Tingkat motivasi belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap penyusunan topik bimbingan belajar).

(1)

ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar) Arini Loysiana

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI tahun ajaran 2105/2016, dan untuk mengetahui indikasi capaian skor yang belum optimal supaya diusulkan bimbingan belajar yang sesuai untuk siswa tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk Skala Guttman yang terdiri dari dua aspek, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hasil koefisien reliabilitas penelitian ini adalah 0,720 dan termasuk dalam kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap yang berjumlah 50 orang. Teknik analisa data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat motivasi belajar berdasarkan kategorisasi Skala Guttman. Kategorisasi yang dikemukakan ada lima, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 (10%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi, 41 (82%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi, 3 (6%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang, 1 (2%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan analisis skor item terdapat 0 (0%) item yang tergolong item motivasi belajar sangat tinggi, 31 (62%) item yang tergolong item motivasi belajar tinggi, 3 (6%) item yang tergolong item motivasi belajar sedang, 0 (0%) item yang tergolong motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) item yang tergolong item motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis skor item-item kuesioner, peneliti menyusun dan mengumpulkan topik-topik bimbingan belajar untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Kata kunci: Motivasi Belajar, Topik-topik Bimbingan Belajar


(2)

ABSTRACT

The Level of the Motivation to Study for Students (The Descriptive on the Study of Primary School Students Maria Immaculata Cilacap Class VI The Academic Year 2015 / 2016 and Implications on the Preparation of the Topic of Guidance Study)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

This research aims to understand the level of learning motivation from Maria Immaculata Cilacap elementary school students class VI academic year 2105 / 2016 , and to know the indication the achievement of score that is not optimum to propose for a suitable learning guidance.

The kind of research is a descriptive quantitative research with survey method. An instrument data collection used in this research was the questionnaire in the form of Guttman Scales consisting of two aspects, namely intrinsic motivation and extrinsic motivation. The result of the coefficients reliability of this research is 0.720 and is included as a high category.The subjects of the study this are the students a must primary school mary immaculata for which consisted of 50 people.Technique data analysis used a categorization level the motivation to study based on the Guttman categorisation scale. The categorisation is divided into five categories, namely very low, low, enough, high, and was high.

Based on the research done, 5 (10%) students have the very high motivation to study, 41 ( 82%) students have the high motivation to study, 3 (6%) students have the enough motivation to study, 1 (2%) students have low the motivation to study, and 0 (0%) student has the very low motivation to study. Based on the analysis of the score items there are 0 (0%) items are categorized as very high, 31 (62%) items are categorized as high, 3 (6%) items belong to the items categorized as enough, 0 (0%) items classified as low motivation to study, and 0 (0%) items are categorized as very low. Based on the results of the analysis of the items of motivation the questionnaire, researchers develop and gather topics for learning guidance which increases the students learning motivation.


(3)

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Arini Loysiana NIM : 121114034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Arini Loysiana NIM : 121114034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN MOTTO

Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan jalan

kehidupan dan rejeki.

Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan

menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan.

Selalu jadi diri sendiri tanpa peduli apa yang orang lain

katakan dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun


(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Arin persembahkan bagi....

Tuhan Yesus Kristus

Sang

Juru S’lamat

yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan,

sumber kekuatan, ketenangan, dan kesetiaan dalam setiap alur

indah yang Arin jalani selama ini.

Para dosen dan staff Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta,

Orang tua tercinta,

Tante Wid, Tante Siska, Om Toro, Om Arya,

Segenap keluarga besar,

Adik tercinta,

Mas Apik Bhekti Nofanda,

Getta, Desi, Rani,

Andre, Nita, Maria, Dea, Galuh, Sinta, Hani, Nana, Zita,

serta sahabat-sahabat semua yang tetap mendukung Arin


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI tahun ajaran 2105/2016, dan untuk mengetahui indikasi capaian skor yang belum optimal supaya diusulkan bimbingan belajar yang sesuai untuk siswa tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk Skala Guttman yang terdiri dari dua aspek, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hasil koefisien reliabilitas penelitian ini adalah 0,720 dan termasuk dalam kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap yang berjumlah 50 orang. Teknik analisa data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat motivasi belajar berdasarkan kategorisasi Skala Guttman. Kategorisasi yang dikemukakan ada lima, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 (10%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi, 41 (82%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi, 3 (6%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang, 1 (2%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan analisis skor item terdapat 0 (0%) item yang tergolong item motivasi belajar sangat tinggi, 31 (62%) item yang tergolong item motivasi belajar tinggi, 3 (6%) item yang tergolong item motivasi belajar sedang, 0 (0%) item yang tergolong motivasi belajar rendah, dan 0 (0%) item yang tergolong item motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis skor item-item kuesioner, peneliti menyusun dan mengumpulkan topik-topik bimbingan belajar untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Kata kunci: Motivasi Belajar, Topik-topik Bimbingan Belajar


(12)

ix ABSTRACT

The Level of the Motivation to Study for Students (The Descriptive on the Study of Primary School Students Maria Immaculata Cilacap Class VI The Academic Year 2015 / 2016 and Implications on the Preparation of the Topic of Guidance Study)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

This research aims to understand the level of learning motivation from Maria Immaculata Cilacap elementary school students class VI academic year 2105 / 2016 , and to know the indication the achievement of score that is not optimum to propose for a suitable learning guidance.

The kind of research is a descriptive quantitative research with survey method. An instrument data collection used in this research was the questionnaire in the form of Guttman Scales consisting of two aspects, namely intrinsic motivation and extrinsic motivation. The result of the coefficients reliability of this research is 0.720 and is included as a high category.The subjects of the study this are the students a must primary school mary immaculata for which consisted of 50 people.Technique data analysis used a categorization level the motivation to study based on the Guttman categorisation scale. The categorisation is divided into five categories, namely very low, low, enough, high, and was high.

Based on the research done, 5 (10%) students have the very high motivation to study, 41 ( 82%) students have the high motivation to study, 3 (6%) students have the enough motivation to study, 1 (2%) students have low the motivation to study, and 0 (0%) student has the very low motivation to study. Based on the analysis of the score items there are 0 (0%) items are categorized as very high, 31 (62%) items are categorized as high, 3 (6%) items belong to the items categorized as enough, 0 (0%) items classified as low motivation to study, and 0 (0%) items are categorized as very low. Based on the results of the analysis of the items of motivation the questionnaire, researchers develop and gather topics for learning guidance which increases the students learning motivation.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga, Penelitian tugas akhir dengan judul “Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasi Terhadap Topik Bimbingan Belajar” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Selama Penelitian tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan saran, motivasi, dan petunjuk kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.

5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 6. Orang tua Arini Loysiana, yakni Bapak Suparman dan Ibu Rosmeini

Darmawati Elsherina Loysiana atas seluruh doa, kekuatan, perjuangan, dukungan, pendampingan, nasihat, serta penguatan yang diberikan kepada peneliti selama ini.


(14)

xi

7. Tante dan Om Peneliti, yakni Tante Wid, Tante Siska, Om Toro, Om Arya, atas kasih sayang, perhatian, dukungan, doa, semangat, dan keceriaan yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.

8. Adik Arin, yakni Adinda Arininta Loysiana atas semangat, doa, kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada peneliti.

9. Seluruh keluarga besar, atas seluruh doa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.

10.Mas Apik Bhekti Nofanda, yang selalu setia juga memberikan doa, dukungan, nasehat, refreshing, hingga skripsi ini selesai.

11.Getta dan Desi, atas motivasi kalian, kesetiaan kalian ketika peneliti mengerjakan skripsi.

12.Andriano Siwy, Dia Nita, Maria Septi Iriana, dan Rifandi Sudariyono, atas dukungan kepada peneliti.

13.C. Rahayu Kusuma Rani atas dukungan dan bantuan pada skripsi ini. 14.Dhea Enggar, Xaverin Galuh, dan Regina Shinta, atas dukungan kepada

peneliti.

15.Maria Zita, Bernadeth Dwi Atmi, Adriana Reni, atas dukungan dan doa kepada peneliti.

16.Seluruh teman dari angkatan 2012, atas seluruh doa, dukungan, semangat, pengalaman, dan kebersamaan yang diberikan kepada peneliti selama ini. 17.Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses


(15)

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar ... 7

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

2. Pentingnya Memiliki Motivasi Belajar ... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 13


(17)

xiv

5. Fungsi Motivasi Belajar ... 22

B. Perkembangan Kognitif dan Motivasi Anak Usia Sekolah Dasar ... 23

C. Bimbingan Belajar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian... 31

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 31

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

C. Usulan Topik Bimbingan Belajar ... 51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(18)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 33 Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Tingkat Motivasi Belajar ... 34 Tabel 3.3 Kriteria Guilford ... 37 Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria

Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 ... 41 Tabel 4.2 Hasil Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD

Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 ... 43 Tabel 4.3 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Sedang ... 45 Tabel 4.4 Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ... 52


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Histogram Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria

Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 ... 42 Grafik 4.2 Histogram Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Motivasi Belajar ... 59

Lampiran 2. Item Valid dan Tidak Valid ... 65

Lampiran 3. Tabulasi Data Kategorisasi ... 69


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan “motivasi”.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh dengan persoalan perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, dan keinginan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang


(22)

dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Motivasi dalam kegiatan belajar juga merupakan faktor yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa sehingga menjamin kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar juga bisa dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menumbuhkan motivasi belajar pada siswa itu bukanlah hal yang mudah, sebab sebagian dari mereka belum menyadari akan pentingnya motivasi belajar bagi diri sendiri.

Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan seseorang malas untuk belajar sehingga dapat menyebabkan seorang anak mendapat prestasi yang rendah. Ciri-ciri anak yang mempunyai motivasi yang rendah adalah malas belajar, malas mengerjakan tugas, tidak ada keinginan untuk mengetahui pelajaran, tidak peduli dengan nilainya, dan tidak ada rasa semangat di dalam kelas.

Seperti yang dijelaskan oleh Wali Kelas SD Maria Immaculata Cilacap Kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016 bahwa beberapa siswa kelas VI


(23)

memiliki prestasi yang rendah, nilai ulangan atau ujian dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), malas-malasan ketika mengikuti pelajaran di kelas, lebih memilih bermain gadget daripada belajar, dan tidak ada niat atau keinginan untuk belajar. Hal ini menjadi keprihatinan bagi guru karena para siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 nantinya akan menghadapi Ujian Nasional (UN) tetapi malah mereka masih menyepelekan pelajaran. Selain itu, motivasi belajar juga merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang dihararapkan dapat dicapai.

Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu menunjukkan adanya ciri-ciri motivasi belajar yang kurang baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti soal motivasi belajar siswa di SD Maria Immaculata Cilacap. Penelitian ini penting dilakukan di SD Maria Immaculata Cilacap karena belum pernah ada yang melakukan penelitian ini di sekolah tersebut, supaya topik-topik yang nantinya diberikan pada siswa dapat bermanfaat dengan baik sehingga siswa-siswi bisa memiliki motivasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya, dan untuk membantu para guru dalam menanggulangi permasalahan motivasi belajar di sekolah tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut:


(24)

1. Terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SD Maria Immaculata kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Masih ada siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yang belum menyadari pentingnya memiliki motivasi belajar.

3. Ada beberapa siswa yang mendapatkan prestasi rendah di SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut digolongkan berdasarkan nilai-nilai yang tertara di raport.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor-faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindaklanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak semua dapat ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi masalah yang termuat pada butir nomor 1, yaitu mengenai motivasi belajar siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:


(25)

1. Seberapa tinggi motivasi belajar siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 ?

2. Berdasarkan analisis butir motivasi belajar yang terindikasi rendah, topik bimbingan belajar apa yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut ?

E. Tujuan Penelitian

Setelah permasalahan dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada siswa kelas VI SD

Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2105/2016.

2. Untuk mengetahui topik bimbingan belajar apa yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut setelah dianalisis skor motivasi belajarnya.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dengan penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi konselor dalam menangani siswa yang tidak memiliki motivasi belajar.


(26)

2. Manfaat Praktis a. Bagi konselor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan konselor dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan motivasi belajarnya sehingga nantinya mereka mendapatkan hasil prestasi yang baik dari sebelumnya.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal imu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan peneliti serta menjadi pedoman ketika terjun langsung di lembaga pendidikan.

G. Batasan Istilah atau Definisi Operasional Variabel

1. Motivasi belajar merupakan hasrat atau keinginan yang mendorong seseorang untuk bertindak dan bergerak agar belajar lebih giat dan lebih semangat supaya bisa mendapatkan hasil prestasi belajar yang baik.

2. Bimbingan belajar merupakan suatu kegiatan bantuan belajar kepada siswa atau peserta didik yang bertujuan agar siswa mendapat prestasi belajar secara optimal.


(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas teori yang mendasari motivasi, belajar, motivasi belajar, pentingnya memiliki motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar, aspek-aspek motivasi belajar, fungsi motivasi belajar, tugas perkembangan anak, pengertian bimbingan belajar, tujuan bimbingan belajar, dan bimbingan belajar untuk menggugah motivasi belajar siswa.

A. Motivasi Belajar 1. Motivasi

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab jika seseorang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, ia tidak mungkin melakukan aktivitas belajar atau memiliki dorongan untuk belajar.

Sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasian kata motif dan motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Gerungan, 2008).


(28)

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2009).

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2014).

Tetapi pada dasarnya, motif dan motivasi itu berbeda. Motif menunjukkan suatu “dorongan” yang menggerakan seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi adalah perwujudan motif yang menjarah pada tingkah laku yang nyata.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2014) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut ada tiga hal penting yaitu:


(29)

a. Motivasi itu mengawali terjadinya energi pada setiap individu manusia.

b. Motivasi tersebut ditandai dengan munculnya rasa ”feeling” atau afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya suatu tujuan.

Motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas, yang diharapkan tercapai. Menurut Freud dalam Sardiman (2014) menyatakan motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, dan sebagainya). d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).


(30)

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diambil pengertian motivasi adalah suatu kekuatan dalam diri individu yang membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.

2. Belajar

Slameto (2003) mengungkapkan bahwa belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Oemar Hamalik (2005) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Hal senada juga diungkapkan Uno (2008) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian belajar yang sudah dipaparkan, maka dapat diambil pengertian bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.


(31)

3. Motivasi Belajar

Dari kedua pengertian motivasi dan juga belajar sesuai yang telah dipaparkan di atas, maka dapat digabungkan pengertian motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu yang membuat individu tersebut bergerak dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya dengan serangkaian kegiatan belajarnya, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar merupakan motivasi yang diberikan dalam kegiatan belajar pada anak, agar kegiatan belajar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan.

a. Pentingnya Memiliki Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut :

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Contohnya: setelah siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga bab


(32)

tersebut, apabila ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Contohnya: jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia akan berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.

3) Mengarahkan kegiatan belajar, contohnya: setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius, seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya.

4) Membesarkan semangat belajar, contohnya: seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada adik yang di biayai orang tua, maka ia akan berusaha agar cepat lulus.

5) Menyadarkan bahwa adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya ada istirahat atau bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa hingga dapat berhasil. Contohnya: setiap hari siswa di harapkan untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan temannya. Apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil memuaskan.


(33)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap siswa. Menurut Sardiman (2007) bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa adalah tingkat motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat, dan sifat pribadi. Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul pada diri siswa sehingga tercipta semangat belajar untuk melakukan aktivitas sehingga tercapai tujuan pemenuhan kebutuhannya.

Menurut Anni (2007) ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi, penguatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor yaitu:

1) Sikap

Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga akan membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksi secara lebih otomatis. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (guru-murid, orang tua-anak, dan sebagainya). Pengalaman


(34)

baru mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah atau sebaliknya. Sikap dapat membantu secra personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu dan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar.

2) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi.

3) Rangsangan

Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Stimulus yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara aktif terhadap stimulus tersebut. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Apabila siswa tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa tersebut. Proses pembelajaran dan materi


(35)

yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap siswa memilikii keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang mangakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan dan perhatiannya akan menurun. 4) Afeksi

Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional-kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi siswa tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mempu mendorong siswa untuk belajar keras. Integritas emosi dan berpikir siswa itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif.

5) Kompetensi

Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan


(36)

tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Dalam situasi pembelajaran, rasa kompetensi pada diri siswa itu akan timbul apabila menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi yang diperoleh telah memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila siswa mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.

6) Penguatan

Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Penggunaan peristiwa penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel penting di dalam perancangan pembelajaran.


(37)

Menurut Uno (2009:83) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik.

1) Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

2) Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan adanya motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

c. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan mereka. Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2008) :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam


(38)

kegiatan belajarnya. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

Penjelasan tersebut didukung oleh pendapat Djamarah (2011) yang mengungkapkan bahwa hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang


(39)

memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Siswa merasa senang dan memiliki rasa ingin tahu sehingga dia belajar. Siswa yang berminat dalam pelajaran akan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan rasa senang, sehingga siswa tersebut menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bukan hanya suatu kewajiban. Djamarah (2011) mengungkapkan motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya siswa yang memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa depannya. Selain itu siswa juga memiliki harapan yang tinggi agar cita-citanya dapat terwujud.

Sardiman (2014) mengatakan harapan dan cita-cita seorang siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami harapan dan cita-cita yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul keinginan untuk terus belajar. Dan perlu diketahui bahwa siswa yang


(40)

memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan dan tidak mungkin menjadi ahli.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”, dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.

Sardiman (2014) mengatakan bahwa apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang


(41)

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.

Dalam Sardiman (2014) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ilustrasi ini diambil dalam kasus dalam lingkup pelajaran Ilmu Bumi. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui


(42)

pengaruh lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar. Seperti salah satu contohnya yaitu siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat mereka belajar.

d. Fungsi Motivasi Belajar

Fungsi motivasi menurut Sardiman (2014) adalah sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Selain itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar


(43)

akan menunjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

B. Perkembangan Kognitif dan Motivasi Anak Usia Sekolah Dasar 1. Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD)

Siswa Sekolah Dasar (SD) adalah mereka yang berusia sekitar 6-13 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Tugas perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa Sekolah Dasar (SD) adalah:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.

d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.


(44)

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri. g. Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali

dianggap sebagai manusia yang serba tahu.

Yang termasuk dalam tingkat perkembangan siswa SD dalam hal motivasi belajar yaitu amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. Dan pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. Karena, dari dua hal tersebut terlihat bahwa siswa memiliki sebuah motivasi untuk belajar guna mendapatkan hasil prestasi yang baik di sekolah.

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar

Pada usia anak SD, daya pikir anak sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasian (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka), seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi.


(45)

Di samping itu, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana.

Kemampuan kognitif pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Di samping itu, untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Misalnya, yang berkaitan dengan materi pelajaran, tata tertib sekolah, pergaulan yang baik dengan teman sebaya atau orang lain dan sebagainya.

3. Kaitan Perkembangan Kognitif dan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi siswa untuk belajar dapat berasal dari bermacam-macam sumber. Motivasi yang timbul dari luar diri disebut motivasi ekstrinsik. Sedangkan motivasi yang timbul dari dalam diri disebut motivasi intrinsik. Peranan motivasi tersebut dapat berubah seiring tahap perkembangan siswa. Semakin siswa tersebut memiliki motivasi, semakin berkembang pula kognitif siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar.


(46)

C. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang bertujuan supaya mereka dapat memahami dirinya, lingkungannya, dan tugas-tugas perkembangannya. Sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat, dan lingkungan kerja yang akan dimasukinya kelak.

2. Pengertian Bimbingan Belajar

Menurut Prayitno (2004) bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sedangkan menurut Nurihsan (2003) bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.

Hal tersebut juga didukung oleh Syamsu Yusuf (2006) bahwa bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah-masalah belajar. Segala permasalahan yang berhubungan dengan belajar, cara mengatasi


(47)

permasalahan tersebut, maupun saran-saran yang dapat digunakan agar tidak mengalami kesulitan saat proses belajar mengajar berlangsung, termasuk dalam layanan bimbingan belajar.

Dari pengertian bimbingan dan bimbingan belajar menurut ahli diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) supaya dapat mengatasai masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. 3. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005) tujuan dari bimbingan belajar adalah:

a. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

b. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti

keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

d. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam pelajaran tertentu, dan berusaha


(48)

memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

4. Bimbingan Belajar untuk Menggugah Motivasi Belajar Siswa

Pada hakikatnya motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu, artinya tanpa motivasi seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu saja tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar. Begitu pentingnya motivasi belajar bagi seorang siswa, namun pada beberapa kasus di sekolah ada beberapa siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi belajar.

Dengan tidak adanya motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan mengakibatkan siswa tidak semangat dalam belajar yang berimbas pada hasil prestasi belajar yang tidak optimal. Seharusnya siswa bisa mendapatkan nilai 8, akan tetapi kerena tidak ada atau kurangnya motivasi belajar, maka siswa tersebut hanya mendapatkan nilai 6.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan layanan bimbingan belajar. Bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa supaya dapat mengatasai masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses


(49)

perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya.

Layanan bimbingan belajar dipilih karena dimaksudkan agar siswa menjadi tahu pentingnya memiliki motivasi belajar dan akhirnya siswa bisa meningkatkan motivasi belajarnya. Pengelolaan yang baik dari bimbingan belajar menjadi kunci strategis bagi terwujudnya kemandirian belajar siswa. Metode yang dipakai yaitu ceramah, diskusi, sharing, tanya jawab, dan penugasan. Materi kegiatan bersifat umum berkaitan dengan motivasi belajar yaitu pentingnya motivasi belajar, manfaat motivasi belajar, cara meningkatkan motivasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah RPL. Dan diakhir kegiatan dilakukan evaluasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk mengetahui keberhasilan bimbingan.


(50)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Penelitian kuantitatif menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013). Metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan angket (Sugiyono, 2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Maria Immaculata Cilacap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.


(51)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 50 siswa.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kemudian angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Dalam hal ini peneliti membuat pernyataan-pernyataan tertulis dan bentuknya angket untuk dijawab oleh responden. Dan bentuk angketnya adalah angket tertutup, yaitu angket yang soal-soalnya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki. Teknik angket digunakan untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar pada diri siswa.

Alternatif jawaban mengacu pada prinsip-prinsip Skala Guttman yang merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multidimensi. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar-salah,


(52)

ya-tidak, pernah–tidak pernah, setuju-tidak setuju. Item disini hanya item positif saja. Penentuan skor untuk jawaban benar, ya, pernah, setuju diberi skor 1 lalu untuk jawaban salah, tidak, tidak pernah, tidak setuju pun diberi skor 0. Subjek diminta memilih satu dari dua alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban.

2. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian gunakan adalah angket. Angket merupakan alat bantu berupa pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa. Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.1, dan kuesioner dari kisi-kisi instrumen pada lampiran 1.


(53)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Motivasi Intrinsik

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

1,3,4,6,17,24,25,31 8

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

2,5,9,13,16,27,30,32 8

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

7,10,14,19,33,34,35 7

Motivasi Ekstrinsik

4. Adanya

penghargaan dalam belajar

21,23,36,37,38 5

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

8,11,18,20,22,29,39 7

6. Adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik

12,15,26,28,40 5


(54)

Kemudian dimodifikasi, yang terdiri dari dua alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Subjek diminta memilih satu dari dua alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma skoring inventori motivasi belajar siswa terdapat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Norma Skoring Inventori Tingkat Motivasi Belajar Alternatif

Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah “data yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro, 2009).


(55)

Pengujian Validitas ini menggunakan pengujian validitas isi (Content Validity). Instrumen yang berbentuk teks, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan teknik pearson product moment.

Keterangan

r xy = Koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah subyek

X = Skor item tertentu yang diuji validitasnya

Y = Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji validitasnya Penentuan validitas dilakukan dengan memberikan skor pada setiap item dan menstabulasi data untuk melihat koefisien korelasi validitas item. Agar perhitungan lebih mudah dan cepat, data diolah dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17 untuk mengetahui koefisien korelasi skor masing-masing item dengan skor total instrumen sehingga dapat diketahui validitas instrumen. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item dengan ≥0,5 dan koefisien korelasi ≤0,5 (Sugiyono, 2010). Semua item yang mencakup koefisien korelasi ≥0,5, dinyatakan valid sedangkan item yang mencapai koefisien korelasi ≤0,5 dibuang atau diperbaiki. Hasil


(56)

perhitungan koefisien korelasi dengan jumlah 40 item, diperoleh 34 item yang valid dan 6 item yang gugur. Semua item yang gugur dibuang.

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Menurut (Azwar, 1999) reliabilitas mengacu kepada konsistens atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Dalam aplikasinya, koefisien reliabilitas dinyatakan dengan lambang rxx yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan koefisien perhitungan Skala Guttman. Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Penelitian Skala Guttman adalah penelitian yang ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu masalah yang ditanyakan, yaitu “Ya” dan “Tidak”, “Benar” dan “Salah”. Untuk pilihan jawaban “Ya” diberi skor 1, dan “Tidak” diberi skor 0. Apabila skor dikonversikan dalam prosentase, maka dapat dijabarkan untuk jawaban “Ya” skor 1=1x100% = 100%, dan “Tidak” skor 0=0x100% = 0% (Sugiyono,


(57)

1999). Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21.0 dan dengan teknik KR 20.

Kemudian untuk melihat hasil perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan kualifikasi reliabilitas dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995), seperti tampak pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup Tinggi

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yaitu 0,720. Berdasarkan tabel kriteria diatas, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas kuesioner motivasi belajar siswa SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,


(58)

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Penentuan skor item kuesioner

Penentuan dilakukan dengan cara memberika skor dari angka 0 dan 1 berdasarkan norma skoring yang berlaku. Selanjutnya memasukkannya kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.

2. Kategorisasi

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2007). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi Skala Guttman. Skala Guttman tidak saja terdiri dari satu interval yaitu 0-1, melainkan dapat dibagi dua, tiga, empat, atau lima interval. Perlu dicatat bahwa walaupun Skala Guttman diperkenankan sampai lima interval, namun untuk menyatakan ya atau tidak, batas nilai tetap berada pada nilai terendah adalah 0 dan


(59)

nilai tertinggi adalah 1. Maka bila hasil pengukuran dengan menggunakan Skala Guttman adalah X, nilai tersebut dapat ditulis secara matematis 0 ≤ X ≤ 1. Tabel interpretasi dapat diubah dari nilai nominal menjadi % dengan cara mengalikan 100%. (Suharsimi, Arikunto: 2002)


(60)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian mengenai tingkat motivasi belajar siswa SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan implikasi terhadap topik bimbingan belajar.

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini hanya ditujukan kepada siswa kelas VI A dan B Tahun Ajaran 2015/2016. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa. Responden dalam penelitian ini rata-rata memiliki karakteristik yang sedikit cuek dan menyepelekan pelajaran, padahal mereka akan menghadapi ujian nasional. Kemudian mereka juga memiliki karakteristik yang asik dengan dunia sosial media, karena masing-masing dari mereka rata-rata sudah memiliki gadget pribadi. Sehingga menjadikan pelajaran itu nomor dua setelah bermain gadget.

Setelah dilihat dari karakteristik yang ada, dapat disimpulkan mereka kurang memiliki motivasi belajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa tinggi/rendah tingkat motivasi belajar mereka.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 50 siswa kelas VI SD Maria Immaculata Tahun Ajaran 2015/2016, berikut akan dipaparkan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat motivasi belajar:


(61)

1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner tingkat motivasi belajar, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategori dan persentase Suharsimi, Arikunto (2002), yang dipaparkan pada tabel 4.1 dan grafik 4.1.

NILAI X (%) Interpretasi F Prosentase

0 Sangat Rendah 0 0%

1 – 33 Rendah 1 2%

34 – 66 Sedang 3 6%

67 – 99 Tinggi 41 82%

100 Sangat Tinggi 5 10%

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

Tahun Ajaran 2015/2016

Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan tingkat motivasi belajar kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tergambar pada grafik berikut ini:


(62)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Prosentase 0% 2% 6% 82% 10%

Grafik 4.1

Histogram Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

Tahun Ajaran 2015/2016 Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat rendah.

b. Terdapat 1 siswa (2%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah.

c. Terdapat 3 siswa (6%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sedang.

d. Terdapat 41 siswa (82%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi.


(63)

e. Terdapat 5 siswa (10%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat tinggi.

Jadi, siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki motivasi belajar dalam kategori sangat tinggi 10%, kategori tinggi 82%, kategori sedang 6%, kategori rendah 2%, dan kategori sangat rendah 0%.

2. Hasil Skor Item Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur atau tidak valid, maka analisis skor item motivasi belajar diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.2.

NILAI X (%) Interpretasi F Prosentase

0 Sangat Rendah 0 0%

1 – 33 Rendah 0 0%

34 – 66 Sedang 3 6%

67 – 99 Tinggi 31 62%

100 Sangat Tinggi 0 0%

Tabel 4.2

Hasil Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Kategorisasi skor item tingkat motivasi belajar kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tergambar pada grafik berikut ini:


(64)

Grafik 4.2

Histogram Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar sangat rendah. b. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar rendah. c. Terdapat 3 item (6%), yang tergolong item motivasi belajar sedang. d. Terdapat 31 item (62%), yang tergolong item motivasi belajar tinggi. e. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar sangat tinggi.

Jadi, item motivasi belajar yang tergolong dalam kategori sangat tinggi 0%, kategori tinggi 62%, kategori sedang 6%, kategori rendah 0%, dan kategori sangat rendah 0%.


(65)

Oleh karena itu, item yang teridentifikasi dalam kategori sedang digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Item yang tergolong dalam kategori sedang dipaparkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Sedang

No Aspek Indikator Pernyataan

1. Motivasi Intrinsik Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Saya memiliki keinginan untuk membaca ulang catatan pelajaran yang sudah saya buat.

Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung.

2. Motivasi Ekstrinsik Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Saya senang belajar dengan menggunakan video.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun


(66)

Ajaran 2015/2016 sudah memiliki motivasi belajar, namun belum berkembang secara optimal.

Siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki motivasi belajar. Faktor-faktor tingginya tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa aspek sebagaimana dipaparkan oleh (Uno, 2008) yaitu: pertama, adanya hasrat dan keinginan berhasil. Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya. Hal ini terlihat dari individu yang memiliki motif berprestasi tinggi, seperti: berusaha menyelesaikan tugasnya sampai tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaannya, dan mau bertanya pada guru atau teman apabila ada pelajaran yang belum dipahami.

Kedua, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Siswa yang berminat dalam pelajaran akan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan rasa senang, sehingga siswa tersebut menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bukan hanya suatu kewajiban. Djamarah (2011) mengungkapkan motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar. Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh seperti: siswa merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran, memiliki keinginan untuk membaca ulang catatan


(67)

pelajaran yang sudah dibuat, mau mempelajari materi yang belum diajarkan Guru di kelas, dan tetap belajar di rumah walaupun tidak disuruh orang tua.

Ketiga, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Hal ini terlihat dari individu yang memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa depannya, seperti: siswa rajin belajar karena ingin menjadi murid yang pandai di kelas, akan tetap belajar supaya mendapat nilai tertinggi di kelas, dan ingin memiliki banyak prestasi belajar. Tetapi, kenyataan di kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semua siswa memiliki usaha dan niat supaya harapan dan cita-cita mereka tercapai.

Keempat, adanya penghargaan dalam belajar. Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap perilaku atau hasil belajar yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar. Hal ini terlihat dari individu yang semangat belajar supaya mendapatkan suatu pujian dari orang lain, seperti: kebanggaan tersendiri jika teman-teman memberikan pujian karena mendapat nilai yang baik, dan bahagia ketika orang tua memberi ucapan selamat saat mendapat ranking di kelas. Kenyataan di kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semua siswa peduli terhadap pujian yang diberikan kepadanya. Mereka menganggap pujian tersebut adalah hal biasa, sehingga tidak berpengaruh terhadap motivasi belajarnya.


(68)

Kelima, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Hal ini terlihat dari suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai, seperti: siswa senang belajar kelompok dengan teman-temannya karena bisa saling bertukar pikiran dan informasi, dan senang belajar di luar kelas karena bisa mendapatkan hal-hal baru yang belum pernah ditemui. Kenyataan di kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semua siswa mau belajar berkelompok, karena mereka hanya bisa belajar sendiri tanpa ada orang lain.

Keenam, adanya lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar. Hal ini terlihat dari individu merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat mereka belajar, seperti: siswa nyaman mengikuti pelajaran di kelas karena ruangannya bersih, dapat belajar dengan baik dalam suasana yang tenang, dan nyaman belajar dalam ruangan yang sejuk.

Hasil penelitian ini rupanya berbeda dengan dugaan awal peneliti. Awalnya peneliti menduga jika siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki motivasi belajar yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas/wali kelas VI, informasi yang diperoleh adalah rendahnya keinginan siswa untuk belajar, menggampangkan pelajaran,


(69)

dan lebih asik dengan bermain gadget. Tetapi setelah peneliti melakukan penelitian, hasil yang diperoleh adalah para siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Penyebab perbedaan dugaan awal peneliti dengan hasil penelitian yaitu para siswa memiliki kecemasan apabila nantinya ada pihak guru atau orang tua yang mengetahui bahwa siswa tersebut tidak memiliki motivasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 sebenarnya sudah memiliki tingkat motivasi belajar yang baik, namun yang dimiliki siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum berkembang secara optimal. Hal tersebut dikarenakan siswa sedang berproses mengembangkan motivasi belajar yang ada didalam dirinya, seperti adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

2. Item-Item Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian butir item motivasi belajar pada siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Tahun Ajaran 2015/2016, terdapat 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 31 atau 62% item yang masuk dalam kategori tinggi, 3 atau 6% item yang masuk dalam kategori sedang, 0 atau 0% yang termasuk dalam kategori rendah, dan 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat rendah.

Item-item yang berada dalam kategori sedang dalam penelitian ini


(70)

pelajaran yang sudah saya buat”. Item yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki kebiasaan belajar yang baik. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki kemampuan untuk mengubah kegiatan belajarnya agar menjadi kebiasaan belajar yang baik.

Item kedua, “Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru

di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung”. Item yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki motivasi diri. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menganggap belajar merupakan hal yang penting.

Item ketiga, “Saya senang belajar dengan menggunakan video”. Item yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki gaya belajarnya masing-masing. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semuanya bisa menangkap pelajaran di kelas melalui video, karena setiap siswa memiliki caranya sendiri ketika mempelajari sesuatu.

Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong sedang mengindikasikan bahwa siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun


(71)

Ajaran 2015/2016 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali dalam hal antara lain: kebiasaan belajar yang baik (belajar efektif), motivasi diri, dan gaya belajar. Oleh karena itu, siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari wali kelas tentang motivasi belajar.

C. Usulan Program Bimbingan Belajar

Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk dalam kategori sedang dijadikan landasan dalam membuat usulan program bimbingan belajar pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016. Usulan bimbingan belajar tertuang dalam konsep bimbingan belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.4.


(72)

Tabel 4.4

Rincian Usulan Bimbingan Belajar

Berdasarkan Kategori Item Sedang Tentang Tingkat Motivasi Belajar Siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

Tahun Ajaran 2015/2016

No Item

Terendah Indikator Aspek Topik Tujuan Metode Pelaksana

1. Saya memiliki keinginan untuk membaca ulang catatan pelajaran yang sudah saya buat. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Motivasi Intrinsik Kebiasaan Belajar yang Baik Siswa mampu menerapkan kebiasaan belajar yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dinamika kelompok dengan mengunakan permainan, ceramah singkat, dan refleksi Wali kelas 2. Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Motivasi Intrinsik Minat Belajar Siswa dapat mengetahui manfaat belajar dan mampu memotivasi dirinya sendiri untuk belajar. Dinamika kelompok dengan permainan, ceramah singkat, dan refleksi. Wali Kelas 3. Saya senang belajar dengan menggunakan video. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Motivasi Ekstrinsik Belajar dengan Menggu-nakan Berbagai Sumber Media Siswa mampu mengetahui cara belajar dari berbagai sumber media yang ada. Dinamika kelompok, ceramah singkat, refleksi. Wali Kelas


(73)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan kategorisasi yang menunjukkan bahwa 82% siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2. Hasil pengujian item deskriptif motivasi belajar memperoleh beberapa item yang masuk dalam kategori sedang, yaitu: 1) Saya memiliki keinginan untuk membaca ulang catatan pelajaran yang sudah saya buat, 2) Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung, dan 3) Saya senang belajar dengan menggunakan video. Item-item yang diperoleh dari kategori sedang tersebut akan dijadikan topik bimbingan dari wali kelas untuk siswa supaya dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.


(1)

ASPEK 2

VAR00009 Keterangan

VAR00001 Pearson Correlation .052 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .720

N 50

VAR00002 Pearson Correlation .628 VALID

Sig. (2-tailed) .006

N 50

VAR00003 Pearson Correlation .359* VALID

Sig. (2-tailed) .010

N 50

VAR00004 Pearson Correlation .659** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00005 Pearson Correlation .643** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00006 Pearson Correlation .476** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00007 Pearson Correlation .679** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00008 Pearson Correlation .534** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

ASPEK 3

VAR00008 Keterangan

VAR00001 Pearson Correlation .609** VALID

Sig. (2-tailed) .000


(2)

VAR00002 Pearson Correlation .074 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .611

N 50

VAR00003 Pearson Correlation .671** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00004 Pearson Correlation .614** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00005 Pearson Correlation .105

Sig. (2-tailed) .466 TIDAK VALID

N 50

VAR00006 Pearson Correlation .526** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00007 Pearson Correlation .328* VALID

Sig. (2-tailed) .020

N 50

ASPEK 4

VAR00006 Keterangan

VAR00001 Pearson Correlation .096 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .508

N 50

VAR00002 Pearson Correlation .390** VALID

Sig. (2-tailed) .005

N 50

VAR00003 Pearson Correlation .772** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00004 Pearson Correlation .472** VALID


(3)

N 50

VAR00005 Pearson Correlation .831** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

ASPEK 5

VAR00008 Keterangan

VAR00001 Pearson Correlation .385**

Sig. (2-tailed) .006 VALID

N 50

VAR00002 Pearson Correlation .639** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00003 Pearson Correlation .695**

Sig. (2-tailed) .000 VALID

N 50

VAR00004 Pearson Correlation .444**

Sig. (2-tailed) .001 VALID

N 50

VAR00005 Pearson Correlation .626**

Sig. (2-tailed) .000 VALID

N 50

VAR00006 Pearson Correlation .592** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00007 Pearson Correlation .393** VALID

Sig. (2-tailed) .005

N 50

ASPEK 6

VAR00006 Keterangan

VAR00001 Pearson Correlation .685** VALID


(4)

N 50

VAR00002 Pearson Correlation .685** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00003 Pearson Correlation .595** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00004 Pearson Correlation .685** VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 50

VAR00005 Pearson Correlation .259 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .069

N 50

Reliability Statistics

KR 20 N of Items


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang

0 25 79

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Hubungan persepsi siswa terhadap disiplin guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam

6 30 101

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150