Aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga tahun ajaran 2016/2017.

(1)

vii ABSTRAK

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu. 2017. Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK Sanjaya Pakem Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Alat Peraga Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dan (2) hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada pokok bahasan operasi pada matriks.

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2017 pada materi operasi pada matriks. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran dan X Akuntansi SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan pembelajaran materi operasi pada matriks berbantuan alat peraga Papan Operasi Pada Matriks (POM), belajar kelompok, pelaksanaan tes hasil belajar, pengisian angket, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian, meliputi instrumen pembelajaran : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen pengumpulan data : lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar keterlaksanaan model pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kuesioner tanggapan siswa, lembar soal games (tes hasil belajar siswa) dan tournaments, dan lembar wawancara siswa.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) aktivitas belajar siswa selama pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga berada pada kriteria “Tinggi (T)” pada pertemuan pertama dan berada pada kriteria “Sangat Tinggi (ST)” pada pertemuan kedua dan (2) hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan untuk kelas X Administrasi Perkantoran dan X Akuntansi pada pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dari segi kuantitatif adalah : siswa berkemampuan tinggi masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi (ST)”, siswa berkemampuan sedang masuk dalam kriteria “Tinggi (T)”, dan siswa berkemampuan rendah masuk dalam kriteria “Cukup (C)”. Sedangkan, dari segi kualitatif adalah : siswa berkemampuan tinggi masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi (ST)”, siswa berkemampuan sedang masuk dalam kriteria “Tinggi (T)”, dan siswa berkemampuan rendah masuk dalam kriteria “Cukup (C)”.

Kata Kunci : Aktivitas Belajar Siswa, Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), Alat Peraga Papan Operasi Matriks (POM), Materi Operasi Pada Matriks.


(2)

viii ABSTRACT

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu. 2017. The Activity and Student’s Study Result On The Mathematics Course of Tenth Grade Students of SMK Sanjaya Pakem by Using Means of Cooperative Learning Model Type TGT With The Props’ Help at The Academic Year 2016/2017. Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program. Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research is aimed to learn about : (1) student’s studying activity on mathematics course and (2) student’s study result on the mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the props’ help on matrix operation.

This research is classified as quantitative descriptive – qualitative research. This research was done from February to April 2017 on the matrix operation. The subjects are the tenth grade office administration students and the tenth grade accounting students of SMK Sanjaya Pakem at 2016/2017 academic year. This reserach was conducted with learning material matrix operation with the operation matrix’s board props’, study group, the student’s study result test, filling the questionnaire on the student’s perspective, and the student’s interview. The instruments using in this reserach, inculding learning instrument : Learning Practice Program and Student Worksheet and data collection instrument : observation sheet of Learning Practice Program, observation sheet of learning model, student’s activity observation sheet, questionnaire on the student’s perspective, question sheet of games (the student’s study result test) and question sheet of tournaments, and the student’s interview sheet.

The result are (1) student’s activity study on mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the props’ help is archiving “High” criteria of the first meeting and “Very High” criteria with of the second meeting, and (2) student’s result study based on ability by tenth grade office administration students and tenth grade accounting students on the mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the prop’s help is in “Very High” criteria for high ability student’s, “High” criteria for medium ability student’s, and “Sufficient” criteria for low ability student’s in terms of quantitative. While, in terms of qualitative is in “Very High” criteria for high ability student’s, “High” criteria for medium ability student’s, and “Sufficient” criteria for low ability student’s.

Keywords : student’s studying activity, student’s result study, cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT), operation matrix’s board props, matrix operation.


(3)

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK SANJAYA PAKEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA TAHUN

AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu NIM: 131414058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK SANJAYA PAKEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA TAHUN

AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu NIM: 131414058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(1 Korintus 10:13)

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.

Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Skripsi ini didedikasikan untuk : Allah Yang Maha Kuasa Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak Dominikus dan Mama Yohana Kakak Nando, Kakak Afri, Kakak Metty, Rani, Narra Seseorang yang Istimewa Segenap Keluarga Besar, Kenalan, Sahabat dan Terkhusus, Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu. 2017. Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK Sanjaya Pakem Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Alat Peraga Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dan (2) hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada pokok bahasan operasi pada matriks.

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2017 pada materi operasi pada matriks. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran dan X Akuntansi SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan pembelajaran materi operasi pada matriks berbantuan alat peraga Papan Operasi Pada Matriks (POM), belajar kelompok, pelaksanaan tes hasil belajar, pengisian angket, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian, meliputi instrumen pembelajaran : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen pengumpulan data : lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar keterlaksanaan model pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kuesioner tanggapan siswa, lembar soal games (tes hasil belajar siswa) dan tournaments, dan lembar wawancara siswa.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) aktivitas belajar siswa selama pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga berada pada kriteria “Tinggi (T)” pada pertemuan pertama dan berada pada kriteria “Sangat Tinggi (ST)” pada pertemuan kedua dan (2) hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan untuk kelas X Administrasi Perkantoran dan X Akuntansi pada pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga dari segi kuantitatif adalah : siswa berkemampuan tinggi masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi (ST)”, siswa berkemampuan sedang masuk dalam kriteria “Tinggi (T)”, dan siswa berkemampuan rendah masuk dalam kriteria “Cukup (C)”. Sedangkan, dari segi kualitatif adalah : siswa berkemampuan tinggi masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi (ST)”, siswa berkemampuan sedang masuk dalam kriteria “Tinggi (T)”, dan siswa berkemampuan rendah masuk dalam kriteria “Cukup (C)”.

Kata Kunci : Aktivitas Belajar Siswa, Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), Alat Peraga Papan Operasi Matriks (POM), Materi Operasi Pada Matriks.


(11)

viii ABSTRACT

Maria Dhalmasia Chrispina Ratu. 2017. The Activity and Student’s Study Result On The Mathematics Course of Tenth Grade Students of SMK Sanjaya Pakem by Using Means of Cooperative Learning Model Type TGT With The Props’ Help at The Academic Year 2016/2017. Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program. Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research is aimed to learn about : (1) student’s studying activity on mathematics course and (2) student’s study result on the mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the props’ help on matrix operation.

This research is classified as quantitative descriptive – qualitative research. This research was done from February to April 2017 on the matrix operation. The subjects are the tenth grade office administration students and the tenth grade accounting students of SMK Sanjaya Pakem at 2016/2017 academic year. This reserach was conducted with learning material matrix operation with the operation matrix’s board props’, study group, the student’s study result test, filling the questionnaire on the student’s perspective, and the student’s interview. The instruments using in this reserach, inculding learning instrument : Learning Practice Program and Student Worksheet and data collection instrument : observation sheet of Learning Practice Program, observation sheet of learning model, student’s activity observation sheet, questionnaire on the student’s perspective, question sheet of games (the student’s study result test) and question sheet of tournaments, and the student’s interview sheet.

The result are (1) student’s activity study on mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the props’ help is archiving “High” criteria of the first meeting and “Very High” criteria with of the second meeting, and (2) student’s result study based on ability by tenth grade office administration students and tenth grade accounting students on the mathematics course by using means of cooperative learning model type TGT with the prop’s help is in “Very High” criteria for high ability student’s, “High” criteria for medium ability student’s, and “Sufficient” criteria for low ability student’s in terms of quantitative. While, in terms of qualitative is in “Very High” criteria for high ability student’s, “High” criteria for medium ability student’s, and “Sufficient” criteria for low ability student’s.

Keywords : student’s studying activity, student’s result study, cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT), operation matrix’s board props, matrix operation.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK SANJAYA PAKEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA TAHUN AJARAN 2016/2017”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis menemukan begitu banyak pengalaman dan hambatan. Namun, doa, bantuan, dukungan, dan motivasi yang mengalir dari berbagai pihak sehingga penulis dapat melalui dan menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, di antaranya :

1. Bapak Drs. Rohandi, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika;


(13)

x

5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini;

6. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku dosen validator yang telah meluangkan waktu untuk memvalidasi dan memberikan masukkan untuk instrumen-instrumen penelitian kepada penulis;

7. Segenap Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman bagi penulis serta memotivasi penulis untuk menjadi guru yang profesional;

8. Staf sekretariat JPMIPA, Mas Arif, Mbak Tari, Pak Sugeng, dan segenap karyawan lainnya atas segala pelayanan selama proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma;

9. Bapak Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMK Sanjaya Pakem;

10.Ibu Anastasia Aty Istiyati, S.Si., selaku guru matematika kelas X SMK Sanjaya Pakem yang telah bersedia memberikan jam pelajaran matematika kepada penulis dan menjadi validator dalam proses penelitian ini;

11.Siswa kelas X Administrasi Perkantoran dan X Akuntansi SMK Sanjaya Pakem yang telah membantu dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini;

12.Kedua Orang tua tercinta Bapak Dominikus Jeratu dan Ibu Yohana Juita dan kakak-kakak tersayang Flavianus Fernando Ratu, Frederick Afridus Ratu, dan


(14)

xi

Martina Nova dan adik tersayang Maria Natalia Gloryanti Ratu dan keponakan tersayang Athanatius Ellyonarra Ratu yang telah memberikan dukungan semangat dan doa bagi penulis selama menyelesaikan skripsi ini; 13.Sahabat-sahabat terbaik Itak, Etek, Olan, Oan, Dewi Imelda, Igi, Tanto, Wik,

Riach, Wewen, Hesty, mom an, diks Sri, inuk frins, diks vinny, diks mensy, diks ria, bebs ipo, bebs stella, bebs una, bebs wulan, bebs fany, kakak Devor, Tere, Gerar, Dipho, yang telah memberikan dukungan selama proses perkuliahan dan senantiasa mengingatkan penulis agar tekun mengerjakan skripsi;

14.Henos Daputra yang selalu memberikan dukungan, doa, dan masukkan selama proses penulisan skripsi ini;

15.Sahabat-sahabat IPA 2013 SMA Negeri 1 Langke Rembong yang memberikan semangat dan doa bagi penulis;

16.Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah memberikan semangat bagi penulis;

17.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi keluarga dan berbagi pengalaman selama proses perkuliahan;

18.Pihak-pihak lain yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini;

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.


(15)

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7


(17)

xiv

E. Batasan Istilah ... 9

F. Tujuan Penelitian ... 12

G. Manfaat Penelitian ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 16

B. Kerangka Berpikir ... 44

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subyek Penelitian ... 47

D. Obyek Penelitian ... 47

E. Perumusan Variabel ... 47

F. Bentuk Data ... 48

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 50

H. Validitas dan Reliabilitas ... 70

I. Teknik Analisis Data ... 74


(18)

xv

BAB IV. PELAKSANAAN, PENYAJIAN DATA, DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 84

B. Hasil Uji Instrumen ... 85

C. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan di Lapangan 89

D. Hambatan pada Saat Melaksanakan Penelitian ... 134

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 136

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 142


(19)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Ilustrasi Turnamen pada TGT ... 23 Bagan 2.7 Kerangka Berpikir ... 45


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2 Papan Operasi Matriks (POM) ... 26 Gambar 2.3 Papan Operasi Matriks Penjumlahan dan Pengurangan ... 28 Gambar 2.4 Papan Operasi Matriks Perkalian Skalar dengan Matriks ... 31 Gambar 2.5 Papan Operasi Matriks Perkalian Matriks dengan Matriks ... 34


(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.6 SK, KD, dan Indikator Materi ... 41

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes (Games) ... 53

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tanggapan Siswa ... 55

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 56

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 57

Tabel 3.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP ... 60

Tabel 3.6 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 64

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Wawancara ... 67

Tabel 3.8 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 72

Tabel 3.9 Interpretasi Reliabilitas ... 74

Tabel 3.10 Kriteria Keterlaksanaan RPP ... 75

Tabel 3.11 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 76

Tabel 3.12 Kategori Aktivitas Belajar Siswa ... 76

Tabel 3.13 Kategori Aktivitas Belajar Seluruh Siswa ... 77

Tabel 3.14 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Secara Kuantitatif ... 78

Tabel 3.15 Kriteria Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 78

Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Secara Kualitatif ... 78

Tabel 3.17 Kriteria Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 78

Tabel 3.18 Konversi Skor Kategori Tanggapan Siswa ... 80

Tabel 3.19 Kriteria Tanggapan Siswa ... 80


(22)

xix

Tabel 4.1 Daftar Nilai Games(Tes Hasil Belajar) ... 86 Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 89 Tabel 4.3 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP ... 90 Tabel 4.4 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 93 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 95 Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 96 Tabel 4.7 Persentase Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 97 Tabel 4.8 Persentase Aktivitas Seluruh Siswa Pertemuan Pertama ... 97 Tabel 4.9 Persentase Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 98 Tabel 4.10 Persentase Aktivitas Seluruh Siswa Pertemuan Kedua ... 98 Tabel 4.11 Daftar Kelompok Belajar Kelas X AP ... 101 Tabel 4.12 Daftar Kelompok Belajar Kelas X AK ... 102 Tabel 4.13 Daftar Kelompok Games Kelas X AP ... 104 Tabel 4.14 Daftar Kelompok Games Kelas X AK ... 104 Tabel 4.15 Lembar Penskoran Games Kelas X AP ... 109 Tabel 4.16 Lembar Penskoran Games Kelas X AK ... 110 Tabel 4.17 Lembar Penskoran Tournaments Kelas X AP ... 112 Tabel 4.18 Lembar Penskoran Tournaments Kelas X AK ... 113 Tabel 4.19 Daftar Nilai Games(Tes Hasil Belajar) ... 114 Tabel 4.20 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Berkemampuan Tinggi ... 115 Tabel 4.21 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Berkemampuan Sedang ... 116 Tabel 4.22 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Berkemampuan Rendah ... 116 Tabel 4.23 Penilaian Hasil Belajar Siswa Tinggi Secara Kuantitatif ... 117


(23)

xx

Tabel 4.24 Hasil Belajar Seluruh Siswa Tinggi Secara Kuantitatif ... 117 Tabel 4.25 Penilaian Hasil Belajar Siswa Tinggi Secara Kualitatif ... 117 Tabel 4.26 Hasil Belajar Seluruh Siswa Tinggi Secara Kualitatif ... 117 Tabel 4.27 Penilaian Hasil Belajar Siswa Sedang Secara Kuantitatif ... 118 Tabel 4.28 Hasil Belajar Seluruh Siswa Sedang Secara Kuantitatif ... 118 Tabel 4.29 Penilaian Hasil Belajar Siswa Sedang Secara Kualitatif ... 119 Tabel 4.30 Hasil Belajar Seluruh Siswa Sedang Secara Kualitatif ... 119 Tabel 4.31 Penilaian Hasil Belajar Siswa Rendah Secara Kuantitatif ... 120 Tabel 4.32 Hasil Belajar Seluruh Siswa Rendah Secara Kuantitatif ... 120 Tabel 4.33 Penilaian Hasil Belajar Siswa Rendah Secara Kualitatif ... 120 Tabel 4.34 Hasil Belajar Seluruh Siswa Rendah Secara Kualitatif ... 120 Tabel 4.35 Ketuntasan Belajar Seluruh Siswa ... 122 Tabel 4.36 Data Tanggapan Siswa ... 123 Tabel 4.37 Analisis Persentase Tanggapan Siswa ... 124 Tabel 4.38 Analisis Persentase Kriteria Tanggapan Siswa ... 125 Tabel 4.39 Analisis Persentase Tanggapan Seluruh Siswa ... 125 Tabel 4.40 Daftar Nama Siswa yang Diwawancarai ... 126


(24)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN 1 : SURAT PELAKSANAAN PENELITIAN

a. Surat Ijin Observasi dan Penelitian Dari Kampus ... 147 b. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 148

LAMPIRAN 2 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) a. Validasi Pakar Lembar RPP ... 150 b. Lembar RPP ... 154 c. Validasi Pakar Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP ... 173 d. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP ... 176 e. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP ... 177 f. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP Observer ... 184

LAMPIRAN 3 : MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN ALAT PERAGA

a. Validasi Pakar Lembar Pengamatan Keterlaksanaan TGT ... 205 b. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterlaksanaan TGT ... 211 c. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan TGT ... 212 d. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan TGT Observer ... 214


(25)

xxii

LAMPIRAN 4 : AKTIVITAS BELAJAR SISWA

a. Validasi Pakar Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 221 b. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 227 c. Data Hasil Perhitungan Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 231 d. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Observer ... 238

LAMPIRAN 5 : KUESIONER TANGGAPAN SISWA

a. Validasi Pakar Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa ... 243 b. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa ... 247 c. Data Perhitungan Pengisian Kuesioner Siswa ... 249 d. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa Dari Beberapa Siswa ... 251

LAMPIRAN 6 : PRESENTASI KELAS DAN BELAJAR KELOMPOK

a. Validasi Pakar Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 261 b. Kisi-Kisi LKS ... 264 c. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 267 d. Kunci Jawaban LKS ... 269 e. Dokumentasi Kegiatan Presentasi dan Belajar Kelompok X AP ... 281 f. Dokumentasi Kegiatan Presentasi dan Belajar Kelompok X AK ... 287

LAMPIRAN 7 : GAMES (TES HASIL BELAJAR SISWA)

a. Validasi Pakar Soal Games ... 291 b. Kisi-Kisi Soal Games ... 295


(26)

xxiii

c. Soal Games ... 297 d. Kunci Jawaban Soal Games ... 298 e. Pedoman Penskoran Games ... 307 f. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Pearson... 308 g. Uji Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Soal Games... 309 h. Dokumentasi Games Kelas X AP ... 317 i. Dokumentasi Games Kelas X AK ... 318

LAMPIRAN 8 : TOURNAMENTS

a. Validasi Pakar Soal Tournaments ... 320 b. Kisi-Kisi Soal Tournaments ... 322 c. Soal Tournaments ... 324 d. Kunci Jawaban Soal Tournaments ... 325 e. Pedoman Penskoran Tournaments ... 334 f. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Pearson... 335 g. Uji Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Soal Tournaments... 336 h. Dokumentasi Tournaments Kelas X AP ... 341 i. Dokumentasi Tournaments Kelas X AK ... 342

LAMPIRAN 9 : TRANSKIP WAWANCARA

a. Lembar Wawancara ... 344 b. Transkip Wawancara Siswa 21 ... 345 c. Transkip Wawancara Siswa 20 ... 348


(27)

xxiv

d. Transkip Wawancara Siswa 10 ... 351 e. Transkip Wawancara Siswa 12 ... 354 f. Transkip Wawancara Siswa 8 ... 357 g. Transkip Wawancara Siswa 26 ... 360

LAMPIRAN 10

a. Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi ... 356 b. Daftar Nama Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran ... 357


(28)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman globalisasi ini, matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai peran penting dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika membangun daya pikir manusia untuk berpikir sistematis, kreatif, dan inovatif dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Melihat begitu penting peran matematika bagi kehidupan manusia, maka matematika dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Perguruan Tinggi (PT), yang masing-masing memiliki visi, misi, dan tujuan yang spesifik.

Pelajaran matematika di SMK termasuk dalam program adaptif. Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.


(29)

2

Namun, dalam hal ini tidak jarang beberapa peserta didik merasa bahwa matematika adalah salah satu pelajaran yang terkesan sulit, membosankan, dan menakutkan. Anggapan tersebut yang mengakibatkan turunnya minat peserta didik dalam mempelajari matematika sehingga berdampak pada aktivitas peserta didik di kelas yang kurang aktif dan produktif serta berujung pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan.

Pengalaman peneliti selama PPL di sekolah, sebagian besar proses pembelajaran matematika saat ini masih menggunakan model konvensional, dimana semua aktivitas di kelas berpusat pada guru atau didominasi oleh guru dimana guru lebih memposisikan diri sebagai pusat pengetahuan sedangkan peserta didik hanya duduk, diam, dengar, dan mencatat apa yang diberikan oleh guru. Sehingga peserta didik cenderung pasif dan tidak produktif dan akhirnya akan berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Dengan demikian diperlukan adanya kreativitas untuk menunjang aktivitas peserta didik yang lebih aktif dan produktif di kelas. Salah satunya adalah dari sektor guru dimana guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan aktif untuk membantu peserta didik dalam menanamkan konsep dan prinsip-prinsip suatu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika.

Kreativitas ini dapat berupa pemilihan model pembelajaran dan menciptakan skenario agar menarik peserta didik untuk lebih aktif dan produktif. Solusi yang banyak digunakan dan diteliti saat ini adalah pembelajaran aktif, artinya peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Chairani (2007:2), belajar aktif adalah belajar dimana siswa lebih


(30)

berperan aktif sehingga siswa dalam belajar jauh lebih dominan daripada kegiatan guru. Adapun salah satu model pembelajaran aktif yang banyak digunakan dalam penelitian saat ini adalah pembelajaran kooperatif atau cooperative learning.

Banyak tipe pembelajaran yang dikembangkan pada pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran tipe TGT inilah yang dipilih dalam penelitian ini, karena ciri khasnya yang memiliki tahap permainan (games) dan tournaments. Pembelajaran kooperatif TGT ini dengan cara mengelompokkan peserta didik heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games). Menurut Asma (2006: 54) model TGT adalah suatu model pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa pindah ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan guru. Sebagai ganti tes tertulis siswa akan bertemu di meja games dan tournaments.

Di samping guru memilih model pembelajaran dan menciptakan skenario yang tepat untuk peserta didik, guru pun diharapkan untuk kreatif dalam memilih media penunjang lainnya yang mendukung kegiatan pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah penggunaan alat peraga. Alasan yang mendasar


(31)

4

mengapa peserta didik kurang memahami dan menguasai konsep-konsep yang diajarkan oleh guru adalah karena guru hanya memberikan pembelajaran yang abstrak tanpa menggunakan alat peraga melalui permainan edukatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat peserta didik kesulitan untuk membayangkan dan memahaminya.

Penggunaan alat peraga yang bersifat kontekstual, edukatif, dan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik peserta didik untuk aktif dan produktif, sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik yang memuaskan. Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajaran (Djoko Iswadji, 2003).

Dari uraian di atas, peneliti ingin melihat bagaimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah matriks pada sub bab operasi pada matriks. Konsep operasi pada matriks ini sering diujikan pada saat tes potensi akademik masuk perguruan tinggi atau masuk dunia usaha. Melalui pemanfaatan alat peraga, siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep operasi pada matriks.

Adapun sekolah yang dipilih oleh peneliti yaitu SMK Sanjaya Pakem yang merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang di dalamnya mempunyai


(32)

jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Pemasaran Manajemen. Dalam penelitian ini, peneliti memilih siswa-siswa jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran. Peneliti melihat di tingkat SMK terutama jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran, materi operasi pada matriks ini sangat membantu siswa dalam membuat analisis masalah ekonomi yang memuat bermacam-macam peubah, mempermudah analisis input-output baik dalam bidang ekonomi, manajemen, kependidikan dan bidang lainnya.

Pengalaman peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama dua setengah bulan di SMK Sanjaya, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran matematika berlangsung dengan model diskusi kelompok tetapi pembagian kelompok tidak seimbang. Pembagian kelompok diskusi yang tidak seimbang, dimaksudkan bahwa sesama siswa yang memiliki kemampuan yang sama berkumpul dalam satu kelompok. Kondisi ini mengakibatkan anggota pada tiap kelompok tidak dapat saling bertukar pendapat, tidak bisa saling menjadi tutor teman sejawat, dan tidak dapat berkembang pemikirannya karena tingkat kemampuan anggotanya sama dan menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap kelompok yang tingkat kemampuannya tinggi ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal ini berakibat pula terhadap hasil belajar siswa, berhubung materi operasi pada matriks telah diajarkan dan diuji oleh gurunya dan hasilnya masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu; 73.

Lingkungan sekolah dan kondisi kelas mendukung dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif karena letaknya yang jauh dari kawasan ramai.


(33)

6

Ketersediaan sarana prasarana sekolah yang cukup memadai, seperti perpustakaan, ruang kelas, lab kerja, papan tulis (white board), projector, meja dan kursi untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Namun, sekolah ini belum pernah menggunakan alat peraga dalam menunjang pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan sekolah tidak memiliki alat peraga matematika.

Selama proses pembelajaran berlangsung, terdapat beberapa siswa yang tidur di kelas, melamun, sibuk main handphone, dan mengobrol dengan teman, sehingga ketika guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa tidak dapat menjawabnya dan terlihat kebingungan. Hal ini mengakibatkan kondisi pembelajaran di kelas menjadi pasif dan waktu yang digunakan selama dua jam pertemuan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Siswa di sekolah ini pun cenderung meminta kepada guru untuk mengadakan permainan sebagai selingan dalam pembelajaran. Namun, guru terkadang menolaknya karena alasan waktunya tidak cukup dan memilih untuk melanjutkan materi.

Pemilihan materi pokok ini didasarkan pada pertimbangan bahwa materi ini adalah materi yang sudah dipelajari siswa kelas X di SMK Sanjaya Pakem pada semester genap, dan berdasarkan diskusi dengan guru matematika kelas X di sekolah ini, dari tahun ke tahun masih banyak siswa yang kesulitan memahami materi ini.


(34)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pembagian anggota dalam kelompok diskusi yang belum seimbang (heterogen) mengakibatkan diskusi menjadi pasif dan waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

2. Selama proses pembelajaran peserta didik cenderung untuk tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas dan belum berani untuk bertanya terkait konsep-konsep yang belum dipahami.

3. Dari daftar nilai hasil tes untuk materi operasi pada matriks telah ada terlihat masih banyak peserta didik yang belum memenuhi standar KKM, dimana standar KKM untuk mata pelajaran matematika kelas X di SMK Sanjaya adalah 73.

C. Pembatasan Masalah

Adapun keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya maka berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem, sebagai berikut:

1. Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah matriks, pada sub bab operasi pada matriks dengan model games dan tournaments.


(35)

8

2. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas X Akuntansi dan Administrasi Perkantoran SMK Sanjaya Pakem pada tahun ajaran 2016/2017.

3. Penelitian ini hanya akan membahas seperti apa aktivitas seluruh siswa dan hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)” pada pokok bahasan operasi pada matriks.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)” pada pokok bahasan operasi pada matriks?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)” pada pokok bahasan operasi pada matriks?


(36)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Pada penelitian ini, aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang mengarah pada proses belajar atau dengan kata lain aktivitas belajar siswa seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain.

2. Hasil Belajar Siswa

Pada penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas dan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga. Pada penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud hanya dalam ranah kognitif, artinya nilai atau skor siswa saat tes/ latihan dan pada saat menjawab soal-soal yang diajukan guru. 3. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan hasil dari perubahan mental dalam diri siswa yang meliputi perubahan kognitif yaitu siswa bisa menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan matematika, afektif ditandai dengan perubahan sikap toleransi dengan sesama teman, dan tingkah laku yang ditandai dengan perubahan perilaku sopan santun dengan sesama teman maupun guru.


(37)

10

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

5. Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang dimaksud adalah dimana siswa belajar dalam kelompok (teams), memainkan permainan (games) akademis mewakili kelompoknya untuk menjalankan pertandingan (tournaments) dengan kelompok lain.

6. Alat Peraga

Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai salah satu media pembelajaran berupa suatu benda konkret yang digunakan untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep dalam pembelajaran.

7. Papan Operasi Matriks (POM)

Papan operasi matriks (POM) adalah salah satu alat peraga dalam pembelajaran matematika khususnya materi operasi pada matriks.

8. Operasi Pada Matriks

Matriks adalah suatu susunan elemen-elemen atau entri-entri yang berbentuk persegipanjang yang diatur dalam baris dan kolom. Operasi pada matriks terdiri dari; operasi penjumlahan dan pengurangan matriks, perkalian matriks dengan skalar, dan perkalian matriks dengan matriks.


(38)

Berdasarkan penjelasan istilah-istilah (batasan istilah) di atas, maka yang dimaksudkan dengan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga tahun ajaran 2016/2017, akan membahas tentang bagaimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran tipe TGT berbantuan alat peraga. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga diharapkan siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem lebih tertarik dan memahami konsep-konsep, aktif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran matematika. Siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep matematika dengan menggunakan sesuatu yang konkret seperti alat peraga, dan proses pembelajaran tidak membosankan karena memiliki unsur games atau permainan dan tournaments yang merupakan wujud dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Dalam penelitian ini, aktivitas belajar siswa dilihat dari lembar observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dilihat dari hasil penskoran games. Sedangkan, instrumen pendukung lainnya dalam penelitian ini, meliputi : lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran, wawancara dan kuesioner/ angket selama proses pembelajaran matematika pokok bahasan operasi pada matriks.


(39)

12

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di atas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)” pada pokok bahasan operasi pada matriks.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)” pada pokok bahasan operasi pada matriks.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Siswa

a. Penelitian ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam pemahaman konsep materi operasi pada matriks melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memanfaatkan alat peraga “Papan Operasi Matriks (POM)”.


(40)

b. Penelitian ini diharapkan dapat melihat bagaimana aktivitas belajar siswa yang ditinjau dari keaktifan, kerjasama, komunikasi, keterampilan berpikir siswa.

c. Penelitian ini diharapkan dapat melihat bagaimana hasil belajar siswa yang ditinjau dari skor jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru selama permainan (games) dalam memahami konsep operasi pada matriks.

2. Bagi Guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang tepat, sehingga guru dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk mengetahui strategi pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, contohnya model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang mampu meningkatkan tingkat pemahaman konsep matematika siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan sumbangan pemikiran alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum ditinjau dari peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungannya dengan menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.


(41)

14

4. Bagi Peneliti

a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan memanfaatkan alat peraga.

b. Peneliti sebagai calon guru pelajaran matematika, penelitian ini merupakan langkah awal peneliti untuk menciptakan ide-ide pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.

c. Peneliti dapat menyumbangkan dan memperluas pengetahuan yang diperoleh selama kuliah yang dapat digunakan secara nyata untuk diterapkan pada masyarakat atau lingkungan.

5. Bagi Fakultas

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah atau referensi penelitian bagi fakultas dan meningkatkan kreatifitas baru penelitian lain untuk mengembangkan penelitian yang sejenis.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu :

1. Bab I memuat latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, identifikasi masalah, pembatasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(42)

2. Bab II memuat landasan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku dan internet dan kerangka berpikir. Dalam landasan teori terdiri dari pengertian aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, hasil belajar matematika, model pembelajaran kooperatif, tipe pembelajaran teams games tournaments (TGT), alat peraga, papan operasi matriks (POM), dan uraian materi.

3. Bab III memuat jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, perumusan variabel-variabel penelitian, bentuk data, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

4. Bab IV memuat profil sekolah, persiapan penelitian, pelaksanaan, analisis data, dan pembahasan penelitian, dan hambatan pada saat melakukan penelitian.


(43)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Aktivitas Belajar Siswa

Proses pembelajaran tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik. Komunikasi yang lancar antar keduanya akan membuat pembelajaran lebih efektif. Salah satu hal yang berpengaruh pada proses pembelajaran adalah aktivitas belajar peserta didik. Aktivitas belajar peserta didik adalah aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental (Sardiman, 2005:96). Menurut Nasution (2000:89), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani ataupun rohani.

Diedrich (Nasution, 2000:91) membuat suatu daftar yang berisi tentang macam kegiatan peserta didik yang dapat dogolongkan sebagai berikut:

a. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya : membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, musik, pidato.


(44)

d. Writing Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

e. Drawing Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola.

f. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain.

g. Mental Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: menggali, mengingat, memecahkan soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional Activities, yang termasuk di dalamnya seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Nana Sudjana, 2010:22). Hasil belajar merupakan output dari kegiatan belajar dan memiliki peranan yang sangat penting.

Definisi lain mengenai hasil belajar yaitu perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja tetapi meliputi aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, menerapkan, menguraikan, merencanakan. Sedangkan afektif meliputi sikap menerima responding dan psikomotorik yang berupa keterampilan


(45)

18

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual (Sugiyanto:2009).

Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, dari hasil belajar dapat diketahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran salah satunya ditunjukkan dengan nilai tes untuk mata pelajaran pada satu pokok bahasan.

3. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai setelah seorang siswa melakukan kegiatan atau usaha belajar matematika yang dapat dinyatakan dengan nilai berupa skor sebagai tolak ukur kemampuan memahami materi selama proses pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Menurut Suyatno (2009:51), model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan


(46)

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010:37).

Dari kedua pendapat ahli di atas tentang pengertian model pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model yang menekankan adanya kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan suatu materi yang diberikan oleh guru.

b. Ciri model pembelajaran kooperatif

Rusman (2010:207) mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen kooperatif mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, (b) fungsi manajemen sebagai organisasi, (c) fungsi manajemen sebagai kontrol.


(47)

20

3) Kemauan untuk bekerjasama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.

4) Keterampilan bekerjasama

Kemampuan bekerjasama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok.

c. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Menurut Ibrahim (2000:6), ada enam fase model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta memotivasi siswa.

2) Guru menyajikan informasi kepada siswa.

3) Guru menginformasikan pengelompokkan kepada siswa. 4) Guru membimbing, memotivasi, serta memfasilitasi kerja

siswa dalam kelompok belajar.

5) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

6) Guru memberi penghargaan hasil belajar baik secara individu maupun kelompok.


(48)

5. Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Slavin (Narulita Yusron dkk, 2005:163) menjelaskan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sama dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), hanya saja TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu. Siswa-siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut:

a. Presentasi Kelas

Materi disampaikan seperti pengajaran langsung yang biasa guru lakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit atau komponen pembelajaran kooperatif TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis atau games. Skor kuis atau games tersebut menentukan skor tim mereka Slavin (Narulita Yusron dkk, 2005:143). b. Tim

Tim belajar yang dibentuk terdiri dari empat atau lima siswa sesuai kondisi kelas yang heterogen. Heterogen yang dimaksud adalah siswa-siswa yang berada pada satu tim terdiri dari siswa-siswa yang mewakili


(49)

22

seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa mereka benar-benar belajar dan lebih khusus lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk menghadapi turnamen dengan baik. Slavin (Narulita Yusron dkk, 2005:144)

c. Games

Hal yang terpenting dalam TGT adalah games. Games tersebut terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sesuai kemampuan siswa yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim (Slavin, dalam Narulita Yusron dkk, 2005:166). Games tersebut dimainkan oleh tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.

d. Tournaments

Pada tahap tournaments, pertama guru akan menunjukkan siswa yang memiliki skor tertinggi pada saat games untuk mewakili timnya maju ke tahap tournaments. Tiga siswa yang berprestasi tinggi ditempatkan pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Gambar di bawah ini mengilustrasikan hubungan antara tim yang heterogen dan meja yang homogen.


(50)

Bagan 2.1 Ilustrasi Turnamen pada TGT

Pada bagan di atas, diawali dengan pembentukan tim belajar yaitu; tim A, tim B, dan tim C. Tim belajar ini dibentuk secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, dan sebagainya disesuaikan dengan kondisi kelas. Tim A dikelompokkan ke dalam beberapa meja games secara homogen berdasarkan kemampuan yang terdiri dari meja A-1 untuk siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, meja A-2 untuk siswa-siswa yang berkemampuan sedang pertama, meja A-3 untuk siswa-siswa yang berkemampuan sedang kedua, dan meja A-4 untuk siswa-siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini, berlaku juga untuk tim B dan tim C. Masing-masing meja games terdiri dari 2-3 orang. Dalam setiap meja games, siswa-siswa akan berkompetisi mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya untuk mewakili mejanya dalam tournaments.


(51)

24

6. Alat Peraga

a. Pengertian alat peraga

Alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam Matematika (Djoko Iswadji, 2003:1). Menurut Estiningsih (1994), alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran.

b. Fungsi alat peraga

Alat peraga dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa. Oleh karena itu perlu mengetahui fungsi alat peraga sebagai berikut, menurut Sumardiyono (2010:5) setidaknya ada enam golongan alat peraga yaitu:

1) Models (memodelkan suatu konsep)

Alat peraga jenis model ini berfungsi untuk memvisualkan atau mengkonkretkan (physical) konsep matematika.

2) Bridge (menjembatani ke arah konsep)

Alat peraga ini bukan merupakan wujud konkret dari konsep matematika, tetapi merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh untuk memperjelas pengertian suatu konsep matematika. Fungsi ini menjadi sangat dominan bila mengingat bahwa kebanyakan


(52)

konsep-konsep matematika masih sangat abstrak bagi kebanyakan siswa.

3) Skills (mentrampilkan fakta, konsep, atau prinsip)

Alat peraga ini secara jelas dimaksudkan agar siswa lebih terampil dalam mengingat, memahami atau menggunakan konsep-konsep matematika. Jenis alat peraga ini biasanya berbentuk permainan ringan dan memiliki penyelesaian yang rutin (tetap). 4) Demonstration (mendemonstrasikan konsep, operasi, atau prinsip

matematika)

Alat peraga ini memperagakan konsep matematika sehingga dapat dilihat secara jelas (terdemonstrasi) karena suatu mekanisme teknis yang dapat dilihat (visible) atau dapat disentuh (touchable). Jadi, konsep matematikanya hanya “diperlihatkan” apa adanya. 5) Aplication (mengaplikasikan konsep)

Jenis alat peraga ini tidak secara langsung tampak berkaitan dengan suatu konsep, tetapi ia dibentuk dari konsep matematika tersebut. Jelasnya, alat peraga jenis ini tidak dimaksudkan untuk memperagakan suatu konsep tetapi sebagai contoh penerapan atau aplikasi suatu konsep matematika tersebut.

6) Sources (sumber untuk pemecahan masalah)

Alat peraga yang kita golongkan ke dalam jenis ini adalah alat peraga yang menyajikan suatu masalah yang tidak bersifat rutin atau teknis tetapi membutuhkan kemampuan problem-solving yang


(53)

26

bersifat penemuan (heuristik) dan penyelidikan (investigatif). Penyelesaian masalah yang disuguhkan dalam alat peraga tersebut tidak terkait dengan hanya satu konsep matematika atau satu keterampilan matematika saja, tetapi merupakan gabungan beberapa konsep, operasi atau prinsip. Hal ini bermanfaat untuk melatih kompetensi yang dimiliki siswa dan melatih keterampilan problem-solving.

7. Papan Operasi Matriks (POM)

POM (Papan Operasi Matriks) merupakan salah satu alat peraga matematika yang dapat digunakan untuk menemukan dan memahami konsep operasi pada matriks.


(54)

a. Kelebihan dan Kekurangan Papan Operasi Matriks (POM)

Berdasarkan alat peraga yang telah dibuat oleh peneliti, ada beberapa kelebihan dari alat peraga ini, di antaranya :

1) Alat peraga ini dapat digunakan berkali-kali.

2) Alat peraga ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep operasi pada suatu matriks dengan lebih menarik.

3) Proses pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Adapun kekurangan dari alat peraga ini, di antaranya :

1) Sulit untuk digunakan oleh penderita buta warna.

2) Untuk operasi penjumlahan dan pengurangan matriks serta operasi perkalian skalar dan matriks, alat peraga ini hanya dapat digunakan pada matriks berordo maksimal .

3) Untuk perkalian dua matriks, alat peraga ini hanya dapat digunakan pada matriks berordo maksimal .

b. Konsep Operasi Pada Matriks Berbantuan Alat Peraga “Papan Operasi Matriks (POM)”

1) Operasi penjumlahan dan pengurangan matriks

Misalkan matriks pertama adalah matriks A, matriks kedua adalah matriks B, matriks ketiga adalah matriks C, dan matriks keempat adalah matriks hasil, seperti pada gambar 2.3 di bawah ini:


(55)

28

Gambar 2.3 Papan Operasi Matriks (POM) Penjumlahan dan Pengurangan

a) Langkah pertama, berpedoman pada warna-warna matriks A. Pada matriks A, ada warna merah yang dijumlahkan dengan warna merah pada matriks B, sehingga hasil penjumlahan antara matriks A dan B adalah warna merah pada matriks hasil. (Berlaku juga untuk penjumlahan tiga buah matriks)

b) Lakukan untuk warna yang lainnya dengan langkah yang sama seperti pada langkah a)

c) Sehingga dari penjelasan tersebut, ditemukan konsep penjumlahan dan pengurangan dua matriks atau lebih, yaitu hasil penjumlahan dan pengurangan didapat dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan angka-angka yang berada pada kotak yang berwarna sama.

Contoh :

Diketahui :


(56)

Penyelesaian : a)


(57)

30

Langkah-Langkah:

 Angka di kotak merah pada matriks 1 dijumlahkan dengan angka di kotak merah pada matriks 2, sehingga hasilnya adalah angka di kotak merah pada matriks hasil.

 Angka di kotak kuning pada matriks 1 dijumlahkan dengan angka di kotak kuning pada matriks 2, sehingga hasilnya adalah angka di kotak kuning pada matriks hasil.


(58)

 dan seterusnya.

 Langkah ini berlaku juga untuk operasi pengurangan matriks.

Ini sama halnya dengan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks, bahwa kedua matriks bisa dikenakan operasi penjumlahan dan pengurangan jika kedua matriks mempunya ordo yang sama.

2) Operasi perkalian skalar dengan matriks

Untuk perkalian skalar, ada matriks berordo dan suatu skalar yang diwakili warna hijau lumut, seperti pada gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.4 Papan Operasi Matriks (POM) Perkalian Skalar dengan Matriks

a) Langkah pertama, kalikan skalar (angka pada kotak berwarna hijau lumut) pada kolom pertama baris pertama, dilanjutkan


(59)

32

dengan perkalian pada baris pertama kolom kedua dan seterusnya.

b) Setelah mendapatkan hasil dari perkaliannya, maka diperoleh perkalian skalar warna hijau lumut-merah dan seterusnya.

Contoh:

Diketahui : Hitunglah ! Penyelesaian :


(60)

Langkah-Langkah:

 Pada operasi perkalian skalar, dimulai dengan mengalikan angka di kotak berwarna hijau tua sebagai skalar dengan setiap angka pada matriks hasil.

 Angka pada kotak berwarna hijau tua yang merupakan skalar dikalikan dengan angka pada kotak berwarna merah pada matriks maka di dapat angka pada kotak berwarna merah-hijau tua pada matriks hasil.

 Angka pada kotak berwarna hijau tua yang merupakan skalar dikalikan dengan angka pada kotak berwarna kuning pada matriks maka di dapat angka pada kotak warna kuning-hijau tua pada matriks hasil.

 dan seterusnya.

Ini sama halnya dengan konsep perkalian skalar pada matriks, bahwa skalar akan dikalikan pada setiap elemen pada matriks.

3) Operasi perkalian matriks dengan matriks

Untuk perkalian matriks, ada dua matriks yaitu matriks A dan matriks B masing-masing berordo , seperti pada gambar 2.5 di bawah ini:


(61)

34

Gambar 2.5 Papan Operasi Matriks (POM) Perkalian Matriks dengan Matriks

Untuk melakukan pengoperasian perkalian menggunakan alat peraga ini, berpedoman pada matriks A.

a) Langkah pertama, dimulai dari baris pertama warna bagian atas, yaitu merah dan hijau pada matriks A.

b) Selanjutnya, kalikan warna merah pada matriks A dengan warna merah pada matriks B, dan kalikan warna hijau pada


(62)

matriks A dengan warna hijau pada matriks B, sehingga hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan yaitu merah ditambah hijau.


(63)

36

c) Langkah selanjutnya yaitu melanjutkan pengoperasian pada baris pertama warna bagian bawah pada matriks A, yaitu warna kuning dan biru.


(64)

e) Setelah selesai mengoperasikan pada baris pertama kolom A, dilanjutkan dengan mengoperasikan baris kedua matriks A. f) Untuk baris bawah/ kedua, pertama dilakukan pada warna

bagian bawah pada matriks A, yaitu warna hitam dan pink keunguan.


(65)

38

h) Setelah selesai pada warna bagian bawah baris kedua matriks A, dilanjutkan dengan warna bagian atas baris kedua pada matriks A.

i) Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah b), d), dan g).


(66)

j) Akan didapatkan matriks yang baru (matriks proses), lalu baris pertama kolom pertama dijumlahkan (merah+hijau), baris pertama kolom kedua juga dijumlahkan (kuning+biru) dan seterusnya.

k) Setelah dijumlahkan, maka hasil penjumlahan tersebutlah hasil dari perkalian antara matriks A dan matriks B (matriks hasil).

Contoh :

Diketahui : Hitunglah ! Penyelesaian :

Langkah-Langkah:

 Pada operasi perkalian matriks berordo sama, dimulai dari angka-angka di baris pertama matriks A dan warna bagian atasnya, yaitu warna merah dan hijau.


(67)

40

 Selanjutnya, kalikan warna merah pada matriks A dengan warna merah pada matriks B, dan kalikan warna hijau pada matriks A dengan warna hijau pada matriks B, sehingga hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan, yaitu merah ditambah hijau.

 Langkah selanjutnya yaitu melanjutkan pengoperasian pada baris pertama matriks A warna bagian bawah, yaitu warna kuning dan biru.

 Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti pada langkah ke-2.

 Setelah selesai mengoperasikan pada baris pertama matriks A, dilanjutkan dengan mengoperasikan baris kedua matriks A.

 Untuk baris kedua matriks A, pertama dilakukan pada warna bagian bawah, yaitu warna hitam dan ungu.  Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah

ke-2 dan ke-4.

 Setelah selesai pada warna bagian bawah baris kedua matriks A, dilanjutkan dengan warna bagian atas baris kedua pada matriks A.

 Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah ke-2, ke-4,dan ke-7.


(68)

 Pada matriks proses, baris pertama kolom pertama dijumlahkan (Merah+Hijau), baris pertama kolom kedua juga dijumlahkan (Kuning+ Biru) dan seterusnya.

 Setelah dijumlahkan, maka hasil penjumlahan tersebutlah hasil dari perkalian antara matriks

(Matriks Hasil).

Ini sama halnya dengan konsep perkalian pada matriks, bahwa kedua matriks bisa dikenakan operasi perkalian jika jumlah kolom pada matriks pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua

8. Operasi Pada Matriks

Operasi pada matriks meliputi; operasi penjumlahan dan pengurangan matriks, operasi perkalian skalar dengan matriks, dan operasi perkalian matriks dengan matriks.

Tabel 2.6 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Materi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

3. Memecahkan

masalah berkaitan dengan konsep matriks

3.2 Menyelesaikan operasi matriks

3.2.1 Memahami konsep penjumlahan dan pengurangan matriks berbantuan alat peraga 3.2.2 Memahami konsep

perkalian skalar dengan matriks berbantuan alat peraga


(69)

42

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

3.2.3 Memahami konsep perkalian matriks dengan matriks berbantuan alat peraga

Konsep operasi pada matriks

1) Operasi penjumlahan dan pengurangan matriks

Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila ordo kedua matriks tersebut sama. Hasil jumlah atau selisih didapat dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen yang seletak dari kedua matriks tersebut.

Contoh:

Diketahui :

Tentukan : a) b) Penyelesaian :

a)


(70)

2) Operasi perkalian skalar dengan matriks

Misalkan sebuah skalar dan A sebuah matriks, maka adalah sebuah matriks yang didapat dengan cara mengalikan setiap elemen (entri) matriks A dengan skalar .

Contoh:

Diketahui :

Tentukan : a) b) Penyelesaian :

a) b)

3) Operasi perkalian matriks dengan matriks

a) Dua buah matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom pada matriks pertama sama dengan banyaknya baris pada matriks kedua.

b) Dua matriks A dengan ordo dan matriks B dengan ordo , hasil kali antara A dan B adalah sebuah matriks yang berordo , didapat dengan cara mengalikan setiap elemen baris matriks A dengan elemen kolom matriks B. Contoh:

Diketahui :

Tentukan : a) b) Penyelesaian :


(71)

44

b)

c)

B. Kerangka Berpikir

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar adalah faktor dari luar (eksternal), yaitu; faktor dari guru dalam memilih model. Keberhasilan dalam proses belajar yang dimaksudkan adalah adanya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga mempermudah siswa dalam memahami konsep yang diajarkan dan mendorong partisipasi dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pendekatan pembelajaran kelompok yang anggota kelompoknya heterogen untuk saling bekerjasama dan saling membantu dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Di sisi lain, tipe Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang memiliki lima tahapan, yaitu; presentasi


(72)

kelas, belajar kelompok (teams), permainan (games), tournaments, dan penghargaan.

Selain model pembelajaran yang menjadi hal utama dalam keberhasilan proses pembelajaran, hal lainnya adalah bagaimana guru memilih media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin (Sadiman,2008:7). Salah satu media pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah alat peraga.


(73)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data dan metode analisisnya, jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif -kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Dikatakan penelitian kuantitatif karena jenis data yang diperoleh adalah bilangan dan uraian. Jenis data yang berupa bilangan diperoleh dari hasil belajar siswa dan aktivitas siswa yang didukung dengan pengamatan. Dikatakan pula penelitian kualitatif karena dalam hal ini peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau interview untuk menyajikan respon-respon dan perilaku atau aktivitas subjek.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga di kelas X SMK Sanjaya Pakem pada pokok bahasan operasi pada matriks.


(74)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian ini, antara lain : 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan April 2017.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi dan X Administrasi Perkantoran SMK Sanjaya Pakem.

D. Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Aktivitas siswa kelas X Akuntansi dan X Administrasi Perkantoran SMK Sanjaya Pakem.

2. Hasil belajar siswa kelas X Akuntansi dan X Administrasi Perkantoran SMK Sanjaya Pakem.

E. Perumusan Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh


(75)

48

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu;

1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)

Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga.

2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables)

Menurut Sugiyono (2011:61) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga tahun ajaran 2016/ 2017.

F. Bentuk Data

1. Data aktivitas siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dengan mengisi lembar observasi yang diisi oleh tiga orang observer. Lembar observasi ini berisi jenis aktivitas siswa terhadap pembelajaran TGT. Observer menulis seberapa sering siswa melakukan setiap aktivitas tersebut.


(76)

Setiap jenis aktivitas yang diisi oleh observer akan dikonversikan skornya lalu diakumulasi untuk mendapatkan skor total dan kualifikasinya.

Untuk memperkuat aktivitas belajar siswa yang didapat melalui lembar observasi, akan dilakukan wawancara terhadap siswa dan pengisian angket/ kuesioner oleh siswa. Wawancara dan angket dimaksudkan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa yang menyatakan kecenderungan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran TGT berbantuan alat peraga.

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa didapat melalui jawaban atau respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan pada saat games setelah siswa mengikuti pembelajaran TGT berbantuan alat peraga. Soal yang diberikan berbeda-beda untuk setiap kemampuan siswa, yaitu: kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jawaban siswa kemudian diberikan skor yang sesuai berdasarkan panduan skor yang telah dibuat oleh peneliti. Skor dari tiap item pertanyaan kemudian diakumulasi untuk melihat skor total games. Kemudian skor total games digunakan sebagai acuan untuk menentukan hasil belajar siswa. 3. Data Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar

Keterlaksanaan proses belajar mengajar akan diukur berdasarkan 2 aspek yaitu keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran TGT berbantuan alat peraga. Data


(77)

50

keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran TGT didapat melalui pengisian lembar observasi oleh observer.

Pada lembar observasi, observer akan memilih kriteria “Ya” atau “Tidak” yang menyatakan terlaksana atau tidaknya suatu aktivitas tertentu dalam pembelajaran. Selanjutnya setiap kriteria yang dipilih akan dikonversikan ke dalam skor yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dilakukan analisis terkait penentuan keterlaksanaan proses belajar mengajar.

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: tes (games), angket/ kuesioner, observasi, dan wawancara. Metode pengumpulan data secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes (Games)

Tes ini dilakukan pada saat games yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk selanjutnya direspon oleh siswa dalam bentuk jawaban dengan menggunakan alat peraga. Tes ini berguna untuk mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi operasi pada matriks.


(78)

b. Angket/ Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Suroyo Anwar, 2009:168). Penggunaan angket berguna untuk mengumpulkan data berupa respon atau tanggapan siswa yang menunjukkan kecenderungan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran TGT berbantuan alat peraga pada materi operasi pada matriks. Selain untuk mengukur aktivitas belajar siswa, pada penelitian ini angket juga digunakan untuk mengukur keterlaksanaan proses pembelajaran TGT berbantuan alat peraga untuk aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran TGT yang telah diikuti.

c. Observasi

Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut : “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran berupa keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan model pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran.


(79)

52

d. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir: 1988). Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan respon atau tanggapan siswa yang menyatakan kecenderungan aktivitas belajar siswa. 2. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam meliputi; instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. a. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun berdasarkan kurikulum KTSP dengan mempertimbangkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan prinsip-prinsip yang berlaku pada model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) beserta Lembar Kerja Siswa (LKS). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan untuk tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu menit per pertemuan. Komponen-komponen dalam RPP, antara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, media, alat dan


(1)

P : Ok, Selamat Siang, S26? S26 : Siang, Kak.

P : Bagaimana kabarnya?

S26 : Biasa aja Kak, hehe. Bercanda, baik dong, hehe. P : Bagaimana, sudah siap diwawancarai?

S26 : Siap Kak.

P : Ok, pertanyaan pertama. S26, senang gak sih belajar matematika? S26 : Gak senang.

P : Kok gak senang belajar matematika? S26 : Banyak hitung-hitungannya, susah.

P : Oh. Nah, kan pas pertemuan pertama kalian ada belajar kelompoknya kan?. Kalau dari S26 sendiri, senang gak belajar kelompok?

S26 : Belajar kelompok senang.

P : Selama belajar kelompok, S26 ada bantu ngejelasin materi kepada teman yang belum paham materi, gak?

S26 : Enggak. Malah saya yang banyak tanya, kak.

P : Oh, baiklah. Ok, kemarin pas pertemuan kedua, S26 sampai ke tournaments gak?

S26 : Enggak sampai.


(2)

S26 : Ya, lumayan senang. Tapi lebih senang yang biasa-biasa aja soalnya lebih senang ngedengerin aja.

P : S26 pada pertemuan pertama saat mbak ngejelasin materi, gimana cara menggunakan alat peraga “POM”, S26 benar-benar memperhatikan gak? S26 : Sedikit-sedikit Kak, soalnya banyak ngobrol sama teman, hehe.

P : Terus, kita kan menggunakan sistem games dan tournaments. Menurut S26, sistem games dan tournaments ini baik gak diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain matematika?

S26 : Baik, terutama di mata pelajaran bahasa inggris kesukaan saya, hehe. P : S26 selama games mengerjakan soalnya tepat waktu gak?

S26 : Enggak, pas waktu habis saya masih ngerjain.

P : Nah, kan ada penghargaannya. Menurut S26, adanya penghargaan ini, baik atau gak?

S26 : Baik, karena bisa memotivasi. Tapi, walaupun ada penghargaan tetap saya gak senang matematika, hehe.

P : S26 senang gak sih belajar materi operasi pada matriks menggunakan alat peraga “POM”?

S26 : Enggak, malah susah Kak P : Susahnya dimana?

S26 : Nempel-nempel angkanya.

P : Apakah dengan menggunakan alat peraga, S26 lebih memahami materi operasi pada matriks atau gak?


(3)

P : kalau gak menggunakan alat peraga pada pembelajaran sebelumnya yang menggunakan konsep-konsep, S26 memahami materi operasi pada matriks gak?

S26 : Sedikit-sedikit Kak.

P : Tetapi, S26 bisa menggunakan alat peraga “POM”? S26 : Bisa, tetapi

P : Apa yang menarik dari alat peraga “POM”? S26 : Warnanya Kak, hehe.


(4)

LAMPIRAN 10

Lampiran 10a : Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi


(5)

Nomor

Absen Nama Siswa

1 Aditya Dewi Wardani 2 Alvian Revado

3 Chandra Kusuma Wardhani 4 Christina Alphany Enggar L 5 Cicilia Ajeng Lestari

6 Krismanto

7 Laurensia Krissy Yuliawati 8 Maria Paskalia A. Mone 9 Marlinda Suryadini 10 Natalia Dwi Astuti 11 Paskaria Dini Pranastama 12 Renada Febianti

13 Valentina Febriyani W 14 Valentinus Femby C


(6)

Nomor

Absen Nama Siswa

1 Agatha Meylinda Novitasari 2 Agustina Winda Wahyundari 3 Catharina Apriliani

4 Christina Tri Yulianti 5 Dian Putri Simarmata 6 Dini Apriani

7 Enggelina Novita Nur Dewi K 8 Fransisca Dhita Lestari

9 Fransisca Ayu Puspitasari 10 Henry Melodio Silalahi 11 Irma Afiana

12 Jonathan Wahyu Dhanar S 13 Maria Margareta Uke 14 Tatang Riyanto

15 Veronika Vitri Handayani 16 Yoana Yola Septiawati Lampiran 10b


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0