runtut, dan alur logika berfikir sudah sesuai dengan urutan sub materi yang disampaikan

9. Tingkat kesukaran soal sesuai dengan perkembangan siswa.

10. Alternatif jawaban benar dan ada yang salah

11. Penyusunan alternatif jawaban berdasarkan urutan besarnya angka dan


(57)

41

12. Setiap opsi jawaban panjang pendeknya sama atau seragam.

13. Pengecoh dalam alternatif jawaban tidak terlalu tampak.

14. Pilihan jawaban tidak memungkinkan siswa untuk menebak langsung.

15. Waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan soal sesuai dengan jumlah soal pilihan ganda.

3.Tes

Pada instrumen tes ini Peneliti akan menyusun kisi-kisi tes terlebih

dahulu. Sehingga dapat dilakukan uji coba lapangan. Materi tes ini akan

diujikan pada siswa kelas III. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.3


(58)

42

Kisi-Kisi Soal Ujian Tahun Pelajaran 2016/2017

Jenis sekolah : Negeri Alokasi waktu: 90 menit

Mata Pelajaran: Matematika Jumlah Soal : 60

Kurikulum acuan: KTSP Bentuk Soal :Pilihan Ganda

Penyusun : Desta Harlita

No. Standar Kompetensi Kelas/ semester

Kompetensi dasar

Materi Indikator Nomor soal

1 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

3/ I 1.4 melakukan operasi hitung campuran

Pengerjaan hitung bilangan

1.4.1 Menghitung hasil pengerjaan hitung campuran.

1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4

1.4.2 Menentukan urutan pengerjaan operasi hitung campuran

5, 6, 7, 8, 9 , 10, 11

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11


(59)

43

masalah yang ada di kehidupan sehari-hari berkaita denga hitung campuran 14, 15, 16, 17, 18 14,15, 16, 17, 18

2 2. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

3 / I 1.5

Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang Uang dalam keseharian

1.5. 1 menyebutkan nilai dari beberapa mata uang 19, 20, 21, 22 19, 20, 21, 22 1.5.2 membandingkan jumlah harga dalam kehidupan sehari-hari 23, 24, 25, 26 23, 24 25, 26 1.5.3 menyususn kalimat matematika dengan tepat dari soal cerita

27, 28, 29, 30

27, 28 29, 30


(60)

44 F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul harus dianalisis terlebih dahulu hasil-hasilnya yang

didapat (Narbuko & Abu, 2007: 156-157). Teknik yang dipakai dilakukan

menurut jenis data yang dianalisis. Data penelitian ini angka dan kata-kata

sehingga menggunakan dua jenis teknik analisis, yaitu analisis data kuantitatif

dan kualitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Data Kualitatif berasal dari analisis kebutuhan berupa wawancara

terhadap guru kelas III. Data kualitatif juga didapat dari saran atau

komentar yang di kemukakan oleh keempat validator ahli. Data dianalisis

dengan membuat kesimpulan dari hasil wawancara. Data kuantitatif

sebagai acuan untuk memperbaiki kekurangan dari produk.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif digunakan untuk penilai tes hasil belajar. Data

kuantitatif biasanya berupa skor penilaian dari validator ahli. Hasil data

kuantitatif diperoleh dari analisis butir soal yang mencakup validitas,

reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.

Peneliti menganalisis data kuantitatif dari lembar validasi para ahli

dengan cara menjumlah dan merata-rata skor butir soal yang diberikan


(61)

45

skala empat seperti yang dijabarkan oleh Widoyoko (2014: 69) pada

tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4 Kriteria Skor Skala Empat Interval Tingkat

Pencapaian

Kualifikasi

3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik (SB)

2,50 < M ≤ 3,25 Baik (B)

1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik (KB)

0,00 < M ≤ 1, 75 Tidak Baik (TB)

Keterangan: M merupakan rata-rata skor

Pada Penelitian ini peneliti memperbaiki soal pada kualifikasi Baik

(B) dan Kurang Baik (KB) memperbaiki sesuai saran para ahli, peneliti

tidak memperbaiki soal dalam kualifikasi Sangat Baik (SB) dan peneliti

mengganti soal yang masuk dalam kualifikasi Tidak Baik (TB) menurut

komentar dan saran para ahli.

Data Kuantitatif yang berasal dari uji coba produk akan diolah

kedalam aplikasi TAP. Selanjutnya akan menganalisis validasi,

reliabititas soal serta daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis

pengecoh.

a. Validasi

Tes yang dapat dianggap valid apabila mampu mengukur hasil


(62)

46

tes dapat menggunakan rumus, salah satu rumus yang dapat digunakan

adalah korelasi point biserial. Seperti berikut:

rpbi =

Keterangan:

rpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total proporsi p = proporsi siswa yang menjawab benar

ƿ =

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)

Analisis uji validasi dilakukan dengan mengolah data pada program

TAP.

Peneliti menentukan validasi dengan membandingkan hasil r hitung soal

dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% untuk jumlah responden 32

orang sebesar 0,35. Soal valid penelitian ini adalah yang validitasnya

melebihi rtabel taraf signifikan 5%. Penelitian menggunakan taraf

signifikan 5% karena dalam dunia pendidikan tes dengan taraf 5%


(63)

47

Hasil validitas yang dianalisis menggunakan teknik point biseral pada

program TAP dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 3.3 Hasil validitas pada program TAP

b. Reliabilitas

Widoyoko (2014: 139) mengatakan bahwa tes yang memiliki

reliabilitas baik akan memberikan hasil yang sama apabila diteskan

berkali-kali. Cara untuk mencari reliabilitas adalah dengan

menggunakan sebuah rumus. Metode yang dipakai untuk mencari

adalah metode belah dua atau Split-half Method dengan membagi

soal menjadi genap dan ganjil. Ada dua langkah dalam menggunakan,

langkah pertama menggunakan product moment yaitu:

rxy =

√ √


(64)

48

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor butir belahan ganjil

Y = skor butir belahan genap

N = jumlah responden

Langkah kedua menggunakan formula Sperman-Brown

sebagai berikut:

r11 = ⁄ ⁄

⁄ ⁄

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas penuh tes

r = Koefisien reliabilitas setengah tes

Penelitian ini akan menggunakan koefesien reliabilitas soal yang

sudah ada dalam hasil pengolahan data dari TAP. Peneliti

menggunakan metode belah dua ganjil genap, karena skor pada

belahan pertama dan kedua kemungkinan tidak jauh berbeda.

Reliabilitas soal dikualifikasi berdasar pada Masidjo (1995: 210).


(65)

49

Peneliti menetapkan item yang digunakan yaitu dalam kualifiasi

minimum tinggi yaitu ada rentan (0,61-0,80), karena menurut peneliti

kualifikasi tinggi sudah dapat dikatakan baik untuk melihat keajegan

suatu soal tes. Hasil analisis reliabilitas pada program TAP dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 3.4 Hasil reliabilitas pada program TAP

c. Tingkat Kesulitan

Bilangan yang disebut sukar dan mudahnya soal disebut difficulty

index . Besar indeks antara 0,00 hingga 1,0. Apabila indeks kesukaran

0,00 maka dikatakan sukar, sebaliknya jika menunjukan 1,0 soal

tersebut terlalu mudah. Koefisien Korelasi

(nilai r)

Kualifikasi/kategori

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah


(66)

50

Kusaeri (2014: 106) menjelaskan menghitung tingkat kesulitan

soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat kesulitan = ฀

Peneliti menggunakan TAP untuk mencari tahu tingkat kesulitan

soal. Kemudian soal yang valid dikategorikan pada kategori mudah,

sedang, dan sukar. Daryanto (2007: 182) menjelaskan bahwa

kategori tersebut dibatasi oleh interval koefisien seperti pada tabel

3.6 berikut:

Tabel 3.6 kategori Tingkat Kesulitan

Kategori Interval Koefisien

Mudah

0,71 ke atas

Sedang

0,30 – 0,71

Sukar

Kurang dari 0,30

Tingkat kesulitan yang baik pada suatu tes memiliki kurva

kesulitan 25% “mudah”, 50% “sedang” dan 25% “sukar”. Oleh

karena itu, tingkat kesulitan pada tes hasil belajar yang dibuat peneliti

diharapkan sesuai kurva normal yaitu 25% “mudah”, 50% “sedang” dan 25% “sukar”.

Hasil analisis tingat kesulitas pada program TAP dapat dilihat


(67)

51

Gambar 3.5 Hasil tingkat kesulitan pada program TAP

d. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan soal membedakan

siswa yang pandai dan kurang pandai (Kusaeri, 2014: 107). Cara

menghitung daya pembeda menurut Kusaeri (2014: 108) dibawah

ini:

DP =

Keterangan:

DP = daya pembeda soal

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = jumlah jawaban benar pada kelompok jawaban bawah


(68)

52

Arikunto (2012: 232) menjelaskan klasifikasi daya beda

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentan Nilai Kategori 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali

Soal yang akan dipakai dalam penelitian adalah soal yang

valid dimana peneliti menetapkan kriteria baik sekali (0,71 -1,00),

kriteria baik (041-0,70), dan kriteria cukup (0,21 -0,40) untuk

menyatakan soal tersebut dikatakan dapat membedakan siswa

kelompok atas dan kelompok bawah.

Hasil daya pembeda pada analisis program TAP dilihat

dalam gambar berikut:


(69)

53

e. Pengecoh

Arikunto (2012: 123) berpendapat bahwa distraktor dikatakan

dapat berfungsi apabila pengecoh paling sedikit 5% dari pengikut

tes. Pengecoh yang dibuat diharap dapat berfungsi semua dengan

baik. Apabila terdapat pengecoh yang tidak berfungsi maka

peneliti akan merevisi pada pengecoh yang tidak berfungsi.

Ppj =

Keterangan:

PPJ = Penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban tertentu JPJ = Banyak siswa yang memilih pilihan jawaban tertentu n = Banyak Siswa

Pada penelitian ini peneliti menggunakan paling sedikit dipilih oleh 5% atau 0,05 responden untuk menentukan batas minimal kriteria pengecoh yang baik. Hasil analisis pada pengecoh rogram TAP dapat dilihat pada gambar berikut:


(70)

55 BAB IV

DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hal yang dibahas dalam hasil penelitian ini adalah langkah-langkah

pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes hasil belajar. Kedua pokok

akan dibahas secara detail dengan data yang diperoleh, berikut uraiannya:

1. Prosedur Pegembangan Tes Hasil Belajar

Hasil penelitian didasarkan pada langkah pembuatan tes hasil belajar pada

bab III yang telah dilakukan, dapat dijabarkan sebagi berikut:

a. Potensi dan Masalah

Dalam menemukan potensi dan masalah peneliti melakukan dengan cara

wawancara. Penelitian ini memiliki potensi dan masalah yang berkaitan

dengan pembuatan soal dalam tes evaluasi hasil belajar. Namun pada dasarnya

potensi yang peneliti temukan guru sudah paham akan pembuatan tes hasil

belajar sendiri dengan baik sesuai materi. Dari hasil wawancara yang peneliti

lakukan guru juga paham akan pentingnya sebuah tes harus valid, reliabel

serta teruji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh jawaban yang

baik. Namun guru berpendapat bahwa membuat tes yang baik akan memakan

waktu dan tenaga yang lebih. Sehingga waktu dijadikan alasan guru untuk


(71)

56

tidak tahu soal tersebut sudah termasuk soal yang baik atau belum. Demikian

masalah tersebut dijadikan dasar penelitian dibuatnya penelitian ini.

b. Pengumpulan Data

Hal yang dilakukan dalam pencarian potensi dan masalah menggunakan

metode wawancara. Peneliti mewawancarai dua orang narasumber yang

berprofesi sebagai guru SD yang menjadi wali kelas III. Wawancara

dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 2016. Hasil yang didapat dari

narasumber pertama adalah beliau merupakan guru senior di SD. Saat ditanya

mengenai cara pembuatan tes yang baik beliau mengetahui cara pembuatan

tes yang baik. Beliau juga pernah mencoba membuat soal dengan prosedur

yang ada namun karena keterbatasan waktu pembuatan soal tidak lagi

mengacu pada prosedur. Guru mengaku bahwa kadang hanya melihat pada

soal yang sudah ada maupun di LKS. Beliau juga mengatakan bahwa perlu

untuk mendapat contoh tes hasil belajar yang baik.

Wawancara kedua dilakukan pada guru kelas III. Hasil wawancara ini

didapat bahwa beliau juga tahu cara membuat tes hasil belajar yang baik,

beliau pernah beberapa kali membuat soal sesuai dengan prosedur dan beliau

juga masih hafal langkah-langkah pembuatan dengan baik. Hasil selanjutnya

bahwa juga ada kesulitan dalam pembuatan tes hasil belajar yang baik karena

kendala waktu. Hasil wawancara terakhir beliau membutuhkan contoh tes


(1)

124 Siswa

11

A C D A D D D A C B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D

Siswa 12A

A C D A D A B C C D D C D A C C C B A A B A A A D B B C C D Siswa

13

A C D A D A C A C B D C D A C C C B A A B A B B C B B C A D Siswa

14

C C A A D A B A C D A B D B B C C C A A B A A B D B B B A D Siswa

15

C C A A D A B A B D D A B D B A C B A A B B B B D C B B A D Siswa

16

A C D A D A B A C B A C D A C A C B D A B A D B A C C A C A Siswa

17

A A C C D B D D C B D C C C B A B A A A B A D B D C B B B B Siswa

18

A B B C D A A A A B A C D A A C D A A A C D A A A B B B D A Siswa

19

A C D A A A B A A B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

20

B D A A D A B A C B D C D A C C C B A A B A A B D B D D A D Siswa

21

A A D C D A C D C B D C D A D C C B A A B A A D D B A D C D Siswa

22

A B C A D D D B C D D C D D C C B D C A B A A B D B B C C D Siswa

23

A C C A D D C A C D D C D D C C B B A A B A A B D B B C A D Siwa A D D B D A C A D D A C D A A A A B A A B B A B D B A A A D


(2)

125 24

Siswa 25

A A D C D D B D C B D C B D C A C B A A B A A B D B C C A A Siswa

26

D A A C D B C C C D C C C A C A A C A A B B A B D B C C C A

Siswa 27

A B D A D A B A C B D C D A C C C B A A B A A D D B C C C C Siswa

28

A D D A D D A A C B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

29

A A D A D D B A C B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

30

A B D A D D A A C B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

31

A C D A D D A A C B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

32


(3)

126

HASIL PEKERJAAN SISWA

Jawaban Soal Tipe B

Siswa Jawaban Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Siswa

1

B C D C C B A A B B C D B C C C A A A C A B D B C C B C A D Siswa

2

B C D C A B B D C D C D B C A C A D A D A B A B A C A C C D Siswa

3

B C D C D B B D A D C D B C A B A A D D A B A B C C A C C D Siswa

4

B C D C A B C D C D C D B C A C D A A D A B A B C A C D A D Siswa

5

B C D C D B B D B D C C B C A C A D D D A B A B C C A C A D Siswa

6

B C D C A B B D C D C B B C C B D A A D A B C A A A D C A D Siswa

7

B C D C D B C D A D C B B C C C D A A D A B C A C C D D A D Siswa

8

B C D C A B C D B D C B B C A C A B D A B C A C C D C A D C Siswa

9

B C D C A B C D C D C B B C C C A A A D A B C A D C D D A D Siwa B C D C A B B D C D C D B C C C A D A D A A A D C C A C A D


(4)

127 10

Siswa 11

B C D C A B B A B B C D B C A C A A A D A B A B B C A C C C

Siswa 12

A C D A D A B C C D D C D A C C C B A A B A A A D B B C C D Siswa

13

B C D C A B C D C D C D B B B A C C D C A A B C C A C A C A Siswa

14

C B C D D D B B D C D C D D D A C A D A B A B C C A A C C D Siswa

15

C C D C A B B D C D C B D C C C A A A D A B A B C C A C A A Siswa

16

B C D C B B B B C D C D D C C C A C A D A B A B C C A C A B Siswa

17

A A C C D B D D C B D C C C B A B A A A B A D B D C B B B B Siswa

18

A B B C D A A A A B A C D A A C D A A A C D A A A B B B D A Siswa

19

A C D A A A B A A B D C D A C C C B A A B A A B D B B C A D Siswa

20

B D A A D A B A C B D C D A C C C B A A B A A B D B D D A D Siswa

21

B C D C A D B A B B C D B C C C A A A D A B A D C C A C A D Siswa

22

A B C A D D D B C D D C D D C C B D C A B A A B D B B C C D Siswa

23

A C C A D D C A C D D C D D C C B B A A B A A B D B B C A D Siwa A D D B D A C A D D A C D A A A A B A A B B A B D B A A A D


(5)

128 Siswa

25

A A D C D D B D C B D C B D C A C B A A B A A B D B C C A A Siswa

26

D A A C D B C C C D C C C A C A A C A A B B A B D B C C C A

Siswa 27

A B D A D A B A C B D C D A C C C B A A B A A D D B C C C C Siswa

28

B C D C A B B D C B C D B C C C A A A D A B A B C C C A C A Siswa

29

B C D A A B B B C B D D B C C C A A A D A B A B C C A C A D Siswa

30

B C D A A B A D C D C D B C C C A A D A B A B A C B C A D D Siswa

31

B C D C A B B D C B C D B C C A A A D A B A B C C A C D A Siswa

32


(6)

129 Lampiran 9