EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE WITH PICTURES TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA ( Penelitian Quasi Experiment di Kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

(1)

WITH PICTURES TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA

( Penelitian Quasi Experiment di Kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

WINI CITRA LESTARI 1004118

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh Wini Citra Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Wini Citra Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

BAHASA INGGRIS SISWA

( Penelitian Quasi Experiment di Kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya )

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

Drs. Yusuf Suryana, M.Pd NIP. 19580705198603 1 004

Pembimbing II,

Syarip Hidayat, MA., M.Pd. NIP. 19800708200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD UPI KampusTasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP. 19520628198103 1 001


(4)

ii

Inggris di kelas rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti menerapkan metode Total Physical Response with Pictures karena dapat membantu siswa untuk mengingat frase atau kata-kata dalam pembelajaran dengan kondisi yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi kecemasan siswa dalam belajar (affective filter). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa yang menggunakan metode Total Physical Response with Pictures bila dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian quasi experiment dengan jenis nonequivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, dengan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan jenis sampel jenuh yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dengan jenis tes tulis tentang penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dengan tema musical instruments. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode Total Physical Response with Pictures lebih baik bila dibandingkan dengan peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa SD di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Guru harus mampu menerapkan metode-metode bervariasi terutama dalam mengajarkan kosakata kepada siswa yang merupakan dasar dalam berbagai keterampilan berbahasa. Total Physical Response with Pictures efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris di SD kelas rendah.

Kata Kunci : Metode Total Physical Response with Pictures, Penguasaan Kosakata. ABSTRACT

This Research is motivated by the low of mastery of the English vocabulary in the lower class. To overcome these problems, the researchers applied the Total Physical Response method with Pictures because it can help students to remember the phrase or words in a fun learning conditions so as to reduce the anxiety of students in learning (affective filter). The purpose of this research it was to find out the students' mastery of english vocabulary that use Total Physical Response method with Pictures when compared to the conventional method. The method which used in this research is the study of quasi experiment research with the kind is nonequivalent control group. The population in this research is a third-grade students at SDN 1 Setiawaras and SDN Sindangheula Cibalong sub-district of


(5)

iii

2007 and SPSS 16.0. Based on the analysis of data, it can be concluded that the increase in students' english vocabulary in the classroom experiments which using Total Physical Response method with Pictures is better than the english vocabulary of elementary school students in the control class which using conventional methods. The teachers should be able to apply the variation methods in teaching vocabulary to students which is the basis for a variety of language skills. Total Physical Response with Pictures effective to be applied in learning English vocabulary in a low grade.


(6)

v

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Batasan Masalah Penelitian ... 4

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 8

2. Pengertian Metode, Pembelajaran dan Metode Pembelajaran ... 9

3. Total Physical Response ... 10

4. Penguasaan Kosakata (Vocabulary Mastery) ... 13

5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 16


(7)

vi

B. Desain Penelitian ... 19

C. Metode Penelitian ... 20

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20

1. Total Physical Response with Pictures ... 21

2. Kosakata ... 21

3. Penguasaan Kosakata / Vocabulary Mastery ... 21

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 23

1. Uji Validitas Instrumen ... 23

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 24

3. Uji Taraf Kesukaran Soal ... 25

4. Uji Daya Pembeda ... 26

5. Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda a. Hasil Uji Validitas... 27

b. Hasil Uji Reliabilitas... 28

c. Hasil Uji Taraf Kesukaran ... 30

d. Hasil Uji Daya Pembeda ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 32

a. Analisis Deskriptif ... 33

b. Uji Asumsi ... 34

c. Uji Beda Rata-rata ... 35

d. Uji Index Gain ... 35


(8)

vii

2. Deskripsi Hasil Post-test Siswa mengenai Penguasaan Kosakata dengan

di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 47

3. Peningkatan Metode Total Physical Response with Pictures terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa SD ... 54

B. Pembahasan ... 58

1. Kemampuan Awal Siswa mengenai Penguasaan Kosakata dengan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

2. Kemampuan siswa setelah diberi perlakuan mengenai Penguasaan Kosakata Instruments di Kelas dan Kelas Kontrol ... 59

3. Peningkatan Metode Total Physical Response with Pictures terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa SD ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70 RIWAYAT HIDUP


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa adalah media penyampai pesan yang digunakan oleh orang untuk dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga dapat bersosialisasi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahasa dilihat dari fungsi bahasa secara interaksional (interactional view) seperti yang diungkapkan oleh Sumadi (2010) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat penyampai pesan yang digunakan dalam berinteraksi antar dua komunikator atau lebih yang diselingi bermacam-macam faktor seperti keraguan, bergumam, dan sebagainya. Interaksi tersebut dapat berjalan dengan tercapainya tujuan masing-masing karena adanya konteks pembicaraan.

Bahasa Inggris memiliki peranan penting dalam kehidupan di zaman sekarang , karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan dalam dunia teknologi, pendidikan, pariwisata, perdagangan, politik, dan sebagainya. Di era globalisasi seperti sekarang ini, selain tingkat pendidikan yang tinggi, bahasa Inggris juga merupakan salah satu kemampuan yang wajib kita kuasai karena bahasa Inggris memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing dalam masyarakat global. Sebagaimana dijelaskan dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, hlm.50) bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI salah satunya adalah “memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.”

Dalam dunia kebahasaan, kosakata memiliki peran penting. Menurut Tarigan (1993) bahwa kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki oleh seseorang jelas menentukan keterampilan-keterampilan berbahasa seseorang tersebut, karena penguasaan kosakata merupakan kemampuan dasar dalam keterampilan berbahasa, semakin tinggi pengetahuan kosakata seseorang maka semakin mahir keterampilan-keterampilan berbahasa seseorang. Begitupun sebaliknya, jika seseorang memiliki kosakata yang kurang, maka akan terjadi beberapa hambatan dalam berbahasa. Kurangnya kosakata yang dimiliki siswa tentu akan berdampak


(11)

pada keterampilan berbahasa Inggris yang lainnya. Kosakata merupakan modal utama dalam berkomunikasi baik itu yang berbentuk lisan maupun tulisan, maka penguasaan kosakata menjadi suatu keharusan yang perlu dikuasai oleh siswa. Di tingkat Sekolah Dasar, penguasaan siswa terhadap kosakata juga merupakan hal penting. Seperti yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Inggris, yang salah satunya tercantum dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Inggris kelas III yaitu melengkapi kalimat-kalimat sangat sederhana secara tepat dan berterima. Maka dari itu siswa harus memiliki penguasaan kosakata yang baik sejak dini agar siswa terampil dalam berbagai keterampilan berbahasa.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, siswa masih mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata, masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran kosakata, anak kurang bisa menyerap materi jika tidak dipraktekan langsung, hal ini dikarenakan pembelajaran kosakata bahasa Inggris masih menggunakan metode yang konvensional seperti metode translate, metode ceramah, metode repeat, metode pembelajaran kosakata melalui sing a vocab song , dan metode daftarkan lalu hapal. Guru lebih menekankan kepada translate kepada anak daripada membelajarkan konsep melalui suatu aktivitas yang bermakna. Adapun guru yang sudah/pernah menggunakan metode Total Physical Response, guru tersebut belum menggunakan langkah-langkah metode Total Physical Response yang baik dan benar, sehingga kurang dapat meningkatkan daya ingat dan minat siswa, maka dari itu ada baiknya jika metode Total Physical Response tersebut lebih disempurnakan lagi penggunaannya dengan menggabungkannya dengan menerapkan langkah-langkah TPR yang baik dan benar sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang aktif, dimana siswa dapat memperoleh pengetahuannya dari pengalamannya sendiri atau yang sering kita sebut dengan pembelajaran yang konstruktivisme.

Sejalan dengan hal tersebut, peneliti bermaksud meneliti tentang penerapan dari metode pembelajaran Total Physical Response with Pictures terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa SD. Adapun yang dimaksud dengan Total Physical Response adalah suatu metode pembelajaran bahasa kedua yang


(12)

mengkoordinasikan gerak tubuh dan ucapan melalui keterampilan menyimak untuk menyerap informasi yang disampaikan dan berusaha mengajarkan bahasa melalui aktifitas fisik yang memotivasi siswa dan menurunkan affective filter (kecemasan)siswa dalam belajar. Menurut Wilson (dalam Zhen, 2011) TPR dibagi kedalam empat jenis yaitu 1) TPR-B (TPR with body) yakni bentuk TPR (Total Physical Response) yang menggunakan tubuh/aktivitas tubuh sebagai media untuk menyampaikan kata yang diajarkan, 2) TPR-O (TPR with Object) yakni bentuk TPR yang menggunakan objek/benda sebagai media untuk mengajarkan kata yang diajarkan, 3) TPR-S (TPR with storytelling) yakni bentuk TPR yang mengggunakan cerita sebagai media untuk menyampaikan kata yang diajarkan, 4) TPR-P ( TPR with Pictures) yakni bentuk TPR yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan kata yang diajarkan. Dalam hal ini, TPR dapat membantu siswa dalam mengingat frase/kata-kata yang baru dikenal siswa dalam pembelajaran bahasa kedua/bahasa asing, seperti yang dikemukakan oleh Widodo (dalam Zhen, 2011) bahwa salah satu kelebihan dari metode Total Physical Response adalah dapat membantu siswa untuk mengingat frase atau kata-kata dalam pembelajaran yang menyenangkan. Dalam hal ini, Total Physical Response dapat membantu siswa dalam mengingat kosakata yang diajarkan, sehingga penguasaan siswa terhadap kosakata diharapkan lebih meningkat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan uji coba (eksperimen) untuk melihat kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dari penerapan metode Total Physical Response with Pictures terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris di Sekolah Dasar di SDN 1 Setiawaras dan yang menggunakan metode konvensional di SDN 1 Sindangheula. Metode Total Physical Response with Pictures (TPR-P) belum diterapkan di SDN 1 Setiawaras oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan metode Total Physical Response with Pictures terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa.”


(13)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, maka teridentifikasi beberapa masalah yaitu:

a. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, yakni guru masih menggunakan metode yang konvensional seperti metode translate, metode repeat dan metode pembelajaran kosakata melalui sing a vocab song, dan metode daftarkan lalu hapal sehingga belum dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar.

b. Anak lebih sulit belajar jika tidak mengalami langsung.

c. Masih banyak siswa yang kurang antusias dalam belajar menggunakan kosakata.

d. Guru masih menekankan terjemahan kepada anak. C. Batasan Masalah

Peneliti melakukan suatu penelitian mengenai Efektivitas penerapan metode Total Physical Response with Pictures terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Dalam hal ini, Total Physical Response yang digunakan adalah TPR-P (TPR Pictures) yakni jenis TPR yang menggunakan gambar untuk mengajarkan kosakata yang akan diajarkan. Sedangkan materi kosakata dalam penelitian ini adalah kosakata mengenai materi musical instruments (alat-alat musik).

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana penguasaan awal siswa tentang kosakata bahasa Inggris pada tema musical instruments siswa di kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?

b. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa pada tema musical instruments setelah menggunakan metode Total Physical Response with Pictures di kelas III SDN 1 Setiawaras dan metode konvensional di SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya?


(14)

c. Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas III yang menggunakan metode Total Physical Response with Pictures di SDN 1 Setiawaras bila dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional di SDN Sindangheula, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut yakni :

a. Untuk mengetahui penguasaan awal siswa tentang kosakata bahasa Inggris pada tema musical instruments siswa di kelas III SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.

b. Untuk mengetahui penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa pada tema musical instruments setelah menggunakan metode Total Physical Response with Pictures di kelas III SDN 1 Setiawaras dan metode konvensional di SDN Sindangheula, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.

c. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa di kelas III yang menggunakan metode Total Physical Response with Pictures di SDN 1 Setiawaras bila dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional di SDN Sindangheula, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.

F. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian, tentu saja penelitian kita harus bermanfaat, baik itu manfaat untuk kita sendiri maupun bagi orang lain.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Menambah/memperkaya pengetahuan mengenai metode pembelajaran bahasa khususnya dalam membelajarkan kosakata melalui Total Physical Response with Pictures dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD.


(15)

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Menambah pengalaman serta memperkaya wawasan peneliti dalam pembelajaran bahasa Inggris SD.

b. Bagi siswa

Membantu siswa dalam belajar kosakata dengan metode yang menarik dan menyenangkan.

c. Bagi guru

1) Menambah variasi metode dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di SD, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. 2) Memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai penerapan

metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. d. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan pikiran bagi sekolah untuk menentukan rencana pembelajaran bahasa Inggris yang efektif dalam menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD.

2) Menambah wawasan tentang bagaimana cara meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa SD dengan metode yang menyenangkan. G. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam bagian ini dijelaskan gambaran mengenai isi skripsi secara keseluruhan. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Bab Pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang masalah berisi alasan pentingnya sebuah penelitian serta pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, identifikasi masalah berisi pengenalan masalah, batasan masalah berisi batasan mengenai tempat penelitian, variabel yang diteliti serta hubungan variabel dengan variabel lain, rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicapai dalam penelitian, tujuan


(16)

penelitian berisi tujuan dari rumusan masalah serta manfaat penelitian berisi tentang kebermanfaatan/kegunaan dari suatu penelitian.

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Bab ini berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Dalam kajian pustaka berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis penelitian. Kerangka pemikiran berisi tentang hubungan teoretis antar variabel penelitian, sedangkan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, intrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta alasan rasionalnya, dan analisis data berupa laporan secara rinci mengenai tahap-tahap analisis data yang digunakan.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini berisi hasil penelitian yang memaparkan temuannya berdasarkan hasil analisis data secara statistik berkaitan dengan hipotesis yang dirumuskan. Sedangkan pada pembahasan berisi tentang penjelasan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dalam hal ini menjawab rumusan masalah. Dan berisi tentang saran/rekomendasi peneliti kepada pengguna hasil penelitian atau kepada peneliti selanjutnya.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian. 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. SDN 1 Setiawaras terletak di Kp.Eureunpalay, Desa Eureunpalay, Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan SDN Sindangheula terletak di Kp Sindangheula, Desa Eureunpalay, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.

Alasan peneliti memilih kedua SD tersebut karena kedua SD tersebut mempunyai kesulitan dalam penguasaan kosakata terutama dikelas rendah dan belum menerapkan metode Total Physical Response with Pictures. Kedua SD tersebut belajar bahasa Inggris oleh guru yang sama, sehingga memiliki taraf kemampuan siswa yang sama/tidak jauh berbeda dalam mata pelajaran bahasa Inggris dilihat dari hasil belajar siswa sehari-hari dan hasil pre-test siswa sebelum diberi perlakuan. Oleh karena itu peneliti menetapkan SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula sebagai lokasi penelitian. Peneliti menerapkan metode TPR di kelas eksperimen (SDN 1 Setiawaras) dan metode konvensional di kelas kontrol ( SDN Sindangheula) sebagai pembanding untuk meneliti penguasaan kosakata siswa di kelas III SD.

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah objek/subjek dalam suatu wilayah yang memiliki ciri khas dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian untuk diteliti dan menarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SD kelas III SDN 1 Setiawaras sebanyak 20 orang dan semua siswa SD kelas III SDN Sindangheula sebanyak 20 orang.

Sedangkan sampel menurut Arikunto (2010, hlm.174) adalah “sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.” Dalam penelitian ini, teknik sampel yang


(18)

digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 124) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Sampel yang dijadikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianggap memiliki karakterteristik yang sama. Sampel penelitian yang digunakan merupakan siswa kelas III SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol ) Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

B.Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hlm.108) mengemukakan terdapat 4 desain penelitian dalam penelitian eksperimen, yaitu : “Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design dan Quasi Experimental Design.”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian quasi experiment design dengan jenis nonequivalent control group design. Quasi experiment nonequivalent control group design adalah suatu metode penelitian yang memiliki satu kelas kontrol dan satu kelas ekperimen sebagai perbandingan. untuk melihat hasil dari suatu perlakuan. Dengan desain berbentuk :

Gambar 3.1.

Desain Penelitian Quasi Experiment Keterangan: E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

X = perlakuan terhadap kelas eksperimen O1 = pretest kelas eksperimen

O3 = pretest kelas kontrol

O2 = posttest kelas eksperimen O4= posttest kelas kontrol

Berdasarkan desain penelitian tersebut dapat dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen (O2 – O1) dengan pencapaian kelompok kontrol

E O1 X O2


(19)

(O4 – O3). Desain tersebut juga menjelaskan pencapaian kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan (O1,O3) dan pencapaian kelompok eksperimen dan kontrol sesudah diberi perlakuan (O2,O4). Sehingga dapat dilihat kemampuan awal siswa dan kemampuan akhir siswa untuk membandingkan hasil dari perlakuan yang berbeda.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hlm.3)bahwametode penelitian adalah “cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Berdasarkan pernyataan tersebut, tentu saja penelitian yang kita lakukan harus bertujuan dan memiliki kegunaan seperti yang telah dipaparkan pada bab 1. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu :

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.(Sugiyono, 2010, hlm. 14)

Peneliti menggunakan konsep dan teori untuk merumuskan hipotesis, karena metode penelitian kuantitatif dimulai dari hipotesis yang kemudian dijawab dengan mengumpulkan data dilapangan untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari variabel yang diteliti.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm.38) yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “segala sesuatu dalam penelitian yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,untuk kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi keadaan variabel dependen (terikat), sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel independen. Dalam penelitian ini, Total Physical Response (TPR-P) with Pictures sebagai variabel independen (bebas) dan penguasaan kosakata bahasa


(20)

Inggris siswa SD sebagai variabel dependen (terikat). Untuk lebih menjelaskan secara definisi operasional tentang variabel penelitian ini, maka berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut:

1. Total Physical Response with Pictures adalah suatu metode pembelajaran untuk bahasa kedua/bahasa asing yang menggunakan gambar untuk menerangkan kosakata yang diajarkan yang kemudian melibatkan respon fisik secara total dengan mengkoordinasikan antara ucapan dan gerakan/ melibatkan aktivitas fisik (TPR) untuk lebih mempermudah siswa mengingat kata yang diajarkan.

2. Kosakata adalah suatu bahasa dan digunakan oleh orang tertentu yang biasanya dalam urutan abjad dan didefinisikan, atau kumpulan kata yang diketahui oleh seseorang yang digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis.

3. Penguasaan kosakata adalah pengetahuan/kemampuan lebih kita terhadap kosakata dan dapat menggunakan kosakata tersebut pada tempat dan situasi yang tepat dengan baik dan benar. Kosakata yang dimaksud adalah kosakata bahasa Inggris.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan berkaitan dengan masalah yang diteliti/diukur. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti diperuntukan bagi siswa kelas rendah yakni kelas III di SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes tulis dengan 10 soal multiple choice/pilihan ganda dan 10 soal isian singkat yang berkaitan dengan materi bahasa Inggris dengan tema musical instrument. Tes tertulis ini digunakan untuk mengukur sejauh mana penguasaan kosakata siswa, baik sebelum diberi perlakuan atau sesudah diberi perlakuan di kelas eksperimen yang menggunakan metode Total Physical Response with Pictures dan dikelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam hal ini metode ceramah dengan teknik daftarkan dan ucap ulang.


(21)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menyusun instrumen adalah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel-variabel penelitian yang akan diteliti.

2. Menentukan definisi operasional dari variabel-variabel penelitian yang akan diteliti.

3. Menentukan indikator-indikator yang akan diukur.

4. Menjabarkan indikator-indikator tersebut menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam tes awal dan akhir adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata Siswa Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Materi No.Soal Bentuk

Soal Mengeja dan menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks sekolah Melengkapi kalimat-kalimat sangat sederhana secara tepat dan berterima

Melengkapi kalimat dengan mengingat kosakata berdasarkan gambar

Musical Instruments

1-5 Pilihan Ganda Melengkapi kalimat

berdasarkan gambar dengan ejaan yang

benar. 6-10 Pilihan

Ganda Melengkapi kalimat

dengan menulis kosakata yang sesuai berdasarkan gambar

11-20 Isian Singkat

Berdasarkan tabel tersebut, pada no.soal 1-10 peneliti menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan indikator melengkapi kalimat berdasarkan gambar


(22)

dengan mengingat kosakata dan melengkapi kalimat berdasarkan gambar dengan ejaan kosakata yang benar. Adapun ketentuan penyekoran dari soal pilihan ganda tersebut adalah untuk setiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.

Sedangkan pada no. soal 11-20 peneliti menggunakan bentuk soal isian singkat dengan indikator melengkapi kalimat dengan menulis kosakata yang sesuai berdasarkan gambar, dengan ketentuan penyekoran untuk setiap soal yang dijawab benar namun ejaan salah, maka diberi skor 1 (contoh : siswa menjawab dram untuk penulisan kosakata drum), sedangkan untuk soal yang dijawab benar dan dengan ejaan yang benar maka diberi skor 2 dan untuk soal yang dijawab salah diberi skor 0.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen yang dibuat benar-benar digunakan sebagai alat ukur, instrumen tersebut harus di uji terlebih dahulu agar instrumen yang digunakan benar-benar valid dan reliabel. Adapun uji instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas Butir Soal

Validitas adalah ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur sesuatu yang ingin kita ukur. Menurut Gronlund dan Linn ( dalam Suryanto dkk., 2010) bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah ketepatan interpretasi dari hasil evaluasi untuk mengukur sesuatu yang hendak diukur. Ada tiga macam validitas instrumen, yakni validitas isi, validitas konstrak , dan validitas eksternal. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda dari apa yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang berada dilapangan. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas terhadap tiap butir soal, peneliti menganalisis tiap item soal untuk mengetahui valid atau tidaknya soal tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menguji validitas soal pilihan ganda dan soal isian singkat dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono,2012, hlm.356).


(23)

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) )( (

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

∑ X = jumlah skor tiap butir soal.

∑ Y = jumlah skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa.

Jika rxy > rtabel maka item soal dapat dinyatakan valid, sedangkan jika rxy < rtabel maka item soal dinyatakan tidak valid. Instrumen yang telah valid, memiliki taraf validitas yang berbeda beda, adapun berikut adalah kriteria validitas soal menurut Arikunto (2006, hlm.170).

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80< rxy ≤1,00 Sangat tinggi 0,60< rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40< rxy≤0,60 Cukup

0,20< rxy≤0,40 Rendah

0,00< rxy≤0,20 Sangat rendah

Berdasarkan tabel tersebut, kriteria validitas tersebut dapat dicapai apabila soal tersebut valid dan nilai rxy >nilai rtabel.

2. Uji Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas adalah ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran, artinya meskipun pengukuran dilakukan lebih dari satu kali, maka hasil dari suatu pengukuran tersebut tidak jauh berbeda.

Menurut Sugiyono (2010, hlm.183) bahwa “pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal, secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, gabungan dan secara internal yakni internal consistency.” Menurut Suryanto dkk. (2010, hlm.5.14) bahwa “reliabilitas


(24)

suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir soal yang homogen kedalam tes.” Dalam hal ini homogen adalah butir soal yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang telah ada.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.0 (reliability analysis) untuk menguji reliabilitas soal. Dalam menguji reliabilitas soal pilihan ganda dan soal isian singkat, peneliti menggunakan rumus Alpha dengan bantuan program SPSS 16.0. Dalam hal ini, soal dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted.

3. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal

Menurut Suryanto dkk. (2010) bahwa yang dimaksud dengan taraf kesukaran soal adalah ciri khas suatu soal yang memiliki kriteria kesukaran mudah, sedang atau sukar. Adapun dalam hal ini, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 untuk menguji tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran sebuah soal dapat diuji dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes yang menjawab benar.

Berdasarkan rumus penghitungan tersebut, indeks kesukaran soal menurut Arikunto (2010, hlm.210) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran(P) Kriteria

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Berdasarkan kriteria taraf kesukaran tersebut, dijelaskan bahwa rentang skor 0,00-0,30 termasuk kedalam soal yang tergolong sukar, 0,31-0,70 termasuk kedalam soal yang tergolong sedang dan rentang skor 0,71-1,00 termasuk kedalam soal yang tergolong mudah.

JS B P=


(25)

4. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya beda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan kemampuan individu peserta tes. Daya pembeda disini dimaksudkan untuk melihat siswa yang mampu menjawab soal dengan baik (siswa pandai) dan siswa yang kurang mampu menjawab soal dengan baik (kurang pandai). Daya beda dapat diukur dengan menggunakan rumus statistik sebagai berikut :

Keterangan :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Berdasarkan cara penghitungan tersebut, daya pembeda soal memiliki ktiteria/klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.4.

Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi (D) Kriteria

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2010, hlm.218) Berdasarkan tabel 3.4. kriteria daya pembeda mencakup jelek, cukup, baik dan baik sekali/sangat baik. Adapun untuk skor negatif termasuk kedalam kriteria sangat jelek.

B A B B A A

P P J B J B


(26)

5. Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf kesukaran dan Daya Pembeda a. Hasil Uji Validitas

1) Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda

No. Kode Soal rxy rtabel Keterangan Kriteria

1 S01 0,469 0,312 Valid Cukup

2 S02 0,490 0,312 Valid Cukup

3 S03 0,580 0,312 Valid Cukup

4 S04 0,599 0,312 Valid Cukup

5 S05 0,488 0,312 Valid Cukup

6 S06 0,594 0,312 Valid Cukup

7 S07 0,507 0,312 Valid Cukup

8 S08 0,524 0,312 Valid Cukup

9 S09 0,817 0,312 Valid Tinggi

10 S10 0,801 0,312 Valid Tinggi

Seluruh item soal sudah valid dengan no.soal 1-8 memiliki tingkat validitas cukup dan no.9 dan 10 memiliki tingkat validitas tinggi.

2) Uji Validitas Soal Isian Singkat

Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Soal Isian Singkat

No. Kode Soal rxy rtabel Keterangan Kriteria

1 S11 0,420 0,312 Valid Cukup

2 S12 0,318 0,312 Valid Rendah

3 S13 0,439 0,312 Valid Cukup

4 S14 0,389 0,312 Valid Rendah

5 S15 0,354 0,312 Valid Rendah

6 S16 0,328 0,312 Valid Rendah

7 S17 0,343 0,312 Valid Rendah

8 S18 0,503 0,312 Valid Tinggi

9 S19 0,484 0,312 Valid Tinggi

10 S20 1,00 0,312 Valid Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 3.6 tersebut, dijelaskan untuk soal 11,13 memiliki tingkat validitas yang cukup, untuk soal no.12,14,15,16,17 memiliki tingkat validitas yang cukup, untuk soal no.18,19 memiliki tingkat validitas yang tinggi, dan untuk soal no.20 memiliki tingkat validitas yang sangat tinggi.


(27)

b. Hasil Uji Reliabilitas

1) Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Tabel 3.7.

Output Cronbach’s Alpha Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,792. Soal dikatakan reliabel apabila Nilai Cronbach’s Alpha > Nilai Cronbach Alpha if Item Deleted. Berikut hasil pengujian reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha.

Tabel 3.8.

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda No. Kode

Soal

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Nilai Cronbach’s

Alpha

Keterangan

1 S01 0,788 0,792 Reliabel

2 S02 0,789 0,792 Reliabel

3 S03 0,775 0,792 Reliabel

4 S04 0,772 0,792 Reliabel

5 S05 0,788 0,792 Reliabel

6 S06 0,776 0,792 Reliabel

7 S07 0,788 0,792 Reliabel

8 S08 0,783 0,792 Reliabel

9 S09 0,737 0,792 Reliabel

10 S10 0,740 0,792 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.8. diperoleh nilai Cronbach’s Alpha if item deleted sebesar 0,737-0,789 dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,792. Sehingga nilai Cronbach’s Alpha if item deleted < nilai Cronbach’s Alpha. Dengan demikian seluruh soal pilihan ganda dinyatakan reliabel.

Cronbach's

Alpha N of Items


(28)

2) Uji Reliabilitas Soal Isian Singkat

Tabel 3.9.

Output Cronbach’s Alpha Reliabilitas Soal Isian Singkat

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,805. Soal dikatakan reliabel apabila Nilai Cronbach’s Alpha > Nilai Cronbach Alpha if Item Deleted. Berikut hasil pengujian reliabilitas soal isian singkat dengan Cronbach’s Alpha.

Tabel 3.10.

Hasil Uji Reliabilitas Soal Isian Singkat No. Kode

Soal

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Nilai Cronbach’s

Alpha

Keterangan

1 S11 0,797

0,805

Reliabel

2 S12 0,795 Reliabel

3 S13 0,774 Reliabel

4 S14 0,800 Reliabel

5 S15 0,785 Reliabel

6 S16 0,796 Reliabel

7 S17 0,791 Reliabel

8 S18 0,783 Reliabel

9 S19 0,793 Reliabel

10 S20 0,763 Reliabel

Berdasarkan tabel tersebut, dijelaskan bahwa soal 11-20 reliabel dengan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari cronbach’s alpha if item deleted. Dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,805>nilai cronbach’s alpha if item deleted berkisar 0,774-0,800.

Cronbach's

Alpha N of Items


(29)

c. Hasil Uji Taraf Kesukaran

1) Taraf Kesukaran Soal Pilihan Ganda Tabel 3.11.

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Pilihan Ganda

No. Kode Soal P (Indeks Kesukaran) Kriteria Taraf Kesukaran

1 S01 0,73 Mudah

2 S02 0,55 Sedang

3 S03 0,70 Sedang

4 S01 0,70 Sedang

5 S05 0,73 Mudah

6 S06 0,60 Sedang

7 S07 0,65 Sedang

8 S08 0,65 Sedang

9 S09 0,65 Sedang

10 S10 0,63 Sedang

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan persentase untuk soal yang tergolong mudah sebesesar 20 % dan 80 % untuk soal berkategori sedang.

2) Taraf Kesukaran Soal Isian Singkat

Tabel 3.12.

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Isian Singkat No. Kode Soal P (Indeks Kesukaran)

Kriteria Taraf Kesukaran

1 S11 1,05 Mudah

2 S12 0,40 Sedang

3 S13 0,95 Mudah

4 S14 0,55 Sedang

5 S15 0,98 Mudah

6 S16 0,38 Sedang

7 S17 0,90 Mudah

8 S18 0,85 Mudah

9 S19 1,05 Mudah

10 S20 0,93 Mudah

Berdasarkan tabel 3.12, dijelaskan hasil dari uji taraf kesukaran soal isian singkat diperoleh soal yang tergolong mudah dengan persentase sebesar 70 % dan soal yang tergolong sedang sebesar 30 %.


(30)

d. Hasil Uji Daya Pembeda

1) Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda

Tabel 3.13.

Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda

No. Kode Soal D

Kriteria Daya Pembeda

1 S01 0,25 Cukup

2 S02 0,5 Baik

3 S03 0,5 Baik

4 S04 0,5 Baik

5 S05 0,25 Cukup

6 S06 0,5 Baik

7 S07 0,5 Baik

8 S08 0,5 Baik

9 S09 0,6 Baik

10 S10 0,55 Baik

Berdasarkan tabel tersebut, dalam uji daya pembeda soal pilihan ganda, 2 soal termasuk kedalam kriteria cukup dan 8 soal termasuk kedalam kriteria baik.

2) Daya Pembeda Soal Isian Singkat

Tabel 3.14.

Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Isian Singkat

No. Kode Soal D Kriteria Daya

Pembeda

1 S11 0,80 Sangat Baik

2 S12 0,60 Baik

3 S13 1,0 Sangat Baik

4 S14 0,70 Baik

5 S15 1,05 Sangat Baik

6 S16 0,35 Cukup

7 S17 0,80 Sangat Baik

8 S18 1,0 Sangat Baik

9 S19 1,0 Sangat Baik

10 S20 1,05 Sangat Baik

Tabel 3.14. menjelaskan, bahwa dalam uji daya pembeda soal isian singkat, 70 % soal termasuk kedalam kriteria sangat baik, 20 % tergolong baik dan 10 % tergolong cukup.


(31)

Gambar 3.2. Diagram Tahapan Analisis Data Penelitian Ya

Tidak G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki individu atau kelompok (Arikunto, 2010). Jenis tes yang digunakan tes tulis. Tes tertulis adalah tes dimana soal/jawabannya dalam bentuk tulisan. Tes tertulis ini dimaksudkan untuk mengecek sejauh mana penguasaan kosakata yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Guna melihat peningkatan yang terjadi dari penerapan metode TPR (Total Physical Response with Pictures). Pengumpulan data dimulai pada tanggal 11 April 2014 di SDN 1 Setiawaras dan SDN Sindangheula, Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengolah data penelitian berdasarkan hasil pengumpulan data secara sistematis dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori tertentu untuk menyimpulkan hasil penelitian. Berikut ini merupakan diagram alur teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:

Statistik nonparametris Data penelitian

Uji hipotesis/Independent Sample T-Test Uji homogenitas Uji Normalitas

Distribusi Normal? Statistik paramateris

Uji Mann Whitney Test


(32)

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dijelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah uji normalitas data untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal ataukah tidak. Jika berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris. Setelah data berdistribusi normal, maka langkah berikutnya adalah uji homogenitas ( uji kesamaan dua varians) untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen dengan membandingkan kedua variansnya. Setelah terbukti homogen, langkah selanjutnya dilakukan uji hipotesis (independent sample t-test). Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians

yang tidak homogen maka pengujiannya dilakukan menggunakan (independent

sample t-test equal variances not assumed).Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka statistik yang adalah statistik non parametris Mann-Whitney test. 1. Analisis Deskriptif

Dalam analisis deksriptif, peneliti mengungkapkan hasil analisis data penelitian secara umum dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan program SPSS 16.0. Adapun interval kategori yang digunakan menurut Cece Rahmat & Solehudin (2006, hlm.63) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.15. Interval Kategori

No Interval Kategori

1 X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2 ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi 3 ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang 4 ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah

5 X< ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah

Keterangan :

Xideal = skor maksimal ideal = Xideal

Sideal = ideal

Untuk mengolah data kedalam kategori yang telah ditentukan, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007. Sedangkan untuk menganalisis data penelitian secara deskriptif statistik peneliti menggunakan


(33)

bantuan program SPSS 16.0 dengan untuk mengetahui mean, median, mode, sum, std.deviation dan skor maksimal serta skor minimal siswa.

Analisis data deksriptif secara umum tersebut tentu saja belum cukup, perlu analisis lain untuk mengolah data.

Berikut adalah tahapan uji analisis data secara rinci : 2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah data yang diteliti berdistribusi normal ataukah tidak sehingga analisis dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji homogenitas dan uji t dapat dilakukan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan uji analisis normalitas data dengan menggunakan kriteria kolmogorov smirnov dengan bantuan program SPSS 16.0. Adapun rumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : Skor pre-test berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Ha : Skor pre-test berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan rumusan hipotesis tersebut, dengan taraf signifikansi 0,05, kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal dan Ha diterima, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan Ha ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk meyakinkan bahwa sekumpulan data yang diteliti berasal dari populasi yang tidak jauh keragamannya . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 levene statistic test dengan One Way ANOVA untuk menguji homogenitas data dengan kriteria pengujian kolmogorov smirnov.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H0 : Varians skor kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama. Ha : Varians skor kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

Dalam hal ini jika nilai signifikansi <0,05, maka dapat dikatakan bahwa varians dari kedua kelompok tersebut tidaklah sama/tidak homogen dan Ha


(34)

ditolak. Tapi jika nilai signifikansi >0,05 maka dapat dikatakan varians dari kedua kelompok tersebut adalah sama/homogen dan Ha diterima.

3. Uji Beda Rata-rata

Setelah menguji normalitas dan homogenitas data, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan dengan menggunakan kriteria Komogorov Smirnov dengan menggunakan Independent Sample T Test jika data berdistribusi normal, dan menggunakan uji Mann-Whitney U jika data tidak berdistribusi normal. dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun langkah-langkah dalam pengujian Independent Sample T-Test berdasar nilai signifikansi adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Menentukan taraf signifikansi

c. Menentukan kriteria pengujian

1) Jika signifikansi (sign.2 Tailed) >0,05, maka H0 diterima 2) Jika signifikansi (sign.2 Tailed) <0,05, maka H0 ditolak. d. Membuat kesimpulan

Jika nilai signifikansi (sign.2 Tailed) >0,05 , maka H0 diterima dan tidak terdapat perbedaan rata-rata skor kelas eksperimen dan kontrol, sedangkan jika nilai signifikansi (sign.2 Tailed) <0,05, maka H0 ditolak dan terdapat perbedaan rata-rata antara skor kelas eksperimen dan kontrol.

4. Index Gain

Uji gain dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan hasil perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Indeks gain dicari dengan melihat selisih nilai post-test dan pre-test dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Adapun setelah diketahui gain masing-masing siswa. Peneliti menguji beda rata-rata gain siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan


(35)

Independent Sample T Test jika gain berdistribusi normal, dan menggunakan t test sampel bebas Two Independent Sample T Test (uji Mann Whitney U) jika data gain tidak berdistribusi normal. Adapun rumusan hipotesisnya sebagai berikut : H0 : µg1≤ µg2 peningkatan penguasaan kosakata siswa di kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan kemampuan kosakata siswa di kelas kontrol.

Ha : µg1> µg2 peningkatan penguasaan kosakata siswa di kelas eksperimen lebih besar dari kemampuan kosakata siswa dari kelas kontrol.

Adapun kriteria pengujiannnya sebagai berikut;

a. jika nilai signifikansi (Sig.) ≥ 0,05, maka H0 diterima, b. jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 , maka H0 ditolak.

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima yang berarti penguasaan kosakata siswa dikelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan di kelas kontrol, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan penguasaan kosakata dikelas eksperimen memiliki peningkatan lebih besar.

5. Uji Normal Gain

Setelah menguji dan membandingkan peningkatan di kelas eksperimen dan kelas kontrol dan mengetahui kelas yang memiliki peningkatan lebih besar, selanjutnya adalah menguji N-Gain (Normal Gain) untuk mentafsirkan peningkatan tersebut efektif, cukup efektif, kurang efektif dan tidak efektif. Adapun rumus yang digunakan menurut Melter (2002) sebagai berikut :

Dengan kategori interpretasi normal gain yang dikemukakan oleh Arikunto (1999, hlm.22) sebagai berikut :

Tabel 3.16.

Interpretasi Kategori Normal Gain

Normal Gain Tafsiran

<0,40 Tidak Efektif 0,40-0,55 Kurang Efektif 0,56-0,75 Cukup Efektif

>0,76 Efektif


(36)

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan kosakata siswa pada tema musical instruments sebelum diberi perlakuan di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata, artinya kemampuan awal siswa kedua kelas tersebut adalah sama, dengan sebagian besar skor siswa di kedua kelas berada pada kategori rendah.

2. Penguasaan kosakata siswa pada tema musical instruments sesudah diberi perlakuan di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata. Dengan sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi di kelas eksperimen dan sebagian besar berada pada kategori tinggi di kelas kontrol.

3. Berdasarkan uji beda rata-rata gain di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata gain (peningkatan) dikelas eksperimen dan kontrol. Dengan peningkatan di kelas eksperimen yang menggunakan metode Total Physical Response with Picture lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dan peningkatan yang menggunakan TPR-P memiliki peningkatan yang cukup efektif, sedangkan peningkatan di kelas kontrol memiliki peningkatan yang tidak efektif. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa penguasaan kosakata di kelas yang menggunakan metode Total Physical Response with Picture lebih baik bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.


(38)

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka saran penelitian yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Guru

a. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Total Physical Response with Pictures efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris di SD kelas rendah. Dengan demikian , metode ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran kosakata sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan terciptanya suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi oleh siswa. Metode Total Physical Response dapat mengatasi affective filter (kecemasan) siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan memperoleh prestasi yang memuaskan.

b. Guru harus mampu menerapkan metode-metode bervariasi terutama dalam mengajarkan kosakata kepada siswa yang merupakan dasar dalam berbagai keterampilan berbahasa, sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan dapat belajar dalam kondisi yang menyenangkan.

c. Guru harus mampu memilih metode/media yang cocok untuk peserta didiknya, karena metode yang ada belum tentu relevan dengan kondisi siswa di kelas.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti tentang penguasaan kosakata siswa dengan menggunakan metode Total Physical Response disarankan untuk melakukan penelitian pada subjek yang lebih luas atau disarankan untuk menerapkan jenis metode Total Physical Response yang lain seperti TPR-B, TPR-O dan TPR Story-telling. Sehingga dapat menciptakan suatu penelitian baru yang lebih menarik.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuty, Diah. dkk. (2013). The Use of Total Physical Response to Teach English Vocabulary. (Skripsi). STKIP, Sidoarjo.

Azis-Wahab, A. (2009). Metode dan Model-model Mengajar. Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.

Barnhart, Cynthia A. 2008. The Facts On File Student’s Dictionary of American English. Facts on File, Inc.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris SD/MI. Jakarta: BSNP.

E, Meltzer. (2002). Addendum to: the relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physic; a possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores. Normalized learning gain : a key measure of student learning. [Online]. Tersedia di http://www.physic.iastate.edu/per/articles/index.html. Diakses 2 Mei 2014.

Guntur,Tarigan.H. (1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Harmer, J. (2002). The Practice of English Language Teaching. United Kingdom: Cambridge University Press.


(40)

Hastuti, E.D. (2011). Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris. Widyatama Jurnal, 20 (2), hlm.194-195.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Edisi ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lia . (2011). Pengaruh Pengunaan Metode Total Physical Response terhadap Keterampilan menyimak siswa pada pembelajaran bahasa Inggris. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Malcolm, Winston. (2012) American Tesol Institute 120 Hour Certification Program. America: American TESOL Institute.

Mocounova, L. (2007). Teaching of Vocabulary. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Masaryk University.

Priyatno, Dwi. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Racmawaty, R.(2013). Pengaruh Penggunaan Metode Total Physical Response terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Taman Kanak-kanak. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rakhmat, Cece dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. ANDIRA.

Richards, J.C. dan T.S. Rodgers.( 1987). Approaches and Methods in Language Teaching. Reino Unido: Cambridge University Press.

Rusiadi. (2011). Strategi Pembelajaran Melalui Pendekatan Karakter. Edisi kesatu. Jakarta Timur: Sedaun.


(41)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-17. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-21. Bandung: Alfabeta.

Sumadi (2009). Kalimat Bahasa Indonesia dalam Wacana Tulis Siswa Kelas VI SD. Jurnal Bahasa dan Seni, 37 (1), hlm.3143.

Suryanto, A. dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran di SD. Edisi Kelima. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susanti, R. (2002). Penguasaan kosakata dan Kemampuan Membaca Bahasa Inggris. Jurnal Pendidikan Penabur, 01 (1), hlm. 8793.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Usman, Husaini. (2009). Pengantar Statistika. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zhen, Y. (2011). Using TPR Method in Teaching English Adjective. (Skripsi). Kristianstad University Sweden, Sweden.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan kosakata siswa pada tema musical instruments sebelum diberi perlakuan di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata, artinya kemampuan awal siswa kedua kelas tersebut adalah sama, dengan sebagian besar skor siswa di kedua kelas berada pada kategori rendah.

2. Penguasaan kosakata siswa pada tema musical instruments sesudah diberi perlakuan di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata. Dengan sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi di kelas eksperimen dan sebagian besar berada pada kategori tinggi di kelas kontrol.

3. Berdasarkan uji beda rata-rata gain di SDN 1 Setiawaras (kelas eksperimen) dan SDN Sindangheula (kelas kontrol) menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata gain (peningkatan) dikelas eksperimen dan kontrol. Dengan peningkatan di kelas eksperimen yang menggunakan metode Total Physical

Response with Picture lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol

yang menggunakan metode konvensional. Dan peningkatan yang menggunakan TPR-P memiliki peningkatan yang cukup efektif, sedangkan peningkatan di kelas kontrol memiliki peningkatan yang tidak efektif. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa penguasaan kosakata di kelas yang menggunakan metode Total Physical Response with Picture lebih baik bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.


(3)

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka saran penelitian yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Guru

a. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Total Physical Response with

Pictures efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris

di SD kelas rendah. Dengan demikian , metode ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran kosakata sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan terciptanya suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi oleh siswa. Metode

Total Physical Response dapat mengatasi affective filter (kecemasan) siswa

dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan memperoleh prestasi yang memuaskan.

b. Guru harus mampu menerapkan metode-metode bervariasi terutama dalam mengajarkan kosakata kepada siswa yang merupakan dasar dalam berbagai keterampilan berbahasa, sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan dapat belajar dalam kondisi yang menyenangkan.

c. Guru harus mampu memilih metode/media yang cocok untuk peserta didiknya, karena metode yang ada belum tentu relevan dengan kondisi siswa di kelas.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti tentang penguasaan kosakata siswa dengan menggunakan metode Total Physical Response disarankan untuk melakukan penelitian pada subjek yang lebih luas atau disarankan untuk


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuty, Diah. dkk. (2013). The Use of Total Physical Response to Teach English

Vocabulary. (Skripsi). STKIP, Sidoarjo.

Azis-Wahab, A. (2009). Metode dan Model-model Mengajar. Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.

Barnhart, Cynthia A. 2008. The Facts On File Student’s Dictionary of American English. Facts on File, Inc.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris SD/MI. Jakarta: BSNP.

E, Meltzer. (2002). Addendum to: the relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physic; a possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores. Normalized learning gain : a key measure of student learning. [Online]. Tersedia di http://www.physic.iastate.edu/per/articles/index.html. Diakses 2 Mei 2014.

Guntur,Tarigan.H. (1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Harmer, J. (2002). The Practice of English Language Teaching. United Kingdom: Cambridge University Press.


(5)

Hastuti, E.D. (2011). Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris. Widyatama Jurnal, 20 (2), hlm.194-195.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Edisi ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lia . (2011). Pengaruh Pengunaan Metode Total Physical Response terhadap Keterampilan menyimak siswa pada pembelajaran bahasa Inggris. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Malcolm, Winston. (2012) American Tesol Institute 120 Hour Certification

Program. America: American TESOL Institute.

Mocounova, L. (2007). Teaching of Vocabulary. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Masaryk University.

Priyatno, Dwi. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Racmawaty, R.(2013). Pengaruh Penggunaan Metode Total Physical Response terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Taman Kanak-kanak. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rakhmat, Cece dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. ANDIRA.

Richards, J.C. dan T.S. Rodgers.( 1987). Approaches and Methods in Language Teaching. Reino Unido: Cambridge University Press.

Rusiadi. (2011). Strategi Pembelajaran Melalui Pendekatan Karakter. Edisi kesatu. Jakarta Timur: Sedaun.


(6)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-17. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-21. Bandung: Alfabeta.

Sumadi (2009). Kalimat Bahasa Indonesia dalam Wacana Tulis Siswa Kelas VI SD. Jurnal Bahasa dan Seni, 37 (1), hlm.3143.

Suryanto, A. dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran di SD. Edisi Kelima. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susanti, R. (2002). Penguasaan kosakata dan Kemampuan Membaca Bahasa Inggris. Jurnal Pendidikan Penabur, 01 (1), hlm. 8793.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Usman, Husaini. (2009). Pengantar Statistika. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zhen, Y. (2011). Using TPR Method in Teaching English Adjective. (Skripsi). Kristianstad University Sweden, Sweden.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Total Physical Response terhadap Kemampuan Menyimak dan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

0 3 6

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN MELALUI METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE DI SD NEGERI 03 JATEN KARANGANYAR

8 68 90

PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI (Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas VB SDN 5 Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya).

0 13 55

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO DESCRIBING PEOPLE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas V SDN 2 Ciawang dan SDN 3 Ciawang Kecamatan Leuwisari Kab Tasikmalaya).

0 1 40

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TASK BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN VOCABULARY SISWA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Quasi-Eksperimen pada Pembelajaran bahasa Inggris di Kelas IV SDN Gunungpereng 1 dan SDN Gunungpereng 4 Kota Tasikmalaya).

0 1 81

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Kuantitatif Pre Eksperimen di Kelas V SDN Cilingga Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya).

0 0 38

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

1 1 49

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI THEMATIC WORD SEARCHGAMES

0 0 10

PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI KELAS 1B DAN KELAS 2A SD MARSUDIRINI SURAKARTA.

0 0 18

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIFSQUARE STEPS ENGLISH TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SDN NGLEMPONG SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN.

0 1 171