ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

(1)

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar

Ahli Madya Pada Program D-3 Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

oleh DWI PUSPA RINI

F3508022

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


(2)

commit to user


(3)

(4)

commit to user MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

- Tetap bersyukur lebih indah di dari pada terus meminta hal yang tak pasti. Hidup dalam kenyataan lebih indah dari pada hidup penuh dengan

khayalan tanpa ada usaha.

- Pengalaman merupakan pembelajaran kita untuk masa yang akan datang. - Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat untuk

meraihnya.

Penulis Persembahkan Kepada :

1. Bapak dan Ibu Tercinta 2. Adik dan kakak ku yang

aku sayangi. 3. Seluruh keluargaku 4. Bagi yang membutuhkan

dan mengembangkan ilmu

5. Rekan – rekan MI 2008 6. Almamaterku


(5)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, MSi. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Heru Purnomo, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Pardiyo selaku manajer perusahaan pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

5. Bapak Pitoyo selaku mandor pabrik dan seluruh karyawan PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 yang telah banyak memberikan pengarahan dan penjelasan selama kegiatan magang kerja dan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu – persatu namun telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir.


(6)

commit to user

Penulis menyadari bahwa dalam penyungkapan, pembahasan dan pemilihan kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena keterbatasan pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Surakarta,


(7)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

1. Desain Penelitian ... 6

2. Objek Penelitian ... 7

3. Sumber Data ... 7

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Teknik Analisis Data ... 9


(8)

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi ... 15

B. Pengertian Manajemen Proyek ... 17

C. Pengertian Perencanaan ... 18

D. Pengertian Pengawasan ... 20

E. Pengertian Scheduling (Penjadwalan) ... 21

F. Menyusun Diagram Network... 22

G. Pengertian Analisis Network ... 23

H. Pengertian Estimasi Probabilitas ... 26

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian... 28

B. Laporan Magang Kerja ... 49

C. Pembahasan Masalah ... 51

1. Identifikasi Kegiatan ... 51

2. Identifikasi Urutan Kegiatan ... 57

3. Identifikasi Waktu Kegiatan ... 58

4. Analisis Jalur Kritis ... 60

5. Analisis Probabilitas ... 65

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

commit to user DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Jenis Kegiatan Proses Produksi ... 57

3.2 Urutan Kegiatan Proses Produksi ... 57

3.3 Perkiraan Waktu Proses Produksi ... 59

3.4 Waktu Penyelesaian Yang Diharapkan ... 60


(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Alur Pemikiran ... 13

3.1 Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 ... 33

3.2 Diagram alir proses produksi ... 51

3.3 Diagram Network proses produksi ... 61

3.4 Diagram jalur kritis... 65


(11)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dari Perusahaan Lampiran 2. Blangko Nilai Magang dari Perusahaan


(12)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya.

Prasetya dan Lukiastuti. 2011. Manajemen Operasi. Yogyakarta : CAPS. Reksohadiprojo dan Gitosudarmo. 2000. Perencanaan dan Pengawasan

Produksi. Yogyakarta : BPFE.

Render dan Heizer. 2009. Manajemen Operasi. Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat.

Santosa, Budi. 2003. Manajemen Proyek. Surabaya : Guna W idya. Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Andi.


(13)

commit to user

Lampiran 1 :


(14)

commit to user


(15)

commit to user


(16)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Dwi Puspa Rini F3508022

Dalam proses produksi memerlukan perencanaan dan penjadwalan yang disertai dengan pengawasan pada tiap proses. Perencanaan bertujuan untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan dimasa datang. Penjadwalan dilakukan agar proses produksi selesai tepat waktu dan sesuai rencana. Pengendalian pada proses produksi mencakup pengawasan terhadap kegiatan yang sekaligus melakukan tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan di PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 dan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Maret 2011. Dalam penelitian ini jenis produk pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 yaitu teh hijau.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 , mengetahui waktu pada masing – masing kegiatan dan hubungan masing – masing kegiatan dalan proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi network dengan metode PERT (Program Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Hasil penelitian yang diperoleh, proses produksi teh hijau yaitu : timbang pabrik (A), penghamparan (B), pemanasan mesin (C), pelayuan (D), Penggulungan (E), pengeringan awal (F), pengeringan akhir (G), Sortasi (H), pengemasan / packing (I) dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 60 jam. Dengan menggunakan metode PERT dan CPM diperoleh hasil jalur kritis dari proses produksi yaitu: A – C – D – E – F – G – H – I dengan waktu yang diharapkan 55,33 jam. Dengan demikian selisih waktu yang ditentukan perusahaan dan dengan metode PERT dan CPM adalah 4,67 jam.

Dari hasil network tersebut, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi teh hijau sudah baik. Tetapi agar efisien waktu dapat tercapai sebaiknya perusahaan mencoba menggunakan analisis Network untuk pelaksanaan proses produksi selanjutnya.

Kata kunci : Perencaan dan Penjadwalan Produksi, Pengendalian Produksi, Analisis Network, Metode PERT, Metode CPM, Jalur Kritis


(17)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1 DI NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Dwi Puspa Rini F3508022

In the production process requires planning and scheduling, along with oversight at each process. Planning aims to determine the actions to be taken in the future. Scheduling is done so that the production process is completed on time and according to plan. Control of the production process includes oversight of the activities and conduct corrective action. The research was conducted at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 and carried out in February 2011 to March 2011. In this study the type of product at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 that is green tea.

The purpose of this study was to determine the sequence and a network of green tea production process at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1, knowing the time on each - their activities and their relationships - their role in the activities of green tea production process at PT. Rumpun Sari Kemuning - 1.

The method used in this study is the analysis of the network by method of PERT (Program Evaluation Review Technique) and CPM (Critical Path Method). The results obtained, the production process of green tea are: Timbang pabrik (A), penghamparan (B), Pemanasan mesin (C), pelayuan (D), penggulungan (E), pengeringan awal (F), pengeringan akhir (G), sortasi (H), pengemasan / packing (I) with a scheduled time the company for 60 hours. By using PERT and CPM critical path results obtained from the production process, namely: A - C - D - E - F - G - H - I with the expected time of 55.33 hours. Thus the difference in the time specified by the company and PERT and CPM methods is 4.67 hours.

From the results of the network, it can be seen in the company's ability to complete the production of green tea is good. But that can be achieved efficiently when the company should try to use network analysis to the implementation of subsequent production processes.

Keywords : Production Planning and Scheduling, Production Control, Network Analysis, PERT method, CPM method, Critical Path.


(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis global yang melanda berbagai Negara dibelahan dunia ditambah lagi adanya berbagai bencana alam di beberapa Negara berdampak pada perekonomian di seluruh dunia menjadi tidak menentu. Negara Indosesia pun juga merasakan dampak tersebut. Situasi ini mempengaruhi siklus hidup perusahaan – perusahaan maupun industri di dunia maupun di Indonesia. Hal tersebut, mengakibatkan semakin pesatnya persaingan indutri – industri di seluruh dunia. Industri – industri besar maupun kecil harus dapat mengeluarkan berbagai inovasi terbaru untuk menjaga kualitas produk dan melakukan pengawasan dalam proses produksi untuk dapat bertahan menghadapi situasi perekonomian saat ini.

Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan kualitas produk dan pengawasan manajemen perusahaan agar mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Menurut Wijayanti (2008:117) pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan proses produksi perlu lebih ditingkatkan. Karena proses produksi memiliki pengaruh penting pada


(19)

commit to user

adanya perencanaan dan penjadwalan proses produksi yang akan dilaksanakan dengan pengawasan yang intensif. Perencanaan proses produksi merupakan hal yang sangat penting untuk mengambil keputusan dalam proses produksi. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan produksi berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan. Dalam perencanaan proses produksi juga memuat waktu yang dibutuhkan dan prosedur atau urutan kegiatan yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Dari perencanaan tersebut, dapat disusun penjadwalan kegiatan atau Scheduling. Scheduling adalah suatu kegiatan dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya (Subagyo, 2000:165). Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek (Prasetya dan Lukiastuti, 2011:32). Jadi, Penjadwalan disusun untuk mengetahui rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan proses produksi. Tujuan penjadwalan yaitu agar kegiatan produksi berjalan sesuai rencana dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Sehingga perusahaan dapat memperkirakan waktu dalam kegiatan proses produksi agar tidak mengalami keterlambatan, dan perusahaan tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk menangani keterlambatan. Pengawasan produksi perlu dilakukan dengan lebih intensif agar proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tidak


(20)

commit to user

terjadi penyimpanagan – penyimpangan dalam kegiatan proses produksi.

Dalam penjadwalan kegiatan atau scheduling teknik yang digunakan yaitu dengan Analisis Network. Analisis Network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengawasan, dan penjadwalan (scheduling ) proyek – proyek yang relative kompleks dan tidak rutin (Handoko, 2003:153). Pada dasarnya analisis Network merupakan hubungan ketergantungan antar kegiatan dalam proses produksi dalam suatu diagram. Dengan diagram Network dapat diketahui waktu yang paling ekonomis dalam menyelesaikan proses produksi dan penyimpangan – penyimpangan kegiatan yang terjadi dalam proses produksi. Sehingga manajemen dapat mengetahui waktu standar dan penganalisaan terhadap urutan – urutan kegiatan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai patokan dalam menyelesaikan produksi tepat waktu.

PT Rumpun Sari Kemuning – 1 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi teh hijau. Teh merupakan salah satu minuman yang dibuat dari dari daun muda yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Teh adalah salah satu komoditi minuman penyegar yang telah menjadi konsumsi masyarakat luas dan harganya juga sangat terjangkau. PT Rumpun Sari Kemuning – 1 memproduksi beberapa jenis teh berdasarkan kualitas produk dan pemesanan dari


(21)

commit to user

pengolahannya yaitu waktu, suhu dalam proses produksi dan kapasitas mesin. Sebagai perusahaan yang melayani pesanan dari luar negeri (expor), maupun lokal perusahaan sangat perlu memperhatikan waktu dan kualitas produk teh. Untuk dapat bersaing dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini, perusahaan perlu meningkatkan pengawasan produksi semua jenis teh hijau yang dikirim pada buyer luar negeri maupun lokal.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan Tugas Akhir penulis mengambil judul “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT RUMPUN SARI KEMUNING – 1

DI NGARGOYOSO KARANGANYAR”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas tentang penerapan analisis network pada perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning – 1 yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana aliran proses produksi teh hijau pada PT Rumpun Sari Kemuning – 1 ?

2. Bagaimana penerapan Analisis Network yang baik pada PT Rumpun Sari Kemuning – 1 agar pekerjaan selesai tepat waktu? 3. Bagaimana jalur kritis untuk menyelesaikan pekerjaan dengan


(22)

commit to user

4. Berapa probabilitas proses produksi dapat selesai tepat waktu sesuai dengan yang ditargetkan?

C. Tujuan Penelitan

Semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui aliran proses produksi teh hijau pada PT Rumpun Sari Kemuning – 1.

2. Untuk mengetahui penerapan analisis network yang baik pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 agar pekerjaan selesai tepat waktu. 3. Untuk mengetahui jalur kritis guna menyelesaikan pekerjaan

dengan waktu yang efisien.

4. Mengetahui jumlah probabilitas waktu proses produksi yang dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang dapat berguna untuk berbagai pihak. Adapun berbagai pihak tersebut yaitu : 1. Bagi Perusahaan.

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan khususnya manajemen perusahaan dalam menetukan kebijakan waktu proses produksi.


(23)

commit to user

b. Memberikan masukan pada pihak manajemen perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengawasan proses produksi untuk menghemat waktu, biaya maupun tenaga kerja dalam pengerjaan proses produksi.

2. Bagi Penulis.

a. Dapat menerapkan teori – teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke dalam perusahaan yang sesungguhnya.

b. Dapat memperoleh wawasan dan pengalaman dalam perusahaan terutama pada urutan kegiatan proses produksi dan waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi. c. Dapat membandingkan antara teori Analisis Network dengan

kenyataan dalam perusahaan yang sesungguhnya. 3. Bagi pihak lain.

a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan pada pihak lain yang berkaitan dengan Analisis Network dalam perusahaan. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dan referensi untuk penelitian yang ingin mengambil topik yang sama.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah studi kasus yang meneliti secara rinci mengenai proses produksi teh dan


(24)

commit to user

waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning – 1 yang kemudian menggunakan analisis network dalam penerapan penghitungan waktu yang efisien.

2. Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada perusahaan yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi teh untuk kebutuhan luar negeri (ekspor) maupun lokal yaitu PT Rumpun Sari Kemuning – 1 yang berlokasi di Desa Ngargoyoso Kabupaten Karangaanyar.

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber pada: a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003:127). Data primer bersumber dari observasi langsung maupun wawancara kepada karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan proses produksi. Data yang diperoleh yaitu :

1) Data mengenai tunjangan karyawan. 2) Waktu proses pada tiap mesin.

3) Data mengenai pemasaran yang dilakukan perusahaan.


(25)

commit to user

4) Total waktu yang dibutuhkan perusahaan sekali produksi.

5) Rendemen teh pada setiap terminal produksi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127). Biasanya data sekunder berwujud data dokumentasi maupun data laporan yang telah tersedia di perusahaan.

Data yang diperoleh yaitu :

1) Data sejarah berdirinya perusahaan dan sistem kerja karyawan.

2) Struktur organisasi dan layout perusahaan.. 3) Data laporan harian produksi.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview).

Wawandara adalah teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden (Suliyanto, 2006:137). Wawancara dilakukan dengan kepala bagian produksi dan karyawan yang terlibat langsung dengan kegiatan produksi untuk mendapatkan informasi yang ingin diperoleh.


(26)

commit to user

b. Observasi

Menurut Suliyanto (2006:139) Observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengar, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dari observasi adalah pengamatan dan lembar observasi. Dalam penelitian ini, penulis mengamati secara langsung mengenai semua kegiatan yang terjadi di dalam parusahaan dan semua karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi. c. Studi Pustaka.

Studi Pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara membaca dan mengambil dari literatur – literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Pemeriksaan Data Arsip.

Pemeriksaan data arsip merupakan pengumpulan data dari beberapa arsip yang telah terkumpul dalam bentuk dokumen yang dimiliki perusahaan. Data yang diperoleh yaitu mengenai gambaran umum perusahaan, dan data – data yang berhubungan dengan proses produksi.

5. Teknik Analisis Data. a. Analisis Deskriptif

Penulis membuat deskripsi singkat mengenai analisis network proses produksi teh secara sistematis, faktual dan


(27)

commit to user

akurat pada PT Rumpun Sari Kemuning – 1 di Desa Ngargoyoso, Karanganyar.

b. Analisis Kuantitatif.

Analisis network yang penulis gunakan, penulis menggunakan metode PERT sebagai penerapan. Langkah – langkah dalam penerapan PERT yaitu :

1) Menentukan urutan kegiatan dan estimasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Estimasi waktu yang diperlukan agar pekerjaan dapat selesai dengan rumus :

ET keterangan :

ET = aktifitas waktu yang diperkirakan

a = waktu optimis, waktu yang dibutuhkan oleh sebuah aktivitas jika semua hal berlangsung susai rencana.

b = waktu pesimis, waktu yang dibutuhkan sebuah aktivitas dengan asumsi kondisi yang ada sangat tidak diharapkan. m = waktu realistis, waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan sebuah aktivitas yang paling realistis


(28)

commit to user

2) Menyusun diagram network.

Diagram network merupakan bagan yang ditulis dalam bentuk simbol.

= simbol anak panah, yang menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan di sini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian / penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources ) yang ada.

= simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir / selesainya suatu kejadian tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Biasanya terdapat nomor (nodes) di dalamnya untuk menunjukkan suatu kejadian/ aktivitas.

= simbol anak panah terputus – putus yang menunjukkan kegiatan semu (dummy activity). Dalam kegiatan network, kegiatan semu boleh ada boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegiatan.


(29)

commit to user

Dalam menyusun diagram network memerlukan data yaitu:

a) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. b) Menetukan urutan kegiatan.

c) Identifikasi waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan.

d) Menghitung jalur terpanjang untuk menyelesaikan seluruh kegiatan produksi. 3) Menghitung waktu terpanjang yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan atau yang disebut dengan jalur kritis (critical path).

Untuk menentukan jalur kritis secara keseluruhan, menggunakan metode CPM (critical path method). Dalam CPM terdapat beberapa istilah yang dipergunakan yaitu : ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling

cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang paling lambat

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan paling lambat


(30)

commit to user

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai berikut:

EF = ES + t LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF.

6. Alur Pemikiran.

Gambar 1.1

Alur pemikiran Permintaan konsumen

Perencanaan produksi : - Jenis – jenis kegiatan

- Urutan pekerjaan

- Waktu yang dibutuhkan pada tiap aktivitas

NETWORK


(31)

commit to user

Keterangan :

Perusahaan Rumpun Sari Kemuning – 1 merupakan perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan yang dilakukan oleh pihak pemasaran pusat yang berada di Jakarta. Berdasarkan permintaan pelanggan selanjutnya dilakukan perencaan proses produksi yang meliputi jenis – jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, menentukan urutan pekerjaan, pekerjaan mana yang lebih didahulukan serta pekerjaan – pekerjaan yang dapat dikerjakan sesudah pekerjaan tersebut dimulai dan waktu yang dibutuhkan pada tiap aktivitas. Selanjutnya menyusun diagram network dan melakukan analisis network, untuk mengetahui jalur kritis. Berdasarkan jalur kritis yang ada dapat diketahui efisiensi waktu yang tepat dalam menyelesaikan proyek produksi teh hijau.


(32)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Produksi

Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan bahan baku (dana) yang ada.

Menurut Assauri (2004:12) proses produksi terdiri dari peralatan dan dengan mana bahan – bahan dikombinasikan atau diolah menjadi barang – barang atau jasa – jasa yang akan diberikan kepada pelanggan, untuk mendapatkan uang atau pendapatan.

Sedangkan menurut Subagyo (2000:8–10) proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya membaginya menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim yaitu :

1. Proses produksi continous atau terus - menerus.

Proses produksi terus – menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya disebut sebagai proses produksi yang berfokus pada produk atau product focus, karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri yang meletakkannya disesuaikan sengan urutan proses pembuatan produk itu.


(33)

commit to user

Hasil produksi dapat distandarisasi, dan dalam jangka panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatan sebagai line flow.

2. Proses produksi terputus – putus.

Proses produksi terputus – putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam – macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Dikatakan proses produksi terputus – putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. Oleh karena itu tidak mungkin bila mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang.

Proses produksi terputus – putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokus pada proses atau process focus. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau bisa disebut jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses yang berbeda – beda.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas dapat diambil kesimpulan proses produksi merupakan kegiatan yang mengubah barang masukan dengan menggunakan berbagai teknik dan metode menambah atau menciptakan barang keluaran dengan dana dan sumber daya yang ada.


(34)

commit to user B. Manajemen Proyek

Menurut Handoko (2003:8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Proyek merupakan proses penciptakan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas – tugas yang teratur akan kebutuhan sumberdaya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian (Nasution, 2003:11).

Menurut Heizer dan Render (2009:87) proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang di arahkan pada suatu hasil output utama. Sedangakan manajemen proyek menurut Santoso (2003:3) yang dimaksudkan manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.

Jadi dapat diambil kesimpulan manajemen proyek yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pada sederetan tugas penciptaan suatu produk dengan tujuan tertentu, sumberdaya tertentu dan waktu tertentu.


(35)

commit to user C. Perencanaan

Menurut Handoko (2003:23) Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan – tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. Menurut Handoko (2003:79) Empat tahapan dasar perencanaan :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.

Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi (Handoko, 2003:80).


(36)

commit to user

Dalam kegiatan perencanaan terdapat manfaat dan beberapa kelemahan. Menurut Handoko (2003:81-82) manfaat dari perencanaan yaitu perencanaan membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan, membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama, memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas, membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, menghemat waktu, usaha dan dana. Kelemahan perencanaan beberapa di antaranya adalah bahwa pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, kadang – kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, ada rencana – rencana yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten. Meskipun perencanaan memiliki beberapa kelemahan akan tetapi lebih banyak memiliki manfaat, maka perencanaan harus dilakukan.


(37)

commit to user D. Pengawasan

Menurut Handoko (2003:25) pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Menurut Gitisudarmo (2002:8) pengawasan pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Informasi tentang terjadinya penyimpangan – penyimpangan dari rencana haruslah selalu diciptakan baik secara visual ataupun nonvisual. Semakin cepat informasi tentang terjadinya penyimpangan akan segera dapat diketahui dan dilakukan tindakan – tindakan pengecekan selanjutnya. Hal ini sering disebut follow up.

Sedangkan menurut Wijayanti (2008:117-118) Pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Tahap – tahap dalam proses pengawasan yaitu :

1. Penentuan standar

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan


(38)

commit to user

Menurut Gitosudarmo dan Reksohadiprojo (2000:127) tahap pengawasan biasa dikenal sebagai fungsi pengawasan produksi, yang terdiri dari :

1. Routing, yaitu usaha untuk menentukan urutan operasi yang akan dilalui, mulai dari bahan sampai produk selesai.

2. Scheduling, menetukan rencana waktu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan – pekerjaan dapat dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Dispatching, adalah perintah pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling.

4. Follow, merupakan fungsi penelitian dan pengecekkan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.

E. Penjadwalan

Scheduling adalah penjadwalan kegiatan. Suatu kegiatan dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya (Subagyo, 2000:165).

Menurut Handoko (2003:400) Scheduling adalah istilah yang digunakan untuk perencanaan penjadwalan (waktu) dan urutan penggunaan sumber daya phisik dan manusia dan untuk kegiatan – kegiatan operasional suatu organisasi.


(39)

commit to user

Sedangkan penjadwalan proyek menurut Heizer dan Render (2009:90) penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktifitas.

Jadi penjadwalan adalah suatu kegiatan menentukan dan mengurutkan kegitan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan selesainya dengan membagi waktu untuk seluruh aktifitas yang ada.

F. Menyusun Diagram Network

Menurut Gitosudarmo (2002:301) Diagram Network merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan – kegiatan serta kejadian – kejadian didalam melaksanakan proses produksi, dan dalam penggambarannya menggunakan simbol – simbol. Simbol yang dipergunakan yaitu :

= simbol anak panah, yang menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan di sini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian/ penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources) yang ada.

= simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir/selesainya suatu kejadian tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Biasanya terdapat nomor (nodes) di dalamnya untuk menunjukkan suatu kejadian/ aktivitas.


(40)

commit to user

= simbol anak panah terputus – putus yang menunjukkan kegiatan semu (dummy activity). Dalam kegiatan network, kegiatan semu boleh ada boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegiatan. Dalam menyusun diagram network data yang diperlukan yaitu :

1. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Menetukan urutan kegiatan.

3. Identifikasi waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan.

4. Menghitung jalur terpanjang untuk menyelesaikan seuruh kegiatan produksi.

G. Analisis Network

Menurut Handoko (2003:153) Analisis Network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengawasan dan penjadwalan (scheduling) proyek – proyek yang relatif kompleks dan tidak rutin. Sedangkan menurut Presetya dan Lukiastuti (2011:34) Analisis Network merupakan metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Analisis Network sangat membantu dalam perencanaan suatu proyek yang kompleks, scheduling pekerjaan – pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien, mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia, menentukan trade-off (kemungkinan


(41)

commit to user

pertukaran) antara waktu dan biaya, dan menetukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.

Analisis Network dilakukan agar perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan secara sistematis sehingga didapatkan efisiensi kerja. Dalam analsis network terdapat dua metode yang terkenal yaitu metode PERT dan CPM. Kedua metode tersebut sangat mirip, tetapi metode PERT banyak digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program – program penelitian dan pengembangan. Sedangkan CPM digunakan terutama dalam proyek – proyek kontruksi.

1. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT juga disebut sebagai Teknik Evaluasi Dan Peninjauan Kembali Program. PERT merupakan metoda analitik yang dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu (Handoko, 2003:401).

Dalam metoda PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu : a. Waktu optimistis ( a ), waktu kegiatan bila semuanya berjalan

baik tanpa hambatan atau penundaan – penundaan.

b. Waktu pesimistis ( b ), waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan melebihi dari seharusnya.

c. Waktu realistis ( m ), waktu yang mestinya terjadi bila suatu kegiatan berjalan normal.


(42)

commit to user

Waktu penyelesaian kegiatan yang diperkirakan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

ET =

Keterangan :

ET = perkiraan waktu

2. CPM (Critical Path Method)

Menurut Gitosudarmo (2002:297) analisa jalur kritis atau critical path method adalah merupakan suatu metode analisa yang mampu memberikan informasi kepada manajer untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau yang akan dilaksanakan. Metode analisa jalur kritis ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan – kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan.

CPM membuat asumsi bahwa aktivitas diketahui dengan pasti sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan. Dalam CPM menggunakan beberapa istilah dalam menghitung perkiraan waktu yaitu :

ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang paling lambat


(43)

commit to user

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiata yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan paling lambat

S (Slack) = waktu mundur kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai berikut:

EF = ES + t LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF.

H. Estimasi Probabilitas

Dalam suatu kegiatan pasti terdapat variansi yang dapat mempengaruhi terjadinya penundaan waktu. Variansi dalam beberapa aktivitas yang berada pada jalur kritis akan memengaruhi waktu dalam penyelesaian proyek secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya suatu penundaan. Oleh karena itu, perlu diketahui berapa tingkat probabilitas penyelesaian kegiatan.

Untuk mengetahui probabilitas penyelesaian proyek menggunakan rumus variansi waktu standar yaitu :


(44)

commit to user

Keterangan :

Z = Jumlah Standar Deviasi Batas Waktu atau Estimasi Probabilitas

a

p = standar deviasi proyek

Standar Deviasi Proyek diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

a

p =

Untuk mencari besar variasi proyek dirumuskan sebagai berikut : Variansi Proyek =

Variasi aktivitas jalur kritis merupakan variasi tiap aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis. Variasi dirumuskan :

variansi aktivitas =

keterangan :

a = waktu optimistis


(45)

commit to user BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perkebunan teh hijau di PT. Rumpun Sari Kemuning I, dirintis oleh bangsa Belanda yang pada waktu itu sedang menjajah Bangsa Indonesia, dengan nama “NV. Cultuur Maatschapij Kemuning”,dengan pusat pengelolaan di Nederland. Berdasarkan undang – undang pemerintahan di Belanda pada tahun 1854 pasal 62 dan Undang – undang Agraria pada tahun 1870 yang mengatur mengenai hak guna usaha (HGU), maka pada tanggal 11 April 1852 pemerintah Belanda memberikan HGU dalam jangka 50 tahun kepada kakak beradik warga Belanda yang bernama Jonan De John dan Van Mender Van yang tinggal di Den Haag Belanda. Lahan HGU yag diberikan tersebut berada di dua kecamatan yaitu kecamatan Ngargoyoso dengan luas 812, 127 Ha dan Kecamatan Jenawi dengan luad 238, 828 Ha sehingga luas totalnya 1.051 Ha. Pada saat itu lahan tersebut ditanami kopi dan teh yang pengolahannya diserahkan pada Firma Watering dan Labour yang berkedudukan di Belanda.

Pada tahun 1942, karena Jepang datang ke Indonesia, maka perkebunan diambil alih oleh pemerintahan Jepang sampai tahun


(46)

commit to user

1945. Pada saat kependudukan pemerintahan Jepang, kegiatan komersial mengalami kemacetan karena kebun diserahkan kepada penduduk setempat sehingga mengakibatkan tanaman teh dan kopi banyak yang mati karena tidak terawat dengan baik.

Pada tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan kemuning dikelola oleh Mangkunegaran Surakarta dengan pimpinan Ir. Sarsito. Sedangankan pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1950 kebun kemuning dikuasai oleh pemerintah Militer Republik Indonesia dan hasil produksinya digunakan untuk membiayai perjuangan kemerdekaan. Berdasarkan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 19 Mei 1950 sampai dengan 30 Desember 1952 kebun kemuning diserahkan kembali kepada NV. Cultuur Maatschapij Kemuning. Pada tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan Undang – undang No. 3/1952/RI Hak Guna Usaha (HGU) kebun kemuning, dicabut dari NV. Cuntuur Maatschapij kemuning.

Pada tahun 1965 dipegang sementara oleh KODAM Diponegoro dengan luas area 546,868 Ha. Hal ini disebabkan karena adanya rongrongan PKI dalam usaha merebut sebagian area perusahaan. Berdasarkan SK Mendagri No. 17/HGU/NIA/71 maka pada tanggal 3 November 1971 pengelolaan kebun Kemuning diserahkan kepada yayasan Rumpun Diponegoro dan dibentuk PT. Rumpun.


(47)

commit to user

Pada tahun 1980 PT. Rumpun dipecahkan menjadi 2 yaitu :

a. PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kopi, kelapa, cengkeh dan randu yang meliputi perkebunan :

1) Perkebunan Curai/ Rejodadi di Cilacap 2) Perkebunan Samudra di Banyumas

3) Perkebunan Darmokradenan di Banyumas 4) Perkebunan Cluwak di Pati

5) Perkebunan Jati Pablengan di Semarang

b. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi, teh yang meliputi: 1) Perkebunan Kemuning di Karanganyar

2) Perkebunan Medini di Kendal

3) Perkebunan Kaligantung di Semarang

Pada tahun 1990 tepatnya pada bulan Maret PT. Rumpun bekerja sama dengan PT. Astra Argo Niaga di Jakarta yang pengelolaannya diserahkan kepada PT. Astra Argo Niaga yang sahamnya 605% milik PT. Astra. Kemudian pada tahun 2003 sampai saat ini pengelolaan PT. Rumpun Sari Kemuning diserahkan sepenuhnya kepada PT. Sumber Abadi Tirtasentosa.


(48)

commit to user 2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Visi dari PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 adalah Mewujudkan perkebunan Teh di PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 sebagai salah satu Perusahaan Perkebunan di Jawa Tengah yang Profesional dengan mengedepankan sumber daya manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

b. Misi

Misi PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 Ngargoyoso Karanganyar adalah:

1) Menyelenggarakan Usaha dibidang Perkebunan berupa barang dan jasa guna memupuk keuntungan demi kemajuan dan keberlanjutan perusahaan serta kesejahteraan karyawan.

2) Mengelola Usaha Perkebunan untuk mencapai hasil yang optimal bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar kebun.

3) Meningkatkan produktivitas dan disiplin seluruh tenaga kerja yang ada demi tercapainya kuantitas dan kualitas produk yang mempunyai daya saing tinggi di dunia perdagangan baik Nasional maupun Internasional.

4) Mengelola usaha perkebunan yang taat kepada aturan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia


(49)

commit to user

demi terciptanya suasana kerja yang aman, nyaman dan ramah lingkungan.

3. Struktur Organisasi

PT. Rumpun Sari Kemuning merupakan perusahaan yang dikelola oleh PT. Sumber Abadi Tirtasentosa. Struktur organisasi di PT. Rumpun Sari Kemuning berkembang menyesuaikan dengan perkembangan perusahaan, dengan sistem garis dan staf, setiap bawahan hanya bisa mendapat perintah dari satu atasan saja dan manajer atau pimpinan bagian lain meskipun garis kedudukannya masih dibawah manajer tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur organisasi pada PT. Rumpun Sari Kemuning tersebut yaitu sebagai berikut :


(50)

33 KETERANGAN : STAF 6 BULANAN 53 PHT 62 121

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT . Rumpun Sari Kemuning – 1 Sumber : Kantor Induk Perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning – 1

ITEM SHIF I SHIF II SHIF III

HELPER PROSES 13 13 13

HELPER SORTASI 4 4

PACKING 7

TOTAL 24 17 13

ADMINISTRATUR / MANAJER SUROTO

KA. TATA USAHA DWI KORANTO KA. AFDELING

PARDIYO KOORD. HP T

SUWARTO MUH. RIFA’I

MANDOR HPT PURWANTO

DETEKSI/EWS SUTARDI ( OA ) SULARTO (OB )

MDR. PANEN OA BAMBANG EKO K. SUNARNO PURWOTO SRIYANTO DANU SARWONO SUGITO MICHAEL PP. TETEN MANDOR RAWAT HAMRI GIGIH PH MANDOR RAWAT SULARTO KR. TIMBANG DWI WARSITO HARJONO

KR. GUD. MAT PRIYANTO MDR. PANEN OB

GIGIH PRAMUKARNO SUTOPO

SUPRIYANTO I NYOMAN R SUNARTO SULARNO HS MC. SUMARDI KR. TIMBANG SUGIYANTO SUPARNO OFFICE BOY SUPAR HS SUWARDI SATP AM WAGITO CIPTO KEMAN BANDRIYO SLAMET DALYONO SUPARMAN ( PHL ) WARJONO ( PHL ) KR. PERSONALIA AGUS SETYAWAN KR. PERS. UM SUWARSO KR. KEUANGAN SUPARSO KASIR LINA LISTYOWATI KR. AFDELING SUTARMI ANALISA SRI HARJANTO SUMARNI DRIVER SLAMET WIDODO

KA. P ABRIK / TEKNIK WAWAN KUSTIAWAN

KR. P ABRIK SUKARNO KR. KERINGAN SUROTO TIMBANG PUCUK KEMO JAELANI MEKANIK SUMARNO AMIRUDIN HARYATMO DWI WINARNO SUWARDI B MANDOR SORTASI JOKO SUPRIYONO SUNARTO

LAB. AN. KR TANTI MANDOR PROSES EKO WURYANTO PITOYO WAHYONO DRIVER TRANSPORT SUKATNO MURYANTO HELPER MARDI SUROSO BM. PUCUK (4) PHT


(51)

commit to user

Berikut tata kerja kantor pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 berdasarkan masing – masing bagian yaitu :

a. Administratur / manajer

Tugas dan tanggungjawab administratur / manager adalah : 1) Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi semua

kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi, administrasi, penguasaan materi atau personal serta penanganan wilayah perkebunan termasuk harta dan kekayaan perusahaan.

2) Melaksanakan perencanaan Direksi.

3) Mengumpulkan dan mengajukan usulan – usulan maupun pendapatan untuk bahan perbaikan.

4) Memperhatikan kesejahteraan karyawan. b. Kepala Tata Usaha.

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas dan wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) Mewakili pimpinan apabila ditunjuk atau apabila pimpinan berhalangan.

2) Menyiapkan Kebutuhan dana kepada masing – masing departemen dari Direksi atau kantor Head Office.

3) Mengadakan hubungan kerja denga karyawan sesuai dengan fungsinya serta memelihara hubungan baik demi kelancaran tugas operasional.


(52)

commit to user

5) Atas persetujuan Administratur melaksanakan pembelian bahan dan barang berkala besar untuk keperluan perusahaan.

6) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah yang telah disetujui oleh Administratur.

c. Kepala Tanaman.

Tugas Kepala Tanaman adalah :

1) Mengawasi segala kegiatan yang ada pada kebun dan pengelolaannya.

2) Membantu Administratur dalam mengevaluasi kesalahan karyawan/pekerja.

3) Melaksanakan konsolidasi pada kebun bilamana ada serangan HPT ( hama penyakit tanaman ) dan kematian tanaman.

4) Memberitahukan pada Administratur apabila kebun ada serangan HPT.

5) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasainya. d. Kepala Pabrik dan Teknik.

Tugas dan W ewenang Kepala Pabrik sebagai berikut :

1) Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun, antara lain untuk angkutan bahan / pucuk, pupuk, karyawan dll.


(53)

commit to user

3) Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pengelolaan bahan dasar dari kebun sampai menjadi produk siap kirim.

4) Menjalankan administrasi produksi pengelolaan sesuai kebijaksanaan.

e. Kerani Gudang Material.

Tugas dan tanggungjawab Kerani Gudang Material adalah : 1) Mengatur masuk dan keluarnya material baik dari HO

maupun dari pembelian lokal.

2) Mengadministrasikan dan memelihara barang – barang dalam gudang.

3) Bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha. f. Kerani Personalia dan Umum.

Tugas dan Kewajiban Kerani Personalia dan Umum adalah : 1) Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti karyawan. 2) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib

kantor dan mengatur penyelenggaraan rapat perusahaan. 3) Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan

tugas untuk sekretaris kebun.

4) Menertibkan dan mengawasi hal – hal yang berhubungan dengan urusan kesehatan, agama serta olah raga.

5) Membuat rencana, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas security, pembinaan wilayah ( teritorial ), personal administrasi umum.


(54)

commit to user

6) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugasnya atau dari masing – masing departemen untuk dikirimkan ke kantor pusat ataupun Direksi.

g. Kerani Kasir dan Keuangan.

Tugas dan Kewajiban Kerani Keuangan dan Kasir adalah : 1) Mencatat keluar masuknya uang perusahaan untuk gaji

maupun operasional kebun.

2) Membuat laporan keuangan mingguan tiap departemen. h. Kerani Tanaman.

Tugas dan kewajiban Kerani Tanaman adalah :

1) Mencatat dan memberikan laporan mengenai data pengelolaan tanaman di kebun secara keseluruhan baik pekerjaan petik, rawat, HPT ,dll.

2) Membuat daftar upah karyawan tanaman. i. Kerani Gudang Produksi.

Tugas dan kewajiban Kerani Gudang Pruduksi adalah :

1) Mencatat dan memberikan laporan mengenai stock produksi kering.

2) Melayani pembeli yang sesuai dengan DO yang diterbitkan dari HO.


(55)

commit to user

j. Kerani Pabrik / Olah.

Tugas dan kewajiban Kerani Pabrik / Olah sebagai berikut : 1) Mencatat produksi dari kebun sampai siap untuk di olah. 2) Membantu proses produksi teh dari penyiapan

pengelolaan sampai siap di salurkan. k. Kerani Timbang Pucuk.

Tugas dari Mandor Timbang Pucuk adalah :

1) Mencatat dan menimbang produksi dari pemetik.

2) Mengawasi produksi dari kebun sampai pabrik dan mencatat hasil penimbangan dari masing – masing mandor panen.

l. Mandor Panen.

Tugas dari Mandor Panan adalah :

1) Mengawasi dan mengkoordinir jalannya pemetikan pucuk teh basah yang ada di kebun.

2) Bertanggung jawab kepada atasan terhadap hasil yang dipanen.

3) Mengawasi tenaga kerja pemetik dan mengontrol pemetikan yang dilakukan oleh pemetik.

m. Mandor Rawat dan HPT.

Tugas dari Mandor Rawat daN HPT adalah :

1) Mengawasi bagian perawatan kebun baik gulma maupun Hama Penyakit Tanaman.


(56)

commit to user

2) Menjaga tanaman agar terkendali terhadap hama dan penyakit tanaman.

n. Mandor Olah.

Tugas dari Mandor Olah adalah :

1) Mengawasi pekerja yang sedang melakukan pengolahan. 2) Bertanggung jawab terhadap kualitas maupun kuantitas

produksi yang diolah. o. Kepala Keamanan.

Tugas dan tanggung jawab Kepala Keamanan adalah : 1) Menjaga keamanan perusahaan.

2) Membuat laporan tentang keamanan perusahaan.

3) Membuat laporan sebagai bila ada peninjauan dari HO maupun instansi lain.

4) Mencatat keluar masuknya kendaraan angkut produski perusahaan maupun dari pihak lain.

p. Mekanik.

Tugas dan Tanggung jawab Mekanik adalah :

1) Mengontrol dan menjaga kelangsungan kerja mesin dan peralatan di dalam pabrik.

2) Mengontrol dan mengganti bahan bakar.

3) Mereparasi mesin dan peralatan apabila mengalami kerusakan.


(57)

commit to user

q. Mandor Sortasi.

Tugas dan Kewajiban Mandor Sortasi yaitu :

1) Mengawasi pekerjaan yang sedang malakukan Sortasi. 2) Mengontrol dan menangani proses sortasi agar hasil

produksi sesuai dengan mutu yang dihasilkan oleh perusahaan.

r. Driver.

Tugas dan kewajiban Driver adalah : 1) Mengangkut hasil produksi dari kebun.

2) Menjaga kendaraan agar tetap bersih dan baik.

3) Mengantarkan Administratur / manajer Perjalanan Dinas Luar apabila diperlukan.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang bekerja dalam perusahaan. Tujuan adanya tenaga kerja dalam perusahaan adalah untuk melakukan proses produksi dan mengatur berjalannya proses produksi. Pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 proses produksi dilakukan menggunakan tenaga manusia dan tenaga mesin. Sedangkan tenaga kerja manusia yang bekerja di PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut : Karyawan staff sebanyak 6 orang, Karyawan non staff sebanyak 3 orang, Karyawan bulanan sebanyak 53 orang, Karyawan harian tetap sebanyak 62 orang, Karyawan harian lepas sebanyak 591 orang.


(58)

commit to user

Sedangkan tenaga mesin yang digunakan dalam proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 menggunakan beberapa jenis mesin. Mesin digunakan untuk mengolah pucuk teh yang kemudian dihasilkan barang setengah jadi untuk disalurkan pada pemesan. Mesin yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Rotary Panner.

Secara umum Rotary Panner merupakan alat yang digunakan untuk melayukan pucuk teh. Fungsi Rotary Panner yaitu memanaskan pucuk melalui induksi panas dengan silinder sehingga pucuk lemas. Prinsip kerja mesin ini adalah melayukan daun teh dengan menggunakan sumber panas dari api kompor yang dipancarkan pada bagian dinding luar silinder sehingga silinder menjadi panas. Pucuk teh masuk ke dalam silinder yang berputar secara kontinyu dengan menggunakan Conveyor.

b. Press Roller.

Press Roller merupakan mesin yang digunakan untuk menggulung pucuk teh yang telah layu. Prinsip kerja press roller adalah menggulung daun teh yang berada dalam silinder berdasarkan goyangan meja dengan pengadukan dan sirkulasi. Daun teh masuk melalui hopper ditampung dalam silinder. Silinder akan bergerak berputar sehingga daun tah akan tergulung dan terjadi pengadukan oleh adanya tonjolan


(59)

commit to user

pada permukaan meja. Bahan yang berada dibawah akan diaduk dan disirkulasi ke bagian atas begitu sebaliknya dan berlangsung secara Continyu.

c. Endless Chain Pressure (ECP)/ Dryer/ ECP Belong.

Endless Chain Pressure merupakan mesin yang memiliki fungsi mengeringkan dan mengurangi kadar air daun teh sampai 30-35% dari berat total. Prinsip kerja ECP adalah mengeringkan daun teh yang telah tergulung dengan aliran udara panas sehingga terjadi penguapan air. Daun teh masuk kedalam ruang pemanas menggunakan trays dan diratakan dengan menggunakan sisir perata (Spreader).

d. Repeat Dryer

Repeat Dryer merupakan mesin pengering awal. Prinsip kerja mesin ini adalah mengurangi kadar air daun teh dengan cara menguapkan air hingga kadar air 2 – 3 %. Daun teh yang telah mengalami pengeringan awal dimasukkan ke dalam hong yang berputar sesuai kapasitas muat hong sehingga terjadi penguapan yang disebabkan oleh kontak langsung dengan udara panas dalam hong.

e. Ball Tea

Ball tea merupakan mesin pengering akhir pada proses produksi teh hijau. Prinsip kerja Ball Tea yaitu untuk mengeringkan dan mengurangi kadar air daun teh sampai mempunyai kadar kadar air 3 – 4%. Daun teh yang telah


(60)

commit to user

mengalami pengeringan awal dimasukan sedikit demi sedikit ke dalam hong yang berputar sehingga terjadi penguapan yang disebabkan oleh kontak langsung dengan udara panas dalam hong. Waktu pengeringan pada Ball Tea lebih lama dibandingkan dengan Repeat Dryer. Pada Ball Tea terjadi gesekan antara daun teh, sehingga daun teh kering lebih mengkilat dan lebih segar.

f. Mexzy

Prinsip kerja Mexzy memisahkan teh kering menurut jenis mutu. Teh kering masuk melaui conveyor menuju ayakan yang memiliki susunan lubang yang beraturan. Pada tiap ayakan memiliki ukuran lubang yang berbeda. Susunan ayakan terdiri dari 4 ayakan. Teh kering akan lolos sesuai ukuran pada masing – masing ayakan.

g. Mydelton

Prinsip kerja pada mesin ini yaitu memisahkan tulang pada masing – masing jenis mutu yang telah disortasi. Teh kering masuk melalui conveyor menuju ke ayakan. Ayakan bergerak maju mundur untuk meratakatan distribusi teh kering. The kering akan lolos melalui lubang - lubang yang menonjol pada ayakan dan tulang akan terpisah.


(61)

commit to user h. Tea Cutter

Tea cutter merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk memotong dan mengecilkan ukuran teh yang terlalu panjang atau lebar.

i. Winower

Winower memiliki fungsi untuk memisahkan atau membersihkan debu pada teh kering hasil sortasi. Prinsip kerja winower adalah memisahkan teh dengan menggunakan hembusan angin. Teh kering masuk dalam ruang penghembus melalui conveyor. Udara dihembus dengan menggunakan exhaust fun. Teh yang mempunyai berat paling besar akan jatuh pada lubang pengeluaran pertama dan teh yang semakin kecil beratnya akan berturut – turut akan keluar pada lubang pengeluaran selanjutnya.

j. Sparator

Separator merupakan mesin yang memilik fungsi sebagai alat penyempurna dalam pemisahan teh kering dan tulang. Mesin ini digunakan untuk dalam sortasi teh hijau kualitas ekspor.

5. Jam kerja dan penggajian

Jam kerja yang diberlakukan di PT Rumpun Sari Kemuning – 1 dibedakan menurut bagian masing – masing yaitu :


(62)

commit to user

a. Pekerja kantor

Jam kerja kantor yang diberlakukan pada PT Rumpun Sari Kemuning–1 adalah sebagai berikut :

Senin s.d kamis : jam 07.00 – 14.00 W IB Jum’at : jam 07.00 – 11.00 W IB Sabtu : jam 07.00 – 13.30 W IB b. Pekerja pabrik

Jam kerja yang diberlakukan bagi karyawan pabrik ( proses ) di PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 dibagi menjadi 3 shift (waktu) yaitu :

Shift I : jam kerja mulai jam 08.00 – 14.00 W IB Shift II : jam kerja mulai jam 14.00 – 21.00 W IB Shift III : jam kerja mulai jam 21.00 – 08.00 W IB

c. Pekerja kebun

Jam kerja kebun mulai pukul 05.30 – 13.00 W IB

Sedangkan system penggajian yang berlaku pada PT. Rumpun Sari Kemuning-1 dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : a. Karyawan staff dan non staff, penggajiannya merupakan

wewenang dari direksi pusat dan digaji setiap bulan sekali. b. Sedangkan karyawan harian tetap dan harian lepas,

penggajiannya merupakan wewenang bagian administrator dan digaji setiap 2 kali dalam satu bulan.


(63)

commit to user

Sistem penggajian atau pengupahan yang dilakukan PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 berdasarkan sifat pekerjaannya. Apabila ada kelebihan jam kerja bagi karyawan harian maka akan dihitung sebagai kerja lembur yang besarnya disesuaikan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 06/MEN/1997. Sedangkan untuk karyawan pemetik borongan, upah yang diberikan adalah Rp 200,00 tiap Kg pucuk. Sedangkan Apabila analisa pucuk lebih dari 55 % maka tiap Kg pucuk di hargai Rp 275,00 – Rp 290,00.

6. Hasil Produksi.

Pada proses produksi teh hujau menghasilkan beberapa jenis teh yang berbeda jenis dan gradenya. Pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 produk teh hijau yang dihasilakan yaitu :

a. Teh Grade 1 (kualitas untuk ekspor)

1) Peko Super besar (PSB), yaitu jenis the yang tidak lolos lubang ayakan maxzy kedua dan tidak lolos ayakan ke tiga. PSB merupakan jenis the hijau yang memiliki karakteristik partikelnya tergulung padat terpilin (besar) berwarna hijau sampai kehitaman bercampur tulang 2%. 2) Peko super kecil (PSK), yaitu jenis the yang tidak lolos

lubang ayakan maxzy ke empat dan tidak lolos ayakan kelima. PSK partikelnya tergulung padat terpilin, berwarna


(64)

commit to user

hijau sampai kehitaman ukurannya lebih kecil dibandingkan PSB. Mengandung tulang 2%.

3) Chun mee 3 (CM 3), yaitu jenis teh yang lolos lubang ayakan maxzy kelima dan tidak lolos lubang ayakan keenam. Chun mee pertikelnya tergulung padat memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam. Bercampur serat dan tulang 2%.

b. Teh Grade II (kualitas lokal)

1) Lokal I, yaitu jenis the yang lolos lubang winnower kedua atau tidak lolos lubang ayakan midelton keempat dan lolos lubang ayakan ketiga. Lokal 1 merupakan teh hijau yang tergulung longgar dan kurang terpilin (partikel kecil), berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan, bercampur tulang 10%.

2) Kempring, yaitu jenis teh yang lolos lubang winnower ketiga, keempat dan kelima. Kempring merupakan teh hijau yang partikelnya tidak tergulung longgar akan tetapi berupa potongan pipih, berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan, bercampur serat dan tulang 5%.

3) Lokal II, yaitu jenis teh yang tidak lolos lubang ayakan maxzy pertama. Lokal II merupakan teh hijau yang tergulung longgar dan kurang terpilin (pertikel lebih besar), berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecoklatan, tercampur tulang 10%.


(65)

commit to user

4) Dust, yaitu jenis teh yang lolos lubang ayakan maxzy keenam. Dust merupakan teh hijau yang pertikelnya berbentuk serpihan – serpihan kecil, berwarna hijau kehitaman dampai kuning kecoklatan.

5) Tulang, yaitu jenis teh yang tidak lolos lubang ayakan midelton pertama dan kedua. Tulang merupakan teh hijau yang semua partikelnya berupa gagang berwarna kuning kecoklatan.

Karateristik jenis teh berdasarkan standar mutu the hijau No. SP–06-1997, teh hijau dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis mutu yang sifat – sifatnya adalah sebagai berikut :

a. Mutu I (peko)

Bentuk daun tergulung kecil, warna hijau sampai hijau kehitaman, aroma wangi teh hijau, tidak apek, benda – benda asing tidak teredaksi, gagang maksimal 5%, kadar air maksimum 1%.

b. Mutu II (Jikeng)

Bentuk daun tergulung melebar, warna hijau kekuningan sampai warna hijau kehitaman, aroma wangi, tidak apek, benda asing tidak teredaksi, gagang maksimum 7%, kadar air maksimum 10%.


(66)

commit to user

c. Mutu III (Bubuk)

Bentuk daun bubuk, potongan datar, warna hijau kehitaman, aroma kurang wangi,tidak apek, benda asing tidak teredaksi, kadar air maksium 10% dan tidak ada tulang.

d. Mutu IV (Tulang)

Sebagian besar berupa tulang dan daun berwarna hijau kehitaman, aroma kurang wangi tetapi tidak apek. Benda asing tidak teredaksi dan kadar air maksimum 10%.

B. Laporan Magang Kerja

Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa sebagai praktek kerja nyata sebagai penunjang perkuliahan. Bentuk kegiatan magang kerja meliputi praktik kerja nyata, pendampingan, pelatihan, penyuluhan, pelaporan dan lain – lain. Dengan magang kerja mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan mahasiswa dapat menerapkan berbagai alternatife solusi permasalahan dalam objek magang kerja untuk kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan.

Tujuan magang kerja antara lain:

1. Mahasiswa dapat lebih mendalami dan menguasai materi perkuliahan yang diperoleh pada dunia kerja nyata.

2. Mahasiswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam dunia kerja secara nyata.


(67)

commit to user

Waktu pelaksanaan magang kerja:

Tempat : PT. Rumpun Sari Kemuning - 1

Lokasi : Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Waktu : 2 Februari 2011 – 2 Maret 2011 Kegiatan Magang kerja

1. Pengenalan pada staff dan karyawan kantor induk maupun bagian pabrik.

2. Mengenali seluruh lokasi pabrik 3. Perkenalan tentang keadaan pabrik

4. Observasi lokasi perkebunan dan lokasi pabrik

5. Pengenalan tentang proses produksi dari bahan baku hingga barang setengah jadi

6. Wawancara kepada mandor dan kepala bagian pabrik mengenai proses produksi

7. Observasi proses penghamparan.

8. Observasi dan praktek pada tiap – tiap proses

9. Wawancara kepada karyawan pada tiap – tiap bagian proses produksi.

10. Wawancara kepada mandor dan pekerja bagian sortasi 11. Wawancara kepada bagian packing


(68)

commit to user

Melalui magang kerja tersebut dapat diketahui proses produksi. Sebagai bahan dalam penulisan tugas akhir obyek yang diamati secara langsung adalah data tentang urutan – urutan proses produksi, waktu yang dibutuhkan pada tiap proses produksi dan kemudian dilakukan analisis dengan analis network (analisis jaringan kerja).

C. Pembahasan Masalah.

1. Aliran proses produksi teh hijau. a. Identifikasi Kegiatan.

Gambar 3.2

Diagram alir proses produksi

Timbang Pabrik Pemanasan Mesin Penghamparan

Pelayuan

Penggulungan

Pengeringan Awal

Pengeringan Akhir

Sortasi


(69)

commit to user

Kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 meliputi :

1) Timbang pabrik

Timbang pabrik merupakan kegiatan penimbangan kembali teh hasil panen yang baru saja dipetik di area sekitar pabrik. Timbang pabrik dilakukan untuk memperkirakan rendemen teh pada proses produksi. Pada proses ini memerlukan waktu 1 jam.

2) Pemanasan Mesin

Pemanasan mesin dilakukan sebelum kegiatan produksi berlangsung. Kegiatan ini memerlukan waktu 30 menit pada tiap mesin yang digunakan dalam proses produksi.

3) Penghamparan.

Proses ini merupakan kegiatan awal dalam proses produksi teh hijau. Penghamparan adalah proses menghampar daun teh yang baru saja dipetik diarea sekitar pabrik. Proses hampar dilakukan bertujuan agar kondisi pucuk teh tetap segar dan pucuknya tidak lamas. Dalam proses penghamparan ketebalan teh yaitu 40 cm, dan daun teh harus dalam kondisi zigzag antara daun teh satu dengan yang lainnya. Untuk menbalik teh harus menggunakan tangan agar pucuk teh tidak rusak. Waktu


(70)

commit to user

yang dibutuhkan dalam proses penghamparan yaitu 2 jam.

4) Pelayuan

Proses pelayuan dilakukan menggunakan mesin pelayuan yang disebut Rotary Panner. Dalam mesin ini pucuk segar akan dipanasi dengan suhu 90- 1000 C, pucuk segar akan terpansi sehingga pucuk menjadi lemas. Proses pelayuan bertujuan untuk mendapatkan daun yang lemas dan mengurangi kadar air. Pemasukkan daun teh ke dalam mesin perlu diperhatikan kapasitas dan suhu mesin. Karena apabila terlalu sedikit akan mengakibatkan pucuk menjadi gosong atau terjadi case hardering.

5) Penggulungan

Proses penggulungan adalah proses kelanjutan dari pelayuan. Dalam proses penggulungan digunakan mesin penggulung yang disebut Orthodox Roller yang dikenal dengan nama Jackson Roller. Tujuan proses penggulungan adalah untuk membentuk mutu teh secara fisik, karena selama penggulungan pucuk akan dibentuk gulungan kecil dan terjadi pemotongan. Selain itu, penggulungan bertujuan untuk pemerasan pucuk dan pemerasan cairan sel dan pembentukan kenampakan. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses


(71)

commit to user

penggulungan yaitu volume pengisian, waktu proses dan kecepatan gerak mesin.

6) Pengeringan Awal

Pengeringan awal dapat dilakukan setelah pucuk teh mengalami proses penggulungan. Proses pengeringan dilakukan menggunakan mesin Endless Chain Pressure Dryer (ECP Belong). Tujuan dari pengeringan awal yaitu mengurangi kadar air pada pucuk layu, menginaktifasi enzim polifenol oksidase, membantu proses pengeringan dan pembentukan daun pada mesin Repeat Dryer, dan mencegah terjadinya case hardening (gosong pada bagian permukaan daun).

Kualitas daun teh hasil pengeringan awal dipengaruhi oleh hasil pelayuan, penggulungan, suhu yang digunakan, lamanya proses pengeringan, kapasitas mesin dan kesigapan operator pengoperasian mesin.

7) Pengeringan Akhir

Proses yang selanjutnya dilakukan adalah proses pengeringan akhir. Pengeringan akhir merupakan proses yang dapat menentukan hasil dari teh hijau. Proses ini selain menurunkan kadar air juga meratakan penggulungan daun teh. Proses pengeringan akhir menggunakan dua mesin pengering yaitu Repeat Dryer dan mesin pengering Ball Tea. Penggunaan mesin Repeat


(72)

commit to user

Dryer memiliki tujuan untuk menurunkan kadar air daun teh hingga menjadi 18 – 22%, memperbaiki bentuk gulungan daun teh dan meratakan pengeringan pada daun teh sehingga semua daun teh dapat kering merata. Hasil akhir dari mesin Repeat Dryer perlu diperhatikan kekeringan daun teh, jika telalu kering maka akan mempengaruhi pada saat proses pengeringan di Ball Tea teh tidak dapat menggulung dan banyak yang menjadi bubuk.

Selanjutnya teh akan masuk mesin Ball Tea. Pengeringan akhir menggunakan mesin Ball Tea bertujuan untuk membentuk gulungan teh menjadi bulat, menurunkan kadar air daun teh hingga menjasi 3 – 4% dan mengkilapkan kenampakan teh kering. Pada penggunaan mesin Ball Tea memerlukan waktu paling lama. Ball Tea besar kapasitas 1800 – 2000 Kg membutuhkan waktu 10 – 13 jam. Sedangkan Ball Tea kecil kapasitas 800 – 1000 Kg, akan membutuhkan waktu 7 – 8 jam.

8) Sortasi

Sortasi merupakan proses yang dapat dilakukan setelah teh hijau kering. Sortasi merupakan proses pengelompokan teh berdasarkan ukuran dan mutu teh hijau. proses ini bertujuan untuk memisahkan dan


(73)

commit to user

membentuk jenis mutu teh agar dapat diterima di pasaran. Proses sortasi akan menghasilkan jenis mutu teh yaitu mutu I (peko), mutu II (jikeng), mutu III (bubuk), dan mutu IV (tulang). Mesin – mesin yang digunakan dalam proses sortasi yaitu Mexzy, Mydelton, Winower dan Sparator. 9) Pengemasan

Proses terakhir dalam proses produksi yaitu packing atau pengemasan. Teh hijau yang telah mengalami proses sortasi selanjutnya akan dikemas dalam karung – karung plastik. Setiap karung plastik rata – rata berkapasitas 50 Kg/ karung. Bahan – bahan yang digunakan untuk pengemas adalah karung plastic, paper sack, inner dan karung goni. Jenis bahan pengemas yang digunakan tergantung pada permintaan konsumen.

Tujuan dari pengemasan yaitu :

a) Melindungi teh hijau akibat pengaruh dari luar yang dapat menyebabkan kerusakan fisik maupun kimia pada teh hijau.

b) Menghindari kenaikan kadar air teh kering. c) Mempermudah dalam penyimpanan. d) Mempermudah dalam pengangkutan.


(74)

commit to user

Untuk mempermudah, semua kegiatan di atas dapat dilihat di tabel berikut ini:

TABEL 3.1

JENIS KEGIATAN PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA PT. RUMPUN SARI KEMUNING – 1

No. Kegiatan Simbol Kegiatan

1 Timbang pabrik A

2 Penghamparan B

3 Pemanasan mesin C

4 Pelayuan D

5 Penggulungan E

6 Pengeringan awal F

7 Pengeringan akhir G

8 Sortasi H

9 Pengemasan / packing I

Sumber : data yang diolah

b. Menentukan urutan penyelesaian pekerjaan

Untuk mempermudah dalam pembahasan masalah, perlu dilakukan pengurutan kegiatan produksi sesuai dengan urutan kegiatan. Sehingga dapat diketahui kegiatan mana yang harus didahulukan. Urutan kegiatan dapat dilihat dalam tabel berikut :

TABEL 3.2

URUTAN KEGIATAN PRODUKSI TEH HIJAU

No. Kegiatan Simbol kegiatan Kegiatan yang mendahului

1 Timbang pabrik A -

2 Pemanasan mesin B A

3 Penghamparan C A

4 Pelayuan D B,C

5 Penggulungan E D

6 Pengeringan awal F E

7 Pengeringan akhir G F

8 Sortasi H G

9 Pengemasan/ packing


(75)

commit to user

2. Penerapan analisis network yang baik pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 sesuai waktu yang diharapkan.

Penentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mesing – masing kegiatan tidak mudah. Waktu produksi bisa berubah – ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak pasti. Sehingga dalam menetukan waktu proses menggunakan metode PERT. Dalam metode PERT terdapat 3 estimasi waktu yang digunakan, yaitu waktu optimis ( a), waktu pesimis (b) dan waktu realistis (m).

Untuk menghitung prakiraan waktu penyelesaian aktifitas (ET) dalam tabel diatas menggunakan rumus :

ET =

Dimana :

ET : perkiraan waktu yang diharapkan

a : waktu optimis

b : waktu pesimis


(76)

commit to user TABEL 3.3

PERKIRAAN WAKTU PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

(dalam satuan jam) No. Simbol

Kegiatan

Waktu Optimis Waktu Realistis

Waktu Pesimis

1 A 0,75 1 1,5

2 B 0,3 0,5 0,75

3 C 1,5 2 2,5

4 D 2,5 3,9 5

5 E 4 6,8 10

6 F 4 5,4 8

7 G 13,5 16 17,5

8 H 11,45 18,75 22,5

9 I 1,5 2 2,5

Sumber : data yang diolah

Perhitungan waktu yang diharapkan ( ET ) pada masing – masing kegiatan adalah sebagai berikut :

ET = = 1,04

ET = = 0,50

ET = = 2

ET = = 3,85

ET = = 6,86


(77)

commit to user

ET = = 15,83

ET = = 18,15

ET = = 2

Dari perhitungan peerkiraan waktu di atas dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :

TABEL 3.4

WAKTU PENYELESAIAN YANG DIHARAPKAN PROSES PRODUKSI TEH HIJAU

(dalam satuan jam) Simbol

Kegiatan

Kegiatan Yang Mendahului

Waktu yang Diharapkan (ET)

A - 1.04

B A 0.50

C A 2

D B,C 3.85

E D 6.86

F E 5.6

G F 15.83

H G 18.15

I H 2

Sumber : data yang diolah 3. Menentukan jalur kritis

Berdasarkan perhitungan estimasi waktu yang telah dibuat, maka selanjutnya menentukan jalur kritis kegiatan. Penyelesaian pekerjaan secara normal dapat dilihat dalam gambar diagram network sebagai berikut :


(78)

commit to user

0.50

1.04 3.85 6.86 5.6 15.83 18.15 2

2

Gambar 3.3 Diagram Network

Pada diagram Network diatas terdapat dua jalur network produksi yaitu :

a. A – B – D – E – F – G – H – I dengan lama waktu 1.04+0.50+3.85+6.86+5.6+15.83+18.15+2 = 53. 83 jam b. A – C – D – E – F – G – H – I dengan lama waktu

1.04+2+3.85+6.86+5.6+15.83+18.15+2 = 55.33 jam

Berdasarkan diagram diatas dapat ditemukan jalur kritis. Jalur kritis merupakan jalur terpanjang dalam network. Jumlah waktu penyelesaian yang paling besar merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh keseluruhan waktu produksi. Sedangkan dalam metode CPM jalur kritis merupakan kelompok kegiatan dalam proyek yang memiliki waktu (slack) / kelonggaran nol. Untuk mengetahui jalur ktitis, perlu menghitung dua waktu yaitu waktu awal dan akhir dan memiliki waktu longgar nol (slack). A

B

C


(1)

commit to user

6) Kegiatan F estimasi waktunya = 5.6; maka LF = 19.35 dan LS = 19.35-5.6 = 13.75;

7) Kegiatan G estimasi waktunya = 15.83; maka LF = 35.18 dan LS = 35.18 - 15.83 = 19.35;

8) Kegiatan H estimasi waktunya = 18.15; maka LF = 53.33 dan LS = 53.33 - 18.15 =35.18;

9) Kegiatan I estimasi waktunya = 2; maka LF = 55.33 dan LS = 55.33 - 2 =53.33.

TABEL 3.5

IDENTIFIKASI KEGIATAN KRITIS / BUKAN KRITIS

Node Kegiatan Waktu ES EF LS LF SLACK

(LS – ES)

Pada Jalur

1-2 A 1.04 0 1.04 0 1.04 0 Kritis

2-3 B 0.50 1.04 1.54 54.83 55.33 53.79 Tidak

2-4 C 2 1.04 3.04 1.04 3.04 0 Kritis

4-5 D 3.85 3.04 6.89 3.04 6.89 0 Kritis

5-6 E 6.86 6.89 13.75 6.89 13.75 0 Kritis

6-7 F 5.6 13.75 19.35 13.75 19.35 0 Kritis

7-8 G 15.83 19.35 35.18 19.35 35.18 0 Kritis

8-9 H 18.15 35.18 53.33 35.18 53.33 0 Kritis

9-10 I 2 53.33 55.33 53.33 55.33 0 Kritis


(2)

commit to user

Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat dapat diketahui jalur ktritisnya yaitu :

A – C – D – E – F – G – H – I =

1.04 + 2 + 3.85 + 6.86 + 5.6 + 15.83 + 18.15 + 2 = 55.33 jam.

Dari perhitungan diatas jalur yang memiliki waktu terlama dan jalur yang terpanjang yaitu jalur timbang pabrik (A), Penghamparan (C), Pelayuan (D), Penggulungan (E), Pengeringan Awal (F), Pengeringan Akhir (G), Sortasi (H), Pengemasan (I) dengan lama waktu 55.33 jam. Sedangkan waktu yang ditentukan oleh perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan 10 ton pucuk teh segar yaitu ± 60 jam.

1.04 3.85 6.86 5.6 15.83 18.15 2

2

Gambar 3.4

Diagram jalur kritis. 4. Menentukan probabilitas

Dari perhitungan data diatas waktu penyelesaian yaitu 55.33 jam. Sedangkan waktu yang ditetapkan perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan 10 ton daun teh segar yaitu ± 60 jam. Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan perusahaan dengan A

C

D E F

G


(3)

commit to user

waktu yang diharapkan ET dapat dihitung probabilitas atau tingkat kemungkinan dari penyelesaian proses produksi teh hijau, dapat dihitung sebagai berikut :

Menentukan nilai variansi pada tiap kegiatan

Variansi ( V ) =

VA =

= 0.015

VB =

= 0.005

VC =

= 0.027

VD =

= 0.173

VE =

= 1

VF =

= 0.444

VG =

= 0.444

VH =

= 3.391

VI =

= 0.027

Jumlah varian = 5.53

Sedangkan untuk Standar Deviasi proses produksi teh hijau adalah


(4)

commit to user

=

= 2.35

Jadi probabilitas produksi dapat dihitung sebagai berikut :

Z =

= = 1.98

Berdasarkan perhitungan diatas dapat temukan besar nilai Z= 1.98, maka besar Probabilitas yaitu 0.97615, yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan 97,6 % untuk menyelesaikan proyek yang telah dijadwalkan.

Z = 1.98

ET=55.33 T=60

Gambar 3.5 Kurva Probabilitas


(5)

commit to user

BAB IV PENUTUP

Berdasarakan penelitian, pengamatan dan analisis data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Aliran proses produksi teh hijau pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 yaitu : Timbang Pabrik (A), Pemanasan Mesin (B), Penghamparan (C), Pelayuan (D), Penggulungan (E), Pengeringan Awal (F), Pengeringan Akhir (G), Sortasi (H), Pengemasan / Packing (I).

2. Penerapan Analisis Network yang baik pada PT. Rumpun Sari Kemuning – 1 agar pekerjaan tepat waktu yaitu menggunakan metode PERT dan CPM. Dengan metode PERT dan CPM perusahaan dapat dengan mudah melakukan perencaan dan penjadwalan proses produksi yang efisien yaitu 55.33 jam.

3. Jalur kritis dari proses produksi teh hijau yaitu A – C – D – E – F – G – H – I dengan jumlah waktu penyelesaian 55.33 jam, sedangkan waktu yang dijadwalkan oleh perusahaan ± 60 jam tergantung dari jenis pucuk teh.

4. Hasil estimasi probabilitas waktu ET selama 60 jam sebesar 0.97615, yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan 97,6% untuk menyelesaikan proyek yang telah dijadwalkan. Yang berarti perusahaan memiliki kemungkinan besar untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang dijadwalkan.


(6)

commit to user

B. SARAN

Dengan melihat hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT dan CPM, penulis mengemukakan saran – saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan perusahaan yaitu :

1. PT. Rumpun Sari Kemuning - 1 sebaiknya membuat schedule

atau penjadwalan yang sistematis dan terperinci. Salah satunya dengan menggunakan metode Network dalam proses produksi. Sehingga perusahaan dapat membuat perencanaan waktu yang lebih efisien dalam kegiatan produksi dan melakukan pengawasan yang lebih optimal.Perusahaan diharapkan dapat mencoba dan menerapkan metode network dalam proses produksi teh hijau untuk menghindari keterlambatan waktu proses.

2. Berkenaan dengan penerapan Analisis Network perusahaan perlu melakukan perawatan dan pengawasan mesin – mesin yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi. Karena apabila terjadi kerusakan sangat berpengaruh pada waktu proses produksi. Tidak hanya pada mesin, perusahaan juga perlu melakukan pengawasan terhadap karyawan agar karyawan dapat bekerja secara maksimal dalam pengoperasian mesin agar tidak terjadi kerusakan pada mesin yang digunakan dalam proses produksi.